Disusun oleh:
Rizky Novita Wiyatama
22230019
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai
laporan guna memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan 1 Program Studi Diploma
D-III Radiologi Politeknik Kesehatan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta.
Nama : Rizky Novita Wiyatama
NIM : 22230019
Judul : TEKNIK PEMERIKSAAN CRURIS DENGAN INDIKASI
POST ORIF DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
HARAPAN MAGELANG
Mengetahui:
Dosen Pembimbing Clinical Instructure
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
“Teknik Pemeriksaan Cruris Dexra dengan indikasi Post ORIF di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang”.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek
Kerja Lapangan (PKL) I Semester III, Prodi D-III Teknik Radiologi Poltekkes
TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, yang bertempat di Instalasi Radiologi RS
Harapan Magelang. Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari
segala bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Putri pradita nuramalia M.tr.ID selaku supervisior kelompok 7 Rumah
Sakit Harapan Magelang
2. Nurul Eni. H, Bsc,S.Pd selaku kepala ruangan Instalasi Radiologi
RS Harapan Magelang
3. Seluruh Radiografer dan Staf Instalasi Radiologi Rumah Sakit Harapan
Magelang
4. Kedua orang tua saya yang sudah mendoakan sehingga pembuatan
laporan kasus ini berjalan denang baik
5. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam
pembuatan laporan kasus ini.
Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Oleh karena itu, saya membutuhkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca, guna memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Saya
juga berharap laporan kasus ini bermanfaat bagi saya maupun pembaca.
iii
TEKNIK PEMERIKSAAN CRURIS DEXTRA L ATERAL CROSS TABLE
DENGAN INDIKASI POST ORIF (OPEN REDUCTION AND INTERNAL
FIXATION) DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT HARAPAN
MAGELANG
Oleh:
Rizky Novita Wiyatama¹, Putri Pradita Nuramalia M.tr.ID ², Nurul Eni. H,
BSc,S.Pd³
ABSTRAK
Latar Belakang: Cruris merupakan suatu tulang panjang, maka kasus yang
sering terjadi di cruris adalah fraktur. Post ORIF adalah suatu jenis operasi untuk
pemasangan fiksasi internal untuk mempertahankan posisi yang tepat pada
fragmen fraktur. Teknik pemeriksaan Cruris pada Indikasi Post ORIF biasa
dilakukan dengan dua proyeksi yaitu AP dan Lateral.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur
pemeriksaan radiografi Cruris dengan kasus Post ORIF di Instalasi Radiologi RS
Harapan Magelang, dan mengetahui alasan pemeriksaan Cruris dengan kasus
Post ORIF menggunakan proyeksi Lateral Cross Table, sertaapakah proyeksi
yang digunakan mampu menegakkan diagnosa pad Post ORIF.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini adalah kualitatif pendekatan studi
kasus, yang disusun dalam bentuk deskriptif. Data yang diambil pada bulan
Oktober hingga November 2023 melalui observasi dan dokumentasi. Analisis
dilakukan dengan membandingkan kondisi lapangan dengan teori yang ada
literature Merill’s Atlas Of Radiographic Position and radiologic Procedure.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Teknik Pemeriksaan
Cruris dengan indikasi Post ORIF di Instalasi Radiologi RS Harapan Magelang
menggunakan proyeksi AP dan Lateral, digunakan proyeksi tambahan seperti
proyeksi Lateral Cross Table untuk pasien non kooperatif, hal ini berbeda dengan
teori menurut buku Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures
teknik pemeriksaan pada Cruris ada empat teknik pemeriksaan yaitu AP, Lateral,
AP Obliq Medial Rotation, dan Ap Obliq Lateral Rotation.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang di simpulkan oleh penulis, bahwa
teknik pemeriksaan Cruris dengan indikasi Post ORIF di Instalasi Radiologi RS
Harapan Magelang menggunakan proyeksi AP dan Lateral, digunakan proyeksi
tambahan seperti proyeksi Lateral Cross Table untuk pasien non kooperatif,
karena dengan proyeksi AP(Antero Posterior) dan Lateral sudah dapat
memvisualisasikan Post ORIF yang terpasang pada Cruris.
Kata kunci: Cruris, Post ORIF, Lateral cross table, non kooperatif
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................3
C. Tujuan Penulisan..............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................5
A. Landasan Teori.................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................19
A. Rancangan Penelitian.....................................................................19
B. Metode Penelitian...........................................................................20
C. Instrumen Penelitian.......................................................................20
D. Alur Penelitian................................................................................21
E. Pengolahan dan Analisis Data........................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................23
A. Hasil Penelitian...............................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................33
A. Kesimpulan.....................................................................................33
B. Saran...............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
LAMPIRAN..........................................................................................................35
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Tibia dan Fibula (Merills edisi 11, 2007)..........................8
Gambar 2.2 Jenis-jenis Fraktur...........................................................................11
Gambar 2.3 Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi AP.......................13
Gambar 2.4 Radiograf proyeksi AP pada pemeriksaan cruris...........................13
Gambar 2.5 Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi Lateral................15
Gambar 2.6 Radiograf proyeksi Lateral pada pemeriksaan cruris....................15
Gambar 2.7 Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi AP Obliq
Medial Rotation..............................................................................16
Gambar 2.8 Radiograf proyeksi AP Obliq Medial Rotation pada
pemeriksaan cruris.........................................................................17
Gambar 2.9 Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi AP Obliq
Lateral Rotation..............................................................................18
Gambar 2.10 Radiograf proyeksi AP Obliq Lateral Rotation pada
pemeriksaan cruris.........................................................................18
vi
Ossa Cruris.....................................................................................30
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radiografi merupakan penggunaan sinar X, untuk membentuk
bayangan benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya digunakan untuk
melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh manusia.
Radiografi digunakan dalam bidang kesehatan untuk melihat kelainan berupa
patologi, trauma dan juga anatomi pada tulang dan juga organ. Setiap
pemeriksaan radiografi mempunyai teknik dan proyeksi yang berbeda beda.
Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu
pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan yang menggunakan
bahan kontras. Ossa Cruris merupakan salah satu pemeriksaan yang tidak
menggunakan bahan kontras (Kus Endah Aryati dan Sri Sugiarti, 2021).
Cruris adalah tungkai bawah yang terdiri dari dua tulang panjang yaitu
tulang Tibia dan Fibula. Tibia disebut juga tulang kering, merupakan jenis
tulang panjang dalam tubuh manusia. Merupakan jenis tulang panjang dengan
dua ujung. Tibia dapat dengan mudah dipalpasi pada bagian kaki dibagian
anteromedial. Terbagi menjadi tiga bagian corpus pada bagian corpus pada
bagian tengah dan dua ekstremitas pada bagian proksimal dan distal. Pada
bagian distal bersendi dengan talus dan bagian proksimal dengan Femur.
Fibula memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan Tibia, terletak di sisi lateral
dari tulang tibia . Caput fibula berada sisi proksimal berlanjut kearah inferior
membentuk corpus hingga sampai kebagian distal membentuk tonjolan yang
menutupi sisi lateral dari talus disebut malleolus lateralis (mata kaki). Tibia
dan fibula bersinggungan membentuk persendian tibiofbular joint.(Asih Puji
Utami, dkk. 2016. radiologi dasar 1).
Menurut data riset kesehatan dasar 2018, secara nasional bagian tubuh
yang sering mengalami cidera yaitu Anggota gerak bawah (67,9%) dan
anggota gerak atas (32,7%) yang disebabkan oleh, kecelakaan lalulintas,
terkena benda tajam/tumpul dan jatuh (Kemenkes RI, 2009). Kasus yang
1
2
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang penulis mengamati kondisi yang
ada, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana Teknik pemeriksaan Cruris pada indikasi P o s t O R I F di
instalansi Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang?
2. Mengapa Instalasi Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang
menggunakan teknik pemeriksaan Lateral Cross Table pada
pemeriksaan Cruris?
3. Apakah proyeksi Lateral Cross Table tepat untuk menegakkan
pemeriksaan Cruris dengan indikasi Post ORIF?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Cruris yang digunakan di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang dalam menegakkan
diagnosa suatu kelainan khususnya pada kasus pemeriksaan Cruris
dextra dengan klinis Post ORIF.
