Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIVITAS KOMBINASI GINGER AROMATHERAPY DENGAN

RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PENURUNAN MUAL MUNTAH


PASIEN KEMOTERAPI DI SMC RS TELOGOREJO

Putri Agustina Nur Kholifah *),


Sri Puguh Kristyawati**), M. Syamsul Arief***)
*)
Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK

Angka kejadian kanker tertinggi pada tahun 2013 yaitu terdapat pada provinsi DI Yogyakarta,
disusul dengan provinsi Jawa Tengah dan disusul dengan provinsi Bali. Kanker merupakan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak diobati dengan baik. Salah satu
pengobatan kanker yaitu dengan kemoterapi, kemoterapi mempunyai beberapa efek samping
diantaranya yaitu mual muntah. Upaya untuk mencegah serta mengurangi mual muntah pasien
kemoterapi dapat dilakukan dengan pemberian ginger aromatherapy dan relaksasi autogenik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas kombinasi pemberian ginger
aromatherapy dengan relaksasi autogenik terhadap penurunan mual muntah pasien
kemoterapi di SMC RS Telogorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan desain
penelitian quasi experimental dengan rancangan nonequivalent control group pre test and post
test design. Jumlah sampel sebanyak 42 responden dengan teknik acidental sampling. Dari uji
mann whitney didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05) sehingga kombinasi pemberian
ginger aromatherapy dengan relaksasi autogenik lebih efektif dibandingkan hanya dengan
relaksasi autogenik dalam menurunkan mual muntah pasien kemoterapi di SMC RS
Telogorejo.

Kata Kunci : Kanker, Kemoterapi, Ginger aromatherapy, Relaksasi autogenik, Mual muntah

ABSTRACT

In 2013, the highest rate of cancer cases was found in DI Yogyakarta Province, followed by
Central Java Province and Bali Province. Cancer is a disease which leads to death if it is not
handled well. One of medication treatments for cancer is chemotherapy. Chemotherapy it self
has some side effects such as nausea vomiting. In order to reduce the nausea vomiting of the
chemotherapy patient, ginger aromatherapy and autogenic relaxation can be applied. This
research aims to analyze the effectiveness of the treatment combination between ginger
aromatherapy and autogenic relaxation towards the decrease of nausea vomiting of
chemotherapy patient at SMC Telogorejo Hospital, Semarang. This research applies quasi
experimental research design with nonequivalent control group pre-test and post-test design.
This research takes samples from 42 respondents by applying accidental sampling technique.
From a mann whitney test conducted in this research, a p-value of 0.000 (<0.05) was obtained.
As such, the treatment combination between ginger aromatherapy and autogenic relaxation is
more effective in comparison with autogenic relaxation alone in decreasing the chemotherapy
patients’ nausea vomiting at SMC Telogorejo Hospital.

Keywords : Cancer, Chemotherapy, Ginger aromatherapy, Autogenic relaxation, Nausea


vomiting

102 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116
Pendahuluan Berdasarkan angka kejadian kanker yang
tertera di atas, perlu dilakukan
Kanker merupakan suatu penyakit di mana penatalaksanaan untuk mengatasinya.
terjadi pembelahan sel diluar kendali. Untuk mengatasi kanker dapat dilakukan
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal dengan terapi radiasi, bioterapi,
yang cenderung menyerang jaringan di pembedahan, dan kemoterapi (Baradero,
sekitarnya, dan mengalami pertumbuhan Dayrit, & Siswadi, 2007, hlm.33).
yang tidak teratur, liar, serta sering kali Kemoterapi terkadang menjadi pilihan
menyebar jauh ke sel jaringan lain serta pertama untuk menangani kanker
merusaknya (Corwin, 2009, hlm.66; dikarenakan kemoterapi dapat digunakan
Junaidi, 2014, hlm.1). dengan efektif pada penyakit kanker baik
yang menyebar maupun yang masih
Penyakit kanker merupakan salah satu terlokalisasi (Junaidi, 2014, hlm.45;
penyebab kematian utama di seluruh dunia. Rasjidi, 2007, hlm.1).
Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan
payudara adalah penyebab terbesar Data rekam medis Semarang Medical
kematian akibat kanker setiap tahunnya Center RS Telogorejo menunjukkan bahwa
(Kementrian Kesehatan RI, 2015, hlm.2). pasien kanker yang menjalani kemoterapi
pada tahun 2012 sebanyak 207 pasien, pada
Prevalensi kanker pada tahun 2012 tahun 2013 sebanyak 200 pasien, pada
berdasarkan Data GLOBOCAN, tahun 2014 meningkat sebanyak 588
International Agency for Research on pasien, pada tahun 2015 mengalami
Cancer (IARC), terdapat 14.067.894 kasus peningkatan kembali sebanyak 784 pasien,
baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat dan pada tahun 2016 sebanyak 514 pasien.
kanker diseluruh dunia (Kementrian Berdasarkan jumlah tersebut menunjukkan
Kesehatan RI, 2015, hlm.3). Menurut jumlah pasien kanker yang menjalani
Riskesdas (2013, dalam Kementrian kemoterapi relatif cukup banyak.
Kesehatan RI, 2015, hlm.6) prevalensi Kemoterapi adalah metode pengobatan
kanker di Indonesia sebesar 1,4 %, dengan kanker yang menggunakan obat-obatan
angka tertinggi terdapat pada provinsi DI untuk membunuh sel kanker, obat anti
Yogyakarta, yaitu sebesar 4,1 %. Prevalensi kanker ini sasarannya untuk menghentikan
tertinggi kedua berada pada provinsi Jawa perkembangan sel-sel kanker dan
Tengah 2,1 % dan disusul dengan provinsi menghancurkannya (Nurwijaya, Andrijono,
Bali yaitu sebesar 2,0 %. & Suheimi, 2010, hlm.108). Kemoterapi
bersifat sistemik dan dapat menjangkau sel-
Penyakit kanker dapat menyerang semua sel kanker yang mungkin sudah menjalar
umur. Prevalensi penyakit kanker tertinggi dan menyebar ke bagian tubuh yang lain
berada pada kelompok umur 75 tahun ke (Junaidi, 2014, hlm.45)
atas yaitu sebesar 5,0 %, prevalensi
terendah pada anak kelompok umur 1-4 Kemoterapi mempunyai beberapa efek
tahun dan 5-14 tahun sebesar 0,1 %. samping yaitu menurunkan sel darah
Terdapat peningkatan prevalensi yang merah, sakit mulut, hilangnya nafsu makan,
cukup tinggi pada kelompok umur 25-34 rambut rontok, infeksi, dan mual muntah
tahun (0,9 %), 35-44 tahun (2,1 %), dan 45- (Nurwijaya, Andrijono, & Suheimi, 2010,
54 tahun (3,5 %) (Riskesdas, 2013, dalam Hlm.113). Mual dan muntah merupakan
Kementrian Kesehatan RI, 2015, hlm.6). manifestasi yang sering terjadi pada efek
samping kemoterapi (Staf Pengajar
Departemen Farmakologi Fakultas

