SKRIPSI
NURIANI NAINGGOLAN
110821025
DEPARTEMEN FISIKA
MEDAN
2013
Judul : PERBANDINGAN TEHNIK KV TINGGI DENGAN KV
STANDAR TERHADAP NILAI EKSPOSE INDEKS PADA
PEMERIKSAAN THORAX DENGAN MENGGUNAKAN
COMPUTED RADIOGRAPHY
Kategori : SKRIPSI
Departemen : FISIKA
Disetujui oleh
Pembimbing
Medan, Mei2013
PENDAHLUAN
karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh
manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara konvesional.
radiasi untuk bidang kesehatan khususnya dibidang diagnostik menjadi semakin luas
dan penting. Oleh karena itu berbagai jenis peralatan sinar-X semakin hari semakin
berkembang mulai dari pesawat yang konvesional sampai pesawat yang system
dengan adanya Imaging Plate (IP) sebagai detector digital Photostimulable Phosphor
(PSP) atau storage phosphor screen dalam menggantikan kombinasi system film
aspek pengolahan citra dengan image reader dalam membaca Imaging Plate (IP)
sehingga data dapat ditampilkan dalam Liquid Crystal Display (LCD) atau Cathoda
Ray Tube (CRT), juga memiliki system pengolahan citra menggunakan metode dry
processing yang merubah data digital menjadi data analog dengan hasil berupa film
Plate (IP) untuk dapat dipakai berulang kali . Salah satu kelebihan citra digital system
CR adalah citra soft copy yang dapat dimanipulasi terang gelap untuk menghasilkan
kontras citra kualitas tinggi. Karakteristik PSP yang memiliki rentang sensitivitas
terhadap paparan sinar-X yang lebar dan aplikasi perangkat lunak memungkinkan
mampu memproduksi sinar-X sesuai uji fungsi dan citra yang dihasilkannya dapat
digunakan untuk menegakkan diagnose. Oleh karena itu , semua perangkat penghasil
citra pesawat sinar-X dan system CR harus berfungsi sesuai standar yang
dikeluarkan dari pembangkitnya akan berguna untuk diagnosa suatu penyakit atau
tidak. Jika tidak maka dapat mengakibatkan terjadinya penyinaran ulang yang berarti
akan memberikan dosis yang tidak bermanfaat dan akan merugikan pihak terkait
dalam pemeriksaan terutama pasien yang diperiksa. Dengan dasar ini peneliti
melakukan pemeriksaan thorax dengan faktor eksposi yaitu teknik kV tinggi dan
Salah satu kuantitas radiasi yang sering digunakan dalam acuan batasan dosis
adalah pengukuran dosis masuk permukaan atau yang lebih umum di kenal dengan
ESD ( Entrance Surface Dose) yang dapat diperoleh melalui pengukuran langsung
menggunakan TLD ( Thermoluminecence Dosimeter ) dan pengukuran tidak
langsung.
standar terhadap nilai ekspose indeks untuk menghasilkan kualitas citra yang tinggi
maka perlu ada pembatasan masalah penelitian yaitu dibatasi pada pembahasan
mengenai evaluasi terhadap kualitas citra radiografi thorax dewasa dan evaluasi
Radiography ( CR ) Kodak.
1. Untuk mendapatkan dosis yang optimal dengan kualitas citra radiografi yang
baik.
menggunakan CR Kodak.
3. Menentukan hubungan antara kondisi eksposi dengan indeks ekspose untuk
akurat.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau salah satu refrensi dalam penentuan
tindakan diagnostik untuk mendapatkan dosis yang optimal dengan kualitas citra
Metode penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
sehingga pasien tidak mendapat paparan yang tidak diperlukan dan menerapkan
yang berkaitan dengan dosimetri dan kualitas citra antara lain keakurasian
tegangan kerja, akurasi waktu, keluaran dan linearitas keluaran radiasi, kualitas
berkas radiasi ( HVL ), akurasi kolimasi dan tes iluminasi cahaya lampu
kolimator.
dan telah memenuhi standar yang ditetapkan, dengan melihat hasil uji kaset Cr
dan kinerja Reader CR. Tes dimaksudkan untuk melihat artifact dan kualitas citra
dan sensitifitas. Pengujian dilakukan dengan mengacu pada standar dari Leeds
c. Pengambilan data
dengan variasi dua kondisi eksposi yaitu kondisi kV tinggi dan kondisi kV
standar.
Images.
2. Evaluasi dosis
3. Evaluasi lanjutan dengan menggunakan fantom LEEDS TOR CDR dan TOR
hasil citra thorax dan dosis pada pasien di evaluasi dengan menggunakan
Standart for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety od
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
Teori dasar berisi landasan teori sebagai hasil dari literature yang berhubungan
dalam penelitian.
Bab ini menjelaskan alat dan bahan yang digunakan serata cara atau metode
pengambilan datanya.
Bab ini ditampilkan hasil dari penelitian dan analisi dari data yang diperoleh dari
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab yang terakhir ini berisi kesimpulan dari analisis hasil pengukuran dan saran
untuk pengembangan lebih lanjut dalam penelitian ini sehingga lebih bermanfaat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pertama kali menemukan sinar Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan
eksperimen dengan sinar katoda saat itu dia melihat timbulnya sinar fluorosensi yang
energi kinetik elektro. Sinar-X yang berbentuk ada yang memiliki energi sangat
rendah sesuai dengan energi electron pada saat timbulnya sinar-X. juga ada yang
berenergi tinggi, yakni berenergi sama dengan energi kinetik elektro pada saat
Pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung
sinar-X , sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elktrode
pada permukaan katoda. Dalam hal ini anoda bermuatan positif terhadap katoda.
Ketrika diberikan beda potensial antara katoda dan anoda, maka elektron akan
menumbuk anoda. Dari tumbukan inilah terbentuk sinar-X 1 % dan 99 % energi
panas.
Bremsstrahlung berasal dari elektron melintas mendekati inti atom ( nucleus ) target,
gaya tarik coulomb yang kuat menyebabkan elektron mengalami pengereman dan
arah elektron dibelokkan dari lintasan awal dimana hal ini berakibat hilangnya energi
kinetik elektron berubah menjadi sinar-X dengan energi sebanding dengan energi
2. Elektron kulit K keluar dari kulit atom terjadi jka energi elektron yang datang
lebih besar dari energi ikat elektron kulit K meninggalkan kekosongan pada kulit
3. Elektron atom dari tingkat energi yang lebih besar bertransisi mengisi
dengan energi yang sebanding dengan selisih energi ikat kedua atom.
muatan, dengan daya tembus yang cukup tinggi. Proses interaksi sinar-X dengan
materi meliputi 5 kemungkinan yaitu, hamburan kohern atau hamburan klasik, efek
1. Efek Fotolistrik
Efek ini merupakan interaksi antara sinar-X ( Foton ) dengan electron yang
terikat kuat, yang energi ikatnya sama atau lebih kecil dari energi foton. Energi
elektron yang datang seluruhnya diserap oleh elektron materi, sebagian energi
digunakan untuk membebaskan elektron dari tenaga ikat inti dan sebagian lagi
Efek Compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara foton dengan
electron bebas ( elektron yang energi ikatnya jauh lebih kecil dari energi foton ).
Sebagian energi foton diberikan kepada elektron bebas yang kemudian elektron
Ada berbagai dosimeter yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai ESD
Pada saat radiasi pengion berinterkasi dengan Kristal TLD sebagian atau seluruh
energy diberikan keatom-atom Kristal maka electron pada atom-atom Kristal akan
melompat ketingkat energi yang lebih tinggi dan menyebabkan kekosongan ( hole ).
Electron ini akan terperangkap oleh zat pengotor pada Kristal pemanasan TLD
diperlukan pada saat pembacaan TLD, ketika TLD dipanasi menyebabkan electron
pada Kristal kembali kekeadaan awal ( ground state ) sambil memancarkan energy
elektrik dan dikuatkan. Proses pemancaran foton akibat pemanasan ini disebut
Thermoliminisensi.
Didalam IAEA technical report series No. 457 memberikan penjelasan tentang
pengambilan nilai ESD pemeriksaan radiografi, dimana ESD dapat diperoleh dengan
jumlah dosis permukaan pasien termasuk radiasi hamburan baik tubuh pasien.
Posisi film dan kaset sebagai reseptor pada radiografi konvensional pada CR
objek yang akan diamati. Hal tersebut disebabkan dalam proses lokalisasi objek yang
akan diamati. Hal tersebut disebabkan karena citra pada CR dapat diatur sesuai
Image Plate merupakan media pencatat sinar-X pada CR yang terbuat dari
gambar untuk memodifikasi kontras. Image Plate berada dalam kaset imaging.
Fungsi dari Image Plate adalah sebagai penangkap gambar dari objek yang sudah
disinar ( ekspose). Prosesnya adalah pada saat terjadi penyinaran Image Plate akan
menangkap energi dan disimpan oleh phosphor yang akan dirubah sinyal elektronik
Lapisan yang paling aktif dalam IP. Lapisan fosfor IP adalah lapisan
Lapisan peyokong adalah lapisan dasar yang melapisi lapisan lain yang
diperoleh dari Image Plate. Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin cepat
waktu yang diperlukan untuk proses Image Plate, dan mempunyai daya simpan yang
besar. Waktu tercepat yang diperlukan untuk membaca Image Plate pada Image
Reader yaitu selama 64 detik. Selain tempat dalam proses pembacaan, Image Reader
mempunyai peranan yang sangat penting juga dalam proses pengolahan gambar,
system transportasi Image Plate serta penghapusan data yang ada di Image Plate.
Image Reader sudah dilengkapi dengan monitor yang berfungsi untuk menampilkan
gambar yang sudah dibaca oleh Image Reader disebut Image Console.
khusus untuk medical imaging dengan touch screen monitor. Image Console
dilengkapi oleh berbagai macam menu yang menunjang dalam proses editing dan
pengolahan gambar sesuai dengan anatomi tubuh, seperti pada kondisi hasil
Image Recorder mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu pemeriksaan
yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah diproses dari awal penangkapan
sinar-X oleh Image Plate kemudian dibaca Image Reader dan diolah oleh Image
Console terus dikirim ke Image Recorder untuk dilakukan proses output dapat berupa
media compact disc sebagai media penyimpanan atau dengan printer laser yang
Fantom leeds pertama kali dibuat pada tahun 1955, fantom leeds telah menjadi
terkenal didunia sebagai standar klinis untuk membangun kinerja operasional yang
baik dari pesawat sinar-X. Tampilan fisis fantom leeds ditunjukkan pada gambar.
Fantom leeds adalah alat jaminan kualitan untuk perangkat pencitraan medis.
Perangkat ini sebagian besar berkaitan dengan tehnik pencitraan sinar-X seperti
leeds fantom juga biasa digunakan dalam Quality Ansurance radioterapi dan untuk
Thorax atau rongga dada adalah rongga berbentuk kerucut, dimana pada sisi
bawah lebih lebar dari sisi atas dan bagian belakang lebih panjang dari bagian depan.
Thorax pada bagian belakang terbentuk dari dua belas vertebra thorakalis ( tulang
belakang thoracal ), pada bagian depan oleh tulang sternum, pada sisi samping
terbentuk dari dua belas pasang iga, yang melengkapi badan mulai dari belakang dari
tulang belakang thoracal sampai tulang sternum dibagian depan. Batas bawahnya
Rongga thorax terdiri dari dua bagian utama yaitu paru-paru dan mediastinum.
Paru-paru merupakan bagian dari saluran pernafasan. Saluran pernafasan terdiri dari
laring, trakea, bronkus, dan paru-paru mediastinum terletak diantara paru kiri dan
kanan dan merupakan daerah tempat organ-organ penting seperti jantung, aorta,
esofagus, duktus torasika, aorta descenden, vena cava superior, saraf fagus, fenikus
akan oksigen dan karbondioksida akan memberikan gambaran radio paque ( densitas
paru dan jantung. Untuk mendapatkan gambaran radiografi thorax dewasa secara
baik dari segi kualitas gambaran maupun dosis yang dihasilkan maka perlu
diperhatikan :
menaikkan dagu pasien diatas bucky wall stand dan mengatur Mid
Central ray diatur tegak lurus bidang kaset tepat pada pertengahan
menggunakan kolimator
Menggunakan jarak fokus ke film ( FFD ) 150 cm
METODOLOGI PENILITIAN
Medan
Max kV : 150 kV
Model : 5183243
Model : Classic CR
Gambar 3.2a Kodak CR 850 Gambar 3.2b Kodak Dry View 8900
3.2.3 Dosimeter
Unfors Xi adalah salah satu merek multimeter keluaran Unfors Instrument Inc, yang
digunakan untuk mengukur karakteristik dari suatu pesawat sinar-X mulai dari kVp,
Copper, Phospor ( LiF : Mg, Cu, Ti ) yang memiliki nomor atom efektif 8.2 dan
ukuran fisik 3,1 x 3,1 mm2 dengan ketebalan 0,9 mm. Thermo Luminescent
Dosimeter ini dapat untuk mengukur dosis dalam ukuran 10 mGy hingga 10 Gy
a. TOR CDR
Fantom ini terdiri dari disk ( cakram ) Perspex datar berisi 4 ( empat ) tipe
8 mAs dan kondisi 109 kVp, 2,2 mAs dengan penambahan 1 mm Cu sebagai
filter tambahan.
point details , berdiameter 5,6 mm ), batas resolusi ( 0,5 sampai 14,3 LP/mm
) dan mendeteksi low-contrast large-detail juga mendeteksi High Contras
small detail.
b. TOR 18 FG
highlight and low light details ), batas resolusi ( 0,5 sampai 14,3 LP/mm ) dan
Sebelum pengambilan data ESD, maka terlebih dahulu dilakukan uji fungsi
pesawat sinar-X. Tujuan dari uji fungsi pesawat sinar-X ini agar diperoleh kepastian
sinar-X benar-benar layak dipakai dan telah memenuhu standar yang telah di
tetapkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan formulir dari NSW EPA dan
Uji fungsi pesawat radiografi dilakukan dengan mengacu pada standar dari
Testing dari Radiation Council of Western Australia yang prinsipnya sama dengan
kVp terbaca dibagi setting kVp. Error maximum ini menjadi tolak ukur
pesawat sinar-X.
c. Uji Kedapatulangan
adalah untuk mengetahui kVp dapat bernilai sama dari satu paparan ke
sebanyak 5x.
standar yang ditetapkan, dengan melihat hasil uji kaset CR dan kinerja
Reader CR. Tes dimaksudkan untuk melihat artifact dan kualitas citra dan
a. Dark Noise
Tujuan pengukuran Dark Noise adalah untuk menilai tingkat Noise
dalam system. Uji Dark Noise untuk menilai Exposure CR Kodak dari
b. Dosimetri
m dari focus dan 30 cm berada diatas meja. Nilai mAs yg tepat dicari
50Gy.
nilai pixel, sehingga hubungan ini dapat dikoreksi dalam tes efisiensi
image processing pattern. Catat nilai Exposure index, nilai pixel pada
10mAs.
