Anda di halaman 1dari 40

Kanker 

adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang


mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau sering dikenal
sebagai tumor ganas[1]. Selain itu gejala ini juga dikenal sebagai neoplasma ganas dan seringkali
ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:

 tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)


 menyerang jaringan biologis di dekatnya.
 bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik,
disebut metastasis.
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker
membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang
berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi.
Penyakit ini sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semuanya adalah
kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal, dan terbagi dalam 2 golongan,
yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua
jenis tumor ganas.[2]
Penyakit ini dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua
gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.[2]
Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak
merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya
penyakitnya sudah lanjut.[2]
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk
memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu[2]:

1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
3. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
4. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
6. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
7. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
Kanker menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter
keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan
mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya
dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.
Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Berdasarkan dari dari Badan Kesehatan
Dunia - WHO, tahun 2015, tidak kurang dari 8,8 juta manusia meninggal dunia karena
penyakit ini.[3] Data tersebut menunjukkan bahwasanya penyakit ini menjadi salah satu dari
enam penyakit paling mematikan yang mempengaruhi tingkat mortalitas dunia.[4] Walaupun
begitu, 30 hingga 50% dari penyakit ini bisa dicegah. Salah satu caranya adalah dengan
memberikan informasi dan dukungan untuk menerapkan gaya hidup sehat[4].
Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi
dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor
ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat
menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ lain.

Kanker
   
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel
abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh . Pertumbuhan sel
abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian
tubuh yang lain.
Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia.
Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak
menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan
diobati setelah mencapai stadium lanjut.

Oleh karena itu, lakukanlah pemeriksaan skrining atau cek kesehatan secara
berkala, agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Untuk mencegah kanker, jalani
pola hidup yang sehat, yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang,
rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak minum alkohol.

Penyebab Kanker
Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel. Mutasi
genetik akan membuat sel menjadi abnormal. Sebenarnya, tubuh memiliki
mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini. Bila mekanisme
tersebut gagal, sel abnormal akan tumbuh secara tidak terkendali.
Faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker berbeda-beda, tergantung
pada jenis kankernya. Meskipun demikian, tidak ada jenis kanker yang spesifik
hanya dipicu oleh 1 faktor.
Faktor yang diduga berisiko menyebabkan mutasi genetik pada sel normal dan
kegagalan tubuh untuk memperbaikinya antara lain:

 Memiliki riwayat penyakit kanker dalam


 Berusia di atas 65 tahun.
 Merokok.
 Terpapar radiasi, zat kimia (misalnya asbes atau benzene), atau sinar
matahari.
 Terinfeksi virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HPV.
 Terpapar hormon dalam kadar tinggi atau jangka panjang.
 Mengalami obesitas.
 Kurang banyak bergerak dan tidak rutin ber
 Menderita penyakit yang menyebabkan inflamasi kronis (peradangan
jangka panjang), misalnya kolitis ulseratif.
 Menurunnya sistem kekebalan tubuh, misalnya akibat
menderita HIV/AIDS.

Gejala Kanker
Gejala yang timbul akibat kanker juga bervariasi, tergantung pada jenis kanker
dan organ tubuh yang terkena kanker. Beberapa gejala yang sering dialami
penderita kanker adalah:

 Muncul benjolan.
 Nyeri di salah satu bagian tubuh.
 Pucat, lemas, dan cepat lelah.
 Penurunan berat badan secara drastis.
 Gangguan buang air besar atau buang air
 Batuk kronis.
 Demam yang terus berulang.
 Memar dan mengalami perdarahan secara spontan.

Kapan harus ke dokter


Orang yang berisiko terkena kanker perlu menjalani skrining dan pemeriksaan
rutin ke dokter. Contohnya, seorang perokok yang anggota keluarganya pernah
terkena kanker, atau seseorang yang sering bergonta-ganti pasangan seksual
tanpa menggunakan kondom.
Seseorang juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala
kanker, seperti munculnya benjolan di tubuh, penurunan berat badan secara
drastis, atau batuk kronis. Deteksi dini kanker dapat meningkatkan keberhasilan
pengobatan.
Penderita kanker perlu menjalani pengobatan dari dokter onkologi. Selanjutnya,
akan dilakukan pemeriksaan rutin untuk melihat apakah pengobatan yang
diberikan efektif.
Jika kondisi pasien sudah membaik dan kanker dinyatakan sembuh, pasien
masih tetap perlu untuk memeriksakan kondisinya ke dokter secara berkala.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kankernya tidak kambuh.
Penderita yang kankernya sudah tidak bisa disembuhkan juga perlu
berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan pengobatan untuk
memperlambat perkembangan kanker dan mengurangi keluhan yang dialami
penderita. Pengobatan tersebut dinamakan pengobatan paliatif.

Diagnosis dan Stadium Kanker
Untuk mendiagnosis kanker, dokter akan menanyakan gejala yang dialami
pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, ada beberapa tes
tambahan yang akan dilakukan dokter untuk memastikan diagnosa kanker, yaitu:

 Tes laboratorium
Tes laboratorium, seperti pemeriksaan darah dan urine, dapat dilakukan
untuk memeriksa kelainan di dalam tubuh.
 Tes pencitraan
Tes ini dapat berupa pemeriksaan Rontgen, USG, CT scan, MRI, atau
PET scan, untuk melihat kondisi organ yang bermasalah.
 Biopsi
Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan tubuh pasien
yang diduga mengalami kanker. Biopsi merupakan pemeriksaan yang
paling akurat untuk menentukan apakah seseorang terkena kanker atau
tidak.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, dokter akan menentukan tingkatan


(stadium) kanker. Secara umum, tingkatan kanker dibagi menjadi stadium 1, 2, 3,
dan 4. Makin tinggi stadium kanker, gejala penyakitnya akan makin parah dan
kemungkinannya untuk sembuh makin kecil.
Tinggi rendahnya stadium kanker ditentukan berdasarkan ukuran kanker, ada
tidaknya penyebaran kanker ke kelenjar getah bening di sekitarnya, dan
seberapa jauh penyebaran kanker ke organ lain.

Pengobatan Kanker
Jenis pengobatan yang akan dipilih dokter tergantung pada beberapa hal, mulai
dari jenis kanker, letak kanker, stadium kanker, kondisi kesehatan pasien secara
umum, hingga keinginan pasien.
Metode pengobatan kanker yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

 Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan untuk merusak sel
kanker.
 Operasi
Prosedur ini dilakukan dengan memotong dan mengangkat jaringan
kanker.
 Radioterapi
Radioterapi dilakukan dengan menggunakan paparan radiasi untuk
membunuh sel-sel kanker. Radioterapi terdiri dua jenis, yaitu radiasi dari
mesin yang berada di luar tubuh (radioterapi eksternal) atau radiasi dari
alat implan yang dipasang di dalam tubuh (brakiterapi).
 Transplantasi sumsum tulang
Lewat prosedur ini, sumsum tulang penderita akan diganti dengan
sumsum tulang baru dari donor, agar dapat menghasilkan sel baru yang
normal dan bebas kanker.
 Imunoterapi
Imunoterapi atau terapi biologis bertujuan untuk mengaktifkan sistem imun
penderita untuk melawan kanker.
 Terapi hormon
Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker prostat, dipicu
oleh hormon. Oleh karena itu, dengan menghambat hormon tersebut,
pertumbuhan sel kanker dapat dihentikan.
 Targeted drug therapy
Terapi ini dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang mampu
menghambat mutasi genetik pada sel.

Perlu diketahui bahwa pengobatan kanker di atas dapat menyebabkan berbagai


efek samping. Salah satunya adalah berkurangnya jumlah sel darah putih,
sehingga tubuh penderita rentan mengalami infeksi.

Pencegahan Kanker
Pada tahun 2014, lebih dari 1,5 juta orang Indonesia meninggal karena penyakit
kanker. Di Indonesia, jenis kanker yang menyebabkan kematian terbanyak pada
pria adalah kanker paru-paru, sedangkan jenis kanker penyebab kematian
terbanyak pada wanita adalah kanker payudara.
Oleh karena itu, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menggalakkan
program perilaku CERDIK untuk mencegah kanker. Berikut adalah ini adalah
kepanjangan dari CERDIK:

 Cek kesehatan secara berkala


Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menjalani tes skrining kanker,
berdasarkan faktor risiko yang Anda miliki.
 Enyahkan asap rokok
Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker,
terutama kanker paru-paru.
 Rajin aktivitas fisik
Rutin berolahraga selama setidaknya 30 menit setiap harinya.
 Diet sehat dengan kalori seimbang
Perbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian (misalnya gandum),
dan makanan yang kaya akan protein.
 Istirahat yang cukup
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
 Kelola stres
Stres berlebih dan berkepanjangan dapat menyebabkan munculnya
kanker.

Di samping CERDIK, ada beberapa hal lain yang juga perlu Anda lakukan untuk
mencegah kanker, yaitu:

 Hindari paparan sinar matahari berlebih


Paparan sinar ultraviolet dari matahari dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker kulit. Oleh karena itu, gunakanlah pakaian tertutup saat
beraktivitas di luar ruangan.
 Gunakan masker di tempat yang penuh polusi udara
Asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap pembakaran sampah, asap
rokok, serta debu asbes dapat menyebabkan kanker.
 Hentikan konsumsi alkohol
Jika Anda gemar mengonsumsi alkohol, mulailah untuk menghentikan
kebiasaan tersebut, sebab alkohol dapat memicu kanker.
 Lakukan vaksinasi
Terdapat dua jenis kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi,
yaitu kanker hati melalui vaksin hepatitis B dan kanker
serviks dengan vaksin HPV.

Pengertian Kanker

Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak
terkendali, menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Pada dasarnya, tubuh
manusia terdiri dari triliunan sel yang tersebar di setiap organ dan bagian. Nantinya,
sel-sel ini akan terus tumbuh dan berkembang menjadi sel baru. Karena sudah
tergantikan, secara alami sel-sel yang tidak sehat, tidak berfungsi dan tua akan mati.

