PENDAHULUAN
kanker yang paling sering terjadi pada wanita, yang memberikan dampak pada
lebih dari 1,5 juta wanita setiap tahunnya. Data dari National Cancer Institute
(NCI) terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi di
tahun 2018, dimana 627 ribu kematian disebabkan oleh kanker payudara (NCI,
2019).
yang metastasis, terdeteksi secara klinis atau radiologis dilokasi yang lebih dalam
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobusnya (Kemenkes RI, 2015).
berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka
kejadian kanker payudara di Indonesia adalah sebesar 42,1 per 100.000 penduduk
atau kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000
penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk di tahun 2018.
Prevalensi kanker tertinggi adalah di provindi DI Yogyakarta yaitu 4,86 per 1000
penduduk, peringkat ke dua yaitu Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan
1
Terapi kanker dilakukan dengan tiga cara utama yaitu operasi, radiasi dan
operasi dan radiasi merupakan terapi yang hanya bersifat lokal. Kebanyakan
pasien memiliki penyakit yang telah menyebar saat diagnosis sehingga terapi
lokal sering gagal dalam mengeliminasi kanker secara keseluruhan. Pada sisi lain,
setiap pasien tergantung stadium kanker payudara yang diderita pasien. Perbedaan
tersebut terletak pada regimen kemoterapi yang diberikan, yang meliputi jenis dan
dosis obat sitotoksik yang diberikan, interval waktu pemberian obat sitotoksik,
serta jumlah siklus kemoterapi yang dijalani oleh pasien sehingga terjadi
perbedaan pada lamanya perawatan pasien dan besarnya biaya yang ditanggung
setiap pasien kanker payudara (Lidgren, 2007). Efek samping dan toksisitas akibat
dapat meningkatkan hasil terapi pada pasien kanker, seperti tingkat kelangsungan
hidup dan kondisi bebas penyakit, pasien tetap berlanjut merasakan dampak besar
dari kanker dan pengobatannya pada beberapa kondisi fisik dan psikososial
pengobatan pasien kanker di rumah sakit, sedangkan biaya obat lain dan
2
pemeriksaan mempunyai porsi 25% dan 16% dari biaya pengobatan total
pelayanan kesehatan sekarang ini, apoteker dan penyedia layanan kesehatan lain
dan konsekuensi atas berbagai intervensi alternative. CEA adalah bentuk analisis
(keluaran). Input adalah sumber daya konsumsi atau biaya, sedangkan output
adalah konsekuensi pelayanan atau hasil kesehatan. Input dalam CEA dinilai
dalam unit moneter, sedangkan output dinilai dalam unit nonmoneter (Afdhal,
pilihan keputusan dengan cara menghitung rasio perbedaan pada biaya dan
dalam Arnold, 2010). Hasil CEA dituliskan sebagai rasio yaitu Average Cost
Cost Effectiveness Ratio (ICER) yaitu rasio perbedaan antara biaya dari dua
daerah Sumatera Barat dan sekitarnya. Sebagai rumah sakit pemerintah sekaligus
kesehatan dari segala aspek lapisan masyarakat. Di rumah sakit ini, pelayanan
3
dalam penanganan kanker sudah cukup lengkap yaitu dengan adanya bangsal
kemoterapi, meliputi pelayanan rawat inap dan rawat jalan, serta unit radioterapi
(Anonim, 2019).
outcome pengobatan yang baik, perlu dilakukan analisis yang mengkaitkan antara
yang penting adalah pemilihan obat yang cost effective, artinya biaya pengobatan
lebih terjangkau oleh masyarakat dan efektif untuk mendapatkan hasil klinik yang
Padang?
4
3. Berapa nilai Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) dari beberapa
5
2. Bagi Pasien Kanker Payudara
lainnya.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
dengan tumor ganas pada sel di payudara. Tumor ganas adalah sekelompok sel-sel
(metastasis) menuju area yang lebih dalam. Penyakit ini kebanyakan menyerang
Penyakit yang terbatas pada lesi payudara yang terlokalisir sebagai awal penyakit
yang dapat disembuhkan, bila lesi lebih dalam pada jaringan payudara dan masuk
Payudara wanita dewasa terletak di antara tulang rusuk kedua dan keenam
dan antara tepi sternal dan linea midaxillaris. Payudara terdiri dari kulit, jaringan
epitel dan stroma. Elemen epitel membentuk 10% sampai 15% dari massa
payudara, dan sisanya adalah stroma. Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20
lobus dari kelenjar yang didukung oleh jaringan ikat fibrosa. Ruang antara lobus
diisi dengan jaringan adiposa, dan jumlah jaringan adiposa berpengaruh dalam
payudara dan arteri torakalis lateral (DeVita et al., 2008). Kanker payudara bias
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
7
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (DeVita et al.,
2008). Adanya benjolan tanpa rasa sakit pada payudara, kemerahan pada
payudara, terjadi edema dan nyeri pada payudara merupakan tanda awal dari
Beberapa agen berperan sebagai inisiator, agen ini disebut karsinogen yang
bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau sinar matahari. Selanjutnya agen
dan hanya menyebabkan kanker jika kontak terjadi terus-menerus pada sel yang
telah diinisiasi oleh agen lain. Dari pandangan klinik, kanker muncul akibat
paparan jangka lama oleh suatu agen (DeVita et al., 2008; Tobias & Hochhauser,
2010).
bukan abnormalitas yang mencolok. Oleh karena itu, LCIS sulit di diagnosis
8
b) Ductal carcinoma in situ (DCIS)
LCIS dengan rasio sekitar 6 hingga 3:1. Terdapat lima perbedaan pola histologi
dari DCIS yaitu: comedo, cribriform, micropapillary, papillary, dan solid (Dipiro
et al., 2009). Pada awalnya kanker muncul sebagai proliferasi atipikal dari
epithel ductal yang akhirnya mengisi dan menyumbat pembuluh dengan sel
neoplastik. DCIS terlokalisasi tak dapat dirasakan dengan rabaan namun lebih
a) Ductal carcinoma
Tipe ini terdapat pada 75% kanker payudara. Sel-sel ganas berasosiasi
vaskular, untuk mendapatkan akses menuju noda regional (aksila dan internal
mammae) dan sirkulasi sistemik. Tingkatan histologis tumor dinilai dari tiga fitur
perilaku tumor (Cassidy et al., 2002). Tipe ini sering kali mengalami metastasis
9
b) Lobular carcinoma
Presentasi yang spesifik dari tipe ini adalah adanya penebalan di payudara,
berbeda dengan adanya gumpalan yang menonjol pada ductal carcinoma. Tipe
2.1.3.1 Umur
umur. Menurut American Cancer Society (2012), 1 dari 8 kanker payudara non
invasif ditemukan pada wanita yang berumur kurang dari 45 tahun, sementara
sekitar 2 dari 3 kanker payudara invasif ditemukan pada wanita dengan umur
payudara lebih banyak terjadi pada usia yang lebih muda (McPherson et al.,
2000).
dapat terkena kanker payudara namun penyakit ini 100 kali lebih sering terjadi
10
2.1.3.3 Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga pada kanker payudara memiliki resiko lebih besar pada
dari risiko tersebut berhubungan dengan pola tertentu pada riwayat keluarga, yaitu
b) Risiko lebih tinggi berhubungan dengan kanker payudara yang muncul pada
usia kurang dari 45 tahun pada satu atau lebih garis keturunan pertama.
c) Memiliki lebih dari satu garis keturunan pertama yang menderita kanker
e) Keluarga dari sisi maternal maupun paternal memiliki risiko yang hampir
sama.
Diet dan berat badan merupakan beberapa faktor gaya hidup yang
kanker payudara dengan dietary fat intake, namun korelasi ini tidak kuat. Obesitas
berhubungan dengan kenaikan dua kali lipat risiko kanker payudara pada wanita
11
2.1.3.5 Periode Menstruasi
Menstruasi pada usia dini yaitu menstruasi yang dimulai pada umur
yang lebih besar dibanding menstruasi yang dimulai pada umur 16 tahun atau
dengan kanker pada salah satu sisi payudara memiliki peningkatan risiko 3 hingga
4 kali untuk kembali menderita kanker pada sisi lain dari payudaranya.
dengan mengamati simetri, inversi puting, perubahan kulit dan kontur payudara
(Barber et al., 2008). Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat gejala fisik
yang terlihat pada pasien seperti benjolan di payudara, kecepatan tumbuh dengan
atau tanpa rasa sakit, Nipple discharge, retraksi putting susu dan krusta, kelainan
kulit, dimpling, Peau d’orange, ulserasi, venektasi. Benjolan di ketiak dan edema
lengan serta keluhan tambahan seperti nyeri tulang (vertevra, femur) dan sesak
12
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk menilai status lokalis dan
Inspeksi dilakukan dengan pasien duduk, pakaian atas dan bra dilepas dan posisi
lengan di samping, di atas kepala dan bertolak pinggang. Inspeksi pada kedua
lengan ipsilateral di atas kepala dan punggung diganjal bantal. kedua payudara
dipalpasi secara sistematis, dan menyeluruh baik secara sirkular ataupun radial.
Palpasi aksila dilakukan dilakukan dalam posisi pasien duduk dengan lengan
pemeriksa menopang lengan pasien. Palpasi juga dilakukan pada infra dan
menengah kanker payudara dan dimulai sejak awal umur 20an tahun.
setiap 3 tahun sekali. Wanita dengan umur di atas 40 tahun seharusnya melakukan
pemeriksaan ini setiap tahun dan lebih ideal bila dilakukan sebelum mamografi
pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan
metastasis.
13
2.1.4.3 Teknik Imaging
a) Mamografi
payudara dan untuk mengurangi gerakan dan tumpang tindih bayangan. Ketebalan
yang seragam dari jaringan meningkatkan kualitas gambar dan kontras. Radiasi
menyakitkan, dan sebagian besar merasa tidak nyaman (Cassidy et al., 2002).
dan mikrokalsifikasi. Payudara relatif lebih padat pada wanita yang lebih muda
maka mamografi biasanya tidak dilakukan pada wanita yang berusia di bawah 35
mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama
masa menstruasi, karena pada masa ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada
wanita pada saat di kompresi dan akan memberikan hasil yang optimal
b) Ultrasonografi (USG)
frekuensi tinggi yang dilewatkan pada payudara, refleksi terdeteksi dan diubah
menjadi gambar. USG payudara aman, tanpa rasa sakit, dan cocok untuk
digunakan di segala usia. Pada pasien kanker, teknik ini berguna untuk memandu
14
biopsi inti dan menilai ukuran, multifokalitas, dan adanya metastasis kelenjar
2.1.4.4 Biopsi
Jika pasien memiliki gambaran mamogram mencurigakan, dokter akan
menjalani biopsi. Ada empat cara unutk mendapatkan biopsi yang dilakukan
bekas luka.
sampel jaringan yang lebih besar dari area yang terlihat mencurigakan. Untuk
melakukan metode ini, ahli bedah harus membuat sayatan kecil. Hal tersebut
akan meninggalkan bekas luka kecil yang nyaris tak terlihat setelah beberapa
minggu.
mengambil sebagian atau seluruh tumor, baik dengan bius lokal atau bius
umum.
15
2.1.4.5 MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN
Walaupun dalam beberapa hal MRI lebih baik daripada mamografi, namun
secara umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining karena biaya mahal
dan memerlukan waktu pemeriksaan yang lama. Akan tetapi MRI dapat
dipertimbangkan pada wanita muda dengan payudara yang padat atau pada
jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya. IHK merupakan
(PR).
b) HER2
c) Ki-67
core biopsy dan eksisi), dan dapat juga dari hapusan sitologi atau cell block.
16
Buffer Formalin (NBF) 10%.Hasil dinyatakan positif apabila > 1% inti sel
HER2 harus dilakukan pada blok paraffin dari jaringan yang difiksasi dengan
NBF 10% dan tidak dapat dilakukan dari hapusan sitologi. Hasil dinyatakan
adalah sistem TNM dari American Joint Committe on Cancer (AJCC). Klasifikasi
dan seberapa jauh penyebarannya pada payudara dan sekitarnya). Huruf N berarti
penyebaran pada nodul limfa (sekumpulan sel sistem imun yang membantu
17
N0 Kanker belum menyebar ke limfa nodi regional
Kanker telah menyebar ke 1 sampai 3 limfa
N1
nodi aksilar di bawah lengan
Kanker telah menyebar ke 4 sampai 9 limfa
N2
nodi di bawah lengan
Kanker telah menyebar ke 10 atau lebih limfa
N3 nodi di bawah lengan atau juga meliputi limfa
nodi di daerah lain sekitar payudara
Metastasis (M)
MX Metastasis jauh tidak bisa diperkirakan
M0 Tidak ada penyebaran jauh
M1 Ada metastasis jauh
Sumber : (The American Cancer Society, 2012)
pemeriksaan fisik untuk melihat ukuran tumor dan status limfa nodi regional
18
Mamografi dan USG bisa digunakan untuk memperkirakan
pemeriksaan klinik. Pada saat diagnosis, USG secara luas digunakan untuk
wanita dengan kanker payudara stadium awal. Namun beberapa tes tetap
perlu dilakukan seperti tes darah, urea, elektrolit, tes fungsi hati, kalsium
dan Xray dada. Hal ini dilakukan untuk lebih memastikan keadaan pasien.
Untuk pasien dengan risiko metastasis lebih tinggi seperti pasien dengan
2012).
19
conserving surgery diikuti radioterapi dengan mastektomi menunjukkan
tidak selalu cocok untuk wanita dengan penyakit multifokal dan tumor
a) Mastektomi
Mastektomi pada kanker payudara ada beberapa jenis (Kemenkes RI,
2015) , yaitu:
dilakukan pada Kanker payudara stadium I, II, IIIA dan IIIB. Bila
getah bening aksilaris level I, II, III secara en bloc. Jenis tindakan ini
merupakan tindakan operasi yang pertama kali dikenal oleh Halsted untuk
operasi operasi yang lebih minimal. Pembedahan ini dilakukan pada kasus
Kanker payudara stadium IIIb yang masih operable dan tumor dengan
20
3) Mastektomi dengan teknik onkoplasti
Rekonstruksi bedah dapat dipertimbangkan pada institusi yang
mampu ataupun ahli bedah yang kompeten dalam hal rekonstruksi payudara
dengan menggunakan jaringan autolog seperti latissimus dorsi (LD) flap atau
4) Mastektomi Simpel
Mastektomi simpel adalah pengangkatan seluruh payudara beserta
tanpa diseksi kelenjar getah bening aksila, mastektomi ini digunakan untuk
kuadrantektomi disertai diseksi kelenjar getah bening aksila level 1 dan level
21
2. Tujuan utama dari BCT adalah eradikasi tumor secara onkologis dengan
rekurensi lokal pada BCT lebih tinggi dibandingkan mastektomi tanpa ada
pada pasien kanker payudara usia muda. Secara umum, BCT merupakan
pilihan pembedahan yang aman pada pasien kanker payudara stadium awal
lebih baik untuk kasus Kanker payudara stadium I dan II serta Kanker
umum atau Spesiali Konsultan Bedah Onkologi, dengan ketentuan tak ada
22
2) Terapi radiasi
payudara, dinding dada, atau limfa nodi setelah pembedahan (NCCN, 2012).
operasi payudara dari sekitar 30% sampai kurang dari 10% pada 10 tahun
yang dapat diberikan secara intravena atau peroral. Obat tersebut mengikuti
aliran darah untuk mencapai sel kanker pada semua bagian tubuh. Kemoterapi
Efek samping umum dari kemoterapi antara lain kelesuan, mual dan
Pasien kanker payudara yang bebas penyakit setelah pengobatan lokal dan
berukuran kecil dan noda negatif, risiko semakin meningkat dengan ukuran
karsinoma primer dan jumlah noda metastasis aksila (Cassidy et al., 2002).
23
Kemoterapi umumnya digunakan dalam pengaturan ajuvan setelah
pengobatan awal pada kanker payudara dengan ukuran besar atau stadium
Cyclophosphamide.
Cyclophosphamide.
FU).
Cyclophosphamide.
24
memberikan beberapa pertimbangan penentuan regimen kemoterapi yang akan
CMF
Cyclophospamide100 mg/m2, hari 1 s/d 14 (oral)(dapat diganti injeksi
CEF
Cyclophospamide 500 mg/m2, hari 1
2) Terapi hormonal
25
Manfaat dari terapi ini berkurang jika ER (estrogen receptor) diketahui negatif
mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara sekitar 25% dan efektif
positif. Efek samping dari tamoxifen antara lain tromboemboli vena, hot
positif. Terapi hormonal diberikan pada stadium I sampai IV. Pada kasus
adalah hormonal bukan kemoterapi. Kemoterapi tidak lebih baik dari terapi
dan Her2-. Lama pemberian ajuvan hormonal selama 5-10 tahun (Kemenkes
RI, 2015).
26
Terapi Target pada terapi hormon adalah (Kemenkes RI, 2015):
Pemberian terapi anti target hanya diberikan di rumah sakit tipe A/B
Her2 positif.
yang stadium dini dan yang mempunyai prognosis baik (selama satu tahun:
tiap 3 minggu).
2015):
Kemoterapi yang diberikan dapat berupa obat tunggal atau berupa gabungan
payudara. HER2 telah lama dikenal sebagai penanda prognosis yang buruk
27
dan mengurangi kekambuhan bila diberikan dalam pengaturan ajuvan
2.2 Farmakoekonomi
dan perbandingan biaya, risiko, dan keuntungan dari program, pelayanan atau
28
farmakoekonomi adalah perhitungan biaya dan hasil keluaran (outcome) yang
2005).
1) Perspektif Pasien
Biaya dari perspektif ini adalah segala biaya yang harus dibayar
oleh pasien untuk suatu produk atau pelayanan. Akibat dari perspektif ini,
seluruh efek klinik baik positif dan negatif dari suatu program atau alternatif
2) Perspektif Provider
Biaya dari perspektif ini adalah pengeluaran yang sebenarnya
atau klinik. Dari perspektif ini, biaya langsung seperti obat, biaya rawat inap,
tes laboratorium, biaya jasa petugas kesehatan dapat diidentifikasi, dinilai dan
dibandingkan.
3) Perspektif Payer
Perusahaan asuransi atau pemerintah termasuk dalam payer. Biaya
paling penting dalam perspektif ini adalah biaya langsung, tetapi biaya tidak
29
4) Perspektif Masyarakat
Perspektif ini merupakan perspektif yang paling luas karena
Secara teoritis, seluruh biaya langsung dan tidak langsung termasuk dalam
morbiditas dan mortalitas serta seluruh biaya dari pemberian dan penerimaan
(Walley et al., 2004). Terdapat beberapa tipe biaya dalam cost analysis yaitu:
atau mengobati penyakit. Contoh dari biaya ini adalah biaya untuk obat, alat
dan bahan medis, tes diagnosis dan laboratorium, biaya rawat inap serta
dari biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan pasien untuk transportasi ke
30
3) Biaya Tak Langsung (indirect cost)
tidak hanya meliputi diri pasien tetapi juga masyarakat dan keluarga pasien
4) Intangible Costs
penyakit (Dipiro et al., 2009). Contoh dari biaya ini yaitu: nyeri, kecemasan
atau tekanan lain yang pasien atau keluarga derita akibat adanya penyakit.
Jenis biaya ini cukup sulit jika dilihat dalam bentuk mata uang namun dapat
1) Cost-of-Illness (CoI)
Evaluasi ini mengidentifikasi dan memperkirakan keseluruhan
biaya dari suatu penyakit pada populasi tertentu, dan dianggap sebagai
31
2) Cost-Minimization Analysis (CMA)
yang memilih biaya terendah dari dua atau lebih alternatif terapi dengan
yang dihasilkan sama atau mirip. Jika terbukti outcome tersebut ekiuvalen,
biaya diidentifikasi, diukur, dan dibandingkan dalam nilai mata uang yang
dengan paten, outcome klinik (efek samping dan efikasi sama), yang
berbeda adalah onset dan durasinya. Maka pemilihan obat difokuskan pada
contoh: nilai uang yang diperoleh dari kembali bekerja, baik biaya maupun
hasil keluaran (outcome) dinilai dalam uang. Keunggulan dari tipe analisis
ini adalah dapat membuat perbandingan antara area yang sangat berbeda,
32
4) Cost-Effectiveness Analysis (CEA)
dan dinilai dalam unit natural (contoh: berapa tahun umur dapat
diselamatkan) dan biaya dinilai dalam bentuk uang. CEA digunakan untuk
kualitatif hampir sama. Tipe analisis ini paling sering digunakan pada
analisis ekonomi dalam literatur, dan terutama dalam terapi dengan obat
(Gattani et al., 2009). Hasil CEA dituliskan sebagai rasio yaitu average
menghasilkan rasio harga dalam mata uang per outcome yang diperoleh
(Sanchez, 2005).
33
1. Kolom Dominan
dengan biaya sama (Kolom H), efektivitas sama dengan biaya yang lebih
tinggi (Kolom F) dan efektivitas lebih tinggi dengan biaya yang lebih
rendah (Kolom G), yang pasti terpilih sehingga tidak perlu dilakukan
CEA.
2. Kolom Didominasi
(Kolom B), efektivitas sama dengan biaya yang lebih tinggi (Kolom F)
atau efektivitas lebih rendah dengan biaya lebih tinggi (Kolom C), tidak
3. Posisi Seimbang
penggunaannya lebih mungkin untuk ditaati oleh pasien atau efek samping
4. Kolom A dan I
dengan biaya yang lebih rendah pula (Kolom A) atau menawarkan efektivitas
34
yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih tinggi (Kolom I), untuk menentukan
alternatif terapi dan HRQOL atau Health Related Quality of Life. CUA mampu
membandingkan biaya, kualitas dan kuantitas. Biaya dinilai dalam mata uang
dan hasil terapi dinilai dalam utility yang diterima pasien bukan unit fisik.
yang diperoleh (Dipiro et al., 2009). QALY merupakan alat ukur status
kemoterapi), akan tetapi instrumen yang handal dan sensitif masih dibutuhkan
Padang, juga disingkat RSMDJ) adalah sebuah rumah sakit pemerintah yang
RSUP Dr. M. Djamil Padang didirikan pada tahun 1953. Rumah sakit
ini merupakan rumah sakit pemerintah yang merupakan rumah sakit rujukan
untuk wilayah Sumatra Bagian Tengah. Selain sebagai rumah sakit pemerintah,
RSMDJ juga berperan sebagai rumah sakit pendidikan, salah satunya Fakultas
35
Nama rumah sakit ini diambil dari nama dr. Mohammad Djamil, salah
Sumatra Tengah.
Kutilang ini merupakan jalan pendek yang berada dalam komplek rumah
berdiri, rumah sakit ini pertama kali bernama RSU Megawati dengan
kapasitas 100 tempat tidur. Kemudian berganti nama menjadi RSUP Padang.
36
Saat ini dengan Peraturan Pemerintah RI No. 23 tahun 2005 tanggal
RI tahun 2005 Nomor 48), RSUP Dr. M. Djamil kembali menjadi Unit
Pada tahun 2016, RSUP Dr. M. Djamil Padang telah meraih akreditasi
37
BAB III. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Juni 2019 hingga
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kanker
3.3.2 Sampel
Sampel adalah kelompok yang mewakili populasi serta berperan
sebagai responden, sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini
dimasukkan ke dalam rumus Slovin:
N
𝑛=
1+Ne2
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah seluruh anggota populasi
e = Toleransi terjadinya galat; taraf signifikan; yaitu 10%
38
Berdasarkan data surve awal terdapat 177 pasien kanker payudara
di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2018, berdasarkan rumus
Slovin maka jumlah sampel yang akan digunakan sebagai berikut:
177
𝑛=
1+177×10%2
n = 63,89 ˷ 64
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, jumlah sampel yang akan
sampel.
kemoterapi, pasien dewasa dengan umur diatas 18 tahun (Kemenkes RI) saat
penelitian dilakukan.
memiliki penyakit kronis lain, data pasien yang tidak lengkap, hilang dan
farmakoekonomi dengan cara menghitung rasio antara total biaya (Cost) yang
39
subyektif kualitas hidup pasien berkaitan dengan alternatif pengobatan kanker
C. Karakteristik pasien
a. Umur
Umur adalah jumlah tahun sejak lahir hingga ulang tahun terakhir.
40
Kategori usia menurut Depkes RI (2009) dapat dilihat di tabel 3.1
Kategori Usia
b. Tingkat Pendidikan
c. Pekerjaan
D. Efektivitas Terapi
a. Membaik
41
kanker yang mengecil, tidak terjadinya metastasis sel kanker yang lebih
b. Menetap
c. Memburuk
dari sebelumnya, dimana sel kanker sudah metastasis jauh dari jaringan
d. Meninggal
kemoterapi.
42
indikasi yang sama tetapi memiliki efektivitas yang setara. Semakin kecil
nilai Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) suatu obat, maka semakin
cost effective obat tersebut. Nilai ACER merupakan unit cost atau biaya
Kemoterapi.
laboratorium.
dibagi outcome klinis untuk memberikan gambaran rasio biaya dalam unit
mata uang per outcome klinis spesifik yang didapatkan. Alternatif terapi
43
yang paling Cost-Effective adalah alternative terapi dengan nilai ACER
paling rendah.
sebagai berikut:
Biaya A − Biaya B
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
Efektifitas A − Efektifitas B
terhadap hasil penelitian untuk memilih secara lebih tepat berbagai asumsi,
44
dilakukan agar efektivitas yang dilakukan lebih bermakna. Cara
dan ICER. Hasil akhir dari nilai ACER dan ICER digunakan sebagai dasar
45
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
46
Hasil analisis kategori umur pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP Dr. M Djamil Padang yang paling banyak adalah pada
kategori lansia awal yaitu umur 46 sampai 55 tahun sebanyak 23 pasien atau
35,9%. Pendidikan terakhir pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di
RSUP Dr. M Djamil Padang paling banyak adalah pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan sederajat yaitu sebanyak 29 pasien atau 45,3 %, sedangkan untuk
pekerjaan paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 51
pasien dari total 64 pasien (79,7%).
Untuk jenis kemoterapi yang paling banyak dilakukan adalah jenis
kemoterapi kombinasi dengan regimen kemoterapi 5-Fluorouracil, Adriamycin,
Cyclophosphamide (FAC) yaitu sebanyak 42 pasien atau 65,6%, untuk stadium
kanker payudara yang paling banyak adalah stadium III yaitu sebanyak 37 pasien
dari 64 pasien (57,8%), dan setting kemoterapi yang paling banyak adalah setting
kemoterapi Adjuvan yaitu sebanyak 43 pasien dari 64 pasien (67,2%).
5-Flourouracil,
Adriamycin,
11.842.080 493.750 1.143.000 13.478.830 80.872.980
Cyclophosphamide
(FAC) - Herceptin
47
Hasil analisis untuk biaya kemoterapi pasien kanker payudara yang paling
total 6 siklus kemoterapi, sedangkan biaya kemoterapi yang paling tinggi adalah
(FAC) + Herceptin dengan total biaya Rp. 80.872.980 untuk 6 siklus kemoterapi.
48
B. Perbandingan Efektivitas Terapi Pasien Kanker Payudara Stadium III
Tabel 4.4. Perbandingan Efektivitas Terapi Pasien Kanker Payudara Stadium
III
Persentase
Persentase Jumlah
Regimen Jumlah Jumlah (%) Jumlah
(%) Jumlah Tidak
Kemoterapi Pasien Efektif Tidak
Efektif Efektif
Efektif
Cyclophosphamide
Adriamycin 27 20 74.07407407 7 25.92592593
5-Fu
Gemcitabine
0 0 0 0 0
Navelbine
Paclitaxel
3 3 100 0 0
Cisplatin
Paclitaxel
2 1 50 1 50
Doxorubicin
Docetaxel 3 3 100 0 0
Cyclophosphamide
Adriamycin
1 1 100 0 0
5-Fu
Herceptin
49
Pada pasien kanker payudara stadium IV persentase efektivitas paling
Nilai ACER yang paling rendah pada pasien kanker payudara stadium II
kanker payudara stadium III, nilai ACER yang paling rendah adalah rasio rerata
efektivitas biaya terapi dari regimen kemoterapi Docetaxel yaitu dengan nilai
ACER Rp.20.016.960, dan pada pasien kanker payudara stadium IV dapat dilihat
bahwa nilai ACER yang paling rendah adalah regimen kemoterapi Paclitaxel,
50
B. Nilai Incrementar Cost Effectiveness Ratio (ICER)
Nilai ICER pada pasien kanker payudara stadium II adalah 93.309.950, pada
pasien kanker payudara stadium III adalah Rp.32.982.160 dan pada pasien kanker
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Januari sampai Desember tahun
2018, yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 64 pasien pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan hasil
sebagai berikut:
51
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebanyak 23 pasien atau sebanyak 35,94%
pasien yang berada pada kelompok umur 46-55 tahun. Hal ini menggambarkan
bahwa sebagian besar kisaran umur pasien kanker payudara yang menjalani
kategori umur lansia awal menurut Depkes RI. Lansia adalah tahap akhir
ini memberikan nilai yang sama pada penelitian yang dilakukan oleh Vina (2015)
yang mengatakan bahwa kejadian kanker payudara yang paling banyak dialami
oleh pasien dengan umur antara 45-55 tahun yaitu sebanyak 54,29%. Tetapi pada
penelitian yang lainnya menunjukkan hasil yang berbeda pada penelitian yang
dilakukan oleh wijaya et al. (2017), dimana insiden kanker payudara yang
tertinggi adalah pada kelompok umur 41-45 tahun. Perbedaan ini bisa saja di
zat-zat karsinogen yang terakumulasi pada tubuh, ketika manusia semakin menua,
pola pikir, pola sikap dan tindakan dalam meningkatkan kualitas hidup.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin baik respon dalam
52
menerima pengetahuan tentang jenis pengobatan yang akan diterima oleh pasien
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan paling tinggi pada
pasien kanker payudara adalah tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 29 pasien
atau sebesar 45,31%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
31,5%. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Lawson et al. (2009)
menyebutkan hal yang serupa, bahwa dari 100 sampel pada pasien kanker,
dan sarjana lebih sedikit terkena kanker dibandingkan pasien dengan pendidikan
sekolah menengah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien
yang lebih rendah sehingga tidak mengetahui apa saja resiko dan gejala dari
4.2.1.4 Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang
kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak bisa
53
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa pekerjaan paling banyak pada
Dr. M. Djamil Padang adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 51
pasien atau sebesar 80%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas ibu
rumah tangga diluar rumah sehingga aktivitas fisik yang dilakukan kurang dan
dapat mempengaruhi kesehatan dari pasien. Pada perempuan yang tidak bekerja
Hubungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
cenderung sendiri akan memiliki kualitas hidup yang buruk karena beban
mempengaruhi kenapa kanker payudara lebih banyak terjadi pada ibu rumah
tangga.
92,19% sedangkan untuk jenis kemoterapi tunggal yaitu sebanyak 5 pasien atau
sebanyak 7,81%. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dian et al. (2018) bahwa penggunaan regimen kemoterapi kombinasi pada pasien
(91,2%).
54
Dalam penelitian ini, regimen kemoterapi kombinasi yang digunakan
Docetaxel.
Dr. M. Djamil Padang. Regimen kemoterai tersebut memiliki fungsi yang sama
metastasis dan yang paing penting adalah mencegah kematian pasien karena
kanker payudara. Target pemberian kemoterapi tergantung pada tipe kanker dan
disebut regimen kemoterapi FAC, hal ini dapat disebabkan karena penggunaan
kemoterapi berbasis Taxan. Biaya untuk kemoterapi Taxan 6,5 kali lebih banyak
55
dari biaya kemoterapi FAC. Gambar dibawah ini adalah jumlah pasien
Kanker Payudara adalah salah satu jenis kanker yang umum terjadi pada
tumbuh dan membesar seiring berjalannya waktu bila tidak ditangani dengan
baik. Penanganan pada tahap ini adalah dengan dilakukannya pembedahan atau
sel kanker ke kelenjar getah bening dan bisa menyebabkab gangguan yang lebih
parah. Kanker payudara stadium II biasanya memiliki tumor sebesar 2-5 cm dan
sangat sakit dan mengganggu, pada tahap ini pasien harus menjalani kemoterapi,
gangguan hampir diseluruh organ di bagian tubuh atas, sel kanker menyebar ke
banyak tempat dan penanganan mulai sulit karenya sudah terjadi metastasis yang
sangat jauh. Pada tabel 4.1 dapat dilihat stadium kanker payudara mana yang
56
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa rata-rata pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi berada pada tahap stadium III, hal ini dapat
kelainan pada tubuhnya sehingga gejala yang muncul sering di abaikan, pada
tahap stadium III kondisi pasien cenderung lebih buruk seringga harus menjalani
kemoterapi sebagai alternatif pengobatan agar sel kanker tidak menyebar jauh ke
organ lainnya. Hasil yang sama disebutkan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Vina (2015) yang menunjukkan bahwa persentase stadium terbesar yang
dialami pasien kanker payudara adalah pada stadium IIIB sebesar 55,24%.
Tetapi pada penelitian lainnya menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu penelitian
kanker payudara yang paling banyak ditemukan adalah kanker payudara stadium
II (50,6%) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, hal ini dapat disebabkan karena
lokasi penelitian dan jumlah pasien yang berobat pada lokasi penelitian berbeda.
kategori yaitu pasien dengan setting kemoterapi adjuvan yaitu kemoterapi yang
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian et al (2018), dimana
57
responden penelitian lebih banyak menjalani setting kemoterapi adjuvan (setelah
(sebelum bedah) sebanyak 23,5%. Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh
untuk mengurangi sel kanker atau mengurangi ukuran tumor yang ada, sehingga
bahwa secara umum pasien tidak bermasalah dalam biaya pengobatan karena
ditanggung oleh Gakinda dan BPJS. BPJS adalah salah satu program jaminan
kesehatan yang dibuat oleh pemerintah sebagai alternatif asuransi kesehatan bagi
kesehatan BPJS untuk menjalani kemoterapi agar biaya yang dikeluarkan tidak
58
4.2.2 Biaya Pengobatan Langsung
adalah biaya medis langsung yang terdiri dari biaya regimen kemoterapi yang
komponen biaya terapi pada rawat jalan adalah komponen biaya medis langsung
(direct medical cost) pasien kanker payudara yaitu biaya obat, biaya administrasi,
Berdasarkan data yang diperoleh dari pasien kanker payudara yang menjalani
meliputi biaya regimen kemoterapi, biaya tindakan medis dan biaya pemeriksaan
sebesar Rp. 80.872.980, hal ini disebabkan karena harga Herceptin yang sangat
mahal yaitu sekitar 25 juta per 440 mg. herceptin adalah salah satu obat kanker
untuk mengobati HER2-Positif, yaitu jenis kanker payudara yang paling agresif,
59
Selanjutnya untuk biaya pengobatan langsung yang paling rendah adalah
Rp.17.793.582.
Biaya perawatan adalah biaya yang dibayarkan oleh setiap pasien untuk
ruang perawatan dan jasa penanganan medis yang dilakukan oleh dokter, apoteker
dan perawat selama menjalani kemoterapi. Biaya laboratorium adalah biaya yang
untuk penegakan diagnosis dan pemantauan kondisi pasien sebelum dan sesudah
biaya pengobatan tergantung jenis regimen kemoterapi yang digunakan dan dosis
salah satu upaya mewujudkan pelayanan prima oleh tenaga medis terhadap
pemantauan dan evaluasi hasil terapi yang sesuai dengan salah satu tugas seorang
60
4.2.3.1 Perbandingan Efektivitas Regimen Kemoterapi
melihat hasil laboratorium dan catatan rekam medis pasien post kemoterapi yang
payudara berdasarkan stadium kanker tercantum pada tabel 4.3 , 4.4 dan 4.5 .
Dari data penelitian tabel 4.3, 4.4 dan 4.5 diketahui bahwa terdapat
kemoterapi yang digunakan oleh pasien kanker payudara sesuai dengan stadium
yang diderita oleh pasien kanker payudara. Persentase efektivitas diperoleh dari
jumlah pasien dengan kondisi kesehatan membaik dan sel kanker yang mengecil
serta tidak mengalami metastasis dengan melihat catatan rekam medis dan hasil
Persentase efektivitas paling tinggi pada pasien kanker payudara stadium II adalah
pasien dari total 10 pasien). Lalu untuk pasien kanker payudara stadium III
61
efektivitas paling tinggi adalah regimen kemoterapi Cyclophosphamide
Adriamycin, 5-Fu, Herceptin yaitu 100% ( 3 pasien dari total 3 pasien). Pada
penelitian yang bilakukan oleh Musnelina (2019) menyebutkan hal yang berbeda,
nyeri yang paling efektif pada 22 pasien dengan persentase 95,65%. Hal ini dapat
program atau terapi dibagi outcome klinis untuk memberikan gambaran rasio
biaya dalam unit mata uang per outcome klinis spesifik yang didapatkan. Data
biaya pengobatan langsung yang diperoleh dari pasien kanker payudara yang
untuk menghitung rasio efektivitas biaya yang dinyatakan dengan ACER. Nilai
regimen kemoterapi yang memiliki biaya medis langsung paling rendah per
outcome yang didapat. Berikut adalah hasil perhitungan nilai ACER untuk
diderita oleh pasien dapat dilihat pada tabel 4.6.Berdasarkan hasil perhitungan
62
ACER yang ditunjukkan dalam tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai ACER yang
paling rendah pada pasien kanker payudara stadium II adalah rasio rerata
pengobatan kenker payudara pada stadium II. Pada pasien kanker payudara
stadium III, nilai ACER yang paling rendah adalah rasio rerata efektivitas biaya
dengan pilihan regimen kemoterapi lain yang digunakan untuk pengobatan kenker
payudara pada stadium III. Sedangkan pada pasien kanker payudara stadium IV
dapat dilihat bahwa nilai ACER yang paling rendah adalah regimen kemoterapi
regimen kemoterapi lain yang digunakan untuk pengobatan kenker payudara pada
stadium IV.
kemoterapi berdasarkan efektivitas biaya yang sesuai dengan tabel 2.3 dimana
63
dalam pemetaan tersebut akan diketahui regimen kemoterapi yang menjadi pilihan
Efektivitas
D E F
Sama
G I
Efektivitas
FAC Gemcitabine,Navelbine
Lebih H
- -
Tinggi
Paclitaxel,Doxorubicin FAC
untuk dipilih sebagai regimen kemoterapi untuk pasien kanker payudara stadium
lawan dari kolom dominan yang berarti ketika ada suatu perbandingan terapi
64
dengan alternatif regimen kemoterapi lain terletak di kolom dominan G, maka
regimen kemoterapi pada pasien kanker payudara stadium II. Hasil ini sesuai
pada pasien kanker payudara stadium III ditunjukkan dalam tabel berikut:
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa posisi perbandingan antara Docetaxel
65
Doxorubicin dengan FAC berada di kolom C, kemudian Paclitaxel, Cisplatin
didominasi, yang berarti ketika ada suatu perbandingan terapi terletak di kolom
pasien kanker payudara stadium III. Hasil ini sesuai dengan jumlah pasien kanker
payudara stadium III yang menjalani kemoterapi di IDT Kemoterapi RSUP Dr.
berikut:
Efektivitas
D E F
Sama
I
Efektivitas
FAC+Herceptin
Lebih G H
-
Tinggi
Paclitaxel,Docetaxel
66
Pada perbandingan hubungan efektivitas biaya antar regimen kemoterapi
kanker payudara stadium IV seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.10 posisi
kedua posisi pada kolom A dan I adalah posisi yang memerlukan pertimbangan
yang lebih rendah dengan biaya yang lebih rendah pula (Kolom A) atau
sebaliknya menawarkan efektivitas yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih
tinggi pula (kolom I), untuk melakukan pemilihan perlu memperhitungkan ICER.
efektivitas dari suatu alternatif terapi dibandingkan dengan terapi yang paling
baik. Rasio ini dapat menggambarkan biaya tambahan yang diperlukan untuk
B. Nilai ICER diperoleh dari hasil membagi selisih biaya antar intervensi dengan
antara regimen kemoterapi pada pasien kanker payudara stadium II, regimen
perlu dilakukan perhitungan ICER, nilai ICER tercantum dalam tabel 4.7.
Pada tabel 4.7 nilai ICER dari perbandingan regimen kemoterapi pada
67
mendapatkan peningkatan efektivitas yang setara seperti Gemcitabine+Navelbine,
maka perlu menambahkan biaya sebesar Rp.93.309.950 per peningkatan satu unit
perlu menambahkan biaya sebesar Rp. 119.297.652 per peningkatan satu unit
efektivitas. Nilai ICER yang dihasilkan dari perbandingan ini telah sesuai dengan
farmakoekonomi.
68
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Nilai Average Cost Effectiveness Analysis (ACER) yang paling rendah
ACER Rp.42.448.314.
yang memiliki nilai ACER yang paling rendah, untuk pasien kanker
69
effective adalah regimen kemoterapi Docetaxel dan untuk pasien kanker
5.2 Saran
seperti cost minimalization analysis, cost benefit analysis dan cost utility analysis
Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam
memilih regimen kemoterapi untuk pasien kanker payudara dilihat dari segi
70
DAFTAR PUSTAKA
Afdhal, A.F. 2011. Farmakoekonomi: Pisau Analisis Terbaru Dunia Farmasi (PP.
3-4, 20-29).PT Penebar Swadaya.Jakarta.
Almahdi, A., Dian, AJ., Rizka, A. 2018. Pengaruh Kemoterapi Terhadap Health
Related Quality of Life (HRQoL) Pasien Kanker Payudara Di RSUP Dr.
M. Djamil Padang.Universitas Andalas.Padang.
Arafah, A.B.R., Hari, B.N. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Rumah Tangga Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Universitas Airlangga. Surabaya.
Berger M.L. et al. 2003. Health Care Cost, Quality and Outcomes. ISPOR Book of
Terms International Society For Pharmacoeconomic and Outcome
Research. 7(3)427-449.
Cassidy. J., Bisset. D., Obe. R.A. 2002. Oxford Handbook of Oncology.Oxford
University Press. Oxford.
71
De Vita, Vincent T., Lawrence, Theodores., Rosenberd. Steven A. 2008. Devila,
Hellman & Rosenberg’s Cancer; Principles & Practice of Oncology, 8th
Ed, 1596-1640. Lippincott Williams & Wilkins. Baltimore.
Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Wells BG, Rosey LM. 2008.
Pharmacoterapy: A Pathophysiologic Approach 6th Ed. McGraw-Hill.
New York.
72
Lindgren I., Jonsson AC., Norving B., Lindgren A. 2007. Shoulder Pain After
Stroke: A Prospective Population-Based Study. Stroke. 38; 343-348.
Maniadakis, N., Dafni, U., Fragoulakis, V., Grimani, I., Galani, E., Fragkoulidi,
A., Fountzilas G., 2009. Economic evaluation of taxane-based first line
chemotherapy in the treatment of patients with metastatic breast cancer in
Greece: an analysis alongside a multicenter, randomized phase III clinical
trial, Ann. Oncol.20(2);278-285.
McPherson, K., Steel, C. M., Dixon, J. M., 2000, ABC of Breast Diseases: Breast
Cancer- epidemiology, risk factors, and genetics, BMJ.321:1198
.
Musnelina, L. Jenny, p. Clara, J.M. 2019. Analisis Efektivitas Biaya Kemoterapi
Pada Pasien Kanker Payudara Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
5(1)65-72.
Pane, M.. 2002. Aspek Klinis dan Epidemiologis Penyakit Kanker Payudara,
Jurnal Kedokteran dan Farmasi Medika. Universitas Indonesia. Jakarta.
Rahayuwati, L., Kusman, I., Komariah, M.. 2017. Pilihan Pengobatan Kanker
Payudara Masa Kemoterapi : Studi Kasus. Universitas Padjajaran.
Sumedang.
Smith. KJ & Robert, M.S. 2010, Cost Effectiveness Analysis. Dalam Arnold,
R.J.G. Pharmacoeconomics From Theory to Practice (PP.95). Boca
Raton: CRC Press.
73
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
The American Cancer Society. 2019. Breast Cancer, http://acs.org diakses pada
tanggal 26 Maret 2019.
Tobias, J., and Hochhauser, D. 2010. Cancer and its Management, 6th Ed.,
223249. Wiley-Blacwell. London.
Vina, P. Tri, M.A. Achmad, F. 2015. Analisis Biaya Terapi Pada Pasien Kanker
Payudara Dengan Terapi Hormon. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Vogenberg, F. R.. 2001. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. 1-5.
McGraw-Hill. New York.
Walley, T., Haycox, A., Boland, A. 2004. Pharmacoeconomics. 67-75. Churchill
Livingstone. Philadelphia.
WHO. 1997. WHOQOL Measuring Quality of Life. 1-6. Division of Mental
Helath and Prevention of Substance Abuse World Health Organization.
74
Lampiran 1. Skema Alur Penelitian
Analisis Data
Kesimpulan
75
76
77
78
79
Lampiran 3. Diagram persentase kondisi pasien kanker payudara post
kemoterapi
29% memburuk
meninggal
80
Lampiran 4. Perhitungan Efektifitas Regimen Kemoterapi
b. Stadium III
20
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 27 x100% = 74,07 %
c. Stadium IV
0
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 5 x100% =0%
b. Stadium III
0
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 0 x100% =0%
c. Stadium IV
0
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 1 x100% =0%
b. Stadium III
3
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = x100% = 100 %
33
c. Stadium IV
0
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 0 x100% =0%
81
Lanjutan. Lampiran 4. Perhitungan Efektifitas Regimen Kemoterapi
b. Stadium III
2
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 3 x100% = 66,67 %
c. Stadium IV
2
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 4 x100% = 50 %
5. Efektifitas Docetaxel
a. Stadium II
0
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 0 x100% =0%
b. Stadium III
3
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 3 x100% = 100 %
c. Stadium IV
0
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 2 x100% =0%
b. Stadium III
1
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 1 x100% = 100 %
c. Stadium IV
3
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 3 x100% = 100 %
82
Lampiran 5. Perhitungan ACER dan ICER
b. Stadium III
Efektifitas = 74,07 %
16.772.154
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 22.643.653
74,07 %
c. Stadium IV
Efektifitas =0%
2. Gemcitabine , Navelbine
Direct Medical Cost = Rp 35.634.144
a. Stadium II
Efektifitas = 100 %
35.634.144
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 35.634.144
100 %
b. Stadium III
Efektifitas =0%
c. Stadium IV
Efektifitas =0%
83
Lanjutan. Lampiran 5. Perhitungan ACER dan ICER
3. Paclitaxel, Cisplatin
Direct Medical Cost = Rp 25.324.428
a. Stadium II
Efektifitas = 0 %
d. Stadium III
Efektifitas = 100 %
25.324.428
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 25.324.428
100 %
e. Stadium IV
Efektifitas =0%
4. Paclitaxel, Doxorubicin
Direct Medical Cost = Rp. 21.224.157
a. Stadium II
Efektifitas = 100 %
21.224.157
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 21.224.157
100 %
b. Stadium III
Efektifitas = 66,67 %
21.224.157
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 31.834.644
66,67 %
c. Stadium IV
Efektifitas = 50 %
21.224.157
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 42.448.314
50 %
84
Lanjutan. Lampiran 5. Perhitungan ACER dan ICER
5. Docetaxel
Direct Medical Cost = Rp. 20.169.960
a. Stadium II
Efektifitas = 0 %
b. Stadium III
Efektifitas = 100 %
20.169.960
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 20.169.960
100 %
c. Stadium IV
Efektifitas =0%
c. Stadium IV
Efektifitas = 100 %
80.872.980
𝐴𝐶𝐸𝑅 = = 80.872.980
100 %
85
Lanjutan. Lampiran 5. Perhitungan ACER dan ICER
Biaya A − Biaya B
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
Efektifitas A − Efektifitas B
35.634.144 − 16.772.154
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
100% − 80%
18.861.990
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
0,2
𝐼𝐶𝐸𝑅 = 94.309.950
25.324.428 − 16.772.154
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
100% − 74,07%
8.552.274
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
0,2593
𝐼𝐶𝐸𝑅 = 32.982.160
86
Lanjutan. Lampiran 5. Perhitungan ACER dan ICER
3. Kanker payudara stadium IV
80.872.980 − 21.224.154
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
100% − 50%
59.648.826
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
0.5
𝐼𝐶𝐸𝑅 = 119.297.652
87
Lampiran 6. Surat Izin Studi Pendahuluan (Survey Awal)
88
Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Kampus
89
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari RSUP Dr. M. Djamil Padang
90
Lampiran 9. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik
91
Lampiran 10. Surat Izin Penelitian di Instalasi Rekam Medis
92
Lampiran 11. Surat Izin Penelitian di IDT Kemoterapi
93
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian di Inst. SIM-RS
94
Lampiran 13. Surat Keterangan Menyelesaikan Penelitian di Inst. SIM-RS
95
Lampiran 14. Surat Keterangan Menyelesaikan Penelitian di Ins. RM
96
Lampiran 15. Surat Keterangan Menyelesaikan Penelitian
97
Lampiran 16. Dokumentasi
98
Lanjutan. Lampiran 16. Dokumentasi
99
Lanjutan. Lampiran 16. Dokumentasi
100