Abstract
Background: Low back pain is a complaint that is often encountered and very disturbing in carrying out
daily activities. Myogenic pain is the most common complaint, around 49%.Physiotherapy modalities that
can be given are Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (rhythmic stabilization and combination of
isotonic). Purpose this study to analyze effectivity rhythmic stabilitation exercise and combination of
isotonic to decreased pain for myogenic pain. Methods: this research is two groups pre and post test
design. Subjects: 30 subject diagnosed with myogenic pain in Dr Moewardi Hospital during the period
between 2019 June –Augs. Results: The result of test toward pain effect between pre and post in group
one after 3 weeks (6 times of therapy) is p = 0.009 with Wilcoxon test. The result of test toward pain
between pre and post in group two is p = 0.001 and the test of pain between group one and group two
shows p = 0.051. Conclusion: there is no difference in effect between the group one and group two
toward the reduction of pain of patients with myogenic pain so that the results cannot be seen which is
more effective.
29
30 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116
70
60
50
40 30-40 th
30 41-50 th
20 51-60 th
10
0
KEL 1 KEL 2
80
60
LAKI-LAKI
40
PEREMPUAN
20
0
KEL 1 KEL 2
60
50
40 underweight
30 normal
20 overweight
10 obesitas
0
KEL 1 KEL 2
60
50
40
30 VAS PRE
20 VAS POST
10
0
KEL 1 KEL 2
Tabel 1. Uji beda sebelum dan sesudah Perlakuan pada Kelompok I dan II
VAS N p Keterangan
Kel I 15 0,009 Ada beda
Kel II 15 0,001 Ada beda
Sumber: data primer, 2019
banyak digunakan pada pasien nyeri yang konstan dengan bagian tubuh
punggung bawah. bergerak melawan beban melewati sebuah
Teknik tersebut merupakan gerakan lingkup gerak sendi. Peningkatan tonus
bergantian antara kelompok otot agonis otot akan merangsang golgi tendon organ
dan antagonis tanpa diselingi periode serta memperbesar impuls saraf yang
relaksasi yang mengakibatkan reciprocal mencapai medulla spinalis.
inhibition. Seperti diketahui salah satu Terangsangnya golgi tendon organ otot-
faktor penghambat fleksibilitas adalah otot erektor spine akan mengaktifasi
nyeri dan spasme. Dengan adanya serabut saraf berpenampang tebal tipe Ib
penurunan nyeri dan spasme akibat (Aα), aktivasi golgi tendon organ akan
rileksasi otot akan meningkatkan menghambat nosiseptor pada tingkat
fleksibilitas lumbal (Kumar, 2011). Hal spinal, sehingga nyeri dan spasme dapat
ini juga sesuai dengan penelitian direduksi dan otot menjadi rileks (Foss,
Appleton (2003) menunjukkan kontraksi 2004).
isometrik yang diberikan sebelum Penelitian ini sesuai dengan
stretching dari otot yang mengalami penelitian Kofotolis (2006) yang
ketegangan akan menghasilkan rileksasi menunjukan hasil bahwa combination of
sebagai hasil dari reciprocal inhibition. isotonic dapat meningkatkan fleksibilitas
Adanya relaksasi akan meningkatkan lumbal karena adanya penurunan nyeri.
lingkup gerak sendi. Secara teori combination of isotonic
Disisi lain kontraksi isometrik exercises akan mengaktivasi kontraksi
merupakan kontraksi statik yang akan isotonik otot-otot stabilisator punggung
mengaktivasi serabut saraf tipe II (Aβ bawah sampai batas maksimal. Level
secondary receptors of muscle spindle). endurance yang tinggi akan meningkatkan
Adanya aktivasi pada serabut A beta akan kemampuan otot-otot stabilisator
menginhibisi neuron nosiseptif di kornu punggung bawah dalam menjaga postur
dorsalis medulla spinalis sehingga dan stabilitas punggung bawah sehingga
substansia gelatinosa menjadi aktif yang pembebanan pada struktur lumbal dapat
berdampak pada penurunan asupan diminimalkan. Latihan isotonik
terhadap sel T atau rangsang yang menuju meningkatkan ketegangan yang akan
pusat melalui sel T terhenti di mana merangsang golgi tendon organ otot-otot
serabut yang berdiameter besar (A beta) erektor spine. Sinyal dari golgi tendon
akan menutup gerbang dan membloking organs dihantarkan ke medula spinalis
transmisi impuls dari serabut saraf aferen untuk menimbulkan efek refleks pada otot
nosiseptor (Kuntono, 2011). yang bersangkutan. Efek inhibisi dari
Pemberian combination of isotonic golgi tendon organs menyebabkan
terhadap penurunan nyeri pada pasien rileksasi seluruh otot secara tiba-tiba.
NPB miogenik, hal ini sesuai dengan Istilah lain untuk efek inhibisi adalah
penelitian yang dilakukan oleh Kumar autogenic inhibition atau juga inverse
(2011), yang menunjukkan bahwa myotatic reflex. Efek inhibisi terjadi pada
combination of isotonic dapat menurunkan waktu kontraksi atau regangan yang kuat
nyeri dan spasme otot, sehingga terjadi pada suatu tendon. Keadaan ini
peningkatan fleksibilitas lumbal. latihan menyebabkan suatu refleks seketika yang
isotonik otot berkontraksi melawan beban menghambat kontraksi otot serta tegangan
Yuliana Ratmawati, Efektivitas Latihan Rhytmic Stabilitation dan Combination Of Isotonic 35