PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Rata-rata Skor Fleksibilitas Pada Low Back Pain Miogenik Sebelum Intervensi
responden sebelum intervensi adalah 17.40 cm dengan standar deviasi 0.966. Skor
Bekerja sebagai petani membutuhkan aktifitas fisik yang tinggi. Petani bekerja
pada posisi ini otot menerima beban statis secara terus menerus dalam waktu yang lama,
aktifitas tersebut melibatkan berbagai kelompok otot terutama otot penyangga tulang
koordinasi. Sikap kerja membungkuk pada petani secara terus menerus memungkinkan
petani mengalami low back pain (lbp) miogenik (Sutami & Laksmi, 2021).
Low Back Pain Miogenik merupakan nyeri disekitar punggung bawah yang
sampai bawah pinggul, keluhan pada low back pain dapat menimbulkan nyeri, spasme
otot punggung bawah yang menyebabkan ketidakseimbangan otot sehingga stabilitas otot
perut dan punggung bagian bawah menurun, mobilitas lumbal terbatas sehingga
Low Back Pain Miogenik atau nyeri punggung bawah merupakan fenomena yang
sering kali dijumpai pada setiap pekerjaan. Low Back Pain Miogenik merupakan kondisi
yang sangat umum terjadi, yaitu sekitar 80% dari orang dewasa yang ada di negara-
negara maju dan diyakini pernah mengalami low back pain akut yang terlihatoleh medis,
sebagian ada yang disebabkan oleh organ dalam atau penyakit sistemis, teapi pada kasus
low back pain yang lebih dari 80% adalah terjadinya masalah didaerah otot pinggang
Abnormal cross link mengakibatkan perlengketan pada fascia dan serabut otot sehingga
menimbilkan taut band. Taut band mengakibatkan penurunan fleksibilitas otot sehingga
terjadi nyeri ketika otot mengalami perubahan panjang dan mengalami hypermobility
Salah satu tanda dan gejala low back pain miogenik adalah di temukannya nyeri
otot yang dikenal sebagai nyeri miogenik, nyeri yang tidak wajar dan tidak sesusai
dengan distribusi saraf serta dermatom dengan reaksi yang berlebihan (Soedomo, 2002)
dan nyeri merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan fleksibilitas otot
(Abraham, 2012).
bergerak seluas-luasnya tanpa disertai rasa tidak nyaman atau nyeri (Sudarsono, 2008).
Otot yang tidak lentur mengakibatkan penurunan lingkup gerak sendi, sehingga
menurunkan aktifitas gerak dasar manusia sehari-hari seperti duduk ke berdiri, berjalan,
berbagai gerak yang baik pada sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Fleksibilitas yang baik dapat membuat otot dan sendi menjadi lebih sehat. Meningkatkan
elastisitas otot dan jaringan ikat di sekitar sendi serta memungkinkan kebebasan gerak
yang lebih besar dan kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis
olahraga dan aktifitas rekreasional. Fleksibilitas yang memadai juga membuat aktifitas
hidup sehari-hari seperti memutar, mengangkat, dan membungkuk lebih mudah untuk
Sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Mansuri & Shah,
(2015) tentang Effect of Slump Stretching on Pain and Disability in Non-Radicular Low
Back Pain. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 responden dengan rentang usia antara 20
Pemberian Kompres Panas dan Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Low
Back Pain Myogenid menunjukkan bahwa nilai nyeri pada low back pain myogenic
sebelum diberikan intervensi hot pack adalah sebesar 35,65 dengan standar deviasi 8,382,
responden penderita low back pain miogenik berada di bawah fleksibilitas lumbal normal
yaitu < 20 cm, pada saat dilakukan pengukuran terlihat responden tidak mampu
melakukan gerakan lumbal secara normal berhubungan dengan rasa nyeri yang terjadi
saat melakukan gerakan fleksi. Rasa nyeri yang dirasakan pada petani akibat aktifitas
kerja yang membungkuk dalam jangka waktu yang lama dan dilakukan secara terus
menerus, sehingga kondisi ini memberikan tekanan dan beban pada otot-otot punggung
