Anda di halaman 1dari 18

KRITISI JURNAL

Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif

(KANKER)

Disusun Oleh :

Ni Ketut Kharisma Pradita 16089014052

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

2019
1.1 Latar Belakang
Padalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari
rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial
atau spiritual (World Health Organization (WHO), 2016).
Menurut WHO (2016) penyakit-penyakit yang termasuk dalam
perawatan paliatif seperti penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi
38.5%, kanker 34%, penyakit pernapasan kronis 10.3%, HIV/AIDS 5.7%,
diabetes 4.6% dan memerlukan perawatan paliatif sekitas 40-60%.Pada
tahun 2011 terdapat 29 juta orang meninggal di karenakan penyakit yang
membutuhkan perawatan paliatif. Kebanyakan orang yang membutuhkan
perawatan paliatif berada pada kelompok dewasa 60% dengan usia lebih
dari 60 tahun, dewasa (usia 15-59 tahun) 25%, pada usia 0-14 tahun yaitu
6% (Baxter, et al., 2014).
Prevalensi penyakit paliatif di dunia berdasarkan kasus tertinggi
yaitu Benua Pasifik Barat 29%, diikuti Eropa dan Asia Tenggara masing-
masing 22% (WHO,2014). Benua Asia terdiri dari Asia Barat, Asia
Selatan, Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara.Indonesia
merupakan salah satu negara yang termasuk dalam benua Asia Tenggara
dengan kata lain bahwa Indonesia termasuk dalam Negara yang
membutuhkan perawatan paliatif.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000 penduduk, atau
sekitar 330.000 orang, diabete melitus 2.1%, jantung koroner (PJK)
dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74 tahun
yaitu 3.6%.Kementrian kesehatan (KEMENKES, 2016) mengatakan kasus
HIV sekitar 30.935, kasus TB sekitar330.910. Kasus stroke sekitar
1.236.825 dan 883.447 kasus penyakit jantung dan penyakit diabetes
sekitar 1,5% (KEMENKES, 2014)
Data kasus paliatif berdasarkan prevalensi (WHO, 2014)
menunjukkan bahwa 29 juta kasus sebanyak 20,4 juta kasus yang
membutuhkan perawatan paliatif dan 94% nya adalah pasien dewasa. Di
negara berkembang dengan sosial ekonomi rendah dan menengah seperti
Indonesia, jumlah pasien kanker yang memerlukan perawatan paliatif
adalah 78% (WHO, 2014). RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit
terbesar dan rumah sakit rujukan di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan jumlah pasien kanker paliatif pada tahun 2013 yang dirawat adalah
260 pasien (Wijayanti, et al, 2014).

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dari 5 jurnal yang dipilih untuk dilakukan kritisi jurnal
adalah memberikan penanganan tentang perawatan paliatif seperti
memberikan terapi medis dengan terapi komplementer menjadi upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker
stadium lanjut yakni sebagai berikut:

