Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan penyebab kematian ke dua di dunia. Menurut laporan
Badan Kesehatan dunia (WHO) tahun 2003, setiap tahun timbul lebih dari 10 juta
kasus penderita baru kanker dengan prediksi peningkatan setiap tahun timbul
lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi peningkatan setiap
tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita baru
penyakit kanker meningkat hamper 20 juta penderita, 84 juta orang di antaranya
akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan. Diperkirakan setiap 11 menit ada
satu penduduk dunia meninggal karena kanker dan setiap 3 menit ada satu
penderita kanker baru (Jauhari, 2009).
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara
sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local
maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya
karena bersifat sistemik mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara
pemberian melalui infuse, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam
mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local (Desen, 2008).
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat
yang diperlukan (Adiwijono, 2006). Obat kemoterapi umumnya berupa kombinasi
dari beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang telah
ditentukan .Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-
sel sehat yang normal, terutama yang cepat membelah atau cepat tumbuh seperti
rambut, lapisan mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa efek samping yang
terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan muntah adalah efek samping
frekuensi terbesar (Yusuf, 2007).
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan mual muntah
setelah kemoterapi diantaranya adalah dengan terapi farmakologik, yaitu dengan
obat anti mual dan muntah sebelum dan sesudah kemoterapi (premedikasi) dan
non farmakologik yaitu berupa lingkungan yang kondusif untuk tenang dan
nyaman, pengaturan pemberian nutrisi dan relaksasi (Abdulmuthalib, 2006).

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan kanker?
2. Apa saja klasifikasi kanker?
3. Bagaimana cara terapi kanker?
4. Apa saja obat untuk kemoterapi?
5. Bagaimana pencampuran obat kanker?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini:
1. Mengetahui tentang kanker.
2. Mengetahui klasifikasi kanker.
3. Mengatahui cara terapi kanker.
4. Mengetahui obat-obat kemoterapi.
5. Mengetahui tentang pencampuran obat kanker.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KANKER
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel
telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali (Dinas
Kesehatan Kab Bone Bolango, 2007). Terdapat lebih daripada 100 jenis
kanker dan setiapnya diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Sejalan
dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel kanker membentuk suatu
massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya
yang dikenal sebagai invasif. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar
(metastasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker
baru di tempat lain dan hasilnya adalah suatu kondisi serius yang sangat sulit
untuk diobati.

Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia (UICC) maupun Organisasi


Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, diperkirakan angka kejadian kanker di
dunia meningkat 300 persen pada 2030, terutama di negara-negara berkembang,
seperti Indonesia (KOMPAS, 2009). Di Indonesia, kanker menduduki
peringkat keenam sebagai penyebab kematian dan sekitar 800.000 orang
Indonesia terserang kanker setiap tahun (Suara Pembaruan Daily, 2007). Hal ini
sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada
Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari (2005), menyatakan bahwa
kanker telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Begitu
st
pula dalam sambutannya ketika merasmikan 1 International Scientific
Meeting Indonesian Society of Surgical Oncologist/ISSO), beliau menyatakan
bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih
penduduk Indonesia (Siswono, 2005).
Jenis kanker tersering berbeda antara pria dan wanita di mana pada pria
kanker yang sering adalah kanker paru, lambung, hepar, kolorektal, esofagus,

3
dan prostat manakala pada wanita adalah kanker payudara, paru, lambung,
kolorektal, dan serviks (WHO, 2008). Apabila penyakit ini dapat dideteksi pada
tahap awal, maka lebih daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah,
bahkan dapat disembuhkan dan perlu redefinisi dalam pelayanan kesehatan dari
pengobatan ke promosi dan preventif (DETAK, 2007). Tetapi hasil
diagnosis kanker menyatakan bahwa 80% penderita kanker ditemukan pada
stadium lanjut yaitu stadium 3 dan stadium 4 (Kompas, 2002). Pada tahap ini
kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh sehingga
semakin kecil peluang untuk sembuh dan pulih. Keadaan di atas menjadi salah
satu penyebab meningkatnya penyakit kanker di Indonesia.
WHO pula menyatakan bahwa sepertiga sampai setengah dari semua
jenis kanker dapat dicegah, sepertiga dapat disembuhkan bila ditemukan pada
stadium dini (DETAK, 2007). Oleh karena itu, upaya mencegah kanker dengan
menemukan kanker pada stadium dini merupakan upaya yang penting karena
disamping membebaskan masyarakat dari penderitaan kanker juga
menekan biaya pengobatan kanker yang mahal (Siswono, 2005). Jika
pencegahan kanker dilakuka n oleh masing-masing individu, maka hal tersebut
akan berdampak besar dalam mengurangi angka kejadian kanker di dunia.

