OLEH:
FRANSISKO
20231490104031
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Diagnosa Medis CHF Di
Ruang SAKURA RSUD Dr.Doris Sylvanus Palangka Raya”
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan studi
kasus ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
3) Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners Selaku Koordinator Ners.
4) Bapak Dwi Agustian Faruk, Ners.,M.Kep. selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5) Ibu Dina Rusydiah, S.Kep., Ners. selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
6) Seluruh keluarga dan orang terdekat yang telah memberikan bimbingan,
motivasi dan bantuan kepada saya dalam hal material.
7) Kepada keluarga Ny. S yang telah bersedia mengizinkan pasien sebagai
kelolaan dalam asuhan keperawatan.
8) Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan studi kasus ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan
penulisan studi kasus ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN...................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................2
1.1 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.1 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.1 Manfaat Penulisan.............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar .....................................................................................................
2.1.1 Definisi..............................................................................................................
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi ......................................................................................
2.1.3 Etiologi..............................................................................................................
2.1.4 Klasifikasi ........................................................................................................
2.1.5 Patofisiologi .....................................................................................................
2.1.6 tanda dan gejala.................................................................................................
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Anamnesa............................................................................................................
3.2 Pemeriksaan Fisik ...............................................................................................
3.3 Analisa Data ........................................................................................................
3.4 Prioritas Masalah ................................................................................................
3.5 Rencana Keperawatan.........................................................................................
3.6 Implentasi dan Evaluasi ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Hidung, terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung) yang
mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi oleh rambut yang kasar. Bagian ini
bermuara ke rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung
pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rambut
yang ada di dalam vestibulum, kemudian udara tersebut akan dihangatkan dan
dilembabkan (Uliyah dan Alimul Hidayat, 2008). Faring, merupakan pipa
berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai dengan esofagus.
Berdasarkan letaknya, faring dibagi menjadi tiga yaitu nasofaring (di belakang
hidung), orofaring (di belakang mulut), dan laringofaring (di belakang laring).
Laring, merupakan saluran pernafasan setelah faring. Laring terdiri atas bagian
dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran dengan dua
lamina yang bersambung di garis tengah. Epiglotis, merupakan katup tulang
rawan yang bertugas menutup laring saat proses menelan. Trakhea (batang
tenggorokan), merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima. Trakhea memiliki panjang kurang lebih 9 cm dan
tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakhea dilapisi
oleh selaput lendir dan terdapat epitelium bersilia yang bisa mengeluarkan
debu atau benda asing. Bronkus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang
bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Bronkus bagian kanan lebih
pendek danlebar daripada bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus,
yaitu lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah. Sedangkan bronkus kiri lebih
panjang dari bagian kanan dengan dua lobus, yaitu lobus atas dan bawah.
Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronkus.
1.4.2.3 Mahasiswa
Menambah wawasan dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan kebutuhan dasar oksigenasi dan sebagai bahan acuan atau referensi bagi
mahasiswa dalam penulisan laporan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hidung,
Hidung terdiri atas dua Nostril yang merupakan pintu masuk rongga hidung.
Dilapisi mukosa respirasi serta epitel batang, besilia dan berlapis semu. Mukosa
berfungsi menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk melalui
hidung.
2. Sinus Pranasa,
berfungsi menyereksi mukus, membantu pengaliran air mata melalui saluran
nasolakrimalis, dan membantu dalam menjaga permukaan hidung tetap berfungsi
menyereksi mukus, membantu pengaliran air mata melalui saluran nasolakrimalis,
dan membantu dalam menjaga permukaan hidung tetap bersih dan lembab.
3. Faring,
adalah pipa berotot yang bermula dari dasar tengkorak dan berakhir sampai
persambungannya dengan esophagus dan batas tulang rawan kriloid, Faring terdiri
dari tiga bagian yang dinamai berdasarkan letaknya, yakni nasofaring (di belakang
hidung), orofaring (di belakang mulut), laringofaring (di belakang laring)
4. Laring ( tenggorokan),
terletak di ruang ke-4 atau ke-5 dan berakhir di ruang ke-6 vetebra servikalis.
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari
tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, terdiri atas dua lamina
yang bersambung di garis tengah.
5. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring
pada saat proses menelan.
2.1.2.2 Saluran Pernafasan Bawah
Saluran pernafasan bagian bawah berfungsi mengalirkan udara dan
memproduksi surfaktan, saluran ini terdiri dari :
1. Trachea, Trachea atau sering disebut batang tenggorok, memiliki panjang ± 9
cm yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vetebra torakalis ke 5.
Trachea tersusun atas 16-20 kartilago hialin berbentuk huruf C yang melekat
pada dinding trachea dan berfungsi untuk melindungi jalan udara, mencegah
terjadinya kolap atau ekspansi berlebihan akibat perubahan tekanan udara yang
terjadi dalam sistem pernafasan.
2. Bronkus, Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea
yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek
dan lebar dari pada bagian kiri yang memiliki tiga lobus atas, tengah, dan
bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan
dari lobus atas dan bawah.
3. Bronkhus Pulmonaris berfungsi menghantarkan udara ketempat pertukaran gas
di paru.
4. Duktus Alveolaris dan Alveoli berfungsi sebagai tempat penyimpanan udara
dan dimana udara (oksigen) akan di suplai keseluruh tubuh dengan diikat oleh
HB ( hemoglobin) dan di bawa keseluruh tubuh, dan juga tempat keluarnya
CO2 dari kapiler ke alveoli yang dibawa oleh HB (Muttaqin, 2012).
2.1.2.3 Paru – paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernafasan. Paru-paru
terletak di dalam rongga toraks setinggi tulang selangka sampai dengan
diafragma. Paru-paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura
parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi
cairan surfaktan. Paru-paru sebagai alat pernafasan utama terdiri atas dua
bagian, yaitu paru-paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat
organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian
puncak disebut apeks. Paru-paru memiliki jaringan yang bersifat elastis,
berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida.
Secara anatomi, system respirasi terbagi menjadi dua, yaitu saluran
pernafasan dan parenkim paru. Saluran pernafasan dimulai dari organ hidung,
mulut, trakea, bronkus sampai bronkiolus. Didalam rongga toraks, bronkus
bercabang menjadi dua kanan dan kiri. Bronkus kemudian bercabang-cabang
menjadi bronkiolus. Bagian parenkim paru berupa kantong-kantong yang menempel
di ujung bronkiolus yang disebut alveolus (bila 1) atau alveoli (bila banyak).
2.1.3 Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan
energy/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal,
kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.
Keadekuatan sirkulasi, ventelasi, perfusi, dan transport gas – gas
pernapasan kejaringan dipengaruhi oleh empat tipe factor :
1. Faktor fisiologis
2. Faktor Perkembangan
3. Faktor Perilaku
Nutrisi
Latihan fisik
Merokok
Penyalahgunaan substansi
4. Faktor lingkungan
2.1.4 Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
1) Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain:
Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi
tempat maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya.
Adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis
Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas
berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem Saraf
otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi
sehingga dapat terjadi vasodilatasi, kemudian kerja saraf parasimpatis dapat
menyebabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi atau
proses penyempitan
Adanya reflek batuk dan muntah.
Adanya peran mukus sillialis sebagai penangkal benda asing yang
mengandung interferon dan dapat mengikat virus. Pengaruh proses ventilasi
selanjutnya adalah complience recoil. Complience yaitu kemampuan paru
untuk mengembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya
sulfaktor pada lapisan alveoli yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
permukaan dan adanya sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps
dan gangguan thoraks. Sulfaktor diproduksi saat terjadi peregangan sel
alveoli dan disekresi saat pasien menarik napas, sedangkan recoil adalah
kemampuan untuk mengeluarkan c02 atau kontraksi menyempitnya paru.
Apabila complience baik akan tetapi recoil terganggu maka c02 tidak dapat
dikelurkan secara maksimal. Pusat pemapasan yaitu medula oblongata dan
pons dapat mempengaruhi proses ventilasi, karena c02 memiliki kemampuan
merangsang pusat pernapasan. Peningkatan c02 dalam batas O mmhg dapat
dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila PaCO, kurang dari sama
dengan 80 mmhg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.
2) Difusi gas
Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kamler paru dan c02,
di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor :
Luasnya permukaan paru
Tebalnya membran respirasi atau permeabilitas yang terjadi antara epitel
alveoli dan intertisial. Keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi
apabila terjadi proses penebalan.
Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagai mana O2
dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2 dari rongga
alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis (masuk
dalam darah secara berdifusi ) dan PaCO. Dalam arteri pulmonalis juga akan
berdifusi ke dalam alveoli.
Afinitas gas : yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat hb 3.
3) Transportasi gas
Merupakan proses pendistribusian antara 02 kapiler ke jaringan tubuh c02,
jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi akan berikatan dengan hb
membentuk oksihemoglobin (97 %) dan larut dalam plasma (3 %) sedangkan
c02 akan berikatan dengan hb membentuk karbominohemiglobin (30%) dan
larut dalm plasma (50%) dan sebagaian menjadi Hc03 berada pada darah
(65%). Transpotasi gas clapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
Kardiak output merupakan jumlah darah yang dipompa oleh clarah,
Normalnya 5 L/menit. Dalam kondisi patologi yang dapat menurunkan
kardiak output (misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah) akan
mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke jarmgan umumnya jantung
menkompensasi dengan menambahkan rata-rata pemompaannya untuk
meningkatkan transport oksigen.
Kondisi pembuluh darah, latihan dan lain lain secara langsung betpengaruh
terhadap transpor oksigen bertambahnya latihan menyebabkan peningkatkan
transport O2 (20 x kondisi normal). Meningkatkan kardiak output dan
penggunaan O2 oleh sel.
2.1.5 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume
sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi
pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
Fungsi pernafasan terganggu
BWOC OKSIGENASI
OKSIGENASI
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Ketidakseimbangan Penurunan kapasitas Obtuksi paru Hipereksi jalan Hipoksia Ketidakseimbangan antara
ventilasi-perfusi paru nafas suplai dan kebutuhan oksigen
Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya,
dada menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi
yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan
kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya
auskultasi dilakukan lebih dari satu kali.
4. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan
oksigenasi pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara
lain :
1. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
Diagnosa
Tujuan Keperawatan
Keperawatan Rencana Tindakan
No. DX dan Kriteria Hasil
(NANDA) (NIC )
( NOC )
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jln.Kalimantan
Tgl MRS : 14/10/2023
Diagnosa Medis : CHF
2.1.2 RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
2.1.2.1 Keluhan Utama :
Klien mengatakan sesak,batuk, dan nyeri uluh hatai
2.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan sebelum ke rumah sakit, pasien sesak nafas dan batuk
tersasa nyeri ke uluh hati kemudian keluarga pasien ke RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka . Pada tanggal 14 OKTOBER 2023 jam 12.45 WIB
pasien masuk ke IGD kemudian dilakukan
pengkajian dengan keluhan sesak nafas,batuk, dan nyeri uluh hati, pasien
susah BAK, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik hasil TTV TD: 121/67
mmHg, N: 122x/menit, RR: 24 x/menit, S: 36° C, SPO2 99 % kesadaran
composmentis, dengan pengkajian diperoleh E4M5V6, pasien tampak
lemah dan gelisah. Di IGD diberikan tindakan injeksi ranitidine 50 mg,
Injeksi Furosemid 20 mg, CPG 75 mg, Bisoprotol 2,5 mg dan SP
furosemid 5 mg/Jam di tangan sebelah kanan dan terapi oksigen O2 nasal
kanul 5 liter. Kemudian pasien dianjurkan untuk dirawat inap diruang
Sakura untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.
2.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya (Riwayat Penyakit Dan Riwayat Operasi)
Pasien mengatakan pernah mengalami riwayat peyakit asama bronkitis
4 tahun yang lalu
2.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
2.2 KEBUTUHAN DASAR
Frekuensi Nyeri :
Durasi /Perjalaan : 5 menit hilang timbul
Tanda Obyektif : Mengerutkan muka Menjaga area yang sakit
Respon emosional :
Penyempitan Fokus :
Cara mengatasi nyeri :
Lain-lain : -
Masalah Keperawatan :
Nyeri Ο Hipertermi Ο Hipotermi
1. OKSIGENASI 2. CAIRAN
Nadi : 96x/menit Kebiasaan minum :
Pernapasan : 25 x /mnt Intake : 452
TD: 124/88 mmHg Output: .1.200 (6/jam)
Bunyi Nafas : ronki Jenis : Air Putih
Respirasi : 25 x/menit Turgor kulit : Baik
Kedalaman : Normal Mukosa mulut : Lembab
Fremitus : Ada Punggung kaki : Normal
Sputum : Tidak ada Warna : Sawo Matang
Sirkulasi Pengisian kapiler : normal <2 detik
oksigen : kapan perlu, Canule: 3-5 ltr/ Mata cekung: Tidak
Dada : simetris Konjungtiva : Pucat
WSD : Tidak Ada Sklera : Normal
Riwayat Penyakit : Tidak Ada Edema : Tidak Ada
Lain – lain : Tidak Ada Distensi vena jugularis : Tidak Ada
Asites : Tidak Ada
Minum per NGT : Tidak ada
Terpasang Dekompresi NGT : Tidak
Ada
Terpasang infuse: Terpasang SP 5
mg/jam ditangan sebelah kiri tanggal 16
Oktober 2021
Lain –lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
o Pola nafas tidak efektif
Ο Kekurangan volume cairan,
o Gangguan pertukaran gas
Ο Kelebihan volume cairan
Ο Lain-lain
3. NUTRISI 4. KEBERSIHAN PERORANGAN
TB : 154 cm BB : 56 Kg Kebiasaan mandi : x/hari
Kebiasaan makan : 3 kali /hari (teratur) Cuci rambut : x /hari
Keluhan saat ini : Kebiasaan gosok gigi : x /hari
Tidak ada nafsu makan mual muntah Kebersihan badan : Bersih Kotor
Sakit /sukar menelan Sakit gigi Stomatis Keadaan rambut : Bersih Kotor
Disembuhkan oleh : Keadaan kulit kepala Bersih Kotor
Pembesaran tiroid : Tidak Ada Keadaan gigi dan mulut Bersih Kotor
hernia /massa : Tidak Ada Keadaan kuku : Pendek Panjang
Maltosa : Keadaan vulva perineal :
Kondisi gigi/gusi : Baik Keluhan saat ini : Tidak Ada
Penampilan lidah : Baik Iritasi kulit : Tidak Ada
Bising usus 15 x /mnt Luka bakar : Tidak Ada
Makanan /NGT/parental (infuse) : Tidak ada Keadaan luka : Tidak Ada
Porsi makan yang dihabiskan : Dihabiskan Lain lain : Tidak Ada
Makanan yang disukai : -
Diet : Diet Garam
Lain lain : Tidak Ada
9. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan seksual : Aktif melakukan hubungan
Penggunaan kondom : seksual :
Masalah – masalah /kesulitan seksual : Penggunaan kondom :
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : Masalah – masalah
Wanita : /kesulitan seksual :
Usia Menarke : thn, Lama siklus : hari Perubahan terakhir dalam
Lokasi : frekuensi /minat :
Periode menstruasi terakhir : Pria :
Menopause : Rabas penis :
Rabas Vaginal : Gg Prostat :
Perdarahan antar periode : Sirkumsisi :
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri / mammogram : Vasektomi :
Tanda ( obyektif ) Melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan : sendiri :
Payudara /penis /testis : Payudara test :
Kutil genatelia/test:. Prostoskopi /pemeriksaan
prostat terakhir :
Tanda ( obyektif )
Pemeriksaan :
Payudara /penis /testis :
Kutil genatelia/test :
Masalah Keperawatan
Ο Perdarahan Ο Gg citra tubuh Ο Disfungsi Seksual Ο Gg Pemenuhan Kebthn
seksualitas
10. KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN PSIKO SERTA INTERAKSI
SOSIAL
Lama perkawinan : ….thn, Hidup dengan : Sosiologis :
Masalah /Stress : Perubahan bicara :
Cara mengatasi stress : Penggunaan alat bantu
Orang pendukung lain : komunikasi :
Peran dalam struktur keluarga : Adanya laringoskopi :
Masalah – masalah yang berhubungan dengan penyakit Komunikasi verbal / non
/kondisi : verbal dengan keluarga /
Psikologis : orang terdekat lain :
Keputusasaan : Spiritual :
Ketidakberdayaan : Kegiatan :
Lain – lain : keagamaan :
Gaya hidup :
Perunahan terakhir :
Lain – lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan
Ο Kecemasan Ο Ketakutan Ο Koping individu tidak efektif Ο Isolasi diri Ο Resiko
merusak diri
ΟHambatan komunikasi verbal ΟSpiritual Distres ΟHarga diri rendah
Keterangan :
= Laki-laki = Tinggal Serumah
= perempuan = Garis Keturunan
= pasien = Meninggal
1) Pemeriksaan EKG
2) Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
1 WBC 13.09 10/uL 4.50-11.00
2 HBG 11.8 g/dL 10.5-18.0
3 Hct 38.2 % 37-48.0
4 PLT 08 10/uL 150-400
5 Natrium (Na) 133 Mmol/l 135-148
6 Kalium (K) 3,6 Mmol/l 3,5-5,3
7 Calium (C) 1,06 Mmol/l 0,98-1,2
8 Glukosa Sewaktu 53 Mmol/l 21-53
9 Ureum 87 Mmol/l 21-53
10 Kreatinin 1,98 Mmol/l 0,17-1,5
Fransisko
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN
MASALAH
DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Ketidakseimbangan Pola Nafas
Klien mengatakan sesak ventilasi-perfusi Tidak Efektif
nafas
DO : Perubahan membrane
- Klien tampak tepasang simple alveolus-kapiler
mask 8 lpm.
- Klien tampak terpasang
kateter Gangguan
- Intake : 412 ml neuromuskuler
- Output : 1.200 ml (6 jam)
- Klien tampak gelisah
- Kesadaran Compos mentis Kecemasan
- Terpasang SP 5 mg/ jam
- Injeksi Furosemid 40 mg dan
Injeksi Ranitidin 50 mg
- Pemberian nebulizer
- Diagnosa medis CHF
- TTV :
TD: 124/88 mmHg
N: 96x/menit
RR: 25 x/menit
S: 36° C
SPO2: 98%
DS: Pasien mengatakan merasa Ketidakseimbangan antara Intoleransi
lemah suplai dan kebutuhan Aktivitas
DO: oksigen
‐ ADL dibantu keluarga
‐ Keadaan umum lemah
‐ Kesadaran composmentis Kelemahan
‐ Pasien tampak terpasang
Oksigen Nasal kanul 3 lpm
‐ Kekuatan otot 5 5 Imobilitas
44
‐ TTV :
TD: 124/88 mmHg Intoleransi aktivitas
N: 96x/menit
RR: 25 x/menit
S: 36° C
SPO2: 98%
PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Ketidak seimbangan ventilasi
perfusi ditandai dengan Klien tampak terpasang simple mask 8 lpm, Jumlah
Intake: 412 ml, Output : 1.200 ml (6 jam) da, Klien tampak gelisah,
Kesadaran Compos mentis, Injeksi Furosemid 40 mg dan Injeksi Ranitidin
50 mg, Diagnosa medis CHF, terpasang SP 5 mg/jam, TD: 122/88 mmHg,
N: 96x/menit, RR: 25 x/menit, S: 36° C, SPO2: 98%.
2. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan ADL dibantu, Keadaan umum
lemah, Kesadaran composmentis, Terpasang SP Furosemid 5 mg/jam
ditangan sebelah kiri, TD: 122/88 mmHg, N: 96x/menit, RR: 25 x/menit, S:
36° C, SPO2: 98%.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S
Ruang Rawat : SAKURA
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
1.Pola nafas tidak Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi efek perubahan posisi 1. Untuk mengetahuai tentang
efektif b.d Ketidak keperawatan terapi oksigenasi terhadap status pernafasan monitor pola napas
seimbangan ventilasi
3x24 jam diharapkan kembali 2. Identifikasi adanya kelelahan otot 2. Ajarkan Teknik batuk efektif
perfusi
normal dengan kriteria hasil: bantu napas. 3. Membantu identifikasi dini terjadi
1. Saturasi oksigenasi 95- 3. Monitor status respirasi dan pola nafas tidak efektif
100% normal
oksigenasi ( mis, frekuensi, dan 4. Untuk mengurangi komplikasi
2. RR 20 x meneit
kedalaman napas, bunyi nafas pada oksigenasi
3. Nadi 60-10 x menit
tambahan ,saturasi oksigen) 5. Membantu proses penyembuhan
4. Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
5. Monitor kemampuan batuk efektif
6. Posisikan semi-fowler
Wilkinson, Judith. M. 2006. Diagnosa Keperawatan NIC dan NOC, Edisi 7.Jakarta: EGC
Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8, Vol. 3,
jakarta, EGC.