Anda di halaman 1dari 9

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.”j” DENGAN DIAGNOSA


MEDIS TUMOR MAMMAE
Narmi1Tuti Alawiyah2,Yulianah Sulaiman3

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene


Sekolah Ting gi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene
narmi03111993@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Tumor atau neoplasm2a adalah pertumbuhan sel yang berlebihan dalam tubuh yang bersifat jinak
dan ganas. Kanker payudara merupakan tumor ganas payudara yang berasal dari jaringan payudara dan jaringan
penunjang lainnya. Tumor ganas payudara adalah penyebab kematian paling umum pada wanita akibat kanker.
Benjolan pada payudara merupakan indikasi adanya jenis tumor atau kanker payudara. (Nurul Magfirah., 2021)
Salah satu jenis tumor diantaranya tumor mammae yang merupakan kelainan payudara yang sering ditemukan
terutama pada wanita. Tumor ada yang bersifat jinak adapula yang ganas. Tumor ganas inilah yang disebut kangker.
Kangker memiliki sifat khas,yaitu terdiri dari sel-sel ganas yang dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Penyebaran ini disebut metastasis dan dapat terjadi melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening. (Lilis
Lismayanti., 2022) Tumor payudara adalah berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak
termasuk kulit payudara. Sel sel tumor payudara dapat menyebar melalui aliran darah keseluruh tubuh. Sel kanker
payudara dapat bersembunyi didalam tubuh selama bertahun—tahun dan tiba—tiba aktif menjadi tumor ganas atau
kangker. Diagnosis tumor payudara mempengaruhi dampak yang besar bagi penderitanya, baik aspek fisik,
psikologis, seksual dan aspek kehidupan lainnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup pada pasien
kangker.(Nurhikmah Wiwik dan wakhid abdul, 2018).Metode : Studi Pustaka dilakukan Penulis dengan membaca
dan mempelajari buku – buku serta literal yang berhubungan dengan kasus retensio plasenta. Kemudian melakukan
Studi Kasus dengan menggunakan teknik : anamneses, observasi, pemeriksaan fisik ,pengkasian psikososial dan
studi dokumentasi. Hasil Asuhan keperawatan dengan masalah Tumor mammae . Pembahasan : Pengkajian
merupakan dasar utama dalam proses keperawatan pengempulan data yang akurat dan sistematis dalam menentukan
status kesehatan pasien dengan menentukan diagnosa keperawatan. Berdasarkan hal tersebut penulis mengadakan
pengkajian pada asuhan keperawatan pada pasien tn j dengan kasus tumor mammae diruangan perawatan mawar
rsud polewali mandar tanggal 16-18 mei 2022. Data-data yang di kaji diantaranya ,yaitu biodata pasien dan
penanggung jawab ,data biologis ,riwayat kesehatan sekarang ,riwayat kesehatan masa lalu,riwayat kesehatan
keluarga,riwayat aktifitas sehari-hari ,pola nutrisi,pola eliminasi,pola istirahat dan tidur,pola personal hygiene,data
psikologis,data spiritual,pemeriksaan fisik dan observasi tanda-tanda vital yang berpedoman pada pormat
pengkajian yang tersedia.Kesimpulan Berdasarkan pengkajian yang didapatkan pada pasien tn j yaitu pasien
mengatakan nyeri dirasakan pada payudara sebelah kiri. Nyeri dirasakan kaya ditusuktusuk, nyeri dirasakan hilan
timbul. Skala nyeri 5 nyeri dirasakan selama kurang 5 menit setiap kali darasakan,.Berdasarkan diagnosa
keperawatan yang didapatkan pada pasien tn j terdapat 3 diagnosa yaitu: nyeri akut berhubungan adanya tindakan
pembedahan gangguan citra tubuh, ansietas . Berdasarkan rencana keperawatan pada pasien tn j dengan kasus tumor
mammae bagian destra mengacu pada masalah keperawatan yang muncul untuk mengurangi dan mencegah masalah
pada pasien dengan memperhatikan kondisi pasien. Berdasarkan pelaksanaan implementasi keperawatan pada tn j
disesuakan dengan rencana tindakan yang telah agar masalah yang di hadapi pasien dapat diatasi atau di cegah.
ssBerdasarkan evaluasi keperawatan terhadap tn j yaitu Masalah teratasi nyeri akut, gangguam citra tubuh, Ansietas

Kata Kunci ; Hepatitis, Hati, Keperawata.


PENDAHULUAN
Tumor atau neoplasma adalah pertumbuhan sel yang berlebihan dalam tubuh yang bersifat jinak dan ganas.
Kanker payudara merupakan tumor ganas payudara yang berasal dari jaringan payudara dan jaringan penunjang
lainnya. Tumor ganas payudara adalah penyebab kematian paling umum pada wanita akibat kanker. Benjolan pada
payudara merupakan indikasi adanya jenis tumor atau kanker payudara. (Nurul Magfirah., 2021) Salah satu jenis
tumor diantaranya tumor mammae yang merupakan kelainan payudara yang sering ditemukan terutama pada wanita.
Tumor ada yang bersifat jinak adapula yang ganas. Tumor ganas inilah yang disebut kangker. Kangker memiliki
sifat khas,yaitu terdiri dari sel-sel ganas yang dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penyebaran ini disebut
metastasis dan dapat terjadi melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening. (Lilis Lismayanti., 2022)
2

Tumor payudara adalah berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara.
Sel sel tumor payudara dapat menyebar melalui aliran darah keseluruh tubuh. Sel kanker payudara dapat
bersembunyi didalam tubuh selama bertahun—tahun dan tiba—tiba aktif menjadi tumor ganas atau kangker.
Diagnosis tumor payudara mempengaruhi dampak yang besar bagi penderitanya, baik aspek fisik, psikologis,
seksual dan aspek kehidupan lainnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kangker.
(Nurhikmah Wiwik dan wakhid abdul, 2018).
Tumor payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun
lobulusnya. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita dan merupakan kejadian
kanker tertinggi kedua di dunia. Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 627.000 kematian didunia disebabkan oleh
kanker payudara. (Fathiya, 2019) Di Indonesia sendiri diperkirakan sebanyak 61.682 orang menderita tumor
payudara. Sedangkan pada data profil mortalitas kanker (Cancer Mortality Profile), menyebutkan di Indonesia
terdapat 43,3% kasus baru tumor payudara dengan tingkat kematian mencapai angka 21,4%. Angka ini merupakan
angka yang cukup tinggi (Fatmadona Rika., 2018). Menurut data WHO (World Health Organization ) tumor
payudara adalah bentuk tumor paling umum pada wanita sebanyak. 2,1 juta wanita terkena dan diperkirakan akan
terus meningkat di antaranya meninggal karena kurangnya pengetahuan akan penyakit ini dan kurangnya biaya
pengobatan. Para penderita kanker payudara kebanyakan datang ke rumah sakit untuk melakukan perawatan telah
masuk kedalam stadium lanjut, penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak melakukan deteksi dengan
SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga kasus ini terus mengalami peningkatan (Supriyono, 2019).
Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2019 menyebutkan bahwa prevalensi tumor/kanker di Indonesia
menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada
tahun 2019. Sebagian besar diderita oleh perempuan sejumlah 42,1 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher
rahim sebesar 23,4 per 100.000 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Tingginya kasus pada wanita
disebabkan oleh paparan esterogen. Tingginya paparan estrogen dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu
tidak pernah melahirkan atau melahirkan pertama kali pada usia lebih dari 35 tahun, tidak menyusui, menopause
pada usia > 50 tahun, pemakaian kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang lama, serta menarche pada usia<
12 tahun (Afiani, 2020)
Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI,
jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2019-2021 deteksi dini yang
telah dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan (tumor)
payudara 1.682 orang (Kemenkes RI, 2020).Yayasan kanker Indonesia dan ikatan ahli patologi Indonesia pada tahun
2020 menerangkan bahwa Sulawesi Barat tercatat sebanyak (1.377) jiwa yang menderita kanker dan (1,65%)
dengan tumor payudara. Sedangkan angka kejadian tumor mammae di Kabupaten polewali mandar sebanyak 320
jiwa yang menderita kanker dan 120 dengan tumur payudaraBerdasarkan data yang diambil di rekam medik di
Rumah sakit umum daerah polewali mandar dengan penyakit tumor mammae didapatkan jumlah kasus yang di
rawat akibat tumor mammae menurut golongan penyebab sakit menunjukan peninkatan dari tahun 2018-2019 yaitu
dari 3,9% menjadi 7,8%pada tahun 2020 sampai 2021 sebayak 53,3% jiwa dan bertambah ditahun 2022 menjadi
46,6% jiwa diruagan perawatan mawar , RSUD Polewali Mandar. Pada penderita tumor payudara aspek psikologis
pasien dipengaruhi oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak psikososial yang dialami
penderita kanker payudara yaitu distres yang akan memengaruhi kualitas hidup pasien. Pemicu stres pada penderita
kanker payudara berasal dari terganggunya fungsi tubuh, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan perubahan perubahan
citra diri. (Putri & Rahayu, 2019).Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar seseorang mampu mendapatkan
status kesehatan yang baik dan mempertahankan fungsi atau kemampuan fisik seoptimal mungkin, seseorang yang
memiliki kualitas hidup yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat meningkatkan
derajat kesehatannya. Sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun maka keinginan untuk sembuh juga menurun.
Dengan perubahan kualitas hidup yang terjadi pada pasien, asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan model
keperawatan Virginia henderson. Model keperawatan ini berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan membantu
pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertujuan
mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi yang dialami (Rosida, 2020).
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengankat judul tentang Asuhan Keperawatan pada Tn J
Dengan Kasus Tumor Mammae di Ruagan Mawar RSUD Polewali Mandar tanggal 16 - 18 Mei 2022
METODE
a. Studi Pustaka
Penulis membaca dan mempelajari buku – buku serta literal yang berhubungan dengan kasus
b. Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang meliputi pengumpulan data, analisa, dan
3

perumusan diagnosis atau masalah aktual dan potensial, perencanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian.
Untuk memperoleh data dalam pengkajian, penulis menggunakan teknik :
1. Anamnesa
Penulis memperoleh data dengan anamnese langsung dengan melakukan tanya jawab dengan ibu, suami dan
keluarga guna mendapatkan data yang di perlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut.
2. Observasi
Penulis memperoleh data dengan melakukan pengamatan secara langsung.
3.Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan sistematis agar didapatkan data yang akurat.
a. Pengkajian psikososial
Penulis melakukan pengkajian status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi
keluarga/orangtua terhadap petugas-petugas dan orang disekitar lingkungannya.
b. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh informasi berdasarkan catatan medik klien, baik dari perawat, dokter maupun data
penunjang lainnya.

HASIL
NO DATA ETOLOGI MASALAH

1. DS : Faktor predisposisi dan resiko Nyeri akut


A. pasien mengatakan nyeri tinggi hiper plasi pada sel
dirasakan pada payudara mammae
sebelah kanan
B. nyeri dirasakan tertusuk
tusuk
C. nyeri di rasakan hilang Mendesak sel
timbul saraf
D. pasien mengatakan nyeri
dirasakan kurang lebih 5
menit setiap kali sakit
pembedahan
DO :

1. Pasien nampak meringis


2. Skalanya nyeri 5 luka insisi dikontinuitas jaringan
3. Tanda tanda vital
TD : 120/70 mmhg
P : 20x/i
N : 80x/i ransang ujung saraf prifer
S : 36,5 C mengantarkan rangsangan

subtansia gelatinosa

thalamus korteks serebri

nyeri akut
4

2. DS : Faktor predisposisi dan resiko Ganguan citra tubuh


1. Pasien mengatakan takut tinggi hiperplasia pada sel
juka lukanya tidak sembu mammae
dengan baik
2. Pasien mengatakan jika Mendesak jaringan sekitar
penyakit ia rasakan tidak
pernah dirasakan Menekan jaringan pada
sebelumnya mammae
3. Pasien mengatakan malu
dengan keadaanya Peninkatan konsitensi mammae
DO :
Mammae membenka
1. Pasien nampak malu
2. Pasien nampak tidak Ukuran mammae abnormal
percaya diri
3. Tanda tanda vital Ganguan citra tubuh
TD : 120/70 mmhg
P : 20 x/ menit
N : 80 x/ menit
S : 36,5 c

3. DS : Faktor predisposisi dan faktor Ansietas


1. Pasien mengatakan cemas tinggi hiperplasi pada sel
dengan luka operasi mammae
2. Pasien mengatakan cemas
dengan keadaanya Mendesak pembulu darah
3. Pasien mengatakan cemas
jika penyakitnya suatu saat Menekan jaringan pada
akan datang lagi mammae
DO :
Peningkatan konsitensi mammae
1. Pasien nampak cemas
2. Pasien nampak gelisah Mammae membenkak
3. Pasien nampak bertanya
tanya Ukuran mammae abnormal

