Disusun oleh:
Pembimbing:
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 030.11.061
Universitas : Trisakti
Fakultas : Kedokteran
Coassistan Pembimbing
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 030.12.222
Universitas : Trisakti
Fakultas : Kedokteran
Coassistan Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Referat ini disusun untuk
bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima ksih kepada
semua pihak yang membantu dalam penyelesaian referat ini, terutama kepada:
2. Para staf dan karyawan di dalam maupun di luar lingkungan RSUD Kota
3. Orang Tua dan keluarga penulis atas segala bentuk doa dan dukungannya.
3
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan penelitian ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima saran dan kritik. Harapan penulis semoga penelitian ini dapat
pada umumnya.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Banyak ahli
media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis
media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media
efusi/OME).1
Otitis media non supuratif nama lain adalah otitis media musinosa, otitis
media efusi, otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media mukoid
yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh tanpa tanda
tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer
disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut
OME adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak.
Pada populasi anak, OME dapat timbul sebagai suatu kelainan short-term
menyertai suatu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai proses
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus
terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit yang berfungsi mengumpulkan
cm. Sepertiga bagian luar terdiri dari tulang rawan yang banyak
dari dua lapisan,yaitu lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang
telinga dan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Bagian bawah
satu lapisan di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan
sedikit serat elastin. Tulang pendengaran terdiri atas maleus (martil), inkus
(landasan), dan stapes (sanggurdi) yang tersusun dari luar ke dalam seperti
7
dalam. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus
melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada
telinga. Ruang udara yang berada pada bagian atasnya disebut antrum
Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yaitu labirin tulang dan labirin
vestibuli (sebelah atas) dan skala timpani (sebelah bawah). Diantara skala
vestibuli dan skala timpani terdapat skala media (duktus koklearis). Skala
8
dengan konsentrasi K + 144 mEq/l dan Na + 13 mEq/l. Hal ini penting
Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi 3000 sel
dan tiga baris sel rambut luar yang berisi 12000 sel. Ujung saraf aferen dan
eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel-sel
terdiri dari dua bagian, yaitu: nervus vestibular (keseimbangan) dan nervus
nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan
menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang terletak pada bagian
9
2.2 Fisiologi Pendengaran
luar kemudian membrana timpani bergetar sewaktu terkena getaran suara. Daerah
menyebabkan gendang telinga yang sangat peka tersebut menekuk keluar masuk
membrana timpani ke jendela oval. Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran
dalam dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi gelombang suara semula.
mengikuti dua jalur yaitu (1) gelombang tekanan mendorong perilimfe pada
membrana basilaris yang akan menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar dan
(2) dari skala vestibuli melalui membrana basilaris ke skala timpani. Perbedaan
kedua jalur ini adalah transmisi gelombang tekanan melalui melalui membrana
10
basilaris menyebabkan membran ini bergetar secara sinkron dengan gelombang
tekanan.3
suara.3
2.3 Definisi
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi
atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Otitis media non
supuratif juga disebut dengan otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis
akumulasi cairan atau sekret di telinga tengah dengan membran timpani masih
dalam keadaan utuh, tanpa disertai tanda atau gejala infeksi akut. Disebut otitis
media serosa apabila efusi yang timbul berbentuk encer, sedangkan disebut glue
11
2.4 Epidemiologi
Dari data statistik menunjukkan 80-90% anak prasekolah pernah
prevalensi yang cukup tinggi terutama pada anak usia prasekolah, sekitar 2838%.
sama dengan Indonesia, prevalensi OME pada anak prasekolah usia 5-6 tahun
sebesar 13,6%. Di Indonesia telah dilaporkan penelitian di Jakarta pada anak usia
2.5 Etiologi
Penyebab terjadinya otitis media efusi, yaitu:2
- Hiperplasia adenoid
- Tonsilitis kronik
Eustachius.
orang dewasa.
12
- Defek palatum, misalnya celah pada palatum atau paralisis palatum.
Hal ini biasanya sering terjadi pada anak-anak. Ini tidak hanya
tengah.
4. Infeksi virus
Berbagai virus seperti adeno virus dan rino virus pada saluran pernapasan
produksi sekret.
5. Idiopatik.
13
2.6 Klasifikasi
yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba, disertai rasa nyeri pada
telinga. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena adanya sumbatan pada
Pada keadaan kronis, sekret yang terbentuk secara bertahap dan tanpa rasa
media efusi kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis
media efusi akut lebih sering terjadi pada dewasa. Sekret pada otitis media
efusi kronik dapat kental seperti lem, sehingga disebut dengan glue ear.
Otitis media efusi kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis
pada tuba.
2.7 Patofisiologi
Otitis media dengan efusi (OME) dapat terjadi selama resolusi otitis media
akut (OMA) sekali peradangan akut telah teratasi. Di antara anak-anak yang telah
memiliki sebuah episode dari otitis media akut, sebanyak 45 % memiliki efusi
14
persisten setelah 1 bulan, tetapi jumlah ini menurun menjadi 10 % setelah 3
bulan.
agar tekanan udara antara telinga tengah dan telinga luar selalu sama,
pembersihan sekret dan sebagai proteksi pada telinga tengah. Gangguan fungsi
peradangan sekunder terhadap alergi, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau
tekanan negatif berkembang dalam telinga tengah dari penyerapan dan atau
penyebaran nitrogen serta oksigen ke dalam sel mukosa telinga tengah. Jika
berlangsung cukup lama dengan sejumlah besar yang sesuai, terjadi transudasi
serosa dengan dasar efusi yang steril. Disebabkan gangguan fungsi dari tuba
eustachius. Apabila peradangan dan infeksi bakteri akut telah jelas, kegagalan dari
pada telinga tengah. Banyak faktor yang telah terlibat dalam kegagalan dari
hiperviskositas efusi, dan tekanan udara antar telinga tengah dan telinga luar yang
tidak baik.
