Anda di halaman 1dari 10

1 Analisis Dosis pada ....

(Muhammad Yatsrib Ramadhan)

ANALISIS DOSIS PADA PENGOBATAN PENYAKIT KANKER OTAK


GLIOBLASTOMA MULTIFORME DENGAN METODE BNCT
MENGGUNAKAN KODE PHITS

THE DOSE ANALYSIS FOR GLIOBLASTOMA MULTIFORME TREATMENT WITH BNCT


METHOD USING PHITS CODE

Oleh: Muhammad Yatsrib Ramadhan


Universitas Negeri Yogyakarta, Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN
yatsrib@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi boron yang efektif, serta lama waktu iradiasi yang
diperlukan untuk terapi kanker otak glioblastoma multiforme, selain itu juga untuk melihat bagaimana pengaruh
besar konsentrasi boron terhadap besar laju dosis dan waktu iradiasinya melalui metode simulasi program.
Penelitian ini menggunakan Particle and Heavy Ions Transport code System (PHITS) untuk mensimulasikan proses
terapi BNCT pada pasien tumor otak glioblastoma multiforme dengan sumber neutron dari Reaktor Riset Kartini.
Konsentrasi boron yang yang dipakai menggunakan 9 variasi konsentrasi yaitu 20, 30, 40, 50, 60, 70 80 90, dan
100 µg/gram jaringan kanker. Hasil dari penelitian ini berupa : (1) Konsentrasi boron efektif adalah berada di
kisaran 80 µg / g, 90 µg / g, dan 100 µg / g jaringan. (2) Jumlah konsentrasi boron yang semakin besar akan
meningkatkan tingkat laju dosis serap total yang diterima oleh kanker. (3) Waktu iradiasi efektif terjadi pada
konsentrasi boron di kisaran 80 µg / g, 90 µg / g, dan 100 µg / gram jaringan kanker yang didapat dengan waktu
penyinaran 4 jam dan 19 menit, 3 jam dan 53 menit, dan 3 jam dan 33 menit. (4) Jumlah konsentrasi boron yang
semakin meningkat akan memperpendek waktu penyinaran iradiasi saat terapi berlangsung.

Kata kunci : Dosis BNCT, Glioblastoma Multiforme, Terapi Kanker Otak.

Abstract
This research aims to determine the effective boron concentration, and the length of irradiation
time needed for the treatment of glioblastoma multiforme brain cancer. This research also aims to seeing how
large the effect of boron concentration on the dose rate and irradiation time using simulation method.This
research used Particle and Heavy Ions Transport code System (PHITS) to simulate the process of BNCT therapy
with neutron sources from the Kartini Research Reactor. The simulation is used 9 boron concentration variations
which is 20, 30, 40, 50, 60, 70 80 90, and 100 µg / gram of cancer tissue. The results of this research are: (1)
Effective boron concentration is in the range of 80 µg / g, 90 µg / g, and 100 µg / g tissue. (2) The amount of
boron concentration which is greater will increase the rate of total absorption dose received by cancer. (3)
Effective irradiation time occurred at boron concentration in the range of 80 µg / g, 90 µg / g, and 100 µg / gram
of cancer tissue obtained with 4 hours and 19 minutes, 3 hours and 53 minutes of irradiation time, and 3 hours
and 33 minutes. (4) The amount of boron concentration which increases will shorten the irradiation irradiation
time during therapy.

Keywords: BNCT dose, Glioblastoma multiforme, Brain Cancer Therapy

PENDAHULUAN dicirikan dengan pertumbuhan sel yang tidak


Kanker adalah salah satu penyakit terkendali dan penyebaran sel yang tidak
yang mendapatkan perhatian serius oleh normal yang dapat menyebar ke jaringan
peneliti dan praktisi di bidang kesehatan. lainnya melalui sirkulasi darah atau sistem
Kanker bersifat mematikan dan dapat limfatik yang biasa disebut metastasis (World
menyerang siapa saja, baik laki-laki, Cancer Report, 2014). Kanker disebabkan
perempuan, anak-anak maupun orang dewasa. oleh faktor eksternal, seperti merokok,
Penyakit kanker adalah penyakit yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, gaya hidup
2 Jurnal Pendidikan Fisika Tahun 2018

