Alivia Aziziah
18163053
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Alivia Aziziah
18163053
Telah diseminarkan pada Ujian Akhir Praktek Fisioterapi Komprehensif pada hari sabtu
tanggal 3 juli tahun 2021 di depan Tim Penguji.
TIM PENGUJI
2. Sumarsono, SST.Ft,.M.Kes :
MENGETAHUI,
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
karunianya kepada saya Sehingga makalah “ Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back
Pain Dengan Modalitas Tens Dan Terapi Latihan ” ini dapat selesai pada waktunya sesuai
batas dan ketentuan yang telah diatur oleh dosen mata kuliah sebagai mana mestinya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memang mendapatkan banyak sekali
tantangan dan hambatan namun dengan bantuan banyak individu hambatan tersebut
dapat dilewati. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Penulis telah menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ditemukan dalam
proses penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis berharap kritik dari para pembaca
dapat membantu penulis dalam menyempurnakan makalah selanjutnya. semoga
makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mendapatkan lebih banyak
pengetahuan.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pinggang antara tulang rusuk bagian bawah dan daerah glutealis dan sering menjalar ke
daerah paha belang. Nyeri pinggang dapat terjadi karena adanya masalah dari struktur
neuromuskuloskeletal di daerah pinggang bawah, termasuk otot dan saraf serta tulang
Dalam kehidupan sehari – hari kasus nyeri punggung bawah memang banyak
dijumpai, dan kasus ini menyerang banyak usia. Misalkan saja spondylosis, yang
merupakan degenerasi dari discus. Pada degenerasi discus, dan terutama setelah
prolapse yang berulang, mungkin terdapat pemipihan berangsur – angsur dari discus
dan pergeseran sendi – sendi permukaan posterior. Pergerakan yang terganggu pada saat
flexi dan ekstensi merupakan suatu jenis gerakan ketidakstabilan sendi segmen yang
menimbulkan gejala ketidakmampuan gerak pada pasien (Woolfson & Tony, 2008).
Insiden secara keseluruhan pria dan wanita sama tetapi setelah usia 60 tahun
wanita lebih banyak oleh karena terjadinya osteoporosis. Kasus Nyeri Punggung
Bawah (NPB) di Amerika Serikat memerlukan biaya lebih dari $16 Bilyun pertahun.
Prevalensi umur terbanyak antara usia 55 – 64 tahun. Di Rumah sakit Dr. Kariadi
Semarang, pasien baru yang berkunjung di Divisi Rehabilitasi Medik selama Januari –
Desember 1995 sebanyak 1327 terdapat 276 orang (20 %) dengan keluhan NPB dengan
5 orang harus menjalani operasi dan 9 orang (3,04%) mengalami keterbatasan aktifitas
sehari-hari / ADL. Pada tahun 2002 didapatkan 52 penderita nyeri punggung bawah dari
iv
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu
Pada kasus Low Back Pain akibat Spondylosis dan Scoliosis ini peranan fisioterapi
yaitu mengurangi rasa nyeri, meningkatkan LGS, meningkatkan kekuatan otot dan
(TENS) dan massage, yang berfungsi untuk mengurangi nyeri. Sedangkan untuk
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh dan alat gerak tubuh. Susunan tulang vertebra secara umum terdiri
Gambar 1.
Tulang belakang dilihat dari lateral dan anterior (Putz, 1995)
Ket :
1. Vertebra cervicalis I – VII 6. Atlas
2. Vertebra thoracalis I – XII 7. Axis
3. Vertebra lumbalis I – V 8. Vertebra prominens
4. Osc. Sacrum 9. Foramen intervertebralis
5. Oss. Coccygae 10. Promotorium
vi
b. Diskus intervertebralis
dengan sifat daya pengikat air yang kuat karena mengandung 88% air
(Platzer, 1992).
2) Bagian tepi disebut annulus fibrosus yang terdiri dari atas serabut-serabut
c. Stabilitas
Stabilitas pada vertebra ada dua macam yaitu stabilisasi pasif dan
stabilisasi aktif. Untuk stabilisasi pasif adalah ligament yang terdiri dari :
(1) ligament longitudinal anterior yang melekat pada bagian anterior tiap
pada bagian posterior dikcus dan posterior korpus vertebra. Ligament ini
vii
Sedangkan yang berfungsi untuk stabilisasi aktif adalah adalah otot-
Gambar 2.
viii
2. Biomekanik
menjadi tiga yaitu sagital, trasversal dan juga frontal. Sedangkan gerakanya
Gerak fleksi terdapat pada bidang sagital dan axixnya pada gerakan
frontal. Pada gerak ini sudut normalnya adalah 60°. Otot rectus abdominis
dan esktensor spinal yang membantu gerakan ini (Kapanji, 2010). Ekstensi
lumbal terdapat pada axis frontal dengan bidangnya sagital, pada gerakan
ini sudutnya adalah 35°. Otot penggeraknya adalah longisimus dorsi dan
b. Rotasi lumbal
Sudut normal gerakan ini adalah 45° dengan otot utama penggeraknya
adalah otot illiocostalis lumborum untuk gerakan ipsi lateral dan kontra
lateral. Gerakan ini tercipta pada bidang horizontal dengan aksis melalui
Sudut yang dibentuk oleh gerakan bidang frontal adalah 30° juga otot
ix
besar tetapi cenderung terjadi cidera dengan kemungkinan yang besar
1. Definisi
dengan bagian bawah pinggul atau lubang dubur. Yang timbul akibat adanya
dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri ini tidak disertai dengan hipertensi,
parestesi, kelemahan atau defisit neorologis. Bila batuk atau bersin tidak
2. Etiologi
intervertebralis dan iritasi persendian posterior. Rasa nyeri pada spondylosis ini
x
durameter yang mengakibatkan iskemik dan radang (Harsono dan Soeharso,
2005).
Hal ini akan menimbulkan keterbatasan gerak pada regio lumbal dan dapat
tanda – tanda sisa dari prolaps diskus yang lama (misalnya tiadanya reflek
fisiologis). Pada tahap sangat lanjut, gejala dan tanda – tanda stenosis spinal
Perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis antara lain: (a)
annulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber cenderung melonggar dan muncul
retak pada berbagai sisi, (b) nucleus pulposus kehilangan cairan, (c) tinggi
diskus berkurang, (d) perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi
pada diskus dan dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda – tanda dan gejala
(Yulianza, 2013).
vertebra lumbalis. Apabila hal ini mengenai saraf, maka akan terjadi kompresi
pada saraf tersebut, dan dari hal itu dapat menimbulkan rasa nyeri, baik lokal
maupun menjalar, parastesia atau mati rasa, dan kelemahan otot (Woolfson,
2008).
deformitas, dan nyeri serta paraestesia atau rasa lemah pada tungkai. Gejala
setelah menggeliat, atau secara berangsur – angsur tanpa kejadian apapun. Dan
xi
yang diperhatikan pula gejala yang ditimbulkan menetap atau kadang – kadang
berkurang. Selain itu juga perlu memperhatikan sikap tubuh, dan gejala yang
penting pula yaitu apakah adanya sekret uretra, retensi urine, dan inkontinensia
(Apley, 2013).
4. Patologi
Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal
lebih lemah dibanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot
sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas
5. Diagnose Banding
a. HNP
fibrosus kapsul adanya trauma langsung atau tidak langsung pada diskus
pulposus yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar dan melalui robekan
(Calliet, 1981).
xii
b. Lumbal spinal stenosis
dengan atau tanpa keluhan. Kelainan yang menyebabkan stenosis pada spinal
c. Spondylolisthesis
d. Spondylosis
suktur dan fungsi normal spinal. Walaupun peran proses penuaan adalah
C. Problematik Fisioterapi
1. Impairment
merasakan suatu nyeri tekan, diam maupun gerak. Selain nyeri penderita
a. Nyeri
xiii
b. Mekanisme nyeri pada HNP
suatu tekanan pada saraf tulang belakang atau bisa juga karena trauma tulang
belakang.
2. Functional limitation
seseorang tidak mampu melakukan aksi atau gerakan. Biasanya pada penderita
3. Participation retriction
D. Instrumen Penilaian
Skala pengukuran VDS dilakukan dengan cara pasien diminta untuk menilai
xiv
derajad nyerinya sendiri sesuai kriteria berikut: (Trisnowiyanto, 2012).
Tabel 2
Skala Nyeri dengan VDS
Kriteria
1 = Tidak Nyeri
2 = Nyeri Sangat Ringan
3 = Nyeri Ringan
4 = Nyeri Tak Begitu Berat
5 = Nyeri Cukup Berat
6 = Nyeri Berat
7 = Nyeri Tak Tertahankan
2. Midline
Lingkup Gerak Sendi (ROM), Lingkar tubuh dan panjang anggota gerak.
Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini pada tulang belakang bertujuan untuk
mengetahui data tentang ROM pada gerak pasif atau aktif, ekstensibilitas dan
1. TENS
neuron nosiseptif di kornu posterior medula spinalis, dari sel internunsial yang
bersifat inhibitor yang dikenal sebagai substansia gelatinosa dan sel T yang
merelei informasi dari pusat yang lebih tinggi dan keduanya terletak di kornu
xv
posterior medula spinalis. Dengan mengaktifkan sel T, pada saat yang
2. Terapi Latihan
pada tahun 1937 untuk pasien dengan Low back pain (LBP) kronik sebagai
discus
xvi
BAB III
1. Anamnesis
1. Identitas pasien
2) Umur: 62 tahun
4) Alamat: Papakelen
5) Pekerjaan: IRT
2. Keluhan utama:
3. Riwayat keluhan:
karena pasien pernah jatuh. Pasien merasakan nyeri saat berjalan jauh, duduk
lama, berdiri lama, posisi duduk ke berdiri, jongkok, dan posisi tidur miring
kanan dan miring kiri. Pasien merasa nyeri berkurang saat beristirahat.
Karena pasien mersakan nyeri yang tidak nyaman secara terus menerus
xvii
2. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital :
3) Pernafasan: 21x/menit
2. Inspkesi
Statis: terlihat ekspresi wajah pasien seperti menahan sakit, tidak terlihat
adanya bengkak, tidak ada tidak ada atrofi otot dan tidak ada perubahan
3. Palpasi
Adanya nyeri tekan pada area punggung bawah, terba adanya spasme
otot pada otot paravertebral, tidak ada bengkak, dan suhu local normal.
1. Gerak aktif
adanya nyeri
2. Gerak pasif
xviii
3. Intrapersonal : pasien dapat berkomunukasi dengan baik dengan fisioterapi
6. Pemeriksaan spesifik
3= nyeri ringan
6= nyeri berat
Interpertasi
Fleksi = 50cm-55cm= 5 cm
Ekstensi =50cm-47cm= 3 cm
xix
Lateral fleksi kanan =67cm- 61 cm= 6cm
3. Tes lasegue
4. Tes braggard
5. Tes Patrick
yang akan di periksa di atas lutut tungkai satunya. Hip joint fleksi, abduksi,
xx
Posisi pasien tidur terlentang kemudian lutut yang akan diperiksa di
rotasi 10 derajat
1. Impairment
Adanya nyeri pada punggung bawah, adanya nyeri gerak pada lateral fleksi
2. Functional limitation
Adanya gangguan aktifitas terutama pada saat duduk lama, berdiri lama,
3. Participation restriction
D. Program Fisioterapi
1. Tujuan
semaksimal mungkinn
2. Rencana evaluasi
xxi
3. Prognosis
Pasien di anjurkan untuk mengikuti anjuran tentang cara bangun yang baik
yang telah di ajarkan oleh ft dan meminta pasien untuk menhindari posisi yang
E. Penatalaksanaan Fisioterapi
a. Persiapan alat :
Periksa alat yang akan digunakan dalam baik dan berfungsi saat dinyalakan
dan digunakan.
b. Persiapan pasien :
Jelaskan pada pasien tujuan, manfaat dan efek yang akan dirasakan
nyaman
c. Pelaksanaan :
terlebih dahulu membersihkan area terapi dengan kapas alkohol agar steril,
kemudian ped ditempel pada area keluhan. Waktu terapi disetel 10 menit
xxii
dengan tipe continue dan intensitas 14,3 mA sesai toleransi pasien. Selama
d. Sesudah terapi :
xxiii
BAB IV
A. Kesimpulan
Nyeri punggung bawah merupakan penyakit yang perlu perhatian khusus dan
tidak boleh di anggap sepele, terutama nyeri punggung bawah yang di sebabkan
oleh hernia nucleus pulposus, gejala dan dampaknya akan lebih berat jika tidak di
tengani dengan cepat dan baik, pasien akan mengalami penurunan kemampuan
B. Saran
Saran kepada pasien ,yaitu untuk dapat mengikuti proses terapi dengan baik
sesuai ketentuan dan program yang telah disusun oleh fisioterapis agar tujuan terapi
xxiv
Daftar Pustaka
Appley, A. G dan Louis Solomon. 1995. Terjemah Ortopedi dan Fraktur Sistem Appley.
Edisi ke tujuh. Jakarta: Widya Medika.
Cailliet, R, 1979; Low Back Pain Syndrome; Second Edition, F. A Davis Company,
Philadelphia
.
Harsono dan Soeharso. 2005. Nyeri punggung Bawah (Harsono). Kapita Selekta
Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kapandji, I. A., 1990; The Physiologi of Joints; Volume three, Churchill Livingstone,
USA.
Mujianto. 2013. Cara Cepat Mengatasi 10 Besar Kasus Muskuloskeletal dalam Praktik
Klinik Fisioterapi. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Platzer, Warner, (1995). Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Priyatna, Heri, 2000; Perbedaan Pemberian Back Isometrik dan Back Isotonik pada
Kasus Low Back Pain Akibat Lumbo Sacral Strain Ditinjau dari Kemampuan
Aktivitas Sehari-hari; Kumpulan Makalah TITAFI XV ; Semarang 2-4 Oktober
2000, IFI.
R. Putz and R. Pabst (2000). Atlas Anatomi Manusia, Sobotta Anatomi, Edisi 2. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
xxv