B. KLASIFIKASI KANKER
Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan
kanker yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia
(National Cancer Institute, 2009).
1. Karsinoma ialah kanker yang berasal dari kulit atau jaringan yang
menutupi organ internal.
2. Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak,
otot, pembuluh darah, atau jaringan ikat.
3. Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah bening dan
jaringan sistem kekebalan tubuh.
4. Adenoma ialah kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar pituitari,
kelenjar adrenal, dan jaringan kelenjar lainnya.

4
5. Leukemia ialah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah
seperti sumsum tulang dan sering menumpuk dalam aliran darah.

C. TERAPI KANKER
Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status
kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal
untuk kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan perawatan
paliatif. Perawatan biasanya termasuk dalam salah satu kategori seperti operasi,
radiasi, kemoterapi, immunoterapi, terapi hormon, atau terapi gen.
Prinsip kerja pengobatan ini adalah dengan membunuh sel - sel kanker,
mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar
tidak menyebar dan mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker.
1. Operasi
Pembedahan merupakan pengobatan tertua untuk kanker. Jika kanker
belum bermetastasis, kemungkinan besar pasien dapat disembuhkan sepenuhnya
hanyadengan menyingkirkan tumor dengan operasi. Hal ini sering terlihat pada
penyingkiran prostat, payudara atau testis. Setelah penyakit ini telah menyebar,
tidak mungkin dapat menyingkirkan semua sel kanker. Operasi juga dapat
berperan besar dalam membantu untuk mengontrol gejala seperti
gangguan pencernaan atau kompresi sumsum tulang belakang (Crosta, P., 2010).

2. Radioterapi
Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar
radioaktif. Sinar X, elektron, dan sinar γ (gamma) banyak digunakan
dalam pengobatan kanker disamping partikel lain. Pada prinsipnya apabila
berkas sinar radioaktif atau partikel dipaparkan ke jaringan, maka akan terjadi
berbagai peristiwa antara lain peristiwa ionisasi molekul air yang
mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang pada gilirannya
akan menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga menimbulkan kerusakan
akibat tertumbuknya DNA yang dapat diikuti kematian sel. Radioterapi
digunakan sebagai pengobatan mandiri untuk mengecilkan tumor atau
menghancurkan sel-sel kanker termasuk yang berkaitan dengan leukemia dan

5
limfoma, dan juga digunakan dalam kombinasi dengan pengobatan kanker lain
(Siswono, 2002).

3. Kemoterapi
Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk menangani
kanker. Kemoterapi bersifat sistematik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan
yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker
yang mungkin sudah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Penggunaan kemoterapi berbeda-beda pada setiap pasien, kadang-kadang
sebagai pengobatan utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau setelah
operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda
tergantung jenis kankernya. Kemoterapi biasa dilakukan di rumah sakit, klinik
swasta, tempat praktek dokter, ruang operasi dan juga di rumah (Crosta, P.,
2010).

D. MACAM-MACAM OBAT KEMOTERAPI


Menurut mekanisme kerjanya, maka obat kemoterapi dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. Alkylating Agent
Obat ini bekenja dengan cara:
a. Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga
membentuk ikatan silang DNA.
b. Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus
amino, karboksil, sulfhidril, atau fosfat.
c. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik. Yang termasuk
golongan ini adalah:
1) Amsacrine                          
2) Cisplatin
3) Busulfan
4) Carboplati
5) Chlorambucil
6) Dacarbazine

6
7) Cyclophospamid
8) Procarbazin
9) Ifosphamid
10) Streptozocin
11) Thiotepa 
12) Mephalan

