Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANALISIS JURNAL

Musculoskeletal disorders (MSDs)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah prinsip keterampilan dasar keperawatan (pkdk)

Untuk nama anggota kelompoknya 4 :

1. Ali Sofyan I1B021057

2. Annisa Nurjannah I1B021061

3. Rizka Nur Agustin I1B021063

4. Jihan Zahra Kusuma W I1B021071

5. Nur Kholifah I1B021067

6. Rizki Amalia I1B021059

7. Amelia Rizka Amanda I1B021065

8. Yosiana Nur Alifah I1B021069

9. Putri Galuh Permatasari I1B021055

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah gangguan maupun kerusakan pada
bagian sendi, ligamen, otot maupun sistem skeletal lainnya akibat posisi tubuh yang
tidak alamiah atau janggal terutama jika dilakukan pada durasi yang lama.
Musculoskeletal Disorders (MSDs) dianggap sebagai masalah nasional pada beberapa
negara karena kejadiannya sangat tinggi dan selalu meningkat dari tahun ke tahun,
sehingga menyebabkan turunnnya produktivitas kerja dengan prevalensi MSDs
berkisar antara 80% - 93,3%. Penyebabnya banyak dihubungkan dengan lingkungan
kerja yang tidak ergonomis (Adiputra dkk, 2001).
Ergonomi merupakan ilmu untuk menyesuaikan segala bentuk fasilitas yang
digunakan dalam beraktivitas atau dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan
keterbatasan dan kemampuan seseorang. Penerapan ergonomi merupakan suatu
keharusan bagi setiap tempat kerja sehingga rasa tidak nyaman maupun keluhan lain
dapat diminimalisir (Tarwaka dkk, 2004). Jika terjadi ketidaksesuaian antara stasiun
kerja dengan pekerja, maka dapat berakibat pada timbulnya keluhan atau gangguan
pada bagian sistem muskuloskeletal akibat posisi tubuh yang tidak ergonomis.
Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah penting dalam industri
rumah sakit, gangguan tersebut paling banyak diderita oleh perawat karena perawat
memiliki tugas yang sangat bervariasi, antara lain mengangkat, mendorong dan
memposisikan pasien. Seorang perawat yang mengalami gangguan muskuloskeletal
dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya dan akan berdampak pada kualitas
pelayanan pasien.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak perawat mengalami gangguan
muskuloskeletal ini adalah karena kurangnya pengetahuan perawat mengenai posisi
ergonomis saat bekerja. Maka dari itu, sangat penting bagi perawat untuk mengetahui
posisi-posisi yang baik ketika bekerja dalam durasi yang lama sebagai upaya untuk
meminimalisir resiko mengalami gangguan muskuloskeletal.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui penyelesaian
masalah Musculoskeletal disorders (MSDs) terutama pada kasus yang telah diberikan
dengan mengacu pada penelitian atau sumber referensi lain yang relevan dan
mendukung hasil project yang telah dibuat.
BAB II
RESUME JURNAL

A. Resume Kasus
Ners Fita berusia 25 tahun adalah perawat di ruang bedah sentral. Akhir-akhir
ini dia mengeluhkan nyeri pinggang dan punggung. Ini merupakan salah satu indikasi
terkena musculoskeletal disorder. Ternyata penyebab permasalahan tersebut adalah
karena meningkatnya jumlah pembedahan ketika dia bekerja, hal ini mengharuskan
Ners Fita harus dalam posisi yang sama dalam jangka waktu yang lama atau disebut
postur statis. Postur statis ini menyebabkan suplai darah berkurang ke otot sehingga
menyebabkan kelelahan otot. Berdasarkan beberapa jurnal penelitian Prevalensi
MSDs, terutama di lutut (48,7%), leher (45,8%), punggung bawah (42,3%) dan bahu
(40,1%) relatif tinggi. Faktor terkait pekerjaan termasuk waktu yang dihabiskan untuk
operasi setiap minggu (>25 jam/minggu), jumlah jam kerja dalam posisi berdiri per
hari (>4 jam/hari). Maka dari itu semakin bertambahnya jumlah pembedahan yang
dilakukan oleh Ners Fita makan dia akan semakin beresiko terkena MSDs.

B. Resume Jurnal
1) Identitas Jurnal
a. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan Holistic
b. Volume : 1
c. Nomor : 2
d. Halaman : 90–104
e. Tahun Penerbit : Juni 2018
f. Judul Jurnal : Hubungan Pengetahuan Tentang Sikap Ergonomi
Dengan gangguan Muskuloskeletal Pada Perawat di Rumah Sakit
Husada
g. Nama Penulis : Ressa Andriyani Utami dan Tri Setyaningsih
2) Ringkasan Metode Penelitian
Peneliti menggunakan penelitian secara deskriptif korelatif. Analisis dilakukan
dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah
Perawat di Kamar Bedah, Instalasi Gawat Darurat, ICU dan ICCU di Rumah
Sakit Husada. Responden diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin. Cara
pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Adapun
kriteria sampel dalam penelitian ini adalah perawat Kamar Bedah, Instalasi
Gawat Darurat, ICU dan ICCU, bersedia mengisi kuesioner, kriteria eksklusi
adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
berhalangan saat pendataan, tidak bersedia menjadi responden. Hasil uji coba
instrumen didapatkan nilai reliabilitas untuk kuesioner pengetahuan tentang
sikap ergonomi sebesar 0,948. Hasil uji validitas, 20 pernyataan dinyatakan
valid dan berada pada rentang 0,500-0,948.
3) Ringkasan hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
tentang sikap ergonomi dengan gangguan muskuloskeletal pada perawat
Kamar Bedah, Instalasi Gawat Darurat, ICU dan ICCU Rumah Sakit Husada
Jakarta, dengan signifikansi p value = 0,001. Penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi perawat terutama yang memiliki pengetahuan yang kurang
tentang sikap ergonomi, agar meningkatkan pengetahuan tentang sikap
ergonomi dalam bekerja dengan mengikuti pelatihan dan seminar terkait, dan
bagi yang mengalami gangguan muskuloskeletal karena kesalahan kerja, agar
lebih berhati - hati dalam bekerja dan menerapkan prinsip ergonomi sehingga
tidak mengalami kejadian berulang, yang bisa merugikan serta menurunkan
produktivitas kerja. Pihak rumah sakit khususnya bidang keperawatan dalam
penyusunan kebijakan dan pembuatan Standar Operasional dalam penerapan
sikap ergonomi saat bekerja, serta mengadakan pelatihan dan seminar tentang
sikap ergonomi serta kenyamanan dalam bekerja sehingga para perawat
terhindar dari berbagai gangguan muskuloskeletal.
BAB III
PEMBAHASAN

Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah masalah ergonomi yang sering


dijumpai di tempat kerja, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan
ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya. Masalah tersebut lazim dialami
para pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus menerus.
Analisis statistik pada penelitian membuktikan bahwa ada hubungan yang jelas antara
pengetahuan dengan gangguan muskuloskeletal seperti nyeri punggung, bahu, leher,
kaki, dan pinggang. Sejauh ini, ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk menilai
pengetahuan ergonomi pada perawat dan hasilnya menunjukkan bahwa kelompok
studi yang memahami prinsip ergonomi di tempat kerja, memiliki sedikit cedera dan
masalah yang terkait dengan pekerjaannya.

Berdasarkan jurnal hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan


antara pengetahuan tentang sikap ergonomi dengan gangguan muskuloskeletal pada
perawat Kamar Bedah, Instalasi Gawat Darurat, ICU dan ICCU Rumah Sakit Husada
Jakarta, dengan signifikansi p value = 0,001. Penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi perawat terutama yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang sikap
ergonomi, agar meningkatkan pengetahuan tentang sikap ergonomi dalam bekerja
dengan mengikuti pelatihan dan seminar terkait, dan bagi yang mengalami gangguan
muskuloskeletal karena kesalahan kerja, agar lebih berhati - hati dalam bekerja dan
menerapkan prinsip ergonomi sehingga tidak mengalami kejadian berulang, yang bisa
merugikan serta menurunkan produktivitas kerja. Pihak rumah sakit khususnya bidang
keperawatan dalam penyusunan kebijakan dan pembuatan Standar Operasional dalam
penerapan sikap ergonomi saat bekerja, serta mengadakan pelatihan dan seminar
tentang sikap ergonomi serta kenyamanan dalam bekerja sehingga para perawat
terhindar dari berbagai gangguan muskuloskeletal.

Dengan mengadakan pelatihan akan membuat perawat memahami prinsip


ergonomi pada pekerjaan yang mereka lakukan dan hal itu dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi serta mengurangi cedera fisik(Zakerian et al., 2013). Maka
dari itu, intervensi khusus harus diberikan untuk menambah pengetahuan perawat
mengenai konsep dan prinsip ergonomi guna mencegah masalah kesehatan dan
menghilangkan faktor risiko saat ini.
Pada jurnal lain yang berjudul “Pengaruh Workplace Stretching Exercise
(WSE) dan Heat Therapy (Hot Pack)Terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada
Perawat Tahun 2019” juga menjelaskan bagaimana cara yang paling efektif untuk
mengatasinya yaitu dengan pemberian terapi kombinasi workplace stretching exercise
(WSE) dan heat therapy (hot pack). Workplace Stretching Exercise merupakan suatu
kegiatan yang dianggap sebagai salah satu langkah yang digunakan untuk mengatasi
keluhan muskuloskeletal, dan ditujukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan yang berulang dan membosankan serta mengurangi penyebab
kecelakaan di tempat kerja dan masalah produktivitas yang rendah (Machado, 2012).
Peregangan juga memberikan beberapa manfaat bagi orang-orang di tempat kerja
seperti dapat membantu meningkatkan semangat kerja, dapat memperbaiki sirkulasi
darah, meningkatkan fungsi fisik, meningkatkan fleksibilitas tubuh, sehingga
mengurangi kemungkinan cedera dan keluhan muskuloskeletal (OSHC, 2015).

Manfaat kombinasi Workplace Stretching Exercise dan Heat therapy dalam


berbagai intervensi yang dilakukan. Heat therapy merupakan terapi dengan
menggunakan suhu panas dan dapat dipergunakan dengan kombinasi dengan terapi
modalitas lainnya seperti Workplace Stretching Exercise (Arovah, 2010). Heat
therapy bekerja hampir sama dengan cara kerja stretching yaitu dengan meningkatkan
sirkulasi dan aliran darah ke area tertentu karena peningkatan suhu. Meningkatkan
suhu area yang menderita bahkan dapat menenangkan ketidaknyamanan dan
meningkatkan fleksibilitas otot. Terapi panas dapat merilekskan, menenangkan otot
dan menyembuhkan jaringan yang rusak (Judith, 2017).

Besarnya penurunan keluhan muskuloskeletal pada perawat pada kelompok


pertama yang diberi intervensi Workplace Stretching-Exercise (WSE) dan Heat
therapy (hot pack) disebabkan karena latihan Workplace Stretching-Exercise (WSE)
dapat merelaksasi otot dan sendi serta memperlancar aliran darah di sekitarnya
sehingga membuat nyeri pada muskuloskeletal berkurang dan terapi ini sangat cocok
di kombinasi dengan Heat therapy (hot pack) yang mana Heat therapy juga bekerja
meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke area tertentu sehingga dapat menenangkan
ketidaknyamanan dan meningkatkan fleksibilitas otot.

Pelaksanaan kombinasi Workplace Stretching Exercise dan Heat therapy dapat


memberikan hasil yang efektif untuk berbagai intervensi keperawatan dibandingkan
dengan penggunaan Heat therapy saja. Peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya
dapat menggali secara mendalam pengaruh Workplace Stretching Exercise dan Heat
therapy terhadap keluhan muskuloskeletal dengan memperbanyak jumlah sampel
serta melakukan penelitian lebih mendalam terkait keluhan muskuloskeletal yang
terjadi pada perawat.

Menurut jurnal lain yang berjudul “Karakterisasi Keluhan Muskuloskeletal


Akibat Postur Kerja Buruk Pada Pekerja Industri Kecil Makanan” Interpretasi dari
prevalensi ini adalah menunjukkan adanya upaya pekerja untuk mengatasi atau
memulihkan keluhan muskuloskeletal yang dialami akibat pekerjaannya. Berdasarkan
wawancara, beberapa upaya yang dilakukan antara lain: (1) melakukan terapi ke ahli
pijat/urut; (2) konsumsi obat penghilang nyeri otot yang dijual bebas dan (3) swa
terapi menggunakan balsem gosok atau minyak urut saat mengalami keluhan
muskuloskeletal.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Musculoskeletal Disorders adalah masalah ergonomi yang sering dijumpai di
tempat kerja, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia
dalam melakukan pekerjaannya. Masalah tersebut lazim dialami para pekerja yang
melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus menerus. Berdasarkan jurnal
hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang
sikap ergonomi dengan gangguan muskuloskeletal pada perawat Kamar Bedah,
Instalasi Gawat Darurat, ICU dan ICCU Rumah Sakit Husada Jakarta, dengan
signifikansi p value = 0,001. Dengan mengadakan pelatihan akan membuat perawat
memahami prinsip ergonomi pada pekerjaan yang mereka lakukan dan hal itu dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta mengurangi cedera fisik. Heat therapy
bekerja hampir sama dengan cara kerja stretching yaitu dengan meningkatkan
sirkulasi dan aliran darah ke area tertentu karena peningkatan suhu. Meningkatkan
suhu area yang menderita bahkan dapat menenangkan ketidaknyamanan dan
meningkatkan fleksibilitas otot. Terapi panas dapat merilekskan, menenangkan otot
dan menyembuhkan jaringan yang rusak .

B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, saran yang bisa kami berikan mengenai
musculoskeletal disorders yaitu memberikan intervensi khusus untuk menambah
pengetahuan perawat, memberikan beberapa terapi agar lebih rileks dan nyaman, lalu
memberikan obat pereda nyeri serta obat gosok seperti balsem atau minyak urut.
DAFTAR PUSTAKA

Balaputra, I., & Sutomo, A. H. (2017). Pengetahuan Ergonomi dan Postur Kerja Perawat
pada Perawatan Luka dengan Gangguan Muskuloskeletal di Dr. H. Koesnadi
Bondowoso. Berita Kedokteran Masyarakat, 33(9), 445–448.

Dewi, N. F. (2019). Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Perawat Instalasi


Gawat Darurat (IGD). Jurnal Vokasi Indonesia, 7(2), 39–48.
https://doi.org/10.7454/jvi.v7i2.152

Utami, R. A., Setyaningsih, T., & Hernawayanti, H. (2018). Hubungan Pengetahuan


Tentang Sikap Ergonomi Dengan Gangguan Muskuloskeletal Pada Perawat. Jurnal
Kesehatan Holistic, 1(2), 90–104. https://doi.org/10.33377/jkh.v1i2.40

Syafrianto, E., K.H, P., & Zulfa, Z. (2019). Pengaruh Workplace Stretching Exercise
(WSE) dan Heat Therapy (Hot Pack) terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada
Perawat Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(3), 678.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i3.749

Dewi, L. T. (2017). Karakterisasi Keluhan Muskuloskeletal Akibat Postur Kerja Buruk


Pada Pekerja Industri Kecil Makanan. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 15(2), 145.
https://doi.org/10.23917/jiti.v15i2.2498

Anda mungkin juga menyukai