“Ditulis untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Evidence based practice”
OLEH :
YOVELLA VALVIOLA
191211560
KELAS 4A
MATA KULIAH :
DOSEN PEMBIMBING :
PRODI S1 KEPERAWATAN
MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN
2022/2023
Langkah perumusan masalah kedalam pertanyaan klinis
No Langkah Keterangan
6 Tentukan jenis / metode penelitian Tentukan jenis metode penelitian yang sesuai
dengan pertanyaan klinik
1. Tentukan kasus
2. Skenario kasus
Lansia seringkali mengalami keluhan nyeri terutama bagian sendi, penyakit yang sering
terjadi pada lansia dipengaruhi oleh proses penuaan, usia, dan aktivitas fisik, lansia seringkali
mengalami nyeri sendi dan nyeri saat beraktivitas, lansia banyak menderita penyakit rematik,
penyakit rematik ini merupakan penyebab terjadinya keterbatasan aktivitas, keterbatasan
aktivitas pada lansia karena nyeri rematik dapat menyebabkan imobilisasi dan penurunan
rentang gerak pada lansia dampak fisiologis dari imobilisasi dan ketidakaktifan adalah
peningkatan katabolisme protein sehingga menghasilkan penurunan rentang gerak dan
kekuatan otot, senam ergonomis merupakan salah satu metode yang praktis dan efektif dalam
memelihara kesehatan tubuh, jadi apakah ada pengaruh senam ergonomis terhadap
perubahan nyeri pada lansia yang mengalami rematik ?
3. Pertanyaan Klinis
Apakah ada pengaruh senam ergonomis terhadap perubahan nyeri pada lansia penderita rematik?
4. Tentukan PICO/PICOT
A. Pertanyaan Klinis
Apakah ada pengaruh senam ergonomis terhadap perubahan nyeri pada lansia penderita rematik?
C (comparison) - -
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan rancangan one group pretest
and posttest design yang telah dilakukan terhadap 30 responden, sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan teknik Total Sampling. Data analisis menggunakan uji
Wilcoxon untuk membandingkan pretest and posttest design. Hasil Persentase tingkat nyeri
sebelum diberikan senam ergonomis yaitu nyeri ringan sebanyak 4 responden (13,3%) dan
nyeri sedang sebanyak 26 responden (86,7%). Setelah diberikan senam ergonomis yaitu
kategori nyeri ringan sebanyak 17 responden (56,7%) dan nyeri sedang sebanyak 13 responden
(43,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan nyeri rematik yaitu p value = 0,000 (α=0,05) yang artinya bahwa p value < 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah melalui uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh senam ergonomis terhadap perubahan nyeri pada lansia di Sada Jiwa Banjar Pasekan
Desa Sembung Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.
ABSTRACT
This research is a pre-experimental study with a design of one group pretest and posttest design
that has been conducted on 30 respondents, the sample in this study was taken using the Total
Sampling technique. Data were analyzed using the Wilcoxon test to compare the pretest and
posttest design. Results Percentage of pain level before being given ergonomic exercise is mild
pain as much as 4 respondents (13.3%) and moderate pain as many as 26 respondents (86.7%).
After being given ergonomic exercise, namely mild pain category as many as 17 respondents
(56.7%) and moderate pain as many as 13 respondents (43.3%). The results of this study
indicate that there is a significant effect on changes in rheumatic pain, namely p value = 0,000
(α = 0.05) which means that p value <0.05. Based on the results of research that has gone
through statistical tests, it can be concluded that there is an effect of ergonomic exercise on
changes in pain in the elderly at Sada Jiwa Banjar Pasekan, Sembung Village, Mengwi District,
Badung Regency.
47
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
48
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
purin tinggi seperti kacang- kacangan Lansia di sada jiwa belum mengetahui
dan jeroan, menjaga ideal tubuh, dan manfaat dari senam ergonomis sebagai
olah raga salah satunya senam penatalaksanaan secara nonfarmakologi
ergonomis (Krisnatuti, 2006). untuk menurunkan rasa nyeri. Lansia
Senam ergonomis merupakan mengatakan penelitian tentang pengaruh
salah satu metode yang praktis dan senam ergonomis terhadap perubahan
efektif dalam memelihara kesehatan nyeri dengan rematik belum pernah
tubuh. Gerakan yang terkandung dalam dilakukan Di Sada Jiwa Banjar Pasekan
senam ergonomis adalah gerakan yang Desa Sembung Kecamatan Mengwi
sangat efektif, efisien, dan logis Kabupaten Badung.
karena rangkaian gerakannya Terkait dengan latar belakang
merupakan rangkaian gerak yang dan studi pendahuluan diatas peneliti
dilakukan manusia sejak dulu sampai melihat lansia belum mengetahui
saat ini (Sagiran, 2012). manfaat dari senam ergonomis sebagai
Penelitian yang dilakukan penatalaksanaan secara nonfarmakologi
oleh Eko (2014), mengenai pengaruh untuk menurunkan rasa nyeri, maka
senam ergonomis terhadap perubahan dari itu peneliti tertarik untuk
kualitas tidur pada lansia di melakukan penelitian dengan judul
Pandukuhan Bonosoro Bumirejo “Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap
Lendah Kulon Progo. Hasil penelitian Perubahan Nyeri Pada Lansia Dengan
menunjukkan ada pengaruh yang Rematik Di Sada Jiwa Banjar Pasekan
signifikan senam ergonomis terhadap Desa Sembung Kecamatan Mengwi
kualitas tidur lansia di Pandukuhan Kabupaten Badung Tahun 2016”.
Bonosoro Bumirejo Lendah Kulon Lanjut usia adalah bagian
Progo. dari proses tumbuh kembang. Manusia
Berdasarkan studi tidak secara tiba- tiba menjadi tua,
pendahuluan yang dilakukan pada tetapi berkembang dari bayi, anak-
tanggal 19 Juni 2016, diperoleh data anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua.
dari Sada Jiwa Banjar Pasekan Desa Hal ini normal, dengan perubahan fisik
Sembung jumlah lansia 60 orang. Laki- dan tingkah laku yang dapat diramalkan
laki 36 orang dan perempuan 24 orang. yang terjadi pada semua orang pada saat
Peneliti melakukan wawancara dan mereka mencapai usia tahap
pengisian lembar observasi nyeri perkembangan kronologis tertentu
sebanyak 10 lansia dengan (Azizah, 2011). Faktor-faktor yang
menggunakan Verbal Descriptor Scale. mempengaruhi penuaan dan penyakit
Dari hasil yang didapatkan oleh peneliti yang sering terjadi pada lansia di
terdapat 4 orang mengalami nyeri antaranya hereditas, atau keturunan
ringan, 3 orang mengalami nyeri genetik, nutrisi atau makanan, status
sedang dan 3 orang nyeri berat kesehatan, pengalaman hidup,
terkontrol. Peneliti melakukan lingkungan dan stress (Santoso, 2009).
wawancara secara mendalam terhadap Batasan umur pada usia
salah satu lansia yang menderita lanjut dari waktu ke waktu berbeda.
rematik bahwa walaupun sudah Menurut World Health Organitation
mengkonsumsi obat nyeri tetapi obat (WHO) lansia meliputi :
tersebut hanya berfungsi sementara a. Usia pertengahan (middle age)
setelah itu nyeri dirasakan kembali. antara usia 45 sampai 59 tahun.
49
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
50
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
51
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
52
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
Analisis Univariat
1. Distribusi Nyeri Lansia dengan
Rematik sebelum diberikan Senam
HASIL DAN PEMBAHASAN Ergonomis (Pre-tets)
Tabel 5.3.
Distrubusi Frekuensi Nyeri Lansia dengan Rematik sebelum diberikan
Senam Ergonomis (Pre-test) di Banjar Pasekan Desa Sembung
Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Nyeri Lansia dengan Rematik setelah diberikan Senam
Ergonomis (Post-Test) di Banjar Pasekan Desa Sembung Kecamatan Mengwi
Kabupaten Badung
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dengan rematik di Sada Jiwa Banjar
diketahui tingkat nyeri lansia dengan Pasekan Desa Sembung Kecamatan
rematik dengan kategori ringan Mengwi Kabupaten Badung Tahun
sebanyak 17 responden (56,7%) dan 2016 menggunakan uji statistik
nyeri sedang sebanyak 13 responden Wilcoxon Signed Rank Test dengan α
(43,3%). sebesar 0,05, perhitungan menggunakan
Analisa Bivariat aplikasi komputer dapat ditunjukkan
Analisis pengaruh senam pada tabel 5.5 sebagai berikut.
ergonomis terhadap tingkat nyeri lansia
53
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
Tabel 5.5.
Pangaruh Senam Ergonomis Terhadap Tingkat Nyeri Lansia dengan Rematik
Di Sada Jiwa Banjar Pasekan Desa Sembung Kecamatan Mengwi
Kabupaten Badung
Berdasarkan hasil pada tabel 5.5 dapat lunak di dalam dan sekitar daerah yang
diketahui terjadi perubahan tingkat terkena (Priyanto, 2009).
nyeri lansia dengan rematik sebelum Berdasarkan dapat diketahui
dan sesudah perlakuan. Dari hasil tingkat nyeri lansia dengan rematik
analisis dapat diketahui bahwa p value pada responden setelah diberikan
= 0,000 (α = 0,05) yang artinya bahwa p senam ergonomis, nyeri rematik
value < 0,05, sehingga hipotesa dalam mengalami penurunan dengan kategori
penelitian ini diterima di mana secara ringan sebanyak 17 responden (56,7%),
statistik ada pengaruh senam ergonomis dan nyeri sedang sebanyak 13
terhadap tingkat nyeri lansia dengan responden (43,3%). Senam ergonomis
rematik di Sada Jiwa Banjar Pasekan merupakan kombinasi dari gerakan
Desa Sembung Mengwi Badung. otot dan pernafasan, pada saat gerakan
berdiri sempurna seluruh saraf menjadi
PEMBAHASAN satu titik pada pengendaliannya di otak
Interprestasi dapat dilihat dari dan saat itu pikiran dikendalikan oleh
30 responden diketahui tingkat nyeri kesadaran akal untuk sehat dan bugar,
lansia dengan rematik dengan kategori dan pada saat badan membungkuk
ringan sebanyak 4 responden (13,3%), dalam gerakan tunduk syukur dapat
dan nyeri sedang sebanyak 26 memasok oksigen ke kepala dan
responden (86,7%). Secara umum menambah aliran darah kebagian atas
nyeri adalah suatu keadaan yang tubuh terutama kepala yang dapat
tidak nyaman yang dirasakan oleh menstimulasi respon relaksasikan tubuh
seseorang, baik ringan maupun berat. kita dari seluruh ketegangan fisik dan
Nyeri didefinisikan sebagai suatu mental (Sagiran, 2012).
keadaan yang mempengaruhi seseorang Senam ergonomis
dan eksitensinya diketahui bila merupakan kombinasi dari gerakan
seseorang pernah mengalaminya otot dan teknik pernapasan. Melalui
(Tamsuri, 2007). Rematik atau pegal latihan relaksasi senam ergonomis
linu juga merupakan penyakit lansia dilatih untuk dapat memunculkan
degeneratif yang menyebabkan respon relaksasi. Sehingga pengeluaran
kerusakan tulang rawan (kartilago) endorphin ini menghambat aktifitas
sendi dan tulang didekatnya, disertai trigger cell, maka gerbang subtsansi
proliferasi dari tulang dan jaringan gelatinosa tertutup dan impuls nyeri
54
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
55
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
56
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
57
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561
Vol. 5, No. 2, Hal. 47 – 58, Juni 2019 E-ISSN 2580-1430
DOI : 10.5281/zenodo.3340175
Nyeri. Edisi I
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Soumnyo, 2011. Pengertian Penyakit
Rematik, available from :
eprints.ung.ac.id/5184/5/201
3-1-14201-
841409078bab225072013090
802.pdf, accesed tanggal 15
Juni 2016 pukul 09.09 am.
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar
Keperawatan Gerontik, edisi
2. Jakarta : EGC.
Sudoyo, dkk, 2007. Tanda dan Gejala
Penyakit Rematik.
repository.usu.ac.id/bitstream
/123456789/21438/4/Chapter
%20II.pdf, accesed tanggal
15 Juni 2016 pukul 9.07
am.
Sugiyono. 2010. Metodelogi Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&B. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&B. Bandung : Alfabeta.
Sutantri, E. 2014. Pengaruh Senam
Ergonomis Terhdap
Perubahan Kualitas Tidur
Pada Lansia Di Padukuhan
Bonosoro Bumirejo Lendah
Kulon Progo. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan, hlm 1-16.
Tamsuri, A. 2007. Konsep Dan
Penatalaksanaan Nyeri.
Jakarta : EGC.
Tamsuri, A. 2013. Fisioterapi Pada
Lansia. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Wratsongko, M., & Sulistyo, T. B.
2008. 205 resep Pencegahan
dan Penyembuhan dengan
Gerakan Shalat. Depok :
Qultum Media.
58