Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI MANUS SETELAH

POST ORIF DI INSTALASI RADIOLOGI RSU CEMPAKA LIMA

LAPORAN KASUS:
Disusun untuk memenuhi tugas
Praktek kerja lapangan IV

Disusun oleh:
SITI SARAH
21134050025

PRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOATIK DAN RADIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SIHAT BEURATA
BANDA ACЕН
2024
PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan disetui untuk diajukan sebagai laporan guna
memenuhi tugas praktek kerja lapangan IV Program studi Diploma III Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Banda Aceh.
Nama : Siti Sarah
NPM : 21134050029
Judul Laporan Kasus : Teknik pemeriksaan radiografi manus setelah post orif.

KEPALA RUANGAN DOSEN PENDAMPING

DEDI FAHRIZAL,AM.d Rad RICY Dear FITRIA,AM.d.RMIK.S.KM.MH


NIP. 19700910200012102 NIND. 1317049103

KETUA PROGRAM STUDI

SUPRIYANTLS., Kep., Ners.. MKES


NIND. 4027037601

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt karena atas segala rahmat yang dilimpahkan-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus teknik pemeriksaan radiografi manus
setelah post orif di Instalasi Radiologi RSU Cempaka Lima.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan (PKL) IV Semester V IProdi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Banda
Aceh, yang bertempat di Instalasi Radiologi RSU Cempaka limaBanda Aceh.
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda yang telah sudi memberikan dorongan moral dan material serta
doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
2. Ibuk supriyanti., Kep., Ners.. MKES selaku Ketua STIKes sihat beurataBanda Aceh
3. Bapak Dedi Fahrizal,AM.d Rad selaku Clinical Instructure (CI) Praktek Kerja
Lapangan IV di Instalalasi Radiologi RSU Cempaka lima Banda Aceh
4. Seluruh Radiografer dan Staf Instalasi Radiologi RSU Cempaka lima
5. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Laporan Kasus ini
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna
memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Penulis juga berharap laporan kasus ini bermanfaat
bagi penulis maupun para pembaca.

Banda Aceh, 30 maret 2024

SITI SARAH

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1.Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3.Tujuan Penulisan...........................................................................................1
1.4.Metode Pengumpulan Data...........................................................................2
1.5.Manfaat Penulisan.........................................................................................2
1.6.Sistematika Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 Anatomi.........................................................................................................4
2.2.Patologi Fraktur............................................................................................5
2.3 Prosedur Pemeriksaan...................................................................................6
2.4 Prosedur Pemeriksaan Manus........................................................................8
2.5 Proteksi Radiasi...........................................................................................11
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN........................................12
3.1 Indetitas Pasien............................................................................................12
3.2 Riwayat Pasien............................................................................................12
3.3 Prosedur Pemeriksaan ...............................................................................12
BAB IV PENUTUP..........................................................................................17
4.1 Kesimpulan..................................................................................................17
4.2 Saran ...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Anatomi manus..................................................................................4


Gambar 2: Pesawat sinar-x .................................................................................6
Gambar 3: Kaset Radiologi.................................................................................7
Gambar 4: Marker ..............................................................................................7
Gambar 5: Computed Radiografi .......................................................................7
Gambar 6: Posisi pasien PA................................................................................8
Gambar 7: Radiografi manus PA........................................................................8
Gambar 8: Posisi pasien oblique.........................................................................9
Gambar 9: Posisi pasien oblique.......................................................................10
Gambar 10: Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umumd Cempaka lima..............14
Gambar 11: Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Cempaka lima...............15
Gambar 12: Hasil Bacaan Radiologi.................................................................15

