Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi boron yang efektif, serta lama waktu iradiasi yang
diperlukan untuk terapi kanker otak glioblastoma multiforme, selain itu juga untuk melihat bagaimana pengaruh
besar konsentrasi boron terhadap besar laju dosis dan waktu iradiasinya melalui metode simulasi program.
Penelitian ini menggunakan Particle and Heavy Ions Transport code System (PHITS) untuk mensimulasikan proses
terapi BNCT pada pasien tumor otak glioblastoma multiforme dengan sumber neutron dari Reaktor Riset Kartini.
Konsentrasi boron yang yang dipakai menggunakan 9 variasi konsentrasi yaitu 20, 30, 40, 50, 60, 70 80 90, dan
100 µg/gram jaringan kanker. Hasil dari penelitian ini berupa : (1) Konsentrasi boron efektif adalah berada di
kisaran 80 µg / g, 90 µg / g, dan 100 µg / g jaringan. (2) Jumlah konsentrasi boron yang semakin besar akan
meningkatkan tingkat laju dosis serap total yang diterima oleh kanker. (3) Waktu iradiasi efektif terjadi pada
konsentrasi boron di kisaran 80 µg / g, 90 µg / g, dan 100 µg / gram jaringan kanker yang didapat dengan waktu
penyinaran 4 jam dan 19 menit, 3 jam dan 53 menit, dan 3 jam dan 33 menit. (4) Jumlah konsentrasi boron yang
semakin meningkat akan memperpendek waktu penyinaran iradiasi saat terapi berlangsung.
Abstract
This research aims to determine the effective boron concentration, and the length of irradiation
time needed for the treatment of glioblastoma multiforme brain cancer. This research also aims to seeing how
large the effect of boron concentration on the dose rate and irradiation time using simulation method.This
research used Particle and Heavy Ions Transport code System (PHITS) to simulate the process of BNCT therapy
with neutron sources from the Kartini Research Reactor. The simulation is used 9 boron concentration variations
which is 20, 30, 40, 50, 60, 70 80 90, and 100 µg / gram of cancer tissue. The results of this research are: (1)
Effective boron concentration is in the range of 80 µg / g, 90 µg / g, and 100 µg / g tissue. (2) The amount of
boron concentration which is greater will increase the rate of total absorption dose received by cancer. (3)
Effective irradiation time occurred at boron concentration in the range of 80 µg / g, 90 µg / g, and 100 µg / gram
of cancer tissue obtained with 4 hours and 19 minutes, 3 hours and 53 minutes of irradiation time, and 3 hours
and 33 minutes. (4) The amount of boron concentration which increases will shorten the irradiation irradiation
time during therapy.
yang tidak sehat, dan faktor internal seperti memulai treatment) sangat rendah yaitu
mewarisi gen yang termutasi, kelainan sebanyak 35% saja (Siegel, Miller, & Jemal,
hormon, serta kelainan pada kondisi imun 2016).
tubuh (American Cancer Society, 2015). Kanker otak adalah kondisi dimana
Kanker termasuk ke dalam penyakit terjadi pertumbuhan sel secara abnormal di
tidak menular atau Non Commucable otak. Kanker otak bisa timbul dari sel otak
Diseases (NCD) dan kebanyakan ditemukan primer, atau dari sel-sel yang membentuk
di negara-negara berkembang (IAEA, 2014). komponen otak lainnya misalnya selaput otak,
Di dunia, kasus kanker terbanyak adalah pembuluh darah, atau dari pertumbuhan sel
kanker paru-paru (1,8 juta orang, 13% dari kanker yang berkembang di organ lain yang
total), kanker payudara (1,7 juta orang, 11,9% telah menyebar ke otak oleh aliran darah
dari total), dan kanker kolon rektal (1,4 juta ( secara metastasis atau kanker otak sekunder)
orang, 9,7% dari total) (Chan & Ismail, 2014), (Cancer Research United Kingdom, 2017).
sementara kematian terbanyak disebabkan Tumor di dalam otak yang berasal
oleh kanker paru-paru, kanker lambung, dan dari sel glia disebut juga dengan glioma.
kanker hati (Payudan, Aziz, & Sardjono, Glioma merupakan jenis tumor otak yang
2016). paling sering terjadi (sekitar 33% dari kasus
Di Indonesia, kasus NCD tumor otak) dan memiliki empat level
diperkirakan mencapai 71% dari total kasus keganasan, salah satunya yang menjadi fokus
kematian, dan kasus kematian akibat kanker pada penelitian ini adalah tumor otak glioma
menjadi kasus NCD terbanyak kedua setelah sub tipe astrositoma grade/stadium empat
penyakit jantung yaitu sebanyak 37% dari yaitu glioblastoma multiforme (American
total kematian akibat NCD. (World Health Brain Tumor Association, 2014).
