PENDAHULUAN
definisi tentang kualitas hidup yang diterima secara universal atau secara
bisa terkena payudara ini, walaupun sangat jarang terjadi (Mangan, 2009).
Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu),
1
2
saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh
(Purwoastuti, 2008).
Serikat. Selama tiga decade terakhir, mortalitas pada wanita dengan kanker
payudara menurun dari 30% menjadi 20% berkat upaya penapisan yang
per 100.000 wanita pada tahun 1996, dan pada tahun 2002 kanker
dkk, 2005)
dengan insidens tertinggi kedua setelah kanker leher Rahim atau kanker
Indonesia akan di jumpai minimal 20.000 kasus baru tiap tahunnya dimana
kira-kira 50% kasusberada pada kondisi penyakit yang telah lanjut (Ramli
Pusat Haji Adam Malik Medan, terdapat 312 kasus kanker payudara
orang.
rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007,
payudara tertinggi yaitu 16 kasus lama dan 8 kasus baru pada rentang usia
2013).
5
tahunnya. Kurva insidensi berdasarkan usia bergerak naik terus dari usia
payudara, tetapi kematian karena penyakit ini terus meningkat (Narti &
infeksi, dan ada juga pasien yang mengalami efek jangka panjang dari
2007).
6
rongga dada pasien, mencegah disfungsi lengan atas dan kondusif untuk
Guangzhou, 2012).
keseluruhan adalah terapi yang aman dan efektif, terapi ini tetap
infuse, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker
kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang diperlukan
(Adiwijono,2006).
.Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-sel
sehat yang normal, terutama yang cepat membelah atau cepat tumbuh
seperti rambut, lapisan mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa efek
samping yang terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan muntah adalah
fisik dan psikologis berupa infeksi, perubahan warna kulit, nyeri dan
hidupnya baik 132 (66%) kualitas hidupnya sedang, dan 46 (23%) kualitas
hidupnya buruk, oleh sebab itu kebutuhan pasien bukan hanya pada
(18,75%) terjadi pada usia 15-24 tahun, 19 kasus (59,37%) terjadi pada
usia 25-44 tahun, dan 7 kasus (21,87%) terjadi pada usia 45-59 tahun, 3
diantaranya terjadi pada usia 15-24 tahun, 2 kasus (25%) terjadi pada usia
25-44 tahun dan 3 kasus (37,5%) terjadi pada usia 45-59 tahun dan empat
diantaranya terjadi pada usia 15-44 tahun, 2 kasus (25%) terjadi pada usia
15-44 tahun, 2 kasus (25%) terjadi pada usia 25-44 tahun dan 3 kasus
(37,5%) terjadi pada usia 45-59 tahun, dan empat orang diantaranya
tahun 2018.
tahun 2018.
2018.
1. Bagi Peneliti :
2. Bagi Masyarakat :
2018
TINJAUAN PUSTAKA
tidak ada definisi tentang kualitas hidup yang diterima secara universal
luas biasanya meliputi evaluasi subjektif dari kedua aspek positif dan
berbeda untuk setiap orang dan setiap disiplin akademik, individu dan
14
15
seksual
.
16
sosial.
keuangan.
seseorang adalah:
dan kebangsaan.
sosial.
Istilah kanker berasal dari bahasa Latin yang artinya kepiting karena
2016).
payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya dan
2. Reproduksi: Usia menarke, masa henti haid dan siklus haid merupakan
faktor risiko kanker payudara. Selain itu, wanita yang tidak menikah,
partus pertama berusia lebih dari 30 tahun dan setelah partus belum
kadar estrogen dalam tubuh, wanita yang setiap hari minum bir lebih
2013).
Terdapat 2 jenis reseptor estrogen yaitu alfa (α) dan beta (β)
(masing masing Erα dan Erβ). Erα terdapat di payudara, ovarium dan
dibuktikan.
intraseluler.
21
Payudara
estrogen:
(inisiator).
premalignan (promotor).
Chaudhry, 2016).
22
3. Gejala Metastatis
2008).