Grafik hubungan antara nilai pixel dengan dosis reseptor, di buat untuk
Keseragaman.
penyinaran ke penyinaran tidak bole lebih besar dari 10% dari nilai
Persamaan STP tidak ada toleransi, grafik hubungan antara nilai pixel
ada tidaknya sisa sinyal dari citra yang diperoleh dengan melakukan
penyinaran pada kaset yang diletakkan diatas meja dengan jarak 150 cm
evaluasi apakah ada sisa gambaran dari penyinaran yang pertama. Hasil
uji dinyatakan lulus jika tidak terdapat gambaran bayangan, tetapi jika
gambaran harus lebih kecil dari 1% antara koreksi STP nilai pixel pada
menyinari kaset dengan kondisi ekposi 81 kVp dengan 3,2 mAs. Setelah
persamaan :
EI2000
Dimana n= ( )
1000
Uji kalibrasi indicator dosis pada reseptor dinyatakan lulus jika nilai
indicator ekposi dari Kodak ( Ekodak ) senilai dengan nilai eksposi hasil
perhitungan exposure index harus tidak lebih besar dari 20% antar
jarak 150 cm dari focus, dan lapangan penyinaran seluas kaset dan
penyinaran.
g. Keseragaman
Tujuannya adalah untuk menilai keseragaman sinyal yang terrekam dari
membandingkan nilai rata- rata pixel pada 5 area ROI. Toleransi yang
dari ROI paling sedikit harus 10000 pixel dan di peroleh dengan
anoda heal effect. Setelah lima menit penyinaran kaset di scan dengan
h. Kekaburan ( Blurring )
dari citra. Uji kekaburan dilakukan dengan menilai dan memeriksa ada
mAs.
satuan dosis ( mGy ). FFD ( Focus Film Distance ) diatur sejauh 150
vessel.
Unfors Xi untuk pengukuran kVp, didapatkan error maksimum pesawat sinar-X yang
digunakan dalam penelitian antara 0.1% sampai 2.3% sehingga dinyatakan lulus uji
keakurasian kVp karena nilai error maksimum lebih kecil dari batas yang
Uji akurasi waktu tidak dapat dilakukan karena paremeter waktu pada panel
parameter kVp dan output tube 1.70E-03, serta 2.60E-03 untuk parameter waktu
paparan atau time. Dengan standar RCWA yang mensyaratkan nilai CV tidak lebih
0.05 maka untuk uji kedapatulangan pesawat sinar-X yang diuji memenuhi standar.
Pada uji Beam Alignment didapatkan titik berhimpit dengan titik Beam
Hasil uji dari Dark Noise, secara visual tidak terlihat ketidakseragaman yang
dikarenakan Noise bawaan pada citra, nilai indicator dosis dari citra atau Exposure
Index sebesar 22, nilai ini lebih kecil dari nilai toleransi kaset GP ( General Purpose )
Kodak sebesar 80. Sehinggga dapat diartikan uji Dark Noise dinyatakan lulus.
Dari hasil pengukuran area 84767.73 didapatkan mean pixel value 4042.04,
81kVp didapatkan nilai mAs sebesar 2 mAs. Dan untuk memperoleh dosis 5, 12, 20,
1 81 5 1
2 81 10 2
3 81 12 2.5
4 81 20 4
5 81 50 10
Dari table 4.2 dapat disimpulkan bahwa kenaikan mAs akan menaikkan dosis
reseptor.
