Disusun oleh :
Merizaputri Wihelmina Kotta, S. Ked
2208020035
Pembimbing :
dr. Candida Isabel Lopez Sam, Sp. N
Laporan kasus dengan judul “Low Back Pain” ini diajukan oleh:
NIM : 2208020044
Pembimbing Klinik
Diajukan di : Maumere
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “Low
Back Pain”. Berbagai pihak telah banyak membantu dan membimbing dalam
penulisan referat ini. Oleh karena itu, penulismengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Candida Isabel L. Sam, Sp.N selaku ketua SMF bagian Ilmu Saraf
RSUD.Dr. T.C. Hillers dan sekaligus pembimbing membagikan ilmu dalam
proses belajar dan penyelesaian tugas laporan kasus ini di SMF bagian Ilmu
Saraf RSUD dr.T.C. Hillers.
2. dr. Tersila A. D. Dedang, M.Biomed, Sp.N selaku pembimbing yang telah
membimbing dan membagikan ilmu serta meluangkan waktu tenaga dan
pikiran penulis selama proses belajar dan penyelesaian tugas laporan kasus di
SMF bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T.C. Hillers.
3. Seluruh staf dan karyawan Instalasi bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T.C. Hillers
Maumere, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas
NusaCendana yang sudah berpartisipasi dalam memperlancar kegiatan belajar
mengajar di SMF bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T.C. Hillers.
4. Teman-teman dokter muda di SMF/Bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T.C. Hillers
Maumere, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa
Cendana yang sudah memberi dukungan dan saling berbagi dalam proses
belajar di SMF bagian Ilmu SarafRSUD dr. T.C. Hillers.
5. Seluruh pihak yang telah membantu terutama orang tua dan keluarga yang
telah memberikan dukungan baik dalam bentuk doa maupun materi dalam
proses belajar di SMF bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T.C. Hillers.
Akhir kata, penulis berharap semoga referat ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Maumere, April 2023
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Anatomi dan Fisiologi Lumbar Spine ........................................... 3
2.2 Definisi Low Back Pain ................................................................ 6
2.3 Faktor Resiko Low Back Pain ...................................................... 7
2.4 Etiologi dan Patofisiologi............................................................ 12
2.5 Klasifikasi Low Back Pain .......................................................... 14
2.6. Manifestasi Klinis ....................................................................... 22
2.7 Diagnosis Low Back Pain ........................................................... 32
2.8 Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 44
2.9 Diagnosis Banding Low Back Pain............................................. 48
2.10 Penatalaksanaan Low Back Pain15 .............................................. 52
2.11 Prognosis ..................................................................................... 54
BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57
iv
BAB I
PENDAHULUAN
dipunggung belakang. Low back pain sering dijumpai dalam praktek sehari-
penyakit akibat kerja. Menurut Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) dalam National Center for Health Statistics (2021) Di Negara Amerika
bertambahnya usia.1 Pada usia 18-29 tahun terdapat 28,4 %, usia 30-44 tahun
terdapat 65,2 %.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia masih
angka kejadian keluhan low back pain yang masih tinggi dan tingkat
satunya adalah kuli angkut atau buruh angkut, petani dan nelayan.2
atau musculoskeletal disorders (MSDs) salah satunya adalah low back pain.
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerja buruh angkut adalah kondisi kerja
pemerintahan ataupun swasta. Salah satu faktor risiko pada kondisi kerja yang
tidak ergonomis pada buruh angkut pabrik industri adalah bekerja dengan
maka semakin besar risiko untuk mengalami low back pain sehingga para
Salah satu cara untuk mencegah penyebab keluhan low back pain
dapat meningkatkan suplai darah kedalam otot menjadi lebih maksimal dan
memperkuat otot punggung sehingga baik untuk pekerja berat atau pekerja
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kedudukan ruas tulang belakang. Tulang belakang terdiri dari 30 tulang yang
terdiri atas :
Vertebra servicalis sebanyak 7 ruas dengan badan ruas kecil, rendah dan
berbentuk segitiga dan besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang saraf
yang disebut foramen transversalis yang dilalui oleh arteri dan vena
dan kekanan.
3
Vertebra thorakal sebanyak 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, ujung
Vertebra lumbalis sebanyak 5 ruas. Badan ruasnya tebal, besar dan kuat,
disebut promontorium.
sebuah tulang segitiga kecil, yang berartikulasi pada basisnya pada ujung
dengan sacrum.
Setiap ruas tulang belakang terdiri dari korpus di depan, dan arkus
dan kiri. Sepasang lamina, dua sendi, satu processus spinosus, serta dua
4
Setiap diskus terdiri dari lapisanlapisan kartilago yang konsentrik yang
diskus akan kembali ke posisi semula. Bila terjadi traksi, cairan masuk ke
dalam diskus dan ruang diskus maka ruang diskus akan melebar. Menginjak
5
berbentuk seperti ginjal. Prosessus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti
kapak kecil. Prosessus transversusnya panjang dan kecil. Pada ruas ke lima,
lumbosakral.
Low back pain atau nyeri punggung bawah, nyeri yang dirasakan di
punggung bagian bawah pada ruas lumbalis dan sakralis (L5-S1). Nyeri ini
dapat berupa nyeri lokal, nyeri radikuler, ataupun keduanya. Nyeri ini terasa
diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah
lumbal atau lumbo-sakral, nyeri dapat menjalar hingga ke arah tungkai dan
kaki.1 Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang
pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral
spina lumbalis.
6
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain
dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah
1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal
pain.
1. Usia
tulang dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun.
7
2. Jenis kelamin
wanita lebih sering izin untuk tidak bekerja karena LBP. Jenis kelamin
sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka. Hal ini terjadi
pada pria.1
dan tinggi badan seseorang. Nilai IMT didapatkan dari berat dalam
Dikatakan bahwa indeks masa tubuh untuk orang Asia dewasa menjadi
4. Kebiasaan merokok
akibat merokok akibat tiap tahun adalah 4,9 juta dan menjelang tahun
8
itu, merokok dapat pula menyebabkan berkurangnya kandungan mineral
5. Riwayat pendidikan
6. Tingkat pendapatan
hari kerja. Terdapat sistem 6 hari kerja dan 5 hari kerja (lebih dominan)
9
pendapatan jikalau mereka tidak lembur. Hal ini akan berdampak pada
produktivitas kerja.5
7. Aktivitas fisik
aktivitas otot pada periode waktu tertentu. Aktivitas fisik yang cukup dan
rendah pada awalnya untuk menghindari cidera pada otot dan sendi.6
8. Beban Kerja
10
Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot,
9. Repitisi
dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak efisien sehingga
dan menjepit dengan tangan. Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh
seperti bahu, punggung dan lutut karena daerah inilah yang paling sering
mengalami cedera.6
apabila ada jeda waktu istirahat yang digunakan untuk peregangan otot.
dilakukan dengan postur janggal dengan beban yang berat dalam waktu
yang lama. Frekuensi terjadinya sikap tubuh terkait dengan berapa kali
11
repetitive motion dalam melakukan pekerjaan. Keluhan otot terjadi
anterior dan posterior. Struktur yang peka terhadap nyeri adalah periosteum,
1/3 bangunan luar anulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia dan
bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal lebih lemah dibanding otot
fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak
jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas diinervasi sistem saraf
sehingga mengalami nyeri tekan. Perlengketan otot yang tidak sempurna akan
12
neuromuskuloskeletal dapat diakibatkan beberapa faktor seperti otot,
umur.
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastis yang tersusun atas
banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksibel (diskus intervertebralis) yang
diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot
paravertebralis.
menyerap goncangan vertikal pada saat berlari dan melompat. Batang tubuh
sangat penting pada aktivitas mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai
thorakal dan lumbal, sehingga pada saat facet joint lepas dan disertai tarikan
dari samping, terjadi gesekan pada kedua permukaan facet joint menyebabkan
13
dan perengangan berlebihan pendukung tulang dapat berakibat nyeri
punggung.
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matrik gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis,
kurang dari 6 minggu. Rasa ini dapat hilang atau sembuh. Acute Low
mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian
tersebut dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan
14
2. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri
yang berulang – ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki
onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low
a. LBP Viserogenik
nyerinya.
b. LBP vaskulogenik
15
daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan mereda saat
berdiri.
c. LBP neurogenik
o Neoplasma:
o Araknoiditis:
perlengketan tersebut.
ligamentum flavum.
16
Gejala klinis timbulnya gejala klaudicatio intermitten
istirahat.
d. LBP spondilogenik
e. LBP psikogenik
f. LBP osteogenik
hipofosfatemia familial.
g. LBP diskogenik
o Spondilosis
17
menyebabkan timbulnya osteofit, penyempitan kanalis spinalis
(percobaan Naffziger).
otot sekitar lesi dan nyeri tekan ditempat tersebut. Hal ini
scoliosis.
18
HNP sentral menimbulkan paraparesis flaksid,
L5-S1 dan L4-L5. pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri terdapat
o Spondilitis ankilosa:
bamboo spine.