Sementara sel kanker tidak akan mati dengan sendirinya. Sel tersebut akan
memperbanyak diri hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. Perubahan
inilah yang bisa memicu munculnya sel kanker. Penyakit ini bisa muncul pada
bagian tubuh mana pun karena asalnya dari sel dalam tubuh manusia. Hal tersebut
menjawab pertanyaan mengapa kanker banyak sekali jenisnya. Berdasarkan
laporan dan riset, terdapat lebih dari 200 jenis penyakit kanker yang berbeda.

Baca juga: Hubungan Intim Tidak Sehat Bisa Menyebabkan Kanker Penis?

 
Faktor Risiko

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker. Antara lain:

 Riwayat keluarga. 
 Usia. Usia di atas 65 tahun lebih berisiko untuk mengalami kanker.
 Kebiasaan buruk. Seperti mengonsumsi alkohol berlebihan, merokok, paparan sinar
matahari berlebihan, obesitas, dan seks yang tidak aman.
 Kondisi kesehatan. Beberapa kondisi kesehatan kronis, seperti ulcerative colitis juga
meningkatkan risiko munculnya kanker jenis tertentu.
 Lingkungan hidup. Bahan kimia berbahaya seperti asbes dan benzena di rumah atau
tempat kerja bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini.

Penyebab Kanker

Penyebab utama kanker adalah terjadinya perubahan (mutasi) pada gen dalam sel.
Terkandung ribuan DNA dalam gen yang memberikan instruksi pada sel agar
menjalankan fungsinya pada organ tubuh tempat sel tersebut hidup. Namun,
prosesnya belum tentu selalu sempurna. Saat pembelahan diri pada sel terjadi,
terdapat risiko sel baru dari pembelahan tersebut mengandung gen yang rusak atau
terjadi penggandaan terlalu banyak. Hal itu disebut sebagai mutasi gen, ditandai
dengan adanya perubahan struktur pada gen.

Biasanya, mutasi gen baru akan berpotensi menimbulkan kanker jika terjadi lebih
dari lima kali dan melibatkan gen yang berbeda. Proses ini bisa berlangsung hingga
bertahun-tahun sampai sel-sel tersebut membelah diri dan membentuk sel kanker
yang cukup besar. Barulah gejala-gejalanya mulai muncul dan sel-sel kanker tampak
ketika tubuh diperiksa. Namun pada anak-anak, kerusakan gen sudah terjadi sejak
dalam kandungan atau sejak lahir.

Secara umum, ada dua faktor penyebab kanker yang paling sering terjadi, yaitu
faktor internal (seperti, keturunan) dan faktor eksternal (misalnya, perubahan
hormon, obesitas, kurang berolahraga, kebiasaan merokok, serta paparan radiasi,
virus, dan bahan-bahan kimia).

Gejala Kanker

 Muncul benjolan yang tidak lazim;


 Perubahan pada kulit;
 Masalah pada kelenjar getah bening;
 Berat badan turun tanpa sebab;
 Batuk atau sesak napas berkepanjangan;
 Munculnya rasa sakit tanpa sebab; dan
 Perdarahan tidak normal.
Jika kamu mengalami satu tanda atau gejala kanker yang disebutkan di atas, atau
memiliki pertanyaan apapun tentang gejala penyakit ini, sebaiknya segera berbicara
kepada dokter.

Diagnosis Kanker

Diagnosis penyakit kanker seharusnya dilakukan secepatnya agar penanganan bisa


dilakukan. Hal ini tentu saja agar peluang sembuh pengidap lebih tinggi terutama
pada stadium awal. Selain itu, terdapat satu atau lebih pendekatan yang bisa
digunakan dokter dalam mendiagnosis penyakit ini. Diagnosis yang dapat dilakukan
seperti pemeriksaan fisik, tes darah (laboratorium), tes MRI, USG, rontgen, dan CT
scan (sebagai tes pencitraan) dan juga biopsi.

Baca juga: Ketahui Stadium Perkembangan Kanker Kolorektal

Pengobatan Kanker

Pengobatan pada kanker tergantung dari jenis dan stadium dari penyakit ini, potensi
efek samping, serta pilihan dan kesehatan umum dari pasien. Secara umum, berikut
ini pengobatan kanker yang paling umum:

1. Kemoterapi, merupakan perawatan yang menggunakan zat kimia dengan intensitas


kuat untuk membunuh sel yang bertumbuh cepat pada tubuh. Kemoterapi paling
sering digunakan sebagai metode pengobatan kanker, karena sel penyakit ini
berkembang lebih cepat dari sel normal dalam tubuh. Obat-obatan kemoterapi dapat
digunakan sendiri atau dikombinasikan sebagai obat kanker. Kemoterapi adalah cara
yang efektif untuk mengobati banyak jenis penyakit ini, tetapi memiliki risiko efek
samping yang juga harus diwaspadai.
2. Radioterapi, metode pengobatan kanker yang mengandalkan radiasi dengan
menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar-X, gama, proton, dan elektron
untuk membunuh sel kanker. Walaupun radioterapi merupakan metode pengobatan
kanker yang paling umum, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati
pasien yang tidak terkena penyakit ini, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar
tiroid.
3. Terapi target, adalah metode terapi untuk mengobati kanker dengan menggunakan
obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker
secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal. Terapi ini antara lain antibodi
monoklonal, penghambat tirosin kinase, dan penghambat cyclin-dependent kinase.

Pencegahan Kanker
Ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker di rumah, yakni
dengan perubahan gaya hidup, seperti:

 Berhenti merokok;
 Makanlah dengan pola makan yang sehat;
 Makanlah banyak buah-buahan dan sayuran;
 Batasilah daging olahan;
 Pertahankanlah berat badan yang sehat dan aktif secara fisik;
 Lindungilah diri dari sinar matahari; dan
 Dapatkan perawatan medis yang teratur.

Baca juga: 4 Cara Deteksi Dini Kanker Kolorektal

Kapan Harus ke Dokter?

Jika memiliki beberapa gejala kanker seperti yang disebutkan di atas yang
berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi lebih parah, segera kunjungi
dokter. Jangan hanya menganggap itu sebagai penyakit biasa, sebab banyak
pengidap kanker yang bisa sembuh jika dilakukan pemeriksaan sedini mungkin.
Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat appointment dengan
dokter di rumah sakit pilihammu melalui Halodoc.

Pengertian Kanker
Kanker merupakan penyakit yang dapat menyerang seluruh bagian tubuh. Tubuh Anda
secara teratur memproduksi sel baru yang berguna untuk pertumbuhan serta untuk
menggantikan sel yang rusak atau yang sakit. Secara normal, sel tumbuh dan berkembang
dengan cara yang tetap. Namun, ada pula pertumbuhan yang tidak terkontrol yang
kemudian tampak menjadi benjolan yang disebut tumor.

Tumor terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak timbul ketika terjadi
pertumbuhan sel tidak normal yang tidak melewati batas jaringan, tumbuh lamban,
bersimpai, dan berselaput pembungkus sehingga mudah dioperasi dan diangkat.

Sedangkan tumor ganas atau kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang tumbuh cepat,
tidak bersimpai, dan tumbuhnya menyusup ke bagian lain melalui pembuluh getah bening.

Pada pasien kanker, komplikasi yang sering timbul adalah infeksi, yaitu pada pengidap
kanker stadium lanjut. Infeksi ini terjadi akibat kekurangan protein dan zat gizi lainnya, serta
penekanan sistem imun yang sering terjadi setelah pengobatan konvensional.
Diagnosis Kanker
Diagnosa kanker akan melalui beberapa tahap. Dokter akan melakukan wawancara medis
secara detail, kemudian pemeriksaan fisik menyeluruh yang disesuaikan dengan
jenis kanker yang dicurigai. Selain itu, pasien juga akan menjalani pemeriksaan penunjang
seperti laboratorium, radiologis (scan tulang, CT scan, MRI, X-ray), dan biopsi.

Jenis pemeriksaan yang dilakukan sangat tergantung atas jenis kanker. Setelah diagnosis
ditegakkan, barulah dokter akan menentukan diagnosis, stadium, dan cara pengobatan
kanker.

Gejala Kanker
Tanda-tanda penyakit kanker sangat bergantung pada bagian organ yang terjangkit. Namun,
secara umum kanker memberikan gejala antara lain sebagai berikut:

 Terdapat pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar. Seperti mimisan terus-
menerus, keluarnya cairan puting susu yang terdapat darah, cairan liang sanggama yang
berdarah di luar siklus menstruasi maupun menopause, ditemukan darah dalam feses
ketika buang air besar, darah dalam air kemih, hingga batuk atau muntah yang
mengandung darah.
 Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein.
 Benjolan pada payudara.
 Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok.

Secara spesifik, kanker memiliki tipe berdasarkan organ yang diserangnya. Gejala yang
terjadi memiliki ciri khas masing-masing, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat juga
muncul kombinasi gejala.

 Kanker Otak
Sakit kepala, badan terasa lemah, kebas pada lengan dan kaki, perubahan pada ingatan,
kesulitan berjalan, perubahan tidak normal pada penglihatan secara signifikan, kesulitan
bicara.
 Kanker Mulut
Terdapat sariawan pada mulut, lidah, dan gusi yang tidak kunjung sembuh
 Kanker Nasofaring
Perdarahan melalui hidung yang ringan hingga berat, atau sumbatan pada hidung, telinga
nyeri, telinga berdenging, rasa tidak nyaman, keluhan pada mata berupa pandangan
ganda, pembesaran, atau benjolan di leher.
 Kanker Leher Rahim
Gejala paling umum dari kanker leher rahim adalah perdarahan abnormal dari vagina,
atau terdapatnya flek kekuningan yang encer diikuti dengan bau amis pada vagina.
Perdarahan abnormal ini terutama terjadi setelah berhubungan seksual, tetapi dapat juga
muncul perdarahan di antara dua siklus menstruasi atau setelah menopause. Apabila
kanker sudah menyebar ke panggul, maka nyeri punggung dapat terjadi diikuti dengan
hambatan dalam berkemih serta pembesaran ginjal.
 Kanker Ovarium
Pada umumnya tidak didapatkan gejala dini pada kanker ini, seandainya ada biasanya
samar-samar. Gejala tersebut di antaranya nyeri pada panggul, kembung, mudah lelah,
penurunan berat badan, konstipasi, dan perdarahan menstruasi yang tidak teratur. Pada
pemeriksaan fisik, jika didapatkan adanya suatu massa atau benjolan pada panggul
merupakan tanda yang perlu dicurigai.
 Kanker Payudara
Adanya benjolan, penebalan kulit, perubahan bentuk payudara, gatal-gatal, kemerahan,
rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui atau menstruasi.
 Kanker Saluran Pencernaan
Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah terang atau hitam, rasa
tidak enak terus-menerus pada perut, benjolan pada perut, rasa sakit setelah makan,
penurunan berat badan.
 Kanker Serviks
Pendarahan di periode-periode datang bulan, pengeluaran darah saat menstruasi yang
tidak seperti biasanya, dan rasa sakit yang luar biasa.
 Kanker Kolon
Pendarahan pada usus, ada darah pada kotoran, perubahan buang air besar (diare yang
terus-menerus atau sulit buang air besar).
 Kanker Kandung Kemih atau Ginjal
Ada darah pada air urine, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseringan atau
kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih.
 Kanker Prostat
Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus-menerus pada pinggang belakang, penis dan
paha atas.
 Kanker Darah (Leukimia)
Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering kena infeksi, mudah terluka, rasa
sakit pada tulang dan persendian, dan mimisan.
 Kanker Kulit
Munculnya benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi
yang tidak kunjung sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa sakit pada
daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak.