23
2.2.5.1 Anamnesa
1. Keluhan Utama
2. Keluhan Tambahan
sekitar.
sekitar.
sekitar.
- Bentuk.
dapat membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga
mamae stadium dini. Tapi pemeriksaan ini cukup mahal, sulit digunakan
secara luas sehingga hanya menjadi suatu pilihan dalam diagnosis banding
terhadap mikrotumor.
akurasi mencapai lebih dari 90%. Data menunjukkan pungsi aspirasi jarum
kelebihan karena lebih sederhana dan aman. Pemeriksaan ini luas dipakai
neoadjuvan.
7) Pemeriksaan biopsi. Biopsi dapat dilakukan biopsi eksisi atau insisi, tapi
terletak sentral.
skleroderma.
1. Grade III
2. TNBC
3. Ki 67 bertambah kuat
4. Usia muda
6. KGB > 3
• Radiasi bila :
3. Tumor sentral/medial
kelenjar 10 Gy.
a) Operable(III A)
target
28
b) Inoperable(III B)
hormonal.
target.
terapi hormonal).
dilakukan pada pasien yang tidak dapat diobati dengan Breast Conserving
yaitu mayor dan minor sedangkan kelenjar getah bening aksila tetap
pectoralis minor (model Patey) dapat menjaga bentuk dan fungsi rongga
> 5 cm, tumor multisenter, masih ada sisa tumor setelah lumpektomi dan
tumor yang sulit dibedakan. Tiga struktur organ yang harus dipertahankan
pada terapi ini adalah axillary vein, long thoracic nerve dan cephalic vein
(Harahap, 2015).
2.4 kemotrapi
pembasmi sel kanker (disebut sitostatika) yang diminum ataupun yang diinfuskan
tubuh.Karena penyebaran obat kemoterapi luas, maka daya bunuhnya luas, efek
terdahulu.
atau membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri.Jadi, sel normal yang
aktif membelah atau berkembang biak juga terkena dampaknya, seperti sel akar
rambut, sel darah, sel selaput lendir mulut,dll.Sel tubuh tersebut adalah yang
paling parah terkena efek samping kemoterapi, sehingga dapat timbul kebotakan,
kurang darah, sariawan, dll.Oleh karena itu, pemberian obat sitostatik (berupa
obat medis ataupun obat herbal) harus dibawah pengawasan dokter yang
berpengalaman untuk mencegah timbulnya efek samping yang serius, dan bila
maka pemberian kemoterapi biasanya harus diberi jedah (selang waktu) 2-3
2007).
32
a. Intravena
jantung dan hati baru sampai ke tumor primer.Cara intavena ini yang
b. Intra Arteri
Pemberian Intra arteri adalah terapi regional melalui arteri yang memasok
menggunakan catheter dan pompa arteri. Infuse intra arteri itu untuk
memberikan obat selama beberapa jam atau hari. Setelah melalui tumor
c. Perfusi Regional
Perfusi regional adalah cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi
paru.
d. Intra Tumoral
karena dapat melepaskan sel kanker dari tumor induknya dan ada cara lain
radioterapi.
33
e. Intracavitair
f. Topikal
yang lain.
kadang sebagai pengobatan utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau
yang bekerja pada bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel,
kanker. Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi dapat
masing-masing dalam dosis yang lebih rendah dari pada dosis yang
cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit (Nafrialdi dan Sulistia, 2007).
diare dan stimulasi zona pemicu kemotaksis yang menimbulkan mual dan
otot perut yang kuat sehingga menyebabkan isi perut menjadi terdorong
untuk keluar melalui mulut baik dengan maupun tanpa disertai mual
Keadaan ini disebut reaksi akut, namun demikian dapat juga terjadi
reaksi lambat, yaitu mual dan muntah terjadi beberapa hari setelah
gejala ini, namun demikian efek samping semacam ini adalah masalah
dengan lebih lancar bagi para pasien. Orang yang mengalami gejala ini
tentu saja harus berusaha untuk tetap makan dan sebaiknya pasien
dilakukan dalam siklus 21 hari, muntah dan mual akan terjadi selama
beberapa hari setelah menerima obat, tapi biasanya gejala itu akan hilang
masalah yang berbeda, oleh karena itu pengatasannya juga berbeda, bisa
2001).
yang sulit pada rongga perut dan otot-otot di rongga dada. Muntah adalah
dan elektrolit, uremia, obat (digitalis, opium) dan metastase otak (Anonim,
2007).
zat kimia, obat sitostatik dan radiasi diperantai melalui CTZ (Schein,
berperan sebagai chemosensor dan diarahkan pada darah dan CSF. Area
proses muntah melalui salah satu atau lebih dari reseptor tersebut. (DiPiro
dan Taylor, 2005). Mual dan muntah terjadi akibat adanya kerusakan pada
kantong kemih dan ginjal sehingga kotoran-kotoran kimia sel kanker yang
penting untuk memastikan konsumsi air minum atau cairan yang banyak
Tipe mual dan muntah: 1) Mual muntah akut, biasanya terjadi saat
terapi sitostatika cisplatin. Terjadi 2-6 hari setelah terapi. 3) Mual muntah
muntah, terjadi pada pasien yang merasa mual atau rasa tidak enak diperut
dan cemas, padahal obat sitostatika belum diberikan. (Jeffery dkk., 1998)
emesis padapasien dalam usia lanjut. Pada pasien yang lebih muda
akut.
d. Jenis kelaminLebih sulit untuk mengontrol emesis pada wanita dari pada
laki–laki yang diberikan kemoterapi yang sama termasuk dalam dosis dan
frekuensi pemberiannya.
e. Motion sickness
a. Subjektif
1) Berat badan
2) Status penampilan
b. Objektif
Hasil objektif ada yang dapat dan yang tidak dapat diukur serta dapat
klinik-patologi.
40
minggu.
Semua tumor mengecil sedikitnya 50% dan tidak ada tumor baru
Tumor mengicil kurang dari 50% atau membesar kurang dari 25%
Tumor membesar 25% atau lebih atau timbul tumor baru yang dulu
mual, muntah, lemas, rambut rontok, mudah mengalami infeksi, ada juga
dan memori sampai depresi. Efek samping ini akan menghilang setelah
kualitas hidupnya buruk, oleh sebab itu kebutuhan pasien bukan hanya
(18,75%) terjadi pada usia 15-24 tahun, 19 kasus (59,37%) terjadi pada
usia 25-44 tahun, dan 7 kasus (21,87%) terjadi pada usia 45-59 tahun, 3
diantaranya terjadi pada usia 15-24 tahun, 2 kasus (25%) terjadi pada usia
25-44 tahun dan 3 kasus (37,5%) terjadi pada usia 45-59 tahun dan empat
diantaranya terjadi pada usia 15-44 tahun, 2 kasus (25%) terjadi pada usia
15-44 tahun, 2 kasus (25%) terjadi pada usia 25-44 tahun dan 3 kasus
(37,5%) terjadi pada usia 45-59 tahun, dan empat orang diantaranya
Modified
Anamnesa, pemeriksaan fisik, Kemotrapi:
Radical
dan pemeriksaan penunjang pemberian obat
Mastectomy:
mempertahankan antikanter
musculus (Sitostatika)
pectoralis mayor melalui oral
dan minor atau maupun
Keganasan pada jaringan
mempertahankan intravena untuk
payudara yang dapat berasal
musculus mengurangi atau
dari epitel duktus maupun
pectoralis major, membunuh sel
lobulusnya.
mereseksi kanker.
musculus
pectoralis minor.
Kanker Payudara
Keterangan :
Tidak Diteliti
Diteliti
Kemotrapi
Kualitas Hidup
Mastektomi
Gambar 2.7 Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
Moelok Bandar lampung yang dilakukan di poli bedah RSUD Dr.H Abdul
Penelitian ini dilakukan pada bulan november 2019 sampai dengan selesai.
45
46
3.3.1 Populasi
instalasi bedah onkologi dan ruang raflesia RSUD Dr.H Abdul Moelok
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan
penelitian ini adalah wanita yang terkena kanker payudara yang telah
Moeloek.
Kriteria Inklusi
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu
terdiri :
Definisi Operasional
Instrumen Penelitian
a. Data primer
kanker payudara.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari catatan medik RSUD Dr.H Abdul Moelok
Bandar Lampung.
tertentu. Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah
dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas
instrumen ini tidak dilakukan karena instrumen yang akan digunakan oleh
C30) dan telah diterjemahkan dalam bentuk bahasa Indonesia serta pernah
50
di gunakan di Indonesia dengan hasil validitas > 0.70 (Zega dan Siregar,
2013).
besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk dapat digunakan atau
penelitian dan ditambah 20 orang dari dari data aktual, sehingga jumlah
bila koefisiennya lebih dari 0,7. Hasil realibilitas yang telah dilakukan
sebagai berikut:
1. Editing
diperoleh.
51
2. Coding
3. Processing
4. Cleaning
variabel.
(dua) variabel, yaitu pasien kanker payudara yang telah dilakukan Operasi
sebanyak 3 buah (no. 10, 12 dan 18), pertanyaan mual dan muntah
sebanyak 2 buah (no. 14-15), pertanyaan nyeri sebanyak 2 buah (no. 9 dan
19), pertanyaan sesak nafas sebanyak 1 buah (no.8), pertanyaan sulit tidur
yang mungkin dicapai adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 120. Rentang
kelas pada kuesioner ini adalah 12030 ( nilai tertinggi – nilai terendah ) =
diperoleh 30. Dengan nilai terendah 30 dan panjang kelas 30 maka kualitas
dengan rentang berkisar dari 0 sampai 100. Skala dengan skor tinggi
Prinsip untuk menilai skala ini adalah sama dalam semua kasus:
sehingga skor berkisar dari 0 sampai 100; Sebuah skor yang lebih
54
Secara praktis, jika item-item I1, I2, I3, I4, I5 ...In termasuk ke dalam suatu skala,
Skor Mentah
mendapatkan skor S,
Range adalah perbedaan antara nilai maksimum dan minimum SM. QLQ-
C30 telah dirancang sedemikian rupa sehingga semua item dalam skala apapun
mempunyai kisaran nilai yang sama. Oleh karena itu, range SM sama dengan
range dari nilai-nilai item. Secara keseluruhan item diberi skor 1 sampai 4,
dengan menggunakan data kelompok pasien yang diterbitkan dalam nilai referensi
referensi manual, data yang ditampilkan untuk bagian kanker utama dibagi sesuai
stadium penyakit. Data populasi umum berdasarkan pada sampel yang dipilih
secara acak dari populasi umum di Norwegia, Swedia dan Denmark (Aaronson et
al., 1993).
Tabel 3.6 Skoring QLQ-C30 versi 3.0 EORTC-C30 (Aaronson et al., 1993).
Skala Fungsional
Fungsi Fisik PF2 5 3 1-5 F
Fungsi Peran RF2 2 3 6,7 F
Fungsi Emosi EF 4 3 21-24 F
Fungsi Kognitif CF 2 3 20,25 F
Fungsi Sosial SF 2 3 26,27 F
Item/Skala gejala
Lelah FA 3 3 10,12,18
Mual dan Muntah NV 2 3 14,15
Nyeri PA 2 3 9,19
Dipsnea DY 1 3 8
Insomnia SL 1 3 11
Hilang nafsu makan AP 1 3 13
Sembelit CO 1 3 16
Diare DI 1 3 17
Kesulitan keuangan FI 1 3 28
56
Tabel 3.7 Nilai Referensi QLQ-C30, Breast Cancer: All Stages EORTC-C30
Pengolahan data
Analisis data
Penyusunan laporan
RSUD Dr.H Abdul Moeloek Bandar Lampung. Data diperoleh dari data
rekam medik dan pengisian kuisioner melalui via telepon oleh responden.
data demografi dan kualitas hidup (fisik, peran, emosi, kognitif, sosial,
58
59
sejak tahun 1914 sebagai Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan Provinsi
B Pendidikan.
adalah tenaga paramedic perawatan sebanyak 555 orang dan tenaga medis
sebanyak 133 orang. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dipimpin oleh seorang
Pelayanan, Direktur Diklat dan SDM serta Direktur Umum dan Keuangan
kemoterapi.
Usia ( Tahun )
>39 7 (12,1%)
39 – 55 42 (72,4%)
56 – 72 9 (15,5%)
Status Perkawinan
Menikah 53 (91,4%)
Janda 2 (3,4%)
Lain-lain 3 (5,2%)
Agama
Islam 57 (98.3%)
Protestan 1 (1,7%)
Suku Bangsa
Lampung 17 (29,3%)
Jawa 37 (63,8%)
Sunda 3 (5,2%)
Batak 1 (1,7%)
Pendidikan Terakhir
SD 24 (41,4%)
SMP 14 (24,1%)
SMA 16 (27,6%)
Sarjana 2 (3,4%)
Lainnya 2 (3,4%)
61
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 38 (65,5%)
Pedagang / Wiraswasta 4 (6,9%)
Pegawai swasta 3 (5,2%)
Petani 5 (8,6%)
PNS 3 (5,2%)
Lainnya 5 (8,6%)
Penghasilan Perbulan
(Rp)
<500.000 29 (50%)
500.000 - 1.000.000 16 (27,6%)
1.000.000-2.000.000 7 (12,1%)
>2.000.000 6 (10,3%)
78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas sedangkan
wanita yang telah menopause dan berusia lebih dari 50 tahun dapat
2001).
62
dipengaruhi oleh usia menurut hasil penelitian Isa & Baiyewu (2006)
kanker payudara. Semakin tua usia seseorang kualitas hidup yang dimiliki
semakin berkurang.
paudara. Namun satu faktor resiko tidak hanya membuat seseorang pasti
menderita suatu penyakit. Memiliki satu atau beberapa faktor resiko tidak
pada rentang ini lebih berisiko terkena kanker payudara dibanding usia <
dikarenakan salah pola makan, gaya hidup yang tak sehat serta malas
Hal ini tidak jauh berbeda dengan data yang ditemukan di bagian
terbanyak yaitu > 40 tahun (76,4%). Penelitian lain oleh Atira (2011) di
memiliki gaya hidup yang tak sehat serta malas berolahraga dan konsumsi
makanan yang tak sehat (Savitri, 2015). Seperti yang telah disebutkan oleh
para ahli perubahan gaya hidup yang menjadi faktor terjadinya kanker
makanan yang berserat). Selain itu adanya riwayat kanker payudara pada
meningkatkan resiko penyakit ini antara lain memiliki ibu atau keluarga
dekat yang menderita kanker payudara, mutasi yang diwariskan dalam gen
BRCA1 atau BRCA2. Pubertas awal dan tidak memiliki anak ( Anonimus,
2011).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safaee
(82,4%).
65
hidup penderita, hal ini bisa terIihat melalui karakteristik responden pada
penelitian ini dengan status pernikahan menikah sebesar 91,4% (53 orang).
Status pernikahan merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang
sebagian dari responden pada penelitian ini. Tabel 4.1 menjelaskan bahwa
RSUD Dr.H Abdul Moeloek sebagai rumah sakit rujukan memiliki tingkat
keragaman yang tinggi dari sisi sosial didasari karena keragaman agama
dan suku karena pasien datang dari berbagai daerah di Lampung dan
sekitarnya.
(50%).
66
2010).
menyebabkan wanita tidak melakukan deteksi dini. Oleh karena itu perlu
(Maulida 2011).
pengetahuannya adalah baik dan cukup, dan tidak ada yang kurang.
Sedangkan wanita dengan tingkat pendidikan dasar masih ada yang tingkat
lemah (r=0,003) dan kurang baik dalam menjelaskan kualitas hidup (R2
=0,000). Hasil uji statistik yang dilakukan adalah tidak ada hubungan yang
penderita kanker yang hanya lulus SD sebesar 22,7% (27 orang), tamat
SMP sebesar 16,8% (20 orang) dan yang tidak lulus SD sebanyak 7 orang
wanita ini memiliki tanda dan gejala, akan tetapi sering kali tidak
tersebut sehingga ketika kondisi fisik sudah mulai menurun dan berada
(Ariani, 2015).
perkembangan kanker.
payudara kurang di ketahui. Ini sejalan dengan teori yang di kemukan oleh
deteksi awal, gejala dan ciri – ciri terjadinya kanker payudara membuat
merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadi nya insiden kanker
70
negara maju memang jauh lebih tinggi dari pada di negara – negara
membeli buah, sayur mayur dan berbagai jenis bahan pangan lainnya. Jadi
Yulianti (2010) Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh bahwa
payudara cukup kuat, hal ini secara teoritik dapat diterangkan bahwa
dilakukan oleh (BeiYan, 2013) yaitu status ekonomi yang lebih tinggi
kurang baik dalam menjelaskan kualitas hidup (R2 =0,008). Hasil uji
statistik yang dilakukan adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara
beragam sehingga konsumsi pangan yang bernilai gizi tinggi juga akan
Kualitas hidup saat ini telah menjadi suatu parameter yang sama
bersifat subjektif dan hanya dapat diukur oleh pasien. Studi terhadap 163
Salah satu alat yang banyak digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien
telah digunakan secara luas pada uji klinik kanker oleh sekelompok besar
non uji klinik. Hasil penelitian pada tabel 4.2 dari 58 orang pasien kanker
(66%).
kata lain bahwa efek kemoterapi masih dirasakan pasien setelah pemberian
fungsi peran, fungsi kognitif, fungsi emosi, fungsi sosial dan kesehatan
pada subvariabel tersebut, sesuai dengan data demografi yang didapat pada
(Perwitasari, 2009).
fisik, pikiran serta jiwa untuk mencapai tingkat kepuasan tersebut. Hingga
fakta bahwa kualitas hidup dapat dimengerti hanya dari perspektif pasien.
dimensi yang luas yang dapat dikelompokkan menjadi satu dari empat area
yang berbeda yakni keadaan fisik, fungsional, emosional dan sosial. Jadi,
mempunyai nilai rerata tertinggi. Dipsnea dan sembelit adalah sub item
domain gejala dengan nilai rerata terendah. Fungsi fisik, kognitif, sosial
domain gejala yang dominan pada pasien kanker payudara adalah mual
dan muntah, nyeri, dipsnea, insomnia, hilang nafsu makan, sembelit dan
deviasi terkecil dan sering terjadi pada pasien kanker payudara yang telah
ᵃNilai Minimal skor per item. ᵇNilai Maksimal skor per item. ͨHasil
perhitungansetiap jawaban di kuisioner EORTC QLQ-C30 berupa skor yang
didapatkan dari setiap item dibandingkan dengan skor dari nilai referensi QLQ-
C30 subbagian breast cancer:all stages.
78
Bandar Lampung
lengan dan limfedema kronik ditemukan pada 25% sampai 53% pada
mengurangi kualitas hidup dari pasien. Suatu kelemahan lain dari radikal
dilakukan radikal mastektomi ternyata hanya 13% yang bebas dari gejala-
gejala penyakit. Hal ini terjadi karena diperkirakan tidak semua kelenjar
seperempat dari aliran getah bening dari payudara keluar melalui kelenjar
standard. Sejak itu radikal mastektomi yang diperluas tidak lagi dilakukan
dan kelenjar getah bening aksila hanya diambil sampai setinggi prosesus
korakoideus.
80
bermakna.
samping hasil akhir didapatkan derajat kualitas hidup pasien kanker secara
umum, kita juga dapat melihat dan membandingkan beberapa aspek yang
baik dominan memiliki kualitas hidup cukup. Hal demikian juga terdapat
sedangkan item fungsi kognitif dan sosial pada pasien kanker payudara
baik dominan memiliki kualitas hidup kurang. Domain gejala seperti mual
dan muntah, nyeri, insomnia, hilang nafsu makan dan diare yang lebih
Domain gejala dipsnea dan sembelit yang juga dominan dialami pasien
kesulitan keuangan yang lebih sedikit dialami oleh pasien kanker payudara
nafsu makan, sembelit dan diare) yang dominan pada responden terhadap
item lainnya yang menunjukkan hasil dengan kategori baik seperti status
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi item kualitas hidup pasien kanker payudara di
Instalasi Onkologi dan ruang raflesia di RSUD Dr.H Abdul Moeloek Bandar
Lampung
dengan fungsi fisik p = 0,000 < 0,05 adanya korelasi yang mempunyai arti
ada hubungan yang signifikan antara fungsi fisik dengan kualitas hidup
penderita kanker payudara dengan koefisien korelasi (r) 0,468 dengan arah
hubungan positif dan kekuatan korelasi cukup, yang artinya semakin baik
fungsi fisik pada penderita kanker payudara maka kualitas hidup penderita
penelitian (Waltrin, 2017) dengan hasil p = 0,347 dan koefisien korelasi (r)
-0,210 yang artinya korelasi negatif terhadap kualitas hidup dimana makin
uji yang digunakan berbeda yaitu menggunkan uji korelasi pearson atau
dan uji yang digunakan berbeda yaitu menggunkan uji korelasi pearson
fungsi peran p = 0,084 > 0,05 tidak adanya korelasi yang mempunyai arti
tidak ada hubungan yang signifikan antara fungsi peran dengan kualitas
dengan arah hubungan positif dan kekuatan korelasi cukup, hasil ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Donald (dalam Urifah, 2012)
dengan fungsi Emosi p = 0,020 < 0,05 adanya korelasi yang mempunyai
arti ada hubungan yang signifikan antara fungsi emosi dengan kualitas
dengan arah hubungan positif dan kekuatan korelasi cukup, yang artinya
semakin baik fungsi emosi maka kualitas hidup penderita kanker payudara
dengan fungsi kognitif p = 0,342 > 0,05 tidak adanya korelasi, yang
koefisien korelasi (r) 0,127 dengan arah hubungan positif dan kekuatan
korelasi lemah. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Donald
dengan fungsi sosial p = 0,228 < 0,05 tidak adanya korelasi yang
mempunyai arti tidak ada hubungan yang signifikan antara fungsi sosial
korelasi (r) 0,161 dengan arah hubungan positif dan kekuatan korelasi
lemah. Hasil ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Donald
penurunan signifikan lebih besar pada peran fisik, nyeri tubuh, fungsi
memiliki tuntutan peran sosial yang tinggi. Jika pada masa tersebut
mereka.
dengan koefisien korelasi (r) 0,289 dengan arah hubungan positif dan
2017) di medan yakni hasil analisa data dalam penelitian ini diperoleh
dengan hasil p = 0,013 dan koefisien korelasi (r) -0,546 sehingga ada
rendah kualitas hidupnya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
hari.
89
dengan sub Item gejala lelah, mual dan muntah, nyeri, insomnia, hilang
nafsu makan, sembelit dan diare memiliki korelasi yang mempunyai arti
ada hubungan yang signifikan antara subitem gejala lelah, mual dan
muntah, nyeri, insomnia, hilang nafsu makan, sembelit dan diare dengan
dengan sub item gejala dipsnea dan kesulitan keuangan tidak adanya
korelasi yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sub item
gejala dengan kualitas hidup, dengan koefisien korelasi arah positif dan
Rena, 2010). Hasil penelitian ini memperlihatkan sub item gejala yang
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Rp500.000,00.
yang dominan pada responden. Fungsi fisik, kognitif, dan status kesehatan
global adalah baik, Sedangkan fungsi peran, emosi, dan social adalah
buruk. Kejadian beberapa subitem gejala yang lain seperti lelah dan
fisik, fungsi emosi dan subitem gejala yaitu lelah, mual dan muntah, nyeri,
5.2 SARAN
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tim pelayanan
payudara.
2. Bagi Masyarakat
4. Bagi Universitas