HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iii
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Ilustrasi Kasus..........................................................................................1
1.2. Latar Belakang.........................................................................................3
BAB II KAJIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI SOSIAL...........................5
2.1. Epidemiologi, Biostatistik dan Evidence Based.......................................5
2.2. Manajemen Program...............................................................................7
2.3. Manajemen Rumah Sakit.......................................................................10
2.4. Aspek Etik dan Medikolegal...................................................................15
2.5. Aspek Holistik Biopsikososial.................................................................19
2.6. Pendidikan dan Pelatihan......................................................................23
BAB III KESIMPULAN..............................................................................26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................v
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR SINGKATAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki keluhan dan datang setelah dirujuk dari RS Ibnu Sina karena ahli
spontan dan riwayat 2 kali abortus tanpa dikuret. Pasien sudah mengalami
Makassar dari RSUD H.A Sulthan Daeng Raja Bulukumba, tidak ada
1
makan. Menurut anamnesis, tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit
keganasan.
2
ukuran 3 cm sehingga pasien didiagnosis dengan karsinoma ovarium
reproduksi wanita memiliki dua ovarium, satu di setiap sisi rahim. Setiap
tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ini paling sering terjadi
lain, seperti panggul, lambung, hati, dan paru-paru. Gejala umum yang
biasa dialami oleh penderita kanker ovarium antara lain menstruasi tidak
dan gangguan pencernaan (nyeri atau tidak nyaman), sering buang air
kecil, lingkar perut membesar, kembung, dan mual. Kanker ovarium yang
3
ditemukan pada stadium dini lebih mudah diobati dibandingkan kanker
4
BAB II
kasus baru mencapai 24,2% dan 15% kematian, kanker serviks 6,6%
kasus baru dan 7,5% kematian, dan untuk kasus baru kanker ovarium
mencapai 4,4% dan meninggal juga mencapai 4,4%. 2 Pada tahun 2020,
didiagnosis pada stadium lokal, dan sekitar 58% pada stadium metastase,
Insiden tertinggi terjadi pada orang kulit putih non-Hispanik (11,6 per
100.000), diikuti oleh Indian Amerika dan penduduk asli Alaska (10,3 per
ovarium adalah kanker ketujuh yang paling umum terjadi pada wanita.
5
Meningkatnya faktor risiko kanker telah menyebabkan tren peningkatan
kejadian kanker di seluruh dunia. Pada tahun 2018, 4,4% dari seluruh
(7,1%) kasus baru dan angka kematian akibat penyakit ini mencapai 7.842
satu faktor terpenting adalah faktor genetik. Kehamilan, menyusui, dan pil
puluh persen kanker ovarium bersifat epitel, dengan subtipe serosa yang
statistik.3
6
melahirkan dikaitkan dengan penurunan risiko kanker ovarium.4 Faktor
epitel musinosa.4
adanya nyeri kronik. Efek psikologis yang bisa timbul adalah kecemasan,
putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas akan kehidupannya,
merasa lebih buruk jika dibandingkan hidup orang lain, penilaian rendah
stress yang tinggi maka ada beberapa program yang bisa dilaksanakan.
7
intervensi berupa terapi untuk mengatasi kecemasan dan stres dengan
progresif dan autogenik, terapi musik, guided imagery, virtual reality dan
Terapi musik dapat dipilih sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi
efek tersebut. Terapi musik dapat dilakukan di mana dan kapan saja
mempraktikkannya sendiri. Musik adalah media yang kuat dan efektif yang
8
termasuk perawatan paliatif. Beberapa penelitian menunjukkan efek positif
virtual reality dapat diintegrasikan sebagai salah satu opsi untuk asuhan
menit setiap hari selama tujuh hari dapat secara signifikan mengurangi
9
mengingat bahwa saat ini masyarakat tidak bisa lepas dari media sosial.
dari pada mengobati. Peran keluarga dan orang sekitar juga sangat
penting untuk memberikan dukungan psikis dan moral agar terhindar dari
berperan dengan peran utama yang dimainkan oleh ahli onkologi medis
hidup.8
10
2.3. Manajemen Rumah Sakit
saat bekerja atau belajar, dan stres pribadi, selain gangguan kejiwaan
baru terlihat pada stadium akhir (stadium III atau stadium IV). Gejala
11
mencari massa di panggul dan perut pada kasus klinis yang sangat
kanker tersembunyi.10
dada dan perut, MRI panggul, dan/atau PET scan dapat dilakukan. 8
12
karena itu, biomarker lain saat ini sedang dipelajari untuk
awal. Indeks risiko indeks keganasan (RMI) biasa terjadi pada pasien,
CA-125. 8
13
Setelah pemeriksaan penunjang lengkap, dapat dilakukan penentuan
memperburuk kondisinya.12
sebagai capaian ideal dan tidak ada sisa penyakit, pada pasien stadium
14
neoadjuvan direkomendasikan untuk mengurangi beban tumor bagi
bergantung pada debulking tumor yang optimal. Suatu uji coba yang
siklofosfamid.8
standar tiga minggu atau agen ketiga tambahan atau periode siklus
uji coba penting, yaitu GOG 104, GOG 114, GOG 172, dan GOG 252,
15
toksisitas, terutama neutropenia, trombositopenia, neurotoksisitas, dan
moral serta hukum. Aspek etik telah menjadi bagian dari dunia kedokteran
antara dokter dan pasien yang tidak dapat diselesaikan oleh kaidah-
kaidah etika. Dalam hal seperti ini maka kaidah-kaidah hukum dapat
permasalahan tersebut.13
16
memperhitungkan keuntungan pasien dengan menyeimbangkan risiko
“do no harm” merupakan poin penting dalam prinsip ini. 14 Pada ilustrasi
17
kasus, contoh prinsip non-maleficence yang telah diterapkan yaitu
pada ilustrasi kasus adalah mengangkat rahim pada pasien yang telah
dilakukan.
medis.13,14
Pada kasus ini, tiap tindakan prosedural baik itu diagnostik ataupun
18
dijelaskan terkait dengan prosedurnya, pasien dan keluarga diberikan
Dokter wajib memberikan perlakuan yang sama rata serta adil untuk
menderita penyakit yang sama, dalam hal ini pasien kanker ovarium
tingkat klinis, seluler, dan molekuler. Secara klinis, kanker ovarium sering
19
genitourinari, dan ginekologi yang umum terjadi dan belum terbukti
limfe ke kelenjar getah bening di hilus ginjal atau melalui pembuluh darah
ke parenkim hati atau paru. Paling sering, sekelompok kecil sel kanker
keluar cairan asites yang bocor dari pembuluh tumor yang rusak karena
vaskular.15
(stadium 1). Pada tahap ini, hingga 90% pasien dapat disembuhkan
20
Namun, sejumlah kecil sel yang resistan terhadap obat dapat
masih adanya sel kanker yang tidak aktif dan resistan terhadap obat
sel germinal atau sel teka dan granulosa, lebih dari 90% kanker ovarium
permukaan kanker yang memiliki histologi serupa bisa juga timbul dari
21
lapisan tuba falopi, endapan endometriosis atau permukaan rongga
selama masa ini. Gejala kecemasan dan depresi juga sering terjadi
layanan onkologi.12
22
ketakutan kronis akan kekambuhan, disfungsi seksual, dan gangguan
Ada berbagai faktor sosial pasien yang menjadi faktor risiko kanker
tumor epitel musinosa. Selain itu, faktor lain seperti isolasi sosial dan
tumor yang lebih besar dan hasil klinis yang lebih buruk.8,16,17,18
23
mengingat bahwa penyakit ini merupakan kondisi yang advance dan
pemeriksaan genetik untuk melihat ada tidaknya mutasi gen BRCA1 dan
24
BRCA2, pemeriksaan pelvis, USG, dan pemeriksaan biomarker CA-
125.8,19
menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium dan dinilai aman untuk orang
dengan mutasi pada BRCA1 dan BRCA2. Ligasi tuba juga diasosiasikan
mutasi pada BRCA1 dan BRCA2. Tindakan ini juga perlu dipertimbangkan
25
BAB III
KESIMPULAN
Kanker ovarium dikenal sebagai silent killer karena pada stadium awal
penyakit ini tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik. Penyebab kanker
ovarium belum diketahui secara pasti akan tetapi berbagai faktor risiko diduga
bekerja sama oleh dokter kandungan onkologi, psikiater, dan paramedis lainnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
v
9. Lheureux S, Gourley C, Vergote I, Oza AM. Epithelial ovarian
cancer. Lancet. 2019 Mar 23;393(10177):1240-1253.
10. Smith CG. A Resident's Perspective of Ovarian Cancer. Diagnostics
(Basel). 2017 Apr 27;7(2)
11. Stewart C, Ralyea C, Lockwood S. Ovarian Cancer: An Integrated
Review. Semin Oncol Nurs. 2019 Apr;35(2):151-156.
12. Hamilton, Andrea B. Psychological Aspects of Ovarian Cancer.
Cancer Investigation, 2019. 17(5), 335–341.
doi:10.3109/07357909909032875
13. Sampurna B, Syamsu Z, Dwidja T. Bioetik dan Hukum Kedokteran:
Etik pada akhir kehidupan. Pustaka Dwipar. 2007;
14. Markose A, Krishnan R, Ramesh M. Medical ethics. J Pharm Bioallied
Sci. 2016;8(Suppl 1):S1-S4. doi:10.4103/0975-7406.191934
15. Bast RC Jr, Hennessy B, Mills GB. The biology of ovarian cancer: new
opportunities for translation. Nat Rev Cancer. 2009 Jun;9(6):415-28.
doi: 10.1038/nrc2644. PMID: 19461667; PMCID: PMC2814299.
16. Cole SW, Nagaraja AS, Lutgendorf SK, Green PA, Sood AK: Regulasi
sistem saraf simpatis dari lingkungan mikro tumor . Ulasan Alam
Kanker . 2015, 15 :563. [ Artikel gratis PMC ] [ PubMed ] [ Google
Cendekia ]
17. Bower JE, Shiao SL, Sullivan P, dkk.: Profil Molekuler Prometastatik
pada Tumor Payudara Dari Wanita yang Terisolasi Secara Sosial .
Spektrum Kanker JNCI . 2018, 2 :pky029. [ Artikel gratis PMC ]
[ PubMed ] [ Google Cendekia ]
18. Lutgendorf SK, De Geest K, Bender D, dkk.: Pengaruh sosial terhadap
hasil klinis pasien kanker ovarium . Jurnal Onkologi Klinis . 2012,
30 :2885–2890.
19. Green AE. Ovarian Cancer. Medscape, 2022.
https://emedicine.medscape.com/article/255771-overview
vi