Pengobatan Kanker
Bagi penderita kanker, berbicara dengan keluarga dan teman dapat meringankan beban
yang dirasakan. Jadi, jangan ragu untuk menumpahkan perasaan kepada mereka yang
Anda sayang dan percaya.
Menderita kanker erat hubungannya dengan masalah keuangan. Hal ini amat penting untuk
dibahas bersama keluarga dan dokternya, secara terbuka dan jujur. Diskusikanlah masalah
ini, tak perlu memaksa untuk menanggungnya sendiri.

Tetaplah dalam kondisi fit dan aktif. Hidup secara normal seperti biasa dan selalu berpikir
positif. Usahakan untuk kembali pada aktivitas semula setelah kemoterapi, tentunya setelah
membicarakan hal tersebut dengan atasan dan dokter.

Pada akhirnya, kemoterapi merupakan upaya bersama. Keluarga, kerabat, atasan, serta
rekan kerja amat perlu untuk mendukung dalam proses. Dengan dituntun oleh seorang
dokter yang terampil, biasa menghadapi pasien kanker, dan menguasai perihal obat-obatan
antikanker serta efek sampingnya, pasien memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama.
Namun, keberhasilan sebenarnya menjadi tanggung jawab semua orang yang mengelilingi,
khususnya keluarga.

Pengobatan kanker pun bergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita, darimana
asal kanker tersebut atau pola penyebarannya. Umur, kondisi kesehatan umum pasien,
serta sistem pengobatan juga memengaruhi proses pengobatan kanker. Pengobatan yang
umumnya diberikan adalah melalui:

 Operasi.
 Kemoterapi dengan obat-obatan.
 Radioterapi dengan menggunakan sinar radiasi.
 Terapi hormonal untuk peningkatan daya tahan tubuh.

Secara umum, biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan. Misalnya
pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi atau radioterapi, bahkan sering kali pengobatan
digunakan dengan kombinasi (operasi, kemoterapi, dan radioterapi). Sesudah itu, kadang-
kadang diberikan terapi hormonal dan biologik sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan, karena kanker hanya
dapat sembuh kalau belum menjalar ke tempat lain. Sedangkan kemoterapi dan radiasi
bertujuan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker yang
masih tertinggal, atau paling tidak memperlambat perkembangan sel kanker baru.

Dengan demikian, kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi
dan radiasi. Atau bila kanker sudah sedemikian lanjut, setidaknya pengobatan tersebut
dapat berfungsi untuk mengurangi gejalanya.

Pencegahan
Hingga saat ini, cara pencegahan kanker yang 100% benar-benar efektif belum ditemukan.
Beberapa cara yang diperkirakan mampu mencegah kanker adalah dengan menghindari
pemicu-pemicu mutasi gen, seperti merokok, terlalu sering terkena paparan sinar matahari,
virus-virus tertentu (salah satunya virus Human papilloma, virus penyebab kanker serviks),
bahan kimiawi penyebab kanker, obesitas, dll.

Penyebab Kanker
Kanker dapat disebabkan oleh DNA di dalam sel yang sering kali berubah menjadi tumor
jinak, dan sebagian akhirnya menjadi tumor ganas atau kanker. Perubahan inilah yang
menyebabkan pertumbuhan sel yang sangat cepat dan tidak terkontrol.
Secara umum, beberapa alasan terjadinya hal ini dapat dibagi dua, yaitu 1) karena mutasi
gen yang telah ada sejak lahir yang diturunkan dari orangtua atau akibat gangguan
pembentukan gen sebelum lahir; dan 2) mutasi gen setelah lahir yang disebabkan oleh
rokok, radiasi, virus, bahan kimiawi penyebab kanker, obesitas, akibat hormonal,
peradangan dalam jangka waktu lama, dll.

Kanker hampir sama dengan tumor, tapi keduanya memiliki perbedaan. Tidak
semua tumor itu kanker, tapi semua kanker adalah tumor. 

Tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada bagian tubuh tertentu, tidak
menyebar, karena disebut tumor jinak. Sementara kanker merupakan tumor ganas,
sel-sel kanker bersifat merusak dan menyebar ke bagian-bagian tubuh sekitarnya.

"Jadi, semua benjolan yang tidak normal namanya adalah tumor. Tumor itu ada
yang ganas ada yang jinak. Kalau yang jinak, di operasi 15 menit selesai. Tapi
kalau yang ganas, tidak ada batas antara jaringan normal dan kanker," tutur Prof Dr
dr Soehartati, SpRad, Onk.Rad.

Sementara menurut ketua umum pengurus Pusat Perhimpunan


Onkologi Indonesia (PPPOI), Dradjat Ryanto Suardi menjelaskan, perbedaan
benjolan kanker dan tumor yakni, benjolan kanker terasa padat dan keras.
Sementara tumor akan terasa lebih lunak, sehingga bisa mengalami pergeseran jika
ditekan.

"Sel-sel kanker bila teraba rasanya akan seperti meraba tulang, sementara itu,
benjolan tumor akan teraba lebioh lunak," ujar dokter spesialis bedah onkologi di
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Lanjutnya, hal itu terjadi karena penyusupan terhadap jaringan-jaringan


disekitarnya maka sulit digerakkan. selain itu, dia juga mengatakan jika tumor
jinak lebih tidak berbahaya dibanding tumor ganas atau kanker.

"Tumor jinak tidak lebih berbahaya daripada kanker karena tidak menyebabkan
kegagalan pada organ orang yang dihinggapinya," tutur Dradjat.

Dia juga menambahkan, sel-sel yang tumbuh itu akan membelah dua, menjadi
empat, kemudian delapan, inilah yang disebut sel tidak normal. Karena terus
bertumbuh, meskipun tidak dibutuhkan tubuh dan yang akan membentuk
pembengkakan atau benjolan.
Maka, tidak heran jika seorang dokter mendiagnosa seseorang mengidap penyaki
tumor, saat menemukan benjolan di tubuh. 

Tanda awal tumor, muncul bintik-bintik dipermukaan kulit yang menyerupai tahi


lalat dan akan berkembang dalam waktu jangka panjang.

Tumor dapat menjadi kanker sangat ganas, dan akan dapat menyerang bagian vital
tubuh, kemudian menyebar kemana-mana.

"Ada satu hal yang sangat membahayakan ketika sel kanker masuk ke pembuluh
darah, maka ada kemungkinan sel kanker hidup di tempat lain seperti otak, paru-
paru, liver, tulang, dan inilah yang seringkali membawa ke arah yang tidak baik
sampai ke kematian," tandasnya.[]

Masih banyak orang yang bingung atau bahkan belum tahu apa perbedaan
tumor dan kanker. Tumor adalah benjolan atau jaringan yang
tumbuh secara tidak normal, yang dapat bersifat jinak maupun ganas.
Sementara, kanker adalah tumor yang bersifat ganas yang dapat menyebar
ke bagian tubuh lainnya yang menjadikannya berbahaya.
Pada kasus kanker, sel tubuh membelah secara tidak terkendali. Sel ini juga
mampu menyusup ke jaringan tubuh lain, kemudian menghancurkan sel-sel yang
normal. Karena itulah kanker termasuk kelompok penyakit yang mematikan.
Sel Tubuh Normal dan Abnormal
Tubuh terdiri atas jutaan sel yang berukuran mikroskopis. Organ tubuh yang
berbeda akan dibangun dari sel-sel yang berbeda pula.
Masing-masing sel memiliki inti yang disebut nukleus. Di dalam inti ini terdapat
ribuan gen yang disusun dari rantai DNA. Gen-gen inilah yang mengatur fungsi
sel. Tugasnya pun berbeda-beda, misalnya ada gen yang bertugas mengatur
waktu sel untuk membelah dan berkembang biak, mengatur jadwal sel untuk
memproduksi hormon, membuat protein, bahkan mengontrol dan mengatur sel
yang harus mati atau kapan harus menggandakan diri. Perubahan atau mutasi
gen di dalam sel adalah pemicu kemunculan sel-sel kanker.
Pertumbuhan sel normal
Sel-sel tubuh bergerak tiap saat, yaitu membelah dan berkembang biak secara
teratur, terus-menerus, dan beberapa tipe sel melakukannya dengan cepat. Sel-
sel yang baru akan menggantikan sel-sel lama yang telah rusak atau mati.
Sebagian sel, misalnya sel yang bertugas membuat jutaan sel darah merah tiap
hari, akan bergerak dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan sel-sel
lainnya. Sebaliknya, ada juga sel yang pada masa tertentu tidak lagi berkembang
biak. Misalnya, sel otak yang tidak berkembang lagi ketika seseorang telah
memasuki usia dewasa.
Istimewanya, tubuh mengerti akan kebutuhan selnya sendiri. Keistimewaan inilah
yang membuat tubuh hanya memproduksi sel sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
Pertumbuhan sel tidak normal
Di luar itu, pada kondisi tertentu, ada sel yang terus tumbuh tanpa terkendali. Sel
ini membelah menjadi dua, lalu menjadi empat, kemudian menjadi delapan, dan
seterusnya dalam waktu yang relatif singkat. Inilah yang disebut sel tidak normal
karena terus tumbuh meskipun tubuh tidak memerlukannya. Bila sel-sel yang
tumbuh ini makin banyak dan membentuk pembengkakan atau benjolan, sel ini
disebut tidak normal atau abnormal.
Sel yang abnormal terjadi karena adanya kerusakan gen atau yang mengalami
perubahan. Sel-sel yang tumbuh tidak terkendali dan membentuk benjolan inilah
yang disebut tumor.