Untuk uji linearitas dan system transfer nilai Exposure Index dan Pixel Value
pada masing-masing citra radiografi hasil penyinaran dengan kondisi 81 kVp dengan
Dari uji linearitas dan system transfer diperoleh hubungan antara dosis reseptor
dan nilai pixel yang dinyatakan dalam sebuah persamaan yang disebut Sistem
(mAs) rata
1 5 1680.830 1522 0.749
Rata-rata 2031.750
Standar 435.869
Deviasi
Dari grafik hubungan antara dosis dengan pixel dapat diketahui bahwa ketika
nilai pixel semakin kecil maka nilai dosis akan semakin besar, hal yang sama juga
pada grafik hubungan antara exposure index dengan pixel, ketika nilai pixel semakin
disimpulkan dosis berbanding lurus dengan Exposure Index. Dengan besar kenaikan
exposure index tidak sama dengan kenaikan dosis, grafik exposure index ketika
melewati nilai 2152 mulai melandai dan mengalami saturasi pada nilai exposure
index 2558 dan dosis 50Gy. Dari ketiga grafik diatas dapat dilihat bahwa plat
detector memiliki batas kemampuan respon terhadap nilai dosis yakni mulai dari 5
Gy sampai 50 Gy.
Uji linearitas dan system transfer ini dinyatakan lulus karena didapatkan bahwa
nilai R2 = 0.9976 dalam hubungan dosis reseptor dan nilai pixel lebih besar dari nilai
terhadap rata-rata Exposure Index tidak lebih besar dari 10%, kecuali pada dosis 5
EI2000
persamaan Ekodak = 8.7x10n dimana n = dengan hasil rata-rata dari nilai EI,
1000
didapatkan Ekodak sebesar 7.451 Gy, bila dibandingkan dengan hasil pengukuran
dosis yakni Epengukuran = 6.4 Gy, maka besar penyimpangan 16.42%. hal ini berarti
uji kalibrasi indicator dosis pada reseptor dinyatakan lulus karena penyimpangan
1 1939 7.560
3 1930 7.405
Rata-rata 7.451
Deviasi 0.164
jarak 150cm dari focus dengan menggunakan detector diperoleh nilai mAs sebesar
3,2 mAs. Pada ke empat ukuran kaset yang berbeda yang disinari dengan factor
eksposi 81 kV dan 3,2 mAs, selisih perhitungan EI antar kaset, nilai paling besar
adalah 11.9%, dibandingkan dengan nilai toleransi yang sebesar 20% nilai
pengukuran ini lebih kecil, jadi disimpulkan hasil uji konsistensi Exposure Index
18 x 24 2061 10.0
24 x 30 2056 9.90
35 x 35 2006 8.82
35 x 43 2039 9.52
Evaluasi citra Radiografi Thorax PA sangat bagus dan akurat. Adapun objek
yang difoto adalah pasien langsung dimana dapat inspirasi penuh dan tahan nafas,
gambaran bronkus, vessel juga dapat dievaluasi. Gambaran tepi medial scapula tidak
diafragma. Terlihat gambaran tajam dari trachea dan proksimal bronkus. Batas
jantung dan aorta tegas, diafragma dan tepi lateral sudut costeoprenikus. Terlihat
gambaran retrocardiac paru-paru dan mediastinum. Terlihat gambaran tulang
Dari ketiga citra Thorax dengan variasi kondisi penyinaran, kontras antar tulang
dengan udara, baik ditulang iga dan cervical dengan lapangan paru-paru dan trachea,
urutan kontras dari tinggi kerendah yaitu citra dengan kondisi eksposi 66kV 8 mAs,
85 kV 12.5 mAs dan terakhir 109 kV 2.2 mAs. Maka dapat disimpulkan dengan kV
rendah akan menaikkan kontras. Ketiga citra Thorax dengan variasi kondisi eksposi
Hasil pengambilan ESD pada kedua teknik radiografi Thorax dengan eksposi
41 66 8 Y 150 35 x 43 0.442
hamburan, sehingga kontras yang dihasilkan akan rendah. Sebaliknya pada teknik kV
atau koifisien atenuasi yang besar dalam hal ini antar tulang iga dan lapangan paru-
paru, detail tulang iga tidak tampak jelas terhadap struktur paru-paru. Namun kontras
citra yang rendah membuat jangkauan kontras lebih rendah atau tinggi antara dua
organ yang memiliki beda kerapatan yang relative lebih kecil atau pada organ yang
sama, dalam hal ini terlihat bronkus pada area paru-paru, retrocardiac, dan juga pada
linear dan reticular area peripheral paru-paru. Dengan kenaikan kV akan menambah
daya penetrasi atau daya tembus berkas keorgan dan sebagai kompensasi kenaikan
kV maka mAs diturunkan dan waktu eksposi menjadi rendah hal ini membuat dosis
18FG dengan kondisi eksposi 109 kV, 2.2 mAs memiliki rentan kontras rendah
sebesar 0.009 sampai 0.123 ini ditandai dengan terlihatnya disc 18 sampai 3, nilai ini
lebih lebar dibandingkan dengan kondisi 66 kV 8 mAs yang memiliki rentan kontras
antara 0.009 sampai 0.086 dengan nomor disc yang terlihat 18 sampai 5. Kondisis
eksposi 109 kV 2.2 mAs dapat menampilkan resolusi sebesar 0.5 sampai 2.8
cycle/mm, hasil ini lebih baik dengan kondisi 66 kV 8 mAs sebesar 0.5 sampai 2.24
cycle/mm. Nilai pixel pada disc yang dapat ditampilkan pada citra TOR 18FG,
kondisi eksposi 109 kV 2.2 mAs memiliki rentan yang lebih lebar dibandingkan
CDR dengan kondisi eksposi 109 kV 2.2 mAs memiliki rentan kontras rendah
sebesar 0.002 sampai 0.027 ini ditandai dengan terlihatnya disc 17 sampai 7, nilai ini
lebih lebar dibandingkan dengan kondisi 66 kV 8 mAs yang memiliki rentang
kontras rendah 0.002 sampai 0.045 dengan nomor disc yang terlihat 17 sampai 4.
Sedangkan untuk kontras tinggi kondisi eksposi 109 kV 2.2 mAs memiliki rentang
kontras 0.039 sampai 0.726, yang lebih lebar dari kondisi 66 kV 8 mAs yang
memiliki rentang kontras tinggi sebesar 0.039 sampai 0.167. kondisi eksposi 109 kV
2.2 mAs dapat menampilkan resolusi sebesar 0.50 sampai 2.80 cycle/mm, hal ini
lebih baik dibandingkan dengan kondisi 66 kV 8 mAs sebesar 0.5 sampai 2.24
cycle/mm.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada radiografi Thorax kontras lebih tinggi pada penggunaan teknik kV standar
dibanding dengan menggunakan teknik kV tinggi, ini terlihat pada gambaran tulang
dan daerah paru karena memiliki kerapatan yang besar. Sedangkan pada jaringan
yang memiliki perbedaan kerapatan yang relative kecil atau sama akan menaikkan
kontras. Ini terlihat pada gambaran daerah paru ditandai dengan gambaran bronkus
gambaran bronkus paru terlihat tegas dan lebih banyak dibandingkan tehnik kV
standar, hal ini disebabkan rentang kontras gambaran radiografi yang lebih lebar.
Keuntungannya bronkus paru yang tadinya tidak tervisualisasi menjadi tampak pada
gambaran paru, kerugiannya adalah jika radiolog tidak mengetahui atau tidak
3. Pada penggunaan tehnik kV tinggi dosis yang diterima pasien lebih rendah
waktu eksposi menjadi rendah hal ini membuat dosis pasien menjadi turun.
4. Kualitas citra dari tehnik kV tinggi lebih optimal dibanding tehnik kV rendah,
sehingga jangkauan objek yang diamati pada tehnik kV tinggi lebih lebar dan lebih
banyak.
5. Hasil evaluasi citra pada TOR 18FG dan TOR CDR didapatkan sensitifitas kontras
lebih rendah dan resolusi pada tehnik kV tinggi lebih besar dan lebih baik daripada
tehnik kV standar.
5.2 Saran
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA