Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171

Volume 3, Nomor 4, Oktober 2023

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES TERHADAP


PENINGKATAN FLEKSIBILITAS LUMBAL PADA
NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIC
PEGAWAI KANTOR BPS PROVINSI
SUMATERA UTARA
Rini Afwani1, Mustafa Al Haris2, Bibit Triwahyudi3*
1Fisioterapi STIKes Siti Hajar Medan Kota Medan, Indonesia
Email: riniafwani1@gmail.com

Abstrak-Latar Belakang: Nyeri punggung yang disebabkan oleh posisi kerja yang kurang baik, posisi
ketika menyelesaikan kegiatan yang tidak benar bisa memicu persoalan, salah satunya stress/ strain pada otot,
tendon, ligament yang selalu dilakukan terus-terusan. Duduk dengan waktu yang relatif lama bisa memberi
beban yang berlebih pada vertebra lumbalis. Posisi yang kurang benar saat duduk lama memberikan efek
meningkatnya rengangan ligamentum dan timbulnya tegang pada otot tulang belakang. Hal seperti ini bisa
menimbulkan sakit di punggung area bawah dan bisa memberi dampak pada fleksibilitas lumbal. Core
stability exercises menyasarkan pada otot-otot perut yang menyambungkan panggul, tulang belakang, dan
bahu yang menunjung dalam pemeliharaan bentuk tubuh yang baik dan memberi dasar untuk berbagai gerak
lengan dan kaki.Tujuan: Studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh Core Stability Exercise dalam
meningkatkan Fleksibilitas Lumbal Nyeri Punggung Bawah Myogenik. Metode: Studi ini Quasi Eksperimen
dengan rancangan one group pre and post test design. Jumlah sampel yang dipakai sebanyak 21 responden
yang dilakukan secara rumus slovin. Pengukuran nilai fleksibilitas menggunakan Modified-Modified Schober
Test (MMST) sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Core Stability Exercise. Pengolahan data dan analisis
data menggunakan SPSS ver. 26 Hasil: Hasil dari penlitian ini menunjukkan bahwa hasil uji statistik
menggunakan Sampel Paired Ttest dan diperoleh hasil adanya peningkatan nilaiyang signifikan pre dan post
test sesudah dilakukan 12 kali intervensi Core Stability Exercise dengan nilai p = 0,000.Kesimpulan: Terlihat
bahwa Core Stability exercise dapat meningkatkan fleksibilitas lumbal nyeri punggung bawah myogenik.
Intrvensi ini efektif dalam meningkatkan fleksibilitas lumbal nyeri punggung bawah myogenik. Oleh karena
itu peneliti merekomendasikan dapat menggunakan intervensi ini untuk meningkatkan fleksibilitas lumbal
nyeri Punggung bawah myogenik.
Kata Kunci: Fleksibilitas Lumbal, Nyeri Punggung Bawah Myogenik, CoreStability Exercises

Abstract-Background: Back pain caused by poor working positions, positions when completing activities that
are not correct can trigger problems, one of which is stress/strain in the muscles,tendons and ligaments which if
done continuously causes complaints of back pain. Sitting for longperiods of time can put excessive stress on the
lumbar spine. Sitting too long in the wrong position will result in increased ligament strain and also tension in
the spinal muscles. This can cause pain in the lower back and affect lumbar flexibility. Core stability exercises
are targeted at the abdominal muscles that connect the pelvis,spineand shoulders which help in maintaining good
posture and provide the basic for all arm and leg movements. Purpose : This study was to see the effect of core
stabilityexercises in increasing lumbar flexibility myogenic low back pain. Method : This research is Quasi
experiment with one group pre and post test design, the number of sampels used was 21 respondents using the
slovin formula,measurement of the valueof flexibility using the Modified-Modified Schober Test (MMST) before
and after the core stability exercises intervention,data processing and data analysis using SPSSver.26. Result :
The results of this study showed that the statistical test results usedthe sample paired T test and the results showed
a significant increase in pre-andpost test scores after 12 core stability exercises interventions with a value of
p=0.000.Conclusion : It appears that core stability exercises can increase lumbal flexibility in myogenic low
back pain.
Keywords: Lumbar Flexibility, Myogenic Low Back Pain, Core Stability Exercises