4
A. Landasan Teori
1. Anatomi dan fisiologi Cruris
Ossa Cruris berasal dari bahasa latin crus atau cruca yang berarti
tungkai bahwa yang terdiri dari tulang tibia dan fibula (Ahmad Ramadi,
1987). 1/3 distal dextra adalah tualng dibagi menjadi tiga bagian
kemudian bagian yang paling bawah yang diambil. Os Tibialis dan
fibularis merupakan tulang pipa yang terbesar setelah tulang paha yang
membentuk persendian lutut dengan Os femur. Pada bagian ujungnya
terdapat tonjolan yang disebut Os maleolus lateralis (mata kaki luar).
a. Tibia
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari
tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia
adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Bagian
ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral.
Kondi-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling
pinggir dari tulang. Permukaan superior memperlihatkkan dua
dataran permukaan persendian untuk femur dalam formasi sendi
lutut. Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk
persendian dengan kepala fibula pada sendi tibio-fibuler superior.
Kondil-kondil ini di sebelah belakang dipisahkan oleh lekukan
popliteum.
Bagian ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata
kaki. Tulangnya sedikit melebar dan ke bawah sebelah medial
menjulang menjadi maleolus medial atau maleolus tibiae.Permukaan
lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian
tibio-fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga tulang, yaitu
femur, fibula dan talus.
5
6
Keterangan gambar:
1. Condylus lateralis
2. Condylus medialis
3. Tibia
4. Facies lateralis
5. Facies medialis
6. Malleolus medialis
7. Malleolus lateralis
8. Syndesmosis tibiofibularis
9. Facies lateralis
10. Corpus fibulae
11. Fibula
12. Membrana interossea
cruris
13. Collum fibulae
14. Caput fibulae
15. Articulatio tibiofibularis
Gambar 2.1 Anatomi Tibia dan Fibula (Merills edisi 11, 2007)
2. Patologi
Trauma adalah terjadi benturan dengan benda tajam yang
mengakibatkan cidera. Yang termasuk trauma adalah Fraktur. Fraktur
adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan
jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang
terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila
seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak
melibatkan seluruh ketebalan tulang.
9
6) Chip fracture
Fraktur ini sejenis dengan avultion fracture, tetapi hanya
sedikit fragmen dari sudut tulang yang terlepas, sering terjadi
pada tulang-tulang pendek pada phalanges.
b. Incomplete fracture
Dinamakan suatu fraktur inkomplet bila tidak semua struktur
tulang terputus. Ini hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan
radiologis.
Ada beberapa golongan fraktur inkomplet :
1) Green stick fracture
Green stick fracture adalah fraktur tidak sempurna dan
sering terjadi pada anak-anak. Korteks tulangnya sebagian
masih utuh, demikian juga periosteum. Fraktur-fraktur ini akan
segera sembuh dan segera mengalami re-modelling ke bentuk
dan fungsi normal.
2) Impacted fracture
Pada fraktur ini bagian fraktur dari tulang masuk ke
bagian fragmen lainnya. Garis fraktur terlihat sebagai garis dens
dan disertai terjadinya pemendekan tulang.
3) Fraktur kompresi
Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk
tulang ketiga yang berada diantaranya, seperti satu vertebra
dengan dua vertebra lainnya. Fraktur pada korpus vertebra ini
dapat didiagnosis dengan radiogram.
4) Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang
telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik
lainnya. Tulang seringkali menunjukkan penurunan densitas.
Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini
adalah tumor baik primer atau tumor metastasis.
11
5) Fraktur traumatis
Pada keadaan ini struktur tulang adalah normal akibat
suatu benturan menyebabkan suatu fraktur.
6) Fraktur beban lainnya
Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru saja
menambah tingkat aktivitas mereka. Pada saat gejala timbul,
radiogram mungkin tidak menunjukkan adanya fraktur.
a) Fisura: Fisura adalah retak tulang.
b) Ruptur: Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.
3. Teknik Pemeriksaan
a. Definisi pemeriksaan Ossa Cruris
Teknik radiografi Ossa Cruris adalah teknik radiografi dengan
memperlihatkan tulang-tulang yang terdapat pada Ossa Cruris yaitu
tulang tibia dan fibula.
b. Tujuan pemeriksaan Ossa Cruris
Teknik radiografi Ossa Cruris bertujuan untuk melihat
kelainan-kelainan yang terdapat pada tulang tibia dan fibula.
12
2) Proyeksi Lateral
a) Posisi Pasien : Pasien tidur miring diatas meja
pemeriksaan dengan tungkai yang
akan difoto lurus, tungkai yang lain
14
g) Faktor eksposi : 1) kV = 52
2) mAS = 5
b. Kriteria foto 1) Tampak gambaran AP Obliq
Medial.
2) Tampak tibia dan fibula tidak
superposisi.
3) Tampak Ankle Joint
Procedures
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas
laporan kasus ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi,
pengolahan, dan membuat kesimpulan yang berkaitan deangan analisis
prosedur pemeriksaan radiografi Cruris pada kasus Fraktur Tibia dan
Fibula Post Open Reduction Internal Fixation (ORIF) di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang.
2. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah satu orang pasien pemeriksaan os
cruris dengan indikasi POST ORIF di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Harapan Magelang, satu orang radiografer berpengalaman dalam
menangani pemeriksaan radiologi konvensional non-kontras dan terlibat
langsung dalam pemeriksaan os cruris dengan indikasi POST ORIF, serta
satu dokter spesialis radiologi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Harapan Magelang
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini dilakukan di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang.
4. Waktu Penelitian
Penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini dilakukan selama satu
bulan dimulai pada bulan Oktober hingga November 2023 melalui
observasi dan dokumentasi.
19
20
B. Metode Penelitian
Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Penulis mengamati cara langsung prosedur Cruris pada kasus
Fraktur Tibia dan Fibula Post Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang dengan melihat
surat permintaan dari dokter pengirim, kemudian dilakukan
pemeriksaan oleh radiografer, lalu mengamati pemeriksaan yang
dilakukan oleh radiografer sampai dengan selesai, setelah pemeriksaan
dilakukan pembacaan hasil radiograf oleh dokter radiologi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data dari
dokumen- dokumen yang berhubungan dengan penatalaksanaan foto
Cruris dengan Pesawat sinar-X di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Harapan Magelang. Riwayat pasien (catatan rekam medis), surat rujukan,
foto hasil radiograf, dan lain sebagainya.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang di gunakan dalam penelitian antara lain:
pedoman observasi dan dokumentasi (kamera). Sebelum pengumpulan data,
pedoman dan dokumentasi terlebih dahulu di loakukan validasi dengan cara
metode triangulasi. Pada metode ini penyusun draf pedoman observasi,
selanjutnya pedoman tersebut disampaikan ke Clinical Instructure untuk
dikoreksi dan diberikan saran guna menyempurnakan isi pedoman dan
keabsahan data. Setelah itu penulis memperbaiki instrument penelitian atas
saran/koreksi dari radiografer maupun clinical instructor.
21
D. Alur Penelitian
Alur penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 .
RUMUSAN MASALAH :
a. Bagaimana Teknik pemeriksaan Cruris pada indikasi P o s t O R I F di
instalansi radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang?
b. Apakah proyeksi Lateral Cross Table tepat untuk menegakkan indikasi
pada Post ORIF dan mengapa harus menggunakan proyeksi
Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
22
A. Hasil Penelitian
1. Paparan Kasus
Pasien dengan klinis Post ORIF pada Cruris bagian Tibia dan
Fibula datang dari ruang rawat inap Cendana pada pukul 16:14 WIB
dengan didampingi oleh dua perawat membawa surat pengantar foto
rontgen Cruris dextra dari dokter Orthopedi. Pasien datang setelah
dilakukan tindakan operasi Open Reduction Internal Fixation (ORIF).
Setelah dilakukan operasi, dilakukan foto rontgen Cruris yang bertujuan
untuk mengevaluasi pemasangan benda orthopedi pada Cruris. Kondisi
umum pasien non kooperatif dengan keadaan berbaring diatas brangkar.
Hasil observasi pasien selama penelitian berjumlah satu orang
dengan deskripsi sebagai berikut:
Nama : NY.S F
Umur : 57 Tahun.
Jenis kelamin : Perempuan.
Alamat : Dusun Gadingan
Permintaan Rontgen : Cruris Dextra
No. RM : 210XXX
Diagnosa Klinis : Post ORIF Tibia dan Fibula
Dokter Pengiriman : dr. Trimanto Wibowo. M Blomed. Sp. OT
2. Persiapan pasien
Teknik pemeriksaan radiografi Cruris pada umumnya terdapat dua
pemeriksaan yaitu Antero Posterior(AP )dan Lateral. Pada saat
pemeriksaan pastikan tidak ada logam disekitar area Cruris (Long,B
W,2016). Pada kasus teknik pemeriksaan Cruris pada kasus Fraktur
Tibia dan Fibula Post Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
digunakan proyeksi Antero Posterior(AP) dan Lateral Cross Table yang
bertujuan untuk mengevaluasi pemasangan alat Orthopedi pasca operasi
23
24
e. Printer
pemeriksaan.
b) Atur tubuh pasien senyaman mungkin,
c) Pastikan tidak ada rotasi pada objek.
3) CP : Pertengahan Ossa Cruris, batas atas knee
joint dan atas bawah ankle joint.
4) CR : Vertikal Tegak lurus bidang kaset
5) FFD : 100 cm
6) Ukuran kaset : 35 cm x 43 cm
7) Faktor Eksposiis : a) kV : 55
b) mA : 100
c) mAS : 0,04
2) Kriteria Gambar :
a) Tampak gambaran Lateral Cruris.
b) Jaringan lunak tampak.
c) Knee joint dalam posisi Lateral.
d) Tampak Post ORIF terpasang pada distal tulang Tibia dan
Fibula.
3) Hasil Baca Dokter
Kesan : Fraktur completa Tibia et Fibula Distalis Dextra
dalam fiksasi ORIF
Dokter : Dr. Farida Hermani, Sp.Rad
6. Pembahasan Laporan Kasus
a. Teknik pemeriksaan Cruris pada indikasi P o s t O R I F di
instalansi Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang menggunakan
dua teknik pemeriksaan.
Terdapat dua proyeksi yang di gunakan untuk pemeriksaan
Ossa Cruris di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Harapan Magelang
yaitu Antero Posterior (AP) dan Lateral, untuk paisen non kooperatif
dilakukan proyeksi Lateral Cross Table,sedangkan untuk
31
A. Kesimpulan
1. Teknik pemeriksaan Ossa Cruris yang digunakan adalah Proyeksi,
Antero Posterior(AP) dan Lateral di Instalasi Radiologi rumah Sakit
Harapan Magelang.
2. Pada pemeriksaan Ossa Cruris dengan proyeksi tambahan yaitu proyeksi
Lateral Cross Table sangat bermanfaat untuk mendukung untuk
memvisualisasikan Post ORIF yang terpasang pada Cruris tampak
secara Lateral dengan kondisi pasien dalam keadaan non kooperatif.
B. Saran
1. Sand bag yang digunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Harapan
Magelang sebaiknya menggunakan Sand bag yang terbuat dari busa,
dikarenakan Sand bag yang digunakan saat ini berisi pasir yang membuat
pasien kurang nyaman.
2. Sebaiknya petugas radiologi menggunakan satu kaset untuk dua kali foto,
agar petugas tidak perlu bolak balik untuk mengganti kaset.
33
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Risal Mahzudi. 2014. Fraktur Cruris Pada Tibia Fibula (online)
http://radiologykr.blogspot.com/2014/01/fraktur-cruris-pada-tibia-
fibula.html.
Kemenkes RI, 2009, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018, Jakarta
: Lembaga Penerbit Balitbangkes
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_ Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Lalo Rodi Septiadi. 2011. Teknik Radiografi Calcanius & Cruris (online)
http://wwwlalurodiseptiadi.blogspot.com/2011/02/teknik-radiografi-
calcaneus-cruris.html
34
LAMPIRAN
35
36
ISI WAWANCARA