PARKINSON
Disusun Oleh:
Chyndi Elysmi Dami, S.Ked
Pembimbing:
dr. Candida Isabel Lopes Sam, Sp.S
Pembimbing Klinik
Ditetapkan di : Maumere
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat, cinta dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas referat pada
Kepaniteraan Klinik Bagian Saraf dengan judul “Parkinson” sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Referat ini dibuat untuk memenuhi persyaratan ujian kepanitraan
klinik di bagian Ilmu Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Penulis
berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing penulis selama penyusunan
referat ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Candida Isabel L. Sam, Sp.S selaku kepala SMF bagian Ilmu Saraf
RSUD.Dr. TC. Hillers yang sudah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
penyelesaian tugas referat ini di SMF bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T. C.
Hillers.
pikiran penulis selama proses belajar dan penyelesaian tugas referat di SMF
3. Seluruh staf dan karyawan Instalasi bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T. C. Hillers
iii
4. Teman-teman dokter muda di SMF/Bagian Ilmu Saraf RSUD dr. T. C. Hillers
Cendana yang sudah memberi dukungan dan saling berbagi dalam proses
5. Seluruh pihak yang telah membantu terutama keluarga dan orang tua yang
telah memberikan dukungan baik dalam bentuk doa maupun materi dalam
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena dengan rendah hati penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang
konstruktif demi perbaikan dan penyempurnaan referat ini. Semoga referat ini dapat
memberikan manfaat kepada serta menjadi sumber motivasi dan inspirasi untuk
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
2.1 Definisi Penyakit Parkinson................................................................................3
2.2 Epidemiologi.......................................................................................................3
2.3 Etiologi................................................................................................................4
2.4 Patofisiologi........................................................................................................7
2.4.1 Anatomi Ganglia Basalis.................................................................................7
2.4.2 Autoregulasi Dopamin...................................................................................10
2.5 Klasifikasi.........................................................................................................14
2.6 Gejala Klinis.....................................................................................................15
2.7 Diagnosis...........................................................................................................21
2.7.1 Anamnesis......................................................................................................21
2.7.2 Pemeriksaan Fisik..........................................................................................22
2.7.3 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................23
2.7.4 Kriteria Diagnosis..........................................................................................23
2.8 Stadium Penyakit Parkinson............................................................................26
2.9 Tatalaksana........................................................................................................27
2.10 Prognosis.........................................................................................................32
BAB 3 KESIMPULAN..............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................35
v
BAB 1
PENDAHULUAN
paling umum terjadi setelah penyakit Alzheimer. Parkinson pertama kali diuraikan
oleh James Parkinson pada tahun 1817 dalam suatu tulisan berjudul An Essay on the
Shaking Palsy dimana pada anggota tubuh penderita penyakit ini tampak tremor dan
Selain gejala motorik, ada juga gejala non-motorik yang bisa terlihat yaitu gangguan
Prevalensi Penyakit Parkinson berkisar sekitar 160 per 100.000 populasi dan
dengan bertambahnya usia. Parkinson biasanya terjadi pada usia 65 hingga 70 tahun.
Kasus sebelum usia 40 tahun sangat jarang terjadi yakni kurang dari 5%. Pada usia 70
tahun, prevalensi dapat mencapai 120 dengan angka kejadian 55 kasus per 100.000
populasi per tahun. Pada populasi usia > 65 tahun, prevalensi parkinsonism sebanyak
2,3% dan penyakit Parkinson sebanyak 1,6%. Onset yang lebih awal terjadi disebut
Parkinson Juvenille dan dapat terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat genetik.
1
Parkinson terjadi lebih sering pada pria dibanding wanita dengan rasio 3 : 2. Secara
global, kecacatan dan kematian akibat Penyakit Parkinson meningkat lebih cepat
sebanyak 81% sejak tahun 2000, dengan angka kematian sebesar 329.000. Di
Indonesia, total kasus kematian akibat penyakit Parkinson menempati peringat ke-12
di dunia atau peringkat ke-5 di Asia. Penyakit Parkinson menyerang 876.665 orang
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan hilangnya neuron dopaminergik pada sel substansia nigra pars compacta di
ganglia basali secara progresif dan terjadi selama bertahun-tahun. Daerah ganglia
dopamin serta berperan dalam fungsi penting kontrol motorik, baik gerakan yang
disadari maupun tidak disadari, sehingga timbul gejala seperti bradikinesia, rigiditas,
2.2 Epidemiologi
muncul pada usia 40-70 tahun Penyakit Parkinson terjadi lebih banyak pada pria
dibanding wanita dengan rasio 3 : 2. Sebuah studi di Amerika Serikat dan Eropa
menunjukkan prevalensi di antara orang yang berusia 65 tahun ke atas yang terkena
Penyakit Parkinson sebesar 950 per 100.000 penduduk, setara dengan 349.000
individu di Amerika Serikat. Prevalensi tertinggi penyakit Parkinson terjadi pada ras
Kaukasian di Amerika Utara dan rasa Eropa (0,98% hingga 1,94%), menengah
terdapat pada ras Asia (0,018%), dan prevalensi terendah terdapt pada rasa kulit hitam
di Afrika (0,01%).5
3
Berdasarkan data WHO, insiden penyakti Parkinson di Asia sebesar 1,5
sampai 9,7 kasus per tahun di China dan Taiwan, sedangkan di Singapura, Wayakama
dan Jepang, terdapat 6,7 sampai 8,3 kasus per tahun dengan kisaran umur 60-96 tahun
menyerang 876.665 orang Indonesia dari total jumlah penduduk sebesar 238.452.952.
Total kasus kematian akibat penyakit Parkinson menempati peringkat ke-12 di dunia
2.3 Etiologi
(belum diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan
terhadap zat toksik yang belum diketahui, serta terjadinya penuaan yang prematur
atau menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan
1. Usia
4
Prevalensi penyakit Parkinson meingkat seiring dengan bertambahnya usia.
5
tahun, akan tetapi rata-rata menyerang penderita dengan usia 65 tahun,
sehingga usia merupakan salah satu faktor risiko penting terserang penyakit
Parkinson. Pada usia 70 tahun, prevalensi dapat mencapai 120 dan angka
kejadian sebesar 55 kasus per 100.000 populasi per tahun. Insiden meningkat
penduduk pada usia 50 sampai 200 per 10.000 penduduk pada usia 80 tahun..
2. Genetik
Parkinson, yaitu mutasi pada gen α-sinuklein pada lengan panjang kromosom
pasien dengan autosomal resesif parkinson, ditemukan delesi dan mutasi point
pada gen parkin (PARK 2) di kromosom 6. Selain itu juga ditemukan adanya
pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun.
3. Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
kerusakan mitokondria.
b. Pekerjaan
6
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
7
c. Infeksi
d. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah satu
e. Trauma kepala
peranannya masih belum jelas benar. Trauma kepala yang berat dan
g. Merokok
Didalam asap rokok terdapat banyak kandungan radikal bebas yang dapat
8
mempercepat kerusakan seluler akibat stres oksidatif. Terdapat banyak
subtantia nigra penderita dan diketahui bahwa zat besi bertindak sebagai
2.4 Patofisiologi
komplek amigdala. Disebut ganglia basalis karena hampir seluruhnya terletak di basal
dari hemisfer seebri. Striatum merupakan target dari input korteks menuju ke ganglia
basalis. Korpus striatum mencakup nukleus kaudatus dan putamen yang membentuk
bagian terluar dari nukleus lentiformis. Globus palidus merupakan sumber output
terhadap thalamus dan dibagi menjadi segmen interna dan segmen eksterna.9
9
Secara histologis, korpus striatum terdiri atas 2 bagian yaitu striatum yang
mencakup nukleus kaudatus dan putamen dan palidum yaitu globus palidus.
Sedangkan secara filogenetik, korpus striatum terdiri atas 2 bagian yaitu neo-striatum
yang mencakup nukleus kaudatus dan putamen dan paleo-striatum, yaitu globus
palidus.9
10
Gambar 2.2 8
11
Terdapat jalur saraf aferen yang berasal dari korteks motorik, korteks
premotor dan supplementary motor area menuju ke ganglia basalis lewat striatum.