Efektivitas Kombinasi Ginger Aromateraphy.............(Putri Agustina) 103


Universitas Sriwijaya, 2008, hlm.114). Dan kemoterapi muntah dari 51 pasien dialami
tidak jarang pula bahwa muntah merupakan oleh 24 pasien (47,1%) . Lebih menonjol
efek samping yang tidak nyaman dari obat- pada wanita (51,6%) dan cenderung terjadi
obatan sitostatika (Tjay & Rahardja, 2007, selama fase konsolidasi kemoterapi.
hlm.280).
Mual muntah yang berkelanjutan dan tidak
Staf pengajar Departemen Farmakologi diatasi dapat menimbulkan beberapa akibat
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang tidak baik bagi tubuh. Menurut
(2008, hlm.114) menjelaskan, bahwa Manuaba (2007, hlm.396) akibat yang
mekanisme fisiologi terjadinya mual ditimbulkan yaitu dehidrasi, berat badan
muntah ini belum diketahui seluruhnya. menurun, gangguan mental dalam bentuk
Koordinasi aktivitas gerakan yang delirium, nistagmus, selain itu dapat
kompleks dari lambung dan otot-otot menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
abdomen terletak di pusat muntah yang pH darah menjadi lebih tinggi.
berlokasi di farmatio retikularis pada
medula oblongata. Pusat mual muntah Berdasarkan akibat yang muncul dari mual
terdiri dari vomiting center yang terdapat muntah perlu dilakukan penatalaksanaan
dalam medula oblongata dan agar mual muntah tersebut dapat teratasi.
Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) yang Salah satu cara untuk mengatasi mual
terdapat di area postrema di batas belakang muntah karena efek samping dari
ventrikel ke-4, suatu lokasi yang kaya kemoterapi yaitu dengan pemberian obat
dengan vaskularisasi. Chemoreceptor antiemetik (Tjay & Rahardja, 2007,
trigger zone berada di luar sistem blood hlm.220).
brain barier, karena itu dapat dirangsang
langsung oleh zat yang merangsang dan Fenomena yang peneliti temukan pada
berbahaya, misalnya obat kemoterapi. seorang pasien dengan kanker bahwa
selama menjalankan program kemoterapi di
Pusat mual muntah mendapatkan respon Rumah Sakit, pasien mengeluhkan efek
dari CTZ, sistem limbik, korteks, sistem samping dari pengobatan kemoterapi, salah
vestibuler dan sistem gastrointestinal satunya adalah mual muntah. Selama ini
terhadap rangsangan kimia, melalui serabut untuk mengatasi mual muntah, pasien
saraf aferen. Rangsang tersebut kemudian minum obat anti mual muntah yang sudah
direspons melalui serabut saraf eferen di diresepkan oleh dokter. Namun belum bisa
nervus vagus. Pada saat bersamaan, pusat mengurangi mual muntah yang terjadi.
muntah menstimuli refleks otonom dan Fenomena tersebut didukung dari hasil
refleks simpatis yang menyertai mual dan penelitian yang dilakukan oleh Nasif,
muntah berupa vasokontriksi, takikardi, Junaidi, dan Muchtar (2011) yang
diaforesis, kontraksi otot perut, otot menunjukkan penderita kemoterapi yang
diafragma dan gerakan balik peristaltik mengalami mual muntah saat diberikan
usus, sehingga terjadilah mual muntah obat antiemetik dari 11 orang pasien yang
(Subagyo, 2013, ¶3). diamati, 1 orang tidak mengalami mual dan
muntah, 7 orang mengalami mual dan 3
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto, orang mengalami mual dan muntah. Dari
Mantik dan Wahani (2015) dengan judul hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
kejadian muntah pada penderita kanker bahwa secara umum antiemetik belum
yang menjalani pengobatan kemoterapi di efektif mengatasi mual dan muntah.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
menjelaskan bahwa efek samping
104 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116
Melihat kondisi tersebut diperlukan suatu Dari hasil jurnal penelitian tersebut dapat
upaya lain untuk mengatasi mual muntah dilihat bahwa masih ada perbedaan
yang dialami pasien. Tindakan yang dapat mengenai hasil penelitian tentang ginger
dilakukan untuk mengatasi mual muntah aromatherapy untuk mengatasi mual
pada pasien kemoterapi yaitu dengan muntah. Sehingga dalam hal ini keefektivan
pemberian ginger aromatherapy. ginger aromatherapy dalam mengatasi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang mual muntah pasien kemoterapi masih
berarti bau harum atau bau-bauan dan terapi belum mendapatkan hasil yang pasti.
yang berarti pengobatan. Aromaterapi
adalah metode pengobatan penyakit Tindakan kedua untuk mengatasi mual
menggunakan aroma minyak atsiri yang muntah akibat kemoterapi yaitu dengan
dihasilkan dari tumbuhan obat (Suranto, melakukan latihan relaksasi autogenik.
2011, hlm.19). Minyak atsiri jahe berbau Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang
pedas dan mempunyai beberapa manfaat bersumber dari diri sendiri berupa kata-
salah satunya digunakan untuk mengurangi kata/ kalimat pendek ataupun pikiran, yang
mual muntah (Koensoemardiyah, 2009, bisa membuat pikiran tentram (Maryam, et
hlm.45). al., 2010, hlm.82). Alban (2016, ¶4)
menyatakan bahwa relaksasi autogenik
Ginger aromatheraphy mempunyai mengajarkan tubuh untuk merespon
kelebihan dalam mengatasi mual muntah. perintah pada diri sendiri. Dalam hal ini
Hal ini dikarenakan jahe mampu memblok relaksasi autogenik ditujukan untuk dapat
serotonin yang merupakan senyawa kimia mengontrol atas fungsi tubuh yang biasanya
yang dapat menyebabkan perut tidak memiliki kontrol seperti detak
berkontraksi, sehingga timbul rasa mual, jantung, tekanan darah, pencernaan, suhu
termasuk rasa mual akibat kemoterapi tubuh, dan pernapasan.
(Cidadapi, 2016, hlm.71).
Hasil riset yang dilakukan oleh Lim dan
Dari hasil riset yang dilakukan Enikmawati Kim (2013) menjelaskan bahwa terapi
(2015) menyatakan bahwa ada pengaruh autogenik efektif dalam menurunkan stress.
yang signifikan aromaterapi jahe terhadap Penelitian yang dilakukan oleh Tiana
mual muntah akut akibat kemoterapi pada (2014) menjelaskan bahwa ada perbedaan
pasien kanker payudara di RS PKU yang signifikan rata-rata skor tingkat
Muhammadiyah Surakarta. Jahe memang kecemasan pada pasien operasi sebelum
mempunyai manfaat untuk mengatasi mual dan sesudah diberikan teknik relaksasi
muntah, akan tetapi penelitian tersebut autogenik pada kelompok intervensi. Dari
berbeda dengan hasil riset yang dilakukan jurnal penelitian tersebut menjelaskan
oleh Lua, Salihah, dan Mazlan (2015). Di bahwa relaksasi autogenik dapat mengatasi
dalam penelitiannya menjelaskan bahwa stress dan kecemasan. Seseorang yang
menghirup aromaterapi jahe merupakan mengalami stress ataupun cemas dapat
terapi komplementer yang tidak cukup menimbulkan ketegangan pada pikiran
meyakinkan untuk mengatasi mual muntah maupun otot-otot pada tubuh. Pasien mual
pada kemoterapi. National Institutes of muntah mengalami ketegangan pada otot-
Health juga mengungkapkan bahwa jahe otot perut akibat adanya kontraksi yang kuat
tidak mempunyai banyak pengaruh dalam pada lambung karena pengaruh dari obat
mengatasi mual muntah (Anonim, 2012, kemoterapi.
hlm.11).
Relaksasi autogenik mempunyai kelebihan
tersendiri dalam mengatasi mual muntah.

Efektivitas Kombinasi Ginger Aromateraphy.............(Putri Agustina) 105


Relaksasi autogenik dapat menurunkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu
ketegangan pada otot, termasuk otot-otot dengan peneliti dapat digunakan sebagai
pada pencernaan dan mengurangi tekanan sampel, apabila orang yang ditemukan pada
gejala pada individu yang mengalami waktu menentukan sampel sesuai dengan
berbagai situasi (misalnya komplikasi dari yang diperlukan sebagai sumber data.
pengobatan medis) Hui et al., 2006; Penelitian ini dilakukan di ruang
Kaushik et al., (2006 dalam Potter & Perry, kemoterapi dan ruang rawat inap (kelas 1,
2010, hlm.545). 2, dan 3) di SMC RS Telogorejo.
Pengambilan data dilaksanakan selama ± 1
Berdasarkan hasil penelitian yang telah bulan, dimulai pada tanggal 27 April – 24
dipaparkan memunculkan pertanyaan, Mei 2017.
apakah kombinasi ginger aromatherapy
dan relaksasi autogenik efektif dalam Alat pengambilan data dalam penelitian ini
mengatasi mual muntah pasien kemoterapi? berupa instrument Numeric Rating Scale
Dari pertanyaan tersebut peneliti tertarik (NRS) yang sudah baku terdiri dari 0-10
untuk meneliti tentang efektivitas skala dan digunakan untuk mengukur skala
kombinasi ginger aromatherapy dan mual muntah yang dirasakan oleh
relaksasi autogenik terhadap penurunan responden sebelum dan sesudah perlakuan,
mual muntah pasien kemoterapi di SMC RS dengan kiriteria 0 tidak mual, 1-3 mual
Telogorejo. ringan, 4-6 mual sedang, 7-9 mual berat,
dan skala 10 muntah.
Metode Penelitian
Analisis univariat digunakan untuk
Penelitian ini menggunakan desain mendeskripsikan karakteristik dari
penelitian quasi experimental dengan responden. Variabel-variabel yang diteliti
rancangan nonequivalent control group pre kemudian dianalisis secara deskriptif
test and post test design. Secara umum dengan menguraikannya secara rinci
desain ini hampir sama dengan desain pre meliputi tabel distribusi frekuensi dan
and post test control group. Perbedaannya persentase pada variabel usia, jenis
hanya pada alokasi sampel untuk kelompok kelamin, diagnosa kanker, obat kemoterapi,
perlakuan dan kelompok kontrol. Pada frekuensi kemoterapi, gambaran respon
rancangan penelitian yang digunakan skala mual muntah sebelum dan sesudah
tersebut peneliti tidak melakukan dilakukan pemberian perlakuan pada
randomisasi, dengan kata lain kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
pengelompokan anggota sampel pada serta gambaran respon penurunan skala
kelompok eksperimen dan kelompok mual muntah antara kelompok intervensi
kontrol tidak dilakukan secara random atau dan kelompok kontrol.
acak (Dharma, 2011, hlm.94; Setiadi, 2007,
Analisis bivariat yaitu analisa yang
hlm.157).
dilakukan untuk melihat hubungan antar
variabel (Notoadmodjo 2012, hlm.183).
Dalam penelitian ini populasi yang dipilih
Dalam penelitian ini analisa bivariat
adalah pasien yang sedang menjalani
digunakan untuk menguji hipotesa
kemoterapi di SMC RS Telogorejo. Teknik
penelitian yaitu efektivitas kombinasi
sampling yang digunakan pada penelitian
ginger aromatherapy dengan relaksasi
ini adalah pengambilan sampel secara
autogenik terhadap penurunan mual
aksidental (accidental sampling), dimana
muntah pada pasien kemoterapi.
pengambilan sampel dilakukan pada saat

