PLEURA
Oleh :
1. Samsul Arifin
(201301127)
2. Hartini Tosafin
(201301129)
3. Ayu Fauziah
(201301135)
4. Lina Dwi A
(201301139)
5. Husnul Hatimah
(201301140)
6. Ari Dwi W
(201301142)
7. Intan Septya
(201301155)
8. Triani Ayu
(201301165)
A. Definisi
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi
tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara
normal ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak
tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzane).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga
pleura. (Price &Wilson,2006)
Efusi pleura dibagi menjadi dua yaitu :
1. Efusi pleura transudat
Merupakan ultrafiltrat plasma, yang menandakan bahwa membran pleura
tidak terkena penyakit. Akumulasi cairan disebabkan oleh factor sistemik yang
mempengaruhi produksi dan absorbs cairan pleura seperti (gagal jantung
kongestif, atelektasis, sirosis, sindrom nefrotik, dan dialysis peritoneum).
2. Efusi pleura eksudat
Ini terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang rusak dan
masuk kedalam, paru yang dilapisi pleura tersebut atau kedalaman paru
terdekat. Kriteria efusi pleura eksudat :
a. Rasio cairan pleura dengan protein serum lebih dari 0,5
b. Rasio cairan pleura dengan dehidrogenase laktat (LDH), lebih dari 0,6
c. LDH cairan pleura dua pertiga batas normal LDH serum
Penyebab efusi pleura eksudat seperti pneumonia, empema, penyakit
merastasis ( mis : kanker paru, payudara, lambung, atau ovarium), hemotorak,
infark paru, keganasan, rupture aneurisma aorta.I
Efusi pleura adalah suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh cairan
(terjadi penumpukan cairan dalam rongga pleura).
(Somantri, Irman.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan.Jakarta:Salemba Medika)
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang abnormal pada rongga pleura.
Efusi pleura bisa timbul dengan gejala sesak napas, nyeri dada, atau akiibat gejala
penyakit yang mendasari. Penyebab yang lebih sering diantaranya: gagal jantung
Tuberculosis
Pneumonitis
Abses paru
Perforasi esophagus
Abses subfrenik
Noninfeksi
- Karsinoma paru
- Karsinoma pleura : primer ,sekunder
- Karsinoma mediastinum
- Tumor ovarium
- Bendungan jantung : gagal jantung ,perikarditis konstriktiva
- Gagal hati
- Gagal ginjal
- Hipotiroidisme
- Kilotoraks
- Emboli paru
Tampilan Cairan Efusi Pleura
Jernih , keknngan (tanpa darah)
Tumor jinak
Tumor ganas
Seperti susu
Hemogarik
Tuberculosis
Pasca trauma
Empiema
Keganasan
Trauma
C. Manifestasi Klinis
1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karna pergesekan, setelah
cairan cukup banyak rasa sakit hilang.bila cairan banyak, penderita akan sesak
nafas
2. Adanya gejala penyakit penyebab seperti demam , menggigil, dan nyeri dada
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak
keringat, batuk, banyak riak
3. Deviasi trakea menjahui tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan
cairan pleural yang signifikan
4. Pemeriksaaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karna
cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam
pernafasan , fremitus melemah(raba dan vokal), pada perkusi di dapati daerah
pekak, dalam keaddaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung
( garis ellis damoiseu)
5. Di dapati segitiga garlan yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani di bagian
atas garis ellis damoiseu. Segitiga grocco-rochfusz , yaitu daerah pekak karna
cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultsi daerah ini di dapati
fesikular melemah dengan ronki
6. Pada permulaan dan ahir penyakit terdengar krepitasi pleura.
Deviasi trakea
Pergerakan dada berkurang
Perkusi pekak
Bunyi napas berkurang/tidak ada
Fremitus/resonansi vocal berkurang
Gejala:
Sesak napas
Nyeri dada
Pleuritik
E. Patofosiologis
Peradangan pleura
Gagal
Gagal jantung
jantung kiri
kiri
Obstruksi
Obstruksi vena
vena cava
cava
superior
superior
Asites
Asites pada
pada sirosis
sirosis hati
hati
dialysis
dialysis peritoneal
peritoneal
obstruksi
obstruksi fraktus
fraktus
Penumpukan
Penumpukan cairan
cairan pada
pada rongga
rongga
Peningkatan
tekanan
Peningkatan
tekanan
intra
intra pleura
pleura
urinarius
urinarius
Ekspansi nektrotik
paru
Terdapat
Terdapat jaringan
jaringan nektrotik pd
pd
terganggu
septa
septa
2
Kongesti
Ketidakcukupan
O
Kongesti pada
pada pembuluh
pembuluh
Ketidakcukupan
O2,,
limfe
Metabolisme
limfe
Metabolisme
Rearbsorbsi cairan
Sesak nafas
terganggu
Ketidak efektifan
pola nafas
Sering terbangun
saat tidur
Gangguan pola
istirahat tidur
Permeable
Permeable membrane
membrane kapiler
kapiler
meningkat
meningkat
Cairan
Cairan protein
protein dari
dari
getah
bening
masuk
getah bening masuk
ke
ke organ
organ pleura
pleura
kapiler
kapiler sistemik/
sistemik/
pulmonal
pulmonal
Penekanan
Penekanan pada
pada
Penurunan
Penurunan tekanan
tekanan
abdomen
abdomen
koloidosmatik
koloidosmatik &
&
pleura
pleura
Anoreksia
Penurunan
tekanan
Penurunan
tekanan
Gg.
kapiler
Gg. Tekanan
Tekanan
kapiler
intra
pleura
intra
pleura
hidrostatik
hidrostatik dan
dan koloid
koloid
osmotik
intrapleura
Ketidak
osmotikseimbangan
intrapleura
Ketidak
seimbangan
nutrisi
nutrisi kurang
kurang dari
dari
kebutuhan
kebutuhan tubuh
tubuh
transudat
Insufisiensi
oksigenasi
Gangguan
metabolisme O22
Konsentrasi
protein
Drainase
//
Konsentrasi
protein
Drainase // pungsi
pungsi
cairan
thorakosintesis
cairan pleura
pleura
thorakosintesis
meningkat
meningkat
Resiko
Resiko tinggi
tinggi thd
thd
tindakan
drainase
tindakan
drainase
dada
Eksudat dada
Eksudat
Nyeri
Nyeri :: terhadap
terhadap
tindakan
tindakan drainase
drainase
Resiko infeksi
Suplai
Suplai oksigen
oksigen
menurun
menurun
Energy berkurang
Sesak
Sesak kesulitan
kesulitan mendapat
mendapat
Intoleransi aktivitas
Deficit perawatan
diri
Peningkatan
Peningkatan
metabolisme
metabolisme anaerob
anaerob
2
O
O2
Peningkatan
Peningkatan produksi
produksi
asam
laktat
asam laktat
Ansietas
F. Penatalaksanaan
Langkah pertama yang dilakukan apabila timbul efusi pleura masif adalah melakukan
aspirasi cairan pleura (torakosinteisis).
1. Aspirasi cairan pleura (torakosinteisis)
2. Pleurodesis
Banyak penderita yang memerlukan penatalaksanaan invasife untuk menghilangkan
gejala efusi pleura.Penatalaksanaan tersebut diantaranya yakni:
a. Torakosentesis
Pasien dengan efusi masif harus selalu dilakukan pengeluaran cairan karena
cairan pleura akan menekan organ intratoraks.Tindakan tersebut dilakukan pada
sela iga ke-enam atau ke-tujuh pada garis midaksilaris atau aksilaris
posterior.Chest tube (kateter) dimasukan dengan teknik tertentu kedalam rongga
dalam rongga pleura yang dihubungkan dengan sistem water sealed drainage
(WSD)
dan
negative
continuous
suction
dengan
tekanan
15
20
paru, hematotoraks,
Adalah tindakan dengan membuang pleura parietal yang menutupi deerah iga dan
mediastinium,pleuroktomi dengan VATS lebih aman walaupun belum banyak
digunakan.
Prosedur Torakosentesis
Prosedur aspirasi cairan atau udara dari dalam kavum pleura.Tindakan ini dapat
merupakan tindakan diagnostic ataupun terapeutik.
Alat dan bahan
tempatnya
Kasa
Plester
Obat anastesi local (lidokain) 2
ampul
Spuit 5 cc
Spuit 20 cc
Prosedur
Rasional
Meningkatkan
dilaksanakan
kerja
sama
Cuci tangan
Memastikan
(foto
dan
sinar-x),cek
lokasi
pemasangan,
informed
diperlukan
concent.
memeluk
lutut,
posisi
Memperluas
daerah
pemajanan
untuk
tindakan
dengan bantal.
Tentukan area penusukan melalui
USG
Persiapkan
obat-obatan
yang
tempat
penusukan
dengan
mempersempit
penusukan
terdapat
cairan/
daerah
focus
udara
Pasang
stopcock
20cc
treeway
dengan
sebagian
besar.
jarum
dan
di
dada
dengan
disambung
dengan
spuit
tidak diinginkan
paru.
I.
II.
Komplikasi
Fibrotoraks
Efusi pleura yang tak ditangani dengan drainase yang baik akan terjadi perlekatan
fibrosa antara pleura parietalis dan viseralis. Keadaan ini dikenal dengan nama
fibrotoraks.jika fibrotoraks meluas, dapat menimbulkan hambatan mekanis yang
berat pada jaringan-jaringan yang terdapat dibawahnya. Pembedahan pengupasan
((dekortikasi), kadang kadang perlu dilakukan guna memisahkan membranmembran pleura tersebut
III. Atelektasis
Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna dan menyiratkan
artinya bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak mengandung udara
dan kolaps.
Atelektasis timbul karena alveoli kurang jadi berkembang atau tidak berkembang
IV. Fibrosis Paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan.Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan
sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan
atau nekrosis
V. Paru kolaps
keluarganya
yang
lain,
terkecuali
penularan
infeksi
Palpasi
untuk efusi pleura yang jumlah cairannya >300 cc.Disamping itu, pada palpasi
juga ditemukan pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit.
Perkusi
Suara perkusi redup hingga pekak tergantung dari jumlah cairannya.
Auskultasi
Suara napas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit. Pada
posisi duduk, cairan semakin keatas semakin tipis.
2. B2 (Blood)
Inspeksi
Perlu diperhatikan letak ictus cordis normal yang berada pada ICS5
pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. pemeriksaan ini bertujuan
untuk megetahui ada tidaknya pergeseran jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
1.Warna
Transudat
1. Kuning pucat , jernih
2. Bekuan
3. Berat jenis
4. leukosit
5. Eritrosit
6. Hitung Jenis
2.
3.<1018
4. <1000/uL
5.
Sedikit
7. protein Total
8. LDH
9Glukosa
10. Fibrinogen
11. Amilase
12. Bakteri
mesotel)
7. <50% serum
8. <60% serum
9. =plasma
10. 0,3-4 %
11. 12. -
6.
MN
(limfosit
Eksudat
1.
Jernih
,keruh,purulen,
hemoragik
2. -/+
3. > 1018
4. bervariasi ,> 1000/ uL
5.biasanya banyak
/ 6. terutama polimorfonuklear
(PMN)
7. > 50 % serum
8. > 60% serum
9. =/< Plama
10. 4-6 % atau lebih
11. >50% serum
12. -/+
Biopsy pleura
Pemeriksaan histologis satu atau beberapa contoh jaringan pleura dapat
menunjukkan 50-75% diagnosis kasus pleuritis tuberculosis dan tumor pleura.
Bila hasil biopsy pertama tidak memuaskan dapat dilakukan biopsy ulangan .
komplikasi biopsy adalah pneumotorak , hemotorak , penyebaran infeksi atau
tumor pada dinding dada.
Pendekatan pada efusi yang tidak terdiagnosis
Pemeriksaan penunjang lainnya :
Bronkoskopi : pada kasus kasus neoplasma , korpus alienum , abses paru
Scanning isotop : pada kasus kasus dengan emboli paru
D. Intervensi
.1 Dx: Ketidakefektifan Pola Nafas yang berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga
pleura
Tujuan
Kriteria hasil :
-
Rencana tindakan :
a. Identifikasi faktor penyebab.
Rasional : Dengan mengidentifikasikan penyebab, kita dapat menentukan jenis
effusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat.
b. Observasi kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap
perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
- Konsumsi lebih
Kriteria hasil :
- Terpenuhinya
aktivitas
secara
optimal,
pasien
kelihatan
segar
dan
Kriteria hasil :
-
Rencana tindakan :
klien
untuk
batuk
dan
mengeluarkan
sputum
dengan
Kriteria hasil :
-
Pasien tidak sesak nafas, pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa mengalami
gangguan, pasien dapat tertidur dengan mudah dalam waktu 30-40 menit dan
pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam per hari.
Rencana tindakan :
a. Beri posisi senyaman mungkin bagi pasien.
Rasonal : Posisi semi fowler atau posisi yang nyaman akan memperlancar
peredaran O2 dan CO2.
b. Tentukan kebiasaan motivasi sebelum tidur malam sesuai dengan kebiasaan
Kriteria hasil :
-
tampak rileks
Rencana tindakan :
a. Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri, misalnya terus
menerus, sakit, menusuk, terbakar. Buat rentang intensitas pada skala 0-10
Rasional : membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena efek dari tindakan
drainase. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam mengkaji tingkat
nyeri dan memberikan alat untuk evaluasi keefektifan analgesic, meningkatkan
kontrol nyeri.
b. Kaji pernyataan verbal dan nonverbal pada pasien.
Rasional : ketidaksesuaian antara petunjuk verbal atau non-verbal dapat
memberikan petunjuk derajat nyeri, kebutuhan atau keefektifan intervensi.
c. Berikan tindakan kenyamanan, misalnya sering ubah posisi, gpijatan
punggung, sokongan bantal, dorong penggunaan teknik relaksasi misalnya
visualisasi, bimbingan imajinasi, dan aktivitas hiburan yang tepat
Rasional: meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian. Menghilangkan
ketidaknyaman dan meningkatkan efek terapeutik analgesic.
d. Kolaborasi dengan tim medis : berikan analgesic rutin sesuai indikasi,
khususnya 45-60 menit sebelum tindakan nafas dalam atau latihan batuk.
Bantu dengan PCA atau analgesic melalui kateter epidural
Rasional: mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari puncak
periodi nyeri, alat dalam penyembuhan otot, memperbaiki fungsi pernapasan, dan
kenyamanan atau koping emosi
DAFTAR PUSTAKA