ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker kedua yang paling umum di dunia dan sejauh ini, kanker yang
paling sering terjadi di kalangan wanita dengan perkiraan 1,67 juta kasus kanker baru yang didiagnosis
pada tahun 2012 (25% dari semua jenis kanker). Penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi setelah
kanker serviks pada wanita adalah kanker payudara yaitu 0,5 per 1000 pada tahun 2013 di Indonesia.
Adapun prevalensi kanker payudara di Jawa Timur pada tahun 2013 adalah 0,5 per 1000 dengan
estimasi jumlah penderita 9.688. Belum pernah ada promosi kesehatan tentang Kanker Payudara di
dusun Terongan, dan dalam 1 tahun ada kasus kematian akibat kanker Payudara. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan kanker payudara sebelum dan sesudah
diberikan promosi kesehatan. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan quasi-experimental,
tepatnya One Group Pretest Posttest. Penelitian dilaksanakan di Dusun Terongan, Desa Kebonrejo pada
bulan Juni 2017. Pengambilan sampel dengan teknik quota sampling sejumlah 30 wanita. Teknik
pengambilan data dengan angket, instrumen kuesioner. Analisis data dengan uji Wilcoxon. Terjadi
peningkatan nilai median pengetahuan antara sebelum Promosi Kesehatan (77,5) dan setelah Promosi
Kesehatan (90). Nilai p-value 0,000 menunjukkan ada perbedaan antara pengetahuan sebelum dan
sesudah Promosi Kesehatan kanker payudara. Disarankan kepada responden untuk melakukan Periksa
Payudara Sendiri (SADARI) secara rutin, karena pengetahuan yang baik harus dilanjutkan dengan sikap
dan tindakan yang nyata sehingga upaya pencegahan kanker payudara dapat meningkat.
35
Vol. 13 Nomor 2 April 2018 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Kanker adalah kelompok penyakit yang (324.000 kematian, 14,3% dari total), sekarang
menyebabkan sel dalam tubuh berubah dan merupakan penyebab kedua kematian akibat
menyebar di luar kendali. Sebagian besar jenis kanker di wilayah yang lebih maju (198.000
sel kanker akhirnya membentuk benjolan atau kematian, 15,4%) setelah kanker paru-paru.
massa yang disebut tumor, dan diberi nama Kisaran angka kematian berkisar antara 6 per
sesuai bagian tubuh dimana tumor berasal. 100.000 di Asia Timur sampai 20 per 100.000
jaringan payudara yang terdiri dari kelenjar Secara nasional prevalensi penyakit
untuk produksi ASI (air susu ibu), disebut kanker pada penduduk semua umur di Indonesia
lobulus, atau di saluran yang menghubungkan tahun 2013 sebesar 1,4 per 1000 atau
lobulus dengan puting susu. Sisanya terdiri dari diperkirakan 347.792 orang. DI Yogyakarta
jaringan lemak, jaringan ikat, dan jaringan memiliki prevalensi penyakit kanker tertinggi,
limfatik. Pada tahun 2017, diperkirakan 252.710 yaitu sebesar 4,1 per 1000. Berdasarkan
kasus baru kanker payudara invasif didiagnosis estimasi jumlah penderita kanker, Jawa Timur
pada wanita dan 2.470 kasus didiagnosis pada dengan estimasi penderita kanker terbanyak
pria. Sebagai tambahan, 63.410 kasus kedua setelah Jawa Tengah yaitu 61.230 orang.
