Anda di halaman 1dari 7

Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 1 Maret 2022

KANKER PAYUDARA:
DIAGNOSTIK, FAKTOR RISIKO, DAN STADIUM

Suparna Ketut, Sari Luh Made Karuni Kartika

Fakultas Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha

e-mail: ketutsuparna11@gmail.com, karunikrtksr@gmail.com

Abstrak

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada wanita. Salain itu
merupakan penyebab kematian terkait kanker paling sering setelah kanker paru. Kanker
payudara (Carcinoma Mammae) adalah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan
payudara, yang dapat menyebar ke organ tubuh lain. Kanker payudara merupakan
penyakit dengan prognosis yang buruk, karena sering ditemukan pada stadium yang sudah
lanjut. Diagnosis dini dengan teknik yang tepat dapat mengurangi angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit ini. Teknik untuk diagnosis kanker payudara meliputi triple
diagnostic yaitu: klinis, imaging, dan sitologi. Kanker payudara adalah penyakit
multifaktorial yang meliputi faktor usia, genetik dan riwayat keluarga, reproduksi dan
hormonal, serta gaya hidup. Dengan mengetahui faktor risiko, maka kita akan lebih
waspada untuk memeriksakan diri dan dapat didiagnosis pada stadium sedini mungkin.
Penentuan stadium kanker payudara dilakukan dengan menggunakan indikator TNM yang
dikeluarkan oleh American Joint Committee on Cancer (AJCC). Kanker payudara
dibedakan dalam 8 stadium yang meliputi: stadium 0, stadium I, stadium IIA/B, stadium
IIIA/B/C, dan stadium IV.

Kata kunci: kanker payudara, diagnostik, risiko, stadium

Abstract

Breast cancer is the most common cancer found in women. It is the most common cause
of cancer-related death after lung cancer. Breast cancer (Carcinoma Mammae) is a
malignant tumor that grows in breast tissue, which can spread to other organs of the body.
Breast cancer is a disease with a poor prognosis, because it is often found at an advanced
stage. Early diagnosis with the right technique can reduce morbidity and mortality from this
disease. Techniques for the diagnosis of breast cancer include triple diagnostics, namely:
clinical, imaging, and cytology. Breast cancer is a multifactorial disease that includes age,
genetic and family history, reproductive and hormonal factors, and lifestyle. By knowing the
risk factors, we will be more alert to check ourselves and can be diagnosed at the earliest
possible stage. Breast cancer staging is carried out using the TNM indicator issued by the
American Joint Committee on Cancer (AJCC). Breast cancer is divided into 8 stages which
include: stage 0, stage I, stage IIA/B, stage IIIA/B/C, and stage IV.

Keywords: breast cancer, diagnostic, risk, stage

GMJ | 42
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 1 Maret 2022

PENDAHULUAN penulisan artikel ini. Deteksi dini penyakit


Kanker merupakan penyakit tidak kanker payudara dapat dilakukan dengan
menular dimana terjadi pertumbuhan dan mengetahui terkait faktor risiko dan diagnosis
perkembangan yang sangat cepat, tanpa awal yang baik. Maka dari pada itu pada artikel
terkendali dari sel maupun jaringan. ini akan dibahas mengenai apa saja faktor
Pertumbuhan ini dapat menggangu proses risiko yang berhubungan dengan kejadian
metabolisme tubuh dan menyebar antarsel dan kanker payudara, serta apa saja metode
jaringan tubuh (Hero, 2021; Susmini & pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
Supriayadi, 2020). Kanker payudara disebut kanker payudara.
juga dengan Carcinoma Mammae adalah
sebuah tumor (benjolan abnormal) ganas yang METODE
tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini Penulisan artikel ini bedasarkan metode
dapat tumbuh dalam kelenjar susu, saluran literature review dari buku bacaan dan artikel
kelenjar, dan jaringan penunjang payudara penelitian terkait dengan kanker payudara yang
(jaringan lemak, maupun jaringan ikat sudah terpublikasi. Artikel penelitian
payudara). Tumor ini dapat pula menyebar ke didapatkan bedasarkan hasil penelusuran pada
bagian lain di seluruh tubuh. Penyebaran platform PubMed dan Google Scholar dengan
tersebut disebut dengan metastase (Iqmy, memasukan kata kunci yang telah ditentukan
Setiawati, & Yanti, 2021; Nurrohmah, Aprianti, sesuai dengan judul artikel. Artikel yang
& Hartutik, 2022). digunakan merupakan artikel yang dipublikasi
Kanker payudara merupakan kanker dalam 10 tahun terakhir.
yang paling sering ditemukan pada wanita di
seluruh dunia (22% dari sernua kasus baru HASIL DAN PEMBAHASAN
kanker pada perempuan) dan menjadi urutan Kanker merupakan penyakit dengan
kedua sebagai penyebab kematian terkait risiko mortalitas yang tinggi, namun tingkat
kanker setelah kanker paru (Hero, 2021; De kelangsungan hidup pasien kanker payudara
Jong, 2014). Angka kejadian kanker payudara meningkat secara signifikan menjadi sekitar
tertinggi terdapat pada usia 40-49 tahun, 98% dengan diagnosis pada stadium awal
sedangkan untuk usia dibawah 35 tahun penyakit. Oleh karena itu, pemilihan teknik
insidennya hanya kurang dari 5%. Kanker diagnostik yang tepat sangat penting untuk
payudara pada pria jarang terjadi dan terhitung dapat mengurangi angka kesakitan dan
sebanyak 1% dari seluruh kasus kanker kematian akibat kanker payudara. Teknik untuk
payudara (Cardoso et al., 2019; Nurrohmah et diagnosis kanker payudara meliputi triple
al., 2022). Peningkatan kasus kanker payudara diagnostic yaitu klinis (anamnesis dan
secara signifikan disebabkan oleh perubahan pemeriksaan fisik), imaging (radiologi), dan
dalam gaya hidup masyarakat, serta adanya sitologi (histopatologi) (Javaeed, 2018).
kemajuan dalam bidang teknologi untuk Anamnesis penderita kelainan payudara
diagnosis tumor ganas payudara harus meliputi keluhan yang dialami misalnya
(Momenimovahed & Salehiniya, 2019; De benjolan di payudara bilateral atau unilateral,
Jong, 2014). apakah benjolannya nyeri atau tidak. Onset
Kanker payudara merupakan penyakit atau pada usia saat benjolan ini muncul penting
yang menakutkan bagi wanita, karena kanker untuk digali, karena terkait dengan prognosis
payudara sering ditemukan pada stadium yang atau perjalanan penyakit kanker payudara.
sudah lanjut (Nurrohmah et al., 2022). Namun, Progresifitas dari pertumbuhan benjolan dapat
dengan deteksi dini maka angka kematian menentukan tingkat keganasan dari suatu
akibat kanker payudara telah menurun di tumor. Progresifitas yang hanya terhitung bulan
sebagian besar negara Barat dalam beberapa memiliki risiko lebih besar merupakan sebuah
tahun terakhir (Cardoso et al., 2019). Melihat keganasan dibandingkan pregresifitas yang
tingginya angka kejadian kanker payudara dan terhitung tahun. Serta perlu tanyakan terkait
kontribusinya sebagai penyebab kematian keluhan lainnya seperti: batuk lama, nyeri di
terkait kanker, menjadikan alasan penulis untuk tulang-tulang, nyeri abdomen atau gangguan
memilih topik kanker payudara dalam saluran pencernaan untuk mencari

GMJ | 43
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 1 Maret 2022

kemungkinan penyebaran atau metastasis yaitu: Mamografi, Ultrasonografi (USG), CT


jauh. Hal-hal lain yang perlu digali adalah faktor Scnan, Bone Tumor, dan Magnetic Resonance
risiko payudara lainnya, meliputi: riwayat Imaging (MRI).
genetik dan penyakit keluarga, riwayat Mamografi merupakan pemeriksaan
reproduksi dan ginekologi, serta gaya hidup dengan menggunakan sinar X yang digunakan
pasien tersebut (Cardoso et al., 2019; Javaeed, sebagai bagian dari skrining maupun diagnosis
2018; Puspitawati, 2018; De Jong, 2014). kanker payudara. Mamografi memiliki
Saat melakukan pemeriksaan fisik, perlu sensitifitas pada pasein > 40 tahun, nauman
diingat bahwa payudara merupakan organ kurang sensisitif dan memiliki bahaya radiasi
yang sangat pribadi, sehingga disiapkan ruang pada pasien < 40 tahun (McDonald, Clark,
periksa yang menjaga privasi. Pada inspeksi, Tchou, Zhang, & Freedman, 2016; Wang,
pasien dapat diminta untuk duduk tegak dan 2017; De Jong, 2014).
berbaring. Kemudian, inspeksi dilakukan Ultrasonografi (USG) merupakan
terhadap bentuk kedua payudara, warna kulit, modalitas diagnosis dengan menggunakan
retraksi papila, adanya kulit berbintik seperti gelombang suara yang relatif aman, hemat
kulir jeruk, ulkus atau luka, dan benjolan. biaya, dan tersedia secara luas. Pemeriksaan
Selanjutnya dilakukan palpasi daerah payudara ini aman dilakukan untuk menemukan ukuran
guna menentukan bentuk, ukuran, konsistensi, lesi dan bisa menentukan lesi berupa lesi kistik
maupun permukaan benjolan, serta atau lesi solid. Pemeriksaan bersifat operator
menentukan apakah benjolan melekat ke kulit dependent yaitu memerlukan ahli radiologi
dan atau dinding dada. Palpasi dengan berpengalaman “man behind the gun” (Wang,
pemijatan puting payudara perlu dilakukan 2017; De Jong, 2014).
untuk menentukan keluar atau tidaknya cairan, CT scan merupakan pemeriksaan
dan cairan tersebut berupa darah atau bukan. dengan sinar X yang divisualisasikan oleh
Palpasi juga dilakukan pada daerah axilla dan komputer. CT scan thoraks dengan kontras
supraclavicular untuk mengetahui apakah merupakan salah satu modalitas untuk
sudah terdapat penyebaran ke kelenjar getah diagnosis kanker payudara. Selain itu, CT scan
bening (Cardoso et al., 2019; Javaeed, 2018; kepala juga dapat memberikan keuntungan
Puspitawati, 2018; De Jong, 2014). dalam penetuan metastasis ke otak (Limbong
et al., 2017).
Bone scanning merupakan pemeriksaan
yang menggunakan bahan radioaktif. Pada
kanker payudara pemeriksaan ini menentukan
ada atau tidaknya metastasis kanker, serta
keparahannya. Namun sudah tidak
direkomendasikan karena sulit dan memiliki
efektifitas yang kurang (Cook, Azad, & Goh,
2016).
Magnetic resonance imaging (MRI)
memanfaatkan gelombang magnet. MRI cocok
dilakukan untuk pasien usia muda dan pasien
dengan risiko kanker payudara tinggi karena
Gambar 1. Pemeriksaan Fisik Payudara
memberikan hasil yang sensitif pada tumor
(Sumber: De Jong, 2014)
kecil. Namun MRI ini belum digunakan secara
luas karena biaya tinggi, dan durasi waktu yang
Demi mendukung pemeriksaan klinis
lama (Wang, 2017; De Jong, 2014).
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
Melalui pemeriksaan radiologi dapat
berupa radiologi untuk mendapatkan gambaran
dilakukan Deteksi Morfologi Palpable Massa
yang lebih jelas terkait kondisi payudara
Payudara untuk tingkat keparahan benjolan
pasien. Selain itu pemeriksaan radiologi juga
payudara yang mengacu pada Breast Imaging
bisa digunakan untuk kepentingan penentuan
Reporting and Data System (BIRADS) oleh
stadium. Adapun pemeriksaan radiologi yang
dianjurkan pada diagnosis kanker payudara

GMJ | 44
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 1 Maret 2022

American College of Radiology (ACR) (Soekersi Selain biopsy, dari sampel dapat
& Mahadian, 2017; De Jong, 2014). dilakukan pemeriksaan Immunohistochemistry
Tabel 1. Klasifikasi Breast Imaging Reporting (IHC), yang merupakan pemeriksaan sitologi di
and Data System (BIRADS) bawah mikroskop. Dari sel-sel ini dievaluasi
(Sumber: De Jong, 2014) faktor prognostik dan prediktif kanker
Kategori Pemeriksaan payudara, misalnya gen pro-proliferasi (HER2),
BIRADS 0 Inkomplet reseptor hormone, dan gen. Melalui IHC, tipe
BIRADS 1 Negatif dan kompleksitas sel kanker dapat ditentukan
BIRADS 2 Jinak (Bonacho et al., 2019).
BIRADS 3 Kemungkinan jinak Secara konseptual penyebab pasti dari
BIRADS 4 Curiga ke arah ganas kanker payudara masih belum di ketehaui
BIRADS 5 Sangat curiga ganas sampai saat ini (Nurrohmah et al., 2022).
BIRADS 6 Hasil bipsi positif keganasan Meskipun demikian, kanker payudara adalah
penyakit multifaktorial, dimana terdapat
Biopsi adalah goldstandar pemeriksaan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap
kanker payudara untuk memastikan adanya kejadiannya (Iqmy et al., 2021;
keganasan atau tidak. Pengambilan sampel Momenimovahed & Salehiniya, 2019).
pemeriksaan biopsi dapat dilakukan melalui Bertambahnya usia merupakan salah
(fine-needle aspiration biopsy, core biopsy, dan satu faktor risiko paling kuat untuk kanker
biopsi terbuka) (Bonacho, Rodrigues, & Liberal, payudara. semakin bertambahnya usia
2019; Javaeed, 2018; McDonald et al., 2016). seseorang, maka kemungkinannya untuk
Fine-Needle Aspiration Biopsy (FNAB) mengalami kanker payudara akan meningkat.
dilakukan dengan menggunakan jarum halus Sebagian besar kanker payudara yang
no. 27, dimana sejumlah kecil jaringan tumor didiagnosis adalah setelah menopause (usia
diaspirasi keluar lalu diperiksa di bawah 40 – 50 tahun) (Iqmy et al., 2021; De Jong,
mikroskop. Jika lokasi tumor dapat diraba 2014).
dengan mudah, FNAB dapat dilakukan sambil Genetik dan riwayat keluarga
meraba rumor. Namun bila benjolan tidak merupakan faktor risiko utama kejadian kanker
teraba, ultrasonografi dapat digunakan untuk payudara. Hal ini berkaitan dengan perubahan
memandu arah jarum (De Jong, 2014). genetik yaitu mutasi gen proto-onkogen
Core Biopsy merupakan pengambilan (HER2) dan gen supresor tumor (BRAC1 dan
jaringan biopsi menggunakan jarum yang BRAC2) pada epitel payudara. Mutasi ini
ukurannya cukup besar sehingga diperoleh menyebabkan sel dapat berkembang biak
spesimen jaringan berbentuk silinder yang secara terus menerus tanpa terkendali,
tentu saja lebih bermakna dibanding spesimen sehingga timbullah kanker (Cardoso et al.,
dari FNAB. Sama seperti FNAB, core biopsy 2019; Hero, 2021; Momenimovahed &
dapat dilakukan sambil memfiksasi massa Salehiniya, 2019; Nurrohmah et al., 2022; De
dengan palpasi atau dengan bantuan Jong, 2014).
ultrasonografi (De Jong, 2014). Riwayat reproduksi dan hormonal juga
Biopsi terbuka dilakukan bila pada merupakan faktor risiko penting karena
pemeriksaan radiologis ditemukan kelainan berkaitan dengan paparan hormon estrogen
yang mengarah ke keganasan namun hasil yang memiliki fungsi prolifesai sel-sel
FNAB atau core biopsy meragukan. Biopsi payudara. Adapun riwayat reproduksi dan
terbuka dapat dilakukan secara eksisional hormonal yang berisiko meliputi: usia
maupun insisional. Biopsi eksisional adalah menarche di bawah 12 tahun, usia menopause
mengangkat seluruh massa tumor dan di atas 55 tahun, kehamilan pertama pada usia
menyertakan sedikit jaringan sehat di sekitar diatas 35 tahun, tidak menyusui, serta
massa tumor, sedangkan biopsi insisional penggunaan kontrasepsi hormonal lebih dari 5
hanya mengambil sebagian kecil tumor untuk tahun (Hero, 2021; Iqmy et al., 2021;
diperiksa secara patologi anatomi (De Jong, Momenimovahed & Salehiniya, 2019; Purwanti,
2014). Syukur, & Haloho, 2021; Shao et al., 2020; De
Jong, 2014).