106 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116
Jumlah responden pada penelitian ini yaitu Hasil dan Pembahasan
42 responden yang dibagi menjadi 2 yaitu
21 kelompok intervensi dan 21 kelompok 1. Usia, Jenis Kelamin, Diagnosa
kontrol. Pada analisis bivariat dalam Kanker, Obat Kemoterapi
penelitian ini uji statistik yang pertama
digunakan yaitu uji wilcoxon untuk Tabel 1
mengetahui perbedaan tingkat mual muntah Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
antara sebelum dan sesudah pemberian Berdasarkan Usia, Jenis kelamin, Diagnosa
intervensi baik pada kelompok peralakuan kanker, Pekerjaan,dan Obat kemoterapi
maupun kelompok kontrol. Pada uji Pada Pasien Kemoterapi
wilcoxon didapatkan hasil p-value 0,000
(<0,05) pada kelompok intervensi dan
0,025 (<0,05) pada kelompok kontrol.

Sedangkan uji kedua yang digunakan yaitu


uji mann whitney yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan tingkat penurunan
skor mual muntah antara perlakuan yang
diberikan pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Pada uji mann whitney
didapatkan hasil 0,000 (<0,05). Untuk
pengambilan keputusan menerima atau
menolak hipotesis didapatkan hasil p-value
< 0,05.

Berdasarkan data pada tabel 1 menunjukkan


bahwa hasil dari penelitian ini sebagian
besar responden yang menjalani kemoterapi
di SMC RS Telogorejo terdapat pada
kelompok umur 45-54 tahun pada
kelompok intervensi sebanyak 5 responden
(23,8%) dan 10 responden (23,8%) pada
kelompok kontrol, sehingga total terdapat
15 responden. Jenis kelamin jumlah
terbanyak yaitu perempuan sebanyak 17
responden (81,0%) pada kelomok
intervensi dan 18 responden (85,7%) pada
kelompok kontrol. Sedangkan persentase
tertinggi dari diagnosa responden yang
menjalani kemoterapi yaitu kanker

Efektivitas Kombinasi Ginger Aromateraphy.............(Putri Agustina) 107


payudara dengan jumlah 11 responden mendapatkan obat kemoterapi dengan
(26,2%) pada kelompok intervensi dan 17 potensi emetogenik sedang.
responden (40,5%) pada kelompok kontrol.
Mayoritas responden mendapatkan obat Data dari GLOBOCAN International
kemoterapi dengan potensi emetogenik Agency for Research on Cancer (IARC)
yang sedang dengan jumlah 11 responden menjelaskan bahwa penduduk dengan jenis
(52,4%) pada kelompok intervensi dan 9 kelamin perempuan sebagian besar
responden (42,9%) pada kelompok kontrol. mengidap kanker payudara. Hal ini sesuai
dengan hasil dalam penelitian ini yang
Usia merupakan faktor yang paling penting menyatakan bahwa diagnosa kanker dari
dalam menentukan resiko keganasan dari responden paling banyak yaitu kanker
penyakit kanker (Heffner & Schust, 2006, payudara. Menurut Handayani, Suharmiati,
hlm.41). Menurut Nadesul (2009, hlm.88) & Ayuningtyas, 2012, hlm.48) faktor
kebanyakan penyakit kanker menyerang pemicu terjadinya kanker payudara
pada kelompok usia 40-49 tahun. umumnya adalah obesitas, usia melahirkan
Kelompok usia ini merupakan kelompok anak pertama, riwayat pemberian ASI, dan
yang rawan terkena penyakit kanker, usia menarche.
peningkatan usia menyebabkan
memanjangnya paparan terhadap Mengingat kanker merupakan penyakit
karsinogen sehingga meningkatkan yang cukup berbahaya dan mengancam
kejadian kanker, selain itu pada usia > 40 jiwa, maka dilakukan suatu pengobatan
tahun sering timbul ketidakseimbangan yang ditujukan untuk mengatasinya. Salah
hormon (Sudiono, 2008, hlm31). satunya yaitu kemoterapi. Beberapa obat
kemoterapi memiliki potensial emetogenik
Semua orang dari berbagai usia dapat yang tinggi, sedang, hingga rendah (Rasjidi,
terkena kanker tanpa memandang dari jenis 2007, hlm.12).
kelamin. Hariyanto, Mantik, dan Wahani
(2015) menjelaskan bahwa wanita (31%) Pada penelitian ini sebagian besar obat
lebih banyak yang mengalami mual muntah kemoterapi yang digunakan yaitu obat
pada saat kemoterapi dibandingkan dengan kemoterapi dengan potensi emetogenik
laki-laki (20%). sedang berupa doxorubicin dan endoxan
. (cyclophosphamide). Hal ini dikarenakan
Perempuan lebih banyak terjadi mual jumlah distribusi frekuensi karakteristik
muntah dikarenakan beberapa faktor dari responden berupa diagnosa kanker
terjadinya mual muntah pada kemoterapi paling banyak yaitu kanker payudara
yaitu adalah riwayat mual muntah pada sebanyak 28 responden (66,7%).
pengobatan kemoterapi sebelumnya, serta
jenis kelamin. Jenis kelamin merupakan Doxorubicin dan cyclophosphamide
pencetus yang kuat untuk terjadi mual merupakan obat kemoterapi dengan potensi
muntah pada kemoterapi. Wanita biasanya emetogenik sedang (Rasjidi, 2007, hlm.12).
mengalami mual muntah lebih buruk Selain docetaxel (taxotare), doxorubicin
daripada laki-laki (Devita, Hellman, & dan cyclophosphamide adalah obat
Rosenberg’s, 2008, hlm.2641). Pada kemoterapi yang dapat digunakan untuk
penelitian ini responden terbanyak yang mengatasi kanker payudara (Samiadi, 2017,
mengalami mual muntah yaitu perempuan ¶18). Hal ini didukung oleh penelitian yang
karena sebagian besar responden dilakukan oleh Kurniawan (2012) yang
didiagnosa kanker payudara, dan mayoritas menyatakan bahwa regimen kemoterapi
yang paling banyak digunakan untuk
108 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116
kanker payudara yaitu doxorubicin dan 3. Gambaran Respon Berdasarkan Skala
cyclophosphamide sebesar 43 episode Mual Muntah Sebelum Dan Sesudah
(40,95%). Pemberian Perlakuan Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol
2. Gambaran Respon Berdasarkan Tabel 3
Frekuensi Kemoterapi Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skala Mual
Muntah Sebelum dan SesudahDilakukan
Tabel 2 Pemberian Perlakuan Pada Kelompok
Distribusi Frekuensi Karakteristik Intervensi dan Kelompok Kontrol padaPasien
Responden Berdasarkan frekuensi Kemoterapi

Kelompok Kelompok Pre Post


Frekuensi Skala Mual
Intervensi Kontrol Intervensi Intervensi
Kemoterapi Muntah
(f) (%) (f) (%) (f) (%) (f) (%)
Kemoterapi ke-1 3 14,3 5 23,8 Kelompok
Kemoterapi ke-2 9 42,9 1 4,8 Intervensi
Kemoterapi ke-3 4 19,0 5 23,8 Tidak Mual - - 3 14,3
Kemoterapi ke-4 4 19,0 5 23,8 Mual ringan 2 9,5 10 47,6
Kemoterapi ke-5 - - 5 23,8 Mual Sedang 12 57,1 7 33,3
Kemoterapi ke-6 1 4,8 - - Mual Berat 2 9,5 1 4,8
Jumlah 21 100 21 100 Muntah 5 23,8 - -
Total 21 100,0 21 100,0
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat
Kelompok
diketahui bahwa hasil dari penelitian ini
Kontrol
responden yang menjalani frekuensi Tidak Mual - - - -
kemoterapi dan mengalami mual muntah Mual ringan 6 28,6 10 47,6
lebih banyak yaitu responden yang Mual Sedang 14 66,7 11 52,4
menjalani kemoterapi ke-2 secara Mual Berat 1 4,8 - -
keseluruhan dengan jumlah 10 responden, Muntah - - - -
yang terdiri dari 9 responden (42,9%) Total 21 100,0 21 100,0
kelompok intervensi dan 1 responden Berdasarkan data pada tabel 3 diatas dapat
(4,8%) pada kelompok kontrol diketahui bahwa pada kelompok intervensi
yang diberikan kombinasi ginger
Mual muntah yang timbul akibat dari aromatherapy dengan relaksasi autogenik,
pengobatan kemoterapi dapat dipengaruhi sebelum diberikan intervensi skala mual
oleh siklus kemoterapi, dan pengalaman muntah sebagian besar responden berada
mual muntah sebelumnya dari masing- pada skala mual sedang yaitu sebanyak 12
masing individu responden. Sedangkan responden (57,1%). Setelah diberikan
menurut penelitian dari Marisa (2014) kombinasi ginger aromatherapy dengan
faktor lain yang seperti usia, jenis kelamin, relaksasi autogenik skala mual muntah
riwayat motion sickness, dan riwayat responden sebagian besar turun menjadi
mengkonsumsi alkohol tidak memiliki skala mual ringan yaitu sebanyak 10
pengaruh yang signifikan terhadap gejala responden (47,6%).
mual muntah post.
Sedangkan pada kelompok yang diberikan
relaksasi autogenik diketahui bahwa
sebelum diberikan intervensi skala mual
muntah responden sebagian besar pada
skala mual sedang yaitu sebanyak 14
responden (66,7%). Setelah diberikan
relaksasi autogenik skala dengan persentase
terbanyak mual muntah responden tetap
dalam skala mual sedang yaitu sebanyak 11
responden (52,4%).

Efektivitas Kombinasi Ginger Aromateraphy.............(Putri Agustina) 109


Tanaman jahe (zingiberofficinalae ROSC) 4. Gambaran Penurunan Skala Mual
termasuk suku Zingiberaceae. Bagian Muntah Antara Kelompok Intervensi
tanaman jahe yang digunakan untuk diolah Dan Kelompok Kontrol
menjadi minyak atsiri adalah rimpangnya.
Tabel 4
Rimpang jahe mengandung minyak atsiri
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
yang berbau pedas (Koensoemardiyah, penurunan skala mual muntah antara
2010, hlm.57). Pengujian pada manusia kelompok intervensi dan kelompok kontrol
menunjukkan bahwa minyak pada jahe pada Pasien Kemoterapi Di SMC RS
meringankan mual pagi hari, mabuk, serta
mual muntah akibat anestesi dan Penurunan Kelompok Kelompok
Skala Mual Intervensi Kontrol
kemoterapi (Anonim, 2015, ¶3). Muntah (f) (%) (f) (%)
0 1 4,8 12 57,1
Selain penggunaan aromaterapi jahe, 1 2 9,5 5 23,8
relaksasi autogenik juga digunakan dalam 2 2 9,5 2 9,5
penelitian ini untuk mengatasi mual 3 9 42,9 2 9,5
muntah. Relaksasi autogenik mengajarkan 4 5 23,8 - -
tubuh untuk merespon perintah pada diri 5 2 9,5 - -
sendiri. Dalam hal ini relaksasi autogenik Total 21 100,0 21 100,0
ditujukan untuk dapat mengontrol atas Telogorejo (n = 42)
fungsi tubuh yang biasanya tidak memiliki
kontrol seperti detak jantung, suhu, tekanan
darah dan pencernaan (Alban, 2016, ¶4). Berdasarkan pada tabel 4 menunjukkan
hasil dari penelitian ini bahwa pada
Perubahan-perubahan yang terjadi selama kelompok intervensi dari 21 responden
maupun setelah relaksasi autogenik terdapat 9 responden (42,9%) yang
mempengaruhi kerja saraf otonom. Saraf mengalami penurunan skala mual muntah
otonom berfungsi mengatur berbagai fungsi hingga 3 skor, sedangkan untuk responden
organ-organ viseral tubuh, salah satunya yang tidak sama sekali mengalami
yaitu lambung dan usus. Respon emosi dan penurunan skala mual muntah yaitu hanya 1
efek menenangkan yang ditimbulkan oleh responden (4,8%).
relaksasi autogenik ini mengubah fisiologi
dominan simpatis menjadi dominan sistem Pada kelompok kontrol dari 21 responden
parasimpatis (Rahmawati, 2017, ¶3; Judha yang tidak sama sekali mengalami
& Rahil, 2011, hlm.16). penurunan skala mual muntah sejumlah 12
responden (57,1%), hanya 2 responden
Dalam hal ini pasien mual muntah (9,5%) yang mengalami penurunan skala
mengalami ketegangan pada otot-otot perut mual muntah sebanyak 2 skor dan 2
akibat adanya kontraksi yang kuat pada responden (9,5%) yang mengalami
lambung akibat efek samping dari obat penurunan skala mual muntah sebanyak 3
kemoterapi. Relaksasi autogenik efektif skor.
menurunkan ketegangan pada otot, dan
mengurangi tekanan gejala pada individu 5. Perbedaan Skala Mual Muntah
yang mengalami berbagai situasi. Dengan Sebelum dan Sesudah diberikan
relaksasi akan mengurangi kontraksi kuat intervensi kombinasi ginger
pada otot-otot perut karena muntah aromatherapy dengan Relaksasi
(misalnya komplikasi dari pengobatan Autogenik pada kelompok intervensi,
medis) (Hui et al., 2006; Kaushik et al., dan relaksasi autogenik pada
kelompok kontrol
2006 dalam Potter & Perry, 2010, hlm.545).

110 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116
Tabel 5 dan kelompok kontrol sama-sama
Perbedaan Skala Mual Muntah Sebelum menunjukkan nilai bahwa ada perbedaan
dan Sesudah pemberian intervensi secara bermakna antara sebelum dan
kombinasi ginger aromatherapy dengan sesudah perlakuan dalam menurunkan
Relaksasi Autogenik Pada Kelompok intensitas mual muntah. Hal ini dikarenakan
Intervensi, dan Relaksasi Autogenik Pada kandungan senyawa minyak atsiri pada jahe
Kelompok Kontrol Pasien Kemoterapi yang terhirup dan beredar di sistem sirkulasi
p- tubuh dapat berperan sebagai antiemetik
Variabel Hasil N Z
value dengan cara memblok serotonin yang
Sebelum- Negatif 18 -3,852 0,000
sesudah Positif 0 merupakan senyawa kimia yang dapat
pemberian Ties 3 menyebabkan perut berkontraksi, sehingga
kombinasi mual muntah dapat berkurang (Cidadapi,
ginger 2016, hlm.71).
aromatherap
y dan
relaksasi Sedangkan relaksasi autogenik adalah
autogenik relaksasi yang bersumber dari diri sendiri
Total 21 berupa kalimat pendek maupun pikiran
Sebelum- Negatif 5 -2,236 0,025
sesudah Positif 0 yang bisa membuat pikiran tentram
pemberian Ties 16 (Maryam, et al., 2010, hlm.82). Pada saat
Relaksasi relaksasi tubuh akan berada dalam kondisi
Autogenik rileks, sehingga dapat memicu sekresi dari
Total 21
hormon endorphin (Panjalu, 2014, hlm.97).
Berdasarkan data pada tabel 5 pada
kelompok intervensi menunjukkan bahwa Hormon endorfin adalah zat kimia seperi
morfin yang diproduksi sendiri oleh tubuh.
Berdasarkan uji wilcoxon, didapatkan p-
value sebesar 0,000. Dari hasil uji tersebut Hormon ini diproduksi oleh sistem saraf
menunjukkan bahwa p-value < 0,05 pusat dan kelenjar hipofisis. Endorfin
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada memiliki efek mengurangi rasa sakit dan
perbedaan secara bermakna penurunan memicu perasaan senang, tenang, atau
bahagia, endorpin juga dapat berfungsi
intensitas mual muntah sebelum dan
sesudah dilakukan pemberian kombinasi sebagai antiemetik yang menghambat
ginger aromatherapy dengan relaksasi impuls mual muntah di pusat muntah dan
autogenik. CTZ (Stern, Koch, & Andrews, 2011,
hlm.140, Mediskus, 2017, ¶1).
Sedangkan pada kelompok kontrol
menunjukkan bahwa berdasarkan uji 6. Perbedaan Efektivitas Kombinasi
wilcoxon, didapatkan p-value sebesar Ginger Aromatherapy dengan
Relaksasi Autogenik Pada Kelompok
0,025. Dari hasil uji tersebut menunjukkan
bahwa p-value < 0,05 sehingga dapat Intervensi dan Relaksasi Autogenik
Terhadap Penurunan Intensitas Mual
disimpulkan bahwa ada perbedaan secara
bermakna penurunan intensitas mual Muntah Pasien Kemoterapi
muntah sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian relaksasi autogenik.

Jika dilihat dari hasil penelitian ini melalui


uji wilcoxon dapat dilihat bahwa perlakuan
yang diberikan pada kelompok intervensi

Efektivitas Kombinasi Ginger Aromateraphy.............(Putri Agustina) 111


Tabel 6 Adanya hasil penelitian sebelumnya
Perbedaan Efektivitas Kombinasi Ginger memperkuat serta mendukug hasil
Aromatherapy dengan Relaksasi penelitian ini. Sehingga bahwa Gingger
Autogenik Pada Kelompok Intervensi dan aromatherapy dan relaksasi autogenik
Relaksasi Autogenik Pada Kelompok sangat efektif saat dikombinasikan untuk
Kontrol Terhadap Penurunan Intensitas mengatasi mual muntah pasien kemoterapi.
Mual Muntah Pasien Kemoterapi
Perbedaan Penurunan Simpulan
Skor Skala Mual Muntah
p- Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat
Z
Intervensi
Kontrol
value disimpulkan bahwa kombinasi pemberian
(f)
(f) ginger aromatherapy dengan relaksasi
Penuruna 0 1 12
autogenik lebih efektif dibandingkan hanya
n Skor 1 2 5
Pada 2 2 2 dengan relaksasi autogenik dalam
-
Skala 3 9 2 0,000 menurunkan mual muntah pasien
Mual 4,592
4 5 - kemoterapi di SMC RS Telogorejo. Hal ini
Muntah 5 2 -
membuktikan bahwa meskipun perlakuan
N 21 21
yang diberikan pada kelompok intervensi
Berdasarkan data pada tabel 6 dapat maupun kelompok kontrol sama sama dapat
diketahui bahwa hasil uji Mann Whitney menurunkan intensitas mual muntah, akan
didapatkan hasil Z hitung -4,592. tetapi intervensi kombinasi dari ginger
Selanjutnya pada taraf tingkat kesalahan aromatherapy dengan relaksasi autogenik
5%, Z tabel 1,64 sehingga Z hitung lebih lebih efektif dalam menurunkan intensitas
besar dari Z tabel selain itu pada p-value mual muntah.
yang didapat sebesar 0,000 (<0,05)
sehingga kombinasi pemberian ginger Saran
aromatherapy dengan relaksasi autogenik 1. Bagi SMC RS Telogorejo
lebih efektif dibandingkan hanya dengan Hasil penelitian ini sangat disarankan
relaksasi autogenik dalam menurunkan untuk dapat diaplikasikan sebagai
mual muntah pasien kemoterapi di SMC RS salah satu intervensi keperawatan
Telogorejo. untuk mengatasi mual muntah pasien
kemoterapi dengan memberikan
Hasil penelitian ini diperkuat dengan kombinasi ginger aroatherapy dengan
penelitian yang pernah dilakukan relaksasi autogenik.
sebelumnya oleh Enikmawati (2015) yang 2. Bagi Institusi Pendidikan
menjelaskan bahwa ada pengaruh yang Hasil dari penelitian ini disarankan
signifikan aromaterapi jahe terhadap mual dapat digunakan sebagai sumber
muntah akut akibat kemoterapi pada pasien literatur keperawatan di perpustkaan
kanker payudara di RS PKU dan bahan informasi terutama
Muhammadiyah. Selain itu penelitian ini mengenai kombinasi ginger
juga sejalan dengan penelitian yang aromatherapy dengan relaksasi
dilakukan oleh Harbaningsih (2016) yang autogenik terhadap penurunan mual
menyatakan bahwa ada perbedaan muntah pasien kemoterapi.
penurunan skor mual post kemoterapi
antara kelompok relaksasi autogenik dan 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
kelompok kontrol. Hasil dari penelitian mengenai
kombinasi ginger aromatheraphy dan
relaksasi autogenik ini dapat dijadikan

112 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116
sebagai salah satu referensi dalam
proses pembelajaran dan penelitian Baradero., M, Dayrit., M., W, Siswadi., Y.
selanjutnya tentang metode (2007). Seri asuhan keperawatan
menurunkan intensitas mual muntah klien kanker. Jakarta: EGC
kemoterapi pada pasien kanker. Bagi
peneliti selanjutnya dapat Cidadapi, I.E.A. (2016). Ramuan herbal ala
dikembangkan dengan thibun nabawi: mengupas
menghomogenkan jenis obat pengobatan herbal di dalam thibun
kemoterapi yang didapatkan, diagnosa nabawi. Putra Ayu Publisher
kanker, stadium kanker, dan lama
kemoterapi. Tentunya dengan Corwin, E. J. (2009). Buku saku
mempertimbangkan jenis antiemetik patofisiologi. Alih bahasa: Nike
yang didapat, pengalaman mual Budhi Subekti. Edisi 3. Jakarta:
muntah pasien, dan penggunaan alat buku Kedokteran EGC
ukur yang bersifat lebih obyektif agar
faktor kejujuran pernyataan pasien Devita, Hellman, dan Rosenberg’s. (2008).
pada saat diukur nilai skor dari skala Cancer principles & practice of
mual muntah yang dirasakan dapat oncology. Volume two. 8 th
dikendalikan. Edition. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health
Daftar Pustaka
Alban. (2016). Autogenic training: a Dharma, K. K. (2011). Metodologi
deceptively effective relaxation penelitian keperawatan: pedoman
technique. melaksanakan dan menerapkan
http://bebrainfit.com/autogenic- hasil penelitian. Jakarta: CV Trans
training/. Diakses pada tangal 3 Info Media
November 2016 Enikmawati. (2015). Pengaruh
aromaterapi jahe terhadap mual
Anonim. (2012). Khasiat jahe atasi rasa dan muntah akut akibat kemoterapi
mual. pada penderita kanker payudara di
http://lifestyle.kompas.com/read/2 RS PKU Muhammadiyah
012/03/15/14315596/Khasiat.Jahe. Surakarta.
Atasi.Rasa.Mual. Diakses pada http://journal.stikeseub.ac.id/index.
tanggal 28 Mei 2017 php/jkeb/article/view/174/172.
Diakses pada tangal 3 November
Alban. (2016). Autogenic training: a 2016
deceptively effective relaxation
technique. Handayani,. L., Suharmiati, &
http://bebrainfit.com/autogenic- Ayuningtyas,. A. (2012).
training/. Diakses pada tangal 3 Menaklukan kanker serviks dan
November 2016 kanker payudara dengan 3 terapi
alami. Cetakan pertama. Jakarta:
Anonim. (2012). Khasiat jahe atasi rasa AgroMedia Pustaka
mual.
http://lifestyle.kompas.com/read/2 Harbaningsih., D. (2016). Pengaruh
012/03/15/14315596/Khasiat.Jahe. relaksasi autogenik terhadap
Atasi.Rasa.Mual. Diakses pada penurunan mual post kemoterapi
tanggal 28 Mei 2017 pada pasien kanker payudara di

Efektivitas Kombinasi Ginger Aromateraphy.............(Putri Agustina) 113


rsup dr. Kariadi semarang. Kurniawan,. O. (2012). Gambaran efek
http://jurma.unimus.ac.id/index.ph samping obat kemoterapi pada
p/perawat/article/view/294/294. pasien kanker payudara di rsup dr.
Diakses pada tanggal 2 Mei 2017 Sardjito yogyakarta periode tahun
2012.
Hariyanto, Mantik & Wahani. (2015). http://etd.repository.ugm.ac.id/inde
Kejadian muntah pada penderita x.php?mod=penelitian_detail&sub
kanker yang menjalani pengobatan =PenelitianDetail&act=view&typ=
kemoterapi di RSUP Prof. Dr. R. D. html&buku_id=69974. Diakses
Kandou Manado. pada tanggal 5 Juni 2017
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
hp/eclinic/article/view/9506. Lim, S.J., & Kim, C. (2013). Effect of
Diakses pada tanggal 28 Desember autogenic training on stress
2016 response and heart rate variability
in nursing students.
Heffner ,. L. J., Schust,. D. J. (2006). At a http://www.asian-
glance sistem reproduksi. Edisi 2. nursingresearch.com/article/S1976
Jakarta: Erlangga -1317(14)00070-X/abstract.
Diakses pada tanggal 10 November
Judha,. M., Rahil, N. H. (2011). Sistem 2016
persyarafan: dalam asuhan
keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Lua, P.L., Salihah, N., & Mazlan, N.
Publishing (2015). Effects of inhaled ginger
aromatherapy on chemotherapy-
Junaidi, I. (2014). Hidup sehat bebas induced nausea and vomiting and
kanker mewaspadai kanker sejak health related quality of life in
dari dini. Yogyakarta: Rapha women with breast cancer.
Publishing https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
med/26051575. Diakses pada
Kementrian Kesehatan RI. (2015a). tanggal 15
Bulletin jendela data dan informasi
kesehatan. Manuaba. (2007). Pengantar kuliah
http://www.depkes.go.iddownload. obstetri. Cetakan I. Jakarta: EGC
phpfile=downloadpusdatinbuletinb
uletin-kanker.pdf. Diakses pada Marisa,. D. (2014). Gejala mual-muntah
tanggal 20 Maret 2016 dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pada pasien kanker
______. (2015b). Infodatin pusat data dan post kemoterapi di rsup h. Adam
informasi kementrian kesehatan RI. malik medan.
www.depkes.go.id/resources/down http://repository.usu.ac.id/bitstrea
load/pusdatin/infodatin/. Diakses m/handle/123456789/45499/Cover
pada tanggal 11 Januari 2016 .pdf;jsessionid=BB5684737DF606
06378A464E5A207D37?sequence
Koensoemardiyah. (2009). A-Z =7. Diakses pada tanggal 28 Mei
aromaterapi untuk kesehatan, 2010
kebugaran, dan kecantikan.
Yogyakarta: ANDI Maryam, R. S., Prio, A. Z., Rita, H. W.,
Hamdianan, A. B., Asep, I., &
114 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116
Akhmadi. (2010). buku panduan Rahmawati. (2017). relaksasi autogenik
kader posbindu lansia. Jakarta: bermanfaat menurunkan
TIM kecemasan selama kehamilan.
https://www.academia.edu/231972
Mediskus. (2017). Hormon endorfin – 76/relaksasi_autogenik_untuk_me
fungsi, efek kelebihan dan nurunkan_kecemasan_kehamilan.
kekurangan. Diakses pada tanggal 27 Januari
https://mediskus.com/hormon- 2017
endorfin. Diakses pada tanggal 2
Mei 2017 Rasjidi. (2007). Kemoterapi kanker
ginekologi dalam praktik sehari-
Nadesul, H. (2009). Dari balik kamar hari. Jakarta: Sagung Seto
praktik dokter. Jakarta: Libri
RM, SMCRST. (2017). Jumlah pasien yang
Nasif, Junaidi, dan Muchtar. (2011). menjalani kemoterapi pada tahun
Efektivitas antiemetik pada pasien 2012-2016. Semarang: SMC RS
yang menggunakan sitostatika Telogorejo
pasca bedah pada berbagai jenis
kanker di rumah sakit umum Samiadi,. L. A. (2017). Pilihan pengobatan
daerah dr. achmad mochtar bukit kanker paydara berdasarkan
tinggi. stadiumnya.
http://jstf.ffarmasi.unand.ac.id/inde https://hellosehat.com/pusat-
x.php/jstf/article/viewFile/56/59. kesehatan/kanker-
Diakses pada tanggal 16 Maret payudara/pilihan-pengobatan-
2016 kanker-payudara-stadium/. Diakses
pada tanggal 5 Juni 2017
Notoadmodjo, (2012).Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset
Rineka 2012 keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Nurwijaya, Andrijono, dan Suheimi.
(2010). Cegah dan deteksi kanker Staf Pengajar Departemen Farmakologi
serviks. Jakarta: Alex Media Fakultas Kedokteran Universitas
Komputindo Sriwijaya. (2008). Kumpulan
kuliah farmakologi. Edisi 2.
Panjalu,. A. (2014). Hypnosexology: terapi Jakarta: EGC
mmbahagianakn pasangan.
Cetakan I: Yogyakarta: Galang Stern,. R. M., Koch,. K. L., Andrews,. L.R.
Pustaka (2011). Nausea: mechanisms and
management. New York: Oxford
Potter & Perry. (2010). Fundamentals of University Press, Inc
nursing, fundamental keperawatan,
buku 2, edisi 7 terjemahan. Alih Subagyo, A. (2013). Mual dan muntah,
Bahasa: dr. Adrina Ferderika Nggie akibat kemoterapi.
& dr. Marina Albar. Jakarta: http://www.klikparu.com/2013/05/
Salemba Medika mual-dan-muntah-akibat-
kemoterapi.html. Diakses pada
tanggal 26 Desember 2016

Efektivitas Kombinasi Ginger Aromateraphy.............(Putri Agustina) 115


Sudiono. (2008). Pemeriksaan patologi
untuk diagnosis neoplasma mulut.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Suranto, A. (2011a). Pijat anak. Cetakan I.


Jakarta: Penebar Plus +

_______. (2011b). Terapi enzim. Cetakan


I. Jakarta: Penebar Plus +

Tiana, Y. (2014). Pengaruh intervensi


keperawatan teknik relaksasi
autogenik terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi di rsud ungaran.
http://perpusnwu.web.id/karyailmi
ah/documents/3831.pdf. Diakses
pada tanggal 3 November 2016

Tjay, T.H., & Rahardja, K. (2007). Obat-


obat penting: khasiat, penggunaan,
dan efek-efek sampingnya. Edisi Ke
Enam. Cetakan Pertama. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo

116 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 2, Desember 2017 56-116

Anda mungkin juga menyukai