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan
dengan studi dan penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk mendiagnosis
dan mengobati penyakit. Pencitraan dapat menggunakan sinar-X. USG, CT
scan, tomografi emisi positron (PET) dan MRI Pencitraan tersebut
menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari sebuah objek padat, seperti
bagian tubuh manusia, dengan menggunakan energi radiasi. Radiologi juga
kadang-kadang disebut radioskopi atau radiologi klinis. Radiologi intervensi
adalah prosedur medis dengan bimbingan teknologi pencitraan.. (Prince 2015)
Dalam pemeriksaan radiografi memerlukan alat bantu untuk memenuhi
kriteria yang dibutuhkan Alat. Salah satu dari pemeriksaan radiografi yang
menggunakan alat bantu yaitu pemeriksaan ossa manus proyeksi oblique dan
posterior anterio. Oblique itu sendiri merupakan posisi yang dicondongkan
atau dimiringkan sebesar 45 derajat menggunakan alat bantu berbahan dasar
busa untuk mengganjal (Suhartono, 2010) dan memanfaatkan sandbag untuk
imobilisasi objek Posterioanterio itu sendiri merupakan posisi tangan
telungkup. (Clark, 2015).
Pada ossa manus terdiri dari beberapa kelompok tulang dianyaranya yaitu
korpus. metacarpal, dan phalanges. (Pearce, 2013)
Indikasi pada pemeriksaan ossa manus yang biasa terjadi diantaranya ialah
fraktur dislokasi, osteoarthritis, dan tumor tulang serta penyakit anggota gerak
lainnya. (Price 2015).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka dapat
dirumuskan data sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi os manus pada kasus fraktur
post orif digiti v di Instalasi Radiologi RSU Cempaka lima?

2. Apakah radiograf yang dihasilkan telah cukup memberikan informasi


yang diharapkan?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi os manus pada kasus
fraktur post orif digiti v di Instalasi Radiologi RSU Cempaka lima:

2. Untuk mengetahui informasi Anatomi dan indikasi fraktur pada manus


digiti v

1
2

1.4. Metode pengumpulan data


Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Kepustakaan
Yaitu metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencetak
serta mengolah bahan penelitian. Penulis lakukan pada metode ini yaitu
mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan media internet yang
berhubungan dengan masalah yang dikemukakan untuk mendukung
pembahasan masalah.

2. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan observasi secara langsung mengenai teknik pemeriksaan
radiografi os manus pada kasus fraktur post orif digiti v di Instalasi
Radiologi RSU Cempaka Lima

3. Metode Dokumentasi
Yakni metode pengumpulan data dengan mengambil data dari
dokumen-dokumen antara lain dari hasil radiograf, rekam medik dan
hasil pembacaan radiograf.

1.5. Manfaat penulisan


Manfaat dari pembuatan laporan kasus ini yakni diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan untuk menambah wawasan bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya mengenai patologi
fraktur yang menyerang tulang serta tata laksanaan pemeriksaan radiografi
manus.

1.6. Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembaca untuk memahami isi laporan kasus
ini. Penulis menyajikan sistematika penulisan dengan rincian sebagai
berikut:

BAB I, Pendahuluan
Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II, Dasar Teori


Bab ini menjelaskan tentang Anatomi, indikasi dan
pemeriksaan radiologi serta proteksi radiasi yang dijadikan
sebagai dasar teori dalam penulisan laporan kasus ini.

BAB III, Profil Kasus dan Pembahasan


3

Bab ini berisi tentang profil kasus pasien yang mengalami


fraktur pada manus post orif digiti v, pemeriksaan, hasil
pembacaan radiograf serta pembahasannya.

BAB IV, Penutup


Pada bab ini, dikemukakan kesimpulan dari bab-bab
sebelumnya serta saran dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB II
DAFTAR TEORI

2.1. Anatomi
2.1.1. manus

Gambar 1. Anatomi manus

a. Ossa Manus
Manus (dalam bahasa Latin berarti "tangan") adalah istilah
dalam ilmu zoologi yang mengacu kepada bagian distal tungkai
depan seekor hewan. Pada tetrapoda, manus merupakan bagian dari
tungkai pentadaktil (memiliki lima jari) yang terdiri dari
metatarsus dan jari-jari (falang). (pearch, 2013)
Ossa manus disusun dalam beberapa kelompok tulang.
Corpus (tulang pangkal tangan) atau tulang yang masuk formasi
pergelangan adalah tulang pendek. corpus terdiri atas tulang
tersusun dalam dua baris, empat tulang dalam setiap baris.
Metacarpal membentuk kerangka tapak tangan dan berbentuk
tulang pipa Metacarpal terdapat lima tulang dengan bentuk seperti
pipa. (Pearce, 2013)