Pintu masuk saraf aferen ke basal ganglia adalah putamen (striatum), sedangkan pintu
keluarnya adalah globus pallidus. Ganglia basalis menerima input dari korteks serebri
substansia nigra. Dari striatum diteruskan ke GPi (Globus Palidus internus) lewat
jalur langsung (direk) dan tidak langsung (indirek) melalui GPe (Globus Palidus
eksternus) dan Nucleus Subthalamica (STN). Dari GPe diteruskan menuju ke talamus
selanjutnya menuju ke korteks dari mana jalur tersebut berasal. Masukan dari ganglia
untuk menstabilkan posisi sendi. Adanya kerusakan pada struktur ganglia basalis
12
Gambar 2.1 Jalur langsung dan tidak langsung ganglia basalis dalam memulai aktivitas
motorik
dopaminergik. Dopamin melewati sawar darah otak melalui transport aktif. Proses
enzim tyrosine hydroxylase yang ada dalam neuron katekolaminergik. L-dopa diubah
secara cepat menjadi dopamin oleh aromatic L-amino acid decarboxylase. Di dalam
13
ujung saraf dopamin dibawa ke vesikel oleh protein pembawa dan dilepaskan dari
ujung saraf melalui eksositosis, suatu proses yang dirangsang oleh depolarisasi akibat
masuknya Ca2+ ke dalam sel. Kerja dopamin di celah sinaps dapat diakhiri dengan 2
cara yaitu dopamin dapat diambil kembali oleh protein karies membran. Kedua,
dopamine dapat didegradasi oleh kerja DOPAC oleh enzim monoamine oxidase type
B (MAO-B).2
yang menghambat sintesis cAMP, menghambat arus Ca2+ dan meningkatkan arus K+.
Yang termasuk kelas resptor D1 adalah protein D1 dan D5, sedangkan protein D2, D3
dan D4 termasuk kelas reseptor D2. Protein D1 dan D2 banyak dtemukan di striatum.2
14
Penyakit Parkinson secara umum terjadi karena hilangnya neuron di
substansia nigra pars kompakta (SNc) sebesar 40-50% yang memberikan inervasi
penurunan kadar
15
dopamin. Substansia nigra merupakan sumber neuron dopaminergik yang berakhir
dalam striatum. Cabang dopaminergik dari substansia nigra ini mengeluarkan pacu
secara tonik, terus menerus selama aktivitas motorik, bukan berdasarkan respon
Substansia nigra (sering disebut black substance), adalah suatu region kecil di
otak (brain stem) yang terletak sedikit di atas medulla spinalis. Bagian ini menjadi
gerakan otot dan keseimbangan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf pusat.
(reseptor D2) dan eksitatorik (reseptor D1). Akibatnya kehilangan kontrol sirkuit
neuron di ganglion basalis untuk mengatur jenis gerak dalam hal inhibisi terhadap
jaras langsung dan eksitasi terhadap jaras yang tidak langsung baik dalam jenis
motorik ataupun non- motorik. Aktivitas jalur direk yang meningkatkan motorik lebih
berkurang dan jalur indirek yang menghambat motorik lebih banyak. Hal tersebut
mengakibatkan semua fungsi neuron di sistem saraf pusat (SSP) menurun dan
16
2.5 Klasifikasi
belum jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini. Etiologi
abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik
Parkinson sekunder dapat disebabkan oleh infeksi atau post infeksi seperti
17
plus yaitu strionigral degeneration, progressive supranuclear palsy, atrofia
1. Gejala Motorik:
a. Tremor
Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor
melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Hal ini disebut
resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. Tremor terdapat pada
mulung (pil rolling). Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki,
tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah
dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi
18
bergoyang-goyang
19
jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika
terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa
b. Rigiditas
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan
c. Bradikinesia/Akinesia
20
gerakan mimik wajah berkurang menyebabkan wajah terlihat seperti
sehingga ludah suka keluar dari mulut. Bila berbicara gerak lidah dan
bibir menjadi lambat, monoton, gagap saat berbicara dan volume suara
berkurang (hipofonia).
d. Instabilitas Postural
Selain gejala primer motorik diatas, terdapat pula gejala lain yang
mulai melangkah
kecil dan rapat. Pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini.
pas).
21
Pada stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke
2. Gejala Non-motorik
(obstipasi).
f. Gangguan sensasi
pembedaan warna
22
- Berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau
g. Gejala mental/emosional
Parkinson, yaitu: 2
- Perkembangan lambat
- Tremor
- Rigiditas
- Akinesia/Bradikinesia
23
3. Gambaran motorik lain :
- Hemidistonia
- Rasa kaku
- Rasa kaku pada berbagai kegiatan lain seperti bicara dan menulis
- Suara monoton
parkinsonism yaitu :
1. Tanda awal
- Resting tremor
- Bradikinesia/hipokinesia/akinesia
- Rigiditas
2. Tanda lanjut
- Freezing phenomenon
24
2.7 Diagnosis
secara klinis, terutama pada tahap awal. Diagnosis tidak dapat ditegakkan
berdasarkan etiologi, karena sampai saat ini belum ditemukan etiologi pasti dari
gambaran klinis.2,8,11
2.7.1 Anamnesis
mengeluhkan perasaan kurang sehat atau sedikit murung atau hanya sedikit gemetar.
Seiring waktu gejala menjadi lebih nyata sehingga pasien berobat ke dokter dalam
kondisi yang sedikit lebih parah. Anamnesis yang mengarahkan pada penyakit
3. Gejala dimulai pada satu sisi anggota gerak, seiring waktu akan mengenai
kedua sisi
25
e. Kaki diseret saat berjalan
2. Pemeriksaan Bradikinesia :
26
4. Pemeriksaan instabilitas postural / tes retropulsi : pasien ditarik dari belakang
(festination).
keduanya.
1. EEG (Elektroensefalografi)
2. CT Scan Kepala
a. Possible
27
b. Probable
c. Definit
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan atu
gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal), atau dua dari tiga tanda
tersebut, dengan satu dari ketiga tanda pertama, asimetris. Bila semua
a. Possible
Terdapat dua dari tiga tanda kardinal gangguan motorik yang berlangsung
satu tahun atau lebih dan berespon terhadap terapi Levodopa dan atau
sampai perbaikan sedang dan lama perbaikan satu tahun atau lebih.
- rigidits
28
- Ketidakstabilan postural yang tidak disebabkan oleh disfungsi
- Riwayat ensefalitis
- Gejala Cerebellar
- Babinski (+)
- Unilateral onset
- Resting tremor
29
- Memberikan respon terhadap Levodopa delama 5 tahun atau lebih
Dalam hal ini digunakan stadium klinis berdasarkan Hoehn and Yahr yaitu:
Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat tremor pada satu anggota gerak, dan gejala yang timbul dapat
berjalan terganggu.
Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk
jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor
30
2.9 Tatalaksana
penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik
seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan
kegiatan sehari-hari.
- Biaya
- 40-60 tahun :
31
1. Gray zone, DA agonist atau L-dopa dosis rendah
- > 60 tahun :
lainnya
Dopa.
komplikasi motorlk atau pun non motorilt, 50% akan timbul setelah 5
tahun dan 80% akan timbul setelah 10 tahdn. Pasien dengan penyakit
32
fluktuasi motorik; diskinesia akibat obat, kelainan psikiatri karena obat,
b. Agonis dopamine
bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan tetapi obat ini juga
33
pergerakan. Biasa dipakai sebagai kombinasi dengan gabungan Levodopa-
Carbidopa. Selain itu obat ini juga berfungsi sebagai antidepresan ringan.
d. Antikolinergik
Procyclidine (Kamadrin). Efek samping obat ini adalah mulut kering dan
pandangan kabur. Sebaiknya obat jenis ini tidak diberikan pada penderita
e. Amantadin
34
f. Neuroproteksi
adalah :
riluzole
2. Terapi Pembedahan8
terhadap pengobatan / intractable, yaitu masih adanya gejala dua dari gejala
35
instability), fluktuasi motorik, fenomena on-off, diskinesia karena obat. Ada
karena obat.
3. Terapi Non-Farmakologi8
maksimal.
psikoterapi
2.10 Prognosis
atau lebih. Namun, pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang
36
tepat untuk memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu.
Dengan
37
penanganan yang tepat, kebanyakan pasien dapat hidup produktif beberapa tahun
parkinson, sedangkan perjalanan penyakit belum bisa dihentikan sampai saat ini.
Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani pasien sepanjang
hidup.2,8
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progres hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
penyakit Parkinson tidak terlalu progresif dan fungsi motorik lainnya dipelihara
secara optimal, sehingga perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol.
38
BAB 3
KESIMPULAN
hilangnya neuron dopaminergik pada sel substansia nigra pars compacta di ganglia
basalis dan bersifat kronik progresif. Penyakit Parkinson dicirikan dengan gangguan
penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi
untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi
gejala yang timbul. Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala
parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini.
Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya.
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progres hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
penyakit Parkinson tidak terlalu progresif dan fungsi motorik lainnya dipelihara
secara optimal, sehingga perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol.
39
DAFTAR PUSTAKA
40