19
h. LBP miogenik
o Ketegangan otot
kapsula.
o Defisiensi otot
20
Red Flags Low Back pain
Red Flags adalah indicator yang mungkin suatu kondisi serius untuk
ditangani . Red Flags dibuat untuk diindikasikan pada kondisi Low Back pain akut.
(nyeriistirahat)
ca.prostat, ca.paru)
Inkontinensia
fekalAnestesi
sadel
Usia >50tahun
21
2.6. Manifestasi Klinis
bawah atau pinggang: regio lumbar vertebrae yang terdiri dari 5 vertebrae (L1-L5)
otot dan tendon yaitu musculus erector spinae, musculus interspinalis, dan
bawah dapat diklasifikasikan sebagai nyeri akut, subakut, dan kronik. Disebut nyeri
akut jika keluhan berlangsung selama kurang dari 6 minggu. Disebut kronik jika
Berdasarkan sumber nyeri kasus low back pain dapt dibedakan menjadi 2, yaitu:
• Diskus: terjadi proses degeneratif, terjadi trauma dan atau terjadi infeksi
Contonya: HNP
22
• Tulang: terjadi fraktur (trauma), fraktur pathologis (tumor, osteoporosis),
(scoliosis).
• Syaraf
• Kombinasi
• Sendi panggul
Berdasarkan penyebab dan gejala yang ditimbulkan, nyeri punggung bawah dapat
visceral9 : 10
yang paling umum. Nyeri aksial atau nyeri mekanikal diandai dengan: muncul
saat melakukan aktivitas, muncul pada posisi tertentu, berkurang dengan istirahat
barang berat, atau mengejan. Sumber nyeri aksial adlah sendi (diskus dan facet),
23
1. Sprain/strain Otot
gejala berupa spasme otot, kram, atau kaku. Sprain disebabkan oleh
yang salah, mengangkat benda yang terlalu berat, atau peregangan otot
cedera terjadi saat unit kontraktual otot terekspos oleh episode beban
dan nyeri.
24
periferal ataupun sentral, sehingga terjadi overaktivitas otot dan
Nyeri karena spasme otot adalah yang paling sering terjadi, berupa
nyeri non spesifik, bisa menjalar ke pantat dan daerah sakral namun
rekurensi atau periode nyeri yang lebih ringan selama beberapa hari.
rata. Sel nukleus dan annulus merespon terhadap beban sesuai dengan
25
interleukin-6 (IL-6) yang membuat diskus lebih keras dan annulus
Nyeri yang terjadi tersebut sering disebut dengan nyeri diskus. Inervasi
disku
paha.
26
Penjalaran nyeri pada HNP
27
klaudikasio intermitens. Selain nyeri, juga dapat timbul kelemahan
3. Stenosis Lumbaris
atau setelah berjalan lama, dan menurun dengan istirahat, duduk, atau
belakang.
Stenosis spinanlis
28
4. Spondilosis
duduk dalam waktu yang lama dan kebiasaan postur yang jelek.
Pada faktor usia menunjukkan bahwa kondisi ini banyak dialami oleh
29
Tanda dan gejala Spondilosis :
Pasien biasanya berusia di atas 40 tahun dan memiliki tubuh yang sehat.
Nyeri sering timbul di daerah punggung dan pantat. Hal ini akan
dan tanda – tanda stenosis spinal atau stenosis saluran akar unilateral
dapat timbuL
30
B. Nyeri Pinggang Non Mekanikal
1. Ankylosing Spondylitis
ditemukan nyeri dan bengkak di sendi lain serta kelelahan yang sangat.
2. Infeksi Spinal
3. Tumor Spinal
paru- paru, prostat, atau ginjal, dan jarang sekali tumor spinal yang
31
2.7 Diagnosis Low Back Pain
1. Anamnesis11
menyebabkan kausa dari nyeri tidak dapat diketahui pada saat pasien
sampai resolusinya.
sakroiliaka. Jika nyeri yang terjadi adalah nyeri psikogenik maka tidak
32
4) faktor yang memperberat atau memperingan. Jika terjadi lesi mekanis, maka
nyeri akan berkurang dengan istirahat dan bertambah berat saat aktifitas.