Tumor Belum Tentu Kanker, Tapi Hampir Semua Kanker Adalah Tumor
Perbedaan tumor dan kanker bisa dilihat dari sifat sel-selnya. Pada dasarnya,
tumor bersifat jinak yang kemunculannya bisa hanya berupa bintik-bintik di
permukaan kulit menyerupai tahi lalat. Sel-sel pada tumor jinak tidak berkembang
dalam jangka panjang dan ada masanya akan berhenti tumbuh. Tumor ini juga
tidak menyebar ke bagian tubuh bagian lain dan tidak menciptakan tumor baru.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa dikatakan bahwa tumor jinak bukanlah
kanker. Namun sebagai langkah antisipasi, upaya untuk mengetahui keberadaan
tumor dinilai kanker atau bukan, perlu pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.
Tumor yang bersifat ganas disebut kanker. Berkebalikan dengan tumor jinak, sel-
sel kanker bersifat ganas atau merusak. Artinya, sel-sel kanker akan tumbuh
terus-menerus, mendesak sel yang sehat, mengambil nutrisi dari sel yang sehat,
menyebar dan membentuk tumor ganas baru di bagian-bagian tubuh sekitarnya.
Jadi, sebagian besar kanker adalah tumor, tapi tumor belum tentu bersifat
kanker. Di dalam dunia medis, istilah ‘kanker’ merujuk kepada suatu penyakit
yang dapat menyerang hampir semua bagian tubuh dan berpeluang mengancam
jiwa.
Perbedaan tumor dan kanker sangat jelas. Jadi, ketika dokter mendapati suatu
benjolan di tubuh Anda dan diagnosis awal mengatakan bahwa itu adalah tumor,
jangan langsung mengira benjolan tersebut adalah kanker. Untuk
memastikannya statusnya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut hingga
didapatkan hasil yang benar-benar akurat.
Terakhir diperbarui: 5 April 2017

Kanker dan tumor, mirip tapi berbeda


Tidak semua tumor itu adalah kanker dan begitu pun sebaliknya. Pada dasarnya, tumor
adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada bagian tubuh tertentu. Tumor terjadi
jika sel-sel tubuh membelah dan tumbuh secara berlebihan.

Apabila pertumbuhan sel tersebut hanya terjadi pada bagian tubuh tertentu dan tidak
menyebar, maka hal tersebut adalah tumor jinak. Sementara sel tumor yang menyebar
ke bagian tubuh lain disebut dengan tumor ganas atau kanker.

Ya, kanker atau tumor ganas adalah hal yang sama, yaitu pertumbuhan sel tubuh yang
tidak normal dan bersifat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Keduanya memang terlihat
mirip namun berbeda dalam beberapa hal.

Persamaan antara kanker dan tumor


Banyak orang yang menganggap bahwa kanker dan tumor itu sama, sebab memang
terdapat beberapa kemiripan sifat yang dimiliki keduanya. Berikut adalah kemiripan dari
kanker dan tumor:

 Keduanya sama-sama bisa tumbuh cukup besar. tumor jinak ataupun kanker bisa
tumbuh hingga ukuran yang sangat besar sekali pun.
 Kanker dan tumor, keduanya sama-sama berbahaya. Meskipun memang kanker masih
lebih berbahaya dibandingkan dengan tumor jinak, namun jangan menganggap remeh
tumor jinak yang tumbuh. Beberapa kasus tumor jinak akan sangat berbahaya,
seperti tumor otak yang dapat menghancurkan struktur otak secara perlahan.
 Keduanya dapat kambuh lagi di kemudian hari. Jika pengobatan kanker dan tumor tidak
dilakukan secara tepat dan masih ada sel abnormal yang tertinggal di dalam tubuh,
maka bukan tidak mungkin keduanya akan muncul kembali di bagian tubuh yang sama.
Perbedaan antara kanker dan tumor
Meskipun ada beberapa persamaan, namun kanker dan tumor tetaplah kedua hal yang
berbeda. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan yang dimiliki keduanya, yaitu:

 Pertumbuhan kanker lebih cepat. Sel kanker memiliki pertumbuhan yang sangat cepat,
sementara sel tumor tidak.
 Kanker mampu untuk menyebar ke bagian tubuh lain. Tidak seperti sel tumor yang
hanya tumbuh dan menetap pada salah satu bagian tubuh saja, sel kanker mampu
untuk menyebar dengan cepat ke bagian tubuh mana pun.
 Lokasi kekambuhan. Pada tumor jinak, biasanya kekambuhan akan terjadi lagi pada
bagian tubuh yang sama seperti kasus sebelumnya. Tetapi pada kanker, kekambuhan
bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun.
 Pengobatan yang berbeda. Tumor jinak biasanya cukup dihilangkan dengan cara
dioperasi dan diambil semua jaringan tumor yang sedang tumbuh tersebut. Namun pada
kasus kanker, pengobatannya sedikit lebih kompleks. Sel kanker yang bersifat
menyebar dan tumbuh dengan cepat harus dimatikan dulu dengan obat kemoterapi atau
radiasi. Kemudian, tumor ganas tersebut baru akan dioperasi, diangkat sisa-sisa selnya.

 Kanker
 Tumor

  Halodoc, Jakarta – Karena sama-sama menimbulkan benjolan pada bagian tubuh, banyak


orang kerap menyamakan antara kanker dan tumor. Padahal, kedua kondisi medis tersebut
tidaklah sama.  Lalu, sebenarnya apa sih bedanya kanker dan tumor?
 Mirip, Tetapi Berbeda
 Kata ahli, tidak semua tumor itu adalah kanker, dan begitu sebaliknya. Berarti ada tumor yang
berupa kanker dong? Sebelum membahas hal itu, kamu harus berkenalan dulu dengan tumor.
Kondisi medis yang satu ini merupakan pertumbuhan sel yang enggak normal pada bagian
tubuh tertentu. Selain itu, tumor juga merupakan kondisi pembengkakan yang dikarenakan
adanya inflamasi atau peradangan.
 Nah, tumor sendiri dibedakan menjadi dua berdasarkan pertumbuhannya, yaitu tumor ganas
dan tumor jinak. Apa perbedaannya? Ketika pertumbuhan sel yang abnormal itu cuma terjadi
di bagian tubuh tertentu, alias enggak menyebar, maka itu adalah tumor jinak. Sedangkan bila
sel yang abnormal tersebut menyebar ke bagian tubuh lain, maka bisa disebut tumor ganas
atau kanker. So, singkat kata, kanker  merupakan tumor ganas.
 Nah, yang perlu diketahui, seiring usia seseorang bertambah, maka mereka akan
mengakumulasi berbagai mutasi di dalam DNA-nya. Artinya, tingkat prevalensi terjadi tumor
akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Kata ahli, ketika seseorang yang
terbilang tua mengidap tumor, kemungkinan besar itu adalah tumor ganas.
 Enggak Semua Benjolan itu Kanker
 Bila terdapat benjolan pada tubuh kamu, misalnya pada daerah payudara, jangan buru-buru
mengartikan bahwa itu adalah kanker. Pasalnya, menurut data dari para ahli, hanya 15 persen
dari benjolan yang bisa berkembang menjadi kanker. Menurut ahli dari Perhimpunan
Onkologi Indonesia, selain kanker, benjolan pada payudara bisa saja berupa tumor jinak. Nah,
meskipun tumor jinak enggak seberbahaya daripada kanker karena tidak menyebabkan
kegagalan organ yang dihinggapinya, tapi keduanya harus tetap diwaspadai.
 Ada perbedaan mendasar antara kedua kondisi ini. Kata ahli, kanker itu lebih cepat tumbuh
dibandingkan dengan tumor. Misalnya, dalam 8-200 hari sel-sel kanker bisa membelah
dengan sangat cepat. Sendangkan tumor jinak enggak seperti itu, pertumbuhannya cenderung
lebih lambat.
 Baca juga: Tanda Kanker Payudara Pada Pria
 Selain itu, perbedaannya juga bisa dirasakan bila bagian tubuh yang terdapat benjolan diraba.
Benjolan kanker akan terasa padat dan keras ketika diraba, rasanya seperti meraba tulang.
Sedangkan tumor lain ceritanya. Benjolan tumor ketika ditekan bisa bergeser, enggak seperti
kanker yang kaku. Pasalnya, sel-sel kanker umumnya melakukan infiltrasi (penyusupan)
terhadap jaringan-jaringan di sekitarnya, maka sulit untuk digerakkan.   
 Kata ahli, benjolan kanker juga bisa menimbulkan perubahan pada area yang dihinggapinya.
Contohnya, pada payudara. Benjolan kanker yang berkembang lebih lanjut bisa menimbulkan
perubahan pada permukaan payudara. Misanya, putng tertarik ke dalam.
 Ada Persamaannya

 Selain sama-sama menimbulkan benjolan pada bagian tubuh tertentu, kanker dan tumor juga
memiliki berbagai persamaan. Nah, berikut penjelasannya:

 1. Keduanya sama-sama bisa kambuh di kemudian hari. Andaikan pengobatan kanker dan
tumor enggak dilakukan dengat tepat (masih ada sel abnormal yang tertinggal), maka tidak
menutup kemungkinan keduanya bisa muncul kembali.

 2. Sama-sama berbahaya. Meski kanker memang lebih berbahaya, tapi


jangan pernah menganggap remeh tumor jinak. sebab pada beberapa kasus
tumor jinak bisa sangat berbahaya. Contohnya, tumor otak yang bisa
menghancurkan struktur otak secara perlahan.

 3. Bisa sama-sama tumbuh cukup besar. Baik kanker maupun tumor jinak, kedua sama-sama
bisa tumbuh hingga ukuran yang sangat besar.

 Apakah itu stem cell (sel punca)?

 Tubuh manusia memilik ratusan jenis sel yang berbeda yang penting untuk
kesehatan kita setiap hari. Sel-sel ini bertanggung jawab untuk menjaga tubuh kita
bekerja setiap harinya, seperti membuat jantung kita berdetak, otak kita berpikir,
ginjal membersihkan darah kita, mengganti kulit yang terkelupas, dan seterusnya.
Tugas khusus dari stem cell adalah untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut.
Stem cell adalah sumber untuk sel-sel baru. Pada saat stem cell membelah, mereka
dapat memperbanyak diri sendiri atau menjadi jenis sel yang lain. Contohnya, stem
cell di kulit dapat menciptakan lebih banyak stem cell kulit atau mereka dapat
membuat sel kulit terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti membuat
pigmen melanin.

 Mengapa stem cell penting untuk kesehatan anda?

 Saat kita terluka atau sakit, sel kita juga terluka atau mati. Saat hal ini terjadi, stem
cell menjadi aktif. Stem cell memiliki tugas untuk memperbaiki jaringan yang terluka
atau menggantikan sel lain pada saat mereka mengalami kematian rutin. Dengan
cara ini, stem cell kita menjaga kita tetap sehat dan mencegah kita dari penuaan dini.
Stem cell bertindak seperti pasukan dokter mikroskopis milik kita sendiri.

 Apa saja ragam jenis stem cell?

 Stem cell memiliki berbagai macam jenis. Para ilmuwan menduga bahwa setiap
organ di dalam tubuh kita memiliki stem cell dengan jenis spesifik. Contohnya, darah
kita tercipta dari stem cell darah (dikenal juga sebagai stem cell hematopoietik).
Namun, stem cell juga terdapat pada tahap terawal dari perkembangan manusia dan
saat para ilmuwan menumbuhkan mereka, mereka disebut “stem cell embrionik”.
Alasan mengapa para ilmuwan tertarik dengan stem cell embrionik adalah karena
tugas alami dari stem cell embrionik ialah untuk membangun setiap organ dan
jaringan di tubuh kita selama perkembangan manusia. Yang dimaksud adalah,
bahwa stem cell embrionik, tidak seperti stem cell dewasa, dapat berubah menjadi
hampir semua ratusan jenis sel manusia lainnya. Sebagai contoh, stem cell darah
hanya dapat memciptakan darah, namun stem cell embrionik dapat menciptakan
darah, tulang, kulit, otak, dan seterusnya. Selain itu, stem cell embrionik juga
diprogram secara alami untuk membuat jaringan dan organ yang tidak dibuat oleh
stem cell dewasa. Sehingga stem cell embrionik memiliki kapasitas natural yang
lebih besar untuk memperbaiki organ yang sakit. Stem cell embrionik terbuat dari
sisa embrio dari pengobatan kesuburan yang masih berumur beberapa hari, dibuat di
atas cawan di dalam laboratorium, dan yang toh akan dibuang juga.

 What are iPS or induced pluripotent stem cells?


 Apakah itu iPS atau induced pluripotent stem cell?

 Ilmuwan dan dokter sangat gembira tentang jenis baru stem cell yang dikenal sel
“iPS”. Alasan mengapa kita gembira adalah karena sel iPS memiliki sifat yang
hampir sama dengan stem cell embrionik, namun tidak terbuat dari embrio. Sehingga
sel iPS tidak memiliki permasalahan etik.  Selain itu, sel iPS dapat dibuat dari sel
yang bukan stem cell dari tubuh pasien sendiri, yang berarti sel iPS dapat diberikan
kembali kepada pasien tanpa resiko rejeksi imun, dimana merupakan permasalahan
yang sangat penting bagi transplantasi stem cell manapun.

 Apa yang akan terjadi di masa depan dan bagaimana stem cell dapat mengubah cara
dokter mengobati anda?

 Karena secara alami stem cell memiliki tugas untuk menggantikan sel yang tua atau
sakit, para ilmuwan menggagaskan berbagai ide untuk menggunakan stem cell
sebagai terapi untuk pasien dengan berbagai macam kondisi medis. Gagasan yang
dimakud adalah dengan memberi pasien stem cell atau sel terdiferensiasi yang
terbuat dari stem cell, kita dapat menggunakan kemampuan alami sel untuk
menyembuhkan pasien hingga sehat kembali. Sebagai contoh, apabila pasien
memiliki serangan jantung, dengan memberi pasien sebuah transplantasi stem cell
sebagai terapi, tujuan kita adalah untuk membuat stem cell yang ditransplantasi
memperbaiki kerusakan di jantung. Populasi alami stem cell yang kita miliki hanya
mempunyai kapasitas yang terbatas untuk memperbaiki kerusakan di tubuh kita.
Kembali ke contoh mengenai jantung, stem cell yang dimiliki jantung sendiri tidak
mampu untuk melaksanakan tugas memperbaiki kerusakan dari serangan jantung,
tetapi transplantasi dari jutaan stem cell jauh lebih kuat. Sehingga, dengan
memberikan pasien transplantasi stem cell, kita meningkatkan kemampuan tubuh
untuk penyembuhan melebihi kapasitas dari stem cell yang terdapat secara alami
yang jumlahnya terbatas. Masih ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan
sebelum strategi terapi stem cell menjadi umum, termasuk masalah keamanan,
karena stem cell dapat menyebabkan tumor, dan rejeksi imun. Meski begitu, stem
cell kemungkinan besar akan mengubah dunia kedokteran dan mungkin dalam satu
atau dua dekade, sebagian besar dari kita akan kenal seseorang, bahkan mungkin
diri kita sendiri, yang memiliki transplantasi stem cell. Stem cell memberikan janji
untuk menyembuhkan penyakit-penyakit utama yang dihadapi orang-orang, seperti
kanker, penyakit jantung, penyakit Parkinson, sklerosis multipel, stroke, penyakit
Huntington, cedera tulang belakang, dan banyak lagi.

 Apa saja pengobatan stem cell yang ada sekarang, dan mengapa kebanyakan dokter
menyarankan anda untuk hanya mempertimbangkannya dengan hati-hati dan sebagai
harapan terakhir?

 Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh ilmuwan yang
aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang. Namun,
banyak pengobatan stem cell yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di seluruh
dunia. Sering kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di media
ketika selebriti seperti bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para
ilmuwan dan dokter di bidang stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi
pengobatan tersebut karena belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar
berfungsi dan aman. Para pasien telah meninggal dari pengobatan tersebut. Dimana
sebenarnya sangat masuk akal untuk mempertimbangkan semua pilihan saat
menghadapi penyakit atau kondisi yang tidak dapat disembuhkan, kami
menyarankan anda untuk hanyan mempertimbangkan pengobatan tersebut sebagai
harapan terakhir dan setelah berdiskusi dengan dokter pribadi anda.

Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel yang belum


berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi
banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.[butuh rujukan] Sel punca juga berfungsi sebagai
sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan
hidup organisme.[butuh rujukan] Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk
tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus,
misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.[1]
Saat ini Indonesia telah memiliki dua lembaga yang dapat mengolah sel punca yaitu Insitute
of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga dan Kalbe Farma. Sel punca nasional telah
dapat diterapkan pada 20 jenis penyakit, tetapi baru 5 jenis sel punca yang telah dapat
dikembangkan secara massal.[2]

Daftar isi

 1Sifat
 2Ragam sel punca
o 2.1Berdasarkan potensi
o 2.2Berdasarkan asalnya
 2.2.1Sel punca embrionik
 2.2.2Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells)
 2.2.3Sel punca fetal
 2.2.4Sel punca dewasa (adult stem cells)
 2.2.5Sel punca kanker (cancer stem cells)
 3Transplantasi sel punca
o 3.1Jenis-jenis transplantasi sel punca
 3.1.1Transplantasi sel punca dari sumsum tulang
 3.1.2Transplantasi sel punca darah tepi
 3.1.3Transplantasi sel punca darah tali pusat
 4Aplikasi
o 4.1Pengobatan infark jantung
o 4.2Pengobatan diabetes tipe I
 5Lihat Pula
 6Referensi
 7Pranala luar

Sifat[sunting | sunting sumber]
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar
kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa
penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata
letak dari artikel ini.
Kembangkan

Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian


kanan.

Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain:

 Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui
diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang.[butuh rujukan]
 Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi
tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri.[butuh
rujukan]
 Pada sumsum tulang dan darah tali pusar (bahasa Inggris: umbilical cord blood), sel
punca secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian
pada organ lain seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi
tertentu.[3]
Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel punca berpotensi untuk mengubah
keadaan penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh
tertentu.[butuh rujukan] Namun, hal ini tampaknya belum dapat benar-benar diwujudkan dewasa ini.
[butuh rujukan]

Penelitian sel punca dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya
penelitian oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till.[butuh rujukan]

Ragam sel punca[sunting | sunting sumber]


Sel punca dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun
berdasarkan asalnya.[butuh rujukan]

Berdasarkan potensi[sunting | sunting sumber]


 Sel punca ber-totipotensi (toti=total) adalah sel punca yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel
seksual.[butuh rujukan] Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan
dukungan maternal yang memadai. Sel punca bertotipotensi diperoleh dari sel punca
embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.[butuh rujukan]
 Sel punca ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme
baru.[butuh rujukan]
 Sel punca ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa.[butuh rujukan]
 Sel punca ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel punca yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang
tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel punca.[4].
Berdasarkan asalnya[sunting | sunting sumber]
Sel punca embrionik[sunting | sunting sumber]
Sel punca ini diambil dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan).[4] Massa
sel bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel punca embrionik.[4] Sel-sel diisolasi
dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro.[4] Sel punca embrional dapat
diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-
sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.[4]
Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells)[sunting | sunting sumber]
Sel germinal/benih (seperti sprema/ovum) embrionik induk/primordial (primordial germ cells)
dan prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi
dengan sel somatik gond dan kemudian menjadi sel germinal[4]. Sel germinal embrionik
manusia/human embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari sel
germinal primordial dari janin berumur 5-9 minggu.[butuh rujukan] Sel punca jenis ini memilki sifat
pluripotensi[4].
Sel punca fetal[sunting | sunting sumber]
Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin)
seperti sel punca hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas.[4] Sel punca neural
fetal yang ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi
menjadi sel neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat).[4] Darah,
plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal.[4]

Sel induk mesenkimal

Sel punca dewasa (adult stem cells)[sunting | sunting sumber]


Sel punca dewasa mempunyai dua karakteristik.[butuh rujukan] Karakteristik pertama adalah sel-sel
tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri.[butuh
rujukan]
 Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel
khusus yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.[butuh rujukan]

o Sel punca hematopoietik
o Sel punca mesenkimal
Sel punca kanker (cancer stem cells)[sunting | sunting sumber]
Sel punca kanker adalah sel yang mengaktivasi lintasan onkogenik
berupa tumorigenesis yang membuat sel normal mengalami fase inisiasi tumor, namun sel
punca kanker tidak memiliki sifat tumorigenik.[5] Dari data terakhir, ditemukan keberadaan sel
punca kanker pada berbagai jenis kanker seperti leukimia, kanker payudara, kanker
otak, kanker otak, kanker usus besar dan kanker kulit. Sel punca kanker
pankreas memiliki kluster diferensiasi CD44, CD24 dan epithelial-specific antigen,
selain SDF-1 (stromal cell-derived factor 1)/CXCR4 untuk bermigrasi seperti sel punca
normal,[6] serta ekspresi genetik lebih tinggi dari sel punca normal, seperti gen BMI-
1 dan SHH (Sonic hedgehog) untuk memperbaharui diri,[7]

Transplantasi sel punca[sunting | sunting sumber]


Transplantasi sel punca dapat berupa[butuh rujukan]:
 Transplantasi autologus (menggunakan sel punca pasien sendiri, yang dikumpulkan
sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi)
 Transplantasi alogenik (menggunakan sel punca dari donor yang cocok, baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga), atau
 transplantasi singenik (menggunakan sel punca dari saudara kembar identik).
Jenis-jenis transplantasi sel punca[sunting | sunting sumber]
Menurut sumbernya transplantasi sel punca dapat dibagi menjadi:
Transplantasi sel punca dari sumsum tulang[sunting | sunting sumber]
Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti
tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk.[butuh rujukan]
Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel punca hematopoietik.[butuh rujukan] Sejak
dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan
sebagai bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik.[butuh
rujukan]
 Karena teknik dan angka keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian
transplantasi sumsum tulang sekarang ini semakin meluas.[butuh rujukan]
Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam
keadaan teranestesi total.[butuh rujukan] Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul
donor dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu
disuntikkan ke dalam vena resipien.[butuh rujukan] Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di
dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi.[butuh rujukan]
Pada akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan
dengan sumsum tulang yang baru.[butuh rujukan] Namun, prosedur transplantasi sumsum tulang
memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan
kemoterapi.[butuh rujukan] Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk
menghasilkan sejumlah sel darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap
infeksi.[butuh rujukan] Transplantasi sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling
tidak 5/6.[butuh rujukan]
Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru
menghasilkan sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien.[butuh rujukan] Selain
itu, risiko kontaminasi virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu
lama.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tepi[sunting | sunting sumber]
Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel punca
walaupun jumlah sel punca yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang.[butuh
rujukan]
 Untuk mendapatkan jumlah sel punca yang jumlahnya mencukupi untuk suatu
transplantasi, biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF)
untuk menstimulasi sel punca hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran
darah.[butuh rujukan]
Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.[butuh rujukan] Jika resipien
membutuhkan sel punca hematopoietik, pada proses ini darah lengkap diambil dari donor
dan sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara
selektif memisahkan sel punca dan mengembalikan sisa darah ke donor.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tepi pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1986.[butuh
rujukan]
 Keuntungan transplantasi sel punca darah tepi adalah lebih mudah didapat.[butuh
rujukan]
 Selain itu, pengambilan sel punca darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu sekitar
100 cc.[butuh rujukan] Keuntungan lain, sel punca darah tepi lebih mudah tumbuh.[butuh rujukan] Namun,
sel punca darah tepi lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang.[butuh rujukan] Sumsum tulang juga
lebih lengkap, selain mengandung sel punca juga ada jaringan penunjang untuk
pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel punca darah tepi tetap perlu dicampur
dengan sumsum tulang.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tali pusat[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia
mengandung sel punca yang sama dengan sel punca yang ditemukan dalam sumsum
tulang.[butuh rujukan] Karena sel punca dari sumsum tulang telah berhasil mengobati pasien-pasien
dengan penyakit-penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan
gangguan-gangguan sistem kekebalan tubuh, maka para peneliti percaya bahwa mereka
juga dapat menggunakan sel punca dari darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien
mereka.[butuh rujukan]
Darah tali pusat mengandung sejumlah sel punca yang bermakna dan memiliki keunggulan
di atas transplantasi sel punca dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien
tertentu.[butuh rujukan] Transplantasi sel punca dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari
proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tali pusat pertama kali dilakukan di Prancis pada penderita
anemia Fanconi tahun 1988.[butuh rujukan] Pada tahun 1991, darah tali pusat ditransplantasikan
pada penderita Chronic Myelogenous Leukemia.[butuh rujukan] Kedua transplantasi ini berhasil
dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi darah tali pusat.[butuh
rujukan]

Aplikasi[sunting | sunting sumber]
Pengobatan infark jantung[sunting | sunting sumber]
Menggunakan sel stem sumsum tulang (bone marrow) yang beredar dalam darah perifer
dan sel stem yang sudah berada di jantung akan menuju ke daerah infark, tetapi jumlahnya
tidak cukup untuk dapat mengatasi dan menyembuhkan daerah infark tersebut.[8] Sel stem
akan membentuk sel kardiomiosit dan juga mengadakan neovaskularisasi.[8] Karena jumlah
sel stem endogen kurang banyak maka logis untuk mecarikan bantuan sel stem dari luar
yang bisa berasal dari sumsum tulang atau sumber lain seperti UCB.[8] Hal ini telah dilakukan
dengan hasil yang cukup menggembirakan.[8] Intracoronary infusion BM stem cell otolog
telah dilakukan pada 22 pasien dengan AMI dan melaporkan hasil yang sangat baik.
[8]
 Sekarang dalam literatur sudah banyak dilaporkan hasil positif pemberian sel stem BM
intrakoroner pada AMI.[8].

Pengobatan diabetes tipe I[sunting | sunting sumber]


Pada diabetes tipe I sel pankreas beta yang mensekresi insulin mengalami kerusakan oleh
faktor genetik, lingkungan dan imunologik.[4] Akibatnya terjadi defisiensi insulin dan
menyebabkan hiperglikemi.[butuh rujukan] Transplantasi seluruh organ pankreas kadaver dapat
menyembuhkan penderita.[butuh rujukan] Tetapi jumlah kadaver sangat sedikit dan obat
imunosupresi yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi imunologik menimbulkan banyak
efek samping.[4]. Transplantasi sel stem merupakan alternatif baik dan telah menunjukkan
hasil positif pada mencit.[4] Tetapi masih banyak kendala yang harus diatasi supaya
penggunaan sel stem untuk menyembuhkan pasien diabetes tipe I dapat terlaksana[4].
Kita kenalan dulu yuk sama yang namanya sel punca. Sel punca adalah sel primitif yang
belum berdiferensiasi dimana turunan-turunan selnya dapat terdiferensiasi menjadi
berbagai fungsi jaringan sel maupun organ. Dengan kemampuan tersebut sel punca bisa
meninggikan angka probabilitas perubahan sehingga menjadi system perbaikan tubuh
yang berperan memberi sel sel baru selama organisme masih hidup. Hebat bukan?

Stem cell sendiri memiliki 2 sifat


1. Berdiferensias. Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel
matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain.

2. Meregenerasi dirinya sendiri (self-renew). Stem cell mampu membuat salinan sel yang
sama dengan dirinya dengan pembelahan sel.

Kalau berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi 4:

 Totipotent adalah  sel yang mengalami diferensiasi menjadi semua jenis sel. Contoh stem
cell totipotent : zigot (telur yang telah terbuahi).
 Unipotent adalah  sel yang hanya mampu memproduksi 1 jenis sel. Tapi berbeda dengan
non-stem cell, stem cell unipoten memiliki sifat meregenerasi diri (self-renew)
 Pluripotent adalah  sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm,
mesoderm, dan endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti
plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cell pluripotent adalah embryonic stem cell
 Multipotent adalah  sel yang dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Misalnya:
hematopoietic stem cells

Kalau berdasarkan sumber asal sel, stem cell dibagi menjadi 5

1) Zigot = pada tahap setelah sperma bertemu dengan sel telur 

2) Embrionic stem cellbiasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada
proses fertilisasi. Saat ini telah berkembang teknik pengambilan embrionic stem cell yang
tidak membahayakan embrio, sehingga embrio bisa tetap hidup.

 3) Fetus adalah perkembangan pada fase seteleh embrio dan sebelum kelahiran.

4) Stem cell darah tali pusat, yaitu sel yang diambil dari darah plasenta dan tali pusat
setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan jenis stem cell ini ke dalam
adult stem cell. 

5) Adult stem cell. yaitu sel yang diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari: Sumsum
tulang.

Penggunaan stem cell memang membawa banyak dampak positif bagi dunia medis,
namun hal itu tidak dapat meluputkan dari beberapa kekurangan. Berikut adalah dampak
positif dan negative.

Dampak Positif dalam Penggunaan Stem Cell

Stem Cell pada embrionic stem cell:

1) Representatif dari klinik fertilitas.


2)  Dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.

3)  Immortal.

4) Reaksi penolakan rendah.

Stem Cell dari darah tali pusat :

1) Mudah didapat

2) Siap pakai

3) Kontaminasi virus LEBIH SEDIKIT dibandingkan dengan stem cell dari sumsum
tulang.

4) Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.

5) Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan dengan


menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan toleransi terhadap ketidaksesuaian lebih
besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.