Organization, 2014). Pada Laki-laki, kasus Glioblastoma multiforme merupakan salah
kanker terbanyak adalah kanker prostat di satu jenis dari glioma yang memiliki grade
negara maju, dan kanker paru-paru di negara paling tinggi yang biasanya menyerang
berkembang, sedangkan pada wanita adalah jaringan yang berdekatan dan bisa menyebar
kanker payudara (World Health Organization, luas di dalam otak, ciri khasnya adalah daerah
2014). Pada kasus kanker otak yang menjadi sel tumor mati (nekrosis) yang ditemukan di
topik utama penelitian ini menurut data WHO dalam inti tumor. Glioblastoma multiforme
di tahun 2012 hanya ada kurang dari sekitar sendiri mewakili lebih dari sekitar seperempat
2% dari jumlah keseluruhan kasus kanker di kasus dari semua tumor otak primer
dunia, namun karakteristiknya yang bersifat (American Brain Tumor Association, 2015).
ganas membuat angka survival rate (waktu Standar pengobatan untuk pasien
bertahan hidup dari penyakit seperti kanker dengan penyakit glioblastoma adalah dengan
setelah dilakukan diagnostik atau setelah operasi pengangkatan, kemoterapi dan
3 Analisis Dosis pada .... (Muhammad Yatsrib Ramadhan)
glioma astrositoma grade empat glioblastoma Variabel yang digunakan dalam penelitian
multiforme yang aman pada pelaksanaan ini meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan
terapi BNCT, sehingga dapat diperoleh batas variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian
dosis boron-10 dan waktu iradiasi yang aman ini adalah 9 variasi konsentrasi boron yang
untuk terapi BNCT dengan simulasi program diberikan kepada jaringan kanker. Variabel terikat
permodelan. Mengenai algoritma perhitungan dalam penelitian ini adalah nilai dosis hamburan
dosis yang terpasang pada terapi BNCT, neutron. Selanjutnya Variabel kontrol yang
metode Monte Carlo biasanya digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah nilai fluks
untuk menentukan akurasi dosis (Kumada et neutron dan laju dosis gamma dari sumber
al., 2015). Untuk itu program PHITS keluaran kolimator reaktor kartini.
(Particle and Heavy Ion transport Code
System) yang berbasis Monte Carlo Desain Penelitian
digunakan untuk menyimulasikan fluks Perumusan desain penelitian digambarkan
neutron (Sato et al., 2013) yang ditembakkan dalam diagram alir (flow chart) yang ditunjukan
kepada phantom kepala dengan geometri dari sebagai berikut :
tumor otak glioblastoma multiforme di
dalamnya.
.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari 2018 sampai awal bulan Juli 2018. Proses
pembuatan kode untuk simulasi program PHITS
berupa geometri kepala manusia dan geomerti
material kanker dilaksanakan di ruang
laboratorium komputer Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta serta di ruang Enginering Pusat Sains
dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir
Gambar 1. Desain penelitian
Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta.
bagian sesuai dengan interaksi yang terjadi. Program simulasi diawali dengan membuat
Komponen dosis diantaranya dosis boron, dosis desain geometri phantom berbentuk kepala yang
gamma, dosis proton dan dosis hamburan neutron, berasal dari modifikasi Phantom tubuh yang
yang kemudian dapat dilanjutkan dengan bersumber dari MIRD- Oak Ridge National
melakukan perhitungan laju dosis total (Sardjono Labolatory. Phantom kepala terdiri dari beberapa
et al. 2016). organ yang akan disimulasikan diantaranya adalah
organ kulit, tengkorak, tulang leher, otak, jaringan
Ḋ total=( wboron × Ḋboron ) + ( w p × Ḋ proton ) + ( wn × Ḋneutron ) + ( wγ × Ḋγ )
kanker, dan tiga bagian target iradiasi termasuk
Dosis total dari masing-masing jenis radiasi sel kanker (PTV, CTV, GTV). Gross Target
memiliki kontribusi yang berbeda disebabkan Volume. Gross Target Volume (GTV) sendiri
karena faktor RBE, CBE dan dose reduction merupakan pusat sel kanker sedangkan Clinical
factor. Penentuan nilai faktor kualitas radiasi pada Target Volume (CTV) dan Planning Target
BNCT dilakukan setelah mempertimbangkan Volume (PTV) merupakan volume sel yang
faktor-faktor yang mempengaruhi efek biologis. kemungkinan terkena dampak dari terapi.
Untuk mengukur waktu iradiasi yang
digunakan dalam BNCT, dapat ditentukan dengan 6
membandingkan antara dosis minimum perusak 4 5
pada jaringan kanker dengan laju dosis serap total 3
1
pada kanker. Yang dalam hal ini dosis minimum 2
perusak jaringan kanker ditentukan sebesar 50 Gy.
Besarnya waktu iradiasi dihitung dengan
persamaan berikut. Gambar 2. Phantom dua dimensi yang dilihat
dosis minimum perusak jaringan kanker (Gydari
) bagian belakang kepala , (1) Otak (2)
waktu iradiasi( s)= Jaringan lunak (3) Tulang belakang (4) Tengkorak
Gy
laju dosis total ( ) (5) Sel kanker (GTV, CTV, PTV) (6) Kulit
s
hasil dosis serap total pada jaringan yang Material acuan penyusun untuk jaringan
didapatkan dari simulasi yang telah dilakukan sehat didapatkan melalui website National Institute
tidak boleh melebihi batas toleransi dosis yang of Standards and Technology (NIST) atau
dapat diterima oleh jaringan. Perhitungan dosis publikasi Pasific Northwest National Laboratory
serap menggunakan persamaan berikut. (PNNL). Data jaringan sehat yang diambil dalam
penelitian ini yaitu jaringan otak, jaringan lunak,
dosis (Gy) = laju dosis total (Gy/s) × waktu iradiasi (s) dan jaringan tulang, serta jaringan kulit. Masing-
masing organ memiliki persentase fraksi massa
yang berbeda-beda. Sedangkan untuk acuan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN material penyusun jaringan kanker didapatkan dari
data penelitian yang dilakukan oleh Dwi Berlianti
6 Jurnal Pendidikan Fisika Tahun 2018
Siwi pada tahun 2013. Jaringan kanker terdiri dari Laju dosis partikel diketahui setelah
atom Hidrogen (H), Karbon (C), Nitrogen (N), mengkonversi fluks neutron yang didapatkan
Oksigen (O), dan Fosfor (P) dengan catatan apada jaringan lunak . gambar 4 menunjukan laju
material kanker GTV sama dengan CTV dosis serap untuk setiap partikel pada kurun waktu
sedangkan material penyusun PTV sama dengan 1 detik untuk konsentrasi 100 μg boron / gram
jaringan sehat otak. kanker
Hasil keluaran simulasi ini adalah jumlah
0.5 Organ
0.0045
0.004
GTV
Nilai Dosis Total (Gy/detik)
35000.000
dalam grafik pada gambar 6 berikut. 30000.000
25000.000
20000.000
15000.000
10000.000
5000.000
0.000
20 30 40 50 60 70 80 90 100
μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/
g g g g g g g g g
Konsentrasi Boron (μg/g )
Waktu iradiasi tercepat terjadi pada nilai memperpendek waktu penyinaran iradiasi
konsentrasi boron 100 μg/g jaringan kanker saat terapi BNCT berlangsung.
dengan 3 jam 33 menit dan 14 detik sedangkan Saran
waktu terlama terjadi pada konsentrasi boron 20 Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki,
μg/g jaringan kanker dengan waktu 13 jam 7 hasil penelitian ini diharapkan mempunyai
menit dan 8 detik. implikasi yang luas untuk penelitian selanjutnya
Waktu iradiasi yang diperoleh agar dosis dengan topik serupa. Saran penulis yaitu sebagai
serap total yang diterima oleh jaringan kanker berikut.
mampu mencapai dosis minimum perusak kanker 1. Dilakukan studi kembali mengenai fluks
yaitu 50 Gy tersebut selanjutnya menjadi patokan neutron keluaran kolimator reaktor kartini,
waktu tetap yang akan menentukan berapa dosis agar fluks neutron keluaran dapat memenuhi
serap total yang diterima oleh jaringan sehat pada standar yang diberikan oleh IAEA.
rentang waktu tersebut untuk melihat efek samping 2. Menggunakan sumber neutron yang berbeda
dari terapi BNCT kepada organ lainnya yang misalnya dari sumber neutron keluaran
mungkin terkena dampak dari terapi. Cyclotron 30 MeV.
