Anda di halaman 1dari 4

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal IOSR Humaniora Dan Ilmu Sosial (IOSR-JHSS) Volume


23, Edisi 1, Ver. 6 (Januari 2018) PP 50-53 e-ISSN:
2279-0837, p-ISSN: 2279-0845.
www.iosrjournals.org

Hubungan Usia Ibu Dan Paritas Dengan Kanker Ovarium


Di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Meri Yanti1, Delfi Lutan2, A Asfriyati2
1Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara 20155,
Indonesia
2Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara 20155, Indonesia
Penulis Koresponden: Meri Yanti

Abstrak:Kanker ovarium merupakan penyebab utama kematian akibat kanker saluran genital dan mengalahkan angka
kematian akibat kanker serviks dan kanker rahim. Penyebab kanker ovarium masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap kejadian kanker ovarium seperti usia ibu dan paritas. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan usia dan paritas dengan kejadian kanker ovarium. Jenis penelitian
observasional analitik dengan desain. Populasi cross sectional pasien wanita yang berkunjung dan menderita kanker
ovarium di seurune 3, dan tidak menderita kanker ovarium di Poli Bedah RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sebanyak
180 orang. Sampel kasus sebanyak 51 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat
dengan uji chi square. Analisis menunjukkan tidak ada hubungan umur dengan kejadian kanker ovarium (p=0,046) dan
OR sebesar 3,997 (95% CI; 1,010 hingga 5,012). Terdapat hubungan paritas dengan kejadian kanker ovarium (p=0,026)
dan OR sebesar 2,496 (95% CI; 1,105 hingga 5,639). Disarankan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh untuk memberikan
konseling dan menghimbau pasien kanker ovarium untuk selalu melakukan tindak lanjut rutin, skrining dan deteksi dini.
Pasien diharapkan waspada seiring bertambahnya usia, karena rentan terhadap berbagai penyakit termasuk kanker
ovarium dan diharapkan melakukan pemeriksaan kesehatan sebulan sekali.

Kata kunci:Usia Ibu, Paritas, Kanker Ovarium


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- - - Tanggal Penyerahan: 01-04-2018 Tanggal penerimaan: 22-01-2018
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I. PENDAHULUAN
Kanker ovarium merupakan penyakit reproduksi paling mematikan pada wanita. Lebih berbahayanya karena belum ada cara
pasti untuk mencegah atau mengetahui kanker jenis ini sejak dini. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 20.000 wanita akan
menderita kanker ovarium pada tahun 2014, dan 14.000 lainnya akan meninggal karena penyakit ini. Risiko terkena kanker ovarium juga
lebih tinggi pada wanita yang memiliki mutasi gen BRCA. Pasti begitu, yang paling menakutkan adalah kanker ovarium lebih sulit
dideteksi dibandingkan kanker lainnya (irianto, 2015).
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian keempat pada wanita. Kanker ini adalah penyebab utama
kematian akibat kanker saluran kelamin dan mengalahkan angka kematian akibat kanker serviks dan kanker rahim.
Angka kejadian keganasan ovarium pada masa kehamilan belum diketahui secara pasti, sekitar 5% kanker ovarium yang
didiagnosis pada ibu hamil adalah ganas dibandingkan dengan 15 sampai 20% pada wanita tidak hamil, hal ini
disebabkan oleh usia ibu hamil yang lebih muda ( Cunningham, 2013).
Kanker ovarium menempati urutan ketujuh tumor ganas ginekologi pada wanita di seluruh dunia. Dilaporkan
224.747 kasus baru kanker ovarium dan 140.163 kematian akibat kanker ovarium pada tahun 2008. Di Amerika
ditemukan 22.280 kasus baru kanker ovarium dan 15.500 kematian pada tahun 2012(AmerikaKankerSociety, 2012).
Angka kejadian kanker ovarium di Indonesia diperkirakan sebanyak 2.314 kasus (5,3%). Di Indonesia, sekitar 25-50%
kematian wanita usia subur disebabkan oleh permasalahan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan serta
penyakit sistem reproduksi kista egovarium (Depkes, 2010). Kepala Bagian Radioterapi RS Cipto Mangunkusumo
Profesor Soeharti Gondhowirardjo mengatakan, jumlah penderita kanker di Indonesia semakin meningkat. Data
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012 menyebutkan, prevalensi penyakit kanker sebesar 4,3 hingga 1.000
orang. Padahal data sebelumnya menyebutkan prevalensi 1 berbanding 1.000 orang (Kemenkes, 2013).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi penyakit kanker di Indonesia
mencapai 1,4 per mil. Prevalensi adalah jumlah kasus lama dan baru yang terjadi dalam periode tertentu,
artinya di Indonesia terdapat kurang lebih dua kasus kanker dari 1.000 penduduk. Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan provinsi dengan prevalensi penyakit kanker tertinggi di Indonesia. Prevalensinya
adalah 4,1 per mil. Urutan selanjutnya 2 per mil, Jawa Tengah, dan Bali, Bengkulu dan DKI Jakarta

DOI: 10.9790/0837-2301065053 www.iosrjournals.org 50 | Halaman


Hubungan Usia Ibu Dan Paritas Dengan Kanker Ovarium Di RSUD Dr. Zainoel..

Wilayah masing-masing 1,9 per mil. Sementara itu, prevalensi penyakit kanker di Gorontalo 0,2 per mil, terendah diantara seluruh
provinsi di Indonesia.
Penyakit kanker ovarium umumnya diderita oleh wanita berusia 50 hingga 70 tahun. Diperkirakan satu
dari 20 wanita menderita penyakit kanker ovarium ini. Penyakit ini dikatakan menyebar langsung ke daerah
sekitarnya melalui sistem limfatik dan biasnya juga menyebar ke bagian lain perut dan panggul wanita, atau
melalui pembuluh darah sehingga dapat juga menyerang paru-paru penderita (Saydam, 2012 ).
RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) merupakan predikat Rumah Sakit Negeri Paripurna, atau
rumah sakit stara dengan bintang lima dan pusat rujukan tertinggi atau disebut juga rumah sakit sebagai pusat seluruh wilayah provinsi.
Setiap harinya terdapat 20 hingga 25 kasus kanker atau salah satunya meninggal dalam sehari dan didiagnosis pada stadium III dan IV,
yang telah menyebar ke bagian lain. Ini terjadi pada semua jenis kanker. Bahkan, jika sudah waktunya menangani hasil tahap I bisa baik
dan memiliki angka harapan hidup 70% dalam lima tahun ke depan. Sedangkan pada stadium jauh IV hasilnya kurang baik dan angka
harapan hidup hanya 2% untuk lima tahun berikutnya, artinya bila seorang penderita kanker kemudian diobati, kemoterapi dan kontrol
rutin, maka setelah melewati lima tahun tersebut ia dianggap terbebas dari penyakit. kanker.

Menurut rekam medis rawat inap dan rawat jalan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (RSUDZA)
menunjukkan data rawat inap tahun 2014 terdapat 87 kasus ca.ovarium dari 415 ibu (20,9%) ditemukan
meninggal empat orang. Pada tahun 2015, terdapat 104 kasus ca.ovarium dari 310 ibu (33,5%) ditemukan
meninggal tujuh orang. Pada tahun 2016 terdapat 78 kasus ca.ovarium dari 278 ibu (28,1%) ditemukan
meninggal 11 orang, sedangkan data rawat jalan tahun 2014 terdapat 1.772 kasus ca.ovarium dari 3.013 ibu
(58,8%). Pada tahun 2015, terdapat 193 kasus ca.ovarium dari 1.020 ibu (18,9%). Dan pada tahun 2016 terdapat
1.156 kasus ca.ovarium dari 3.223 ibu (35,9%) yang berkunjung ke RSUDZA.
Berdasarkan data yang diperoleh di ruang seurune 3 Januari sampai dengan bulan Desember 2016, angka
kejadian ibu yang mengalami ca.ovarium di RSUD dr. Zainoel Abidin sebanyak 361 orang. Sedangkan pada bulan Januari
hingga Juni 2016 sebanyak 180 orang. Dari hasil wawancara awal terhadap 30 pasien penderita kanker ovarium yang
datang dengan stadium lanjut diperoleh informasi bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu mengidap
ca.ovarium. Pasien berusia antara 45-60 tahun berjumlah 10 orang berkisar dari Kota Banda Aceh 5 orang, sedangkan
lainnya di luar Kota Banda Aceh yaitu berasal dari Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Pidie. Sedangkan pasien yang
berjumlah 5 orang mengatakan bahwa jumlah kehamilan yang telah dilahirkan ≥ 5 kali tanpa aborsi atau keguguran.

Berdasarkan hal tersebut diatas dilakukan penelitian untuk menganalisis hubungan antara usia dan paritas dengan
kejadian kanker ovarium di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui hubungan umur dan paritas dengan kejadian kanker ovarium di RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh.

II. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control. Populasi. Pasien wanita
yang berkunjung dan menderita kanker ovarium di seurune 3, dan yang tidak menderita kanker ovarium di Poli Bedah
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yaitu pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017 sebanyak 180 orang, sampel
kasus 51 orang dan kontrol 51 orang. Data primer adalah variabel usia dan paritas melalui kuesioner yang akan
dilakukan dengan wawancara. Analisis data menggunakan uji univariat dan bivariat dengan chi square.

AKU AKU AKU. HASIL DAN DISKUSI


1. Analisis Univariat
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Usia dan Paritas di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Kanker Ovarium Tidak Ada Kanker Ovarium
Variabel
N% N%
Minimum
Risiko (≥40 tahun) 34 66.7 24 47.1
Tidak ada risiko (<40 tahun) 17 33.3 27 52.9
Keseimbangan

telah melahirkan beberapa anak Telah 26 51.0 15 29.4


mempunyai anak 25 49.0 36 70.6

Tabel tersebut menunjukkan bahwa kelompok risiko kanker ovarium adalah usia ibu (≥40 tahun) sebanyak 34
orang (66,7%) dan tidak risiko (<40 tahun) sebanyak 17 orang (33,3%). Kemudian pada kelompok kanker ovarium usia
ibu tidak berisiko (≥40 tahun) sebanyak 24 orang (47,1%) dan tidak berisiko (<40 tahun) sebanyak 27 orang (52,9%). telah
melahirkan sebagian anak sebanyak 26 orang (51,0%) dan yang telah melahirkan anak sebanyak 25 orang (49,0%).
Kemudian, pada kelompok yang tidak paritas penderita kanker ovarium mempunyai

DOI: 10.9790/0837-2301065053 www.iosrjournals.org 51 | Halaman


Hubungan Usia Ibu Dan Paritas Dengan Kanker Ovarium Di RSUD Dr. Zainoel..

melahirkan beberapa anak sebanyak 15 orang (29,4%) dan yang pernah melahirkan satu anak sebanyak 36 orang
(70,6%).

2. Analisis Bivariat
Meja 2.Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Kejadian Kanker Ovarium di RSUD
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
ovarium ovarium ATAU
Mandiri
Kanker Kanker Tidak P χ2 (95% CI)
Variabel
N% N%
Minimum
Risiko (≥40 tahun) 34 66.7 24 47.1
0,046 3.997 2.250(1.010;5.012)
Tidak ada risiko (<40 tahun) 17 33.3 27 52.9
Keseimbangan

telah melahirkan 26 51.0 15 29.4


beberapa anak
0,026 4.935 2.496(1.105;5.639)
telah memberi 25 49.0 36 70.6
melahirkan seorang anak

Hasil analisis tabulasi silang diperoleh p = 0,046 dan OR sebesar 2,250 dengan CI 95% = (1,010 hingga
5,012) artinya ada hubungan umur ibu dengan kejadian kanker ovarium. Pasien yang menderita kanker ovarium
mempunyai peluang 2,250 kali lebih besar untuk mengalami usia ≥40 tahun dibandingkan pasien bukan kanker
ovarium. Berdasarkan tabulasi silang diperoleh nilai p = 0,026 dan OR sebesar 2,496 dengan CI 95% = (1,105 hingga
5,639) berarti ada hubungan paritas dengan kejadian kanker ovarium. Pasien yang menderita kanker ovarium memiliki
peluang 2,496 kali lipat untuk mengalami paritas telah melahirkan beberapa anak dibandingkan dengan pasien yang
tidak menderita kanker ovarium.

3. Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Kanker Ovarium di RSUD dr.


Zainoel Abidin Banda Aceh
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu usia ≥40 tahun menderita kanker ovarium
66,7%, sedangkan yang tidak menderita kanker ovarium sebagian besar ibu berusia <40 tahun sebesar 52,9%. Ada hubungan
dengan umur ibu terhadap kejadian kanker ovarium dengan p = 0,046 dan OR sebesar 2,250 (95% CI = 1,010 hingga 5,012)
artinya pasien menderita kanker ovarium mempunyai peluang 2,250 kali lebih besar untuk berusia ≥40 tahun dibandingkan
dengan pasien bukan kanker ovarium. Pasien yang berusia ≥40 tahun lebih banyak menderita kanker ovarium dibandingkan
dengan usia <40 tahun. Sejalan dengan penelitian Dhitayoni (2017) mengatakan bahwa kejadian kanker ovarium meningkat
seiring bertambahnya usia dengan puncak kejadian pada usia 41-50 tahun dan menurun lagi setelahnya.

Berdasarkan hal di atas, menurut peneliti usia 40 tahun merupakan usia yang belum pernah melakukan hubungan seksual
melakukan persetubuhan agar alat reproduksinya sudah menghasilkan sel telur atau ovum yang nantinya bila terpenuhi
sperma akan terjadi pembuahan (kehamilan). Oleh karena itu, usia rentan terkena kanker ovarium pada masa reproduksi
sebesar 30%.

4. Hubungan Paritas dengan Kejadian Kanker Ovarium di RSUD dr. Zainoel


Abidin Banda Aceh
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar penderita kanker ovarium memiliki paritas ibu yang banyak
melahirkan beberapa anak sebesar 51%, sedangkan yang bukan penderita kanker ovarium dengan paritas ibu melahirkan
beberapa anak sebesar 70,6%. Ada hubungan paritas dengan kejadian kanker ovarium dengan p = 0,026 dan OR sebesar 2,496
(95% CI = 1,105 hingga 5,639) artinya pasien yang menderita kanker ovarium berpeluang 2,496 kali mengalami paritas pernah
melahirkan anak. dibandingkan pasien yang bukan penderita kanker ovarium.
Sejalan dengan penelitian Dhitayoni (2017) mengatakan telah terjadi penurunan jumlah yang signifikan
pasien kanker ovarium diantara pasien dengan paritas ≤ 2 dan > 2. Hal ini sesuai dengan penelitian – penelitian lain
yang menyatakan bahwa multiparitas mempunyai efek protektif terhadap kanker ovarium. Peningkatan paritas
diharapkan dapat menurunkan risiko berkembangnya kanker ovarium dikaitkan dengan teori,ovulasi yang tiada henti
yang menyatakan bahwa berkurangnya jumlah ovulasi ovarium akan mengurangi kemungkinan terjadinya mutasi gen
akibat perbaikan sel epitel setelah ovulasi yang terus – menerus. Pada masa kehamilan terjadi penghambatan ovulasi
dan peningkatan hormon progesteron yang diduga bersifat protektif terhadap kanker ovarium, dan pembersihan sel –
sel ovarium yang telah mengalami keganasan. Pada masa menyusui juga terjadi peningkatan kadar hormon prolaktin,
yang menghambat produksi hormon gonadotropin yang menghambat ovulasi. Selain itu, peningkatan paritas juga
berhubungan dengan teori hormon gonadotropin, dimana rendahnya konsentrasi hormon gonadotropin selama

DOI: 10.9790/0837-2301065053 www.iosrjournals.org 52 | Halaman


Hubungan Usia Ibu Dan Paritas Dengan Kanker Ovarium Di RSUD Dr. Zainoel..

kehamilan dan menyusui membuat risiko sel epitel ovarium terperangkap pada jaringan ikat disekitarnya dan
menyebabkan terbentuknya kista inklusi pada ovarium menurun (Su, 2013).
Paritas merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks yang berhubungan dengan jumlah kehamilan
sehingga mengakibatkan proses persalinan dapat mempunyai efek kumulatif trauma atau juga efek penurunan
imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi HPV. Selain itu bisa juga karena pengaruh hormon pada masa
kehamilan yang berpengaruh pada leher rahim yaitu pengaruh progesteron yang membuat kemungkinan lebih mudah
tertular HPV.
Paritas adalah jumlah kelahiran hidup atau jumlah anak yang dikandung oleh seorang perempuan. Dalam hal paritas
pelepasan ovum dari ovarium sehingga menyebabkan produksi estrogen untuk proliferasi epitel ovarium. Meskipun terdapat
beberapa hipotesis yang menghubungkan antara paritas dengan kanker ovarium namun paritas dengan kanker ovarium
etiologinya belum jelas. Beberapa hipotesis mengungkapkan bahwa paritas tinggi sebenarnya menjadi faktor protektif terhadap
kanker ovarium, salah satunya adalah hipotesis gencarnya ovulasi yang menyatakan bahwa pada saat ovulasi akan terjadi
kerusakan pada epitel ovarium. Untuk proses perbaikan kerusakan ini memerlukan waktu tertentu. Apabila kerusakan epitel ini
terjadi berkali-kali, apalagi sebelum tercapai kesembuhan total, atau dengan kata lain waktu istirahat sel tidak mencukupi, maka
proses perbaikan akan terganggu sehingga dapat terjadi transformasi menjadi sel neoplastik. Dapat dijelaskan bahwa wanita
yang memiliki paritas ≥ 2 kali akan menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium.
Berdasarkan hal di atas, menurut peneliti bahwa paritas tinggi berisiko mengalami gangguan kesehatan reproduksi
karena pengaruh hormonal dan menurunnya imunitas tubuh pada saat hamil serta berisiko menghindari cedera saat
melahirkan sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Paritas terbanyak dalam penelitian ini adalah melahirkan banyak
anak. Faktanya, semakin tinggi angka paritas akan semakin menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor umur ibu berpengaruh terhadap kejadian kanker ovarium di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh,nilai p0,008 <0,05.
2. Faktor riwayat keluarga berpengaruh terhadap kejadian kanker ovarium di RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh,nilai p0,001 <0,05.
3. Faktor paritas berpengaruh terhadap kejadian kanker ovarium di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh,nilai p0,002 <0,05.
4. Faktor menarche berpengaruh terhadap kejadian kanker ovarium di RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh,nilai p0,029 <0,05.

Variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian kanker ovarium adalah riwayat keluarga, paritas kedua, usia ibu
menarche ketiga dan keempat. Variabel riwayat keluarga mempunyai nilai OR 5,911 (95% CI 2,148 hingga 16,271) artinya pasien yang
menderita kanker ovarium mempunyai kemungkinan 5,911 kali lebih besar untuk mempunyai riwayat keluarga dibandingkan pasien
yang tidak menderita kanker ovarium.

REFERENSI
[1]. Masyarakat Kanker Amerika, 2012. KankerFakta dan Angka. Tersedia dari :http://www. cancer.org/
Research/cancer FactsFigs/CancerFacts Figures /cancer-facts-figures-2012 (Diakses 10 Mei 2012).
[2]. Cuningham GF, Obstertri Williams Volume 2. Jakarta 2004 Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
[3]. Dhitayoni, IA, 2017. Profil Pasien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar-Bali
Periode Juli 2013-Juni 2014. Jurnal Medika. 6(3): 1-9
[4]. Irianto, K. 2015. Kesehatan Reproduksi (Kesehatan Reproduksi) Teori dan Pratikum.Bandung : Alfabeta.
[5]. Kementerian Kesehatan RI., 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013.
Jakarta.
[6]. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
[7]. Profil Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh, 2016.
[8]. Saydam GS, 2012. Waspada Penyakit Reproduksi Anda. Pustaka Reka Cipta. Bandung.
[9]. Sastroasmoro, S. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : CV, Sagung Seto.
[10]. Su D, Pasalich M, Lee AH, dan Binns CW. Risiko kanker ovarium berkurang dengan menyusui yang
berkepanjangan: sebuah studi kasus-kontrol di Tiongkok selatan. Jurnal Nutrisi Klinis Amerika, 2013;97:354 – 359

Meri Yanti “Hubungan Usia Ibu Dan Paritas Dengan Kanker Ovarium Di RSUD Dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh.” IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-
JHSS) vol.23 no.1, 2018, pp.50-53.

DOI: 10.9790/0837-2301065053 www.iosrjournals.org 53 | Halaman

Anda mungkin juga menyukai