Anda di halaman 1dari 22

PEMERIKSAAN II

“PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENNIS ELBOW”

DISUSUN OLEH:

CAROLINE DWI VIOLETTA MALIAMA


(PO714241181011)

KHAHLISYA AINUN NISA


(PO714241181025)

D.IV FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KASUS TENNIS ELBOW” dengan tepat waktu.

Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing
pada mata kuliah Pemeriksaan II. Harapan kami, makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
siapa saja yang membacanya, baik dosen maupun teman-teman mahasiswa.

Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari tahap
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari teman-
teman maupun dari dosen pembimbing mengenai segala kekurangan dari makalah ini.

Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam
proses pembuatan makalah ini.

Makassar, 10 Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2

A. Anatomi Fisiologi.........................................................................................................2
B. Deskripsi Kasus............................................................................................................8
C. Etiologi.........................................................................................................................10
D. Patologi.........................................................................................................................10

BAB III PROSES FISIOTERAPI............................................................................................11

A. Anamnesis....................................................................................................................11
B. Pemeriksaan Fisik.........................................................................................................11
C. Pemeriksaan Spesifik...................................................................................................13
D. Diagnosis Fisioterapi....................................................................................................15
E. Tujuan Intervensi Fisioterapi........................................................................................15
F. Intervensi Fisioterapi....................................................................................................16
G. Evaluasi........................................................................................................................17

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tennis Elbow merupakan salah satu gangguan sendi pada siku yang paling sering terjadi. Istilah
Tennis Elbow dipakai karena biasa terjadi pada pemain tennis. Prevalensi atau angka kejadian
Tennis Elbow antara 1% – 3% dari seluruh penduduk dunia dan 50% dari pemain tennis. Kasus
ini lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita (Verhaar,2008). Tennis Elbow merupakan
salah satu kondisi dimana sendi siku bagian luar terasa nyeri akibat peradangan atau iritasi pada
tempat melekatnya tendon extensor carpi radialis pada epicondylus humeri (Dorland, 2002).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana stretching dan strengthening dapat mengurangi nyeri pada siku akibat Tennis
Elbow?
2. Bagaimana stretching dan strengthening dapat meningkatkan kemampuan fungsional
pada kasus Tennis Elbow?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui manfaat stretching dan strengthening terhadap pengurangan nyeri


pada Tennis Elbow.
2. Untuk mengetahui manfaat stretching dan strengthening terhadap peningkatan
kemampuan fungsional pada Tennis Elbow.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi

a. Struktur Tulang

1. Os. Humerus

Merupakan tulang terpanjang pada anggota gerak atas. Ujung atas os. humerus terdiri dari
sebuah caput humeri yang membuat persendian dengan rongga glenoidalis scapula dan
merupakan bagian dari persendian bahu. Di bagian bawah caput terdapat bagian yang ramping di
sebut collum anatomicum dan di sebelah luar terdapat tuberositas mayor serta bagian dalam
terdapat tuberositas minor. Di antara kedua tuberositas terdapat celah, yaitu sulcus
intertubercularis.

Pada Batang os. humerus terdapat tuberositas deltoid, yaitu tempat melekatnya insersio m.


deltoideus. Disebelah dorsal dari tuberositas deltoidterdapat sulcusyang membelit disebut sulcus
nerveradialis.

Ujung bawah os. humerus terdapat permukaan sendi yang berhubungan dengan tulang lengan
bawah. Trochlear yang terletak di sebelah sisi dalam tempat persendian os. ulna dan sisi luar
terdapat capitulum yang bersendian dengan os. radius. Pada kedua sisi persendian ujung
bawah os. humerus terdapat dua epicondylus, yaitu epicondilus lateral dan epicondilus medial.

2
2. Os. Radius

Os. radius terletak di sisi lateral pada lengan bawah. Merupakan tulang yang lebih pendek di
bandingkan dengan os. ulna. Mempunyai sebuah batang dan dua ujung atas, yaitu caput yang
berbentuk kancing. Dibawah terdapat sebuah tuberositas radii.

3. Os. Ulna

Tulang ulna terletak di sisi medial pada lengan bawah yang terdiri atas sebuah batang dan dua
ujung. Ujung os. ulna masuk dalam persendian siku yang disebut processus olecranon. Processus
ini menonjol keatas di sebelah posterior dan masuk ke dalam fosa olecrani os.
humerus. Processus coronoideus os ulna menonjol di depannya dan tempat masuk di dalam fosa
coronoid os humerus, bila siku di bengkokkan. Batang os. ulna semakin ke bawah semakin
mengecil dan memberi kaitan pada Musculus yang mengendalikan gerak sendi pergelangan
3
tangan dan jari-jari. Ujung bawah os ulna terdiri dari caput ulna yang bersendian dengan os
radius dan processus styloideus yang menonjol ke bawah.

b. Sistem Musculus

Musculus-Musculus yang berfungsi dalam gerakan sendi siku terdiri dari Musculus flexor-
ekstensor, pronator dan supinator.

1)   Musculi Flexor

a)  Musculus Biceps Brachialis.

Origo                           : Caput brevisujung procesus Coracoideus scapulae.

Insersio                        : Tuberositas radii.

Persarafan                    : N.Musculocutaneus(C5,C6).

Fungsi Utama              : Supinasi lengan bawah dan flexi siku.

b)  Musculus Brachialis

Origo                           : Proximal supracondylaris lateralis.

Insersio                        : Tuberositas ulna.

Persarafan                    : N.Musculocutaneus(C5,C6).

Fungsi Utama              : Flexi siku.

c)  Musculus Brachioradialis

Origo                           : Tuberculum infiaglenoidale scapula

Insersio                        : Tuberositas radii.

Persarafan                  : N. Radialis (C6,C7)

Fungsi Utama              : Flexi siku.

2)   Musculi Ekstensor

4
a)  Musculus triceps brachialis

Origo                        : Caput longum pada tuberositas glenoidalis, Caput medial pada septum
intermuscular. Caput lateral melekat pada dorsal sulcus nervus radialis.

Insersio                       : Proximal olecranon.

Persarafan                  : N. Radialis (C6,C7)

Fungsi Utama              : Extensi siku

b)  Musculus Anconeus

Origo                           : Epicondylus lateral humeri.

Insersio                        : Permukaan posterior ulna.

Persarafan                   : N. Radialis (C6,C7)

Fungsi Utama              : Extensi siku

3) Muscului Pronator dan Supinator

a)  Musculus Pronator Teres

Origo                           : Epicondylus medialis humeri.

Insersio                        : Permukaan lateral radius

Persarafan                   : N. Medianus (C6,C7)

Fungsi Utama              : Pronasi siku

b) Musculus Pronator Quadratus

Origo                           : ¼ distal permukaan anterior ulna

Insersio                        : ¼ distal permukaan anterior radius

5
Persarafan                   : N. Medianus (C6,C7)

Fungsi Utama              : Pronasi siku

c. Sistem Saraf

Fungsi saraf yaitu Irritability adalah menerima rangsangan dan Conductivity adalah penghantar


rangsangan. Berikut ini adalah sistem persarafan daerah lengan atas sampai jari-jari berasal dari
plexus brakhialissegmen C5-Th1 :

a) Nervus Musculocutaneus (C5 – C6).

Muncul dari fasikuluslateralis pleksus brakhialis, nervus ini terletak disebelah lateral arteri
axillariesmenembus otot coracobrakhialisdan turun secara oblique disebelah lateralotot
biceps dan brakhiali.

b) Nervus Radialis (C5-Th1).     

Merupakan saraf paling sering cidera, terletak dibelakang tulang humerusdan sulcus
muskulospiralis lateralisdan mencapai sisi antero lateral bagianbawah lengan atas. Nervus ini
merupakan cabang terbesar pleksus brakhialis.   

c) Nervus Ulnaris

Terletak di depan nervus radialisdan otot latisimus dorsike distalmasuk ke sulcus bicipitalisyang
berjalan di antara caput humeraldan ulna.

d) Nervus Medianus(C6 – Th1).

Dibentuk oleh kumpulan radiksdari fasikulus laterlisdan medialis, terletak di ventraldari arteri
axillaris ke distalmasuk sulcus bicipitalisterus ke cubitidi antara caput humeraldan caput ulna.

d. Sistem Vaskularisasi

6
a)  Arteri Brachialis

Arteri brachialis adalah pemasok arteri utama untuk lengan atas. Arteri brachialis adalah lanjutan
dari arteri axillaris, dimana arah perjalanan sesuai dengan satu garis pemukaan ulnaris. Bagian
proximal arteri brachialis di sebelah medial dan otot-otot coracobrachialis serta cabang-
cabangnya member nutrisi pada otot-otot di sekitarnya.     

b)  Vena Cephalica

Vena melintasi ke proksimal pada fescia superficialis, mengikuti tepi lateral pergelangan tangan
dan pada permukaan antero lateral lengan bawah dan lengan atas. Disebelah proksimal vena
cephalica melintasi antara musculus deltoideus dan musculus pectoralis dan memasuki trigonum
delto pectrole, lalu bergabung dengan vena axilaris.

c)  Vena Basilica.

Vena yang melintasi pada fascia superficialis disisi medialis lengan bawah dan bagian distal
lengan atas. Vena basilica lalu menembus fascia superficialis dan melintasi ke dalam dan ke
proksimal sampai lekuk ketiak untuk bergabung dengan vena brachialis, membentuk vena
axilaris.

d)  Vena Media cubiti.

Vena ini merupakan pembuluh penghubung antara vena basilica dan vena cephalica sebelah
depan daerah fossacubiti.

e. Artikulasio Elbow

Elbow joint terdiri atas 3 sendi yaitu : humeroulnar joint, humeroradial joint, dan proximal
radioulnar joint. Ketiga sendi tersebut dibungkus oleh kapsul sendi yang sama. Tulang yang
membentuk elbow dan forearm adalah os humerus bagian distal, os radius dan os ulna. Elbow
joint diperkuat oleh ligamen collateral radial/lateral dan ligamen collateral ulnar/medial serta
ligamen annulare.

a)    Artikulasio Humeroradialis

7
Persendian ini di bentuk oleh capitulum humeri dan fovea capitulum radii. Gerakan yang terjadi
adalah fleksi dan ekstensi sendi siku, terjadi pada bidang gerak sagital dengan axisnya frontal,
serta mempunyai lingkup gerak sendi 0-145°.

b)   Artikulasio Humeroulnaris

 Humeroulnar joint merupakan sendi berbentuk hinge ( engsel ) dengan trochlea humeri yang
ovular bersendi dengan fossa trochlearis ulna. Permukaan trochlea humeri menghadap kearah
anterior dan bawah membentuk sudut dari shaft humeri. Fossa trochlearis ulna menghadap ke
atas dan anterior membentuk sudut 45° dari ulna. Pada umunya, bagian posterior sulcus
trochlearis Nampak berjalan vertical tetapi pada bagian posterior Nampak berjalan oblique
sehingga pada saat extensi penuh akan terbentuk ke arah distal lateral carrying angle pada lengan
( normal = 15°). Gerak utama pada sendi ini adalah fleksi-ekstensi (fossa yang konkaf slide
dalam arah yang sama dengan gerak ulna). Sendi ini paling stabil pada close pack position
ekstensi elbow.Untuk mencapai ROM penuh, maka gerak fleksi selalu disertai varus angulasi
(lateral slide) & gerak ekstensi selalu disertai valgus angulasi (medial     slide).

Gerak arthrokinematika pada humeroulnar joint adalah gerak slide mengikuti gerak angular
tulang. Gerakan yang terjadi adalah fleksi dan ekstensi sendi siku. Terjadi pada bidang gerak
sagital dengan axisnya frontal, serta mempunyai lingkup gerak sendi 0-145°.

c)    Radioulnaris

Persendian ini dibentuk oleh head of  radius dengan ulna.  Sendi ini bergerak secara simultan
dengan proksimal radioulnar joint. Saat gerak pronasi-supinasi, fossa ulnaris radii yang konkaf
bergerak slide dalam arah yang sama dengan gerak tulang.

B. Deskripsi Kasus

Tennis elbow merupakan salah satu kondisi dimana sendi siku bagian luar terasa nyeri akibat
peradangan atau iritasi pada tempat melekatnya tendon ekstensor carpi radialis pada epicondylus
humeri (Dorland, 2002). Tennis elbow atau sering disebut juga lateral epicondylitis merupakan
salah satu cidera karena penggunaan yang berlebihan (over use). Cidera karena over use pada
umumnya adalah karena penggunaan yang terlalu banyak dan terlalu cepat melakukan latihan
atau pekerjaan yang sebenarnya melampaui kemampuannya. Epicondylitis lateralis merupakan

8
gangguan siku yang paling sering terjadi. Istilah siku tenis memberi dugaan adanya epicondylitis
terutama pada petenis tetapi tidak demikian halnya, hanya sebagian jumlah kecil pasien yang
mengalami keadaan tersebut setelah bermain tenis. Sering kali penderita tennis elbow berusia 35
tahun hingga 55 tahun. Pada lansia berusia lebih dari 60 tahun atau usia 30 tahun jarang
mengalami kondisi tersebut (Levesque, 2009).

Ada beberapa tipe tennis elbow antara lain :

1. Type I : peradangan pada tendon ekstensor carpi radialis longus.

2. Type II : peradangan pada tendoperiosteal extensor carpi radialis brevis.

3. Type III : peradangan pada tendomuscular junction ekstensor carpi radialis brevis.

4. Type IV : peradangan pada muscle belly ekstensor carpi radialis brevis.

Menurut Ovedoff (2002) tanda gejala yang sering dialami oleh penderita tennis elbow antara lain
adalah :

1) Adanya nyeri kira-kira 1 - 2 cm di daerah lateral dari sendi siku tepatnya di area epicondylus
lateralis humeri yang menjalar hingga lengan atas dan bawah.

2) Terjadi kelemahan pada otot-otot pergelangan tangan sehingga terjadi penurunan aktivitas
fungsional seperti ketidakmampuan membuka pintu yang bergagang sampai ketidakmampuan
melakukan aktivitas mengocok suatu benda.

3) Nyeri terjadi pada sendi siku bagian luar ketika tangan ekstensi dan sendi pergelangan tangan
melawan tahanan.

4) Nyeri terjadi ketika adanya tekanan (palpasi) di bawah epicondylus lateralis humeri.

5) Nyeri siku bertambah bila menggenggam dan memutar dilakukan bersamaan, mungkin
menjalar ke bagian luar lengan dan lengan bawah.

9
C. Etiologi

Etiologi dari tennis elbow belum jelas, banyak para ahli menganggap bahwa gerakan yang terus
menerus secara intensif dalam bentuk pronasi dan supinasi dengan tangan yang memegang
tangkai raket, sehingga menimbulkan over strain pada otot extensor lengan bawah yang berorigo
pada epicondylus lateralis humeri. Tarikan pada otot-otot tersebut akan menimbulkan yang
makin lama makin bertumpuk menjadi makrotrauma sehingga menimbulkan tennis elbow
(Wibowo, 2007).

D. Patologi

Gerakan yang dapat menimbulkan kerobekan ini adalah seperti gerakan back hand yang tidak
benar yaitu gerakan lengan bawah kearah pronasi dan dorso fleksi wrist secara tiba-tiba dan
mendapat beban yang terlalu berat atau berlebihan sehingga gerakan ini mengakibatkan
penguluran dari extensor wrist yang akan menimbulkan kerusakan bahkan kerobekan pada tendo
extensor wrist (Giam, 1993). Kerusakan pada otot extensor wrist yang disertai inflamasi
(peradangan) dan saraf sensoris yang ada disekitar epicondylus lateralis humeri akan teriritasi,
iritasi saraf sensoris ini yang akan menimbulkan nyeri.

10
BAB III

PROSES FISIOTERAPI

A. ANAMNESIS

a. Anamnesis Umum
Nama : Andini
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat : Jl.Rajawali

b. Anamnesis Khusus
1) Keluhan Utama
- Sejak 10 hari yang lalu pasien merasakan nyeri pada siku kanannya, . Nyeri tersebut
dirasakan setelah bermain badminton, namun pasien membiarkannya. Nyeri bertambah
saat melakukan aktivitas misalnya mencuci baju, mengangkat beban.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
- Datang dengankeluhan Nyeri dan keterbatasan Ruang Lingkup Gerak Sendi di bagian
lateral siku (bagian ekstensor carpi radialis brevis) akibat mengalami overstretch saat
bermain bulutangkis sejak 10 hari yang lalu.
3) Riwayat Penyakit terdahulu : -

B. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda-Tanda Vital
-Tekanan Darah: 120/80 mmHg
-Denyut Nadi: 65 kali/mnt
-Pernafasan: 20 kali/mnt
b. Inspeksi
Ekspresi wajah pasien nampak menahan nyeri
Palpasi
Adanya spasme pada otot ekstensor carp radialis brevis

11
Adanya nyeri tekan pada daerah rpicondylus lateral

c. Pemeriksaan fungsi gerak dasar


 PFGD aktif:
1. Fleksi elbow : nyeri (-) tidak full ROM
2. Ekstensi elbow : nyeri (+) tidak full ROM
3. Pronasi : nyeri (+) tidak full ROM
4. Supinasi : nyeri (+) tidak full ROM
5. Fleksi wrist : nyeri (-) full ROM
6. Ekstensi wrist : nyeri (+) tidak full ROM

 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Pasif


1. Fleksi elbow : nyeri (-) full ROM
2. Ekstensi elbow : nyeri (+) tidak full ROM
3. Pronasi : nyeri (+) tidak full ROM
4. Supinasi : nyeri (+) tidak full ROM
5. Fleksi wrist : nyeri (-) full ROM
6. Ekstensi wrist : nyeri (+) tidak full ROM

 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Isometrik


1. Fleksi elbow : nyeri (-)
2. Ekstensi elbow : nyeri dibagian luar siku
3. Pronasi : nyeri dibagian luar siku
4. Supinasi : nyeri dibagian luar siku
5. Fleksi wrist : nyeri (-)
6. Ekstensi wrist : nyeri dibagian luar siku

12
d. Pengukuran Nyeri dengan skala VAS

- Nyeri diam: Tidak ada nyeri

0 10
Tdk ada nyeri sangat nyeri

- Nyeri gerak:

0 7 10
- Nyeri tekan:

1 8 10

C. PEMERIKSAAN SPESIFIK

a. Cozen’s Test

Prosedur Test :

 Posisi pasien duduk. Posisi Pemeriksa duduk di sisi depan dari pasien.
 Stabilisasi elbow pasien dalam posisi 90 derajat fleksi dengan satu tangan, sambil anda
mempalpasi epicondlus lateral dengan thumb fisioterapis
 Selanjutnya, mintalah pasien untuk mengepalkan tangannya, mempronasikan lengan
bawahnya, lalu radial deviasi dan ekstensi wrist, sambil melawan resistan dari tangan
fisioterapis

13
Interpretation

 Tes positif jika nyeri terprovokasi pada epicondylus lateral selama test

b. Maudsley Test

Prosedur Test :

 Posisi pasien duduk. Posisi pemeriksa duduk di sisi depan dari pasien
 Stabilisasi elbow pasien dalam posisi 90 derajat fleksi dengan satu tangan, sambil
pemeriksa mempalpasi epicondylus lateral dengan thumb
 Selanjutnya , mintalah pasien untuk mengekstensikan jari tengah (jari ke-3), sambil
melawan resistan dari tangan pemeriksa

Interpretasi :

Tes positif jika nyeri terprovokasi pada epicondylus lateral selama test

c. Mill Test

14
Prosedur Test :

 Posisi pasien berdiri. Posisi pemeriksa berdiri di sisi samping dari lengan pasien yang
akan di test.
 Palpasi epicondylus lateral dan support elbow pasien dengan satu tangan, sementara
tangan pemeriksa yang satunya mempronasikan lengan bawah pasien secara pasif,
disertai fleksi wrist dan ekstensi elbow secara penuh.

Interpretasi :

Test positif jika nyeri terprovokasi secara tiba-tiba pada epicondylus lateral selama test

D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Problematika Fisioterapi
a. Impairment
Adanya nyeri pada bagian epiconylus lateral elbow
Adanya penurunan LGS pada gerakan ekstensi elbow, pronasi, supinasi dan ekstensi
wrist karena nyeri

b. Functional Limitatin
Pasien kesulitan saat melakukan aktivitas dengan tangan kanannya

c. Disability
Pasien tidak dapat bermain bulutangkis dengan teman-temannya

E. TUJUAN INTERVENSI FISIOTERAPI

1. Tujuan Jangka Pendek


Menambah lingkup gerak sendi pada gerakan ekstensi elbow, pronasi, supinasi dan ekstensi
wrist karena nyeri
Menambah kekuatan otot penggerak gerakan ekstensor elbow, pronator, supinator dan
ekstensor wrist

15
2. Jangka Panjang
Membantu pasien agar dapat mengembalikan kemampuan fungsionalnya sehingga dapat
melakukan aktivitasnya kembali

F. INTERVENSI FISIOTERAPI

-Ada beberapa intervensi fisioterapi yang dapat diberikan

a) Stretching

Tujuan: untuk mengurangi nyeri dan spasme pada otot ekstensor carpi radialis longus dan brevis

Prosedur:

 Posisi pasien tidur terlentang atau duduk dimana lengan diposisian serileks mungkin
 Fisioterapis memposisikan siku penderita full ekstensi sedangkan lengan bawah pronasi
serta sendi wrist diposisikan full fleksi.
 Kemudian tangan terapis heterolateral mendorong siku penderita ke arah full ekstensi,
sedangkan tangan terapis homolateral memberikan penguluran (stretching) kearah full
pronasi lengan bawah dan fleksi wrist.
-Pertahankan posisi ini selama 20 – 30 detik, pengulangan dilakukan 5-10 kali.

b) Strengthening

Tujuan: Untuk meningkatkan kekuatan otot ekstensor carpi radialis longus dan brevis

Prosedur:

 Tangan dengan telapak pronasi siku bertumpu di tepi meja atau di atas lutut sehingga
hanya tangan yang bisa bergerak.
 Pasien diberi aba-aba untuk bergerak ke atas, terapis fiksasi telapak tangan dan memberi
tahanan yang berlawanan arah dengan gerakan pasien. Tangan pasien posisi mid pronasi
supinasi, lalu putar wrist ke arah pronasi – supinasi.
 Terapis memberi tahanan yang berlawanan arah. Tahan 10 kali pengulangan, 3 – 5 kali
per hari.

16
G. EVALUASI

Setelah diberikan intervensi fisioterapi pada pasien, diperoleh hasil bahwa ekspresi wajah pasien
sudah tidak begitu menampakkan rasa kesakitan akibat rasa nyeri yang mulai berkurang. Pasien
sudah mulai mampu menggerakkan tangannya dengan leluasa karena bertambahnya LGS

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada pasien dengan nama Ibu Andini diagnosa Tennis Elbow setelah dilakukan intervensi
fisioterapi dengan modalitas terapi latihan stretching dan strengthening didapatkan hasil sebagai
berikut :

a. Ekspresi wajah pasien sudah tidak begitu menampakkan rasa keakitan akibat rasa nyeri
yang mulai berkurang.
b. Pasien sudah mulai mampu menggerakkan tangannya dengan leluasa karena
bertambahnya LGS

B. Saran

Pada kasus Tennis Elbow ini dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan kerjasama antara terapis
dengan penderita dengan bekerjasama dengan tim medis lainnya, agar tercapai hasil pengobatan
yang maksimal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nopianto, T. (2013). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Tennis Elbow Dextra Di RSUD


Dr. Moewardi Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Achamd Arisandy. 2019. Physical Therapy Special Test II. Jawa Timur:Widya Physio

Zulaehah, I., Rahayu, U. B., & Fis, S. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Tennis
Elbow Dextra Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Hefi Nunik Susandari, N. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Tennis Elbow dengan


Terapi Latihan dan Terapi Modalitas Ultrasound (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

19

Anda mungkin juga menyukai