Anda di halaman 1dari 9

IJPHN 1 (3) (2021) 362-370

Indonesian Journal of Public Health and Nutrition


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/IJPHN

Determinan Kejadian Kanker Payudara pada Wanita Usia Subur (15-49 Tahun)

Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Article Info Abstrak


Article History: Latar Belakang: Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang
Submitted 02 April 2021 dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Di Indonesia proporsi presentase
Accepted 15 Juli 2021 kasus kanker pada laki-laki dan perempuan adalah kanker payudara yaitu 19,18%. Pada
Published 30 Nopember 2021
wanita kanker payudara merupakan kasus kanker tertinggi dengan presentase 34,30%.
Keywords: Metode : Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel
Breast Cancer, penelitian ini merupakan penderita kanker payudara pada wanita usia subur di Indone-
Determinant fac- sia dengan menggunakan data hasil Riset Penyakit Tidak Menular tahun 2016. Analisis
tors, Fertile Women data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square.
Hasil : berdasarkan hasil analisis multivariat dengan regresi logistik terdapat 6 variabel
yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara yaitu Usia, Riwayat Keluarga ter-
papar Kanker, Menarche, Paritas, Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dan Obesitas.

Abstract
Background: Breast cancer is a malignancy in breast tissue that can originate from the
epithelium of the ducts and lobules. In Indonesia, the proportion of cancer cases in men and
women is breast cancer, namely 19.18%. In women, breast cancer is the highest cancer case
with a percentage of 34.30%.
Methods: An observational analytic study with a cross sectional approach. The sample of
this study was breast cancer patients in women of childbearing age in Indonesia using data
from the 2016 Non-Communicable Disease Research. Data analysis used univariate analy-
sis, bivariate analysis with Chi-Square test.
Results: based on the results of multivariate analysis with logistic regression, there were
6 variables related to the incidence of breast cancer, namely age, family history of cancer
exposure, menarche, parity, use of hormonal contraceptives and obesity.


Correspondence Address: pISSN 2798-4265
Universitas Negeri Semarang, Indonesia. eISSN 2776-9968
Email : megawatipuspaningrum@students.unnes.ac.id

362
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

Pendahuluan (Tarannum et al., 2019). Paritas didefinisikan


Kanker merupakan penyakit yang sebagai berapa kali seorang wanita melahirkan
ditandai dengan adanya sel yang abnormal yang janin dengan usia kehamilan 24 minggu atau
bisa berkembang tanpa terkendali dan memiliki lebih, terlepas dari apakah anak tersebut lahir
kemampuan untuk menyerang dan berpindah hidup atau lahir mati (Tidy, 2019). Menyusui
antar sel dan jaringan tubuh. World Health bertindak sebagai faktor pelindung payudara
Organization menyebutkan kanker sebagai kanker melalui mekanisme hormonal, tempat
salah satu penyebab kematian utama di seluruh laktasi merangsang diferensiasi jaringan
dunia (Pangribowo, 2019). Secara nasional payudara dan mengubah Tingkat ER dari
prevalensi penyakit kanker pada penduduk jaringan payudara (Tarannum et al., 2019).
semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar Kehamilan sebelum usia 30 tahun memiliki
1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. efek ganda pada payudara. Pertama, pasien
Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi mengalami peningkatan payudara sementara
tertinggi untuk penyakit kanker, yaitu sebesar risiko kanker, diikuti dengan penurunan
4,1‰. Berdasarkan estimasi jumlah penderita progresif pada payudara risiko kanker setelah
kanker Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa kehamilan. Kehamilan yang terlambat (setelah
Timur merupakan provinsi dengan estimasi 38 tahun usia) meningkatkan risiko jangka
penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar pendek dan jangka panjang kanker payudara
68.638 dan 61.230 orang (Limpens, 2018). lobular (Anggorowati, 2013).
Penyakit kanker serviks dan payudara Faktor risiko yang berkaitan erat dengan
merupakan penyakit kanker dengan prevalensi peningkatan kejadian kanker payudara antara
tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu lain jenis kelamin perempuan, usia> 50 tahun,
kanker serviks sebesar 0,8‰ dan kanker riwayat keluarga dan genetika (Mutasi pembawa
payudara sebesar 0,5‰. Provinsi Kepulauan pada gen BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53
Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi (p53)), riwayat penyakit payudara sebelumnya
D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker (DCIS pada payudara yang sama, LCIS,
serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5‰, sedangkan kepadatan tinggi pada mamografi), riwayat
prevalensi kanker payudara tertinggi terdapat menstruasi dini (<12 tahun) atau menstruasi
pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar lambat (> 55 tahun), riwayat reproduksi (tidak
2,4‰. Berdasarkan estimasi jumlah penderita memiliki anak dan tidak menyusui), hormonal,
kanker serviks dan kanker payudara terbanyak obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi
terdapat pada Provinsi Jawa Timur dan Provinsi dinding dada, faktor lingkungan (Clavel-
Jawa Tengah (Kemenkes RI, 2018). chapelon et al., n.d.).
Prevalensi kanker prostat di Indonesia Perbedaan penelitian ini dengan
tahun 2013 adalah sebesar 0,2‰ atau penelitian terdahulu adalah Penelitian
diperkirakan sebanyak 25.012 penderita. menggunakan data sekunder dari hasil riset
Provinsi yang memiliki prevalensi kanker penyakit tidak menular tahun 2016, penelitian
prostat tertinggi adalah D.I. Yogyakarta, Bali, ini difokuskan pada penderita kanker payudara
Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan yaitu pada wanita usia subur yaitu berusia 15-49
sebesar 0,5‰, sedangkan berdasarkan estimasi tahun, dan variabel bebas dalam penelitian
jumlah penderita penyakit kanker prostat ini adalah usia, riwayat keluarga terpapar
terbanyak berada pada Provinsi Jawa Timur kanker, usia menarche, paritas, usia pertama
dan Provinsi Jawa Tengah (Kemenkes RI, 2018). kali melahirkan, riwayat menyusui, pemberian
Menarche di usia muda dikaitkan dengan ASI, penggunaan kontrasepsi hormonal,
peningkatan risiko reseptor hormon positif pada penggunaan obat kesuburan, riwayat merokok,
karsinoma payudara (HR+); itu risiko tertinggi riwayat konsumsi alkohol, dan obesitas. Tujuan
untuk orang-orang yang pernah mengalami pada penelitian ini adalah untuk menganalisis
menstruasi sebelum 12 tahun. Tampaknya faktor determinan yang berhubungan dengan
menstruasi diusia muda terkait dengan tumor kejadian kanker payudara pada wanita usia
histologis dengan ekspresi berlebihan protein subur (15-49 tahun) di Indonesia.
reseptor 2 epidermal manusia (HER2 +)

363
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

Metode dengan kejadian kanker payudara di Indonesia,


Jenis pada penelitian ini adalah nilai OR sebesar 1,8 dengan 95% CI 1,13-2,90,
penelitian analitik observasional retrospektif nilai probabilitas (p) = 0,01 < 0,05.
dengan pendekatan cross sectional yang Secara teori, Wanita yang usianya sudah
bertujuan unutuk mengetahui hubungan faktor tua lebih memiliki peluang untuk mengidap
determinan kanker payudara pada wanita usia kanker payudara. Sekitar satu dari delapan
subur (15-49 tahun). Populasi pada penelitian penderita kanker payudara invasive ditemukan
ini adalah seluruh pasien kanker payudara pada wanita yang berusia dibawah empat puluh
yang tercatat di data riset penyakit tidak lima tahun, sedangkan dua dari tiga wanita yang
menular tahun 2016 sebanyak 302 responden. mengidap kanker payudara invasif berusia lima
Pengumpulan data sekunder dengan puluh lima tahun keatas ketika kanker terdeteksi.
menggunakan teknik total sampling. Variabel Semakin tua seorang wanita, se-sel lemak di
dependent dalam penelitian ini adalah payudaranya cenderung akan menghasilkan
kanker payudara, variabel independent dalam enzim aromatase dalam jumlah yang besar,
penelitian ini adalah usia, riwayat keluarga yang pada akhirnya akan meningkatkan kadar
terpapar kanker, usia menarche, paritas, usia estrogen lokal. Estrogen yang diproduksi
pertama kali melahirkan, riwayat menyusui, secara lokal inilah yang diyakini berperan
pemberian ASI, penggunaan kontrasepsi dalam memicu kanker payudara pada wanita
hormonal, penggunaan obat kesuburan, pasca menopause. Setelah terbentuk, tumor
riwayat merokok, riwayat konsumsi alkohol, kemudian meningkatkan kadar estrogennya
dan obesitas. Pengolahan data menggunakan untuk membantunya tumbuh. Kelompok sel
analisis univariat untuk mengatahui prevalensi imun di tumor tampaknya juga meningkatkan
variabel independen dan variabel dependen, produksi estrogen (Mulyati, 2015).
analisis bivariate untuk menetukan tingkah Hasil penelitian sesuai dengan penelitian
hubungan variabel independen dengan yang dilakukan oleh Nurhayati tahun 2018
dependen menggunakan uji Chi-Square. yang menunjukkan bahwa ada hubungan
antara kelompok umur dengan kejadian kanker
Hasil dan Pembahasan payudara dengan nilai p=0,001 dan responden
Berdasarkan distribusi responden dapat yang memiliki umur ≥40 tahun beresiko
diketahui bahwa responden yang memiliki 10,309 kali untuk terkena kanker payudara
usia lebih dari 42 tahun sejumlah 135 orang dibandingkan dengan kelompok umur < 40
(44,7%), sedangkan responden yang memiliki tahun (Nurhayati, 2018). Hasil penelitian
usia kurang dari 42 tahun sejumlah 167 orang lain yang dilakukan oleh Dewi Purnama Sari
(55,3%). dan Yeyen Gumayesti tahun 2016 didapat
Penelitian ini menggunakan analisis hubungan yang bermakna antara usia dengan
bivariat yang digunakan untuk mengetahui kejadian kanker payudara (p=0,002) dan nilai
apakah ada hubungan antara satu variabel OR yang diperoleh dari hasil uji statistik adalah
bebas dan variabel terikat. Analisis data 2,83 (95% CI = 1,48-5,41) (S. Purnama, 2016).
dalam penelitian ini menggunakan uji chi- Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
square (apabila tabel tidak memenuhi syarat yang dilakukan oleh Anggorowati (2013)
chi-square maka uji yang digunakan adalh dimana tidak ada hubungan antara usia dengan
uji fisher) dan untuk mengetahui besar faktor kejadian kanker payudara. Pada penelitian
risiko digunakan analisis Odds Ratio (OR). ini ditemukan kejadian kanker payudara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pada wanita sebelum usia 42 tahun, hal ini
analisis bivariat dari masing-masing faktor diperkirakan karena responden merupakan
determinan kejadian kanker payudara pada penderita kanker payudara stadium awal yang
wanita usia subur sebagai berikut: melakukan pendeteksian dini agar penyakit
Berdasarkan hasil penelitian hubungan tidak berkembang menjadi stadium lanjut
umur dengan kejadian kanker payudara, (Anggorowati, 2013).
hasil uji statistik dengan uji Chi-Square Berdasarkan hasil penelitian hubungan
menunjukkan ada hubungan antara umur riwayat keluarga terpapar kanker dengan

364
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

kejadian kanker payudara, hasil uji statistik panjang. Hormonestrogen pada perempuan
dengan uji Chi-Square menunjukkan ada merupakan hormon yang berkaitan dengan
hubungan antara riwayat keluarga terpapar perkembangan kanker payudara. Hormon
kanker dengan kejadian kanker payudara di tersebut dihasilkan oleh indung telur. Hormon
Indonesia, nilai OR sebesar 1,7 dengan 95% CI ini mulai aktif saat pertama kali perempuan
1,03-2,98, nilai probabilitas (p) = 0,04 < 0,05. mengalami menstruasi atau menarche, kadar
Secara teori, Risiko kanker payudara hormon estrogen dan menarche dini dapat
pada wanita yang memiliki riwayat keluarga dipengaruhi beberapa hal, seperti makanan
dengan kanker payudara menjadi lebih tinggi. tinggi lemak, rendah serat, berat badan
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa berlebih, aktivitas fisik yang kurang dan gaya
wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan hidup sehat (Kementerian Kesehatan RI Badan
kanker payudara pada generasi pertama (ibu, Penelitian dan Pengembangan, 2010).
saudara perempuan, atau anak perempuan) Penelitian ini selaras dengan penelitian
memiliki risiko dua kali lebih besar. Jika riwayat yang dilakukan Yosali tahun 2019, yang
kanker dimiliki oleh 2 generasi berturut-turut menjelaskan bahwa adanya hubungan antara
maka risiko meningkat menjadi tiga kali lipat. menarche dengan kejadian kanker payudara hal
Namun, hubungan kausal pasti di antaranya tersebut dijelaskan dari hasil analisa terdapat 30
masih belum diketahui (Ni Gusti Putu Raka reponden 22 wanita yang mengalami menarche
Ariani1, 2018). pada usia ≤ 12 Tahun yang mengalami kanker
Penelitian ini sejalan dengan payudara, dengan p = 0,007 dan Nilai OR =
penelitian yang dilakukan oleh Ariq Naufal 0,800 (Yosali et al., 2019)
Azmi tahun 2020 yang menjelaskan bahwa Berdasarkan hasil penelitian hubungan
terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama kali melahirkan dengan kejadian
riwayat keluarga terpapar kanker dengan kanker payudara, hasil uji statistik dengan uji
kejadian kanker payudara. Hal tersebut Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara
ditunjukkan dengan p=<0,001 dan nilai OR usia pertama kali melahirkan dengan kejadian
yang didapatkan sebesar 10,9 (95%CI = 1,2- kanker payudara di Indonesia, nilai OR sebesar
3,5) (Azmi et al., 2020). Penelitian ini juga 3,2 dengan 95% CI 1,39-7,74, nilai probabilitas
sejalan dengan penelitian Dewi Purnama (p) = 0,001 < 0,05.
Sari dan Yeyen Gumayesti tahun 2016 yang Secara teori, Wanita memiliki usia efektif
menjelaskan terdapat hubungan antara riwayat untuk hamil dan menghasilkan ASI pada usia
keluarga terpapar kanker dengan kejadian 20-30 tahun. Kehamilan pertama yang dialami
kanker payudara. Dari hasil perhitungan pada usia yang sudah tidak efektif sangat
Chi-Square mendapat p=0,009 dan nilai OR berpotensi memunculkan kelainan sel di dalam
2,55(95% CI= 1,31-4,96). Penelitian ini tidak payudara. Hal ini juga berlaku pada kehamilan
selaras dengan penelitian yang dilakukan dibawah 20 tahun (Kemenkes, 2015).
Anggorowati tahun 2013 yang menunjukkan Penelitian ini selaras dengan penelitian
bahwa tidak adanya hubungan riwayat keluarga Anggorowati tahun 2013 yang menjelaskan
terpapar kanker dengan kejadian kanker bahwa adanya hubungan antara usia pertama
payudara(Anggorowati, 2013). kali melahirkan dengan kejadian kanker
Berdasarkan hasil penelitian hubungan payudara hal tersebut ditunjukkan dengan hasil
menarche dengan kejadian kanker payudara, bivariat p=<0,001 dan OR 4,99 (Anggorowati,
hasil uji statistik dengan uji Chi-Square 2013).
menunjukkan ada hubungan antara menarche Berdasarkan hasil penelitian hubungan
dengan kejadian kanker payudara di Indonesia, paritas dengan kejadian kanker payudara,
nilai OR sebesar 3,4 dengan 95% CI 1,26-9,28, hasil uji statistik dengan uji Chi-Square
nilai probabilitas (p) = 0,01 < 0,05. menunjukkan ada hubungan antara paritas
Menurut teori wanita yang mulai dengan kejadian kanker payudara di Indonesia,
mempunyai periode awal menstruasi sebelum nilai OR sebesar 1,7 dengan 95% CI 1,56-1,90,
12 tahun sehingga akan memiliki paparan nilai probabilitas (p) = 0,03 < 0,05.
hormon esterogen dan progesteron lebih Menurut Anggorowati usia melahirkan

365
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

anak pertama ≥30 tahun dan belum diferensiasi duktus dan lobules payudara
mempunyai anak sampai usia 30 tahun dapat yang baik. Pemberian ASI bisa mengurangi
meningkatkan risiko perkembangan kanker risiko terkena kanker payudara, khususnya
payudara. Hal ini dikarenakan periode jika pemberian ASI tersebut berlangsung satu
diantara usia menarche dan usia kehamilan setengah hingga dua tahun. Hal ini terjadi
pertama terjadi ketidakseimbangan hormon karena pemberian ASI mengurangi jumlah total
dan jaringan payudara sangat peka terhadap periode menstruasi wanita seperti halnya saat
hal tersebut, sehingga periode ini merupakan menjalani kehamilan. Semakin lama seorang
permulaan dari perkembangan kanker wanita menyusui, maka semakin rendah risiko
payudara (Anggorowati, 2013). wanita tersebut mengidap kanker payudara
Penelitian ini selaras dengan penelitian (Kemenkes, 2015).
Aulia Astri tahun 2019 yang menjelaskan bahwa Penelitian ini tidak sejalan dengan
terdapat hubungan yang signifikan antara penelitian Harahap tahun 2018, yang
jumlah anak yang dilahirkan dengan kejadian menjelaskan bahwa adanya hubungan antara
kanker payudara pada wanita hal tersebut pemberian ASI dengan kejadian kanker
ditunjukkan dengan p=0,010 dan OR 2,338 payudara hal tersebut ditunjukkan dengan
(95%CI= 1,228-4,452) (Aulia Astri et al., 2020). nilai p=0,006 dan OR 5,396 (95%CI=1,611-
Penelitian ini juga selaras dengan penelitian 18,071) (Harahap & Lumbanraja, 2018). Dan
Nurhayati tahun 2018 yang menjelaskan bahwa tidak sejalan dengan penelitian Anggorowati
ada hubungan antara paritas dengan kejadian tahun 2013 yang menjelaskan bahwa adanya
kanker payudara hal tersebut ditunjukkan hubungan antara pemberian ASI dengan
dengan nilai OR sebesar 3,182 dengan 95% CI, kejadian kanker payudara (Anggorowati, 2013).
nilai probabilitas p = 0,024 (Nurhayati, 2018). Berdasarkan hasil penelitian hubungan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan riwayat aborsi dengan kejadian kanker
riwayat menyusui dengan kejadian kanker payudara, hasil uji statistik dengan uji Chi-
payudara, hasil uji statistik dengan uji Chi- Square menunjukkan tidak ada hubungan
Square menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat aborsi dengan kejadian kanker
antara riwayat menyusui dengan kejadian payudara di Indonesia, nilai OR sebesar 1,2
kanker payudara di Indonesia, nilai OR sebesar dengan 95% CI 0,75-2,20, nilai probabilitas (p)
1,9 dengan 95% CI 0,92-4,04, nilai probabilitas = 0,42 < 0,05.
(p) = 0,1 < 0,05. Menurut teori, setelah terjadi
Secara teori, hormone prolaktin akan ketidakseimbangan hormonal dalam tubuh
menekan hormone estrogen dalam jumlah yang menyebabkan wanita mengalami
banyak dan waktu yang lama dapat memicu keterlambatan menstruasi, apabila tubuh
terjadinya kanker payudara. Kadar hormon tidak dapat mengatur kembali regulasi
estrogen dan progesteroneakan menurun hormon maka akan memicu terjadinya kanker
dengan tajam segera setelah proses melahirkan. (ALODOKTER, 2016).
Kadar hormon estrogen dan progesterone Penelitian ini sejalan dengan penelitian
akan tetap rendah selama masa menyusui. Yongchun Deng tahun 2018, dalam penelitian
Menurunnya kadar hormone estrogen dan Meta-Analysis nya tidak terdapat hubungan
progesteron dalam darah selama menyusui yang signifikan antara keguguran dengan
akan mengurangi pengaruh hormon tersebut kejadian kanker payudara (Deng et al., 2018).
terhadap proses proliferasi jaringan, termasuk Berdasarkan hasil penelitian hubungan
jaringan payudara yang memicu terjadinya penggunaan kontrasepsi hormonal dengan
kanker payudara. Diferensiasi payudara kejadian kanker payudara, hasil uji statistik
wanita mencapai sempurna ketika seorang dengan uji Chi-Square menunjukkan ada
wanita melahirkan anak pertama dan hubungan antara penggunaan kontrasepsi
kemudian menyusui anaknya, karena dengan hormonal dengan kejadian kanker payudara di
menyusui kelenjar payudara akan dirangsang Indonesia, nilai OR sebesar 1,8 dengan 95% CI
berdiferensiasi sempurna menjadi kelenjar 1,12-3,07, nilai probabilitas (p) = 0,02 < 0,05.
yang aktif memproduksi air susu melalui Menurut teori, Kandungan estrogen dan

366
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

progesterone pada kontrasepsi hormonal akan konsumsi alkohol dengan kejadian kanker
memberikan pengaruh proliferasi berlebih payudara di RSUD Kota Padangsidimpuan
pada duktus ephitelium payudara, hal ini tahun 2016 (Nurhayati, 2018).
memenuhi asosiasi kausal dari aspek biological Berdasarkan hasil penelitian hubungan
plausibility. Berlebihnya proses proliferasi merokok dengan kejadian kanker payudara,
jika diikuti dengan hilangnya kontrol dari hasil uji statistik dengan uji Chi-Square
proliferasi sel dan pengaturan kematian sel yang menunjukkan tidak ada hubungan antara
sudah terprogram (poptosis) mengakibatkan merokok dengan kejadian kanker payudara di
sel payudara berpoliferasi secara berkelanjutan Indonesia, nilai OR sebesar 1,0 dengan 95% CI
tanpa adanya batas kematian. Hilangnya fungsi 0,50-2,31, nilai probabilitas (p) = 0,99 < 0,05.
kematian sel yang terpogram (apoptosis) ini Menurut teori, Senyawa PAH (misalnya
akan menyebabkan ketidakmampuan dalam benzo(a)pirena dan dimetilbenz(a)antrazena)
mendeteksi ada tidaknya kerusakan sel akibat di dalam tubuh akan mengalami perubahan
terjadinya kerusakan pada DNA, sehingga sel- kimia (metabolisme) menjadi senyawa
sel abnormal akan berpoliferasi secara terus yang lebih reaktif. Senyawa reaktif tersebut
menerus tanpa dapat dikendalikan (Ni Gusti selanjutnya akan bereaksi dengan senyawa-
Putu Raka Ariani1, 2018). senyawa makromolekul di dalam sel, termasuk
Penelitian ini selaras dengan penelitian DNA sehingga membentuk ikatan kovalen yang
Dewi tahun 2013 dimana hasil uji statistik sulit terlepas. Adanya ikatan kovalen ini akan
menunjukkan bahwa p=0,028 dan OR 3,266 mengganggu proses biokimiawi normal sel
yang artinya terdapat hubungan antara dan bahkan akan memicu adanya perubahan
penggunaan kontrasepsi hormonal dengan genetik (mutasi). Telah terbukti bahwa
kejadian kanker payudara di RSUD dr.Soetomo senyawa PAH dapat menyebabkan mutasi gen
(Dewi & Hendrati, 2013). Penelitian ini juga p53, gen yang penting dalam regulasi daur sel.
sejalan dengan penelitian Listyawardhani tahun Adanya mutasi tersebut dapat menyebabkan
2018 hasil uji statistik menunjukkan p=0,003 perubahan regulasi sel, misalnya sel yang
dan OR 3,25 yang berarti ada hubungan antara semula tidak membelah akan terpacu untuk
penggunaan kontrasepsi hormonal dengan terus membelah. Keadaan sel yang demikian
kejadian kanker payudara di Rumah Sakit Dr. inilah yang dapat menimbulkan kanker, yakni
Moewardi, Kota Surakarta (Listyawardhani et perkembangan sel yang tidak terkontrol dan
al., 2018) mengganggu lingkungannya. Asap rokok
Berdasarkan hasil penelitian hubungan dengan Senyawa PAH-nya, disamping dapat
riwayat konsumsi alkohol dengan kejadian menyebabkan mutasi langsung pada DNA
kanker payudara, hasil uji statistik dengan uji ternyata juga dapat memacu aktivasi faktor-
Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara faktor pemicu pembelahan sel, seperti NF-kB
riwayat konsumsi alkohol dengan kejadian dan AP1. Beberapa penelitian menunjukkan
kanker payudara di Indonesia, nilai OR sebesar bahwa kultur sel yang diekspose dengan asap
3,2 dengan 95% CI 1,19-8,85, nilai probabilitas rokok akan meningkatkan level NF-kB aktif dan
(p) = 0,02 < 0,05. memacu ekspresi protein cyclin D, protein yang
Menurut teori, alkohol dapat sangat diperlukan untuk awal pembelahan sel.
menyebabkan hambatan dalam metabolisme Dengan sifat yang demikian ini maka senyawa
kadar estrogen dan progesterone dalam darah. PAH juga akan dapat memicu perkembangan
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat tumor lebih cepat lagi. Di samping senyawa
mengganggu fungsi hati dalam memetabolisme PAH, Nikotin dan 4-(methylnitrosoamino)-
estrogen, sehingga kadar estrogen tetap tinggi 1-(3-pyridyl)-1-butanone (NNK) merupakan
dalam darah, dan hal ini dapat meningkatkan dua senyawa yang juga sangat potensial
risiko kanker payudara (Kemenkes, 2015). memicu pertumbuhan kanker (Meiyanto,
Penelitian ini tidak selaras dengan 2008). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
penelitian Nurhayati tahun 2018 dimana hasil yang dilakukan oleh Maria tahun 2017
uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa hasil uji statistik Chi-Square p-value=0,016
p=0,230>0,05 berarti tidak ada hubungan menunjukkan bahwa adanya hubungan antara

367
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

riwayat merokok dengan kejadian kanker penelitian Fransiska tahun 2018 dimana uji
payudara di beberapa Rumah Sakit di Kota hasil statistik degan Chi-Square diperoleh
Makassar (Maria et al., 2017). Penelitian lain p>0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara
yang sejalan dengan penelitian ini adalah obesitas dengan kejadian kanker payudara di
penelitian Jones tahun 2017, berdasarkan studi RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi (Fransiska
kohort yang telah dilakukan ditemukan adanya & Yulia, 2016).
hubungan yang signifikan antara merokok Berdasarkan hasil penelitian hubungan
dengan kejadian kanker payudara apabila penggunaan obat kesuburan dengan kejadian
orang tersebut menarche sebelum usia 12 tahun kanker payudara, hasil uji statistik dengan uji
dan memiliki riwayat keluarga terpapar kanker Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan
maka risiko yang akan didapat akan lebih besar antara penggunaan obat kesuburan dengan
(Jones et al., 2017). kejadian kanker payudara di Indonesia, nilai
Berdasarkan hasil penelitian hubungan OR sebesar 5,6 dengan 95% CI 0,69-45,58, nilai
obesitas dengan kejadian kanker payudara, probabilitas (p) = 0,40 < 0,05.
hasil uji statistik dengan uji Chi-Square Menurut teori, penelitian hingga saat ini
menunjukkan ada hubungan antara obesitas belum menunjukkan hubungan yang konsisten
dengan kejadian kanker payudara di Indonesia, antara risiko kanker payudara dan perawatan
nilai OR sebesar 1,8 dengan 95% CI 1,13-2,87, kesuburan, seringkali menderita hal yang
nilai probabilitas (p) = 0,01 < 0,05. sama kekurangan penelitian terkait kanker
Menurut teori, risiko pada kegemukan lainnya, terutama tindak lanjut jangka pendek
akan meningkat karena meningkatnya sintesis dan lainnya variabel perancu. Peran etiologi
estrogen pada timbunan lemak. Tingginya hormon endogen dan eksogen meningkatkan
kadar estrogen akan berpengaruh terhadap risiko kanker payudara. Oleh karena itu,
pertumbuhan jaringan payudara. Pertumbuhan kemungkinan hubungan antara obat pemicu
jaringan yang berlebihan dan tidak adanya ovulasi dan meningkat risiko kanker payudara
batas kematian sel akan menyebabkan sel telah menjadi bahan diskusi. Dibandingkan
membelah secara terus menerus sehingga dapat dengan siklus ovulasi normal, Konsentrasi
menyebabkan kanker payudara (Kemenkes, estradiol meningkat hingga 10 kali lipat pada
2015). ovulasi siklus stimulasi. Pengobatan dengan
Penelitian ini selaras dengan penelitian obat kesuburan dikaitkan dengan peningkatan
Suryani tahun 2016 dimana hasil uji statistik risiko diagnosis kanker payudara pada awalnya
dengan Chi-Square diperoleh p=0,012 dan setahun setelah pengobatan(Das C, Lucia MS,
OR=3,081 yang berarti ada hubungan antara 2017).
obesitas dengan kejadian kanker payudara Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Suryani et al., 2014). Penelitian ini juga selaras Momenimovahed tahun 2019 menyimpulkan
dengan penelitian Nurianti tahun 2017 dimana bahwa belum terbukti hubungan antara
hasil uji statistik Chi-Square memperoleh penggunaan obat kesuburan dengan kejadian
p=<0,001 yang berarti ada hubungan antara kanker payudara hal tersebut dijelaskan pada
obesitas dengan kejadian kanker payudara hasil review study-nya hasil studi kohort
(Nurianti, 2017). Penelitian ini juga sejalan 808.834 wanita menunjukkan bahwa risiko
dengan penelitian Irena tahun 2018 berdasarkan kanker payudara meningkat pada individu
hasil uji statistik didapat p=0,024 yang berarti yang melahirkan setelah ART [bahaya yang
ada hubungan antara obesitas dengan kejadian disesuaikan risiko (HR) 1,20, 95% CI 1,01–
kanker payudara di RSUD Bangkinang (Irena, 1,42] (Momenimovahed et al., 2019).
2018). Penelitian ini tidak sejalan dengan

368
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

Tabel 1. Hasil Penelitian Determinan kejadian Kanker Payudara pada Wanita Usia Subur
Kejadian Kanker Payudara
Variabel Kategori Ya Tidak Nilai p OR (95% CI)
∑ % ∑ %
Usia ≥42 tahun 91 50,6 44 36,1
0,01 1,8 (1,13-2,90)
<42 tahun 89 49,4 78 63,9
Riwayat Keluarga Ada 60 33,3 27 22,1
0,04 1,7 (1,03-2,98)
Terpapar Kanker Tidak Ada 120 66,7 95 77,9
<12 tahun 23 12,8 5 4,1
Menarche 0,01 3,4 (1,26-9,28)
≥12 tahun 157 87,2 117 95,9
Usia Pertama Kali ≥30 tahun 30 16,7 7 5,7
<0,01 3,2 (1,39-7,74)
Melahirkan <30 tahun 150 83,3 115 94,3
Nulipara 12 6,7 0 0
Paritas 0,03 1,7(1,56-1,90)
Multipara 168 93,3 122 100
Berisiko 29 16,1 11 9
Riwayat Menyusui 0,1 1,9 (0,92-4,04)
Tidak Berisiko 151 83,9 111 91
Pernah 50 27,8 28 23
Riwayat Aborsi 0,42 1,2(0,75-2,20)
Tidak Pernah 130 72,2 94 77
Penggunaan Ya 137 76,1 77 63,1 0,02
Kontrasepsi Tidak 1,8 (1,12-3,07)
43 23,9 45 36,9
Hormonal
Pernah 22 12,2 5 4,1
Konsumsi Alkohol 0,02 3,2(1,19-8,85)
Tidak Pernah 158 87,8 117 95,9
Ya 19 10,6 12 9,8
Merokok 0,99 1,0 (0,50-2,31)
Tidak 161 89,4 110 90,2
Ya 106 58,9 54 44,3
Obesitas 0,01 1,8 (1,13-2,87)
Tidak 74 41,4 68 55,7
Ya 8 4,4 1 8
Obat Kesuburan 0,40 5,6 (0,69-45,58)
Tidak 172 95,6 121 99,2
Jumlah 180 100 122 100

Kesimpulan Yunita, & Nurlisis. (2020). Determinan


Berdasarkan uji Chi-Square variabel Kejadian Kanker Payudara Pada Wanita Di
yang berhubungan dengan kejadian kanker Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun
2019. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan,
payudara pada wanita usia subur adalah umur,
10(2), 174–179. https://doi.org/10.37859/
riwayat keluarga terpapar kanker, menarche,
jp.v10i2.1631
usia pertama kali melahirkan, paritas, Azmi, A. N., Kurniawan, B., Siswandi, A., & Detty,
kontrasepsi hormonal, konsumsi alkohol, A. U. (2020). Hubungan Faktor Keturunan
dan obesitas. Variabel riwayat pemberian Dengan Kanker Payudara Pendahuluan.
ASI, riwayat aborsi/keguguran, merokok dan 12, 702–707. https://doi.org/10.35816/jiskh.
pemakaian obat kesuburan tidak mempunyai v10i2.373
hubungan dengan kejadian kanker payudara. Clavel-chapelon, F., Gairard, B., Brgmond, A., Piana,
L., Lansac, J., & Renaud, R. (n.d.). Factors
and Breast Cancer Risk. 27.
Daftar Pustaka
Das C, Lucia MS, H. K. and T. J. (2017). Use
ALODOKTER. (2016). Siklus Hormonal Pasca
of fertility medications and cancer risk:
Keguguran. Kementerian Kesehatan
A review and update Kroener HHS
Republik Indonesia. https://www.alodokter.
Public Access. Physiology & Behavior,
com/komunitas/topic/siklus-hormonal-
176(3), 139–148. https://doi.org/10.1097/
pasca-keguguran
GCO.0000000000000370.Use
Anggorowati, L. (2013). Jurnal Kesehatan
Deng, Y., Xu, H., Zeng, X., & Tarantino, G. (2018).
Masyarakat. KEMAS, 8(2), 121–126.
Induced abortion and breast cancer.
Aulia Astri, Syamsul Bahri Rivaí, Sri Desfita, Jasrida
Medicine (United States), 97(3). https://doi.