karsinoma payudara in situ didiagnosis pada Penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi
wanita. Sekitar 40.610 wanita dan 460 Pria setelah kanker serviks pada wanita adalah
diperkirakan meninggal akibat kanker kanker payudara yaitu 0,5 per 1000 pada tahun
Kanker payudara adalah kanker Jawa Timur pada tahun 2013 adalah 0,5 per
kedua yang paling umum di dunia dan sejauh 1000 dengan estimasi jumlah penderita 9.688.(3)
ini, kanker yang paling sering terjadi di Faktor yang dapat memicu kanker
kalangan wanita dengan perkiraan 1,67 juta payudara antara lain perokok aktif dan pasif;
kasus kanker baru yang didiagnosis pada tahun pola makan buruk; usia haid pertama di bawah
2012 (25% dari semua jenis kanker). Ini adalah 12 tahun; perempuan tidak menikah; perempuan
kanker yang paling umum terjadi pada wanita di menikah tidak memiliki anak; melahirkan anak
daerah yang kurang berkembang (883.000 pertama pada usia 30 tahun; tidak menyusui;
kasus) daripada di wilayah yang lebih menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau
berkembang (794.000). Tingkat kejadian mendapat terapi hormonal dalam waktu lama;
bervariasi hampir empat kali lipat di seluruh usia menopause lebih dari 55 tahun; pernah
wilayah dunia, dengan tingkat berkisar antara 27 operasi tumor jinak payudara; riwayat radiasi
per 100.000 di Afrika Tengah dan Asia Timur dan riwayat kanker dalam keluarga.(4)
penyebab kematian akibat kanker secara melaksanakan secara khusus program deteksi
keseluruhan (522.000 kematian) dan sementara dini kanker pada perempuan Indonesia untuk
ini merupakan penyebab paling sering kematian kanker payudara. Program tersebut mulai
36
Vol. 13 Nomor 2 April 2018 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
berjalan pada tahun 2008 dengan dilakukannya dilakukan oleh setiap perempuan dan
“Pencanangan Program Deteksi Dini Kanker Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh
Leher Rahim dan Kanker Payudara” pada April tenaga kesehatan terlatih. Riset Penyakit Tidak
2008 oleh Ibu Negara Hj. Ani Bambang Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku
Yudhoyono dan diperkuat dengan masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara
“Pencanangan Peningkatan Peran serta masih rendah. Tercatat 53,7% masyarakat tidak
Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi Dini pernah melakukan SADARI, sementara 46,3%
Kanker pada Perempuan Indonesia” oleh Ibu pernah melakukan SADARI; dan 95,6%
Negara Hj. Iriana Joko Widodo pada April 2015 masyarakat tidak pernah melakukan SADANIS,
di Kulon Progo yaitu pemeriksaan deteksi dini sementara 4,4% pernah melakukan
(4)
kanker payudara dengan Pemeriksaan Payudara SADANIS.
Klinis (SADANIS) dan pemeriksaan IVA Menurut Teori Lawrence Green (1980)
(6)
(Inspeksi Visual Asetat) untuk deteksi dini dalam perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor
(3)
kanker leher rahim. utama, yakni: Faktor predisposisi (predisposing
Badan Kesehatan Dunia (World Health factor), pemungkin (enabling factor), dan faktor
Organization/ WHO) merekomendasikan penguat (reinforcing factor). Faktor predisposisi
metode screening mamografi sebagai salah satu mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
metode untuk mendiagnosa kanker payudara terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
sejak dini. Metode pemindaian menggunakan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
sinar X rendah ini terbukti efektif dalam dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
mencegah perkembangan kanker ke stadium masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
lebih lanjut. Metode ini dapat mendeteksi ekonomi dan sebagainya. Faktor pemungkin ini
adanya benjolan di payudara dua tahun sebelum mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
seseorang benar-benar merasakannya. Selain atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti,
itu, pemindaian lebih lanjut juga bisa puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
menentukan apakah benjolan yang dimiliki polindes, pos obat desa, dokter atau bidan
berpotensi menjadi sel kanker. Sebelum praktek swasta. Fasilitas ini pada hakikatnya
seseorang memutuskan untuk melakukan mendukung atau memungkinkan terwujudnya
pemindaian mamografi atau mammography perilaku kesehatan. Faktor penguat ini meliputi
screening, ia dapat mendeteksi gejala kanker faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
payudara sendiri tanpa harus keluar rumah. Di tokoh agama dan para petugas kesehatan.
Indonesia, cara mudah ini kerap dikenal dengan Termasuk juga disini undang-undang,
istilah SADARI atau Periksa Payudara peraturan-peraturan baik dari pusat maupun
(5)
Sendiri. pemerintah daerah yang terkait dengan
Kanker payudara sangat berbahaya dan kesehatan.
(7)
harus diwaspadai sejak dini. Meskipun Hasil penelitian , tingkat
demikian, kanker payudara dapat dicegah pengetahuan tentang SADARI mahasiswi
dengan perilaku hidup sehat, rutin melakukan PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang Provinsi Jawa Barat dalam kategori tidak baik
37
Vol. 13 Nomor 2 April 2018 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
yaitu 91 orang. Sikap terhadap SADARI dalam tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu
kategori negatif yaitu 98 orang. Perilaku sadari atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi
dalam perilaku tidak melakukan yaitu 107 mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi
orang. Ada hubungan yang signifikan antara mampu melaksanakan perilaku yang
pengetahuan dan sikap dengan perilaku diperkenalkan (aspek practice).
SADARI Mahasiswi PGSD STKIP Dusun Terongan merupakan 1 dari 4
Muhammadiyah Kuningan Provinsi Jawa Barat. dusun di Desa Kebonrejo, Kalibaru,
(8)
Hasil penelitian , mengatakan bahwa Banyuwangi. Secara geografis, kecamatan
ada pengaruh yang signifikan pada Kalibaru merupakan kecamatan yang berada di
pelaksanaan promosi kesehatan dengan kawasan barat wilayah Kabupaten Banyuwangi.
metode SADARI dalam mempengaruhi Di sebelah utara dan barat berbatasan dengan
pengetahuan ibu-ibu ‘Aisyiyah Cabang Kabupaten Jember, di sebelah selatan
Banguntapan Utara tentang deteksi dini berbatasan dengan Kecamatan Pesanggaran.
kanker payudara. Ada pengaruh yang Fasilitas kesehatan terdekat adalah Puskesmas
signifikan pada pelaksanaan promosi Kalibaru Kulon. Sebagian masyarakat di Dusun
kesehatan dengan metode SADAR dalam Terongan adalah buruh perkebunan dan petani.
mempengaruhi sikap ibu-ibu ‘Aisyiyah Belum pernah ada penyuluhan tentang deteksi
Cabang Banguntapan Utara tentang deteksi dini Kanker Payudara di dusun Terongan, dan
dini kanker payudara. dalam 1 tahun terakhir ini ada kasus kematian
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan yang disebabkan oleh kanker Payudara. Adapun
Nomor 1114 /MENKES/SK/VII/2005 tentang tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di apakah ada perbedaan pengetahuan kanker
Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk payudara sebelum dan sesudah diberikan
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui promosi kesehatan pada wanita di Dusun
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama Terongan, Desa Kebonrejo, Kalibaru,
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri Banyuwangi?
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial METODE
budaya setempat dan didukung kebijakan publik Jenis penelitian ini adalah penelitian
yang berwawasan kesehatan.(9) eksperimen dengan rancangan pra eksperimen
(10)
Menurut , Dalam upaya promosi (pre experimental design/quasi-experimental),
kesehatan, pemberdayaan masyarakat tepatnya One Group Pretest Posttest. Untuk
merupakan bagian yang sangat penting dan pretest, peneliti melihat pengetahuan responden
bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. tentang kanker payudara sebelum diberikan
Pemberdayaan adalah proses pemberian perlakuan. Sedangkan posttest, peneliti melihat
informasi kepada individu, keluarga atau kembali pengetahuan responden tentang kanker
kelompok (klien) secara terus-menerus dan payudara. Penelitian dilaksanakan di Dusun
berkesinambungan mengikuti perkembangan Terongan, Desa Kebonrejo, Kalibaru,
klien, serta proses membantu klien, agar klien Banyuwangi pada bulan Juni 2017.
38
Vol. 13 Nomor 2 April 2018 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Proses pengolahan data dimulai dari diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai
editing, skoring, koding, entry dan cleaning. median pengetahuan antara sebelum promosi
Analisis univariat untuk data pengetahuan kanker payudara (77,5) dan setelah promosi
40
Vol. 13 Nomor 2 April 2018 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
41
Vol. 13 Nomor 2 April 2018 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
42