3. Dilakukan pembuatan model phantom dengan
KESIMPULAN DAN SARAN jenis voxel agar phantom dapat lebih
Kesimpulan menyerupai organ asli.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut :
American Brain Tumor Association. (2014). Brain
1. Konsentrasi boron efektif adalah berada di Tumor Dictionary. Chicago : American
Brain Tumor Association.
kisaran 80 µg / g, 90 µg / g, dan 100 µg / g
jaringan. American Cancer Society. (2015). Cancer Facts &
Figure 2015. Atlanta : American Cancer
2. Jumlah konsentrasi boron di dalam jaringan
Society.
kanker yang semakin besar akan
Association, A. B. T. (2015). Glioma - American
meningkatkan tingkat dosis serap total yang
Brain Tumor Association. Retrieved January
diterima oleh kanker. 15, 2018, from http://www.abta.org/brain-
tumor-information/types-of-tumors/glioma.ht
3. Waktu iradiasi efektif terjadi pada
ml?referrer=https://www.google.com/
konsentrasi boron di kisaran 80 µg / g, 90
BATAN. (2018). Sejarah Reaktor Kartini.
µg / g, dan 100 µg / gram jaringan kanker
Retrieved 13 April 2018, from
yang didapat dengan waktu penyinaran 4 http://www.batan.go.id/index.php/id/kede
putian/fasilitas-nuklir/869-sejarah-
jam dan 19 menit, 3 jam dan 53 menit, dan
reaktor-kartini-yogyakarta
3 jam dan 33 menit.
Berlianti, Dwi S. (2013). Analisis Dosis di Organ
4. Jumlah konsentrasi boron di dalam
Kritis pada Terapi Glioblastoma dengan
jaringan kanker yang semakin besar akan
9 Analisis Dosis pada .... (Muhammad Yatsrib Ramadhan)
IAEA. (2014). Pact : Together Against Cancer. Rosidah, S., Sardjono, Y., & Sumardi, Y. (2017).
PACT Programme Office. International Analisis Dosis Bnct Pada Kanker Kulit
Atomic Energy Agency. Venna : Vienna Melanoma Menggunakan Mcnpx Dengan
International Centre. Sumber Neutron Dari Kolom Termal Reaktor.
Jurnal Fisika, 6, 352–359.
Kumada, H., Takada, K., Yamanashi, K., Sakae,
T., Matsumura, A., & Sakurai, H. (2015). Sato, T., Niita, K., Matsuda, N., Hashimoto, S.,
Verification of nuclear data for the Tsukuba Iwamoto, Y., Noda, S., … Sihver, L. (2013).
plan, a newly developed treatment planning Particle and heavy ion transport code system,
system for boron neutron capture therapy. PHITS, version 2.52. Journal of Nuclear
Applied Radiation and Isotopes, 106, 111– Science and Technology, 50(9), 913–923.
115. https://doi.org/10.1080/00223131.2013.81455
https://doi.org/10.1016/j.apradiso.2015.08.03 3
2
Siegel, R. L., Miller, K. D., & Jemal, A. (2016).
Moss, R. L. (2014). Critical review, with an Cancer statistics. CA Cancer J Clin, 66(1), 7–
optimistic outlook, on Boron Neutron Capture 30. https://doi.org/10.3322/caac.21332.
Therapy (BNCT). Applied Radiation and
Isotopes, 88, 2–11. Wittig, A., Moss, R. L., & Sauerwein, W. A. G.
https://doi.org/10.1016/j.apradiso.2013.11.10 (2014). Glioblastoma, brain metastases and
10 Jurnal Pendidikan Fisika Tahun 2018
World Cancer Report 2014. (2014). World Cancer World Health Organization. (2014). Cancer
Report 2014. World Health Organization. Country Profiles 2014. World Health
USA : Internasional Agency for Research on Organization. Jakarta, Indonesia
Cancer