Latar Belakang
normal, cepat dan tindak terkendali. Kanker terjadi karena adanya perubahan genetik
(mutasi DNA) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pemulihan sel. Kanker
merupakan pertumbuhan jaringan secara otonom dan tidak mengikuti aturan dan regulasi
Kanker termasuk penyakit dengan prevelensi cukup tinggi di dunia dan salah satu
penyebab utama kematian. Sebanyak 8,2 juta orang meninggal akibat kanker (World
sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskuler. Kanker yang paling banyak di diagnosa di
seluruh dunia adalah kanker paru-paru sebanyak 1,8 juta jiwa (13,0% dari total
keseluruhan diagnosa kanker), kanker payudara 1,7 juta jiwa (11,9% dari total
keseluruhan diagnosa kanker) dan kanker kolorektal sebanyak 1,4 juta jiwa (9,7 % dari
Kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang merupakan suatu
Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mamae yaitu sebuah tumor ganas yang
tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjer jaringan susu
Data dari American Cancer Society (2015) didapatkan jumlah kasus kanker
payudara sebesar 3,1 juta di tahun 2014. Sedangkan di tahun 2015 terdapat kasus baru
kanker payudara invasif sebesar 231,840 terdiagnosa pada wanita dan 2,350 pada laki-
laki. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak di temukan pada
Presentase kasus baru kanker payudara pada penduduk di dunia berdasarkan data
payudara adalah kanker yang paling banyak di derita oleh perempuan yaitusekitar 1,67
juta (25% dari semua kanker) (WHO, 2017). Kasus baru dengankanker payudara
mencapai angka 43,1 % dan kematian akibat kanker payudara mencapai angka 12,9 %.
Tingkat incidence rate (IR) bervariasi hampir empat kali lipat di seluruh wilayah dunia,
mulai dari 27 kasus per 100.000 di Afrika Tengah dan Asia Timur sampai 92 kasus per
Angka kejadian kanker payudara di Indonesia pada tahun 2013 berkisar 61.882
kasus. Prevelensi tertinggi berada pada Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 11.511 kasus
kanker payudara (Kemenkes RI, 2015). Dari data Profil Kesehatan RI tahun 2017,
berada pada Provinsi Kepulauan Bangkal Belitung (13,19%), Sumatera Barat (9,34%)
dan Kalimantan Selatan (8,77%). Hasil pemeriksaan deteksi dini kanker payudara di
Indonesia tahun 2017 telah ditemukan 12.023 penduduk tumor payudara dan 3.073 di
curigakan kanker payudara (Profil Kesehatan RI, 2017). Prevelensi kanker payudara di
Sumatera Barat yaitu 0,9% dan estimasi jumlah penderita kanker payudara sebesar 2.285
Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang menyebutkan bahwa angka kejadian
kanker payudara mengalami peningkatan sebanyak 60% pada tahun 2015 yaitu terdapat
142 kasus lama dan 99 kasus baru kanker payudara. Pada tahun 2016, angka kejadian
kanker payudara di Kota Padang mengalami peningkatan sebesar 73% yaitu menjadi 252
kasus lama dan 186 kasus baru kanker payudara (Dinkes Kesehatan Kota Padang, 2016).
2016). Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk
pil cairan atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker, tidak
hanya sel kanker pada payudara, tetapi juga sel-sel yang ada di seluruh tubuh.
Kemoterapi memiliki kelebihan dibanding terapi lainnya karena obat kemoterapi dapat
bekerja secara sistemik merusak sel kanker yang telah menyebar dari tempat asalnya.
Obat kemoterapi bekerja mengganggu reproduksi sel kanker secara langsung atau tidak
langsung, sehingga sel-sel kanker dapat terkontrol (Black & Hawks, 2014).
sebanyak 75% dari 84 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Penelitian
yang dilakukan oleh Firmansyah, dkk (2017), didapatkan data pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi sebanyak 33 orang (33.7%). Dan penelitian lain yang
dilakukan oleh Endiyono& Herdiana (2016), di dapatkan data survey awal di Rumah
Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto jumlah pasien dengan kanker
mencapai 25 pasien perbulan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Alifiyanti, dkk (2017),
didapatkan data pasien kanker payudara sebanyak 471 pasien (61,9%) yang menjalani
kemoterapi.