b. Ossa Carpalia
Ossa carpalia terdiri dari bagian proksimal dan bagian
distal. Bagian proksimal terdiri dari scapoid, lunatum, triquetrum,
dan pisiform. Sedangkan bagian distal terdiri dari trapezium,
trapezoid, capitatum dan hamatum. (Pearce, 2013)
5

b. Ossa metacarpalia
Ossa Metacarpal terdidri dari 5 tulang yang terdapat di
pergelangan tangan dan bagian proximalnya berarticulasi dengan
bagian distal tulang carpal Persendian yang dihasilkan oleh tulang
carpal dan metacarpal membuat tangan menjadi sangat flexible,
Khusus di tulang metacarpal I (ibu jari) dan metacarpal II (jari
telunjuk) terdapat tulang sesamoid. (Pearce,2013)
Terdiri dari: caput (berarticulasi dengan phalanx), corpus
dan basis (sebelah proximal berarticulasi dengan ossa carpalis).
Caput lebih besar dari pada basis.
1. Metacarpus I: lebih pendek, mempunyai facies
articularis berbentuk oval, berarticularis dengan
multangulum majus.
2. Metacarpus II: paling panjang, basis terlebar, bentuk tak
beraturan.
3. Metacarpus III: basis berbentuk segi tiga mempunyai
prosesus styloideus.
4. Metacarpus IV: basisnya berbentuk segi empat.
5. Metacarpus V: basisnya berbentuk segi tiga.
6. Sesamoid: tulang kecil yang menempel pada caput
metacarpal

c. Phalanges
Phalanges merupakan tulang panjang mempunyai batang
dan dua ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal.
Terdapat ada 14 phalanges pada setiap tangan, hanya thumb
yang memiliki 2 phalanges dan jari yang lain masing-masing 3.
(pearch, 2013)
Phalanges tulang yang mempunyai batang dan dua ujung,
batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat empat belas
phalanges, tiga setiap jari dan dua pada ibu jari. (pearch, 2013)
2.2. Patologi fraktur
Fraktur adalah patah tulang, yang dapat berkisar dari retakan tipis
hingga patah. Patah tulang bisa melintang, memanjang di beberapa tempat,
atau menjadi beberapa bagian. Biasanya, patah tulang terjadi ketika tulang
dipengaruhi oleh kekuatan atau tekanan lebih. Jika Anda menduga
mengalami patah tulang, segera dapatkan bantuan medis (Majoer Arif et
all, 2000).
Fraktur adalah kondisi yang memiliki beberapa cara berbeda di
mana tulang bisa patah: misalnya, patah tulang yang tidak merusak
6

jaringan di sekitarnya atau merobek kulit yang dikenal sebagai fraktur


tertutup. Di sisi lain, salah satu yang merusak kulit di sekitarnya dan
menembus kulit dikenal sebagai fraktur kompon atau fraktur terbuka.
Fraktur kompon biasanya lebih serius daripada fraktur sederhana, karena
menurut definisi, patang tulang ini bisa menyebabkan terinfeksi (Majoer
Arief et all, 2000).
2.3. Prosedur pemeriksaan

2.3.1. Persiapan alat dan bahan


Pada pesawat sinar - X ini sudah melakukan prosesing
tanpa menggunakan prosesing Manual seperti dulu, procesing
radiograf dilakukan secara otomatis yaitu dengan menggunakan
CR. Secara ringkas proses produksi gambar digital pada
Computed Radiography adalah Imaging Plate (IP) di ekspose
dengan sinar - X, maka akan terbentuk bayangan laten pada IP.
Kemudian IP yang Telah di ekspose ini d imasukkan pada
Image Plate Reader, IP kemudian di sceen dengan Helium Neon
Laser (emisi cahaya merah) sehingga Kristal pada IP
menghasilkan cahaya biru. Cahaya ini Kemudian dideteksi oleh
photosensor dan dikirim melalui Analog Digital Comverter ke
computer untuk di proses. Setelah gambar diperoleh, IP
ditransfer ke bagian lain dari Imaging Plate Reader Untuk
dihapus agar IP tersebut dapat digunakan kembali. Gambar yang
telah di sceen kemudian Dimasukkan kedalam computer untuk
diproses lalu ditampilkan pada monitor atau film.( Hartanto,
2013).

