Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL

Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis terhadap Skor Nyeri


Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Pembuat Kaleng Aluminium

Disusun Oleh

1. Harisman Otan Oye

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


LAPORAN ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

A. JURNAL ASLI
Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal
Disorders (MSDs) pada Pekerja Pembuat Kaleng Alumunium
B. ANALISIS
a. Judul

1. Judul Jurnal : Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis


terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal
Disorders (MSDs) pada Pekerja Pembuat
Kaleng Alumunium

2. Penulis : Fatsiwi N.A, Moh.Hakimi, Titih Huriah


b.
Latar Belakang
1. Latar Belakang
Muskuloskeletal disorders (MSDs) atau gangguan
musculoskeletal adalah serangkaian sakit pada otot, tendon dan
saraf. Aktivitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat
menyebabkan kelelahan pada otot, merusak jaringan hingga
kesakitan dan ketidaknyamanan. Ini bisa terjadi walaupun tingkat
gaya yang dikeluarkan ringan dan postur kerja memuaskan.
Kejadian gangguan musculoskeletal seperti low back pain, cervic
spindolis, carpal tunnel syndrome, dan tennis elbow, sangat sering
dirasakan oleh manusia.
Musculoskeletal disorders atau MSDs digunakan untuk
menggambarkan berbagai bentuk cidera, nyeri atau kelainan pada
sistem otot rangka yang terdiri dari jaringan saraf, otot, tulang,
ligmen, tendon dan sendi. MSDs merupakan masalah yang
signifikan pada pekerja. MSDs pada awalnya menyebabkan sakit,
nueri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar,
gangguan tidur dan rasa terbakar.
Strategi utama untuk mengatasi keluhan MSDs adalah
dengan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dengan
exercise, postur tubuh yang baik, dan diet. Exercise atau latihan
fisik yang dilakukan dapat berupa senam ergonomis. Peregangan
adalah suatu bentuk latiah fisik pada sekelompok otot atau tendon
untuk melenturkan otot, meningkatkan elastis, dan memperoleh
kenyamanan pada otot. Peregangan juga digunakan sebagai terapi
untuk mengurangi atau meringankan kram dari hasil berupa
peningkatan fleksibelitas, peningkatan kontrol otot, dan rentang
gerak sendi.
2. Latar belakang jurnal
Perkembangan industri di dunia sudah maju dan segala sesuatunya
sudah serba otomatis, tetapi penggunaan tenaga manusia secara
manual masih belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia
industri di Indonesia masih banyak yang menggunakan tenaga
manusia dalam hal penanganan material (Rahmaniyah 2007).
Penggunaan tenaga manusia seringkali akan menimbulkan
keluhan, khususnya pada bagian– bagian otot skeletal mulai dari
keluhan yang ringan sampai sangat sakit. Keluhan ini diistilahkan
dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau cidera pada
sistem musculoskeletal (Tarwaka 2011). Musculoskeletal
Disorders adalah suatu gangguan muskuloskeletal yang ditandai
dengan terjadinya sebuah luka pada otot, tendon, ligament, saraf,
sendi, kartilago, tulang atau pembuluh darah pada tangan, kaki,
leher, atau punggung (OSHA 2010). Strategi utama untuk
mengatasi keluhan MSDs adalah dengan tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan dengan exercise, postur tubuh yang baik,
dan diet (Wulandari, 2012). Exercise atau latihan fi sik yang
dilakukan dapat berupa latihan peregangan, seperti gerakan pada
senam ergonomis. Peregangan (stretching) adalah suatu bentuk
latihan fi sik pada sekelompok otot atau tendon untuk melenturkan
otot, meningkatkan elastisitas, dan memperoleh kenyamanan pada
otot (Weerapong et al., 2004). Peregangan juga digunakan sebagai
terapi untuk mengurangi atau meringankan kram dengan hasil
berupa peningkatan fl eksibilitas, peningkatan kontrol otot, dan
rentang gerak sendi (Weerapong et al., 2004). Pemberian latihan
peregangan senam ergonomis pada penelitian ini bertujuan untuk
mengurangi nyeri muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja.
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada 10
orang pekerja, diketahui 90% pekerja mengeluh adanya rasa nyeri
dan pegal pada bagian bahu, 80% pekerja pada bagian tangan,
60% pekerja pada bagian punggung, 30% pekerja pada bagian
leher, dan 20% pekerja pada bagian pinggang setelah bekerja
selama rerata 8-9 jam/hari. Keluhan yang dirasakan ini
menimbulkan ketidaknyamanan bagi pekerja, sehingga hal inilah
yang mendorong peneliti untuk mengaplikasikan intervensi latihan
peregangan senam ergonomis menggunakan teori Comfort
Kolcaba (1994) dengan harapan nyeri MSDs pada pekerja
menurun sehingga pekerja dapat memperoleh rasa nyaman untuk
dapat bekerja secara optimal.
3. Tujuan
Tujuan dari penelitian pada jurnal ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis terhadap
Skor Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja
Pembuat Kaleng Alumunium.
4. Metode
Penelitian ini menggunakan eksperiman dengan desain
quasy experiment (eksperimen semu) dengan rancangan pre and
posttest control group design.. Penelitian ini membagi kelompok
menjadi dua yaitu, kelompok intervensi (dilakukan gerak senam
ergonomis) dan kelompok kontrol (tidak diberikan). Semua data
dianalisis menggunakan uji analisis non parametric (Wilcoxon dan
Man Whithney test).
5. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 pasien. Dengan
membagi dua kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak
15pasien dan kelompok kontrol sebanyak 15 pasien. Dengan
kriteria sebagai berikut
Kriteria inklusi :
1) Usia responden 34-38 tahun
2) Lama Bekerja 6-7 jam dan 8-9 jam
3) Tingkat Pendidikan Tinggi dan Rendah
4) Masa kerja <10 tahun dan ≥10 tahun
6. Prosedur Penelitian
Untuk kelompok perlakuan yang dilberikan latihan
Peregangan Senam Ergonomis secara rutin 2x seminggu selama 1
bulan.
C. PEMBAHASAN
Pembahasan jurnal ini berdasarkan Problem, Interventions,
Comparation, dan Outcome (PICO) yaitu :
a. Problem (P)
Dalam jurnal ini dari hail studi pendahuluan yang telah
dilakukan peneliti pada 10 orang pekerja, diketahui 90% pekerja
mengeluh adanya rasa nyeri dan pegal pada bagian bahu, 80%
pekerja pada bagian tangan, 60% pekerja pada bagian punggung,
30% pekerja pada bagian leher dan 20% pekerja pada bagian
pinggang setelah bekerja selama selama rerata 8-9 jam/hari. Factor
penyebab terjadinya keluham Musculoskeletal adalah aktivitas
berulang, sikap kerja tidal alamiah, penyebab sekunder dan
penyebab kombinasi. Apabila otot menerima beban statis secara
berulang dan dalam jangka waktu cukup lama maka akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan
tendon. Karena itu, mencegah musculoskeletal disorders
merupakan langkah penting dalam menghindari konsekuensi
berbahaya.
.
b. Interventions (I)
Pada penelitian ini responden diberikan latihan gerakan senam
ergonomis secara rutin 2x seminggu selama 1 bulan.
c. Comparison (C)
Pada penelitian yang sudah dilakukan didapatkan hasil bahwa
terdapat penurunan rata-rata skor nyeri MSDs pada kelompok
intervensi setalah dilakukan latihan peregangan senam ergonomis.
Hal ini didukung oleh pernyataan Aryanto, (2003) bahwa latihan
peregangan yang dilakukan 5-10 menit sebelum dan setelah
bekerja dapat mengurangi nyeri otot. Senam ergonomis yang
dilakukan sebelum dan sesudah bekerja dapat mengaktifkan fungsi
organ dan fungsi serabut saraf segmen di seluruh tubuh dengan
cara membangkitkan bio listrik dalam tubuh dan sekaligus
meningkatkan sirkulasii darah dan oksigen sehingga terjadi
penambahan energy yang dibutuhkan untuk memulai aktifitas
kerja.
Pada hasil peneitian lain oleh De Vera Barredo and Mahon,
(2007) dimana penelitian ini melakukan 3 strategi pencarian,
strategi pencarian pertama dilakukan menggunakan Pubmed.
Strategi pencarian kedua menggunakan portal Ovid. Strategi
pencarian ketiga meninjau referensi artikel yang relevan yang
diperoleh melalui strategi pencarian pertama dan kedua. Dari Lima
belas artikel terdapat satu pada latihan, tujuh pada istirahat, lima
memeriksa keduanya. Bukti mendukung penggunaan olahraga dan
istirahat dalam mengurangi ketidaknyamanan muskuloskeletal
menunjukkan tidak ada manfaat tambahan dari olahraga selama
istirahat saja.

d. Outcome (O)
Pada penelitian ini berhenti setelah 4 minggu penelitian dan
tidak dilakukan peniaian lanjutan, namun dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri MSDs
kelompok intervensi setelah melakukan senam ergonomis selama
empat minggu dan ada pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan nyeri MSDs pada kelompok kontrol yang tidak
melakukan senam ergonomis.
Hasil penelitian ini apabila diterapkan dalam jangka
panjang akan menurunkan skor nyeri musculoskeletal sehingga
akan mencapai kondisi kenyamanan.
D. Kesimpulan
Penelitian menunjukkan adanya penurunan nyeri MSDs kelompok
intervensi setelah melakukan senam ergonomis sehingga akan mencapai
kondisi kenyamanan , namun pada penelitian lain menunjukan bahwa nyeri
atau ketidaknyamanan pada muskuloskeletel dirasakan lebih rendah pada
responden yang hanya melakukan istirahat saja.
Oleh karena itu selain melakukan istirahat sebaiknya melakukan
peregangan senam ergonomis minimal 2x dalam 1 minggu agar mendapatkan
hasil yang maksimal.

E. Kelemahan dan Kelebihan


a. Kelemahan
1) Penelitian tidak menuliskan cara latihan peregangan senam
ergonomis
b. Kelebihan
1) Hasil penelitian bahwa dengan latihan peregangan senam ergonomis
dapat menurunkan skor nyeri musculoskeletal disorders
2) Menjadi program alternatif untuk menurunkan skor nyeri
musculoskeletal
F. Implikasi keperawatan
Pada hasil penelitian ini dapat diterapkan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan dan tempat kerja kepada masyarkat atau karyawan selain
dengan istirahat saja, masyarakat juga dapat melukan peregangan senam
ergonomis sebelum atau setelah bekerja secara rutin, minimal 2x seminggu
untuk menurunkan nyeri muskuloskeletal disoreders yang dirasakan sehingga
dapat memperoleh rasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Nunik, F., Hakimi, M. and Huriah, T. (2015) Pengaruh Peregangan Senam
Ergonomis terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada
Pekerja Pembuat Kaleng Alumunium, Indonesian Journal of Nursing
Practices, 2(1), pp. 19–26. Available at:
http://journal.umy.ac.id/index.php/ijnp.
Aryanto. J. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Musculoskeletal Disorders Pada Aktivitas Manual Handling Oleh
Karyawan Mail Proscessing Center Makassar diakes 18 November 2014
dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4458/JANUAR
%20ARIYYANTO_K11108922.pdf?sequence=1
Barredo & Kelly. (2007). The Effect of Exercise and Rest Break on
Musculoskeletal Discomfort during the Computer Tasks an Eevidence-
Based Perspictive. Journal of Physical Therapy Science, 2007; 19(2): 151-
163 diakes 10 Desember 2013 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0025182

Anda mungkin juga menyukai