Mammae asimetric

Tindakan operasi mammae

Koping individu tidak efektif

Ansietas

4. DS : Faktor predisposisi dan resiko Resiko infeksi


1. Nampak adanya luka insisi tinggi hiperplasia pada sel
pada payudara sebelah kiri mammae
2. Luka insisi nampak di
tutupi perban Ca mammae
3. Tanda tanda vital
TD : 120/70 mmhg Pembedahan
5

P : 20 x/i
N : 80 x/i Luka tertutup perban
S :36,5 c
Resiko infeksi

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya tindakan pembedahan
2. Ganguan citra tubuh b . d perubahan pada bentuk tubuh karna proses penyakitnya
3. Anestesi b.d perubahan gambaran tubuh Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan selama 3 hari pada pasien tn j dengan diagnosa tumor mammae
diruangan perawatan mawar RSUD. Polewali mandar tanggal 16 -18 mei 2022 penulis akan mengemukakan
kesenjangan yang terjadi antara asuhan keperawatan secara toeri dangan studi kasus yang dilaksanakan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori dan studi kasus,pembahasan ini
penulis membagi sesuai dengan pendekatan proses keperawatan yaitu itu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perancanaan, implementasi, dan evaluasi.

PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan pengempulan data yang akurat dan sistematis
dalam menentukan status kesehatan pasien dengan menentukan diagnosa keperawatan. Berdasarkan hal tersebut
penulis mengadakan pengkajian pada asuhan keperawatan pada pasien tn j dengan kasus tumor mammae diruangan
perawatan mawar rsud polewali mandar tanggal 16-18 mei 2022.
Data-data yang di kaji diantaranya ,yaitu biodata pasien dan penanggung jawab ,data biologis ,riwayat
kesehatan sekarang ,riwayat kesehatan masa lalu,riwayat kesehatan keluarga,riwayat aktifitas sehari-hari ,pola
nutrisi,pola eliminasi,pola istirahat dan tidur,pola personal hygiene,data psikologis,data spiritual,pemeriksaan fisik
dan observasi tanda-tanda vital yang berpedoman pada pormat pengkajian yang tersedia.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari hasil pengkajian pada pasien Dengan tumor
mammae menurut NANDA ( 2015) adalah :

1. Nyeri akut berhuhubungan dengan agen -agen penyebab cedera fisik ( pembedahanan)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan sebagai efek sekunder dari prosedur dari
pembedahan.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
5. Ansietas berhubungan dengan familir dengan sumber- sumber informasi
6. Retensi urine berhubungan dengan sumbatan
7. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
8. Ketidak seimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilang nafsu makan

Kesenjagan yang ditemukan yakni 3 diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori tetapi tidak terdapat pada
kasus nyata yaitu:

a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Diagnosa ini tidak muncul pada kasus karna pada saat pengkajian tn j tidak terdapat tanda tanda adanya
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dimana saat itu pasien tetap menghabiskan porsi makannya tidak pernah
mual dan muntah turgor kulit baik dan tanda vitalnya baik.
b. Kerusakan intregritas jaringan
6

Diagnosa ini tidak muncul pada kasus karna pada saat pengkajian tn j tidak terdapat tanda tanda adanya
warna kemerahan pada luka
c. Kurang pengetahuan
Diagnosa ini tidak muncul saat pengkajian karena pasien dan keluarga sangat memahami mengerti tentang
penyakit yang dialami tn j
2. Rencana tindakan
Pada tahap perencanaan ini penulis tidak mendapatkan kesenjangan yang berarti karena perencanaan di
susun secara teoritis melalui yang kemudian disesuakan dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada kasus
kemudian dimodifikasi sesua dengan kondisi pasien kebijakan rumah sakit dan fasilatas yang tersedia

A. Nyeri akut b.d agen —agen penyebab cedera fisik (pembedahan)


1. Lakukan pengkajian nyeri secara kompretif termasuk lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan faktor
presipitas
2. Observasi reaksi nonverbal dari tidak kenyamanan
3. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
4. Gunakan teknik komunikasi terapiotik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
5. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
6. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampu
Sedangkan pada kasus tindakan keperawat yang dilakukan adalah:

Adapun kesenjangan adalah

1. Pada teori terdapat rencana keperawatan berikan analgetik untuk mengurangi nyeri sedangkan pada kasus
sudah ada rencana keperawatan kolaborasikan pemberian analgetik. Ini memiliki tujuan yang sama yaitu
pemberian analgetik pada pasien
2. Pada teori terdapat rencana keperawatan gunakan teknik komunikasi terapiutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien sedangkan pada kasus rencana keperawatan tidak mengunakan komunikasi
terapiotik pada pasien
3. Pada toeri terdapat rencana keperawatan kali kultur yang mempengaruhi respon nyeri sedankan pada kasus
rencana keperawatan tidak menkaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
4. Pada teori terdapat rencana keperawatan evaluasi pengalaman nyeri masa lampau sedangkan pada kasus
rencana keperawatan tidak mengavaluasi pengalaman nyeri pada masa lampau
B. Gangguan citra tubuh
a. Kaji secara verbal respon klien terhadapat tubuhnya
b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
c. Jalaskan tentang pengobatan perawatan kemajuan dan prognosis penyakit
d. Dorong klien mengunkapkan perasaannya
e. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
f. Fasilitasi kontak dengan individu lainya dalam kelompok kecil
sedangkan pada kasus tindakan keperawatan yang dilakukan adalah

1. Kaji secara verbal respon klien terhadap tubuhnya


2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
3. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognis penyakit
4. Dorong klien mengungkapkan perasaanya
Adapun kesenjagan adalah

4. Pada teori rencana keperawatan identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu sedangkan pada
kasus tidak melakukan indentifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
5. Pada teori rencana keperawatan fasilitas kontak pada individu lainnya kelompok kecil. Sedangkan pada kasus
tidak melakukan fasilitas kontak pada individu lain dalam kelompok kecil
C. Ansietas
E. Gunakan pendekatan menenangkan
F. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
G. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
7

H. Pahami prespektif pasien terhadap setuasi stres


I. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
J. Doron keluarga menemani pasien identifikasi tinkat kecemasan
K. Instrusikan pada pasien mengunakan tehnik relaksasi
L. Doron pasien mengunkapkan perasaan kekuatan presepsi
M. Identifikasi tinkat kecemasan
Sedankan pada kasus tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:

1. Gunakan pendekatan yang menenankan


2. Instrusikan pasien mengunakan tehnik relaksasi
3. Identifikasi tinkat kecemasan
4. Doron pasien mengunkapkan perasaan kekuatan dan prespsinya
5. Temani pasien untuk memberikan kaamanan dan mengurangi takut
6. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Adapun kesenjagan adalah:

1) Pada teori rencana keperawatan Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur sedankan
pada kasus tidak melakukan penjelasan tentan prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
2) Pada teori rencana keperawatan Pahami prespektif pasien terhadap setuasi stres sedankan pada kasus rencana
keperawatan tidak melakukan tindakan memahami presektif pasien terhadap setuasi stres
3. Implementasi
Implementsi dalam asuhan keperawatandapat dilaksanakan dengan baik, karena dukungan oleh beberapa
faktor seperti pasien kompratif kemudian sarana dan prasarana di Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar
cukup mendukung untuk dilaksanakanya asuhan keperawatan seta bimbingan dari pembimbin dan semua pihak yang
terkait. Adapun tindakan keperawatan yang di berikan pada pasien meliputi:

1. Tindakan mandiri keperawatan


2. Tindakan observasi
3. Tindakan yang bersifat edukasi
4. Tindakan yang bersifat kaloborasi
4. Evaluasi
Evaliuasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan yang mencakup pencapaian tujuan
keperawatan yaitu dalam teori di harapkan semua masalah dapat teratasi namun kenyataan yang ada pada kasus
terdapat beberapa masalah yang belum teratasi,

Diagnosa keperawatan yang dapat teratasi yaitu:

A. Masalah teratasi
A. Nyeri akut berhubungan dengan adanya tindakan pembedahan
B. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh karna penyakitnya
C. Ansietas berhubangan dengan perubahan gambaran tubuh