yang tidak sehat, dan faktor internal seperti memulai treatment) sangat rendah yaitu
mewarisi gen yang termutasi, kelainan sebanyak 35% saja (Siegel, Miller, & Jemal,
hormon, serta kelainan pada kondisi imun 2016).
tubuh (American Cancer Society, 2015). Kanker otak adalah kondisi dimana
Kanker termasuk ke dalam penyakit terjadi pertumbuhan sel secara abnormal di
tidak menular atau Non Commucable otak. Kanker otak bisa timbul dari sel otak
Diseases (NCD) dan kebanyakan ditemukan primer, atau dari sel-sel yang membentuk
di negara-negara berkembang (IAEA, 2014). komponen otak lainnya misalnya selaput otak,
Di dunia, kasus kanker terbanyak adalah pembuluh darah, atau dari pertumbuhan sel
kanker paru-paru (1,8 juta orang, 13% dari kanker yang berkembang di organ lain yang
total), kanker payudara (1,7 juta orang, 11,9% telah menyebar ke otak oleh aliran darah
dari total), dan kanker kolon rektal (1,4 juta ( secara metastasis atau kanker otak sekunder)
orang, 9,7% dari total) (Chan & Ismail, 2014), (Cancer Research United Kingdom, 2017).
sementara kematian terbanyak disebabkan Tumor di dalam otak yang berasal
oleh kanker paru-paru, kanker lambung, dan dari sel glia disebut juga dengan glioma.
kanker hati (Payudan, Aziz, & Sardjono, Glioma merupakan jenis tumor otak yang
2016). paling sering terjadi (sekitar 33% dari kasus
Di Indonesia, kasus NCD tumor otak) dan memiliki empat level
diperkirakan mencapai 71% dari total kasus keganasan, salah satunya yang menjadi fokus
kematian, dan kasus kematian akibat kanker pada penelitian ini adalah tumor otak glioma
menjadi kasus NCD terbanyak kedua setelah sub tipe astrositoma grade/stadium empat
penyakit jantung yaitu sebanyak 37% dari yaitu glioblastoma multiforme (American
total kematian akibat NCD. (World Health Brain Tumor Association, 2014).
Organization, 2014). Pada Laki-laki, kasus Glioblastoma multiforme merupakan salah
kanker terbanyak adalah kanker prostat di satu jenis dari glioma yang memiliki grade
negara maju, dan kanker paru-paru di negara paling tinggi yang biasanya menyerang
berkembang, sedangkan pada wanita adalah jaringan yang berdekatan dan bisa menyebar
kanker payudara (World Health Organization, luas di dalam otak, ciri khasnya adalah daerah
2014). Pada kasus kanker otak yang menjadi sel tumor mati (nekrosis) yang ditemukan di
topik utama penelitian ini menurut data WHO dalam inti tumor. Glioblastoma multiforme
di tahun 2012 hanya ada kurang dari sekitar sendiri mewakili lebih dari sekitar seperempat
2% dari jumlah keseluruhan kasus kanker di kasus dari semua tumor otak primer
dunia, namun karakteristiknya yang bersifat (American Brain Tumor Association, 2015).
ganas membuat angka survival rate (waktu Standar pengobatan untuk pasien
bertahan hidup dari penyakit seperti kanker dengan penyakit glioblastoma adalah dengan
setelah dilakukan diagnostik atau setelah operasi pengangkatan, kemoterapi dan
3 Analisis Dosis pada .... (Muhammad Yatsrib Ramadhan)

radioterapi konvensional. Sayangnya, Cancer Society, 2015) mempunyai efek


walaupun setelah operasi pengangkatan dan samping yang cukup besar karena sel sehat di
dilanjutkan dengan berbagai terapi tersebut, daerah sekitar sel kanker ikut terkena efek
glioblastoma tetap dapat kembali muncul. yang sama. Karena permasalahan itulah dosis
(Pointer et al., 2014). Pengobatan dengan radioterapi harus sangat dibatasi sehingga
terapi pada kanker saat ini masih didasarkan efeknya terhadap kanker pun relatif kecil
pada pengobatan dengan kemoterapi maupun (Wittig, Moss, & Sauerwein, 2014).
radioterapi (eksternal, brachyterapi, atau Seiring dengan perkembangan
sistemik) dengan tujuan menahan atau teknologi, radioterapi selama beberapa dekade
mengurangi pertumbuhan tumor, mengalami berbagai inovasi dan salah satu
menghilangkan sisa akar tumor setelah inovasinya adalah Boron Neutron Capture
operasi dan mengurangi rasa sakit (Cheung- Therapy (BNCT) yang dipandang dapat
Ong, Giaever, & Nislow, 2013). Disamping menjadi solusi pengobatan yang aman dan
metode-metode tersebut masih ada beberapa ideal untuk banyak jenis kanker (Moss, 2014).
terapi kanker yang belum umum digunakan BNCT merupakan metode kemo-radioterapi
secara luas dan masih dalam penyempurnaan dengan menggunakan nuklida non radioaktif
seperti proton terapi, karbon terapi, dan boron-10 yang memiliki kecenderungan tinggi
imunoterapi. menangkap neutron berenergi rendah (neutron
Kemoterapi maupun radioterapi termal) (Rosidah, Sardjono, & Sumardi,
konvensional memiliki berbagai efek samping 2017), BNCT merupakan metode
yang tidak kecil pada pengobatannya. pengobatan yang ideal dan aman dalam
Kemoterapi sendiri memiliki efek samping membunuh sel-sel kanker secara selektif tanpa
seperti rambut yang rontok, gangguan merusak sel sehat di sekitarnya karena efek
kesuburan, mudah pendarahan seperti radiasi dapat dibatasi pada sel-sel kanker saja.
mimisan, dan beberapa efek samping yang Namun metode BNCT hingga kini masih
lainnya karena obat-obatan yang digunakan berstatus pengobatan eksperimental dan
tidak memiliki kemampuan untuk belum banyak diaplikasikan kepada pasien
membedakan sel kanker yang berkembang kanker secara umum terutama karena metode
pesat secara abnormal dan sel sehat yang juga ini masih harus melalui banyak penelitian
memiliki perkembangan pesat seperti sumsum lebih lanjut (Moss, 2014). Namun tidak
tulang belakang yang memproduksi sel darah menutup kemungkinan bahwa ke depannya
baru, sel kulit, dan folikel rambut (Chan & metode BNCT dapat menjadi metode utama
Ismail, 2014). Begitu juga radioterapi, dengan dalam pengobatan kanker.
tekniknya yang memberikan partikel atau Penelitian ini sendiri akan
gelombang berenergi tinggi seperti sinar-X mempelajari tentang jumlah dosis serap
untuk membunuh sel kanker (American (dengan satuan Gray) pada kanker otak
4 Jurnal Pendidikan Fisika Tahun 2018

glioma astrositoma grade empat glioblastoma Variabel yang digunakan dalam penelitian
multiforme yang aman pada pelaksanaan ini meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan
terapi BNCT, sehingga dapat diperoleh batas variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian
dosis boron-10 dan waktu iradiasi yang aman ini adalah 9 variasi konsentrasi boron yang
untuk terapi BNCT dengan simulasi program diberikan kepada jaringan kanker. Variabel terikat
permodelan. Mengenai algoritma perhitungan dalam penelitian ini adalah nilai dosis hamburan
dosis yang terpasang pada terapi BNCT, neutron. Selanjutnya Variabel kontrol yang
metode Monte Carlo biasanya digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah nilai fluks
untuk menentukan akurasi dosis (Kumada et neutron dan laju dosis gamma dari sumber
al., 2015). Untuk itu program PHITS keluaran kolimator reaktor kartini.
(Particle and Heavy Ion transport Code
System) yang berbasis Monte Carlo Desain Penelitian
digunakan untuk menyimulasikan fluks Perumusan desain penelitian digambarkan
neutron (Sato et al., 2013) yang ditembakkan dalam diagram alir (flow chart) yang ditunjukan
kepada phantom kepala dengan geometri dari sebagai berikut :
tumor otak glioblastoma multiforme di
dalamnya.
.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari 2018 sampai awal bulan Juli 2018. Proses
pembuatan kode untuk simulasi program PHITS
berupa geometri kepala manusia dan geomerti
material kanker dilaksanakan di ruang
laboratorium komputer Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta serta di ruang Enginering Pusat Sains
dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir
Gambar 1. Desain penelitian
Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta.

Teknik Analisis Data


Setelah melakukan running program yang
telah dibuat, selanjutnya yang harus dilakukan
adalah analisis data dan perhitungan dosis.
Variabel Penelitian
Perhitungan dosis dari BNCT terdiri dari empat
5 Analisis Dosis pada .... (Muhammad Yatsrib Ramadhan)

bagian sesuai dengan interaksi yang terjadi. Program simulasi diawali dengan membuat
Komponen dosis diantaranya dosis boron, dosis desain geometri phantom berbentuk kepala yang
gamma, dosis proton dan dosis hamburan neutron, berasal dari modifikasi Phantom tubuh yang
yang kemudian dapat dilanjutkan dengan bersumber dari MIRD- Oak Ridge National
melakukan perhitungan laju dosis total (Sardjono Labolatory. Phantom kepala terdiri dari beberapa
et al. 2016). organ yang akan disimulasikan diantaranya adalah
organ kulit, tengkorak, tulang leher, otak, jaringan
Ḋ total=( wboron × Ḋboron ) + ( w p × Ḋ proton ) + ( wn × Ḋneutron ) + ( wγ × Ḋγ )
kanker, dan tiga bagian target iradiasi termasuk
Dosis total dari masing-masing jenis radiasi sel kanker (PTV, CTV, GTV). Gross Target
memiliki kontribusi yang berbeda disebabkan Volume. Gross Target Volume (GTV) sendiri
karena faktor RBE, CBE dan dose reduction merupakan pusat sel kanker sedangkan Clinical
factor. Penentuan nilai faktor kualitas radiasi pada Target Volume (CTV) dan Planning Target
BNCT dilakukan setelah mempertimbangkan Volume (PTV) merupakan volume sel yang
faktor-faktor yang mempengaruhi efek biologis. kemungkinan terkena dampak dari terapi.
Untuk mengukur waktu iradiasi yang
digunakan dalam BNCT, dapat ditentukan dengan 6
membandingkan antara dosis minimum perusak 4 5
pada jaringan kanker dengan laju dosis serap total 3
1
pada kanker. Yang dalam hal ini dosis minimum 2
perusak jaringan kanker ditentukan sebesar 50 Gy.
Besarnya waktu iradiasi dihitung dengan
persamaan berikut. Gambar 2. Phantom dua dimensi yang dilihat
dosis minimum perusak jaringan kanker (Gydari
) bagian belakang kepala , (1) Otak (2)
waktu iradiasi( s)= Jaringan lunak (3) Tulang belakang (4) Tengkorak
Gy
laju dosis total ( ) (5) Sel kanker (GTV, CTV, PTV) (6) Kulit
s

hasil dosis serap total pada jaringan yang Material acuan penyusun untuk jaringan
didapatkan dari simulasi yang telah dilakukan sehat didapatkan melalui website National Institute
tidak boleh melebihi batas toleransi dosis yang of Standards and Technology (NIST) atau
dapat diterima oleh jaringan. Perhitungan dosis publikasi Pasific Northwest National Laboratory
serap menggunakan persamaan berikut. (PNNL). Data jaringan sehat yang diambil dalam
penelitian ini yaitu jaringan otak, jaringan lunak,
dosis (Gy) = laju dosis total (Gy/s) × waktu iradiasi (s) dan jaringan tulang, serta jaringan kulit. Masing-
masing organ memiliki persentase fraksi massa
yang berbeda-beda. Sedangkan untuk acuan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN material penyusun jaringan kanker didapatkan dari
data penelitian yang dilakukan oleh Dwi Berlianti
6 Jurnal Pendidikan Fisika Tahun 2018

Siwi pada tahun 2013. Jaringan kanker terdiri dari Laju dosis partikel diketahui setelah
atom Hidrogen (H), Karbon (C), Nitrogen (N), mengkonversi fluks neutron yang didapatkan
Oksigen (O), dan Fosfor (P) dengan catatan apada jaringan lunak . gambar 4 menunjukan laju
material kanker GTV sama dengan CTV dosis serap untuk setiap partikel pada kurun waktu
sedangkan material penyusun PTV sama dengan 1 detik untuk konsentrasi 100 μg boron / gram
jaringan sehat otak. kanker
Hasil keluaran simulasi ini adalah jumlah

Laju Dosis (mGy/detik)


