Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Kebidanan 07 (02) 115 - 222

Jurnal Kebidanan
http : /www.journal.stikeseub.ac.id

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH


AKUT AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA
DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Anik Enikmawati1)
1
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
E-mail: nice anieze85@yahoo.co.id

ABSTRAK
Aromaterapi jahe merupakan salah satu terai komplemener pada penderita banker payudara yang
mengalami mual muntah akut akibat kemoterapi. Mual dan muntah dapat menurunkan aktivitas sehari-
hari dan menyebabkan pasien kanker hanya dapat berbaring dtempat tidur dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan dalam beraktivitas. Tujuan penelitian untuk mengidenifikasi pengaruh aromaterapi jahe
terhadap mual muntah akut pada penderita kanker payudara. Desain penelitian adalah kuasi
eksperimen dengan pre-post test control design. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive
sampling yang terdiri dari 23 responden kelompok kontrol dan 23 responden kelompok kontrol.
Aromaterapi jahe diberikan sebanyak 2 kali perlakuan dengan cara dihirup atau inhalasi selama 5
menit pertama dilanjutkan 5 menit kedua setelah 30 menit pemberian aromaterapi jahe inhalasi yang
pertama. Hasil penelitian menunjukkan: Nilai rata-rata mual dan muntah pada kelompok kontrol
hanya mengalami sedikit penurunan, yaitu nilai rata-rata 13,74 pada saat pre-tes menjadi 13,39 pada
saat post-tes. Hasil uji statistik memperoleh thitung = 1,034 dengan p-value= 0,312 pada taraf
signifikansi 5% (p<0,05) Artinya tidak ada perbedaan yang bermakna mual dan muntah kelompok
kontrol pada pre-tes dengan mual dan muntah pada saat post-test. Sedangkan kelompok intervensi
mengalami penurunan pencapaian nilai rata-rata mual dan muntah 14,04 pada saat pre-test menjadi
10,70 pada saat post-tes. Hasil uji statistik perbedaan mean dengan t-hitung= 4,770 dengan p-value=
0,000(p<0,05). Artinya ada perbedaan yang bermakna mual dan muntah kelompok intervensi pada
pre-tes dengan mual dan muntah pada saat post-test. Kata kunci : Aromaterapi Jahe, Mual dan
Muntah, Kanker Payudara

THE EFFECT OF GINGER AROMATHERAPY TO CHEMOTHERAPY INDUCED


NAUSEA AND VOMITING AT BREAST CANCER PATIENT IN PKU
MUHAMMADIYAH HOSPITAL SURAKARTA

ABSTRACT
Ginger aromatherapy is one of the complementary therapy at breast cancer patient who have nausea
vomiting which is caused by chemotherapy. Nausea and vomiting can decrease daily activities and
cause cancer patient only lie down at the bed and can not fulfill their need in activities. Purpose : The
purpose of this study is to identifiy the influence of ginger aromatherapy to nausea and vomiting at
breast cancer patient. Method : The research design is mastering experiment with post test only control
group design. The taking sampling technique is by consecutive sampling which consists of 23 group
respondents intervention and 23 group respondents control. Ginger aromatherapy is given two times
treatment by inhalation for the first 5 minutes continuing the second 5 minutes, After the first 30
minutes ginger aromatherapy inhalation given. The research instrument used Rhodes INVR. Result:
The research showed that the average value of the frequency of nausea and vomiting in the intervention
group is smaller than the average of nausea and vomiting control group. Conclusion : Aromatherapy
ginger may reduce nausea and frequency of nausea and vomiting due to chemotherapy in breast cancer
patients. Key word: Ginger aromatherapy, chemotherapy, nausea and vomiting.

Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 115


PENDAHULUAN payudara menempati urutan pertama pada
Kanker merupakan salah satu pasien rawat inap (16,85%), disusul kanker
penyakit yang telah menjadi masalah leher rahim (11,78%), kanker hati dan
kesehatan masyarakat di dunia maupun di saluran empedu intrahepatik (9,69%),
Indonesia. Setiap tahun, 12 juta orang Leukemi (7,42%), dan Limfoma non
diseluruh dunia menderita kanker dan 7,6 Hodgkin (6,69%) (Depkes RI, 2013).
juta di antaranya meninggal dunia karena Kemoterapi dapat menimbulkan mual
kanker. Di Amerika insiden penyakit muntah melalui beberapa mekanisme yang
kanker sekitar 1.638.910 kasus baru kanker bervariasi dan serangkaian yang komplek.
didiagnosa pada tahun 2012, sekitar Pertama, pusat muntah dapat teijadi secara
577.190 orang meninggal karena kanker tidak langsung oleh stimulus tertentu yang
serta lebih dari 1500 orang meninggal dapat mengaktifkan Chemoreseptor Trigger
karena kanker setiap harinya dan diketahui Zone (CTZ) di medulla, peran CTZ sebagai
bahwa sekitar 178.000 perempuan di chemosensor, area ini kaya akan berbagai
diagnosis terkena kanker payudara setiap reseptor neurotrasmiter seperti histamine,
tahunnya (American Cancer Society, 2012). serotonin, dopamine, opiate, neurokinin dan
Kanker payudara merupakan penyebab benzodiazepine, sedangkan agen
utama kematian perempuan berusia 40-55 kemoterapi menyebabkan proses muntah
tahun, serta penyebab terbesar kedua melalui salah satu dari reseptor tersebut.
kematian setelah kanker paru-paru (Santoso Kedua, kemoterapi dapat menyebabkan
2009). gangguan pada mukosa gastrointestinal dan
Prevalensi kanker tertinggi di menyebabkan pengeluaran neurotrasmitter
Yogyakarta berdasarkan diagnosis dokter termasuk 5HT3 (5 hydroxytriptamine). Hal
atau hasil Riset Kesehatan Dasar ini menyebabkan mual muntah melalui jalur
(Riskesdas) tahun 2013 sebesar 4,1 per perifer yang dimediasi oleh saraf vagus.
1000 penduduk dan di Jawa Tengah Ketiga, gejala ini disebabkan karena
menempati urutan kedua sebesar 2,1 per pengaruh neurohormonal melalui
1000 penduduk. Kanker merupakan terganggunya arginin vasopressin dan
penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah prostaglandin. Keempat, mual muntah
stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan dimediasi oleh kecemasan yang
DM. Rata-rata RS di Indonesia berdasarkan memberikan pengaruh terhadap sistem saraf
data statistik RS dalam Sistem Informasi pusat termasuk pusat muntah (Wood, at, al.,
Rumah Sakit (SIRS) tahun 2013, kanker 2007)

116 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015


Mual dan muntah adalah efek metode yang yang dinilai paling efektif,
samping yang paling umum dan tidak sangat praktis dan memiliki khasiat yang
menyenangkan pada pasien setelah langsung dapat dirasakan efeknya
menjalani pengobatan kemoterapi. Insiden dibanding dengan tehnik yang lain, tehnik
mual dan muntah karena efek samping inhalasi ini lebih mudah untuk masuk ke
kemoterapi adalah 70-80 %, beberapa dalam tubuh tanpa melalui proses absorbsi
kondisi gejala-gejala yang berhubungan membran sel, molekul-molekul uap akan
dengan pemberian kemoterapi dapat langsung mengenai reseptor penghidu yang
menurunkan aktivitas sehari-hari pasien berada pada rongga hidung dan langsung
kanker dan menyebabkan mereka hanya terhubung dengan saraf olfaktorius.
dapat terbaring ditempat tidur dan tidak bisa Tindakan intervensi nonfarmakologi
memenuhi kebutuhan mereka dalam yaitu dengan pemberian aromaterapi jahe
beraktivitas (Lee, 2008). Salah satu ini merupakan bagian dari intervensi
tindakan keperawatan mandiri seorang comfort yang tujuan memberikan
perawat yaitu memberikan rasa nyaman kenyamanan secara fisik pada pasien kanker
untuk mengurangi atau menghilangkan yang menjalani kemoterapi dengan
ketidaknyamanan akibat efek samping mengurangi atau menghilangkan mual
kemoterapi dengan pemberian terapi muntah akibat kemoterapi. Teknis tindakan
komplementer. Aromaterapi sebagai bagian ini didesain untuk membantu
dari terapi komplementer dapat digunakan mempertahankan atau mengembalikan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien fungsi fisik dan kenyamanan, serta
kanker (Boehm, at, al., 2012). Aromaterapi mencegah komplikasi (Kolcaba dan
mengacu pada penggunaan minyak esensial DiMarco, 2005).
yang diekstrak dari akar, bunga, daun dan Hasil studi pendahuluan di Rumah
batang tanaman, serta dari pohon tertentu. Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Minyak tumbuhan dapat dipecah menjadi jumlah penderita kanker payudara yang
bahan kimia seperti alkohol, keton dan menjalani pengobatan kemoterapi selama
fenol, yang dianggap memiliki sifat satu tahun terakhir sebanyak 350 pasien.
terapeutik. Tehnik aromaterapi inhalasi Data pasien yang menjalani kemoterapi dari
dapat digunakan untuk meningkatkan bulan April sampai dengan Juni 2015
relaksasi dan kenyamanan (Jaelani, 2009). sebanyak 97 pasien. Penelitian tentang
Kohatsu (2008) menyatakan pemakaian pemberian aromaterapi sebagai salah satu
minyak esensial secara inhalasi merupakan tindakan keperawatan dan terapi pelengkap

Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 117


untuk mual muntah belum pernah dilakukan pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual
di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. muntah akibat kemoterapi.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti Tujuan umum penelitian ini adalah
terhadap pasien kanker payudara yang untuk mengetahui pengaruh aromaterapi
menjalani kemoterapi di bangsal Abu Bakar jahe terhadap mual muntah akut akibat
ruang kemoterapi, keluhan yang sering kemoterapi pada pasien kanker payudara
dirasakan setelah kemoterapi adalah rasa Sedangkan tujuan secara khususnya adalah:
mual dan muntah, tindakan untuk mengatasi a. Mengetahui perbedaan mual muntah
keluhan mual dan muntah hanya diberikan akut akibat kemoterapi sebelum
obat antimual. pemberian aromaterapi jahe
Berdasarkan fenomena diatas dapat b. Mengetahui perbedaan mual muntah
disimpulkan bahwa pasien yang menderita akut akibat kemoterapi sesudah
kanker dan mendapatkan kemoterapi dapat pemberian aromaterapi jahe
menimbulkan berbagai macam efek c. Mengetahui pengaruh aromaterapi jahe
samping yang tidak menyenangkan bagi terhadap mual dan muntah akut akibat
pasien. Salah satu efek samping akibat kemoterapi.
pemberian kemoterapi adalah mual muntah.
terapi untuk mengurangi rasa mual muntah TINJAUAN PUSTAKA

pasien diberikan antiemetik dan tindakan Kanker payudara adalah

keperawatan mandiri seorang perawat pertumbuhan sel payudara yang tidak

dalam mengurangi atau menghilangkan terkontrol lantaran perubahan abnormal dari

ketidaknyamanan akibat efek samping gen yang bertanggung jawab atas

kemoterapi adalah dengan pemberian terapi pengaturan pertumbuhan sel (Santoso,

aromaterapi jahe, penelitian tentang 2009). kanker payudara meunjukkan suatu

penggunaan jahe sebagai terapi benjolan pada payudara yang dapat diraba

komplemeter untuk menurunkan mual dengan tangan, semakin lama semakin

muntah akibat kemoterapi pada pasien mengeras dan bentuknya tidak beraturan

kanker sudah banyak dilakukan di luar (Santoso, 2009).

negeri, peneliti belum menemukan Penyebab kanker payudara tidak

penggunaan aromaterapi jahe untuk diketahui, tetapi payudara merupakan alat

menurunkan mual muntah akibat seks sekunder yang selalu menerima

kemoterapi di Indonesia, sehingga peneliti rangsangan hormonal setiap siklus

tertarik untuk melakukan penelitian tentang menstruasi, pada saat hamil, dan laktasi.
Sel-sel sensitif terhadap rangsangan

118 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015


hormonal mungkin mengalami perubahan Pembedahan dilakukan bila tumornya
degenerasi jinak atau menjadi ganas terlokalisasi dalam keadaan anatomis yang
(Manuaba, 2010). terbaik. Radioterapi paling bermanfaat
Riset mengidentifikasi sejumlah untuk tumor terlokalisasi yang tidak dapat
faktor yang dapat meningkatkan risiko pada direseksi atau untuk tumor seperti Hodgkin
individu tertentu, meliputi : keluarga yang yang umumnya menyebar ke tempat
mempunyai penyakit payudara, usia yang bersebelahan yang dapat diperkirakan.
semakin bertambah, tidak mempunyai anak, Kemoterapi merupakan terapi sistemik
kehamilan pertama pada usia diatas 30 pertama untuk setiap kanker.
tahun, periode menstruasi lebih lama Kemoterapi adalah proses pemberian
(menstruasi lebih awal atau menopause obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam
lebih lambat), faktor hormonal baik bentuk pil cair atau kapsul atau melalui
estrogen maupun androgen (Hasdianah dan infus yang bertujuan membunuh sel kanker
Suprapto, 2014). melalui mekanisme kemotaksis, tidak hanya
Tanda awal dari kanker payudara sel kanker di payudara tetapi juga diseluruh
adalah ditemukannya benjolan yang terasa tubuh (Hasdianah dan Suprapto, 2014).
berbeda pada payudara, jika ditekan, Mekanisme kerja obat kemoterapi
benjolan ini tidak terasa nyeri, awalnya pada umumnya berbeda-beda, meskipun
benjolan ini berukuran kecil semakin lama kerusakan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA)
semakin membesar dan akhirnya melekat lazim terjadi. Toksisitas juga berbeda
pada kulit atau menimbulkan perubahan diantara obat kemoterapi, mielosupresi dan
pada kulit payudara atau puting susu, puting penyakit gastrointestinal merupakan
susu masuk ke dalam (retraksi), bila tumor gangguan yang paling lazim.
sudah membesar, muncul rasa sakit yang Efek samping kemoterapi dapat
hilang timbul, kulit payudara terasa seperti disebabkan oleh efek non spesifik dari obat
terbakar, payudara mengeluarkan darah atau sitotoksik yang dapat menghambat
cairan lain tanpa menyusui, adanya ulkus, proliferasi tidak hanya sel-sel tumor
payudara sering berbau dan mudah berdarah melainkan juga sel normal yang berada
(Hasdianah dan Suprapto, 2014). disekitarnya. Efek samping obat kemoterapi
Menurut Alpers, (2006) terdapat dapat berupa anemia, mual muntah,
empat terapi modalitas yang utama untuk mukositis, alopesia, infertilitas dan
penyakit kanker yaitu pembedahan, trombositopenia. Penatalaksanaan efek
radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis. samping kemoterapi merupakan bagian

Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 119


terpenting dari pengobatan dan perawatan pasien yang megalami kegagalan
pendukung atau pada penyakit kanker dalam kontrol mual muntah pada
(Hesketh, 2008). kemoterapi sebelumnya.
Mual adalah perasaan tidak 2. Mual muntah akut
menyenangkan yang mengawali keinginan Yaitu mual muntah yang terjadi
untuk muntah, sering disertai dengan gejala dalam 24 jam pertama setelah
otonom (seperti pucat, berkeringat, pemberian kemoterapi, sering dialami
peningkatan produk saliva, takikardia) pada 1 sampai 2 jam pertama setelah
(Kelly, 2013). Muntah adalah pengeluaran pemberian kemoterapi. Tipe ini
paksa isi lambung melalui mulut (Kelly, diawali oleh stimulasi primer dari
2013). Mual dan muntah dianggap sebagai reseptor dopamine dan serotonin pada
fenomena yang terjadi dalam tiga stadium CTZ yang memicu terjadinya muntah.
yaitu mual, retching (gerakan dan suara kejadian ini akan berakhir dalam
sebelum muntah) dan muntah (Prince & waktu 24 jam.
Wilson, 2008). 3. Mual muntah lambat
Mual muntah akibat kemoterapi Tindakan keperawatan mandiri
dapat terjadi pada pasien yang berusia seorang perawat terhadap pasien yang
kurang dari 50 tahun, jenis kelamin mendapatkan kemoterapi adalah dengan
perempuan, riwayat penggunaan alkohol, memberikan rasa nyaman pada pasien
riwayat mual muntah sebelumnya (misalnya dengan mengurangi atau menghilangkan
selama kehamilan, mabuk perjalanan, mual muntah akibat pemberian kemoterapi.
riwayat mual muntah dengan kemoterapi Teori “comfort” merupakan salah satu teori
sebelumnya, kecemasan, agen kemoterapi keperawatan yang dikembangkan oleh
(Casey, 2012). Katharine Kolcaba. Comfort diartikan
Mual muntah akibat kemoterapi pada sebagai suatu keadaan yang dialami oleh
penderita kanker dapat dibedakan menurut penerima yang dapat didefinisikan sebagai
waktu terjadinya mual muntah yaitu (Julie, suatu pengalaman yang immediate yang
et, al., 2012): menjadi sebuah kekuatan melalui
1. Mual muntah antisipatori kebutuhan akan keringanan (relief),
Yaitu mual muntah yang terjadi ketenangan (ease), dan (transcedence) yang
sebelum diberikan kemoterapi. Mual dapat terpenuhi dalam empat kontek
muntah antisipatori terjadi 12 jam kenyamanan yang meliputi aspek: a) fisik,
sebelum pemberian kemoterapi pada berkaitan dengan sensasi jasmani; b)

120 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015


Psikospiritual, berkaitan dengan kesadaran kemoterapi, b) Psikospiritual, yaitu
diri dan konsep diri; c) mengajarkan dan mengingatkan untuk
Lingkungan, berkaitan dengan keadaan berdoa sesuai dengan agamanya selama
sekitar; dan d) Sosial berkaitan dengan pemberian kemoterapi dan aromaterapi
hubungan interpersonal, keluarga dan sosial didukung oleh adanya mekanisme koping
(Sitzman & Eichelberger, 2011). Tindakan yang adaptif dari pasien.
intervensi nonfarmakologi yaitu dengan Aromaterapi adalah suatu cara
pemberian aromaterapi jahe ini merupakan perawatan tubuh dan atau penyembuhan
bagian dari intervensi comfort yang tujuan penyakit dengan menggunakan minyak
memberikan kenyamanan secara fisik pada esensial atau (essential oil) (Jaelani, 2009).
pasien kanker yang menjalani kemoterapi Minyak esensial atau essential oil
dengan mengurangi atau menghilangkan merupakan bahan baku utama untuk
mual muntah akibat kemoterapi. Teknis kepentingan sediaan aromaterapi.
tindakan ini didesain untuk membantu Aromaterapi merupakan penggunaan
mempertahankan atau mengembalikan minyak esensial untuk tujuan penanganan
fungsi fisik dan kenyamanan, serta yang meliputi: pikiran, tubuh, dan
mencegah komplikasi (Kolcaba dan semangat. Aromaterapi adalah penggunaan
DiMarco, 2005). Relief didefinisikan minyak esensial, yang diperoleh dari
sebagai keadaan rasa tidak nyaman dapat tanaman aromatik, untuk sifat terapeutik
berkurang. Ease didefinisikan sebagai (Buckle, 2014). Aromaterapi klinis diakui
hilangnya rasa tidak nyaman yang spesifik. sebagai bagian dari keperawatan holistik
Transcendence didefinisikan sebagai oleh American association holistik perawat
keadaan dimana seseorang bangkit dari dan oleh sebagian besar negara dewan
ketidaknyamanan ketika ketidaknyamanan keperawatan.
tersebut tidak dapat dihindari. Aromaterapi mempunyai efek yang
Aplikasi teori comfort dalam positif karena diketahui bahwa aroma segar
penanganan mual muntah akibat kemoterapi dan harum merangsang sensori, reseptor
pada pasien kanker payudara terdiri atas dan pada akhirnya mempengaruhi organ
beberapa aspek: a) fisik, dalam hal ini untuk yang lain sehingga dapat menimbulkan efek
memenuhi kebutuhan kenyamanan secara kuat terhadap emosi. Aroma ditangkap oleh
fisik yaitu dilakukan pemberian aromaterapi reseptor dihidung yang kemudian
jahe yang bertujuan untuk mengurangi atau memberikan informasi lebih jauh kearah
menghilangkan mual muntah akibat otak yang mengontrol emosi dan memori

Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 121


maupun memberikan informasi ke proses penerjemahan dari bahasa inggris ke
hipotalamus yang merupakan pengatur bahasa Indonesia pada instrument Rhodes
sistem internal tubuh termasuk sistem INVR, dengan tujuan untuk menjamin
seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap bahwa alih bahasa yang dibuat peneliti
stress (Shinobi, 2004). sesuai dengan isi instrument yang
sebenarnya yaitu dengan menggunakan
METODE PENELITIAN bahasa Inggris. Dari hasil penerjemahan ini
Penelitian ini merupakan penelitian didapatkan tidak ada perbedaan yang
kuantitatif menggunakan desain quasi bermakna terhadap isi dari instrument
ekperimen dengan pretest-posttest with Rhodes INVR.
control group dilakukan secara cross Pengukuran reliabilitas instrument
sectional yaitu desain penelitian analitik pada penelitian ini dilakukan dengan cara
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan One Shot yaitu pengukuran dengan sekali
antara variabel dimana variabel bebas dan pengambilan data reponden, pengukuran
variabel terikat diidentifikasi pada satu instrument dilakukan secara internal yaitu
satuan waktu (Dharma, 2011). dengan menganalisis konsistensi butir- butir
Populasi dalam penelitian ini adalah yang ada pada instrument, dan pengukuran
pasien kanker payudara yang menjalani secara eksternal dilakukan dengan
kemoterapi di Rumah Sakit PKU pengujian test retest (stability) dengan
Muhammadiyah Surakarta bulan April equivalent atau gabunga keduanya
sampai dengan Juni 2015 sebanyak 97 (Sugiyono, 2011).
pasien. Rhodes INVR adalah kuesioner yang
Tehnik pengambilan sampel pada memberikan informasi tentang mual,
penelitian ini dengan menggunakan muntah dan retching. Kuesioner ini banyak
consecutive sampling yaitu penentuan digunakan dalam penelitian yang
sampel dengan pertimbangan tertentu berhubungan dengan mual muntah dan
(Sugiyono, 2011). Jumlah sampel memiliki reliabilitas internal dari 0,90
berdasarkan kriteria inklusi sebanyak 18 sampai 0,98 yang diuji dengan alpha
pasien. Cronbach (Rhodes & McDaniel, 2004).
Penelitian ini akan dilakukan pada
bulan Juli 2015 atau sampai jumlah sampel
penelitian terpenuhi.
Pada penelitian ini, uji validitas
dilakukan dengan peneliti melakukan

122 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015


HASIL PENELITIAN
Karateristik Responden
Tabel. 1. Distribusi responden menurut umur
UMUR N Rerata SD Min Max

intervensi 23 40,30 5,094 34 49

Kontrol 23 37,91 4,033 30 46

Berdasarkan tabel 1 tersebut tersebut menunjukkan bahwa responden dalam penelitian


kelompok intervensi didapatkan umur rerata 40,30 standar deviasi 5,094, umur minimal 34
dan umur maksimal 49. Kelompok kontrol didapatkan umur rerata 37,91, standar deviasi
4,033, umur minimal 30 dan umur maksimal 46.

Uji Prasyarat rumus Saphiro Wilk (karena sampel <50)


1. Uji Normalitas Data dengan tingkat kepercayaan 95% atau
Uji normalitas data dilakukan terhadap dikatakan normal jika p-value > 0,05%.
data uji kenormalan masing- masing Rangkuman hasil pengujian normalitas data
data pre dan post test pada masing- pada semua data penelitian adalah sebagai
masing kelompok dilakukan dengan berikut:
menggunakan

Tabel 2. Uji Normalitas Data Penelitian


Data p-value Keterangan
Pre-tes kel. intervensi 0,085 Normal
Post-tes kel. intervensi 0,095 Normal
Pre-tes kel. kontrol 0,098 Normal

Post-tes kel.kontrol 0,176 Normal


Hasil pengujian normalitas data menunjukkan semua data memiliki p-value lebih
besar dari 0,05, sehingga semua data berdistribusi normal dengan demikian pengujian
hipotesis dapat menggunakan uji parametrik t-tes.
2. Uji Homogenitas
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
Periode t-hitung
Kelompok p-value Keputusan
Pre-test Post-test
Intervensi 14,04 10,70 4,770 0,000 Bermakna
Kontrol 13,74 13,39 1,034 0,312 Tidak Bermakna
Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 123
Hasil uji homogenitas sebagaimana kedua kelompok yaitu intervensi dan
ditampilkan pada tabel 4.3. diperoleh hasil kontrol memiliki tingkat mual dan muntah
bahwa nilai rata-rata mual dan muntah saat yang seimbang atau sama. Dengan
pre-tes, dimana mual dan muntah pada terpenuhinya asumsi homogenitas serta
kelompok intervensi adalah 14,04 dan terdistribusinya data secara normal maka
kelompok kontrol 13,74. Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa penelitian ini telah
memperoleh t-hitung = 0,417 dengan p- memenuhi persyaratan, Selanjutnya
value sebesar 0,679 sehingga Ho diterima dilakukan pengujian hipotesis untuk
pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), artinya mengetahui perbedaan pengetahuan
tidak terdapat perbedaan yang bermakna responden antara kelompok intervensi dan
tingkat mual dan muntah pre test antara kontrol menggunakan analisis statistik
kelompok intervensi dan kelompok parametrik dengan uji t
kontrol.Hasil tersebut menunjukkan bahwa

Analisis Data
a. Paired t-tes
Penelitian ini untuk menguji dan menganalisa data yang diperoleh, peneliti
menggunakan Paired Sampel t-test, data yang digunakan adalah data masing-masing
kelompok, adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Rerata Perkembangan Mual dan Muntah Kelompok


Rata-rata
Variabel p-value Keputusan
Intervensi Kontrol t-hitung

Tidak
Mual dan muntah 14,04 13,74 0,417 0,679
bermakna

Berdasarkan hasil penelitian sesuai tabel 4 10,70 pada saat post- tes. Hasil uji statistik
pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan mean dengan t-hitung= 4,770
perbedaan mual dan muntah dari kelompok dengan p-value= 0,000 sehingga ditolak
kontrol yang tidak mendapat aromaterapi pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya
jahe dengan kelompok intervensi yang ada perbedaan yang bermakna mual dan
mendapat aromaterapi. Kelompok muntah kelompok intervensi pada pre-tes
intervensi mengalami penurunan dengan mual dan muntah pada saat posttest.
pencapaian nilai rata-rata mual dan muntah Nilai rata-rata mual dan muntah pada
14,04 pada saat pre-tes meningkat menjadi kelompok kontrol hanya mengalami sedikit

124 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015


penurunan, yaitu nilai rata-rata 13,74 pada signifikansi 5% (p<0,05) Artinya tidak ada
saat pre-tes menjadi 13,39 pada saat post- perbedaan yang bermakna mual dan muntah
tes. Hasil uji statistik memperoleh thitung = kelompok kontrol pada pre-tes dengan mual
1,034 dengan p- dan muntah pada saat posttest.
value= 0,312 diterima pada taraf
b. Independent t-tes
Selain menggunakan Paired sampel t-test dalam penelitian ini juga menggunakan
Independent sampel t-test. Pengujian dengan Independent sampel t-test digunakan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan yang dilakukan menjadi meningkat, tetap
atau menurun.
Tabel 5. Hasil Uji Independent T-Test Post Tes
Rata-rata t
Variabel hitung p-value Keputusan
Intervensi Kontrol
Mual dan
10,70 13,39 -3,336 Bermakna
muntah 0,002

Hasil uji independen sample t-test perempuan. Dimana umur tersebut


sebagaimana ditampilkan pada tabel 4.5 mayoritas perempuan sudah mengalami
nampak bahwa mual dan muntah pada saat perubahan hormon dengan adanya siklus
post-tes nilai pada kelompok intervensi menstruasi, kehamilan, melahirkan serta
adalah 10,70 dan kelompok kontrol adalah sebagian sudah mengalami menopause.
13,39. Hasil uji statistik memperoleh t- Uraian diatas mendukung teori bahwa
hitung= - 3,336 dengan p-value sebesar penyebab kanker payudara tidak diketahui,
0. 002 sehingga Ho di tolak pada taraf tetapi payudara merupakan alat seks
signifikansi 5% (p<0,05) artinya ada sekunder yang selalu menerima rangsangan
perbedaan yang bermakna mual dan muntah hormonal setiap siklus menstruasi, pada saat
antara kelompok intervensi dan kelompok hamil, dan laktasi. Sel-sel sensitif terhadap
kontrol. rangsangan hormonal mungkin mengalami
perubahan degenerasi jinak atau menjadi
PEMBAHASAN ganas (Manuaba, 2010).
1. Gambaran Umur Responden Riset mengidentifikasi sejumlah
Berdasarkan tabel 4 tersebut faktor yang dapat meningkatkan risiko pada
menunjukkan bahwa responden dalam individu tertentu, meliputi : keluarga yang
semua masuk kategori umur dewasa yaitu mempunyai penyakit payudara, usia yang
antara umur 30-50 tahun.. Umur tersebut semakin bertambah, tidak mempunyai anak,
merupakan umur matang bagi hormonal kehamilan pertama pada usia diatas 30

Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 125


tahun, periode menstruasi lebih lama (Hesketh, 2008). Pasien post kemoterapi
(menstruasi lebih awal atau menopause mayoritas memiliki efek samping yang
lebih lambat), faktor hormonal baik estrogen sama, yang salah satunya mual muntah akut.
maupun androgen (Hasdianah dan Suprapto, Efek samping kemoterapi
2014). Hal ini sesuai dengan penelitian bervariasi tergantung dari regimen yang
sebelumnya di RSUD Dokter Soedarso yang diberikan. Berdasarkan National Cancer
mendapatkan distribusi usia pasien kanker Institude, efek samping yang teijadi akibat
payudara tersering yaitu pada kelompok kemoterapi antrasiklin dapat digolongkan
usia 45-54 tahun menjadi mual, muntah, diare, stomatits,
2. Gambaran mual dan muntah kedua alopesia, rentan infeksi dan myalgia.
kelompok saat pre tes Dalam suatu penelitian yang
Berdasarkan table 4. menunjukkan dilakukan oleh Love et al., didapatkan
gambaran mual dan muntah responden presentase pasien yang mengalami efek
sebelum mendapat intervensi armaterapi samping dari kemoterapi yang dijalaninya
jahe. Pada kelompok Intervensi yaitu kerontokkan rambut sebanyak 89%,
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 14.04 mual 87%, lelah 86%, muntah 54%,
dan kelompok kontrol 13,74. Hal tersebut gangguan tidur 46%, peningkatan berat
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan badan 45%, sariawan 44%, kesemutan 42%,
tingkat mual dan muntah pada kedua gangguan mata 38%, diare 37%, konstipasi
kelompok, artinya kedua kelompok 19%, kemerahan kulit 18% dan penurunan
mengalami tingkat mual dan muntah yang berat badan 13%.
seimbang setelah menjalani kemoterapi. Dalam penelitian yang dilakukan
Efek samping kemoterapi dapat Faisel (2012) didapatkan hasil bahwa efek
disebabkan oleh efek non spesifik dari obat samping yang dialami pasien kanker
sitotoksik yang dapat menghambat payudara di RSUD dr. Soedarso yang
proliferasi tidak hanya sel-sel tumor menjalani kemoterapi adalah alopesia
melainkan juga sel normal yang berada (94,1%), diikuti mual (84,3%) dan muntah
disekitarnya. Efek samping obat kemoterapi (58,8%). Serta efek samping yang mulai
dapat berupa anemia, mual muntah, muncul pada periode waktu segera sampai 3
mukositis, alopesia, infertilitas dan hari yaitu mual (100%), muntah (100%),
trombositopenia. Penatalaksanaan efek dan diare (80%), rentan infeksi (61,5%),
samping kemoterapi merupakan bagian neuropati (50%).
terpenting dari pengobatan dan perawatan Berdasarkan literature diatas bisa
pendukung atau pada penyakit kanker ditarik kesimpulan bahwa mual dan

126 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015


muntah akut merupakan efek sampik pada timbul rasa mual, termasuk mabuk
pasien ca payudara dengan kemoterapi, perjalanan. Membantu percernaan karena
sehingga sangat wajar kalau kondisi mual jahe mengandung enzim pencernaan yaitu
dan muntah responden kelompok protease dan lipase, yang masing-masing
intervensi dan kelompok control mencerna protein dan lemak. Melindungi
seimbang atau sama. system pencernaan dengan menurunkan
3. Gambaran perubahan mual dan keasaman lambung dan menghambat
muntah pada pasien post kemoterapi terjadinya iritasi pada saluran pencernaan.
kanker payudara sesudah mendapat Hal ini karena jahe mengandung aseton dan
intervensi pada kelompok kontrol dan methanol. Membuang angin, memperkuat
intervensi. lambung, memperbaiki
Berdasarkan hasil penelitian sesuai tabel 4 pencernaan dan menghangatkan badan.
didapatkan hasil kelompok intervensi Penelitian di Australia menyatakan
mengalami penurunan pencapaian nilai rata- bahwa jahe dapat memblok serotin yakni
rata mual dan muntah 14,04 pada saat pre- senyawa kimia yang menyebabkan perut
tes meningkat menjadi 10,70 pada saat post- berkontraksi sehingga menimbulkan
tes. Hasil uji statistik perbedaan mean perasaan mual muntah (Maulana, 2008).
dengan t-hitung= 4,770 dengan p-value= Menurut laporan penelitian di journal of
0,000 sehingga ditolak pada taraf Obsetri and Ginaecology. Maret 2005, Prof.
signifikansi 5% (p<0,05). Nilai rata-rata Caroline Smith mengatakan bahwa jahe
mual dan muntah pada kelompok kontrol berkhasiat mengendurkan dan melemahkan
hanya mengalami sedikit penurunan, yaitu otot-otot pada saluran
nilai rata-rata 13,74 pada saat pre-tes pencernaan sehingga mual muntah banyak
menjadi 13,39 pada saat post-tes. Hasil uji berkurang.
statistik memperoleh thitung = 1,034 Aromaterapi jahe dapat menjadi
dengan p-value= 0,312 diterima pada taraf pilihan untuk meningkatkan kenyamanan
signifikansi 5% (p<0,05). pada pasien yang menjalani kemoterapi
Jahe terbukti dapat menurunkan dalam mengatasi efek dari kemotarapi.
kadar mual dan muntah pada pasien post Kandungan didalam jahe terdapat
kemoterapi kanker payudara. Jahe dapat zingiberena (zingirona), zingiberol,
mencegah mual dan muntah karena jahe bisabilena, kurkumen, zingirol, flandrena,
mampu menjadi penghalang serotonin, vitamin A, yang dapat memblok serotonin
sebuah senyawa kimia yang dapat yaitu suatu neurotransmitter yang
menyebabkan perut berkontrkasi, sehingga disintesiskan pada neuro-neuro

Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 127


serotonergis dalam sistem saraf pusat dan akut akibat kemoterapi pasien kanker
sel-sel enterokromafin yang dapat payudara sebelum diberi intervensi
memberikan perasaan nyaman sehingga aromaterapi jahe dibuktikan dengan p-
dapat mengatasi mual muntah (Ahmad, value sebesar 0,679 (p>0,05).
2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh 2. Ada perbedaan mual dan muntah akut
Ryan, at, al., (2009) dari University of akibat kemoterapi pasien kanker
Program Clinical Oncology Pusat Kanker payudara sesudah diberi intervensi
Rochester Community (URCC CCOP) di aromaterapi jahe dibuktikan dengan p-
Amerika tentang manfaat jahe pada pasien value sebesar 0,002 (p<0,05).
kanker yang menerima kemoterapi dengan 3. Ada pengaruh yang signifikan
metode random double blind pada 644 aromaterapi jahe terhadap mual dan
pasien menyimpulkan bahwa suplementasi muntah akut akibat kemoterapi pada
jahe secara signifikan mengurangi mual pasien kanker payudara di RS PKU
akut yang disebabkan kemoterapi. Muhammadiyah Surakarta
Sedangkan di Indonesia belum ada ditunjukkan dengan hasil analisa data
penelitian tentang kandungan jahe tersebut, dengan p-value 0,002 (p<0,05).
karena di Indonesia belum ada vitamin atau Saran
suplemen khusus yang mengandung jahe Berdasarkan hasil pembahasan dan
untuk mengurangi mual muntah, sehingga kesimpulan, maka peneliti dapat
masyarakat Indonesia pada umumnya memberikan saran-saran sebagai berikut:
mengkonsumsi ekstrak jahe dalam bentuk 1. Bagi pelayanan keperawatan
yang sudah dikemas. Jahe juga mudah di Pemberian aromaterapi jahe
dapat dan penyajiannya cukup praktis yaitu dapat dipertimbangakan sebagai terapi
diseduh dengan secangkir air panas lalu untuk mengurangi atau
diminum 3 kali sehari, dan selain itu dapat menghilangkan mual muntah akibat
pula dikonsumsi dalam bentuk permen kemoterapi. Sebagai terapi
(Booth, 2008). komplementer pasien mual dan muntah
PENUTUP akut akibat kemoterapi di rumah sakit
Kesimpulan 2. Bagi pendidikan keperawatan
Berdasarkan analisis data, sesuai Hasil penelitian ini diharapkan
dengan tujuan penelitian, maka dalam dapat memperkaya sumber literature
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan keperawatan terkait terapi non
sebagai berikut: farmakologi untuk mengurangi mual
1. Tidak ada perbedaan mual dan muntah muntah akibat kemoterapi pada pasien

128 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015


kanker. palliative care. Nursing Times, 109 (39), 16-
3. Bagi penelitian keperawatan 17 Julie L. Ryan., Charles E. Heckler.,
Hasil penelitian ini dapat Joseph A. Roscoe., Shaker R. Dakhil.,
menjadi dasar pengembangan Jeffrey Kirshner., Patrick J. Flynn., Jane T.
penelitian selanjutnya tentang Hickok., Gary R. Morrow. (2012). Ginger
pengaruh aromaterapi jahe terhadap (Zingiber officinale) reduces acute
mual muntah akibat kemoterapi pada chemotherapy- induced nausea: a URCC
pasien kanker dan dapat menjadi CCOP study of 576 patients. Support Care
kerangka acuhan bagi peneliti Cancer (2012) 20:1479-1489 Kolcaba,
selanjutnya serta memberikan Katharine; DiMarco, Marguerite A. (2005).
informasi awal bagi pengembangan Comfort Theory and Its Application to
penelitian dimasa yang akan datang. Pediatric Nursing. Pediatric Nursing. 31
DAFTAR PUSTAKA (3); 187 Lee, J., Dodd, M., Dibble, S., &
Buckle J. (2014). Clinical Aromatherapy in Abrams, D. (2008). Review of acupressure
Healthcare. London, England: studies for chemotherapy-induced nausea
Elsevier and vomiting control. Journal of Pain and
Casey, Georgina. (2012). Treating nausea Symptom Management, 36 (5), 529-544.
and vomiting. New Zealand Nurses' Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan
Organization. 18 (11), 20-40 Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(2013). Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar Indonesia
(Riskesdas) 2013. Jakarta
Dharma, K.K. (2011). Metodologi
penelitian peperawatan ; Panduan
melaksanakan dan menerapkan hasil
penelitian. Jakarta : TIM Hasdianah, HR.,
Suprapto, I,S. (2014). Patologi &
Patofisiologi Penyakit. Nuha Medika :
Yogyakarta Hesket, P.J. (2008).
Chemotherapy induced nausea and
vomiting. The New England Journal of
Medicine, 358(23), 2482-2494 Kelly, B.,
Ward, K. (2013). Nausea and vomiting in

Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 129


Prince, S. A., & Wilson, L.M. (2008).
Patofisiologi : Konsep klinis proses- proses
penyakit. Jakarta : EGC Rhodes, V.A., &
Mc Daniel, R.W. (2004). Nausea, vomiting,
and retching: Complex problems in
palliative care. CA Cancer Journal Clinic,
51(4), 232-248.
Santoso SB. (2009). Buku pintar kanker.
Yogyakarta : power books (Ihdina)
Shinobi. 2004. Healing With Aromatherapy.
Keats Publishing: USA
Alpers, A (2006). Buku ajar pediatric.
Jakarta : EGC
Wood, G.J., Shega, J.W., Lynch, B.,&
Roenn, J.H. (2007). Management of
intractable nausea and vomiting in
patients at the and of life. Journal of
American Medical Association, 298
(10), 1196

130 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai