REVIEW STUDY
DISUSUN OLEH:
KETUT DIAN PADMASARI (16089014039)
Berdasarkan ilustrasi kasus maka dapat dirumuskan pertanyaan klinis : Jenis intervensi
exercise therapy seperti apa yang dapat meningkatkan mobilitas dan fungsi gerak pasien
stroke?
Adapun formulasi PICO yang dapat dijabarkan berdasarkan pertanyaan klinis di atas adalah:
C (comparisson) :-
Strategi pencarian data base menggunakan search enggine terpercaya yaitu Google Scholar
ScienceDirect dan PUBMED. Pada proses telusur menggunakan Google Scholar dimana
kriteria inklusi dalam telusuran literatur ini adalah publikasi dalam rentang 6 tahun terakhir,
free full text, artikel dalam bentuk review, dipublikasi dalam Bahasa Indonesia dan
dipublikasi daalam rentang 2013-2019. Kriteria eksklusi dalam pencarian ini apabila fulltext
tidak dapat diakses, gambaran bentuk intervensi tidak operasional, dan terdapat duplikasi.
Hasil telusur kata kunci :65 artikel
Tahap identifikasi
5 artikel
Critical app
D. Tabel Summary
E. Kritik Artikel
Tresnasari et al (2017) 6 0 1 3 10
Wowiling et al (2016) 6 0 1 3 10
Irawan (2017) 6 0 1 3 10
PEMBAHASAN
MACAM-MACAM INTERVENSI
Macam bentuk intervensi untuk meningkatkan mobilitas pasien stroke dari 5 artikel ada bermacam-macam metode untuk meningkatkan
mobilitas pasien stroke, dari 5 artikel di bagi 2 pendekatan :
Pita dan bola elastic yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan fungsi gerak atas pada pasien stroke iskemi fase subakut.
Tes kekuatan otot (otot trisep, bisep, pergelangan tangan dan jari-jari tangan) yang berfungsi untuk meningkatkan rentang gerak atas.
Latihan gerak aktif dengan cara mengenggam bola karet selama 1 bulan untuk melatih kekuatan otot ekstremitas gerak atas diukur
dengan handgrip dynamometer
Menggunakan WGS (wisconsin gait scale) dengan memiliki 3 terapi Konvensional, Kinesiotaping dan Motor Relearning Programme
(MRP) yang berfungsi untuk meningkatkan pola jalan pada pasien stroke.
Trunk impairment scale (TIS) dan untuk mengukur keseimbangan diukur dengan berg balance scale (BBS) dan timed up and go test
(TUG).
OUTCOME
1. Untuk mengukur rentang gerak atas yaitu kekuatan otot motoric, kuisioner, handgrip dynamometer.
2. Untuk mengukur rentang gerak bawah yaitu WGS, TIS, BBS dan TUG.
SIMPULAN
Dalam jurnal penelitian kami rata-rata menggunakan quasi eksperimental, dengan jumlah sampek masih kecil dan tidak ada rendomisasi.
REKOMENDASI
Di dalam jurnal penelitian ini selanjutnya yang sederhana dilakukan atau diaplikasikan di rumah dengan mudah yaitu menggunakan ROM pasif
yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot yaitu otot bisep, trisep, pergelangan tangan dan jari tangan serta kemampuan mengenggam
yang dilakukan oleh pasien stroke dilakukan 5 menit 1x sehari dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut.
DAFTAR PUSTAKA