Anda di halaman 1dari 10

JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.

839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

Efektifitas Terapi Akupresur Untuk Mengurangi Mual Muntah Pada Pasien


Kanker Kolorektal Yang Menjalani Kemoterapi: Studi Kasus

Mega Apriyantiˡ, Anggri Noorana Zahra²


1
Program Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jawa Barat, Indonesia
2
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jawa Barat, Indonesia

Email: megaapriyantii@gmail.com

Abstrak
Efek samping dari pemberian kemoterapi bagi penderita kanker kolorektal dapat menyebabkan anemia, leukopenia,
neutropenia, trombositopenia, gangguan jantung dan kulit, diare, mukositis, mual, muntah serta reaksi hipersensitivitas.
Mual dan muntah merupakan efek samping yang paling umum terjadi pada pasien yang menjalani siklus kemoterapi.
Mual dan muntah ini berpengaruh pada kualitas hidup pasien. Tujuan dari penulisan artikel ini menganalisis intervensi
keperawatan pada seorang perempuan usia 38 tahun saat menjalani kemoterapi siklus ke 3 dengan penerapan terapi
akupresur untuk mengurangi mual muntah. Artikel ini menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan instrumen
Visual Analog Scale (VAS) untuk mengukur tingkat mual setelah diberikan intervensi akupresur. Area titik pemijatan
untuk menekan atau menurunkan mual muntah berada pada titik P6 dan ST36. Pemberian intervensi teknik akupresur ini
diberikan selama 5 hari perawatan. Berdasarkan hal tersebut intervensi teknik akupresur titik P6 dan ST36 efektif
menurunkan keluhan mual pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Studi ini merekomendasikan akupresur
sebagai salah satu intervensi non farmakologi yang dapat diimplementasikan pada pasien dengan keluhan mual dan
muntah pada pasien yang mengalami kemoterapi di rumah sakit.

Kata kunci: Akupresur; Kemoterapi; Mual; Muntah

The Effectiveness of Acupressure Therapy to Reduce Nausea and Vomiting in


Colorectal Cancer Patients Undergoing Chemotherapy: Case Study

Abstract
Chemotherapy have side effect for colorectal cancer patients such as anemia, leukopenia, neutropenia,
thrombocytopenia, heart and skin disorders, diarrhea, mucositis, nausea, vomiting, and hypersensitivity reactions. The
most common side effects in patients undergoing chemotherapy cycles are Nausea and vomiting. It common effect impact
patient's quality of life. The purpose of this article is to analyze nursing interventions in a 38-year-old woman while
undergoing the 3rd cycle of chemotherapy with the application of acupressure therapy to reduce nausea and vomiting.
This article uses the case study method using the Visual Analog Scale (VAS) instrument to measure the level of nausea
before and after being given acupressure intervention. The massage point area to suppress or reduce nausea and vomiting
is at points P6 and ST36. This acupressure technique intervention was given for 5 days of treatment. Based on this, the
intervention of acupressure techniques at points P6 and ST36 is effective to reducing complaints of nausea in cancer
patients undergoing chemotherapy. This study recommends acupressure as a non-pharmacological intervention that can
be implemented in patients with chemotherapy effect which nausea and vomiting in patients undergoing chemotherapy at
the hospital.

Keywords: Acupressure; Chemotherapy; Nausea; Vomiting

71
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

Pendahuluan radiasi. Salah satu penatalaksanaan kanker


kolorektal adalah kemoterapi bagi kanker
Kanker kolorektal adalah jenis kanker
stadium lanjut dengan tujuan paliatif. Efek
paling banyak ketiga di dunia dengan hampir
samping dari pemberian kemoterapi bagi
dua juta kasus didiagnosis pada tahun 2020. Ini
penderita kanker kolorektal ini dapat
merupakan penyebab kematian paling banyak
menyebabkan anemia, leukopenia,
kedua akibat kanker, yang menyebabkan
neutropenia, trombositopenia, gangguan
hampir satu juta kematian per tahun (WHO,
jantung dan kulit, diare, mukositis, mual,
2022). Pada tahun 2012 sekitar 614.000 wanita
muntah serta reaksi hipersensitivitas
(9,2% dari semua kasus kanker baru) dan
(Kemenkes, 2018). Efek samping mual
746.000 pria (10,0% dari kasus kanker baru)
maupun muntah yang disebabkan oleh
didiagnosis menderita kanker kolorektal di
kemoterapi adalah salah satu efek samping
seluruh dunia. Kanker kolorektal adalah
yang paling umum terjadi pada pasien yang
kanker paling umum ketiga dan menyumbang
menjalani kemoterapi. Menurut Hesketh
9,7% dari semua kanker tidak termasuk kanker
(2008), mual muntah pada pasien kemoterapi
kulit non-melanoma. Tingkat kejadian standar
ini dapat menyebabkan permasalahan
usia kanker kolorektal lebih tinggi pada pria
psikologis yaitu berupa kecemasan ataupun
yakni 20,6 per 100.000 individu dibandingkan
pemicu terjadinya stress yang membuat pasien
pada wanita yakni 14,3 per 100.000, (Kuipers
bersikap untuk menghentikan kemoterapinya.
EJ, at al. 2015).
Hal tersebut tentu akan membuat keadaan
Kanker kolorektal terjadi pada usus
pasien menjadi buruk dan menurunkan
besar atau rektum, yang terletak di ujung
harapan hidup dimasa depan.
bawah saluran pencernaan. Kasus awal dapat
Penatalaksanaan keluhan mual muntah
dimulai sebagai polip non-kanker. Kanker
pada pasien kemoterapi ini bertujuan untuk
tidak memiliki gejala tetapi dapat dideteksi
meningkatkan kualitas hidup pasien,
dengan penapisan. Gejala kanker kolorektal
mengembalikan nafsu makan serta mencegah
tergantung pada ukuran dan lokasi kanker.
pasien kehilangan banyak cairan tubuh
Beberapa gejala yang umum dialami antara
sehingga berakibat pasien mengalami
lain perubahan kebiasaan buang air besar,
dehidrasi (Firmana, 2017). Pemberian obat
perubahan konsistensi feses, darah pada feses,
antiemetik diketahui mengatasi keluhan mual
dan rasa tidak nyaman pada perut. Pengobatan
dan muntah sebesar 60 % untuk itu terapi
kanker kolorektal tergantung pada ukuran,
komplementer diperlukan sebagai pelengkap
lokasi dan seberapa jauh penyebaran kanker.
terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi
Perawatan umum termasuk pembedahan untuk
mual muntah (Suh, 2012). Terapi
mengangkat kanker, kemoterapi dan terapi
komplementer yang dapat dilakukan dapat
72
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

berupa akupresur, akupuntur, yoga maupun Metode


terapi musik (Firmana, 2017).
Penelitian ini menggunakan metode
Akupresur salah satu terapi
studi kasus, sampel penelitian ini adalah
komplementer yang berbasis bukti dapat
seorang pasien dengan penyakit kanker
mengurangi keluhan mual dan muntah pada
kolarektal di salah satu Rumah Sakit Jakarta.
pasien kemoterapi. Area titik pemijatan untuk
Pengumpulan data dilakukan dengan
menekan atau menurunkan mual muntah
menggunakan wawancara, observasi dan
berada pada titik P6 dan ST36 (Fengge,2011).
telaah rekam medik pasien.
Byju et al (2018), dalam penelitiannya yang
berjudul “Effectiveness of accupressure on the
Hasil
experience of nausea and vomiting among
Pasien Ny. N, perempuan usia 38 tahun
patients receiving chemotherapy” didapatkan
masuk di ruang rawat inap RS di Jakarta
kesimpulan pada 40 pasien kanker yang dipilih
tanggal 22 Juni 2020. Klien masuk ke rawat
secara purposive sampling selama 6 minggu
inap karena akan menjalani kemoterapi siklus
menunjukkan bahwa akupresur efektif dalam
ke 3, mengeluh cemas menjalani kemoterapi,
mengurangi mual dan muntah pada pasien
pasien takut rambutnya tambah rontok. Saat
yang menjalani kemoterapi. Penelitian lain
dilakukan pengkajian klien mengatakan mual,
dari El-Deen &Younis (2019), yang berjudul
terdapat sariawan di area bibir bawah sebanyak
“Effect of Acupressure on Chemotherapy
2 buah, tampak kemerahan, dan menyebabkan
Induced Nausea and Vomiting among Patient
sulit makan karena terasa nyeri. Pasien riwayat
with Lung Cancer” dengan metode quasi
operasi Laparatomi Anterior Resection dan
experiment didapatkan kesimpulan bahwa
Anastomosis Kolorektal tanggal 2 Mei 2020
terapi akupresur bisa mengurangi keparahan
dan telah dilakukan biopsi. Diagnosa medis
mual dan muntah, mengurangi kecemasan dan
klien saat ini adalah Ca Recti Pro Kemoterapi
kelelahan serta dapat meningkatkan aktivitas
Siklus ke 3.
hidup fungsional pada pasien kanker yang
Hasil Biopsi tanggal 04/05/2020
menjalani sesi kemoterapi.
didapatkan kesimpulan Histologik sesuai
Berdasarkan latar belakang tersebut,
dengan adenokarsinoma recti berdiferensiasi
peneliti tertarik melakukan penulisan
sedang, PT4N2Mx, Lateral Clearance masih
mengenai analisis asuhan keperawatan pada
mengandung tumor, invasi limfovaskular
pasien kanker kolorektal yang menjalani
ditemukan, ditemukan 16 kelenjar getah
kemoterapi dengan penerapan terapi akupresur
bening dan 6 nodul tumor, 7 diantara kelenjar
untuk mengurangi mual muntah.
getah bening ditemukan metastasis tumor.

73
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

Hasil pemeriksaan fisik klien mg IV, Sulfa Atropin 1 amp SC, Ranitidine 50
didapatkan tanda-tanda vital Tekanan darah: mg. Regimen kemoterapi Erbitux 560 mg,
100/72 mmHg, Nadi: 100x/menit suhu 36,4˚C. Campto 250 mg, Leucovorin 560 mg, 5-FU
Pengkajian nyeri PQRST yaitu nyeri 560 mg.
disebabkan adanya sariawan pada mukosa Berdasarkan hasil dari pengkajian,
mulut, seperti rasa terbakar, tidak mengalami masalah keperawatan yang muncul pada klien
penjalaran, skala nyeri tiga, nyeri dirasakan adalah nausea berhubungan dengan efek agen
saat makan atau minum durasi hilang timbul, farmakologis dan gangguan integritas
pasien tampak meringis mengerutkan muka jaringan. Masalah keperawatan nausea
dan ekspresi kesakitan. Status nutrisi pasien didukung dengan data bahwa klien
saat ini, frekuensi makan 3x/hari, tidak ada mengatakan mual selama menjalani
riwayat alergi makanan, makanan yang kemoterapi namun tidak ada muntah, klien
dimakan adalah nasi biasa dan lauk yang tampak tidak menghabiskan makanan yang
disediakan rumah sakit, makanan habis hanya disediakan rumah sakit dan berusaha menahan
½ porsi karena klien sedang mual. Terdapat rasa mualnya dengan minum air hangat. Hasil
stomatitis di area bibir bawah sebanyak 2 buah laboratorium tgl 22/06/2020 hemoglobin 12,9
tampak kemerahan, lidah tampak bercak gr/dL dan tgl 23/06/2020 albumin 3,05 mg/dL,
berwarna keputihan. Berat badan pasien BB: 44,2 kg, TB: 150 cm, IMT: 19,5 kg/cm
sebelumnya 46 kg, BB saat ini 44,2 kg, TB: (berat badan normal). Masalah keperawatan
150 cm, IMT: 19,5 kg/cm (berat badan gangguan integritas jaringan pada klien
normal). Status eliminasi pasien saat ini pola ditegakan berdasarkan data bahwa klien
BAB pasien 1x/hari, feses lembek warna mengatakan setelah kemoterapi berjalan
kuning, tidak ada riwayat perdarahan, BAK 6- muncul sariawan 2 buah di area bibir bawah,
7x/hari urin tampak kuning jernih, bising usus Tampak bibir kering dan pucat, terdapat
9x/menit, Abdomen teraba lunak, Lingkar stomatitis di area bawah bibir pasien tampak
abdomen 85 cm, Tidak ada hemoroid dan kemerahan, lidah tampak sedikit bercak putih.
Stoma di Abdomen. Status keamanan klien, Diagnosis keperawatan prioritas yang
klien memiliki alergi golongan obat yang ditegakkan pada Ny. N yaitu nausea dan
mengandung asam (ex. Asam folat), risiko gangguan integritas jaringan (SDKI DPP PPNI
jatuh rendah dengan skor 15. 2017). Rencana keperawatan pada klien yang
Terapi farmakologi yang diberikan dilakukan selama lima hari perawatan pada
yaitu Urdafalk 2 x 250 mg, Kliran 8 mg IV jika diagnosis keperawatan nausea diharapkan
perlu, Imodium 1 tablet jika perlu, mual klien berkurang dengan kriteria hasil
Paracetamol 500 mg jika nyeri. Premedikasi: klien tidak mengalami mual dan muntah yang
Dexamethasone 10 mg IV, Dipenhidramine 10 diukur dengan instrumen yang telah teruji
74
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

validitas dan reliabilitasnya yaitu pencetus terjadinya mual, monitor asupan


menggunakan Visual Analog Scale (VAS). nutrisi dan kalori, menganjurkan sering
Intervensi yang dilakukan pada klien dengan membersihkan mulut dengan betadine kumur,
masalah nausea ini menurut SIKI DPP PPNI memberikan diet makanan tinggi karbohidrat
(2018) yaitu identifikasi pengalaman mual, dan rendah lemak, memberikan makanan
kaji secara berkala keluhan mual klien yang dalam jumlah kecil dan menarik,
meliputi frekuensi, durasi, tingkat keparahan, menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup,
dan faktor pencetus terjadinya mual, monitor memberikan dan mengajarkan akupresur di
asupan nutrisi dan kalori anjurkan sering area titik P6 (3 jari diatas pergelangan tangan)
membersihkan mulut, kecuali jika dan titik ST36 (3 jari dibawah lutut).
merangsang, anjurkan makanan tinggi Akupresur dilakukan dengan durasi penekanan
karbohidrat dan rendah lemak, berikan di area titik selama 30 detik dilakukan selama
makanan dalam jumlah kecil dan menarik, 10-15 menit, akupresur dilakukan sebanyak 3
anjurkan istirahat dan tidur yang cukup, kali sehari, pasien juga ikut dilibatkan
ajarkan klien teknik nonfarmakologi untuk melakukan penekanan di area titik akupresur
mengurangi mual dengan cara melakukan P6 dan ST36 secara mandiri agar dapat
akupresur pada titik P6 dan ST36 dan libatkan melakukan akupresur secara mandiri jika
pasien melakukan akupresur secara mandiri sedang mengalami keluhan mual. Intervensi
jika mengalami mual kembali serta kolaborasi akupresur dilakukan diluar jam pemberian
pemberian antiemetik Ondansentron 8 mg jika antiemetik agar tidak terjadi bias saat evaluasi
diperlukan. mual klien dan terakhir melakukan kolaborasi
Rencana keperawatan selama tiga hari pemberian antiemetik berupa injeksi terapi
perawatan pada diagnosis gangguan integritas Ondansentron 8 mg jika perlu saat klien
jaringan diharapkan mukosa mulut klien mengeluh mual dan melakukan pengkajian
mengalami perbaikan ditandai dengan nyeri ulang mual untuk mengevaluasi implementasi
pada sariawan berkurang, lidah tampak bersih yang sudah diberikan kepada klien dengan
tidak tampak bercak putih, sariawan perbaikan menggunakan instrumen Visual Analog Scale
tidak tampak kemerahan, dan klien tidak (VAS).
mengalami infeksi. Implementasi yang dilakukan pada
Implementasi keperawatan yang klien terkait masalah gangguan integritas
dilakukan kepada klien terkait masalah jaringan adalah melakukan pengkajian tanda
keperawatan nausea adalah melakukan infeksi di area rongga mulut, mengkaji adanya
identifikasi pengalaman mual, mengkaji secara kemerahan di area sariawan dan mengkaji
berkala keluhan mual klien yang meliputi kebersihan lidah klien. Perawat juga
frekuensi, durasi, tingkat keparahan, dan faktor menganjurkan klien melakukan oral hygiene
75
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

lebih sering dan melakukan kolaborasi menggunakan obat kumur dan menggunakan
pemberian obat kumur Minocep gargle dan mycostatin. Pemberian kolaborasi obat kumur
mycostatin untuk mengurangi resiko infeksi dan terapi mycostatin berpengaruh pada
pada klien. perbaikan kondisi mulut klien.
Evaluasi terkait masalah keperawatan
nausea selama 5 hari perawatan yaitu klien Pembahasan
mengatakan bahwa mual yang dirasakan
Saat dilakukan pengkajian Ny. N
berkurang dibandingkan sebelumnya dan klien
mengeluh mual dengan skala enam
tidak mengalami muntah sehingga ada makan
menggunakan Visual Analog Scale (VAS), hal
yang masuk. Klien mengatakan mual masih
ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh
sering terasa hilang timbul terkadang 1x sehari
Komite Penanggulangan Kanker Nasional
mual baru muncul. Klien mengatakan bahwa
(2018) bahwa pasien dengan diagnosa medis
jika mual datang sudah mampu melakukan
kanker kolorektal dapat mengalami efek
akupresur sesuai dengan yang diajarkan
samping dengan pemberian obat kemoterapi
perawat dan merasa lebih nyaman setelahnya.
regimen yang mengandung Fluorourasil (5-
Skala mual dievaluasi menggunakan Visual
FU), leucovorin, oxaliplatin, dan irinotecan
Analog Scale (VAS), terlihat menurun dari hari
dapat menyebabkan keluhan mual muntah.
pertama ada diskala 6 dan dihari ke 5 menjadi
Regimen 5FU disebutkan dapat menyebabkan
skala 1-2. Klinis klien tampak lebih segar dan
efek samping derajat 3/4 dengan gejala yang
tidak lesu lagi, klien sudah mampu
muncul yaitu mual muntah sebanyak 10,6 %.
menghabiskan 3/4 porsi makanan yang
Regimen 5FU juga diketahui berpengaruh
disediakan oleh pihak rumah sakit, klien sudah
pada angka Body Mass Index (BMI) pasien
secara mandiri mampu melakukan akupresur
kemoterapi karena efek toksisitas dari regimen
titik P6 dan ST36 jika merasakan mualnya
ini yang dapat menyebabkan risiko mual
muncul kembali. Intervensi ini juga sudah
muntah yang tinggi (Abdel-Rahman, 2019).
dilakukan edukasi untuk dilanjutkan di rumah
Hal ini sejalan dengan keluhan mual hebat
saat perawat melakukan discharge planning
yang dialami oleh pasien Ny. N yang sedang
klien.
menjalani kemoterapi regimen flourourasil (5-
Evaluasi terkait implementasi masalah
FU), Leucovorin dan Irinotecan. Mual muntah
keperawatan gangguan integritas jaringan
sebagai efek samping kemoterapi sering terjadi
selama 3 hari, klien tampak lebih rileks,
dalam satu sampai dengan 24 jam setelah
sariawan tampak sudah perbaikan tidak
pemberian obat sitostatika.
tampak kemerahan, bercak putih pada lidah
Nyeri dirasakan oleh pasien karena
berkurang, sariawan tampak mengecil
terdapat efek samping stomatitis di area bibir
dibanding sebelumnya. Klien masih rutin
76
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

bawah pasien yang menyebabkan pasien sulit pada Ny. N, stomatitis terjadi karena agen
makan. Nyeri yang dirasakan oleh klien ini kemoterapi yang diberikan. Intervensi
berada pada grade tiga sesuai dengan tanda keperawatan yang dapat dilakukan untuk
gejala yang dirasakan oleh Ny. N yaitu adanya mengurangi stomatitis. Oral hygiene yang baik
eritema, edema, ulserasi dengan nyeri hebat dikatakan dapat memperbaiki proses inflamasi
namun masih bisa makan makanan padat atau sehingga pasien tidak mengalami stomatitis
lunak via oral (Ozawa et al, 2020). Hal ini juga yang lebih parah (Yogasedana, 2015).
sesuai dengan penilaian grading yang juga Seperti yang telah dipaparkan bahwa
diungkapkan oleh National Cancer Institute, kemoterapi memiliki beberapa efek samping
Ny. N masuk kedalam kriteria grade tiga yang ditimbulkan yaitu pasien menjadi mudah
dengan keluhan mengalami rasa nyeri pada lelah, mual, muntah, rambut rontok, stomatitis,
ulkus dan ada kesulitan makan namun masih gangguan jantung dan gangguan ginjal, anemia
mampu untuk menerima asupan makan serta rambut rontok (Kemenkes, 2018). Mual
(Ozawa et al, 2020). Berdasarkan penelitian muntah merupakan efek kemoterapi yang
dari Woragidpoonpol, Yenbut, Picheansathian, paling sering dialami oleh pasien kemoterapi,
dan Klunklin (2013) menyatakan bahwa sekitar 20-30% pasien mengalami mual
kombinasi intervensi farmakologis dan non- muntah, gejala mual muntah tersebut disebut
farmakologis efektif dalam manajemen nyeri. Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting
Kombinasi dari intervensi farmakologis dan (CINV) (Nindya Shinta R. Bakti Surarso,
non-farmakologis tersebut merupakan hal 2016). Efek samping mual dan muntah juga
yang penting dalam memberikan manajemen dikatakan dapat menjadi penyebab
nyeri yang optimal (Hockenberry & Wilson, menurunnya kualitas hidup pasien kemoterapi
2015). dikarenakan pasien akan kesulitan dalam
Masalah keperawatan kedua adalah melakukan aktivitas sehari-hari (Sukardja,
gangguan integritas jaringan ditandai dengan 2008).
adanya stomatitis atau sariawan di area bibir Tatalaksana mual saat ini dilakukan
bawah klien, stomatitis tampak kemerahan dan dengan cara pemberian obat antiemetik,
dirasakan nyeri. Menurut teori pemberian meskipun fungsi dari obat antiemetik sudah
kemoterapi pasien kanker kolorektal dengan diakui di dunia kesehatan dapat menurunkan
regimen flourourasil (5-FU), Leucovorin dan keluhan mual dan muntah namun dapat pula
Irinotecan, selain menyebabkan mual muntah menyebabkan keluhan alergi pada pasien
hal yang paling sering menjadi efek samping (Widyaningsih, 2012).
adalah stomatitis atau infeksi jamur (Komite Untuk menghindari efek samping
Penanggulangan Kanker Kolorektal, 2017). alergi dari bahan-bahan kimia yang terdapat
Hal ini sejalan dengan klinis yang terdapat pada antiemetik dapat dilakukan terapi
77
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

komplementer untuk mengurangi keluhan juga diedukasi kepada pasien dapat dilakukan
mual muntah. Salah satu terapi komplementer setelah selesai kemoterapi dan pasien pulang
yang dipercaya dapat mengurangi keluhan untuk menghindari keluhan mual muntah post
mual adalah akupressur pada penekanan titik kemoterapi. Berdasarkan intervensi dari
P6 (3 jari diatas pergelangan tangan ) dan titik akupresur selama 5 hari ini didapatkan hasil
ST36 (3 jari dibawah lutut), kedalaman bahwa klien Ny. N mengalami penurunan
penekanan akupresur ini dilakukan sekitar 1-2 keluhan mual selama menjalani kemoterapi
cm dengan tetap memperhatikan respon klien setelah dilakukan aplikasi intervensi tersebut
(Fithriana dkk, 2013). Akupresur ini dilakukan dengan penurunan skala mual menggunakan
25 menit sebelum pasien mendapatkan instrumen Visual Analog Scale (VAS) dari
kemoterapi dan 6-12 jam setelah selesai skala enam menjadi skala 1-2 dihari ke lima
kemoterapi. Pemijatan dapat dilakukan agak perawatan. Tidak ada efek samping yang
keras jika terjadi pada keluhan yang mendadak terjadi kepada klien Ny. N selama
dan pijatan yang tidak terlalu kuat pada pengaplikasian intervensi ini, selain tidak
keluhan yang sudah terjadi berulang kali membuat pasien kelelahan, akupresur ini
(Syarif, 2013). Hal ini juga sejalan dengan sangat ekonomis dan bisa diaplikasikan saat
penelitian meta analisis yang dilakukan oleh kapan saja keluhan mual pasien muncul.
Miao et.al (2017), bahwa terapi akupresur ini
dapat dijadikan rekomendasi pengobatan non- Kesimpulan
farmakologis yang dapat diterapkan pada
Masalah keperawatan utama pada
pasien kemoterapi terutama untuk
pasien dengan kemoterapi adalah nausea dan
mengendalikan keluhan mual.
gangguan integritas jaringan dibuktikan
Aplikasi penerapan dari intervensi
dengan adanya stomatitis.. Kedua masalah
berbasis bukti terapi akupresur pada titik P6
keperawatan ini jika tidak diataasi dapat
dan ST36 dilakukan kepada klien dengan tahap
menyebabkan penurunan nafsu makan
tahap sesuai standar operasional prosedur,
sehingga bisa menyebabkan risiko defisit
klien diposisikan nyaman dengan posisi duduk
nutrisi. Mual merupakan salah satu efek
90˚ dengan sandaran, klien melakukan
samping dari pemberian obat kemoterapi. Hal
akupresur dititik p6 dan st 36 secara bergantian
yang perlu diperhatikan dalam mengatasi
masing-masing selama 10 menit dengan
keluhan mual yaitu intervensi yang dilakukan
kedalaman 1-2 cm. Intervensi ini dilakukan
aman bagi pasien dan tidak memiliki efek
selama 5 hari perawatan pasien, akupresur
samping. Intervensi yang dirasakan dapat
dilakukan setiap hari saat keluhan mual
mengurangi keluhan mual muntah berdasarkan
muncul dan dievaluasi setiap hari terkait
Evidance Based Practice yaitu terapi
perubahan keluhan mual klien, akupresur ini
78
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

komplementer akupresur titik P6 dan ST36. https://doi.org/10.1016/j.clcc.2019.07.0


Terapi akupresur tidak memiliki efek samping 05
dan tidak memerlukan biaya yang mahal dalam
American Cancer Society. (2017). Colorectal
pengaplikasiannya sehingga dapat digunakan
Cancer. https://www.cancer.org/
sebagai rekomendasi mengurangi keluhan
mual muntah pada pasien yang sedang Byju, Anju., Pavitrhran Sheela., Antony,

menjalani kemoterapi. Regina. (2018). Effectiveness of

Hasil evaluasi menunjukkan Acupressure on the Experience of

penurunan skala mual dari skala enam ke skala Nausea and Vomiting among patients

1-2 dihari perawatan ke-lima. Skala mual receiving Chemotherapy. Canadian

muntah diukur menggunakan Visual Analog Association of Nurses in Oncology.

Scale (VAS) DOI:10.5737/23688076282132138

El-Deen, Dalia Salah., Younis, Hanan


Saran Mohamed. (2019). Effect of Accupresure

Perawat sebagai pemberi asuhan on Chemotherapy Induced Nausea and

keperawatan, harus mempunyai pengetahuan Vomiting among Patients with Lung

dan keahlian yang kompeten dalam Cancer. International Journal of Nouvel

memberikan asuhan keperawatan pada pasien Research in Helathcare and Nursing.

kemoterapi dengan keluhan mual muntah ISSN 2394-7330

sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup Fengge, A. (2012). Terapi Akupresur: Manfaat
pasien. Akupresur dapat dijadikan & Teknik Pengobatan. Yogyakarta:
rekomendasi intervensi non farmakologi dan Circle Corp
implementasi keperawatan komplementer
Firmana, Dicky. (2017). Keperawatan
untuk mengurangi mual muntah pasien
Kemoterapi. Salemba Medika
kemoterapi.
Fithriana, Dina., Adawiyah, Robiatul.,
Daftar Referensi Apriliyanti, Lenny., Sajidah, Ainun.
(2013). Perbandingan Efektifitas
Abdel-Rahman, Omar. (2019). Effect of Body
Akupresur Perikardium dengan
Mass Index on 5-FU-Based
Aromaterapi Terhadap Penurunan Mual
Chemotherapu Toxicity and Efficacy
Muntah pada Ibu Hamil di Pulau
Among Patients With Metastatic
Lombok. Stikes Mataram.
Colorectal Cancer; A pooled Analysis of
5 Randomized Trials. Elsevier Inr. Hesketh, P.J. (2008). Chemotherapy-Induced
Nausea & Vomiting. The New England

79
JHCN Journal of Health and Cardiovascular Nursing DOI: 10.36082/jhcn.v2i2.839
Volume 2, Nomor 2 Desember Tahun 2022

Journal of Medicine, 358 (23), 2482– Suh, E.E. (2012). The Effect of P6 Accupresure
2494. DOI: 10.1056/NEJMra0706547. and Nurse Provided Counseling on
Chemotheraphy Induced Nausea and
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2015).
Vomitting in Patients with Breast
Wong’s nursing care of infants and
Cancer. Oncology Nurse Vol.39, no.1 p-
children, 10th ed. Canada: Mosby Elsevier.
292.
Kemenkes RI. (2018). Panduan
Syarif, Hilman., Nurachmah Elly., Gayatri
Penatalaksanaan Kanker Kolorektal.
Dewi. (2011). Terapi Akupresur dapat
Komite Penanggulangan Kanker
Menurunkan Keluhan Mual Muntah
Indonesia
Akut Akibat Kemoterapi Pada Pasien
Kuipers EJ, at al. (2015). Colorectal cancer. Kanker: Randomized Clinical Trial.
Nat Rev Dis Primers. 2015 Nov Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan
5;1:15065. doi: 10.1038/nrdp.2015.65. Universitas Indonesia
PMID: 27189416; PMCID:
Woragidpoonpol, P., Yenbut, J.,
PMC4874655.
Picheansathian, W., & Klunklin, P.
Miao, et al. (2017). Effects of acupressure on (2013). Effectiveness of non-
chemotherapy-induced nausea and pharmacological interventions in
vomiting-a systematic review with meta- relieving children's postoperative pain:
analyses and trial sequential analysis of A systematic review. JBI Database of
randomized controlled trials. Elsevier. Systematic Reviews and Implementation,
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2017. 11(10), 117-156
02.014
Yogasendana. (2015). Angka Kejadian
Ozawa, Natsuo et al. (2020). Effect of Topical Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR)
Hangeshashinto (TJ-14) on Ditinjau Dari Faktor Etiologi Di Rsgmp
Chemotherapy-Induced Oral Mucositis. Fk Unsrat Tahun 2014. Skripsi. Program
Cancer Management and Research Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
2020:12 1069–1078 Kedokteran 2 Program Studi

SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP
PPNI.
SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP
PPNI.

80

Anda mungkin juga menyukai