1.2

dosis hamburan neutron serta fluks neutron 1

perkedalaman jaringan yang ditembus oleh 0.8


boron
0.6
tembakan neutron dari kolimator. Grafik pada proton
0.4
gambar 3 menunjukkan hasil keluaran fluks neutron
0.2 gamma
neutron dari simulasi PHITS yang telah dilakukan.
0
Fluks Neutron (n.cm-2.s-1)

kulit tengkorak otak ptv ctv gtv


0.6

0.5 Organ

0.4 Gambar 4. Laju dosis serap untuk setiap partikel


0.3

0.2 Setelah mendapatkan nilai laju dosis dari


0.1 keempat komponen dosis pada BNCT selanjutnya
0 kita dapat mencari dosis total untuk tiap
0 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192
konsentrasi boron yang di serap oleh setiap organ.
Kedalaman Jaringan (cm)
Dosis total pada penelitian ini memiliki prinsip
neutron termal neutron epitermal
neutron cepat yang sama dengan dosis ekuivalen pada proteksi
radiasi. Dosis ekuivalen merupakan sebaran dosis
Gambar 3. Fluks neutron di dalam phantom
yang menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada
jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi
Pada gambar 3 dapat dilihat hasil simulasi
radiasi dengan memperhatikan faktor-faktor yang
menunjukkan bahwa neutron termal mengalami
mempengaruhinya. Dosis total didapatkan dengan
kenaikan saat memasuki jaringan tubuh sedangkan
mengalikan dosis serap dengan faktor kualitas
neutron epitermal mengalami penurunan saat
radiasi.
mulai memasuki tubuh. Hal ini diakibatkan karena
sebagian besar neutron epitermal mengalami
penurunan energi karena termoderasi saat
melewati jaringan tubuh dan berubah menjadi
neutron termal, sehingga jumlah neutron termal
meningkat drastis dan mengalami titik puncak
pada kedalaman 9 cm kedalam jaringan tubuh.
7 Analisis Dosis pada .... (Muhammad Yatsrib Ramadhan)

0.0045
0.004
GTV
Nilai Dosis Total (Gy/detik)

Laju Dosis Total (Gy/s)


0.0035
0.0045
0.003
0.0040
0.0025 0.0035
0.0030
0.002
0.0025
0.0015 0.0020
0.0015
0.001
0.0010
0.0005 0.0005
0.0000
0 20 30 40 50 60 70 80 90 100
kulit tengkorak otak ptv ctv gtv μg/g μg/g μg/g μg/g μg/g μg/g μg/g μg/g μg/g
Organ Konsentrasi Boron (μg/g)

Gambar 6. Grafik nilai laju dosis total pada organ


20 μg/g 30 μg/g 40 μg/g
50 μg/g 60 μg/g 70 μg/g GTV.
80 μg/g 90 μg/g 100 μg/g
Untuk dapat menentukan waktu iradiasi
Gambar 5. Laju dosis total untuk setiap organ efektif, sebelumnya kita harus mengetahui berapa
rata-rata dosis serap total pada jaringan kanker
Dari grafik diatas sebenarnya kita dapat yang perlu di capai agar sel kanker dapat rusak,
menyimpulkan jika semakin tinggi konsentrasi dosis perusak kanker untuk penyakit Glioblastoma
boron maka semakin tinggi pula nilai laju dosis multiforme berkisar antara 45 Gy – 60 Gy (Pointer
total pada jaringan . Nilai dosis total tertinggi et al., 2014), yang kemudian penulis mengambil
ditemukan pada organ utama kanker yaitu pada angka 50 Gy sebagai dosis perusak kanker.
organ GTV. Nilai laju dosis total terbesar pada Selanjutnya waktu iradiasi untuk terapi BNCT
organ GTV terjadi pada konsentrasi 100 μg/g didapatkan dengan membandingkan antara dosis
−3
jaringan kanker dengan nilai 3,9082×10 Gy minimum perusak kanker dengan laju dosis total
untuk jangka waktu satu detik. Kenaikan pada kanker
konsentrasi boron pada jaringan kanker berbanding
lurus dengan nilai laju dosis total dengan kenaikan 50000.000
45000.000
yang dapat dikatakan linier yang dibuktikan di 40000.000
Waktu iradiasi (detik)

35000.000
dalam grafik pada gambar 6 berikut. 30000.000
25000.000
20000.000
15000.000
10000.000
5000.000
0.000
20 30 40 50 60 70 80 90 100
μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/ μg/
g g g g g g g g g
Konsentrasi Boron (μg/g )