1.2.1 Untuk mengetahui pengaruh pengembangan PCHN terhadap


peningkatan kemandirian keluarga dalam perawatan penderita kanker di
rumah.
1.2.2 Untuk mengetahui pengaruh swedish massage therapy terhadap
tingkat kualitas hidup penderita leukemia usia sekolah di Rumah Cinta
Anak Kanker Bandung
1.2.3 Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan penderita kanker serviks.
1.2.4 Untuk mengetahui pengaruh hand massage terhadap nyeri pada
pasien kanker payudara
1.2.5 Untuk mengidentifikasi hubungan penggunaan terapi modern dan
terapi komplementer (herbal, pijat, dan herbal-pijat) terhadap kualitas
hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
1.3 Literatur Rivew
Jurnal di pilih untuk dilakukan review berdasarkan studi yang sesuai
dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi dalam literature review ini adalah
Trend dan Issue Perawatan Paliatif Pasien Kanker. Pencarian dilakukan
pada Google Scholar dengan menggunakan keyword diatas ditemukan 76
jurnal.Dari seluruh jurnal yang didapat yang sesuai dengan tema adalah 5
artikel.Lima artikel tersebut kemudian di cermati dan dilakukan Critical
Appraisal.
Dari kelima jurnal yang sudah di kritisi saya mendatkan bahwa semua
bagian terkait dengan judul yang diteliti.
Dalam artikel jurnal Kanker Pengembangan Palliative Community
Health Nursing (PCHN) Untuk Meningkatkan Kemandirian Keluarga
Dalam Merawat Penderita Kanker Di Rumah masih menjadi penyebab
kematian ke-6 akibat penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes RI,
2006). Di Indonesia setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi di antara
asuhan keperawatan bagi penderita kanker yang meliputi berbagai terapi
modalitas (kemoterapi, radioterapi, pembedahan, dan terapi kombinasi)
telah terbukti dapat memperpanjang ketahanan hidup penderita dibanding
10 tahun yang lalu (Society, 2009).
Pengaruh Swedish Massage Therapy terhadap Tingkat Kualitas
Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah merupakan kanker yang
menyerang sel darah putih yang sering terjadi pada anak sekitar 68,9%
dari semua kasus leukemia pada anak. Di Indonesia ALL menduduki
peringkat tertinggi kanker pada anak yang menyebabkan kematian pada
anak-anak. Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) merupakan salah satu
jenis leukemia dengan karekteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-
sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali
dan kegagalan organ (Nurarif & Kusuma, 2015).
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemas
Penderita Kanker Serviks Paliatif Kanker adalah penyakit akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.
Kanker adalah sekelompok penyakit yang dicirikan dengan pertumbuhan
dan penyebaran sel tidak terkontrol dan sel yang abnormal.Salah satu jenis
penyakit kanker adalah kanker serviks.( Aziz,2006)
Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap Nyeri Pada
Pasien Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya
Nyeri pada pasien kanker merupakan suatu fenomena subjektif yang
merupakan gabungan antara faktor fisik dan non fisik. Nyeri dapat berasal
dari berbagai bagian tubuh ataupun sebagai akibat dari terapi dan prosedur
yang dilakukan termasuk operasi, kemoterapi dan radioterapi. Nyeri yang
dialami oleh penderita kanker payudara diakibatkan pengaruh langsung
terhadap organ yang terkena dan pengaruh langsung terhadap jaringan
lunak yang terkena (Rasjidi,2010)
Hubungan Penggunaan Terapi Modern dan Komplementer
terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Jumlah penderita
kanker payudara semakin meningkat. Pada tahun 2012, penderita kanker
payudara di dunia sebanyak 1,7 juta dan diperkirakan akan meningkat
menjadi empat kali lipat pada tahun 2020 (WHO, 2012). Insidensi kanker
payudara adalah 20% dari seluruh keganasan (American Cancer Society,
2011). Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara adalah 61.682
dengan prevalensi 12/100.000 wanita (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015). Penderita kanker payudara menyebar diseluruh provinsi.
Jawa barat merupakan provinsi ketiga terbanyak untuk penderita kanker
payudara, yaitu 6.701 orang dengan prevalensi 0.3% (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

1.4 Pembahasan Terkait Trend Dan Issue


Dari kelima jurnal yang sudah dilakukan kritisi saya mendapatkan bahwa
pembahasan dari masing-masing jurnal sudah sangat terperinci
menjelaskan dari tema yang diteliti. Berikut adalah pembahasan terkait
dengan trend dan issue dari perawatan paliatif dengan kanker:

1.4.1 Pengembangan Palliative Community Health Nursing (PCHN)


Untuk Meningkatkan Kemandirian Keluarga Dalam Merawat
Penderita Kanker Di Rumah

Kanker masih menjadi penyebab kematian ke-6 akibat penyakit


tidak menular di Indonesia (Depkes RI, 2006). Di Indonesia setiap
tahunnya 100 kasus baru terjadi di antara asuhan keperawatan bagi
penderita kanker yang meliputi berbagai terapi modalitas (kemoterapi,
radioterapi, pembedahan, dan terapi kombinasi) telah terbukti dapat
memperpanjang ketahanan hidup penderita dibanding 10 tahun yang lalu
(Society, 2009). Sejalan dengan hal tersebut, maka pelayanan kesehatan
berkelanjutan untuk penderita kanker yang bisa bertahan hidup (cancer
survivors) sangat diperlukan untuk mencegah kekambuhan dan
meningkatkan kualitas hidup penderita kanker (Coward, 2006).
Perawatan paliatif merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan berkelanjutan untuk penderita kanker. Perawatan paliatif
dilakukan secara terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup dengan
meringankan keluhan penderita kanker, memberikan dukungan spiritual
dan psikososial mulai dari diagnose ditegakkan sampai akhir hayat, serta
dukungan ada keluarga yang merasa kehilangan (WHO,2005)
Fokus perawatan paliatif bukan hanya pada penderita, tetapi juga
keluarga. Perawatan paliatif yang paripurna mencakup berbagai setting
mulai rumah sakit, perawatan komunitasyang dikelola Puskesmas, dan
perawatan di rumah (home care) (Fauzi, 2011). Akan tetapi, selama ini
hanya perawatan paliatif berbasis rumah sakit yang berkembang.
Keluarga penderita kanker diharapkan mampu secara mandiri
memberikan dukungan dan perawatan yang tepat untuk membantu
meningkatkan kualitas hidup penderita kanker pasca perawatan.
Kemandirian keluarga berorientasi pada lima fungsi keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya yaitu mampu mengenal masalah
kesehatannya, mengambil keputusan tepat untuk mengatasi
kesehatannya, melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga
yang sakit, memodifi kasi lingkungan sehingga menunjang upaya
peningkatan kesehatan, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
yang ada (Depkes RI, 2006).
PCHN merupakan paket kunjungan rumah yang dilaksanakan
oleh perawat komunitas terhadap penderita kanker pasca perawatan yang
tinggal bersama keluarganya di rumah. Melalui PCHN, perawat
komunitas memberikan penyuluhan tentang nutrisi pada penderita
kanker, pencegahan kanker, serta motivasi untuk tetap memanfaatkan
pelayanan kesehatan puskesmas dan rumah sakit untuk pengobatan dan
rujukan. Hal ini sesuai dengan yang dituliskan oleh Friedman (1998)
bahwa tujuan penyuluhan di keluarga adalah memberikan informasi,
sehingga mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam
hubungan dengan kesehatan dan sakit, membantu agar berpartisipasi
secara efektif dalam perawatan maupun penyembuhan, membantu
beradaptasi terhadap realita penyakit dan pengobatannya,
serta membantu agar mengalami rasa puas dengan usaha-usaha mereka
sendiri yang menunjang perbaikan kesehatan.

1.4.2 Pengaruh Swedish Massage Therapy terhadap Tingkat Kualitas


Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah
Istilah “kanker anak” adalah yang paling sering digunakan untuk
menunjuk kankeryang timbul pada anak-anak sebelum usia 15 tahun
(WHO, 2009). Menurut National Cancer Institute (2009), ALL
merupakan kanker yang menyerang sel darah putih yang sering terjadi
pada anak sekitar 68,9% dari semua kasus leukemia pada anak. Di
Indonesia ALL menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak yang
menyebabkan kematian pada anak-anak. Acute Lymphoblastic Leukemia
(ALL) merupakan salah satu jenis leukemia dengan karekteristik adanya
proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali dan kegagalan organ (Nurarif & Kusuma,
2015). Pasien kanker pediatric sering mengalami gejala yang merugikan,
dan umumnya tidak mudah diketahui secara dini karena berkembang
secara lambat sampai stadium lanjut (Corwin, 2009; Landolt & Vollrath,
2006).Swedish Massage Therapy efektif untuk populasi pediatrik lain
dengan kondisi sehat bahkan kondisi penyakit kronis, antara lain bayi
prematur dan terkena HIV, anakanak dengan asma, cystic fibrosis,
reumatik arthritis, menurunkan kadar gula dalam darah pada anak-anak
penderita diabetes mellitus type 1 dan 2, serta bermanfaat secara holistik
pada sistem tubuh (Haun et al., 2009; Kashanini et al., 2011; Sajedi et
al., 2011). Konsep Swedish Massage Therapy memiliki keunggulan
dimana sudah dilakukan penelitian tentang keefektifannya pada tingkat
tertinggi hierarchy of evidence, terapi ini dapat digunakan pada semua
rentang usia, pada anak-anak terapi ini dilakukan untuk stimulasi tumbuh
kembang dan palliative care pada kondisi penyakit terminal atau
penyakit kronis, intervensi ini bersifat healing touch manipulasi tubuh
yang efektif dan efisien. Terapi ini juga mempunyai nilai budaya yang
kental secara empiris, dan yang terpenting terapi ini harus dilakukan oleh
terapis yang teregistrasi dan bersertifikasi dengan tingkatan kompetensi.

1.4.3 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemas


Penderita Kanker Serviks Paliatif
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam
perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker adalah
sekelompok penyakit yang dicirikan dengan pertumbuhan dan
penyebaran sel tidak terkontrol dan sel yang abnormal.Salah satu jenis
penyakit kanker adalah kanker serviks.( Aziz,2006)
Kanker serviks adalah kanker yang menyerang uterus, yaitu pada bagian
serviks uterus (leher rahim), suatu daerah pada organ reproduksi
perempuan yang merupakan pintu masuk ke arah rahim (uterus) yang
terletak antara rahim dengan liang senggama (vagina) atau rahim bagian
bawah. Kanker serviks (leher rahim) adalah penyakit keganasan yang
paling banyak ditemukan pada perempuan yang dapat berdampak
terhadap fisik, mental dan sosial, bahkan kematian penderitanya. Kondisi
demikian sangat merugikan sehingga tidak berlebihan apabila dikatakan
bahwa Cancer is a public health problem”.(Ramli,2000)
Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia ditemukan kanker
serviks sebanyak 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus
setiap tahunnya.Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 7
(5, 7%) (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas, 2007) dan pada tahun 2011
prevalensi kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk, artinya
dari setiap 1000 orang Indonesia sekitar 4 orang di antaranya menderita
kanker. Prevalensi kanker tertinggi di Indonesia dilaporkan di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu 9,6 per 1000
penduduk.Penyebab kanker serviks Sebagian besar (95%) berasal dari
lingkungan berupa virus human papilloma virus (HPV), sementara 5%
lainnya adalah factor keturunan.

1.4.4 Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap Nyeri Pada


Pasien Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya
Dari data awal yang diperoleh jumlah penderita kanker payudara di
Yayasan Kanker Indonesia Surabaya pada tahun 2012 terdapat 32 orang,
sedangkan pada tahun 2013 terdapat 43 orang. Data yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan, distribusi penyakit kanker di Jawa Timur pada tahun
2010 terdapat 1253 orang yang mengidap kanker payudara. Pada tahun
2011 terdapat 1527 orang yang menderita kanker payudara (Dinas
Kesehatan Provinsi, 2012). payudara adalah jenis kanker yang paling
umum diderita oleh kaum wanita. Wanita dapat bertahan hidup bertahun-
tahun setelah didiagnosis kanker payudara, namun penyakit ini tidak
dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Kanker payudara
terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan
payudara. Sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringan sekitar
(Zora et al, 2011). Pada penderita kanker payudara akan timbul rasa nyeri
apabila sel kanker sudah membesar, sudah timbul luka atau bila sudah
muncul metastase ke tulang-tulang (Maysaroh, 2013).Nyeri pada pasien
kanker merupakan suatu fenomena subjektif yang merupakan gabungan
antara faktor fisik dan non fisik. Nyeri dapat berasal dari berbagai bagian
tubuh ataupun sebagai akibat dari terapi dan prosedur yang dilakukan
termasuk operasi, kemoterapi dan radioterapi. Nyeri yang dialami oleh
penderita kanker payudara diakibatkan pengaruh langsung terhadap
organ yang terkena dan pengaruh langsung terhadap jaringan lunak yang
terkena (Rasjidi,2010) Hand massage merupakan langkah yang paling
efektif untuk meningkatkan relaksasi dan dijadikan sebagai terapi paliatif
(Kolcaba et al, 2004). Hand massage artinya memberikan stimulasi di
bawah jaringan kulit dengan memberikan sentuhan dan tekanan yang
lembut untuk memberikan rasa nyaman (Ackley et al, 2008).Hand
massage artinya memberikan stimulasi di bawah jaringan kulit dengan
memberikan sentuhan dan tekanan yang lembut untuk memberikan rasa
nyaman (Ackley et al, 2008). Hand massage diberikan untuk
menimbulkan efek yang menyenangkan bagi pasien kanker payudara.
Apabila pasien kanker payudara mempersepsikan sentuhan sebagai
stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi. Relaksasi
juga dapat mengurangi rasa cemas akibat nyeri, sehingga dapat
mencegah nyeri bertambah berat. Hand massage dapat menjadi pilihan
untuk memberikan sensasi kenyamanan yang dapat nyeri dan berjenis
kelamin perempuan di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya dengan rata-
rata 12 orang. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus, didapatkan
besar sampel 11 sampel.