Rumah sakit dikota Padang khususnya RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah
rumah sakit sentral yang memiliki sarana dan prasarana yang standar dan lengkap untuk
2017, yaitu sebanyak 423 pasien (66,9%) pada tahun 2017. Pada tahun 2018 di dapatkan
data pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi sebanyak 540 pasien (71,3%)
dan rata-rata kunjungan perbulan mencapai 43 pasien (Rekam medis RSUP. Dr. M.
Djamil, 2018).
Efek samping dari kemoterapi yang sering terjadi adalah penekanan sumsum
tulang, anemia, kadang disertai dengan demam, mual-muntah, sakit kepala, rambut
rontok, nyeri dan fatigue (Tanti, 2016). Fatigue yang berhubungan dengan kanker
kondisi subyektif perasaan lelah yang terus-menerus berhubungan dengan kanker atau
Comprehensive Cancer Network, 2014). Neefjes et, al dalam Taukhid, 2018 mengatakan
bahwa fatigue yang berhubungan dengan kanker adalah suatu perasaan kelelahan, lemah
dan kurang energi yang berpengaruh terhadap aktifitas sehari-hari dan kualitas hidup dari
penderitanya.
Data dari American Cancer Society (2015), menyatakan bahwa 1.569 penderita
kanker 80% dari klien yang menjalani kemoterapi mengalami fatigue. Penelitian yang
dilakukan oleh Ayubbana (2016), didapatkan pasien dengan kanker payudara yang
dilakukan oleh Liu, et al dalam Ayubbana (2018), pada 142 pasien kanker payudara
stadium I-III mendapat kemoterapi mengalami fatigue. Menurut Hickok dan Jacobsen
dalam Taukhid, 2018 menyatakan bahwa insiden dari fatigue menjalani kemoterapi yang
paling banyak adalah penderita kanker payudara yakni 28-91%. Penelitian yang
dilakukan oleh Taukhid (2018), pasien dengan kanker payudara yang menjalani program
Fatigue dapat terjadi karena kanker itu sendiri maupun terapi kanker atau
pengobatannya. Menurut Ahlberg et al, di kutip oleh Taukhid, 2017 menjelaskan ada dua
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya fatigue yakni faktor fisiologis dan psikologis.
Faktor fisiologis yaitu anemia, terapi kanker dan produksi sitokin. Faktor psikologis
penyebab fatigue seperti ansietas, stres emosional depresi, susah tidur dan kurang
dan kurang mendapatkan penanganan oleh dokter dan perawat (American Cancer
Society, 2015). Jika fatigue pada klien tidak di atasi maka akan menimbulkan rasa
ketidaknyamanan bagi klien (Alligood & Tomey, 2014). Dampak lainnya yaitu klien
akan terlalu lelah untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari sehingga kulitas hidup klien
akan terganggu (Nugroho, 2016). Bagi beberapa pasien gejala fatigue ini lebih
Secara farmakologis penanganan fatigue belum diketahui dengan pasti. Sedangkan secara
non farmakologis intervensi yang dapat digunakan untuk penanganan fatigue yaitu
latihan aktivitas fisik, teknik relaksasi otot, yoga, hipnoterapy, meditasi dan massage
(Savitri, 2015).
melalui kombinasi aerobik dengan relaksasi yoga pada penderita kanker payudara dalam
secara statistik adalah 0,52-1,82 dari kisaran skor 6 turun pada kisaran 4. Secara klinis
skor fatigue 4-6 dikategorikan dalam kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penurunan fatigue yang bermakna hanya terjadi secara statistik namun secara klinis
penurunan yang terjadi masih dalam kategori yang sama atau tidak terjadi penurunan.
comfort yang disampaikan oleh Kolcaba, intervensi awal dari pelayanan keperawatan
adalah kenyamanan (Alligood & Tomey, 2014). Salah satu intervensi yang dapat
membuat klien merasa nyaman dan rileks adalah tindakan massage (Alligood, 2014).
Massage dapat menimbulkan efek biomekanik dan efek psikologis dengan respon
kemoterapi, seperti ansietas (kecemasan), stres emosionl dan depresi. Cemas, stres
emosional dan depresi dapat dipengaruhi oleh hormon-hormon seperti hormon kortisol,
melatonin dan serotonin. Hormon kortisol akan meningkat saat seseorang mengalami
ansietas, stres dan depresi, sedangkan hormon melatonin dan serotonin mengalami
defisiensi atau penurunan saat seseorang mengalami ansietas, stres dan depresi tersebut
(Ananda, 2013).