Berikut ini Penjelasan alatnya:

a. Pesawat sinar X dan Meja Pemeriksaan

Alat yang digunakan untuk menghasilkan citra Radiografi


untuk pemeriksaan umum. Meja Pemeriksaan merupakan
tempat untuk mengatur posisi pasien saat pemeriksaan.

Gambar 2. Pesawat sinar-x


7

b. kaset radiologi
kaset adalah wadah yang kedap cahaya tampak
untuk menempatkan film diantara intensifying screen.

Gambar 3. Kaset radiologi

c. marker R dan L
marker adalah penanda foto pemeriksaan radiologi.

Gambar 4. Marker
d. CR (computed radiografi)
Cr adalah suatu proses mengubah sistem analog pada
radiologi konvensional menjadi radiografi digital.

Gambar 5. Computed radiografi


8

2.4. Prosedur pemeriksaan manus


2.4.1. Proyeksi PA
1. Posisi pasien
Posisi pasien duduk menghadap meja pemeriksaan,
dengan posisi telapak tangan diletakkan di atas kaset
radiologi.

Gambar 6. Posisi pasien PA


2. Posisi objek
Ossa Manus, wrist joint, ossa antebrachi merapat diatas
meja pemeriksaan. Ossa Manus di tengah-tengah kaset, jari-
jari diatur agar 1 sama lain tidak overlap.
3. Central Ray : Tegak lurus film
4. Central Point : Metacarpal Phalangeal Join
Digiti III
5. FFD : 90 cm-100 cm
6. Kriteria Radiograf :
o Tidak ada rotasi pada manus
o MCP dan interphalangeal joint membuka
menandakan manus diletakkan rata pada kaset.
o Jari sedikit memisah di tandai dengan tidak adanya
soft tissue yang overlap.
o Terlihat anatomi distal radius dan ulna

Gambar 7. Radiografi manus PA


9

2.4.2. Proyeksi oblique


1. Posisi pasien:
- Pasien duduk menyamping di ujung meja
pemeriksaan radiografi
- Atur ketinggian meja sesuai kenyamanan tangan
pasien

Gambar 8. Posisi pasien oblique

2. Posisi objek:
- Lengan diposisikan di atas meja pemeriksaan dengan
telapak tangan menempel pada meja pemeriksaan
- Sesuaikan kemiringan tangan 45 derajat terhadap
kaset
- Agar dapat dirotasikan kea rah lateral dengan ujung-
ujung jari menyentuh kaset
- Metacarpophalangeal joint digiti 3 diposisikan
ditengah kaset sebagai sejajar dengan midlane kaset
3. Central ray : vertikel tegak lurus terhadap kaset menuju
metacarpophalangeal joint 3
4. Central point : berada tepat di metacarpophalangeal joint
ke 3
5. Kriteria radiografi:
- Gambar yang dihasilkan menunjukan proyeksi PA
Oblique
- Ossa Manus tampak tulang dan Softissue
10

- Tampak sedikit overlap pada pangkal metacarpal


- Metacarpal 3-4 tampak sedikit overlap
- Ada jarak antara metacarpal 2 dengan metacarpal 3

Gambar 9. Posisi pasien oblique

2.5. Proteksi radiasi


2.5.1. Proteksi bagi pasien
- Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas
permintaan dokter
- Mengatur luas lapangan pemeriksaan sesuai dengan
kebutuhan
- Tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan
waktu penyinaran sesingkat mungkin
- Pasien menggunakan apron
Menggunakan faktor eksposi yang tepat untuk
menghindari pengulangan foto
- Pasien hamil pada trimester pertama ditunda
pemeriksaannya

2.5.2. Proteksi bagi petugas


- Tidak menggunakan berkas sinar-x yang mengarah
ke petugas
- Berlindung dibalik tabir / tirai saat melakukan
eksposi
- Menggunakan alat monitoring radiasi secara
continue selama bertugas
11