2. Antibiotik
Golongan anti tumor antibiotik umumnya obat yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme, yang umumnya bersifat sel non spesifik, terutama berguna untuk
tumor yang tumbuh lambat. Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat
sintesa DNA dan RNA. Yang termasuk golongan ini:
a. Actinomicin D
b. Mithramicin
c. Bleomicin
d. Mitomicyn
e. Daunorubicin
f. Mitoxantron
g. Doxorubicin
h. Epirubicin
i. Idarubicin

3. Antimetabolit
Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit
memiliki struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk
pembelahan sel, beberapa yang lain menghambat enzym yang penting untuk
pembelahan.Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat.
Yang termasuk golongan ini:     
a. Azacytidine
b. Cytarabin
c. Capecitabine
d. Fludarabin

7
e. Mercaptopurin
f. Fluorouracil
g. Metotrexate
h. Luekovorin
i. Mitoguazon
j. Capecitabine

4. Mitotic Spindle
Golongan obat ini berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga
menyebabkan disolusi struktur mitotic spindle pada fase mitosis. Antara lain:
a. Plakitaxel
b. Vinorelbin
c. Docetaxel
d. Vindesine
e. Vinblastin
f. Vincristin

5. Topoisomerase Inhibitor
Obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat
proses transkripsi dan replikasi. Macam-macamnya antara lain:
a. Irinotecan
b. Topotecan
c. Etoposit

6. Hormonal
Beberapa hormonal yang dapat digunakan dalam kemoterapi antara lain:
a. Adrenokortikosteroid
1) Prednison
2) Metilprednisolon
3) Dexametason
b. Adrenal inhibitor
1) Aminoglutethimide

8
2) Anastrozole
3) Letrozole
4) Mitotane
c. Androgen
d. Antiandrogen
e. LHRH
f. Progestin

7. Cytoprotektive Agents
Macam- macamnya antara lain:
a. Amifostin
b. Dexrazoxan

8. Monocronal Antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya
relatif rendah. Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat
pula digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu. Macam -
macamnya antara lain:
a. Rituximab
b. Trastuzumab

9. Hematopoietic Growth Factors


Obat-obat ini sering digunakan dalam kemoterapi tetapi tidak satupun yang
menunjukan peningkatan survival secara nyata. Macam-macamnya antara lain:
a. Eritropoitin
b. Coloni stimulating factors (CSFs)
c. Platelet growth Factors

9
E. PENCAMPURAN OBAT KANKER
1. Persiapan Pencampuran Obat Kanker
a. Cuci tangan dan keringkan
b. Pakai perlengkapan pelindung
c. Persiapkan clean room:
1) Hidupkan blower atau exhaust system
2) Desinfeksi 5 menit dgn alkohol 70 %
3) Meja kerja alas dgn alas khemoterapy
4) Sediakan kantong buangan
d. Jenis alat lain disesuaikan dengan sediaan yang akan dibuat.
e. Proses pencampuran/pengoplosan berdasarkan protap sesuai jenis sediaan
dengan cara seaseptis mungkin.

2. Stabilitas Obat
a. Sifat Fisis / Khemis
1) Pelarutnya harus sesuai dengan sitostatika.
2) Stabilitas/ waktunya misalnya Fluorouracil segera digunakan pada
suhu kamar Miitomycin stabil hanya 3 jam dalam larutan
Methotrexate segera digunakan
3) Pengaruh cahaya tidak tahan terurai contoh : Vinblastin ,Vincristin,
MT X , Mitomycin.
4) Reaksi dengan wadah : Contoh Paclitaxel tidak boleh pakai PVC
bagian, memasukkan kedalam infus harus pelan-pelan melalui
dinding tabung agar tak berbusa, dan jangan dikocok.
5) Carboplatin tidak boleh pakai needle dari Al.
b. Penyimpanan/Suhu
1) Tempertaur kamar : Citarabin , Asparaginase
2) Dactinomycin : Suhu 2-8 C
3) Fluorouracil : Tidak boleh dalam lemari es
4) Gemcitabin : Tidak boleh dalam lemari es kristal

10
c. Tidak boleh dikocok
Contoh: Interferon, Paclitaxel
d. Hanya boleh melalui iv Infusion : Danorubicin
e. Tidak boleh multiple dose : Carmustin

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai