1, September 2020
Abstrak
Kanker ovarium dikenal sebagai silent killer karena pada stadium awal penyakit ini tidak menunjukkan
gejala klinis yang spesifik. Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti akan tetapi berbagai
faktor risiko diduga memiliki pengaruh terhadap timbulnya kanker ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran faktor resiko terhadap insiden kanker ovarium di RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau. Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dan pendekatan retrospektif. Sampel
penelitian 88 responden (rekam medik) yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan teknik
purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui gambaran distribusi
frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan dari 88 responden sebanyak 63 responden (71,6%) tidak memiliki
riwayat keluarga dengan kanker, stadium IIIC sebanyak 62 responden (70,5%), usia menarche 5-12 tahun
sebanyak 70 responden (79,5%), 36 responden (40,9%) primipara, dan sebanyak 66 responden (75%) tidak
ada riwayat memakai alat kontrasepsi, menggunakan alat kontrasepsi pil sebanyak 8 responden (9,1%) yang
lama pemakaian alat kontrasepsi selama 1 tahun sebanyak 7 responden (8%) dan 88 responden (100%) tidak
mengkonsumsi obat subur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan gambaran usia menarche 5-12
tahun, diharapkan kepada orang yang memiliki faktor resiko kanker ovarium untuk melakukan deteksi dini
sebagai upaya pencegahan terhadap kanker ovarium.
Abstract
Ovarian cancer is known as the silent killer because in the early stages this disease does not show specific
clinical symptoms. The cause of ovarian cancer is not known with certainty but various risk factors are
thought to influence on the incidence of this cancer. This study aims to describe the risk factors for the
incidence of ovarian cancer in Arifin Achmad Hospital, Riau Province. The study used a descriptive-analytic
research design and a retrospective approach. The research sample was 88 respondents (medical records)
taken based on inclusion criteria using a purposive sampling technique. The analysis was used univariate
analysis to describe the frequency distribution. The results showed that 63 respondents (71.6%) did not have
a family history of cancer, IIIC stage as many as 62 respondents (70.5%), 5-12 years menarche age as many
as 70 respondents (79.5%), 36 respondents (40.9%) primipara, and as many as 66 respondents (75%) had
no history of using contraception, using pill contraception as many as 8 respondents (9.1%) who had long
use of contraception for 1 year as many as 7 respondents (8%) and 88 respondents (100%) did not consume
fertile drugs. Based on the results of the study it is expected that people who have risk factors for ovarian
cancer to make early detection as an effort to prevent ovarian cancer.
38
Trisia Agusweni, Yulia Irvani Dewi, Erwin, Gambaran Faktor Risiko Insiden Kanker Ovarium
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
4 Pekerjaan
a. Pegawai Swasta 4 4,5
b. Wiraswasta 1 1,1
c. PNS 2 2,3
d. Ibu rumah tangga 69 78,4
e. Pelajar 6 6,8
f. Lain-lain 6 6,8
5 Pendidikan
a. Tidak tamat SD 8 9,1
b. SD 26 29,5
c. SMP 20 22,7
d. SMA 24 27,3
e. Perguruan tinggi 10 11,4
39
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.1, September 2020
3. Stadium III
a. IIIA 1 1,1
b. IIIB 2 2,3
c. IIIC 62 70,5
4. Stadium IV 5 5,7
Total 88 100
Tabel 2 menunjukkan gambaran ovarium stadium IIIC dengan jumlah 62
stadium kanker ovarium dari 88 responden responden (70,5%).
mayoritas responden menderita kanker
4. Gambaran paritas
Tabel 4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas
No. Paritas Frekuensi Persentase
n (%)
1. Belum menikah belum 11 12,5
memiliki anak
2. Nulipara 15 17
3. Primipara 36 40,9
4. Multipara 14 15,9
5. Grandemultipara 12 13,7
Total 88 100
Tabel 4 menunjukan dari 88 paling banyak yaitu primipara sebanyak 36
responden gambaran untuk paritas responden orang (40,9%).
40
Trisia Agusweni, Yulia Irvani Dewi, Erwin, Gambaran Faktor Risiko Insiden Kanker Ovarium
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
5. Gambaran riwayat pemakaian alat kontrasepsi, jenis alat kontrasepsi dan lama
pemakaian alat kontrasepsi
Tabel 5
Distribusi frekuensi riwayat pemakaian alat kontrasepsi, jenis alat kontrasepsi dan lama
pemakaian alat kontrasepsi
Riwayat Pemakaian Frekuensi Persentase
No.
Kontrasepsi n (%)
Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
1. Ya 11 12,5
2. Tidak 66 75
3. Belum menikah dan tidak 11 12,5
memakai alat kontrasepsi
41
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.1, September 2020
42
Trisia Agusweni, Yulia Irvani Dewi, Erwin, Gambaran Faktor Risiko Insiden Kanker Ovarium
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
44
Trisia Agusweni, Yulia Irvani Dewi, Erwin, Gambaran Faktor Risiko Insiden Kanker Ovarium
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
kanker stadium IIIC. Stadium IIIC menurut tidak memiliki riwayat keluarga dengan
Rasjidi, Muljadi, dan Cahyono (2010) kanker. Menurut asumsi peneliti seseorang
dimana pada stadium tersebut sel kanker yang mengalami kanker ovarium belum
sudah metastasis intraperitoneal > 2 cm dan tentu memiliki riwayat keluarga dengan
adanya keterlibatan KGB (Kelenjar Getah kanker. Hal ini didukung oleh penelitian
Bening) retroperitoneal atau ingual. Yanti dan Sulitianingsih (2016) yang
Menurut asumsi peneliti banyaknya menyatakan tidak ada keterkaitkan riwayat
responden yang menderita kanker ovarium keluarga kanker dengan insiden kanker
stadium IIIC karena kanker sangat sulit ovarium, karena berdasarkan penelitian
mendeteksi secara dini kanker ovarium dan yang dilakukan didapatkan hasil 46 dari 70
juga tidak adanya penyebab yang pasti responden menderita kanker ovarium tetatpi
mengapa kanker ovarium bisa terjadi tidak memiliki riwayat keluarga dengan
sehingga banyak responden dinyatakan kanker.
menderita kanker stadium III – IV dimana h. Usia menarche
keadaan ini sel-sel kanker sudah metastase Hal ini dapat mempengaruhi
ke organ-organ lainya hal ini sama dengan intensitas nyeri pembengkakan payudara
penelitian Gajjar (2012). yang dirasakan ibu menyusui. Hasil
g. Riwayat keluarga dengan kanker penelitian menggambarkan terbanyak
Hasil penelitian menggambarkan responden mengalami menarche pada usia
bahwa mayoritas responden tidak memiliki 5-12 tahun yang berjumlah 70 orang
riwayat keluarga dengan kanker sebanyak (79,5%). Usia 5-12 tahun termasuk pada
63 orang (71,6%), hanya 25 orang (28,4%) menarche dini dimana kondisi ini termasuk
yang memiliki riwayat keluarga dengan pada pubertas prekok dimana seorang
kanker. Ariani (2015) menyatakan bahwa wanita sudah mengalami menarche kurang
riwayat keluarga merupakan faktor penting dari usia 12 tahun (Karapanou dan
dalam mengidentifikasi apakah seorang Papadimitriou, 2010). Penelitian Yanti
perempuan memiliki risiko terkena kanker (2018) menyatakan bahwa responden yang
ovarium. Hal ini didukung oleh Rasjidi memiliki usia menarche <12 tahun
(2009) yang menyakatakan bajwa seorang memiliki risiko lebih besar terkena kanker
wanita memiliki risiko 7% terkena kanker ovarium. Semakin banyak jumlah siklus
ovarium apabila memiliki keluarga dengan menstruasi yang dilewati maka semakin
riwayat kanker. tinggi pula risiko terkena kanker ovarium.
Berbeda dengan hasil penelitian Selain itu, usia menarche dini dikaitkan
yang didapatkan, sebagian besar responden dengan teori gonadrotopin, dimana hormon
45
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.1, September 2020
tersebut penting selama dan pra pubertas, tercapai, atau dengan kata lain masa
dimana hormone LH berfungsi istirahat sel tidak adekuat,maka proses
mematangkan ovarium dan memicu ovulasi perbaikan tersebut akan mengalami
serta sintesis dan sekresi estrogen dan gangguan sehingga dapat terjadi
progesteron pada wanita sehingga pubertas transformasi menjadi sel-sel neoplastik
pada wanita sangat dipengaruhi oleh sehingga dengan sering terjadinya
hormon ini. kehamilan membuat berkurangnya jumlah
i. Paritas ovulasi akan menurunkan paparan ovarium
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kemungkinan mutasi gen akibat
didapatkan hasil bahwa sebagian besar perbaikan sel epitel setelah ovulasi yang
primipara sebanyak 37 orang (43%). terus menerus (Prawirohardjo, 2010)
Penelitian Schuler, Ponnath, Engel dan j. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Ortman (2013) menyatakan ibu dengan Hasil penelitian menjelaskan bahwa
primipara memiliki risiko 40% lebih tinggi mayoritas responden tidak memakai alat
mengalami kanker ovarium dan ibu dengan kontrasepsi sebanyak 66 orang (75%) dan
grandemultipara memiliki risiko 80% lebih hanya 11 orang (12,5%) yang menggunakan
rendah untuk mengalami kanker ovarium. alat kontrasepsi. Jenis alat kontrasepsi
Pada penelitian ini, ditemukan sebanyak terbanyak yang digunakan responden
14,7% penderita kanker ovarium dengan adalah pil sebanyak 9 orang (10,2%), dan
grandemultipara. Ada sebanyak 17% lama penggunaan alat kontrasepsi pada
dengan nullipara dan 12,5% belum menikah sebagian besar responden 1 tahun yang
dan belum memiliki anak. Berdasarkan berjumlah 7 orang (8%).
asumsi peneliti, bahwa kanker kanker Kontrasepsi merupakan alat untuk
ovarium terjadi pada semua orang baik mencegah terjadinya kehamilan dengan
yang sudah memiliki anak maupun yang menggunakan bahan baku preparat estrogen
belum memiliki anak. dan progesteron, beberapa jenis kontrasepsi
Hal ini kemungkinan erat kaitannya dengan metode hormonal yaitu suntik, pil,
dengan teori Incessant Ovulation yang dan implan (Harnawatiaj, 2008). Hal ini
menyebutkan bahwa pada saat terjadinya berbeda dengan Nissa, Widjajanegara, dan
ovulasi akan terjadi kerusakan pada epitel Purbaningsih (2017) menyatakan bahwa
ovarium. Untuk proses perbaikan penggunaan kontrasepsi hormonal berisiko
kerusakan ini diperlukan waktu tertentu. 2,99 kali lebih besar terkena kanker
Kerusakan epitel yang berkali-kali terutama dibandingkan dengan yang tidak
jika sebelum penyembuhan sempurna menggunakan kontrasepsi hormonal,
46
Trisia Agusweni, Yulia Irvani Dewi, Erwin, Gambaran Faktor Risiko Insiden Kanker Ovarium
di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
49
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.1, September 2020