Massage menimbulkan stimulus pada jaringan tubuh untuk menghasilkan rasa
hormon melatonin dan serotonin. Kortisol merupakan hormon yang menentukan respon
seseorang terhadap situasi yang menegangkan dan dapat membuat stres, sedangkan
serotonon merupakan hormon yang mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan,
tidur dan rasa nyaman. Melatonin merupakan hormon yang berfungsi sebagai
antioksidan, mengontrol tidur dan rileks. Kortisol, melatonin dan serotonin merupakan
hormon yang berpengaruh terhadap respon relaksasi sehingga dapat menurunkan tingkat
Message bisa dilakukan dibagian tubuh seperti punggung, kaki dan tangan (hand
massage). Mekanisme hand massage sama dengan massage lainnya hanya saja lebih
berfokus pada bagian tangan klien sehingga lebih muda untuk dilakukan. Selain itu pada
bagian tangan terdapat pembuluh darah. Teknik mekanik dan sentuhan pada telapak
sirkulasi darah dan transportasi oksigen yang dapat meningkatkan metabolisme jaringan
menjadi rileks sehingga dapat menurunkan tingkat kelelahan atau fatigue (Potter & Perry
dalam Fadilah, 2016). Pada tangan juga terdapat bagian-bagian yang bisa menurunkan
tingkat stres, kecemasan dan kelelahan, seperti dibagian jari kelingking dan telapak
tangan. Memijat secara perlahan jari kelingking dapat menurunkan hormon-hormon yang
mengakibatkan stres dan kecemasan. Sedangkan pada telapak tangan dibagian dalam ibu
jari terdapat titik-titik yang berhubungan dengan kelelahan. Tekanan disertai pijatan
lembut diseluruh bagian tangan klien dengan gerakan melingkar kecil menggunakan
ujung jari atau ibu jari perawat. Hand massage dilakukan selama 10 menit dalam 6 hari
massage terhadap fatigue pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi
disimpulkan bahwa pemberian back massage efektif dalam penurunan skor fatigue dan
terdapat perbedaan yang signifikan pada fatigue sebelum dilakukan intervensi dan
setelah dilakukan intervensi back massage. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk,
(2018), di dapatkan hasil bahwa hand dan foot massage efektif dalam penurunaan
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti tanggal 18 Januari, 2019
pada 8 orang pasien kanker payudara di ruangan kemoterapi RSUP. Dr. M. Djamil
Padang, 2 orang (25%) pasien mengatakan keluhan yang paling utama di rasakan setelah
kemoterapi adalah perasaan lelah, keluhan lainnya seperti mual-muntah, demam dan
pusing. Sedangkan 6 orang lainnya (75%) mengatakan keluhan yang dirasakan setelah
Pasien mengatakan selama ini belum ada intervensi atau tindakan yang dilakukan
perawat ataupun tenaga medis lainnya dalam menangani fatigue yang dirasakan pasien.
Usaha yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa lelahsetelah kemoterapi yaitu
dengan beristirahat, namun tindakan tersebut belum efektif dalam mengurangi rasa lelah
pada pasien. Pasien mengatakan belum ada intervensi khusus yang dilakukan pasien
melakukan penelitian tentang pengaruh hand massage terhadap skor fatigue pada pasien
B. Rumusan Masalah
penelitian ini, yaitu : “Apakah ada pengaruh hand massage terhadap skor fatigue pada
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP. Dr. M. Djamil Padang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh hand massage terhadap skor fatigue pada pasien kanker
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui rerata skor fatigue sebelum dilakukan hand massage pada pasien
b. Mengetahui rerata skor fatigue sesudah dilakukan hand massage pada pasien
massage pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP. Dr.
M. Djamil Padang.
D. Manfaat Penelitian
bagi tenaga kesehatan/perawat sebagai salah satu terapi non farmakologis untuk
Dapat dijadikan masukan dalam bidang ilmu terkait khususnya dalam ilmu riset
keperawatan. Sebagai masukan bagi peserta didik untuk mengetahui terapi non
farmakologis dalam menurunan fatigue pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi dengan hand massage serta sebagai informasi untuk dijadikan masukan
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai referensi atau data pembanding untuk
penelitian yang akan datang dalam melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan
hand massage terhadap fatigue pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi.