Anda di halaman 1dari 12

EBP

REVIEW STUDY

“ METODE KONVENSIONAL, KINESIOTAPING, DAN MONTOR RELEARNING


PROGRAMME BERBEDA EFEKTIFITAS DALAM MENINGKATKAN POLA
JALAN PASIEN POST STROKE DI KLINIK ONTOSENO MALANG”
untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Proposal Penelitian

DISUSUN OLEH:
KETUT DIAN PADMASARI (16089014039)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BULELENG
2019
A. Latar Belakang (cukup jelakan dalam 3-5 paragraf)

Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi


klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang.1
WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. Menurut Riset Kesehatan Dasar3, prevalensi stroke di indonesia pada tahun 2007
mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk dan pada tahun 2011 stroke menjadi penyebab
pertama kematian di indonesia.
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh stroke bagi kehidupan manusia sangat
kompleks. Adanya gangguan-gangguan fungsi vital otak seperti gangguan koordinasi,
gangguan keseimbangan, gangguan kontrol postur, gangguan sensasi, gangguan refleks gerak
akan menurunkan kemampuan aktivitas fungsional individu sehari-hari. Akibat adanya
gangguan vital otak, maka penderita stroke melakukan aktivitas berjalan dengan pola yang
abnormal.
Fokus dari rehabilitasi stroke, khususnya fisioterapi adalah memperbaiki
permasalahan gerak yang terkait dengan fungsional pada kondisi stroke, seperti halnya
permasalahan kemandirian dalam berjalan terkait dengan kekuatan anggota gerak bawah.
Menurut Sullivan terapi latihan adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengatasi
masalah mobilitas fisik setelah kerusakan otak. Terapi latihan dengan ROM exercise dapat
meningkatkan kekuatan kekuatan otot, dan mengurangi tonus otot (spastisitas) lower
extremity sehingga dapat meningkatkan gait function pada pasien post stroke.
Fisioterapist juga dapat memberikan berbagai metode lain seperti metode Rood,
metode
Johnstone, metode brunnstrom, metode bobath, metode Propioceptive Neuromuscular
Facilitation (PNF) dimana menggunakan pendekatan reflek dan teori hierarki motor control,
sedangkan metode yang lain seperti Motor Relearning Programme (MRP) menggunakan
pendekatan motor control dan motor learning. Potensi serta kontribusi fisioterapi dalam
proses pemulihan stroke menjadikan prinsip-prinsip MRP berupa : pelatihan kembali kontrol
motorik berdasarkan pemahaman tentang kinematika dan kinetika gerakan normal
(biomekanik), kontrol dan latihan motorik (motor control and motor learning), yang
melibatkan proses kognitif, ilmu perilaku dan psikologi, pelatihan, pemahaman tentang
anatomi dan fisiologi saraf, serta tidak berdasarkan pada teori perkembangan normal
(neurodevelopmental).

B. Pertanyaan dan Formulasi PICO

Berdasarkan ilustrasi kasus maka dapat dirumuskan pertanyaan klinis : Jenis intervensi
exercise therapy seperti apa yang dapat meningkatkan mobilitas dan fungsi gerak pasien
stroke?

Adapun formulasi PICO yang dapat dijabarkan berdasarkan pertanyaan klinis di atas adalah:

P (population) : Patient Stroke (Pasien stroke).

I (Issue of interest) : exercise therapy.

C (comparisson) :-

O (output) : mobility (fungsi pergerakan).

C. Strategi Pencarian Database

Strategi pencarian data base menggunakan search enggine terpercaya yaitu Google Scholar
ScienceDirect dan PUBMED. Pada proses telusur menggunakan Google Scholar dimana
kriteria inklusi dalam telusuran literatur ini adalah publikasi dalam rentang 6 tahun terakhir,
free full text, artikel dalam bentuk review, dipublikasi dalam Bahasa Indonesia dan
dipublikasi daalam rentang 2013-2019. Kriteria eksklusi dalam pencarian ini apabila fulltext
tidak dapat diakses, gambaran bentuk intervensi tidak operasional, dan terdapat duplikasi.
Hasil telusur kata kunci :65 artikel

Google Schoolar : 65 artikel

Tahap identifikasi

55 artikel diekslusi oleh filter


skrining

Hasil filter 5 tahun terakhir publikasi


Tahap skrining
dan jenis artikel review: 55 artikel

Google Schoolar : 10 artikel

5 artikel diekslusi karena


konten tidak sesuai dengan
output interest
Tahap eligibilitas Hasil eligibilitas berdasarkan
fulltext

5 artikel

Tidak ada artikel di eksklusi


karena tidak ada duplikasi
Artikel final : 5 artikel

Critical app
D. Tabel Summary

Author, Judul Artikel Desain Penelitian dan Operasional Hasil Sample/Populasi


tahun cara mengukur Intervensi
outcome
Irawan,2017 METODE KONVENSIONAL, Desain penelitian ini Di dalam studi Dari hasil studi Terdapat 30 sample
KINESIOTAPING, DAN adalah quasi penelitian terdapat tiga penelitian yang dengan jumlah masing-
MONTOR RELEARNING eksperimental dan intervensi yang berbeda memiliki intervensi masing sample pada setiap
PROGRAMME BERBEDA di setiap kelompok yang berbeda bahwa kelompok yaitu 10 orang.
EFEKTIFITAS DALAM Cara mengkur masing-masing dan di berdasarkan hasil
MENINGKATKAN POLA outcome adalah studi penelitian terdapat analisis skor WGS
JALAN PASIEN POST menggunakan tiga kelompok yaitu: setelah intervensi antar
STROKE DI KLINIK pengukuran pola jalan 1. Kelompok perlakuan kelompok perlakuan
ONTOSENO MALANG. menggunakan I menggunakan dapat dilihat bahwa
Wisconsin Gait Scale Konvensional Metode Kinesiotaping
(WGS) yang bertuuan dengan memberikan dan MRP menghasilkan
untuk melakukan terapi ROM exercise perubhan pola jalan
pengamatan melalui selama 4 minggu yang lebih besar secara
video recording terlebih dengan frekuensi 3x signifikan dibandingkan
dahulu dari sisi seminggu dan 45-60 dengan Metode
anterior, posterior dan menit tiap sesi. Konvensional, terbukti
lateral dengan memiliki 2. Kelompok perlakuan dari hasil ui LSD
14 item penilian II menggunakan dimana menunjukkan
observasi secara visual. Teknik hasil sebesar p > 0,05
Dimana untuk item Kinesiotaping atau (0,996) dikatakan
nomor 1 memiliki 5 dengan memberikan bahwa metode MRP
kriteria penelian, item aplikasi dan Kinesiotaping lebih
nomor 11 memiliki 4 Kinesiotaping pada efektif daripada Metode
kriteria penilian otot postural dan Konvensional. Dan
sedangkan yang lain area ankle selama 4 Kinesiotaping dapat
memiliki 3 kriteria minggu, dengan memfasilitasi
penilian. frekuensi mechanoreceptor untuk
penggantian mengarahkan gerakan
Kinesiotaping setiap yang sesuai dan
3 hari. memberikan rasa
3. Kelompok III nyaman pada area yang
menggunakan dipasangkan dan juga
metode Motor Kinesiotaping juga
Relearning dapat meningkatkan
Programme (MRP) propioseptive feedback
selama 4 minggu sehingga menghasilkan
dengan frekuensi 3x posisi tubuh yang
seminggu dan 45-60 benar.
menit setiap sesi.

E. Kritik Artikel

Kualifikasi Berdasarkan Randomisasi Blinding Withdrowal


JADAD Score Dilakukan randomisasi Metode randomisasi Dilakukan blinding Teknik blinding Jumlah dan alasan
dijelaskan dijelaskan withdrawal dijelaskan
Shrestha et al (2018) - - - - √
Mayer et all (2016) √ √ - - √
A. Olsen and Baisch Appraisal Method

Author Tipe Studi Sampling Detail Metode Analisis Skor

Tresnasari et al (2017) 6 0 1 3 10

Rohimah Siti (2015) 6 1 1 3 11

Wowiling et al (2016) 6 0 1 3 10

Prok Winona (2016) 6 2 1 2 11

Irawan (2017) 6 0 1 3 10
PEMBAHASAN

MACAM-MACAM INTERVENSI

Macam bentuk intervensi untuk meningkatkan mobilitas pasien stroke dari 5 artikel ada bermacam-macam metode untuk meningkatkan
mobilitas pasien stroke, dari 5 artikel di bagi 2 pendekatan :

1. Meningkatkan rentang gerak atas


2. Meningkatkan rentang gerak bawah

Intervensi yang terdapat pada rentang gerak atas yaitu :

 Pita dan bola elastic yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan fungsi gerak atas pada pasien stroke iskemi fase subakut.
 Tes kekuatan otot (otot trisep, bisep, pergelangan tangan dan jari-jari tangan) yang berfungsi untuk meningkatkan rentang gerak atas.
 Latihan gerak aktif dengan cara mengenggam bola karet selama 1 bulan untuk melatih kekuatan otot ekstremitas gerak atas diukur
dengan handgrip dynamometer

Intervensi yang terdapat pada rentang gerak bawah yaitu :

 Menggunakan WGS (wisconsin gait scale) dengan memiliki 3 terapi Konvensional, Kinesiotaping dan Motor Relearning Programme
(MRP) yang berfungsi untuk meningkatkan pola jalan pada pasien stroke.
 Trunk impairment scale (TIS) dan untuk mengukur keseimbangan diukur dengan berg balance scale (BBS) dan timed up and go test
(TUG).
OUTCOME

Untuk mengukur peningkatan mobilitas dalam berbagai studi penelitian :

1. Untuk mengukur rentang gerak atas yaitu kekuatan otot motoric, kuisioner, handgrip dynamometer.
2. Untuk mengukur rentang gerak bawah yaitu WGS, TIS, BBS dan TUG.

SIMPULAN

Dalam jurnal penelitian kami rata-rata menggunakan quasi eksperimental, dengan jumlah sampek masih kecil dan tidak ada rendomisasi.

REKOMENDASI

Di dalam jurnal penelitian ini selanjutnya yang sederhana dilakukan atau diaplikasikan di rumah dengan mudah yaitu menggunakan ROM pasif
yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot yaitu otot bisep, trisep, pergelangan tangan dan jari tangan serta kemampuan mengenggam
yang dilakukan oleh pasien stroke dilakukan 5 menit 1x sehari dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut.
DAFTAR PUSTAKA

Sondang Irawan, Dimas.2013. metode konvensional, kinesiotaping, dan montor


relearning programme berbeda efektifitas dalam meningkatkan pola jalan pasien post stroke
di klinik ontoseno. Malang. http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-
report/article/view/1398

Anda mungkin juga menyukai