GMJ | 45
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 1 Maret 2022

Gaya hidup merupakan faktor yang tidak Atau


dapat dilepaskan dari berbagai penyakit. Nodul mammary interna,
Sedentary life style atau gaya hidup menetap dengan nodule aksilla
berkaitan dengan kanker payudara karena Atau
dapat menyebabkan penumpukan adiposa Nodule supraclavicular
yang merupakan jaringan tempat produksi
skunder dari hormone estrogen. Selain Tabel 4. Klasifikasi Metastasis Jauh (M)
sedentary life style, konsumsi alkohol dan (Sumber: Kalli et al., 2018)
merokok juga dapat meningkatkan risiko M Kategori M Kriteria
kanker payudara. Alkohol dapat mengganggu M0 Tidak ada metastasis jauh
metabolisme astrogen di hati, sedangkan asap M1 Ada metastasis jauh
rokok memiliki kandungan karsinogenik yang Tabel 5. Stadium Kanker Payudara
berujung pada peningkatan proliferasi sel (Sumber: Kalli et al., 2018)
payudara (Cardoso et al., 2019; Godinho-mota Stadium TNM
et al., 2019; Hero, 2021; Iqmy et al., 2021; Stadium 0 Tis, N0, M0
Momenimovahed & Salehiniya, 2019; Stadium I T1, N0, M0
Nurrohmah et al., 2022; De Jong, 2014). Stadium II A T0, N1, M0
American Joint Committee on Cancer
T1, N1, M0
(AJCC) memberlakukan penentuan tingkat T2, N0, M0
keganasan atau stadium kanker dengan
Stadium II B T2, N1, M0
mengamati 3 indikator TNM, yaitu T = tumor
T3, N0, M0
primer, N = nodule regional, M = metastasis
Stadium III A T0, N2, M0
jauh (Kalli et al., 2018; Puspitawati, 2018).
T1, N2, M0
Tabel 2. Klasifikasi Tumor Primer (T)
T2, N2, M0
(Sumber: Kalli et al., 2018)
T3, N1, M0
T Kategori T Kriteria
T3, N2, M0
TX Tumor primer tidak dapat
Stadium III B T4, N0, M0
dievaluasi
T4, N1, M0
T0 Tidak ada tumor primer T4, N2, M0
Tis Tumor primer in situ Stadium III C Any T, N3, M0
T1 Tumor ≤ 2 cm Stadium IV Any T, Any N, M1
T2 Tumor > 2 cm ≤ 5 cm
T3 Tumor > 5 cm KESIMPULAN
T4 Tumor dengan ekstensi Kanker payudara atau Carcinoma
langsung pada dinding Mammae adalah sebuah tumor ganas yang
dada dan/atau kulit tumbuh dalam jaringan payudara. Diagnosis
kanker payudara secara sistematis dimulai
Tabel 3. Klasifikasi Nodule Regional (N) dengan anamnesis serta pemeriksaan fisik
(Sumber: Kalli et al., 2018) dengan inspeksi dan palpasi payudara.
N Kategori N Kriteria Terdapat pula pemeriksaan radiologi yaitu
NX Nodule regional tidak dapat mamografi, USG, CT scan, bone scanning dan
dievaluasi MRI yang dapat lebih memastikan hasil klinis
N0 Tidak ada metastasis ke untuk diagnosis kanker payudara.
nodule regional Pemeriksaan goldstandar untuk kanker
N1 Nodule aksilla, masih dapat payudara adalah histopatologi (biopsi)
digerakkan Pengambilan sampel pemeriksaan biopsi dapat
N2 Nodule aksilla, tidak dapat dilakukan melalui (fine-needle aspiration
digerakkan biopsy, core biopsy, dan biopsi terbuka).
Atau Kemudian sedian jaringan yang didapatkan
Nodule mammary interna, dapat dievaluasi melalui pemeriksaan
tanpa nodule aksilla Immunohistochemistry (IHC). Kanker payudara
N3 Multipel nodule aksilla merupakan penyakit multifaktorial. Faktor risiko

GMJ | 46
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 1 Maret 2022

kanker payudara meliputi: usia, genetic dan F., & Kai, C. (2017). Predictors of
riwayat keluarga, riwayat reproduksi dan Malignancy for Female Patients with
hormonal, serta gaya hidup. Penentuan Suspicious Nipple Discharge : A
stadium kanker payudara dilakukan Retrospective Study. ANTICANCER
Berdasarkan indikator TNM yang dikeluarkan RESEARCH, 37, 4655–4658.
oleh American Joint Committee on Cancer https://doi.org/10.21873/anticanres.1186
(AJCC). 8
Kalli, S., Semine, A., Cohen, S., Naber, S. P.,
DAFTAR PUSTAKA Makim, S. S., & Bahl, M. (2018). American
Joint Committee on Can-cer’s Staging
Bonacho, T., Rodrigues, F., & Liberal, J. (2019). System for Breast Cancer.
Immunohistochemistry for diagnosis and RadioGraphics, 38(7), 1921–1933.
prognosis of breast cancer : a review. Limbong, R. J., Masrochah, S., Sulaksono, N.,
Biotechnic & Histochemistry, 0(0), 1–21. Haji, E., Kepulauan, D., & Semarang, P.
https://doi.org/10.1080/10520295.2019.1 K. (2017). PROCEDURE OF MULTI
651901 SLICE COMPUTED TOMOGRAPHY (
Cardoso, F., Kyriakides, S., Ohno, S., MSCT ) THORAX EXAMINATION USING
Poortmans, P., Rubio, I. T., Zackrisson, POSITIVE CONTRAST MEDIA, 1–9.
S., & Senkus, E. (2019). Early breast McDonald, E. S., Clark, A. S., Tchou, J., Zhang,
cancer : ESMO Clinical Practice P., & Freedman, G. M. (2016). Clinical
Guidelines for diagnosis , treatment and Diagnosis and Management of Breast
follow-up. ESMO, 30(8), 1194–1220. Cancer Elizabeth. JNM, 57(2), 9S–16S.
https://doi.org/10.1093/annonc/mdz173 https://doi.org/10.2967/jnumed.115.1578
Cook, G. J. R., Azad, G. K., & Goh, V. (2016). 34
Imaging Bone Metastases in Breast Momenimovahed, Z., & Salehiniya, H. (2019).
Cancer: Staging and Response Epidemiological characteristics of and risk
Assessment. THE JOURNAL OF factors for breast cancer in the world.
NUCLEAR MEDICINE, 57(2), 27–33. Dovepress, 11, 151–164.
https://doi.org/10.2967/jnumed.115.1578 Nurrohmah, A., Aprianti, A., & Hartutik, S.
67 (2022). Risk Factors of Breast Cancer.
Godinho-mota, J. C. M., Gonçalves, L. V., GASTER JOURNAL OF HEALTH
Mota, J. F., Soares, L. R., Schincaglia, R. SCIENCE, 20(1), 1–10.
M., Martins, K. A., & Freitas-Junior, R. Purwanti, S., Syukur, N. A., & Haloho, C. B. R.
(2019). Sedentary Behavior and Alcohol (2021). Faktor Risiko Kejadian Kanker
Consumption Increase Breast Cancer Payudara Wanita. Jurnal Bidan Cerdas,
Risk Regardless of Menopausal Status : A 3(4), 168–175.
Case-Control Study. Nutrients, 11, 1–9. https://doi.org/10.33860/jbc.v3i4.460
Hero, S. K. (2021). FAKTOR RISIKO KANKER Puspitawati, D. A. (2018). SISTEM PAKAR
PAYUDARA. JMH, 03(01), 3–8. DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER
Iqmy, L. O., Setiawati, & Yanti, D. E. (2021). PAYUDARA DAN. Jurnal TECHNO Nusa
FAKTOR RISIKO YANG Mandiri, 15(2), 129–136.
BERHUBUNGAN DENGAN KANKER Shao, C., Yu, Z., Xiao, J., Liu, L., Hong, F., &
PAYUDARA. Jurnal Kebidanan, 7(1), 32– Zhang, Y. (2020). Prognosis of
36. pregnancy-associated breast cancer : a
Javaeed, A. (2018). Breast cancer screening meta-analysis. BMC Cancer, 20(746), 1–
and diagnosis : a glance back and a look 15.
forward. International Journal of Sharma, D., & Singh, G. (2020). Breast Cancer
Community Medicine and Public Health, Breast cancer in young women : A
5(11), 4997–5002. retrospective study from tertiary care
https://doi.org/10.18203/2394- center of north India. South Asian Journal
6040.ijcmph20184605 of Cancer, 6(2), 51–53.
Jin, L., Zhu, L., Li, S., Zeng, Y., Haixiong, L., Su, https://doi.org/10.4103/2278-

GMJ | 47
Ganesha Medicina Journal, Vol 2 No 1 Maret 2022

330X.208859
Soekersi, H., & Mahadian, F. (2017). Uji
Diagnosis Ultrasonografi Strain Ratio
Elastography Dihubungkan dengan
Histopatologi Dr. Hasan Sadikin,
Bandung. Indonesian Journal of Cancer,
11(2), 61–70.
Susmini, & Supriayadi. (2020). HUBUNGAN
TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN
KEMAMPUAN PEMERIKSAAN DADA
SENDIRI ( SADARI ) PADA WANITA
USIA SUBUR DI DESA SUKODADI.
Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 6(2),
101–106.
Wang, L. (2017). Early Diagnosis of Breast
Cancer. Sensors, 17(1572), 1–20.
https://doi.org/10.3390/s17071572

GMJ | 48

Anda mungkin juga menyukai