Gambar 7. Grafik perbandingan waktu iradiasi


dengan nilai konsentrasi boron.
8 Jurnal Pendidikan Fisika Tahun 2018

Waktu iradiasi tercepat terjadi pada nilai memperpendek waktu penyinaran iradiasi
konsentrasi boron 100 μg/g jaringan kanker saat terapi BNCT berlangsung.
dengan 3 jam 33 menit dan 14 detik sedangkan Saran
waktu terlama terjadi pada konsentrasi boron 20 Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki,
μg/g jaringan kanker dengan waktu 13 jam 7 hasil penelitian ini diharapkan mempunyai
menit dan 8 detik. implikasi yang luas untuk penelitian selanjutnya
Waktu iradiasi yang diperoleh agar dosis dengan topik serupa. Saran penulis yaitu sebagai
serap total yang diterima oleh jaringan kanker berikut.
mampu mencapai dosis minimum perusak kanker 1. Dilakukan studi kembali mengenai fluks
yaitu 50 Gy tersebut selanjutnya menjadi patokan neutron keluaran kolimator reaktor kartini,
waktu tetap yang akan menentukan berapa dosis agar fluks neutron keluaran dapat memenuhi
serap total yang diterima oleh jaringan sehat pada standar yang diberikan oleh IAEA.
rentang waktu tersebut untuk melihat efek samping 2. Menggunakan sumber neutron yang berbeda
dari terapi BNCT kepada organ lainnya yang misalnya dari sumber neutron keluaran
mungkin terkena dampak dari terapi. Cyclotron 30 MeV.
3. Dilakukan pembuatan model phantom dengan
KESIMPULAN DAN SARAN jenis voxel agar phantom dapat lebih
Kesimpulan menyerupai organ asli.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut :
American Brain Tumor Association. (2014). Brain
1. Konsentrasi boron efektif adalah berada di Tumor Dictionary. Chicago : American
Brain Tumor Association.
kisaran 80 µg / g, 90 µg / g, dan 100 µg / g
jaringan. American Cancer Society. (2015). Cancer Facts &
Figure 2015. Atlanta : American Cancer
2. Jumlah konsentrasi boron di dalam jaringan
Society.
kanker yang semakin besar akan
Association, A. B. T. (2015). Glioma - American
meningkatkan tingkat dosis serap total yang
Brain Tumor Association. Retrieved January
diterima oleh kanker. 15, 2018, from http://www.abta.org/brain-
tumor-information/types-of-tumors/glioma.ht
3. Waktu iradiasi efektif terjadi pada
ml?referrer=https://www.google.com/
konsentrasi boron di kisaran 80 µg / g, 90
BATAN. (2018). Sejarah Reaktor Kartini.
µg / g, dan 100 µg / gram jaringan kanker
Retrieved 13 April 2018, from
yang didapat dengan waktu penyinaran 4 http://www.batan.go.id/index.php/id/kede
putian/fasilitas-nuklir/869-sejarah-
jam dan 19 menit, 3 jam dan 53 menit, dan
reaktor-kartini-yogyakarta
3 jam dan 33 menit.
Berlianti, Dwi S. (2013). Analisis Dosis di Organ
4. Jumlah konsentrasi boron di dalam
Kritis pada Terapi Glioblastoma dengan
jaringan kanker yang semakin besar akan
9 Analisis Dosis pada .... (Muhammad Yatsrib Ramadhan)

BNCT menggunakan Simulasi MCNP5. 9


Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Ostrom, Q. T., Gittleman, H., Fulop, J., Liu, M.,
Cancer Research United Kingdom. (2017). Blanda, R., Kromer, C., … Barnholtz-Sloan,
Secondary Brain Tumor. Retrieved J. S. (2015). CBTRUS Statistical Report:
January 29, 2018 from Primary Brain and Central Nervous System
https://www.cancerresearchuk.org/ Tumors Diagnosed in the United States in
2008-2012. Neuro-Oncology, 17, iv1-iv62.
Chan, H.-K., & Ismail, S. (2014). Side Effects of https://doi.org/10.1093/neuonc/nov189
Chemotherapy among Cancer Patients in a
Malaysian General Hospital: Experiences, Ostrom, Q. T., Gittleman, H., Liao, P., Vecchione-
Perceptions and Informational Needs from Koval, T., Wolinsky, Y., Kruchko, C., &
Clinical Pharmacists. Asian Pacific Journal Barnholtz-Sloan, J. S. (2017). CBTRUS
of Cancer Prevention, 15(13), 5305–5309. Statistical Report: Primary brain and other
https://doi.org/10.7314/APJCP.2014.15.13.53 central nervous system tumors diagnosed in
05 the United States in 2010–2014. Neuro-
Oncology, 19(suppl_5), v1–v88.
Cheung-Ong, K., Giaever, G., & Nislow, C. https://doi.org/10.1093/neuonc/nox158
(2013). DNA-Damaging Agents in Cancer
Chemotherapy: Serendipity and Chemical Payudan, A., Aziz, A. N., & Sardjono, Y. (2016).
Biology. Chemistry & Biology, 20(5), 648– Basic Principle Application and Technology
659. of Boron Neutron Capture Cancer Therapy
https://doi.org/10.1016/j.chembiol.2013.04.00 ( BNCT ) Utilizing Monte Carlo N Particle 5
7 ’ S Software ( MCNP 5 ) with Compact
Neutron Generator ( CNG ), 20–33.
Horiguchi, H., Sato, T., Kumada, H., Yamamoto,
T., & Sakae, T. (2015). Estimation of relative Pointer, K. B., Clark, P. A., Zorniak, M., Alrfaei,
biological effectiveness for boron neutron B. M., & Kuo, J. S. (2014). Glioblastoma
capture therapy using the PHITS code cancer stem cells: Biomarker and therapeutic
coupled with a microdosimetric kinetic advances. Neurochemistry International,
model. Journal of Radiation Research, 56(2), 71(1), 1–7.
382–390. https://doi.org/10.1093/jrr/rru109 https://doi.org/10.1016/j.neuint.2014.03.005

IAEA. (2014). Pact : Together Against Cancer. Rosidah, S., Sardjono, Y., & Sumardi, Y. (2017).
PACT Programme Office. International Analisis Dosis Bnct Pada Kanker Kulit
Atomic Energy Agency. Venna : Vienna Melanoma Menggunakan Mcnpx Dengan
International Centre. Sumber Neutron Dari Kolom Termal Reaktor.
Jurnal Fisika, 6, 352–359.
Kumada, H., Takada, K., Yamanashi, K., Sakae,
T., Matsumura, A., & Sakurai, H. (2015). Sato, T., Niita, K., Matsuda, N., Hashimoto, S.,
Verification of nuclear data for the Tsukuba Iwamoto, Y., Noda, S., … Sihver, L. (2013).
plan, a newly developed treatment planning Particle and heavy ion transport code system,
system for boron neutron capture therapy. PHITS, version 2.52. Journal of Nuclear
Applied Radiation and Isotopes, 106, 111– Science and Technology, 50(9), 913–923.
115. https://doi.org/10.1080/00223131.2013.81455
https://doi.org/10.1016/j.apradiso.2015.08.03 3
2
Siegel, R. L., Miller, K. D., & Jemal, A. (2016).
Moss, R. L. (2014). Critical review, with an Cancer statistics. CA Cancer J Clin, 66(1), 7–
optimistic outlook, on Boron Neutron Capture 30. https://doi.org/10.3322/caac.21332.
Therapy (BNCT). Applied Radiation and
Isotopes, 88, 2–11. Wittig, A., Moss, R. L., & Sauerwein, W. A. G.
https://doi.org/10.1016/j.apradiso.2013.11.10 (2014). Glioblastoma, brain metastases and
10 Jurnal Pendidikan Fisika Tahun 2018

soft tissue sarcoma of extremities: Candidate


tumors for BNCT. Applied Radiation and World Cancer Research International. (2015).
Isotopes, 88, 46–49. Worldwide data. Retrieved january 29, 2018,
https://doi.org/10.1016/j.apradiso.2013.11.03 from http://www.wcrf.org/int/cancer-facts-
8 figures/worldwide-data.

World Cancer Report 2014. (2014). World Cancer World Health Organization. (2014). Cancer
Report 2014. World Health Organization. Country Profiles 2014. World Health
USA : Internasional Agency for Research on Organization. Jakarta, Indonesia
Cancer

Yogyakarta, 8 Oktober 2018


Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Ir. Yohannes Sardjono, A.P.U. Dr. Eng. Rida Siti N. M.


NIP 19590610 198103 1 002 NIP 19840818 201404 2 001

Anda mungkin juga menyukai