2. Etiologi
Penyebab kanker payudara masih belum diketahui secara pasti, faktor genetik dan faktor
hormonal dapat berperan pada kanker payudara.
Faktor Resiko Kanker payudara
Terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara,
diantaranya (Nindrea et al., 2021) :
a. Gender
Perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar dibanding pria. Hal ini
berkaitan dengan hormon kewanitaan yaitu estrogen yang berperan dalam perkembangan
kanker payudara.
b. Terapi Sulih Hormon (TSH)
Resiko ini tergantung pada lama paparan terhadap sumber hormon tersebut. TSH
kombinasi akan meningkatkan proliferasi sel-sel payudara dan menimbulkan keluhan
nyeri pada payudara.
c. Kegemukan (obesitas)
Obesitas dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara karena pada obesitas terjadi
sintesis estrogen pada timbunan lemak yang berpengaruh terhadap peningkatan
proliferasi jaringan payudara.
d. Riwayat kanker payudara
Seorang perempuan yang mengalami kanker payudara pada satu payudaranya
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menderita kanker baru pada payudara
lainnya atau pada bagian lain dari payudara yang sama. Tingkat risikonyo bisa tiga
sampai empat kali lipat.
e. Riwayat keluarga
Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga inti yang terkena
kanker payudara dan semakin mudah ada anggota keluarga yang terkena kanker maka
akan semakin besar penyakit tersebut menurun.
f. Periode menstruasi
Menstruasi dini (sebelum 12 tahun) meningkatkan resiko kanker payudara karena
mendapatkan paparan hormon estrogen yang lebih lama.
g. Umur atau usia
Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Savitri (2015)
mengatakan risiko seorang wanita menderita kanker payudara meningkat seiring dengan
pertambahan usia dimana semakin tua usia semakin tinggi risiko menderita kanker
payudara terjadi pada wanita berusia diatas 50 tahun ke atas dan telah mengalami
menopause (Astuti et al., 2022).
h. Konsumsi alcohol
Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara.
The International Agency for Research on cancer (IARC) mengakategorikan minuman
beralkohol sebagai karsinogenik bagi manusia.
i. Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya kanker payudara. Rokok tembakau
mengandung vbanyak zat-zat yang berpotensi merusak tubuh. . Wanita yang merokok
akan memiliki daya rusak yang berbeda dan dapat mempengaruhi tahapan perkembangan
kanker.
3. Manifestasi Klinis
Tanada dan gejala atau manifestasi klinis kanker payudara diantaranya yaitu adanya benjolan
pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari dasar/jaringan sekitar yang awalnya tidak
terasa sakit, benjolan pada payudara semakin lama semakin besar, adanya rasa nyeri/ sakit di
payudara, payudara mulai mengalami perubahan bentuk dan ukuran, mulai timbul luka pada
payudara serta puting susu seperti koreng aatu eskim dan tertarik kedalam, kulit payudara
menjadi berkerut seperti kulit jeruk, keluar cairan / darah merah kehitam-hitaman atau nanah
dari puting susu wanita, benjolan menyerupai bunga kol dan mudah berdarah, metastase atau
menyebab ke kelenjar getah bening dan tubuh lainnya (Badi’ah, 2022).
Stadium kanker payudara berdasarkan penilaian TNM sebagai berkut: T (Tumor Size), ukuran
tumor
T1 : Ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang. T2 : Ukuran tumor diameter antara 2-5 cm.
T4 : Ukuran tumor berapa saja tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau
pada keduanya. Dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada
benjolan kecil di kulit di luar tumor utama.
N 3 : Ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau kgb di mammary
interna di dekat tulang sternum.
Ketiga faktor T, N, M tersebut digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :
Stadium 0 : T0 N0 M0.
Stadium 1 : T1 N0 M0.
c. Kemoterapi
Penggunaan obat-obatan sitotoksik dalam terapi kanker yang dapat menghambat
proliferasi sel kanker (Firmana, 2017).
RANGKUMAN
Kanker payudara dapat ditangani dengan pengobatan yang salah satunya dengan kemoterapi.
Prevalensi pengobatan dengan kemoterapi ini di Indonesia sebanyak 24.9% yang menjadi urutan
kedua setelah pengobatan dengan pembedahan (61.8%) (Riskesdas, 2018; Badan Litbangkes,
2019). Kemoterapi ini dapat mengecilkan ukuran tumor dan mematikan sel kanker namun,
pengobatan ini memiliki efek samping dari penggunaan obat kemoterapi (Firmana, 2017). Efek
samping kemoterapi pada pasien dapat mempengaruhi secara biologis, fisik, psikologis dan
sosial (Shinta & Surarso, 2016).
SOAL
Seorang perempuan 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan terdapat benjolan di sekitar
areola mamma yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu dan semakin membesar dengan diameter 2
cm, konsistensi keras, bebas dari jaringan sekitar, tidak nyeri, dan teraba pembesaran kelenjar
axillaipsilateral.
1. Benjolan di atas menunjukkan ciri-ciri ....
b. Radioterapi d. Immunoterap
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, A. N. D. P., Setyani, F. A. R., & Widianti, C. R. (2022). Faktor - faktor yang
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang
kemoterapi Rumah Sakit Swasta Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), 53–59.
Badi’ah, A. (2022). Keperawatan Onkologi. Bandung: Media Sains Indonesia.
Nindrea, R. D., Aryandono, T., Lazuardi, L., & Dwiprahasto, I. (2021). Risiko kanker payudara
dan model prediksinya. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Ladesvita, F., Sucipto, U., Ketut Lisnawati, Retno Dwi Santi, & Chaterina Janes Pratiwi. (2021).
Asuhan keperawatan onkologi berdasarkan teori Virginia Henderson. Yogyakarta: Nas
Media Pustaka.