KESIMPULAN
1. Berdasarkan pengkajian yang didapatkan pada pasien tn j yaitu pasien mengatakan nyeri dirasakan pada
payudara sebelah kiri. Nyeri dirasakan kaya ditusuktusuk, nyeri dirasakan hilan timbul. Skala nyeri 5 nyeri
dirasakan selama kurang 5 menit setiap kali darasakan
2. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang didapatkan pada pasien tn j terdapat 3 diagnosa yaitu: nyeri akut
berhubungan adanya tindakan pembedahan gangguan citra tubuh, ansietas
3. Berdasarkan rencana keperawatan pada pasien tn j dengan kasus tumor mammae bagian destra mengacu pada
masalah keperawatan yang muncul untuk mengurangi dan mencegah masalah pada pasien dengan
memperhatikan kondisi pasien.
4. Berdasarkan pelaksanaan implementasi keperawatan pada tn j disesuakan dengan rencana tindakan yang telah
agar masalah yang di hadapi pasien dapat diatasi atau di cegah
5. Berdasarkan evaluasi keperawatan terhadap tn j yaitu Masalah teratasi nyeri akut, gangguam citra tubuh,
Ansietas
8

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu di lakukan pendokumentasian sebagai salah satu bukti dan
pertanggung jawaban perawat terhadap asuhan keperawatan telah diberikan pada pasien Pada tahap ini
penulis melakukan evaluasi terhadap semua masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien Tn. E, yaitu

a.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makanan, sebagian masalah
teratasi pada tanggal 9 Juni dengan kriteria, mual dan muntah sudah berkurang
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi, tidak teratasi dikarenakan hipertensi dan edema
pitting tidak teratasi dalam jangka waktu yang ditentukan yaitu 3x 24 jam
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan tidak teratasi dikarenakan kelemahan tidak teratasi dalam jangka waktu
yang ditentukan yaitu 3 x 24 jam
REFERENSI

Aini.L, Astuti.L, Maharani.S .Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa. Lampung: Jurnal Ilmu Kedokteran & Kesehatan; 2021

Amalia, Desti Vira. Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek spritual pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis. Malang : Universitas Muhammadiyah; 2021[Diakses pada tanggal 10 Juli 2022. 11.30]
didapat dari http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/83744

Hasil utama Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan RI

Herdman T. Heather. Nanda-1 Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta: EGC;

Kiswandi O, M. Implementasi patient centered care pada pasien gagal ginjal kronis. Yogyakarta: 16 November 2021
[Diakses pada tanggal 9 Juli 2022. 22.38] didapat dari http://digilib.unisayogya.ac.id

Laporan Provinsi Sulawesi Barat Riskesdas 2018. Sulawesi Barat: Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan;
2019

Leniwita H, Anggraini Y. Modul dokumentasi keperawatan. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia; 2019

Maulani, Saswati and Anumsari. Gambaran pemenuhan kebutuhan spritual pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis di RS Bhayangkari kota Jambi. Jambi: jurnal keperawatan;2020.

Nuari & Widayati. Gangguan pada sistem perkemihan & penatalaksanaan keperawatan. Deepublish; 2017

Nurarif A H & Kusuma H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc . Edisi
Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Medication Jogja; 2015. h.265-266; 306-308;283-284;302-303;296-297;279;286

Putri, N, S.,Firmati, T, A, Hermanto A, wilujeng A. P, Syahbana A. Menjaga kesehatan ginjal dengan konsep
kesehatan secara holistik pada siswa SMAN 1 Giri Banyuwang. Banyuwangi: Jornal of Health Innovation
and Community Service Vol.1 No. 1; 2022. h. 32

Putri, E. K. A., Alini, A., & Indrawati, I. Hubungan dukungan keluarga & kebutuhan spritual dengan tingkat
kecemasan pasien gagal ginjal kronis dalam menjalani terapi hemodialisis di RSUD Bangkinang. Jurnal
Ners; 2020

Purwanto H. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016

Rustandi, et. al. Analisa faktor yang berhubungan dengan mekanisme koping pasien hemodialisa RSUD dr.M
Yunus. Bengkulu: Jurnal of Nursing and Public Health; 2018

Sri Wahyni M, Purba. Hubungan tindakan hemodialisis terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
penyakit gagal ginjal kronis. Medan: Politenik kesehatan jurusan keperawatan Medan; 2021
9

Zuliani,dkk. Gangguan pada sistem perkemihan. Yayasan Kita Menulis; 2021. h. 24

Anda mungkin juga menyukai