1.4.5 Hubungan Penggunaan Terapi Modern dan Komplementer


terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara
Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, WHO memperkirakan ada
58 juta kematian karena penyakit-penyakit kronik dan 7.6 juta
disebabkan oleh kanker. Saat ini terdapat tiga jenis kanker sebagai
penyebab kematian utama pada wanita di dunia yaitu kanker payudara,
kanker paru, dan kanker serviks dimana kanker payudara menjadi
penyebab paling umum untuk kematian di kalangan wanita dengan
jumlah 425.000 orang. Jumlah penderita kanker payudara semakin
meningkat. Pada tahun 2012, penderita kanker payudara di dunia
sebanyak 1,7 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi empat kali
lipat pada tahun 2020 (WHO, 2012). Insidensi kanker payudara adalah
20% dari seluruh keganasan (American Cancer Society, 2011).
Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara adalah 61.682 dengan
prevalensi 12/100.000 wanita (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015). Penderita kanker payudara menyebar diseluruh
provinsi. Jawa barat merupakan provinsi ketiga terbanyak untuk
penderita kanker payudara, yaitu 6.701 orang dengan prevalensi 0.3%
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Kualitas hidup pasien kanker payudara dapat ditingkatkan dengan terapi
modern. Jenis-jenis terapi modern diantaranya adalah terapi radiasi,
kemoterapi, pembedahan, dan kombinasi (Wolff et al., 2007). Dari
berbagai jenis terapi modern, di Indonesia kemoterapi menjadi terapi
yang sering digunakan sehubungan dengan kondisi pasien yang late
diagnosed. Meskipun kemoterapi banyak memberikan hasil positif, di
sisi lain banyak menimbulkan efek samping seperti mualmuntah,
penurunan sel darah merah (RBC), penurunan sel darah puih
(WBC/leukosit), penurunan jumlah trombosit, mukositis, rambut rontok,
dan gangguan saraf tepi (National Cancer Institute, 2007). Kemoterapi
diberikan secara bertahap, biasanya sebanyak enam sampai delapan
siklus agar mendapat efek yang diharapkan dengan efek samping yang
masih bisa diterima. Hasil pemeriksaan imunohistokimia memberikan
beberapa pertimbangan penentuan regimen kemoterapi yang akan
diberikan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Sebagian
besar pasien kanker payudara setelah menjalani kemoterapi memiliki
kualitas hidup sedang (Heydarnejad et al., 2009; Pradana, Nuryani, Siluh,
Wayan, 2012).Selain efek samping, terapi lanjut sangat sulit dan hasilnya
dinilai kurang memuaskan (Manuaba, 2008). Karenanya dalam
memaksimalkan pengobatan dan mengurangi efek samping terapi
modern, penderita kanker payudara banyak menggunakan terapi
komplementer (Saquib
et al., 2012).
1.5 Kesimpulan dan Saran
1.5.1 Kesimpulan

Jadi, kesimpulan dari analisis kelima jurnal kesehatan tentang


trend dan isu dari keperawatan paliatif care yakni paliatif care sangat
amat diperlukan bagi para pasien dengan penyakit terminal dimana
penyakit mereka sudah yang memasuki stadium lanjut dan sudah divonis
tidak bisa untuk disembuhkan dan hanya bisa menghitung hari menjelang
ajalnya. Bagi pasien kanker stadium lanjut, paliatif adalah perawatan
yang dominan diberikan.Tren perawatan paliatif yang berkembang saat
ini adalah menggabungkan terapi medis dengan terapi komplementer
(Complementary and Alternative Medicine/CAM), dan yang terpenting
adalah dukungan psikososial dan spiritual dari keluarga untuk
mengurangi gejala yang mengganggu pasien, termasuk nyeri.
PCHN dapat meningkatkan kemandirian keluarga dalam
perawatan penderita kanker di rumah. Pelaksanaan PCHN melalui
kunjungan rumah dapat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mendapatkan informasi kesehatan terkait dengan kanker dan perawatan
di rumah, sehingga meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengenal
kanker.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh swedish massage
therapy terhadap tingkat kualitas hidup penderita leukemia usia sekolah
di Rumah Cinta Anak KankerBandung. Berdasarkan hasil uji statistic
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berada pada rentang
usia anak usia 8-12 tahun, dan sebagian besar responden berjenis kelamin
laki–laki.bahwa karakteristik responden usia responden mayoritas
direntang 51 sd 64 tahun,tingkat pendidikan responden mayoritas adalah
SD, mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga.Dukungan keluarga
penderita kanker serviks paliatif mayoritas baik.
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara terapi modern
dan komplementer terhadap kualitas hidup, terapi modern terhadap
kualitas hidup, terapi modern dan herbal terhadap kualitas hidup pada
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Namun, tidak
terdapat hubungan negatif yang.
1.5.2 Saran
Bagi pasien kanker, para pasien kanker agar dapat memahami begitu
pentingnya perawatan paliatif dalam meningkatatkan kualiatas hidup dan
tidak hanya melihat perawatan paliatif sebagai perawatan menjelang ajal,
melainkan suatu perawatan yang holistik untuk menangani masalah-
masalah yang terjadi dalam penyakit pasien itu sendiri dan diharapkan
agar pasien lebih kooperatif.
Bagi Tim Perawatan Paliatif, diharapkan dapat meningkatkan
perawatan paliatif yang diberikan pada pasien kanker terlebih dalam
aspek psikologis dan aspek pemberian informasi terkait dengan penyakit
dan perkembangan kesehatan. Dan diharapkan kepada Pelayanan
Kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatannya terutama
dalam hal perawatan paliatif care khususnya dalam meningkatkan self
esteem pasien kanker serviks, dengan memberikan informasi-informasi
tentang pentingnya dukungan keluarga dalam meningkatkan self esteem
pasien kanker serviks.

1.1 Teori Baru (Kerangka Skema)


Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya
pada responden dengan karakteristik yang sama dengan mempertimbangkan
penggunaan kelompok kontrol sebagai pembanding yang kuat untuk
penelitian serta menggunakan desain penelitian yang berbeda dengan tujuan
untuk menggali pengalaman pasien dalam mengatasi nyeri dan kecemasan
yang diakibatkan karena kanker serviks dengan mengangkat tema “pengaruh
suatu terapi terhadap penurunan tingkat nyeri dan kecemasan kemoterapi”.

1.2 Daftar Pustaka

Elida Ulfi ana 2013, Pengembangan Palliative Community Health Nursing

(Pchn) Untuk Meningkatkan Kemandirian Keluarga Dalam

MerawPenderita Kanker Di Rumah, Prodi Pendidikan Ners, Fakultas

Keperawatan, Universitas Airlangga, Jurnal Ners Vol. 8 No. 2, di lihat

pada tanggal 6 oktober 2019, file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3835-

10749- 1-SM.pdf

Kulsum et al 2017, Pengaruh Swedish Massage Therapy Terhadap Tingkat

Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah, Fakultas

keperawatan Universitas Padjadjaran, Volume 5 Nomor 2, di lihat pada


tanggal 6 oktober 2019,

http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/449/156

Misgiyanto 2014, Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif, jurnal Universitas

Diponegoro, Volume 5, Nomor 1, di lihat pada tanggal 6 oktober,

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1855/317

Fadilah et al 2016, Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap Nyeri

Pada Pasien Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Indonesia

Surabaya, jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 2, di lihat pada tanggal

6 oktober,

https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JHS/article/view/171/154

Irawan et al 2017, Hubungan Penggunaan Terapi Modern dan Komplementer

terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara, JKP - Volume 5

Nomor 1, di lihat pada tanggal 6 oktober,

http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/346/147
N Judul Nama Penulis,
Sumber Jurnal Metode Penelitian Hasil
o. Artikel Tahun
1. Pengembang Elida Ulfi ana file:///C:/Users/ASU Jenis penelitian adalah pra Hasil uji menunjukkan ada
an Palliative 2013 S/Downloads/3835- eksperimen. Populasi adalah perbedaan tingkat
Community 10749- 1- keluarga penderita kanker kemandirian keluarga
Health SM.pdf pascaperawatan yang tercatat penderita kanker sebelum
Nursing di wilayah kerja Puskesmas dan sesudah PCHN (p =
(Pchn) Untuk Mulyorejo, Kota Surabaya. 0,025).
Meningkatka Sampel diambil dengan
n teknik purposive sampling.
Kemandirian Sejumlah 7 orang memenuhi
Keluarga
Dalam
MerawPende
rita Kanker
Di Rumah
2. Pengaruh Kulsum et al http://jkp.fkep.unpad.a Metode penelitian Hasil penelitian
Swedish 2017 c.id/index.php/jkp/arti menggunakan quasi menggambarkan terdapat
Massage cle/view/449/156 eksperimen dengan perbedaan kualitas hidup
Therapy nonequivalent control pada kelompok intervensi
terhadap group design with pretest sebelum dan sesudah
Tingkat and dilakukan swedish massage
Kualitas posttest. Sampel dalam therapy (p = 0,000 pada α =
Hidup penelitian ini adalah anak 5).
Penderita usia sekolah yang
Leukemia berjumlah 34 orang
Usia Sekolah (masing–masing grup 17
orang)
dengan menggunakan
consecutive sampling
3. Hubungan Misgiyanto http://jkp.fkep.unpad.a penelitian ini adalah terdapat hubungan yang kuat
Antara 2014 c.id/index.php/jkp/arti deskriptif korelatif dengan antara dukungan keluarga
Dukungan cle/view/449/156 rancangan crossectional. Data dengan tingkat kecemasan
Keluarga diperoleh dengan cara penderita kanker serviks
Dengan responden mengisi kuesioner paliatif (r) -1,000
Tingkat
Kecemasan
Penderita
Kanker
Serviks
Paliatif,
4. Pengaruh Fadilah et al https://journal2.unus Desain penelitian ini Hasil penelitian
Teknik 2016, a.ac.id/index.php/JH menggunakan Pra menunjukkan bahwa rata-rata
S/article/view/171/1
Relaksasi Experiment one group pre- tingkat nyeri responden
54
Hand post design. sebelum diberikan teknik
Massage relaksasi hand massage
Terhadap adalah 5.09, sedangkan rata-
Nyeri Pada rata tingkat nyeri responden
Pasien sesudah diberikan teknik
Kanker relaksasi hand massage
Payudara Di adalah 3.09.
Yayasan
Kanker
Indonesia
Surabaya,
5. Hubungan Irawan et al http://jkp.fkep.unpad.a penelitian ini adalah jenis Hasil penelitian menunjukkan
Penggunaan 2017 c.id/index.php/jkp/ar korelasi yaitu hubungan terapi modern dan
Terapi ticle/view/346/147 antara dua atau lebih variabel komplementer berhubungan
Modern dan dengan pendekatan cross positif dengan kualitas hidup
Komplement sectional dan analisis data (ρ-value=0,00, ρ(rho) = +0,2),
er terhadap dengan Spearman test. terapi modern secara
Kualitas Pengambilan data bermakna berhubungan
Hidup Pasien berdasarkan kuesioner positif dengan kualitas hidup
Kanker penelitian sebelumnya, (ρ-value = 0,00, ρ(rho) =
Payudara meliputi terapi modern, terapi +0,5) dan terapi modern
komplementer, dan kualitas dengan herbal secara
hidup terhadap 178 responden bermakna berhubungan
yang diambil dengan teknik positif dengan kualitas hidup
accidental sampling (ρ-value=0,00, ρ(rho)= +

Anda mungkin juga menyukai