dan pinggang sebagai penompang utama selama melakukan aktifitas bertani. Kondisi ini
meningkatkan stress otot tubuh bagian belakang dalam jangka waktu yang lama sehingga
berkembang menjadi kondisi low back pain miogenik akibat stain, kerusakan, ketegangan
Penurunan fleksibilitas pada kasus low back pain miogenik terjadi karena efek
pekerjaan sebagai petani itu sendiri, dimana low back pain dapat mengakibatkan nyeri,
spasme otot punggung bawah sehingga otot tidak dapat mengulur sempurna akibat sensi
nyeri yang dirasakan dan kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan
fleksibilitas pada kasus low back pain miogenik. Sebelum intervensi, responden
menyatakan nyeri pada area lumbal, nyeri yang dirasakan merupakan nyeri tekan dan
nyeri gerak, dimana sensasi nyeri semakin meningkat saat adanya gerakan pada area
2. Rata-rata Skor Fleksibilitas Pada Low Back Pain Miogenik Sesudah Intervensi
responden sesudah intervensi adalah 22.40 cm dengan standar deviasi 0.699. Skor
Intervensi yang diberikan pada penelitian ini adalah hot pack dan slump exercise
yang diharapkan dapat menurunkan sensasi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas pada
kasus low back pain miogenik. Hot pack (kompres hangat) merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk meredakan rasa sakit dan nyeri. Suhu yang digunakan 40C
sampai 45C dengan waktu 15 menit (Kozier et al., 2010). Hot pack atau kompres hangat
disebut dengan istilah thermotherapy yang efektif untuk mengurangi nyeri karena otot
spasme, sprain, dan strain. Pemberian hot pack atau kompres hangat membantu
mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot saat beraktifitas, memperlancar aliran
darah dan memberikan rasa rileks pada otot agar dapat bekerja optimal (Arovah, 2010).
Penurunan fleksibilitas pada kasus low back pain myogenic dapat ditangani
dengan pemberian stretching. Slump stretching exercise merupakan salah satu intervensi
fisioterapi yang dapat dilakukan terhadap kasus low back pain myogenic. Metode slump
exercise adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengembalikan mobilitas jaringan
saraf dan pergerakan di sekitar permukaan saraf, mengurangi tekanan pada saraf sehingga
dapat mengembalikan fungsi dari saraf tersebut. Serta dapat meningkatkan aliran darah,
Sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Yuwanto & Kustin,
(2016) tentang Perbedaan Tingkat Nyeri Low Back Pain Sebelum dan Setelah di Lakukan
low back pain pada pekerja perkebunan (p = 0,000), dimana pemberian kompres hangat
Hasil penelitian Halawa et al., (2018) tentang Perbandingan Kompres Air Hangat
Dengan Kompres Air Jahe Terhadap Low Back Pain Pada Lansia di Rumah Usiawan
Panti Surya Surabaya menunjukkan bahwa responden yang mengalami nyeri berat saat
pre test turun menjadi nyeri sedang setelah pemberian kompres air hangat sebanyak 4
responden sedangkan responden yang mengalami nyeri sedang saat pre test, tidak
Slump Stretching Pada Intervensi TENS Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Low
Back Pain menunjukkan bahwa setelah 9 kali intervensi pada kelompok I dan 6 kali
penurunan nyeri Low Back Pain dengan nilai p: 0,000 (p<0,05). Sedangkan dari uji
Independent Sample T-test diperoleh hasil p: 0,004 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan
pengaruh antara penambahan slump stretching pada intervensi TENS dalam penurunan
Asumsi peneliti bahwa setelah 6 kali intervensi pemberian hot pack dan slump
exercise dalam waktu 2 minggu, terlihat adanya penigkatan fleksibilitas lumbal pada
penderita low back pain miogenik. Setelah intervensi responden menyatakan sensasi nyeri
yang dirasakan jauh lebih rendah dan otot-otot punggung dan pinggang terasa lebih rileks
gerakan fleksi yang jauh lebih luas jika dibandingkan dengan sebelum intervensi.
melebihi kondisi fleksibilitas normal, meskipun saat melakukan gerakan fleksi ke depan
secara keseluruhan pasien masih merasakan adanya sensasi nyeri, namun sudah jauh lebih
bahwa dengan pemberian hot pack dan slump exercise sebanyak 6 kali intervensi dalam
exercise berkaitan dengan peningkatan sirkulasi dan rileksasi jaringan sehingga dapat
mengurasi spasme serta nyeri sebagai penyebab penurunan fleksibilitas pada kasus low
B. Analisis Bivariat
Perbedaan Rata-rata Fleksibilitas Penderita Low Back Pain Miogenik Pada Petani
Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata (Mean)
sebelum 17.40 dan sesudah 22.40 setelah 6 kali intervensi dengan pemberian Hot Pack
Wilcoxon Test didapatkan nilai p-value = 0,004 < α (0,05) sehingga Ho ditolak artinya
ada Pengaruh Pemberian Hot Pack dan Slump Exercise untuk meningkatkan Fleksibilitas
Low Back Pain Myogenic pada Petani di Pakan Sinayan Kecamatan Kamang Magek
Tahun 2023.
Hot pack (kompres hangat) efektif mengurangi nyeri punggung bawah melalui
suatu mekanisme yaitu vasodilatasi pembuluh darah dan mengeluarkan zat pereda nyeri
yaitu endorphin dan enkafelin sehingga memblok transmisi nyeri stimulus nyeri (Sa’adah,
2013). Hot pack (kompres hangat) dapat membantu dalam peningkatan aliran darah ke
bagian tubuh yang merasakan nyeri sehingga dapat memblok produk inflamasi
bradikinin, histamin, dan prostaglandin (View Metadata, Citation and Similar Papers at
Selain itu hot pack dapat memberikan rasa nyaman yang membuat nyeri
berkurang. Hal ini dikarenakan dengan pemberian hot pack menggunakan kantung berisi
air hangat dengan suhu 46C dapat melunakkan jaringan fibrosa dan membuat otot lebih
rileks, sehingga dapat menurunkan rasa nyeri dan melancarkan aliran darah dan
memberikan ketenangan pada pasien (Yuliani et al., 2023). Hal tersebut didukung oleh
Hakiki & Kushartanti, (2019) hot pack (kompres hangat) yang digunakan berfungsi untuk
Selain itu, hot pack juga berfungsi untuk menghilangkan sensasi rasa sakit.
Penurunan sensasi nyeri, peningkatan rileksasi otot serta pengurangan spasme otot
akibat efek dari hot pack dapat membantu memaksimalkan latihan peregangan otot pada
penderita low back pain miogenik, dalam hal ini adalah pemberian Slump Exercise. Slump
Exercise adalah suatu metode penanganan nyeri pada low back pain dengan tujuan untuk
mengurangi tekanan yang pada saraf sehingga dapat mengembalikan fungsi dari saraf
tersebut. Slump technique ini merupakan variasi dari metode Straight Leg Raising
Target utama pemberian slump exercise pada kasus low back pain miogenik pada
petani adalah membantu untuk memberian penguluran pada otot-otot yang mengalami
pada area hamstring, hip fleksor dan area gluteal dapat memicu terjadinya nyeri pada
punggung bawah dan terbatasnya gerakan pada area punggung bawah. Slump dapat
saraf, dan dapat dijadikan sebagai teknik penguluran saraf (Poluan & Aras, 2018).
Gerakan slump dapat dikatakan gerakan tulang-tulang sendi yang kembali pada ruasnya
yang meliputi gerakan peregangan dan pengenduran otot, pembuluh darah halus, fasia,
tendo, ligament, kulit serta jaringan basal. Gerakan ini meliputi meluruskan dan
dalam mempertahankan kebugaran atau kelenturan otot-otot tubuh. Hal ini bisa berbeda
karena bertambahnya usia seseorang maka otot menjadi kaku, apalagi ditambah pola
hidup yang tidak pernah melakukan latihan atau olahraga (Sja’bani, 2015) dikutip dalam
Sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Poluan & Aras,
(2018) tentang pemberian slump exercise yaitu terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap fleksibilitas antara sebelum dan sesudah intervensi. Kemudian studi literature
yang dilakukan Luvita, (2020) terhadap analisis 9 jurnal ditemukan hasil bahwa 8 jurnal
menyebutkan slump exercise lebih menunjukkan hasil yang signifikan jika dibandingkan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hayani (2021) menunjukkan bahwa rata-rata
fleksibilitas responden sebelum intervensi Hot Pack adalah 17,866 (tidak normal) dan
setelah intervensi 21,666 (normal), hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada
perbedaan rata-rata fleksibilitas pada kasus LBP miogenik antara sebelum dan sesudah
intervensi dengan beda rata-rata 2,8 dan nilai p = 0,001, dimana terjadi peningkatan
Asumsi peneliti bahwa pemberian hot pack dan slump execise sebanyak 6 kali
intervensi dapat meningkatkan fleksibilitas pada kasus low back pain miogenik, dimana
berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya peningkatan fleksibilitas lumbal yang
dipengangaruhi oleg efej kedua latihan tersebut, dimana pemberian hot pack membantu
meningkatkan sirkulasi pada jaringan sehingga spasme pada kasus low back pain
miogenik, lebih lanjut pengurangan nyeri juga dimaksimalkan dengan peningkatan sekresi
endorphin sebagai efek dari hot pack sedangkan endorphin merupakan enzim yang
bersifat analgesic alami bagi tubuh. Maka efek dari hot pack adalah mengurangi nyeri,
Setelah pemberian hot pack, pemberian slump exercise dapat dilakukan karena
sensasi nyeri dari spasme otot telah berkurang dan resiko cidera dapat dikurangi, slump
exercise pada low back pain miogenik akan memaksimalkan rileksasi dan fleksibilitas
otot, dimana slump exercise akan melatih penguluran otot-otot yang mengalami spasme,
mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi jaringan. Kondisi ini terntunya akan
membantu meningkatkan fleksibilitas lumbal pada kasus low back pain miogenik, karena
faktor utama penyebab penurunan fleksibilitas adalah adanya sensasi nyei dan spasme
otot.
Arofiati, F., & Sakinah, isnina. (2019). Stretching untuk Menurunkan Intensitas Nyeri dan
Fleksibilitas Sendi pada Penderita Low Back Pain (LBP). 0274, 50.
Dhari, I. F. W., Ft, S. S., Erg, M., Norlinta, S. N. O., Ft, S. S., & Fis, M. (2020). Slump Exercise
Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Punggung Bawah Pada Kondisi Low Back Pain
Hakiki, Q. S., & Kushartanti, B. M. W. (2019). Pengaruh Kompres Es Dan Kompres Hangat
Terhadap Penyembuhan Cedera Ankle Pasca Manipulasi Topurak Pada Pemain Futsal.
Halawa, A., Brillian, T., & Ardianto, M. (2018). Perbandingan Kompres Air Hangat Dengan
Mansuri, F., & Shah, N. (2015). Effect of slump stretching on pain and disability in non-
radicular low back pain. International Archives of Integrated Medicine, 2(5), 18–25.
Miura, K., & Ishihara, T. (2011). Examination procedures for low back pain in an emergency
Nyeri, P., Pada, P., Hamil, I. B. U., Ii, T., & Iii, D. A. N. (2023). http://stp-mataram.e-
journal.id/JHI. 12(1).
Poluan, W. Y., & Aras, D. (2018). Pengaruh Mobilisasi Saraf Terhadap Perubahan Nilai Nyeri
Pada Penderita Myogenic Low Back Pain. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan
Pulposus, H. N. (2016). Low Back Pain Low Back Pain ( LBP ). Kesehatan Indonesia, 5(Sakit
Pinggang), 2.
Sa’adah, H. D. (2013). Pengaruh Latihan Fleksi William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri
Trisnowiyanto, B. (2017). Pengaruh Mat Pilates Exercise Terhadap Fleksibilitas Tubuh. Jurnal
Zahratur, A., & Priatna, H. (2019). Perbedaan Efektivitas Antara William Flexion Exercise Dan
Disabilitas Pada Kasus Low Back Pain Miogenik. Jurnal Fisioterapi, 19(1), 1–9.