Jika pada penderita HNP duduk agak bungkuk dan manuver valsava akan
memperberat rasa nyeri. Namun pada penderita tumor, nyeri lebih menetap
5) intensitas atau kualitas nyeri, perlu ditanyakan agar dapat menilai kondisi
perbaikan atau perburukan pasien. Gejala nyeri punggung yang lama dan
intermiten serta diselingi oleh periode tanpa gejala merupakan gejala khas
dari low back pain karena faktor mekanis. Nyeri pada malam hari juga harus
tindakan operatif.13
33
Gejala LBP yang sudah lama dan intermiten, diselingi oleh
periode tanpa gejala merupakan gejala khas dari suatu LBP yang
yaitu:14
(1) Nyeri lokal, lokasi nyeri dekat bagian punggung yang sakit
pada penyakit dengan lesi pada tulang belakang lumbal bagian atas.
perjalanan radix saraf. Saat batuk, bersin, atau kontraksi otot abdomen,
34
2. Pemeriksaan fisik
dan refleks-refleks.
a. Inspeksi :
otot paravertebral.
35
adanya ketegangan pada saraf yang terinflamasi diatas suatu
b. Palpasi :
(psychological overlay).
intervertebralis.
neurologis.
atau LMN.
36
3. Pemeriksaan Neurologik
nyeri pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau
a. Pemeriksaan sensorik
sensorik ini meliputi pemeriksaan rasa rabaan, rasa sakit, rasa suhu,
rasa dalam dan rasa getar (vibrasi). Bila ada kelainan maka
yang terganggu.
b. Pemeriksaan motorik
gerakan tadi.
37
3) Perlu perhatikan adanya fasikulasi ( kontraksi involunter yang
c. Pemeriksaan reflek
motor neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri
38
4. Pemeriksaan Khusus Low Back Pain
a. Test Lassegue
muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40o dan
sejauh 90o. Positif bila pasien tidak dapat mengangkat tungkai <70°
b. Test Patrick
39
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan
medial dari knee. Setelah itu lakukan kompresi, (+) apabila terjadi
persendian lutut.
40
d. Test Kontra Patrick
e. Sicard’s sign
lutut (ekstensi sendi panggul dan lutut) dan dorsoflesi ibu jari kaki.
41
f. Bracard Sign
lutut (ekstensi sendi panggul dan lutut) dan dorsoflesi kaki. Positive
positive apabila timbul nyeri radikuler pada daerah saraf yang sakit.
42
h. Tes valsava
i. Spasme m. psoas
43
j. Tes Gaenselen
spinalis lumbalis.
1. Laboratorium:
endap darah (LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan
fungsi ginjal.
44
2. Pungsi Lumbal (LP) :
sehingga terlihat albumin yang sedikit meninggi sampai dua kali level
normal.
3. Pemeriksaan Radiologis :
a. Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-
bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu
b. CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level
45
c. Mielografi berguna untuk melihat kelainan radiks spinal, terutama
kontras berguna untuk melihat dengan lebih jelas ada atau tidaknya
d. MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan
lunak
46
Mielografi atau CT mielografi dan atau MRI adalah alat
oleh ahli bedah saraf atau ortopedi untuk menentukan lokalisasi lesi
bila ada suatu lesi. Dengan adanya MRI maka pemeriksaan ini sudah
f. Elektromiografi (EMG) :
47
Dalam bidang neurologi, maka pemeriksaan
bagi menjadi NBP spesifik dan non spesifik. Nyeri punggung bagian
angkat dan angkut yang tidak benar, sikap yang tidak ergonomis dalam
utama terjadinya HNP adalah cidera. Cidera dapat terjadi karena terjatuh
48
2. Degenerasi Lumbal13
tubuh kita yaitu untuk membuat manusia bisa tegak tegak berdiri dan
untuk mendistribusikan beban berat badan tubuh saat berdiri dan berjalan
sehingga mencegah risiko patah tulang dan fungsi ini juga dapat
dan mortalitas. Studi uji klinis pada manusia dan hewan menunjukkan
49
Selain itu, proses penuaan sel di degenerasi diskus intervertebra
50
(nerve growth factors) dan BDNF (brain derived neurotrophic factor)
3. Fraktur Osteoporotik14
osteoporosis.
akhirnya akan terjadi patah tulang atau fraktur, dan yang lain lebih sering
biasanya dipicu oleh kegiatan yang berlebihan maupun stress fisik, dan
akan menghilang setelah 4-6 minggu, oleh karena itu biasanya seseorang
akan tidak sadar telah mengalami gejala awal. Pasien juga dating dengan
gejala yang lain, seperti gejala patah tulang, turunnya tinggi badan,
dialami pasien, dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut juga perlu
osteoporosis.
51
2.10 Penatalaksanaan Low Back Pain15
Oleh karena penyebab low back pain sangat beraneka ragam maka
tahapan terapi low back pain, yaitu konservatif, operatif dan rehabilitasi.
1. Terapi konservatif
a. Rehat baring
memakai pegas atau per, dengan demikian tempat tidur harus dari
papan yang lurus dan kemudian ditutup dengan lembar busa yang
tipis.
b. Medikamentosa
Ada dua jenis obat dalam tatalaksana LBP, ialah obat yang
52
(prednisolon, prednisone), anti-inflamasi non steroid (AINS)
c. Fisioterapi
2. Terapi operatif
3. Rehabilitasi
tidak timbul LBP lagi di kemudian hari. Pada kasus tertentu, tujuan
satu tingkat, ialah agar penderita tidak menggantungkan diri pada orang
53
lain dalam melakukan kegiatan sehari-hari (the activities of daily living),
sebagainya. Apabila tujuan rehabilitasi kelas dua ini teoritis juga tidak
akan tercapai, maka tujuan herabilitasi perlu diturunkan lagi ialah agar
2.11 Prognosis
kronik progressive.(9)
54
BAB III
KESIMPULAN
Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah dan dapat menyebabkan rasa nyeri lokal maupun nyeri radikuler ataupun
keduanya. Nyeri ini berasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah
yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran
tububuhnya. Dari jumlah itu, sekitar 20% berhubungan dengan tulang belakang.
atau perubahan bertahap yang behubungan dengan penuaan dan penyakit sistemik.
terhadap produksi impuls nyeri melalui saraf tulang belakang. Nyeri tulang
belakang juga merupakan kombinasi dan rasa sakit dalam akar saraf itu sendiri,
serta rasa sakit dari jaringan tetangga yang sakit disebabkan oleh efek herniasi pada
55
tulang punggung (inspeksi, palpasi, perkusi), pemeriksaan laboratorium dan
radiologi.
sering dijumpai episode nyeri berulang. Penentuan faktor risiko dapat juga
56
DAFTAR PUSTAKA
1. Andini F. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. J Majority, 2015; 4 (1):
12-19
2. Vlaeyen, JW, Maher CG, Wiech K, Zundert JV, Meloto CB, Diatchenko L, et
al. Low back pain. Nat Rev Dis Primers. 2018; 4 (1) :52-55
3. Last AR, Hulbert K. Chronic low back pain: Evaluation and management. Am
Fam Physician. 2019; 79 (12) :1067-1074.
4. Ferrara P, Rinonapoli G, Vicente CI. The Anatomy and Classification of Back
Pain: General Simple Concept for The General Medical Doctor. Canadian
Open Orthopaedics and Traumatology Journal, 2016; 3 (4): 14-18
5. Rahmawati A. Risk Factors of Low Back Pain. Jurnal Medika Hutama, 202l;
3 (1): 1601-1607
6. Nurzannah, Sinaga M, Salmah U. Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya
Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Tenaga Kerja Bongkar Muat
(TKBM) di Pelabuhan Belawan Medan. Media Neliti Publication. 2015: 1-12
7. Allegri M, et al. Mechanisms of Low Back Pain: A Guide for Diagnosis and
Therapy. F1000 Research, 2016; 5: 1-5
8. Sayed MA, Mohamed SHP. Low Back Pain: A Comprehensive Review on The
Diagnosis, Treatmet Options, and The Role of Other Contributing Factors.
OAMJMS, 2021; 9: 3-9
9. Euas JP, Logen WC. Classification of Low Back Pain Into Subgroups For
Diagnostic and Therapeutic Clarity. Columna, 2020; 19 (1): 34-39
10. Njis J, et al. Low Back Pain: Guidlines for The Clinical Classification of
Predominant Neuropathic, Nociceptive or Central Sensitization Pain. Pain
Physician, 2015: 334-345
11. Cahya A, Santoso WM, Husna M, Munir B, Kurniawan SN. Low Back Pain.
JPHV, 2019; 2 (1): 1-17
12. Romaniyanto, et al. Interbertebral Disc Degeneration. Sys Rev Pharm, 2020;
11 (11): 1042-1049
57
13. Dewo NA, Nurdian Y. Fraktur Akibat Osteoporosis. Research Gate, 2019: 1-3
14. Eterm U, Irdesel FJ. Evaluation of Osteoporosis and Osteoporotic Fracture
Risk in Men. Turk J Osteoporos, 2022; 28: 61-65
15. Traeger A, Buchbinder R, Harris I, Maher C. Diagnosis and management of
low-back pain in primary care. CMAJ. Canadian Medical Association; 2017
58