Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal

Volume 11 Nomor 3, Juli 2021


e-ISSN 2549-8134; p-ISSN 2089-0834
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM

PERBANDINGAN AKUPRESUR SATU LENGAN DAN DUA LENGAN PADA TITIK


PC 6 TERHADAP MUAL MUNTAH PADA PENDERITA CA MAMMAE YANG
MENJALANI KEMOTERAPI
Dwi Apriadi*, Susmiati, Reni Prima Gusty
Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 25163,
Indonesia
*dwi_apriadi12@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kanker payudara merupakan tipe kanker paling banyak di Indonesia dengan jumlah 42,1 kasus per
100.000 penduduk. Penderita kanker payudara di provinsi sumatera barat tahun 2019 mencapai 479
orang dan tertinggi di Indonesia. Kemoterapi merupakan penatalaksanaan medis kanker payudara yang
memiliki efek samping mual muntah. Kejadian mual muntah pada kemoterapi sangat tinggi meskipun
telah menerima antiemetik. Sehingga diperlukan terapi pendamping/komplementer untuk
mengatasinya. Pilihan terapi komplementer untuk mengatasi mual muntah dengan pijatan akupresur
titik Pc 6. Tujuan penelitian untuk membandingkan antara akupresur satu lengan dengan dua lengan
pada titik Pc 6 terhadap mual muntah pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
Desain penelitian Quasi-Eksperimental yaitu non-equivalent group design dengan pre test dan post
test. Teknik sampling dengan consecutive sampling yaitu sebanyak 22 orang. Pengumpulan data
menggunakan wawancara. Pengukuran mual muntah menggunakan kuesioner Rhodes INVR,
pengukuran 12 jam dan 24 jam setelah kemoterapi. Analisa data menggunakan uji t-test. Perbedaan
penurunan muntah pada pengukuran 12 jam adalah 1,091 dengan nilai p = 0,016. Perbedaan
penurunan muntah pada pengukuran 24 jam adalah 0,364 dengan nilai p = 0,499. Perbedaan rerata
penurunan muntah akupresur satu lengan dan akupresur dua lengan adalah 0,727 dengan nilai p =
0,077. Akupresur dua lengan sangat efektif dalam menurunkan mual muntah akibat kemoterapi pada
pengukuran 12 jam, dibandingkan dengan akupresur satu lengan.

Kata kunci: akupresur; kanker payudara; kemoterapi; mual muntah

COMPARISON OF ONE ARM AND TWO ARMS ACUPRESSURE AT PC 6 POINT ON


NAUSEA AND VOMITING IN BREAST CANCER PATIENTS UNDERGOING
CHEMOTHERAPY

ABSTRACT
Breast cancer is the most common type of cancer in Indonesia with 42.1 cases per 100,000 population.
Breast cancer patients in the province of West Sumatra in 2019 reached 479 people and the highest in
Indonesia. Chemotherapy is a medical management of breast cancer which has side effects of nausea
and vomiting. The incidence of nausea and vomiting on chemotherapy is very high despite receiving
antiemetics. So that a complementary therapy is needed to overcome it. Complementary therapy
options to treat nausea and vomiting with Pc 6 point acupressure massage. The research objectives
for compare one arm acupressure with two arms at point Pc 6 on nausea and vomiting in breast
cancer patients undergoing chemotherapy. Quasi-experimental research design, namely non-
equivalent group design with pre-test and post-test. Sampling technique with consecutive sampling as
many as 22 people. Data collection using interviews. Measurement of nausea and vomiting using the
Rhodes INVR questionnaire, measuring 12 hours and 24 hours after chemotherapy. Data analysis
using t-test. The difference in the decrease in vomiting at 12 hours measurement was 1.091 with p
value = 0.016. The difference in the decrease in vomiting in the 24-hour measurement was 0.364 with
p value = 0.499. The difference in the mean decrease in vomiting with one arm acupressure and two
arms acupressure was 0.727 with p value = 0.077. Two-arm acupressure was very effective in

531
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

reducing chemotherapy-induced nausea and vomiting at a 12-hour measurement, compared to one-


arm acupressure.

Keywords: acupressure; breast cancer; chemotherapy; nausea and vomiting

PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan tipe tumor ganas yang menyerang pada jaringan sel-sel
payudara. Pada tahun 2012 kanker payudara ditemukan sebanyak 1,67 juta kasus dan
mengakibatkan 521 ribu orang meninggal dunia (Torre et al. 2017). Data dari GLOBOCAN,
International Agency for Research on Cancer (IARC) penderita kanker mencapai 14 juta
kasus di seluruh dunia (WHO, 2018). Jenis kanker terbanyak yang ditemukan di Indonesia
adalah kanker payudara dengan jumlah kasus 42,1 per 100.000 penduduk (Depkes, RI, 2018).
Sementara provinsi Sumatera Barat menduduki urutan pertama penderita kanker payudara di
Indonesia pada tahun 2019 mencapai 479 orang (Dinkes Sumbar, 2019).

Pengobatan pada kanker payudara dipengaruhi pada tipe, lokasi dan tingkat penyebarannya.
Kemoterapi menjadi salah satu penatalaksanaan pada kanker payudara selain pembedahan,
radioterapi, dan terapi hormonal (Desen, 2011). Kemoterapi ialah terapi sistemik pada kanker
sistemik dan metastase. Pengobatan kemoterapi dapat memperpanjang lama harapan hidup
(Desen. 2011; Lewis et al. 2014). Proporsi tatalaksana kanker dengan kemoterapi di Indonesia
sebesar 24.9% berada pada urutan kedua setelah pembedahan (Riskesdas. 2018).

Kemoterapi bertujuan membunuh sel-sel kanker dengan obat-obatan anti kanker yang disebut
sitostatika. Walaupun sering menjadi alternatif pilihan pertama pengobatan kanker, sitostatika
dalam kemoterapi terdapat efek samping yang cukup serius yaitu mual muntah (Davita,
2012). Beberapa obat kemoterapi dosis tinggi seperti cisplatin, cyclophosphamid, carmustin
mempunyai potensi derajat mual muntah yang tinggi atau 81% - 90% pasien mengalami mual
dan muntah (Fatma et al, 2019; Hesketh, 2008). Sementara golongan dosis sedang seperti
siklofosfamid, doksorubisin, oksaliplatin menyebabkan mual muntah akut dan delayed. Obat
kemoterapi kombinasi (5 fluourocil + doksorubisin) menimbulkan efek mual muntah 6 jam
setelah kemoterapi (Hesketh, 2017).

Selain dipengaruhi oleh obat kemoterapi, siklus kemoterapi merupakan salah satu yang
berpengaruh terhadap kejadian mual muntah. Menurut Syarif (2009) pada siklus ke dua dan
tiga skor mual muntah sangat tinggi. Sedangkan pada siklus kelima koping pasien terhadap
gejala sudah baik, dengan menunjukkan status fungsional pasien yang membaik (Syarif,
2014). Sementara menurut Baradero (2008) ketika seseorang penderita kanker payudara
sering menjalani kemoterapi, maka koping terhadap gejala yang muncul akan lebih baik,
disebabkan pasien telah beradaptasi dan sudah mengetahui cara menangani keluhan tersebut.
Mual muntah ialah efek samping berat yang sering terjadi pada pasien kemoterapi. Kondisi ini
menimbulkan keinginan pasien untuk menghentikan siklus terapi. Disamping itu, jika efek
samping tersebut tidak mendapat penanganan segera dengan baik, maka mual muntah
berdampak buruk pada menurunnya kualitas hidup, nafsu makan menurun, penurunan berat
badan, dehidrasi, kesulitan tidur, kecemasan, ketidakseimbangan elektrolit, dan malnutrisi
(Hesketh et al., 2019; Molassiotis et al., 2014).

Mual muntah yang diinduksi kemoterapi diklasifikasikan kedalam 3 jenis berdasarkan waktu
terjadinya, yaitu acute, delayed, dan anticipatory. Mual muntah Acute ialah mual muntah
terjadi 24 jam pertama setelah pemberian kemoterapi. Pada fase ini terjadi mual muntah yang
parah. Mual muntah Delayed ialah mual muntah timbul setelah 24 jam sampai 6 hari setelah

532
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

kemoterapi dan mual muntah anticipatory adalah gejala mual muntah sebelum pemberian
kemoterapi (Hesketh, 2017; Hainsworth, 2020). Adapun batasan mual muntah yang dibahas
dalam penelitian ini ialah mual muntah akut.

Mual muntah pada kemoterapi dapat terjadi akibat adanya proses pengeluaran 5HT3 (5-
Hydroxytryptamine3) dan NK1 (Neurokinin 1) pada sel enterokromafin pada saluran
pencernaan sehingga mengakibatkan terjadinya stimulasi pada vomiting center oleh
cemoreseptor trigger zone (CTZ) pada area postrema di dasar ventrikel empat. Muntah
disebabkan stimulasi pusat otak yang terpapar oleh zat toksik yang masuk melalui aliran darah
atau pasien menelan zat toksik. Zat toksik yang dicerna maupun masuk melalui aliran darah
tersebut dapat memicu aktivasi mekanisme pada nervus vagal (Dipiro, 2009; Desen, 2011;
Davita 2012). Perkembangan terapi antiemetik regimen terbaru untuk menangani mual
muntah terdapat tingkat terapi yang bervariasi. Hesketh (2019) membagi antiemetik dalam 2
jenis, yaitu indeks terapi tinggi dan indeks terapi rendah.

Meskipun sudah diberikan antiemetik, mual dan muntah lebih sering dijumpai pada pasien
kemoterapi. Studi yang dilakukan oleh Gruberg tahun 2004, 60 % pasien menderita mual akut
dan 30% pasien menderita muntah akut walaupun telah menerima antiemetik regimen terbaru.
Penelitian Aybar et al., (2020) sekitar 40%-70% pasien mengalami mual muntah selama
menjalani kemoterapi meskipun telah menggunakan dosis tinggi. Hal tersebut juga
disampaikan oleh Fatma, et al. (2018) bahwa 69% pasien menderita mual dan muntah akut
dan delayed setelah kemoterapi walaupun sudah mendapatkan antiemetik.

Pedoman antiemetik terbaru lebih difokuskan untuk muntah dibanding mual, karena muntah
lebih mudah diketahui mekanismenya, sehingga mual sering tidak terkontrol oleh terapi saat
ini. Di lain sisi, antiemetik yang banyak direkomendasikan seperti 5HT3 antagonis dan NK1
antagonis merupakan obat yang harganya mahal (Mollassiotis et al, 2014). Mengingat urgensi
dari masalah dan dampak yang ditimbulkan, maka peneliti menganggap ini merupakan
masalah yang serius sehingga perlu dicarikan solusi untuk mengatasinya. Penanganan mual
dan muntah pada kemoterapi dapat dilakukan dengan 2 terapi, yaitu terapi farmakologis dan
nonfarmakologis. Terapi farmakologis dengan pemberian antiemetik sementara terapi
nonfarmakologis yang umum digunakan dalam mengatasi mual muntah adalah terapi
komplementer yaitu akupresur. Akupresur mudah dilakukan oleh perawat karena aman,
nyaman, biaya murah, dan minim efek samping (Tarcin, et al 2004; Ghezelbash & Khosravi.
2017).

Akupresur merupakan pengobatan dengan menekan dan memijat bagian tertentu pada tubuh
dalam menstimulasi peredaran energi (Sukanta, 2003). Salah satu titik accupoint akupresur
dalam menangani mual muntah ialah titik perikardium (Pc). Titik Pc terdiri dari 9 titik yang
berpasangan kanan kiri. Pada titik Pc 6 terbukti dapat mengatasi mual muntah karena proses
peningkatan pengeluaran neurotransmitter berupa hormon β-endorpin di hipofise yang
berlokasi disekitar CTZ. Beta endorfin ialah salah satu antiemetik yang diproduksi tubuh yang
mampu mencegah impuls mual muntah di CTZ serta vomiting center sehingga bisa
meredakan mual muntah (Samad et al. 2003). Peningkatan beta endorfin akan mengaktifkan
syaraf parasimpatis. Syaraf parasimpatis ini akan menurunkan kerja nervus vagus terhadap
penurunan peristaltik maupun produksi asam lambung (Eunice, 2012). Efek akupresur akan
maksimal menurunkan mual dan muntah akut efek kemoterapi jika pemberiannya
dikombinasikan dengan antiemetik standar (Shinta & Surarso, 2016).

533
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Penerapan akupresur pada titik yang berpasangan, dapat dilakukan pada satu sisi (unilateral)
dan kedua sisi (bilateral). Penelitian yang mengaplikasikan akupresur satu lengan oleh Syarif
pada tahun 2009 terhadap 44 responden penderita kanker akibat kemoterapi. Responden
dibagi menjadi dua kelompok, 22 responden kelompok intervensi mendapatkan terapi
akupresur satu lengan sebanyak tiga kali sehari dan 22 responden kelompok kontrol. Hasil
penelitian membuktikan terjadi penurunan rata-rata mual muntah sesudah akupresur pada
kelompok intervensi lebih besar dibanding kelompok kontrol dengan nilai p value 0,000
(Syarif, 2009).

Akupresur pada kedua lengan dilakukan oleh Fatma, et al. (2018) dengan tujuan penelitian
menganalisa efektifitas akupresur terhadap penurunan mual muntah dan nyeri pada
kemoterapi pada pasien kanker payudara. Penelitian yang melibatkan 16 responden dengan
aplikasi dua lengan. Hasil penelitian membuktikan bahwa akupresur lebih signifikan
menurunkan mual dan muntah akibat kemoterapi dan nyeri pada penderita kanker payudara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mana yang lebih efektif akupresur satu lengan
dengan dua lengan terhadap mual muntah pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021.

METODE
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekanta desain penelitian quasy-
experiment yaitu non-equivalent group design dengan pre test and post test. Pre test
merupakan tindakan pengukuran mual dan muntah sebelum perlakuan intervensi terhadap
kedua kelompok. Selanjutnya post test dilakukan pengukuran mual muntah sesudah diberikan
intervensi. Hasil pengukuran sebelum dan setelah intervensi dibandingkan antara kedua
kelompok sehingga diketahui mana yang lebih efektif antara kedua intervensi tersebut dalam
menurunkan mual muntah.

Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling yaitu sebanyak 22 orang.


Consecutive sampling yaitu suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih
semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang
diinginkan terpenuhi (Dharma, 2011). Penentuan sampel pada kedua kelompok intervensi
yaitu dengan cara ketika pasien datang peneliti melakukan skrining sesuai dengan kriteria
inklusi dan menetapkan 11 orang pendaftar kemoterapi pertama untuk kelompok 1 (akupresur
pada satu lengan), kemudian 11 orang pendaftar kemoterapi selanjutnya untuk kelompok 2
(akupresur pada dua lengan).

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat jalan kemoterapi RSUP Dr. M. Djamil Padang dan
rumah/kos/penginapan responden. Penelitian ini dilakukan mulai dari April 2021 sampai
dengan Juni 2021. Alat pengumpulan data karakteristik responden melalui wawancara yang
meliputi usia, riwayat keluarga dengan kanker payudara, siklus kemoterapi dan pendidikan
terakhir. Sedangkan data mual muntah diukur dengan menggunakan kuesioner mual muntah
dari Rhodes index nausea, vomiting and retching (Rhodes INVR).

Metode akupresur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu membandingkan pijatan dan
tekanan dengan jari tangan pada titik accupoint pericardium (Pc) 6 pada satu lengan dan
kedua lengan dengan frekuensi pijatan dan tekanan yang dilakukan selama 3 menit sebanyak
3 kali sehari. Penelitian ini menggunakan uji paired t-test untuk melihat perubahan signifikan
yang terjadi, sedang untuk uji t-independent dilakukan untuk melihat berapa rata-rata selisih
penurunan mual muntah.

534
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

HASIL
Karakteristik Responden
Hasil pengumpulan data terhadap 22 responden pada penelitian tentang Pembandingan
Akupresur Satu Lengan dan Dua Lengan terhadap Mual Muntah pada Penderita Kanker
Payudara yang Menjalani Kemoterapi, didapatkan karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Penderita Kanker Payudara
Variabel Rata-rata SD N Minimal-maksimal 95%CI
Umur 48,95 8,915 22 34 – 64 45,00 – 52,91
- Satu lengan 47,82 5,582 11 39-54 44,07 – 51,57
- Dua lengan 50,09 11,528 11 34-64 42,35 – 57,84

Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata usia responden pada penelitian ini adalah 48,9 tahun
dan nilai standar deviasi 8,9. Usia terendah 34 tahun dan tertinggi 64 tahun. Pada kelompok
akupresur satu lengan, rata-rata umur responden adalah 47,82 tahun dengan standar deviasi
5,582. Usia terendah 39 dan tertinggi 54. Pada kelompok akupresur dua lengan, rata-rata usia
responden 50,09 dan nilai standar deviasi 11,528. Usia terendah 34 dan tertinggi 64.

Tabel 2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Siklus Kemoterapi dan Riwayat Pendidikan
Intervensi
No Variabel Akupresur satu Akupresur dua Jumlah
lengan lengan
f % f % f %
1 Siklus kemoterapi
- Siklus 2 3 27,3 2 18,2 5 22,7
- Siklus 3 4 36,4 5 45,5 9 40,9
- Siklus 4 4 36,4 4 36,4 8 36,4
2 Riwayat keluarga dengan kanker
payudara
- Ada 5 45,5 8 72,7 13 59,1
- Tidak ada 6 54,5 3 27,3 9 40,9
3 Pendidikan terakhir
- SD 1 9,1 5 45,5 6 27,3
- SMP 4 36,4 2 18,2 6 27,3
- SMA 5 45,5 2 18,2 7 31,8
- Sarjana 1 9,1 2 18,2 3 13,6

Tabel 2 diketahui karakteristik siklus kemoterapi responden yang terbanyak adalah siklus tiga
yaitu 9 responden (40,9), responden yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara
13 responden (59,1 %), dan pendidikan terbanyak adalah tamat SMA yaitu 7 responden (31,8
%).

Pengaruh Akupresur Satu Lengan Terhadap Mual Muntah


Tabel 3 dapat diketahui perbedaan mual muntah pada pengukuran 12 jam adalah 1,273
dengan nilai p 0,002 (p < 0,05), artinya ada pengaruh akupresur satu lengan terhadap mual
muntah pada pengukuran 12 jam. Pengukuran 24 jam didapatkan perbedaan mual muntah
sebelum dan sesudah akupresur satu lengan adalah 1,273 dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05),
artinya ada pengaruh akupresur satu lengan terhadap mual muntah pada pengukuran 24 jam.
Perbedaan rerata mual muntah pada akupresur satu lengan adalah 1,273 dengan nilai p =

535
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

0,000, artinya ada pengaruh akupresur satu lengan terhadap mual muntah pada penderita
kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Tabel 3.
Pengaruh Akupresur Satu Lengan terhadap Mual Muntah pada Penderita
Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi
Mean
Pengukuran N Mean SD P value
Different
12 jam
- Pre-test 11 18,45 1,572 1,273 0,002
- Post-test 11 17,18 1,537
24 jam
- Pre-test 11 17,36 1,963 1,273 0,001
- Post-test 11 16,09 1,446
Rata-rata
- Pre-test 11 17,91 1,744 1,273 0,000
- Post-test 11 16,64 1,451

Pengaruh Akupresur Dua Lengan Terhadap Mual Muntah


Tabel 4.
Pengaruh Akupresur Dua Lengan terhadap Mual Muntah pada Penderita
Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi
Mean
Pengukuran N Mean SD P value
Different
12 jam
- Pre-test 11 18,00 2,530 2,364 0,000
- Post-test 11 15,64 2,292
24 jam
- Pre-test 11 16,91 2,508 1,636 0,005
- Post-test 11 15,27 1,618
Rata-rata
- Pre-test 11 17,46 2,845 2,000 0,000
- Post-test 11 15,46 1,890

Tabel 4 dapat diketahui perbedaan mual muntah pada akupresur dua lengan pada pengukuran
12 jam adalah 2,364 dengan nilai p 0,000 (p < 0,05), artinya ada pengaruh akupresur dua
lengan terhadap mual muntah pada pengukuran 12 jam. Pengukuran 24 jam didapatkan
perbedaan mual muntah sebelum dan sesudah akupresur dua lengan adalah 1,636 dengan nilai
p = 0,005 (p < 0,05), artinya ada pengaruh akupresur dua lengan terhadap mual muntah pada
pengukuran 24 jam. Perbedaan rata-rata mual muntah pada akupresur dua lengan adalah 2,000
dengan nilai p = 0,000, artinya ada pengaruh akupresur dua lengan terhadap mual muntah
pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Efektifitas Penurunan Mual Muntah Sesudah Dilakukan Akupresur Satu Lengan dan
Dua Lengan
Tabel 5 diketahui perbedaan penurunan muntah pada pengukuran 12 jam adalah 1,091 dengan
nilai p = 0,016 (p < 0,05), artinya ada perbedaan bermakna penurunan mual muntah antara
akupresur satu lengan dan akupresur dua lengan pada pengukuran 12 jam. Perbedaan
penurunan muntah pada pengukuran 24 jam adalah 0,364 dengan nilai p = 0,499 (p > 0,05),

536
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

artinya tidak ada perbedaan bermakna penurunan mual muntah antara akupresur satu lengan
dan akupresure dua lengan pada pengukuran 24 jam. Perbedaan rata-rata penurunan muntah
akupresur satu lengan dan akupresur dua lengan adalah 0,727 dengan nilai p = 0,077 (p >
0,05), artinya tidak ada perbedaan bermakna rata-rata penurunan mual muntah antara
akupresur satu lengan dan akupresur dua lengan. Dapat disimpulkan bahwa akupresur dua
lengan sangat efektif dalam menurunkan mual muntah pada penderita kanker payudara yang
menjalani kemoterapi pada pengukuran 12 jam, dibandingkan dengan akupresur satu lengan.

Tabel 5
Efektifitas Penurunan Mual Muntah Sesudah Dilakukan Akupresur Satu Lengan dan Dua
Lengan pada Penderita Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi
Penurunan mual muntah
P
Intervensi N Mean t df
Mean SD value
Different
12 jam
- Satu lengan 11 1,27 1,009 1,091 2,644 20 0,016
- Dua lengan 11 2,36 0,924
24 jam
- Satu lengan 11 1,27 0,905 0,364 0,688 20 0,499
- Dua lengan 11 1,64 1,502
Rata-rata
- Satu lengan 11 1,27 0,786 0,727 1,868 20 0,077
- Dua lengan 11 2,00 1,025

PEMBAHASAN
Pengaruh Akupresur Satu Lengan Terhadap Mual Muntah
Hasil penelitian diketahui perbedaan mual muntah pada pengukuran 12 jam adalah 1,273
dengan nilai p 0,002 (p < 0,05), artinya ada pengaruh akupresur satu lengan terhadap mual
muntah pada pengukuran 12 jam. Pengukuran 24 jam didapatkan perbedaan mual muntah
sebelum dan sesudah akupresur satu lengan adalah 1,273 dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05),
artinya ada pengaruh akupresur satu lengan terhadap mual muntah pada pengukuran 24 jam.
Perbedaan rerata mual muntah pada akupresur satu lengan adalah 1,273 dengan nilai p =
0,000, artinya ada pengaruh akupresur satu lengan terhadap mual muntah pada penderita
kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Akupresur terbukti efisien dalam menekan mual
muntah lewat efeknya terhadap kenaikan beta endorpin. Zat ini ialah antiemetik alami yang
sanggup mensupresi stimulus muntah di CTZ serta pusat muntah sehingga dapat
mengendalikan mual muntah (Samad et al. 2003). Akupresur pada titik meridian Pc 6 dapat
memperbaiki energi vital di pencernaan sehingga pencernaan dapat bekerja dengan normal
(Dibble, et al, 2007).

Menurut penelitian Fatma (2018), tindakan akupresur efektif menurunkan mual, muntah dan
nyeri pada penderita kanker payudara dengan kemoterapi. Terapi akupresur signifikan dalam
menurunkan mual dan muntah akibat kemoterapi dan nyeri pada penderita kanker payudara.
Eunice (2012) juga melakukan penelitian serupa dengan menggunakan wristband dan
konseling pada kelompok intervensi dalam mengatasi mual muntah akibat kemoterapi pada
penderita kanker payudara. Hasil penelitian membuktikan bahwa akupresur pada titik P6
disertai konseling tentang manajemen mual muntah dapat menurunkan mual muntah. Analisa
peneliti, bahwa akupresur terbukti meningkatkan pengeluaran hormon beta endorpin pada
hipofisis yang berlokasi di sekitar CTZ, dimana beta endorpin yang merupakan salah satu
antiemetik endogen sehingga menghambat impuls mual muntah di pusat muntah dan CTZ.

537
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Akupresur menekan mual dan muntah akut akibat kemoterapi karena adanya manipulasi pada
titik akupresur Pc 6, yang dapat memperbaiki energi pada titik meridian limpa dan lambung,
sehingga dapat melindungi sel-sel saluran pencernaan terhadap efek kemoterapi yang dapat
menurunkan rangsang mual muntah ke pusat muntah. Manipulasi tersebut juga meningkatkan
peningkatan beta endorpin di hipofise yang dapat menjadi antiemetic alami dengan cara
kerjanya menurunkan impuls mual muntah di chemoreseptor trigger zone. Stimulasi pada
akupresur juga memperbaiki aliran energi pada lambung sehingga mampu mengatasi
gangguan pada lambung seperti gangguan yang memicu terjadinya mual muntah.

Pengaruh Akupresur Dua Lengan terhadap Mual Muntah


Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui perbedaan mual muntah pada akupresur dua lengan pada
pengukuran 12 jam adalah 2,364 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05), artinya ada pengaruh
akupresur dua lengan terhadap mual muntah pada pengukuran 12 jam. Pengukuran 24 jam
didapatkan perbedaan mual muntah sebelum dan sesudah akupresur dua lengan adalah 1,636
dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05), artinya ada pengaruh akupresur dua lengan terhadap mual
muntah pada pengukuran 24 jam. Perbedaan rerata mual muntah pada akupresur dua lengan
adalah 2,000 dengan nilai p = 0,000, artinya ada pengaruh akupresur dua lengan terhadap
mual muntah pada penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Penelitian Fatma et al, (2018) dengan tujuan penelitian menganalisis efektifitas akupresur
terhadap penurunan mual muntah dan nyeri akibat kemoterapi pada penderita kanker
payudara. Penelitian ini melibatkan 16 responden dengan aplikasi dua lengan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa akupresur secara signifikan mampu menurunkan mual muntah akibat
kemoterapi dan nyeri pada penderita kanker payudara. Penelitian Syarif (2011), juga
didapatkan bahwa akupresur secara signifikan mampu menurunkan mual dan muntah akut
akibat kemoterapi pada penderita kanker yang dilakukan akupresur.

Analisa peneliti, akupresur dua lengan mampu menurunkan mual dan muntah akut akibat
kemoterapi melalui manipulasi yaitu pada titik akupresur tersebut. Manipulasi pada titik
akupresur P6 menyebabkan adanya perbaikan energi pada titik meridian limpa dan lambung,
sehingga memperkuat sel-sel saluran pencernaan terhadap efek kemoterapi yang dapat
menurunkan rangsang mual muntah ke pusat muntah. Manipulasi tersebut juga mengaktivasi
peningkatan hormon beta endopin di hipofise yang mampu menjadi antiemetic alami melalui
kerjanya menekan impuls mual muntah di chemoreseptor trigger zone (CTZ) dan vomiting
center (Tarcin et al., 2004).

Efektifitas Penurunan Mual Muntah Sesudah Dilakukan Akupresur Satu Lengan dan
Dua Lengan
Hasil penelitian pada tabel 5 diketahui perbedaan penurunan muntah pada pengukuran 12 jam
adalah 1,091 dengan nilai p = 0,016 (p < 0,05), artinya ada perbedaan bermakna penurunan
mual muntah antara akupresur satu lengan dan akupresur dua lengan pada pengukuran 12 jam.
Perbedaan penurunan muntah pada pengukuran 24 jam adalah 0,364 dengan nilai p = 0,499 (p
> 0,05), artinya tidak ada perbedaan bermakna penurunan mual muntah antara akupresur satu
lengan dan akupresur dua lengan pada pengukuran 24 jam. Perbedaan rata-rata penurunan
muntah akupresur satu lengan dan akupresur dua lengan adalah 0,727 dengan nilai p = 0,077
(p > 0,05), artinya tidak ada perbedaan bermakna rata-rata penurunan mual muntah antara
akupresur satu lengan dan akupresur dua lengan. Dapat disimpulkan bahwa akupresur dua
lengan sangat efektif dalam menurunkan mual muntah pasien kemoterapi pada pengukuran 12
jam, dibandingkan dengan akupresur satu lengan.

538
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Beberapa penelitian yang mengaplikasikan akupresur pada kedua lengan dilakukan oleh
Unulu & Kaya, (2018) dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan gelang
akupresur pada penurunan mual dan muntah post operasi. Penelitian terhadap 97 responden
yang terbagi kedalam dua kelompok. Kelompok akupresur sebanyak 47 pasien dan kelompok
kontrol 50 pasien. Hasil penelitian akupresur terbukti efektif mencegah muntah, menurunkan
intensitas mual dan meningkatkan kenyamanan dibandingkan kelompok yang mendapatkan
terapi antiemetik saja.

Keterbatasan Penelitian
Kelemahan pengambilan sampel menggunakan teknik concecutive sampling adalah tidak
memberi kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Keterbatasan lain dalam penelitian ini yaitu peneliti tidak menseragamkan stadium kanker
payudara sebagai salah satu kriteria inklusi, disebabkan kekurangan responden. Keterbatasan
dalam pelaksanaan intervensi akupresur pada responden kanker payudara rawat jalan.
Dikarenakan, selain pelaksanaan dilakukan di rumah sakit, peneliti juga melanjutkan
intervensi lanjutan di rumah/kos/penginapan responden. Dimana saat melakukan intervensi
dengan jarak tempuh yang sedikit jauh antar rumah/kos/penginapan responden satu dengan
yang lain menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan intervensi dari rencana
sebelumnya. Keterlambatan 15-30 menit dari waktu yang telah ditetapkan. Namun demikian,
perlakukan tetap peneliti lakukan sesuai dengan kelompok intervensi masing-masing.

SIMPULAN
Didapatkan rata-rata mual muntah responden sebelum dilakukan akupresur satu lengan adalah
17,91 + 1,744 dan sesudah dilakukan akupresur satu lengan 16,64 + 1,451. Rata-rata mual
muntah responden sebelum dilakukan akupresur dua lengan adalah 17,46 + 2,484, sesudah
dilakukan akupresur dua lengan 15,45 + 1,890. Ada pengaruh akupresur satu lengan dan
akupresur dua lengan terhadap mual muntah pada penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi. Akupresur dua lengan sangat efektif dalam menurunkan mual muntah pada
penderita kanker payudara pada saaat menjalani pengobatan kemoterapi pada pengukuran 12
jam, dibandingkan dengan akupresur satu lengan.

DAFTAR PUSTAKA
Aybar, D. O., et al. (2020). The effect of breathing exercise on nausea, vomiting and
functional status in breast cancer patients undergoing chemotherapy. Complementary
Therapies in Clinical Practice, 40(May). https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2020.101213
Baradero, M. et al. (2008). Seri Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker. Jakarta: EGC
Davita, L. (2012). Cancer: Principles & practice of oncology 11th edition. In Cancer (Vol.
66).
Desen. (2011). Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta: Balai Penerbit : FKUI.
Dibble, S.L., et al. (2007). Acupressure for Chemoterapy-induced Nausea and Vomiting: A
Randomized Clinical Trial. Oncology Nursing Forum. 34(4) 813-820
Dinkes Sumbar. (2019). Dinkes : Jumlah penderita kanker di Sumbar didominasi perempuan.
https://www.antaranews.com/berita/1289962/dinkes-jumlah-penderita-kanker-di-
sumbar-didominasi-perempuan. Diakses 11 Januari 2021
Dipiro. JT. (2009). Pharmacoterapy Handbook 7th edition. New York: Mc Graw Hill

539
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 3, Hal 531 - 540, Juli 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Eunice, E. (2012). The effects of P6 acupressure and nurse provided conseling on


chemotherapy induce nause and vomiting in patients with breast cancer. Oncology
Nursing Forum. vol. 39 no. 1
Fatma, et al. (2018). Efektifitas Akupresur terhadap penurunan mual muntah akibat
kemoterapi dan nyeri pada pasien kanker payudara. Jurnal Keperawatan Malang, 3(2),
75–84. https://doi.org/10.36916/jkm.v3i2.64
Ghezelbash, S., & Khosravi, M. (2017). Acupressure for nausea-vomiting and fatigue
management in acute lymphoblastic leukemia children. Journal of Nursing and
Midwifery Sciences, 4(3), 75. https://doi.org/10.4103/jnms.jnms_11_17
Grunberg, S.M., & Ireland, A. (2005). Epidemiology of Chemoteraphy Induced Nausea and
Vomiting. Advanced Studies in Nursing. 3(1), 9-15.
Hainsworth, J. D. (2018). Nausea and Vomiting. In Abeloff’s Clinical Oncology (Sixth Edit).
Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-47674-4.00039-6
Hesketh, P. J., et al. (2019). Antiemetics : American Society of Clinical Oncology Clinical
Practice Guideline Update. 35(28). https://doi.org/10.1200/JCO.2017.74.4789
Lee, J., Dodd, M., Dibble, S., & Abrams, D. (2007). Review of Acupressure Studies for
Chemotherapy-induced Nausea and Vomiting Control. Journal of Pain and Symptom
Management. 36(5), 529-544
Molassiotis, A., et al. (2014). The effectiveness of acupressure for the control and
management of chemotherapy-related acute and delayed nausea: A randomized
controlled trial. Journal of Pain and Symptom Management, 47(1), 12–25.
https://doi.org/10.1016/j.jpainsymman.2013.03.007
Rukayah, S. et al. (2012). Pengaruh terapi akupresur terhadap mual muntah lambat akibat
kemoterapi pada anak usia sekolah yang menderita kanker di RS Kanker Dharmais
Jakarta. Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 1 no. 1
Samad, K., et al. (2003). Effect of Acupressure on Post Operative Nausea and Vomiting in
Laparoscopic Cholecystectomy. Journal of Pakistan Medical Association. 53(2).
Sukanta, P. O. (2003). Akupresur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: Elex Media Komputindo
Syarif, H. (2009). Pengaruh terapi akupresur terhadap mual muntah akut akibat kemoterapi
pada pasien kanker. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Tarcin, O., et al. (2004). Accustimulation of the Neiguan point during gastroscopy: Its effect
on nausea and retching. The Turkish Journal of Gastroenterology, 15 (4), 258–262.
Torre, L. A., et al. (2017). Global cancer in women: Burden and trends. Cancer
Epidemiology Biomarkers and Prevention, 26(4), 444–457.
https://doi.org/10.1158/1055-9965.EPI-16-0858
Unulu, M., & Kaya, N. (2018). The Effect of Neiguan Point (P6) Acupressure With Wristband
on Postoperative Nausea, Vomiting, and Comfort Level: A Randomized Controlled
Study. Journal of Perianesthesia Nursing, 33(6), 915–927.
https://doi.org/10.1016/j.jopan.2017.09.006

540

Anda mungkin juga menyukai