2.5.3. Proteksi bagi masyarakat umum


- Pintu pemeriksaan tertutup rapat
- Tidak mengarahkan sinar sumber sinar-X keruangan
umum bagi yang tidak berkepentingan dilarang
masuk ke ruang pemeriksaan
- Apabila diperlukan orang lain untuk membantu
jalannya pemeriksaan, orang tersebut harus
menggunakan apron
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1. Identitas pasien


Nama : Tn. Sh
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 2 tahun
Alamat :-
NO. RM : 134XXX
Dr. pengirim :-
Tanggal pemeriksaan : 27 maret 2024
Permintaan pemeriksaan : PA + oblique
Diagnosa : Fraktur phalank

3.2. Riwayat pasien


Pada tanggal 27 Maret 2024 pasien mendatangi Instalasi Radiologi
RSU Cempaka lima untuk memeriksa kelainan pada daerah tangannya,
pasien datang dengan memeriksakan keluhan sakit tersebut, kemudian
dokter mendiagnosa telah terjadi kepatahan di daerah jari di tangan dan
menyarankan untuk melakukan foto rontgen manus di Instalasi Radiologi
dengan membawa surat permintaan pemeriksaan dari dokter. Selanjutnya
pasien melakukan foto rontgen manusAP dan oblique.

3.3. Prosedur pemeriksaan


3.3.1. Persiapan Alat

Pesawat sinar-x siap pakai


Merk : Shimadzu Corperation
Tipe : X ray mobileart
No. Seri : 2240807
Kv :55 kV
mA : 2,8 mA
Manufacture : -
Film dan kaset :18 x 24 cm
Marker : R dan L

12
13

3.3.2. Persiapan Pasien

Pada dasarnya pemeriksaan manus tidak membutuhkan


persiapan khusus, hanya saja dianjurkan memakai baju pasien
sehingga memudahkan dalam pengaturan posisi dan juga pasien
melepaskan benda- benda asing yang berbahan logam yang berada di
sekitar tangan agar tidak mengganggu dan mempengaruhi hasil
radiograf.

Selain itu sebelum pemeriksaan dilakukan, petugas harus


memberitahu prosedur pemeriksaan kepada pasien agar tidak terjadi
kesalah pahaman dari pasien tersebut. Pemeriksaan manus dilakukan
dengan posisi PAdan oblique.

3.3.3. Teknik pemeriksaan radiologi

a. Proyeksi posterior anterior (PA)


 Posisi pasien
Pasienduduk disamping meja pemeriksaan dengan telapak
tangan kiri menempel pada kaset
 Posisi objek
- Detector diletakkan vertical tegak lurus
- manus kiri posisikan pada detector
- manus di posisikan PA
 CR : vertical tegak lurus
 CP : Pada metacarpal phalangeal digiti 3
 FFD : 100 cm
 Imaging plate : 35 x 40 cm
 Faktor eksposi : 55 Kv, 2,8 mA.S
 Kriteria gambaran :
- Tidak ada rotasi pada manus
- MCP dan interphalangeal joint membuka menandakan manus
diletakkan rata pada kaset.
- Jari sedikit memisah di tandai dengan tidak adanya soft tissue
yang overlap.
- Terlihat anatomi distal radius dan ulna
14

Gambar 10. Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Cempaka lima

b. Proyeksi oblique
 Posisi pasien
Pasien duduk menyamping di ujung meja pemeriksaan
radiografi dan atur ketinggian meja sesuai kenyamanan tangan
pasien.
 Posisi objek
1. Lengan diposisikan di atas meja pemeriksaan dengan telapak
tangan menempel pada meja pemeriksaan
2. Sesuaikan kemiringan tangan 45 derajat terhadap kaset
3. Agar dapat dirotasikan kea rah lateral dengan ujung-ujung jari
menyentuh kaset
4. Metacarpophalangeal joint digiti 3 diposisikan ditengah kaset
sebagai sejajar dengan midlane kaset
 CP :vertikel tegak lurus terhadap kaset menuju
metacarpophalangeal joint 3
 CR : berada tepat di metacarpophalangeal joint ke 3
 Kriteria radiografi:
1. Gambar yang dihasilkan menunjukan proyeksi PA Oblique
2. Ossa Manus tampak tulang dan Softissue
3. Tampak sedikit overlap pada pangkal metacarpal
4. Metacarpal 3-4 tampak sedikit overlap
5. Ada jarak antara metacarpal 2 dengan metacarpal 3
15

Gambar 11. Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Cempaka lima

3.3.4. Hasil pembacaan radiograf

Gambar 12. Hasil bacaan radiologi


16

Hasil bacaan dokter:


KETERANGAN KLINIS : Fraktur
HASIL PEMERIKSAAN : Foto manus PA dan oblique
KESAN : Tampak amputated fracture phalank media digiti
v manus sinistra di sertai soft tissue swelling
manus sinistra
PEMBAHASAN KASUS :
Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis dapatkan di
instalasi radiologi RSU Cempaka lima yaitu dengan pemeriksaan manus
setalah post orif pada phalank digiti v dengan menggunakan proyeksi AP
dan oblique, pasien tiduran (supine) di atas meja pemeriksaan dengan
tangan kiri diletakkan di atas detektor bertujuan untuk melihat phalank
digiti v setelah post orif
17

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari laporan di atas yang berjudul teknik pemeriksaan radiografi
manus pada kasus post orif di Instalasi Radiologi RSU Cempaka
LimaDapat diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan Manus pada ini
dilakukan dengan menggunakan proyeksi postero anterior dan oblique di
diagnosa adanya amputated fraktur phalank media digiti v . Prosedur
pemeriksaan ini dilakukan di Instalasi Radiologi RSU Cempaka
Limasudah sesuai dengan standar teori.

4.2. Saran
Agar tidak terjadi pengulangan foto Rontgent sebaiknya
melakukan pemeriksaan radiologi terhadap pasien dengan baik dan selalu
diperhatikan pengaturan faktor exposi FFD dan lain-lain. Perlunya
komunikasi yang baik bagi sesama radiografer agar menjadi harmonis
dalam bekerja.
Proteksi radiasi bagi pasien perlu ditingkatkan dengan membatasi
luas lapangan penyinaran sesuai dengan luas obyek yang akan difoto.
Proteksi radiasi bagi masyarakat umum hendaknya pengantar pasien atau
orang yang tidak berkepentingan dilarang memasuki ruang pemeriksaan,
kecuali sangat dibutuhkan apabila pasien tidak kooperatif dan
dipersilahkan menunggu di depan kamar pemeriksaan dan pintu ditutup
rapat.
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager L. K. (2010) Radiographic Positioning and Related Anatomy, 6th


Edition, St. Louis: Elsevier Mosby.
Dorland, (2010). Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit buku
kedoteran EGC.
Clark, K. C. (2015), Positioning in Radiography, Twelvth Edit: Hooder Arlond an
Hachetteuk company.
Ballinger, W. P., & Frank, D. E. (2013) Merrils Atlas of Radiograpic Position
and Radiologic Prosedur. Volume I. St Louis: mosby
Pearce, E. C. (2013) Anatomi dan Fisiologis untuk para medis. Jakarta:
PT Gramedia Pusaka Utama

18
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGANAN
KE II DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN

NAMA MAHASISWA : SITI SARAH


NPM : 21134050029
TINGKAT/SEMESTER : III/VI
RUMAH SAKIT TEMPAT PRAKTEK : RSU CEMPAKA LIMA
CI RUMAH SAKIT : DEDI FAHRIZAL, A.Md. Rad

CI INSTITUTUSI : RICKY DEAR FITRI,Amd.RMIK


PERIODE PRAKTEK : 04 Maret- 01 April
JUMLAH HARI : 4 Minggu

CI INSTALASI RADIOLOGI Banda Aceh, 30 Maret 2024


MAHASISWA

DEDY FAHRIZAL,A.Md.Rad SITI SARAH


NIP. 19700910200012102 NPM. 21134050029

CI INSTITUSI

RICKY DEAR FITRIA,A.Md.RMIK


ΝΙΡ.1317049103

19

Anda mungkin juga menyukai