Stem Cell pada adult stem cell:

1) Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun tubuh.

2) Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.

3)  Secara etis tidak ada masalah.

Dampak Negatif dalam Penggunaan Stem Cell

Stem Cell pada embryonic stem cell:

1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak
berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker.

2.  Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.

3. Secara etis sangat kontroversial.

Stem Cell pada umbilical cord blood stem cell:


1. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak
terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.

2. Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell
yang diperlukan resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang
dibutuhkan berbanding lurus dengan usia, berat badan dan status penyakit.

Stem Cell pada adult stem cell:

1.  Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit
mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak.

2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.

3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas.

Berikut adalah contoh pengaplikasian stem cell atau sel punca

 Terapi Gen .
 Terapi gen dilakukan dengan cara manipulasi pada stem cells, yaitu dengan ,
mentransplantasikannya ke organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu
tanpa mengganggu organ tubuh. Karena sifatnya yang mampu berdiferensiasi menjadi sel
apapun juga mampu meregenerasi dirinya sendiri.
 Penelitian untuk mempelajari proses biologis yang terjadi pada organisme.
 Pertumbuhan dan perkembangan organisme
 Pertumbuhan dan perkembangan kanker
 Penelitian untuk menemukan dan mengembangkan  obat-obat baru untuk mengetahui
efek obat terhadap berbagai jaringan.

Jenis jenis transpaltasi sel punca antara lain adalah

 Transplantasi sel induk darah tali pusat.


 Transplantasi sel punca dari sumsum tulang (bone marrow transplantation).
 Transplantasi sel punca darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation).

Terapi sel punca untuk jatung, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meregenerasi
jaringan jantung yang rusak. Maka secara tidak langsung kita tidak lagi perlu mengganti
jantung tapi kita menciptakan jaringan otot yang baru, yang  lebih sehat. Sel punca dapat
mengalami diferensiasi menjadi kardiomiosit dan mampu memperbarui fungsi kontraksi
jantung. Sel tersebut juga dapat mengembalikan sebagian sel otot jantung yang rusak, dan
mampu memacu pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis)

 Mekanisme lain terapi sel punca adalah melalui efek parakrin. Sel punca akan melepas
substansi aktif biologis sebagai respon terhadap rangsangan lingkungan luar yang spesifik
seperti iskemia (semacam kemampuan untuk menyesuaikan diri). Faktor tersebut
menyebabkan suatu perlindungan, perbaikan dan pembentukan jaringan. Tujuan utama
dari terapi sel induk jantung adalah untuk transplantasi sel yang cukup pada tempat
cedera untukmemaksimalkan pemulihan fungsi jantung. Sel berbasis perbaikan jantung
yaitu sel yang digunakan untuk memperbaiki atau mengganti sel yang rusak.

Jenis Sel yang digunakan  untuk Jantung Transplantasi (14)

 ES (Embrionic Stem) Cells

Sel induk embrionik digunakan untuk penelitian bukan untuk klinis aplikasi. Sel-sel
Embrionic Stem berasal dari massa dalam embrio, mereka akan menyediakan cara untuk
menghasilkan persediaan yang tidak terbatas menggunakan inti sel yang diperoleh
langsung dari pasien penerima dengan penyakit jantung

 Adult Stem Cells


 Bone Marrow-Derived Stem Cell (BMCs)

Beberapa jenis sel induk dapat diisolasi dari sumsum tulang dewasa. Keuntungan dari
stem cell dari sumsum tulang dewasa yaitu dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga
menghindari penolakan imun tubuh, Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih
sederhana. Sehingga mudah tersedianya aspirasi sumsum tulang autologus, Sesuai dengan
etika dan masalah hukum. Kerugian potensi memberikan campuran sel adalah bahwa
persentase sel yang berguna terapi mungkin kecil.

 Adult Skeletal myoblasts (ASMs)

Myoblasts kerangka adalah sel induk yang mampu diisolasi dari otot rangka atau lurik
dan diperluas in vitro. Myoblasts ini dapat berdiferensiasi menjadi myotubes dan
menunjukkan dampak positif dari otot rangka yang telah ditransplantasi terutama dalam
perbaikan ventrikel kiri, sistolik dan fungsi diastolik serta memiliki ketahanan relatif.
Namun, miosit rangka transplantasi tidak elektrik dengan demikian dapat menyebabkan
perkembangan aritmia,

 Resident Sel Stem Jantung/Adult cardiac stem (ACS) cells/Cardiac progenitor cells
(CPCs)

 Sel ini berada di jantung dewasa dan sel ini dapat berdiferensiasi menjadi kardiomiosit.
Dibandingkan dengan transplantasi sel induk yang lain, transplantasi sel ini mungkin
lebih efektif, hal ini dikarenakan sel induk jantung lebih mudah diprogram. Kekurangan
dari sel ini yaitu jumlah selnya sangat terbatas, sulit untuk diidentifikasi dan sulit dalam
perluasan kultur.

Nah itu semua adalah penjelasan mengenai stem cell, tentang jenis, fungsi,
pengaplikasian, dampak positif dan negative, dan juga ada terapi sel punca untuk jantung.
Untuk sekarang ini bagaimana kemajuannya? Apa kabar dari dunia medis karena
kedatangan sis el punca ini?
Pengidap penyakit jantung biasanya datang dengan kondisi dimana jantung sudah terjadi
kerusakan irreverseble atau sudah di titik lanjut sehingga sulit untuk diatasi hanya dengan
terapi obat-obatan atau juga melalui tindakan operasi dan pemasangan stent. Kondisi ini
disebut juga dengan gagal jantung. Maka alternatif pengobatannya adalah sel punca.
Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meregenerasi jaringan. Dengan begitu,
bukannya mengganti jantung yang rusak dengan jantung yang lain, tetapi menciptakan
otot jantung baru, yang sehat, di jantung yang sudah sakit tersebut.

Dikutip dari All That is Interesting pada Selasa (14/2/2017), Peneliti di Massachusetts


General Hospital dan Harvard Medical School baru saja mengklarifikasi tentang
keberhasilannya menggunakan stem sel kulit manusia dewasa untuk menumbuhkan
jeringan otot jantung manusia.

Dalam jurnal Circulation Research dijelaskan juga bahwa peneliti lain sebelumnya sudah


berhasil menumbuhkan jaringan yang dimaksud, tetapi ilmuan terkini menemukan cara
konstruksi atau menanamkan stem cell sebagai pondasi (scaffolding) arsitektur tempat
menumbuhkan stem cell di jantung.

tikus-59ef260296bb08301e727ed2.jpg

Dalam penelitian awal yang menggunakan jantung tikus sebagai percobaanya, ilmuwan
yang mempelopori cara menggunakan sesuatu seperti pembersih yang berfungsi sebagai
penyingkir antigen atau apapun yang mampu memicu kerusakan, setelah itu barulah
disisipkan sel punca pada matriks yang tersisa, dari organ yang telah bersih.
Dari proses ini memberi suatu dasar atau pondasi, untuk pembentukan jantung baru. Pada
penelitian terkini, proses tersebut dilanjutkan dengan media sel jantung manusia dewasa.

Setelah membenamkan jantung di dalam cairan kaya gizi, mereka sukses


mengembangkan jaringan sel jantung yang mirip dengan jaringan jantung "asli" yang
sedang dalam tahap pertumbuhan.

Dalam kurun waktu 2 minggu, para peneliti dikagetkan dengan melihat adanya jaringan
jantung manusia dalam kondisi sedang berdenyut. Jika dilihat dengan kasat mata memang
jaringan terebut terlihat tidak cukup matang, namun apabila dilihat dari struktur jaringan
jantung ini terbilang lengkap.

Dengan berita ini sudah ada harapan kedepannya untuk menumbuhkan kembali
keseluruhan jantung yang sudah sekarat atau mati. Namun sayangnya masih belum ada
teknologi medis yang mampu mewujudkannya. Awalnya mereka perlu menciptakan sel
punca yang cukup, lalu harus bisa mempercepat kemampuan sel tersebut matang. Karena
jika ingin membuat jaringan jantung yang lengkap diperlukan berpuluh-puluh miliar sel
punca.

Berikut adalah faktor faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan penanaman sel punca
di jantung:

 Faktor kualitas sel induk: Cara kloningan yang simple dan pemasukan kembali pada
tubuh pasien dari sel punca pada darah atau sum-sum tulang, umumnya tidak ada hasil
yang efektif. Sel punca menggunakan teknologi khusus untuk pengkloningan dan
perkembangbiakan sel.
 Makin muda usianya, maka semakin besar peluang kesembuhannya.
 Kondisi pasien menentukan panjang pendeknya periode pengobatan.
 Cara implan atau memasukkan stem sel ke tubuh pasien.
 "Efek samping metode stem cell adalah infeksi, risiko lainnya adalah
GVHD (Graft Versus Host Disease), yaitu ketika sel-sel tubuh penerima
menyerang sel-sel stem cell," kata dr Yvonne Loh, hematologis dari
Gleneagles Hospital, Singapura, seperti ditulis detikHealth pada Senin
(20/5/2013).

Dalam acara Gleneagles Annual Scientific Meeting ke-15 yang


diselenggarakan di Hotel Regent, Singapura, dr Yvonne menjelaskan
bahwa GVHD berbeda dengan penolakan organ transplantasi. Ketika
melakukan transplantai, sel-sel darah putih mengira stem cell yang berasal
dari luar sebagai musuh, lalu menyerangnya.


 Lebih lanjut lagi, dr Yvonne yang juga menjabat sebagai Medical Director
of Haematopoietic Stem Cell Transplant di Gleneagles Hospital
menegaskan bahwa masalah ini adalah yang paling berisiko terjadi.
Kendala penolakan memang ada, tapi risikonya amat kecil.

"Kalau penolakan, kemungkinannya kecil. Jika stem cell diperoleh dari


keluarga, kemungkinan penolakannya sekitar 1 persen. Jika diperoleh dari
luar keluarga, kemungkinannya 3-5 persen. Jadi penolakan sangat jarang
jika dibandingkan dengan penyerangan yang mencapai 30 – 40 persen,"
terangnya.

Stem cell bisa diperoleh dari darah tali pusat, sumsum tulang belakang
dan darah tepi. Namun sumbernya juga bisa diperolah dari tubuh pasien
sendiri, tapi juga bisa diperoleh dari orang lain, asal memiliki stem cell
dengan antigen yang cocok dengan donor. Ketidakcocokan antigen ini
dapat menicu GVHD.

"Biasanya GVHD lebih banyak terjadi pada pasien yang tua. Juga terjadi
jika donor stem cell tidak 100 persen cocok. Kita bisa melakukan
transplantasi walau tidak cocok 100 persen dengan penerima, kita bisa
melakukan dengan tingkat kecocokan 80 persen," ujar dr Yvonne.

Oleh karena itu, tak salah jika GVHD dianggap sebagai msalah yang jauh
lebih besar ketimbang penolakan organ. Untungnya, penyakit ini tersebut
bisa dikontrol. Jika tidak dikontrol, GVHD bisa berkambang menjadi serius
dan memempertaruhkan nyawa pasien.

dampak positif dan negatif stem sell


Dampak Positif            :
 Embryonic stem cell
-          Reaksi penolakan rendah
-          Representatif dari klinik fertilitas
-          Immortal
 Stem cell darah tali pusat
-          Mudah didapat
-          Siap pakai
-          Cara pengambilan mudah
 Adult stem cell
-          Dapat diambil dari sel pasien sendiri
-          Sudah terspesialisasi
-          Secara etis tidak ada masalah
Dampak Negatif          :
 Embryonic stem cell
-          Bersifat tumorigenetik
-          Bersifat allogenik
-          Sangat kontroversial
 Stem cell darah tali pusat
-          Kemungkinan terkena penyakit genetik
-          Jumlah stem cell relatif terbatas
 Adult stem cell
-          Jumlah sedikit, jarang ditemukan
-          Masa hidup tidak lama
-          Bersifat multipoten
Pengertian dan Ruang Lingkup Stem Cell
Definisi Stem Cell
Stem Cell merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk
berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Stem Cell juga berfungsi sebagai
sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan
hidup organisme.

 
Gambar 1. Sifat/karakter sel punca yaitu differentiate dan self regenerate/renew
Stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi yang mempunyai 2 sifat:
1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka,
sel pankreas, dan lain-lain.
Gambar 2.  Sel Punca totipoten dan pluripoten
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-
renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui
pembelahan sel.
            Klasifikasi Stem cell
            Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi
Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi:
1.Totipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk dalam stem cell totipotent
adalah zigot (telur yang telah dibuahi).
2.Pluripotent. Dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm, mesoderm, dan
endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. Yang
termasuk stem cell pluripotent adalah embryonic stem cells.
3.Multipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Misalnya: hematopoietic stem cells.
4. Unipotent. Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tapi berbeda dengan non-stem cell, stem
cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self-
renew) Contohnya erythroid progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah
Gambar 3.  Multipotent dan
unipotent stem cells pada sumsum tulang
Berdasarkan sumbernyaStem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan
sumbernya, stem cell dibagi menjadi:
1) Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur
2) Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari
50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari
sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan
teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat
terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi kontroversi etis
terhadap embryonic stem cell.
3) Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
4) Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem
cell dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis
stem cell ini ke dalam adult stem cell.
5) Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:
• Sumsum tulang.
Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
       − hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum tulang, hematopoietic
stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.
       − stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.
  • Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
       − susunan saraf pusat
       − adiposit (jaringan lemak)
− otot rangka
− pankreas
Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan
jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural
stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah
menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.
Peranan Stem Cell dalam Riset Kedokteran
Dalam penerapannya Stem Cell dalam riset kedokteran, sebagai berikut :
1.Terapi gen. Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa
transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil
mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat self-
renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain
itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga
transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel.
2.Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker.
Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.
3.Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai
jaringan
4.Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell dapat hidup di luar organ tubuh
manusia misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa
mengganggu organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi
kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu.
Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:
a.Penyakit autoimun. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi
oleh growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah
tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur.
Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak
mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah itu hematopoietic stem
cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk
berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula.
b.Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit
Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis
sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke
dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang
menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif.
c.Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit
autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat
telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.
Ada beberapa alasan stem cell digunakan sebagai calon yang relevan dalam cell-based therapy :
1.Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat
autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang
membutuhkan organ donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ
donor yang sesuai.
2.Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar dari
sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk
menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.
3.Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metode transfer
gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di atas.
4.Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam jaringan dan berinteraksi
dengan jaringan sekitarnya.
Stem sel dapat membantu dunia medis dan kemanusiaan. Namun, jika stem sel tersebut diambil dari
jaringan dewasa milik orang yang sudah meninggal, maka hal tersebut tidak diperbolehkan, karena
Islam telah memberikan derajat kesucian kepada orang yang telah mati. Diriwayatkan oleh A’isyah
ummul mukminin (ra.) bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Memecahkan tulang mayat itu sama
dengan memecahkan tulang orang hidup.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).
Kesucian orang yang telah meninggal bahkan berlaku hingga ke atas pekuburannya. Rasul pernah
bersabda, sebagaimana disampaikan oleh Abu Hurairah, “Sungguh, jika seorang dari kalian duduk di
atas bara api yang membakar, niscaya itu lebih baik daripada ia duduk di atas kuburan.” ( HR. Muslim
dan Ahmad). Dengan ini telah jelas bahwa Islam telah melindungi orang mati sebagaimana orang
yang hidup, dan oleh karena itu, tidak diperbolehkan bagi kita untuk melanggar hak-hak orang mati.
Potensi Stem Cell pada Terapi Berbasis Sel (Cell-Based Therapy)
Dalam tulisan ini, pembahasan bersifat sederhana yaitu membahas potensi stem cell pada beberapa
penyakit :
Stem Cell untuk Diabetes
Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk penyakit diabetes ini mengambil sumber stem
cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian
untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat
menggantikan injeksi insulin secara permanen.
Stem Cell untuk Skin Replacement
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat
epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan
transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin
replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
Stem Cell untuk Stroke
Beberapa penelitian dengan menggunakan stem cell dari darah tali pusat manusia yang diberikan
intravena kepada tikus yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil yang
menggembirakan. Ada pengurangan volume lesi sebanyak 40% dan adanya kemampuan kembali ke
70% fungsi normal. Terdapat pemulihan fungsional pada kelompok yang ditransplantasi stem
cell dari darah tali pusat dibandingkan dengan kelompok kontrol dan tampak stem cell dari darah tali
pusat bermigrasi masuk ke otak. Penelitian dengan menggunakan mesenchymal stem cell (MSC) dari
sumsum tulang autolog yang diberikan intravena pada 30 penderita stroke juga
memperbaiki outcome yang dinilai dari parameter Barthel Index dan modified Rankin Scale.
    
  
  

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
                                       Gb 1. Sel Induk Tikus                                                            Gb2. Sel Induk
Mesenchymal
 Stem Cell untuk Penyakit Jantung
Perin dkk. memberikan transplantasi bone marrow mononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada
miokard yang lemah dengan panduan electromechanical mapping pada 14 pasien gagal jantung
iskemik kronik berat. Single-photon emission computed tomography myocardial perfusion
scintigraphy menunjukkan penurunan defek yang signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel
kiri global pada pasien yang diterapi.

 
 

Gb 4. Potensi Stem Cell pada Beberapa Penyakit dengan Terapi Berdasarkan Sel (Cell-


Based Therapy)
            Sesuai dengan firman Allah SWT dalam (QS. Al-Imran : 91) yaitu sebagai berikut :
 
Di samping dari sumsum tulang, stem sel atau sel induk dewasa juga dapat diperoleh dari darah tali
pusat bayi. Darah di dalam ari-ari dan tali pusat mengandung berjuta-juta sel induk pembentuk darah
yang sejenis dengan sel induk yang ditemukan di dalam sumsum tulang (Kusmaryanto, 2005). Hal ini
semakin meyakinkan kita bahwa segala ciptaan Allah s.w.t ini tidak ada yang sia-sia, sebagaimana
telah dikemukakan  dalam al-Qur’an Surat Ali Imron 191. Ari-ari atau tali pusat yang pada awalnya
dianggap sesuatu yang tidak berguna, ternyata memiliki manfaat. Setelah diteliti lebih lanjut, banyak
keuntungan yang ditawarkan dibandingkan dengan transplantasi sumsum tulang. Stem sel dewasa
dari darah tali pusat memiliki kemampuan proliferasi (memperbanyak diri) yang lebih tinggi daripada
dari sumsum tulang. Selain itu, pencangkokan dengan menggunakan sel induk dewasa dari darah tali
pusat ini memiliki tingkat kecocokan lebih tinggi bila dibandingkan dari sumsum tulang.
Dampak Penggunaan Stem Cell Tertentu dalam Cell-Based Therapy
 
Dampak Positif dalam Penggunaan Stem Cell
Stem Cell pada embryonic stem cell:
1) Representatif dari klinik fertilitas.
2)  Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.
3)  Immortal. dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur.
4) Reaksi penolakan rendah.
Stem Cell pada umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat) :
1) Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).
2) Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan pembekuan.
3) Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.
4) Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.
5) Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan stem
cell dari sumsum tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak
sempurna atau dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih besar
dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.
Stem Cell pada adult stem cell:
1) Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun.
2) Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.
3)  Secara etis tidak ada masalah.
 
Dampak Negatif dalam Penggunaan Stem Cell
Stem Cell pada embryonic stem cell:
1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat
menimbulkan kanker.
2.  Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.
3. Secara etis sangat kontroversial.
Stem Cell pada umbilical cord blood stem cell:
1. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat
lahir sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.
2. Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang
diperlukan resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan berbanding
lurus dengan usia, berat badan dan status penyakit.
Stem Cell pada adult stem cell:
1.  Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit
mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak.
2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.
3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas.
KESIMPULAN 
Berdasarkan uraian isi pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Stem
Cell merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk
berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.. 2) Dalam penerapannya Stem
Cell dalam riset kedokteran yaitu terapi gen, identifikasi proses biologis, penemuan dan
pengembangan Obat
baru, serta terapi sel berupa replacement therapy.
 v

Anda mungkin juga menyukai