369
Megawati Puspa Ningrum, RR. Sri Ratna Rahayu / Determinan Kejadian Kanker / IJPHN (1) (3) (2021)

org/10.1097/MD.0000000000009613 Momenimovahed, Z., Taheri, S., Tiznobaik, A., &


Dewi, G. A. T., & Hendrati, L. Y. (2013). Analisis Salehiniya, H. (2019). Do the Fertility Drugs
risiko kanker payudara berdasar riwayat Increase the Risk of Cancer ? A Review
pemakaian kontrasepsi hormonal dan usia Study. 10(May). https://doi.org/10.3389/
menarche. 12–23. fendo.2019.00313
Fransiska, M., & Yulia. (2016). Faktor Risiko Kejadian Mulyati, H. (2015). Hubungan estrogen dengan
Kanker Payudara Pada Wanita Lansia Di kanker payudara. http//www//medkes.com
RSUD Achmad Mochtar Bukttinggi Tahun Ni Gusti Putu Raka Ariani1, I. B. T. W. M. . (2018).
2016 Risk Factor of Breast Cancer Incidence Faktor Risiko Paparan Hormon Reproduksi
in Elderly Women at Achmad Mochtar Wanita Pada Penderita Kanker Payudara Di
Hospital Bukittinggi 2016 Mellia Fransiska Rumah Sakit Umum Pusat (Rsup) Sanglah
*), Yulia *). 9(1). Denpasar. E-Jurnal Medika, 7(8), 1–8. http.//
Harahap, H. P., & Lumbanraja, S. N. (2018). Faktor ojs.unud.ac.id/index php/eum
Risiko Kanker Payudara Pada Wanita Usia Nurhayati. (2018). Faktor-faktor Risiko Yang
Subur di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Jurnal Berhubungan Dengan Kejadian Kanker
Kesehatan Global, 1(1), 8. https://doi. Payudara Di RSUD Kota Padangsidimpuan
org/10.33085/jkg.v1i1.3907 Tahun 2016. Jurnal Warta Edisi 56, 56, 1–11.
Irena, R. (2018). HUBUNGAN OBESITAS Nurianti, S. R. I. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG
DENGAN KEJADIAN KANKER BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PAYUDARA DI RSUD BANGKINANG. KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT
2(April). MURNI TEGUH MEDAN TAHUN 2017.
Jones, M. E., Schoemaker, M. J., Wright, L. B., 1(4), 50–63.
Ashworth, A., & Swerdlow, A. J. (2017). Pangribowo, S. (2019). Beban Kanker di Indonesia.
Smoking and risk of breast cancer in the Pusat Data Dan Informasi Kemeterian
Generations Study cohort. 1–14. https://doi. Kesehatan RI, 1–16.
org/10.1186/s13058-017-0908-4 S. Purnama, D. & gumayesty yeyen. (2016). Faktor
Kemenkes. (2015). Panduan Penatalaksanaan - faktor yang berhubungan dengan kejadian
Kanker Payudara. Kementerian Kesehatan kanker payudara di polikinik onkologi
Republik Indonesia, 1–50. http://kanker. RSUD Arifin achmad provinsi riau. Jurnal
kemkes.go.id/guidelines/PPKPayudara.pdf Ilmu Kesehatan Masyarakat, 05(2), 84–92.
Kemenkes RI. (2018). Laporan_Nasional_ Suryani, R., Subandriyo, H. D., & Yanti, D. E. (2014).
RKD2018_FINAL.pdf. In Badan Penelitian FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN
dan Pengembangan Kesehatan (p. 198). DENGAN KEJADIAN KANKER
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/ PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM
download/laporan/RKD/2018/Laporan_ DAERAH dr. H. ABDUL MOELOEK
Nasional_RKD2018_FINAL.pdf PROVINSI LAMPUNG. 73–80.
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Tarannum, J., Manaswini, P., Deekshitha, C., Gaju,
Pengembangan. (2010). Pedoman teknis R. K., & Sunder, A. S. (2019). MEDICAL
pengendalian kanker serviks dan kanker Reproductive Factors and Breast Cancer
payudara. Risk. 6(2), 40–44. https://doi.org/10.29252/
Limpens, M. (2018). Kanker. PodoPost, 31(2), 5–5. IJMR-060203
https://doi.org/10.1007/s12480-018-0030-x Tidy, C. (2019). Gravidity and Parity Definitions
Listyawardhani, Y., Mudigdo, A., & Adriani, R. B. (Implications in Risk Assessment) | Patient.
(2018). Risk Factors of Breast Cancer in https://patient.info/doctor/gravidity-and-
Women: A New Evidence from Surakarta, parity-definitions-and-their-implications-
Central Java, Indonesia. 3, 76. https://doi. in-risk-assessment
org/10.26911/mid.icph.2018.01.13 Yosali, M. A., Bintari, N., Kebidanan, A., & Husada,
Maria, I. L., Sainal, A. A., & Nyorong, M. (2017). W. (2019). HUBUNGAN USIA MENARCHE
RISIKO GAYA HIDUP TERHADAP DENGAN KEJADIAN KANKER
KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA PAYUDARA PADA WANITA USIA 25-50
WANITA Lifestyle Risk Factors of Women TAHUN DI RUMAH SINGGAH YAYASAN
with Breast Cancer. 13(2), 157–166. KANKER PAYUDARA INDONESIA (YKPI)
Meiyanto, E. (2008). MEROKOK DAN RESIKO JAKARTA. 11, 155–165.
KANKER. Cancer Chemoprevention
Research Center (CCRC). https://ccrc.
farmasi.ugm.ac.id/?p=730

370

Anda mungkin juga menyukai