1. PENDAHULUAN
Aspek ergonomi yang sangat penting adalah posisi saat melakukan pekerjaan dan waktu dalam
melakukan pekerjaan itu. Dalam kasus pekerja kantor yang duduk dalam jangka waktu relatif panjang, hal ini

6
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 4, Oktober 2023

dapat memberikan beban yang lebih pada vertebra lumbalis. Posisi duduk yang lama dan salah akan memberikan
akibat dalam meningkatkan rengangan ligamentum dan tegangnya otot-otot tulang belakang. Hal tersebut dapat
menyebabkan rasa sakit pada punggung bawah dan memiliki dampak pada fleksibilitas lumbal (Dewi, 201).
Duduk yang lama dengan posisi yang kurang benar dapat menimbulkan akibat terjadinya peningkatan
rengangan pada ligamentum dan tegang otot tulang belakang. Otot-otot dan tendon yang kaku ini sering
menimbulkan rasa sakit di area bawah punggung, serta memiliki dampak pada fleksibiolitas lumbal (Pramita et
al., 2014).
Pemeriksaan awal oleh pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Utara, posisi duduk terjadi
selama 4 hingga 6 jam dan tidak mempertimbangkan durasi yang akan menyebabkan sakitnya punggung bagian
bawah serta memiliki efek turunnya fleksibilitas lumbal. Duduk dalam waktu yang panjang dalam posisi yang
tidak berubah bisa mengakibatkan otot berkontraksi secara terus-menerus dan pembuluh darah bisa menyempit
atau terjepit. Menyempitnya pembuluh darah tersebut membuat sirkulasi darah terhalang dan iskemia, serta
kurangnya oksigen dan nutrisi dalam jaringan. Sementara itu, otot yang berkontraksi dengan waktu lama akan
membuat asam laktat menumpuk. Dua hal diatas mengakibatkan nyeri.
Nyeri bagian punggung bawah miogenik ialah kelihan yang sering dijumpai dari berbagai sakit nyeri
punggung bawah. Hal tersebut disebabkan nyeri punggung bawah miogenik bisa timbul karena pinggang
membuat gerakan yang tiba-tiba dan melebihi batas kekuatan otot yang kerja di sekitar area punggung bawah.
Contohnya ketika olahraga, mengangkat suatu benda dengan salah posisi, hingga saat gembira membuat
Gerakan yang menyebabkan nyeri punggung bawah miogenik (Sidarto et al., 2022) Prevalensi nyeri punggung
bawah pada pegawai menurut WHO (World Health Organization) sebanyak 90% kasus sakit punggung bawah
ditimbulkan karena posisi badan yang salah saat melakukan pekerjaan.
Sementara itu, prevalensi Nyeri Punggung Bawah di Indonesia adalah sebesar 18%, dimana mengalami
peningkatan seiring bertambahnya usia dan yang sering terjadi saat usia dekade tengah dan awal dekade empat.
NPB dapat disebabkan oleh 85% ialah tidak spesifik, karena terdapat kelainan pada jaringan lunak, yang berupa
cedera otot dan ligament, otot yang letih, dan yang paling spesifik adalah fraktur vertebra, infeksi dan tumor
(Kemenkes RI, 2018).
Dalam meningkatkan kemampuan fungsional orang dalam sehari-hari hingga bisa timbul produktif
kerja yang baik dalam kegiatan sehari-harinya. Turunnya fleksibilitas lumbal bisa menimbulkan dampak pada
turunnya produktif kerja dan kualitas hidup (Noli et al., 2021). Core stability exercise bisa menghasilkan otot
lumbalis, ligamen, dan susunan myofascial menjadi regang sehingga menyebabkan peningkatan fleksibilitas
(Aly & Abonour, 2018).

2. KERANGKA TEORI
2.1 Anatomi
Vertebra lumbal ialah pilar atau tiang yang fungsinya untuk menyangga bagian tubuh. Terdapat 33 ruas
tulang belakang yang tertata secara parsial. 33 ruas tersebut terdiri dari 7 ruas tulang cervical (tulang belakang
leher), 12 ruas tulang thorakal (tulang punggung tengah), 5 ruas tulang lumbal (tulang belakang bawah), 5 ruas
tulang sacral yang menjadi satu, dan 4 ruas tulang ekor (Tanderi et al., 2017).

Gambar 1.1 Columna Vertebralis ( Paulsen,2013 ).

Saat sudah mencapai umur 30 tahun keatas, diskus intervertebralis merasakan degenerasi yang dapat
timbul sobekan dan jaringan parut, cairan akan berkurang, secara permanen ruang dikus akan hilang stabilitas.
Hal tersebut dikarenakan mengurangnya cairan nukleus yang membuat turunnya kemampuan dalam

7
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 4, Oktober 2023

menghentikan tekanan jika ada gerakan yang kompresif (Tanderi et al., 2017). Dalam tulang belakang memiliki
tekanan yang paling besar dimana berada pada area lumbal atau punggung bawah. Wilayah tersebut merupakan
area yang sering kali terjadi low back pain. Vertebra lumbal ialan ruas tulang belakang yang paling besar dan
memiliki prossesus transversus yang ukurannya kecil panjang. Vertebra lumbalis menciptakan sendi dengan
tulang sacrum pada sendi lumbosacral (Tanderi et al., 2017).
2.2. Nyeri Punggung Bawah Myogenic
Sakit punggung bawah myogenik adalah sakit yang berkaitan dengan stress atau otot-otot punggung,
tendon dan ligamen yang bisa terjadi apabila terdapat melakukan aktivitas setiap hari yang melampaui batas,
misalnya duduk dan berdiri dengan waktu panjang, mengangkat barang yang berat menggunakan cara yang
kurang benar (Susanti, 2015).
2.3. Fleksibilitas Lumbal
A. Definisi
Fleksibilitas merupakan bagian fisik yang paling penting untuk tubuh manusia dikarenakan
berhubungan dengan lingkup gerak. Di dalam KBBI fleksibilitas dikenal dengan kelentukan. Fleksibilitas bisa
dikatakan sama dengan suppleness dan joint mobility, yang mempunyai makna peluang jarak gerakan dari suatu
sendi atau kumpulan sendi-sendi (Suharti, 2016).
Kemampuan membungkuk dan mengangkat barang diciptakan melalui gerak fleksibilitas dari lumbal.
Oleh karenanya, peran fleksibilitas sangat penting berhubungan dengan pembuat batako yang sering bekerja
dengan membungkuk. Fleksibilitas dinyatakan bahwa gerakan dari tendon yang tidak ketat tanpa ada rasa sakit
(Trisnowiyanto, 2017).
B. Faktor Resiko
a) Umur
Ketika umur seseorang makin tambah, maka fleksibilitas akan makin berkurang. Hal tersebut terjadi
dikarenakan kelenturan otot, tendon, dan jaringan ikat akan melakukan proses memendek. Oleh karena itu,
pada seseorang yang lanjut usia biasanya rawan mengalami cedera karena Gerakan fisik yang cukup tidak
ringan dan menggunakan banyak gerak sendi.
b) Jenis Kelamin
Hal lain yang memengaruhi fleksibilitas wanita atau pria. Pada wanita, biasanya lebih lentuk daripada pria,
apalagi saat usia masih tergolong muda. Wanita fleksibilitasnya juga lebih saat mengalami hamil.
Meningkatnya konsentrasi hormon relaksin adalah hal utama dalam meningkatnya fleksibilitas ini. Hal ini
dikarenakan pada Wanita memiliki hormon elastin yang besarnya lebih di myofascianya daripada milik
pria.
c) Seseorang yang mempunyai kelenturan otot dan jaringan ikat yang cukup baik karena olahraga, makan
fleksibilitasnya akan menjadi baik. Sementara itu, seseorang yang lemak dalam tubuhnya melebihi batas,
maka akan mempunyai gerak yang terbatas dan fleksibilitasnya rendah.
2.4. Pengukuran Fleksibilitas
Fleksibilitas lumbal berkaitan erat dengan keluhan low back pain. Tingkat fleksibilitas lumbal bisa
dilakukan pengukuran dengan MST (Modified Schober Test). MST tersebut mempunyai nilai 0,97 untuk reabilitas
interclass dan nilai 0,92 untuk reabilitas interclass dimana kedua nilai tersebut dapat dikatakan kategori baik sekali
(Tousignant et al., 2005). Cara melakukan proses mengukur dengan menggunakan MST dikarenakan mudahnya
dalam pengaplikasiannya. Selain itu juga dapat menghasilkan ukuran yang akurat dan bisa digunakan di mana
saja dan biaya bahannya yang terjangkau.

Gambar 1.2 Modified Schober Test (Mayangsari, 2015)


Mengukur fleksibilitas lumbal dalam studi ini ialah menggunakan Modified Schober Test (MST).
Schober Test ialah mengukur yang paling mudah dan tidak ribet dengan cara non invasif.

8
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 4, Oktober 2023

1. Sikap berdiri tegak dalam area punggung bagian bawah yang mengaitkan kedua dimples of venus (tingginya
seperti tuberkel vertebra sakral 2) dibuat acuan garis. Lalu, membuat 2 tanda dalam garis tengah punggung
(panjangnya seperti vertebra lumbal dan sakral). Tanda yang pertama memiliki jarak 5 cm bawah
garis acuan, tanda kedua memiliki jarak 10 cm atas garis acuan sehingga jaraknya menjadi 15 cm.
2. Lalu, pasien diharuskan membungkukkan badan dengan maksimal dan mengukur kembali jarak tersebut.
3. Fleksibilitas lumbal dapat terlihat baik apabila jarak 2 tandanya dalam posisi yang tegak dan saat sikap
membungkuk paling rendah 5 cm atau lebih dari 20 cm.
2.5. Core Stability Exercises
A. Definisi
Core stability ialah bagian yang penting dalam efisiensi gerak fungsi atletik. Bagian ini sering
dihasilkan oleh kinetic chain, koordinasi, dan rangkaian aktivasi dari bagian badan yang terdapat dalam bagian
distal dengan sikap yang optimal, pada sikap ini bisa menghasilkan gerak atletik. Dalam hal menciptakan
kekuatan local, keseimbangan, dan penurunan resiko cedera, otot core ini sangat penting perannya. Atau bisa
dikatakan bahwa otot core ini merupakan sentral dari control untuk kekuatan, keseimbangan, dan gerak yang
maksimal oleh kinetic chains, baik dari ekstremitas atau juga dari bawah (Prasetyo & Sahri, 2021).
B. Teknik Latihan
Menurut Smooth (2005) dikatakan bahwa core stability exercise terdapat beberapa tingkatan dengan
diawali tingkatan 1 untuk dapat dipastikan bahwa correct posture yang sesuai dari deep abdominal muscle lalu
masuk ke tingkatan selanjutnya. Setiap latihan diawali dengan sikap tulang belakang yang netral dantarikan area
perut bawah. Gerak pada core stability exercise adalah sebagai berikut:
1. Lower Stomach To Spine
Cara : sikap tidur terlentang dengan lutut menekuk 60o lalu perut ditekan kebawah selama 5 detik dan
diulang hingga 10-15 kali.

Gambar 1.3 Lower Stomach To Spine (Smooth,2005)

2. Leg Movement
Cara : sikap tidur terlentang dengan menekuk lutut 60o lalu perut ditekan ke bawah. Kemudian, salah satu
kaki diangkat ke atas dengan sikap lutut ditekuk 90o. mengambil nafas saat kaki diturunkan. Mengulang
pada sisi kaki yang lain hingga 10-15 kali.

Gambar 1.4 Leg Movement (Smooth,2005)

3. Bridging
Cara: sikap tidur terlentang dengan menekuk lutut 60o. Kemudian, perut diangkat ke atas menjadi satu garis
lurus antara lutut, perut, dan bahu. Menahan selama 5-10 detik dan mengulang hingga 10-15 kali.

Gambar 1.5 Bridging (Smooth,2005)

4. Point kneeling

9
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 4, Oktober 2023

Cara : sikap menghadap ke bawah dengan telapak tangan, lutut dan kaki menempel ke lantai. Lalu, panggul
dan perut ditarik ke bawah atau ke dalam. Melakukan ulang hingga 10-15 kali.

Gambar 1.6 Point kneeling (Smooth,2005)

5. Horizontal hold
Cara : sikap berbaring tengkurap dengan elbow fleksi 90 o agar bahu ditahan. Lalu, perut diangkat hingga
beban badan terarah ke lutut dan siku. Menahan selama 5-10 detik dan mengulang sampai 10-15 kali.

Gambar 1.7 Horizontal Hold (Smooth,2005)

3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam studi ini ialah jenis penelitian quasi-experimental, yaitu penelitian yang dipilih dalam
menghasilkan pengaruh percobaan tertentu terhadap percobaan yang lain dalam keadaan yang terarah.
Menggunakan rancangan pre test-post test one group only design yang memiliki tujuan agar pengaruh core
stability exercise terhadap fleksibilitas lumbal pada karyawan kantor badan pusat statistik provinsi Sumatera Utara
dapat diketahui. Pada studi ini mengunakan satu kelompok perlakuan, sebelum melakukan intervensi harus
mengukur fleksibilitas dengan memakai MMST (modified-modifies schoober test).
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan suatu daerah generasi yang terdapat objek atau subjek yang memiliki mutu dan ciri
khusus yang dibuat pengamat untuk digunakan belajar sehingga bisa ditemukan kesimpulan. Populasi dalam
studi ini adalah seluruh pegawai badan pusat statistik provinsi Sumatera Utara yang jumlahnya 123 pegawai.
Sampel merupakan bagian dari suatu populasi yang memiliki jumlah dan ciri khusus. Dikarenakan
karyawan tidak sedikit, maka peneliti akan memakai sampel dengan rumus slovin supaya jumlah sampelnya
representatif dan hasilnya bisa disama ratakan, serta dalam menghitung tanpa memerlukan table jumlah sampel,
tetapi bisa dihitung dengan rumus dan perhitungan yang sederhana.Total sampel pada penelitian ini adalah 21
Orang
3.2 Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan hasil dari pengaruh core stability exercise terhadap meningkatnya fleksibilitas
lumbal pada sakit punggung bawah myogenic karyawan kantor provinsi sumatera utara instrument yang dipakai
dalam studi ini menggunakan alat ukur midline untuk pengukuran schober tes dan informed consent.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistic Provinsi Sumatera Utara.dilakukan sebanyak 3
kali dalam seminggu pada hari senin,rabu dan jumat di bulan Mei 2023

10
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 4, Oktober 2023

4. HASIL
Pengambilan data penelitian ini pada pegawai kantor yang berumur 25-45 tahun,pegawai kantor Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara yang berjenis kelamin pria dan wanita, pegawai yang aktif bekerja
dapat beraktivitas di sekitar Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dan bersedia menjadi responden, serta
mengikuti tata cara penelitian hingga dalam tahap akhir. Sehingga diperoleh responden sebanyak 21 Orang, data
penelitian diperoleh berdasarkan penilaian menggunakan MMST (Modified-Modified Schober Test) untuk
peningkatan fleksibilitas nyeri punggung bawah myogenik yang sudah dilakukan penelitian pada tanggal 22 Mei
- 16 Juni 2023 di Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Data hasil uji normalitas yang diperoleh dari penelitian menggunakan Uji Shapiro Wilk Test dengan
nilai signifikan fleksibilitas lumbal pre-test 0,207 dan nilai signifikan fleksibilitas lumbal post-test 0,030. Oleh
sebab signifikan p >0,05 maka dapat diketahui kesimpulan bahwa data tersebut hasilnya berdistribusi normal.
Tabel 1.1 Hasil Uji Shapiro Wilk Test

Nilai Fleksibilitas Lumbal Nilai p

Pre Post
Core Stability Exercises 0,207 0,030
Berdasarkan table di atas diperoleh uji Paired Sampel T-Test dengan nilai signifikan dari data nilai
fleksibilitas lumbal diperoleh 0,000 yang artinya terdapat peningkatan nilai rata-rata yang signifikan antara pre-
test dan nilai post-test.
Gambar 1.2 Hasil Uji Paired Sampel T-Test

Core Stability Exercise P

Pre-post 0,000
Hal tersebut sependapat dengan studi yang dilakukan (Nugraha, 2014) dimana dinyatakan bahwa ketika
ada orang yang mulai masuk umur lebih dari 20 tahun, maka kecakapan elastisitas orang akan menurun
bersamaan dengan pertambahan usia seseorang dikarenakan hilang kelenturan jaringan ikat yang berkeliling
disekitar otot melalui proses memendeknya otot yang disebabkan karena kegiatan jasmani yang kurang dan
proses menua.
Hal tersebut menjelaskan bahwa yang sering mengalami nyeri punggung bawah miogenik adalah wanita
dikarenakan wanita memiliki pengaruh dari hormon esterogen. Hormon ini meningkat ketika sedang mengalami
kehamilan dan ketika memakai kontrasepsi yang dapat membuat hormon relaksin meningkat. Selain itu, juga
bisa menciptakan sendi dan ligamen dalam pinggang bisa menurun. Dalam hal ini, baik pria ataupun wanita
risiko yang didapat yang tidak berbeda terhadap keluhan sakit pinggang hingga umur 60 tahun, tetapi pada
realitanya gender orang bisa memiliki pengaruh terhadap muncuknya sakit pinggang karena untuk wanita sakit
ini lebih sering timbul seperti ketika sedang menstruasi. Dan juga proses menopause juga menjadi salah satu
penyebab pengurangan kepadatan tulang karena turunnya hormon esterogen yang berkemungkinan untuk terjadi
nyeri pinggang.
Sementara itu, berat badan juga mempunyai kaitan yang erat dengan fleksibilitas lumbal seseorang.
Dimana jaringan lemak di tubuh yang berlebihan bisa memberikan efek peningkatan tahanan pergerakan dan
menghambat kebebasan Gerakan sendi kontak anatar permukaan badan hingga menyebabkan turunnya
elastisitas. Badan bisa bergerak dengan tidak ada hambatan sehingga elastisitas lumbal akan meningkat dan tidak
sulit terjadi dengan indeks massa tubuh yang normal.
Adanya peningkatan elastisitas lumbal pada karyawan kantor, maka akan mempengaruhi dalam
pekerjaannya. Peningkatan elastisitas bisa menjadi mengurangi rasa tidak enak di bagian lumbal. Beriringan
dengan studi milik (LUMBAL & CITY, n.d.) dinyatakan bahwa fleksibilitas memiliki peran yang sangat penting
terhadap penentuan kecakapan fungsional orang sehari-hari hingga menciptakan produktif kerja yang bagus.
Fleksibilitas lumbal juga memiliki peran yang penting saat sikap membungkuk dan mengangkat barang ketika melakukan
pekerjaan.
Adanya pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan fleksibilitas lumbal pada nyeri punggung
bawah myogenic pegawai kantor Badan Pusat Statitistik Provinsi Sumatera Utara, dikarenakan oleh Gerakan core
stability hanya terkonsentrasi pada gerakan ulang deep muscle yang terdiri muscle transfersus abdominis dan
muscle multifidus, serta terintegrasi kegiatan deep muscle dan global muscle. Prosedur deep muscle penting sekali
dalam latihan bagian invertebrae dari tulang belakang dan pelvic, walaupun otot itu tidak memiliki peran yang
begitu penting dalam tulang belakang, tetapi otot berperan penting sekali dalam stabilisasi tulang belakang.

11
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 4, Oktober 2023

5. KESIMPULAN
Dari analisis data dan pembahasan hasil diatas, maka kesimpulan sebagai berikut :
1. Adanya perbedaan pada peningkatan fleksibilitas lumbal baik sebelum/setelah diberikan core stability
exercises
2. Adanya peningkatan fleksibilitas lumbal antara sebelum (pre test) dilakukan intervensi Core Stability
exercises yang membuktikan bahwa intervensi ini efektif dalam meningkatkan fleksibilitas lumbal nyeri
punggung bawah myogenik.
3. Adanya peningkatan fleksibilitas lumbal setelah (post test) dilakukan intervensi Core Stability exercises
yang membuktikan bahwa intervensi ini efektif dalam meningkatkan fleksibilitas lumbal nyeri
punggung bawah myogenik.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sidarto, A. H. (2022). Pengaruh Pemberian William Flexion ExerciseTerhadap LBP Miogenik Pada Karyawan
Kantor Pusat PT. Nusantara Medika Utama. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 54-58

Aly, S. A., &Abanour, A. (2016). Effect of Core Stability Exercise on PosturalStability in Children with Down Syndrome.
International Journal of Medical Research & Health Sciences, 5(10), 214.

Dewi (2015). ‘Hubungan Duduk Lama Statis dalam Membatik dengan Fleksibilitas Lumbal di Perusahaan Batik Danar Hadi
Surakarta’, (Skripsi). Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Direktorat Jenderal pelayanan Kesehatan- lowback pain (LBP).
http://www.yankes.kemkes.go.id/readlow- back-pain-lbp-5012.html. Diakses: 15 Februari 2023

Noli, F. J., Sumampouw, O. J., & Ratag, B. T. (2021). Usia, Masa Kerja Dan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Buruh
Pabrik Tahu. Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine, 2(1), 015-020.
Nugraha, D. A. (2014). Perbedaan Tingkat Fleksibilitas Laki-Laki dan 72 Perempuan pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia, 1(1), 1–16.
Pramita, I. 2014. Core Stability Exercise Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas Fungsional Daripada William’s Flexion
Excercise pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Miogenik. (Tesis). Denpasar: Program Pascasarjana Studi Fisiologi
Olahraga Universitas Udayana.’
Prasetyo & Sahri. (2021). Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Power Otot Tungkai Dan Koordinasi Mata-Kaki Pada
Olahraga Futsal. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 5(2), 104

LUMBAL & CITY, n.d. (2019). Postural Stability Exercise Lebih Meningkatkan Fleksibilitas Lumbal Dibandingkan Static
Stretching Exercise Pada Penjahit Di Kota Denpasar. Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas
Udayana. Sport and Fitness Journal, 7(1), 26–33.
Smooth. (2005). Bentuk Latihan Core Stability Exercises. Jurnal Sport Physio.10 (4)
https://eprints.umm.ac.id/62120/5/BAB%20II.pdf. Diakses : 20 Februari 2023
Suharti. (2016). Perkembangan Gerak : Kelentukan (Fleksibilitas). Gelora : Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
IKIP Mataram, 3 (2), 502-505
Susanti, N. Hartiyah, & d. Kuntowato (2015).Hubungan Berdiri Lama Dengan Keluhan Nyeri. Jurnal Pena Medika, 5(1).
Tanderi, E. A., Kusuma, T. A., & Hendrianingtyas, M. (2017). Hubungan Kemampuan Fungsional Dan Derajat Nyeri Pada
Pasien Low Back Pain Mekanik Di Instalasi Rehabilitasi Medik Rsup Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 6(1), 63-72.
Trisnowiyanto, B. (2017). Pengaruh Mat Pilates Exercise terhadap Fleksibilitas Tubuh. Jurnal Kesehatan, 9(2), 40–52.
Tousignant, M., Poulin, L., Marchand, S., Viau, A., & Place, C. (2005). The Modified–Modified Schober Test for range of
motion assessment of lumbar flexion in patients with low back pain: A study of criterion validity, intra-and inter-
rater reliability and minimum metrically detectable change. Disability and rehabilitation, 27(10), 553-559.

12

Anda mungkin juga menyukai