15
2.8 Manifestasi klinik
terlambat diketahui. Gejala OME ditandai dengan rasa penuh dalam telinga,
pendengaran dan rasa nyeri ringan. Dizziness juga dirasakan penderita OME.
Gejala kadang ebrsifat Asimtomatik sehingga adanya OME diketahui oleh orang
telinga mereka atau merasa seperti telinganya tersumbat. Pada kasus yang lanjut
2.9 Diagnosis
a. Anamnesis:6
bicara yang terlambat atau masalah sikap. Pada Otitis Media Serosa
(40-45 dB)
16
- Sensasi cairan yang bergerak dalam telinga saat perunahan posisi
kepala
menghilang.
- Pusing
b. Pemeriksaan fisik
c. Otoskopi
17
mungkin saja didapatkan pula peningkatan pembuluh darah kapiler
pada kasus-kasus yang sudah lanjut, biasanya kasus yang seperti ini
karena sidfungsi tuba eustachius dan otitis media efusi yang sudah
berjalan lama.
disertai bagian yang atropi didapatkan pada otitis media adesiva oleh
- Gambaran air fluid level atau bubles biasanya ditemukan pada OME
- Jika kasus berat secret dapat berwarna keunguan hingga biru gelap
18
- Gambaran lain adalah ditemukan sikatrik dan bercak kalsifikasi. Pada
ditemukan tanda-tanda: 6
relative tidak berubah sejak pertama diperkenalkan pada tahun 1864. Pemeriksaan
otoskopi pneumatic selain bisa melihat jenis perforasi, jaringan patologi, dan
untuk membrane timpani yang masih utuh bisa juga silihat gerakannya (mobilitas)
dengan jalan memmberi tekanan positif maka membrane timpani akan bergerak
OME.6,7
19
e. Timpanometri
Adalah suatu alat untuk mengetahui kondisi dari system telinga tengah.
variasi bentuk timpanogram akan tetappi pada prinsipnya hanya ada tiga tipe,
tipe B. Tipe B bentuknya relative datar, hal ini menunjukkan gerakan membrane
timpani terbatas karena adanya cairan atau perlekatan dalam kavum timpani.
Gravik yang sangat datar dapat terjadi akibat perforasi membrane timpani,
serumen yang banyak pada liang telinga luar atau kesalahan pada alat yaitu
dalam kavum timpani yang lebih baik dibanding pemeriksaan otoskopi saja.
f. Audiogram
udara. Gangguan pendengaran lebih sering ditemukan pada pasien OME dengan
cairan yang kental (glue ear). Meskipun demikian beberapa studi mengatakan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara cairan serus dan kental terhadap
20
gangguan pendengaran, sedangkan volume cairan yang ditemukan didalam teinga
kehidupan sehari-hari. Tuli bilateral persisten lebih dari 25dB dapat mengganggu
perkembangan intelektual dan kemampuan berbicara pada anak. Bila hal ini
dibiarkan bisa saja ketulian bertambah berat yang berakibat buruk bagi pasien.
Akibat buruk ini dapat berupa gangguan lokal pada telinga maupun gangguan
yang lebih umum, seperti gangguan perkembangan bahsa dan kemunduran dalm
pelajaran sekolah. Pasien dengan tuli konduksi yang lebih berat mungkin sudah
Garis pedoman OME yang disusun bersamam oleh AAFP, AAOHNS, dan
OME selama 3 bulan atau lebih, kelambatan berbahasa, gangguan belajar, atau
penelitian, tuli konduktif sering berhubungan dengan OME dan berpengaruh pada
21
g. Radiologi
riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik banyak membantu diagnosis penyakit ini.
CT scan penting untuk menyingkirkan adanya komplikasi dari otitis media misal :
penting khususnya pada pasien dengan OME unilateral yang harus dipastikan
2.10 Penatalaksanaan
dan mengatasinya guna mencegah akibat lanjut penyakit tersebut. Sumbatan tuba
dan infeksi saluran nafas atas yang kronis serta berulang merupakan salah satu
22
Pengobatan pada OME meliputi pengobatan konservatif dan tindakan
operatif. Pengobatan konservatif secara local dan sistemik antara lain antibiotka
a. Antibiotik:
per oral:
23
menurunkan sekresi surfaktan tuba kemudian viskositas cairan efusi
yang baik terhdap drainase dilakukan miringotomi dan pemsangan pipa ventilasi.
Pipa ventilasi dipasang pada daerah kuadran antero inferior atau antero superior.
Pipa ventilasi akan dipertahankan hingga fungsi tuba ini paten. Penatalaksanaan
psikososial.
Efusi telinga tengah kronik dengan tuli konduktif >15 dB atau tumor
nasofaring;
Dua macam pipa ventilasi: pipa jangka pendek (grommet) untuk 1 tahun
dan pipa jangka panjang (pipa T) untuk beberapa tahun. Komplikasi pipa ventilasi
24
Adenoidektomi bermanfaat sebagai tatalaksana tambahan pada
menimbulkan oklusi.8,9
2.11 Komplikasi
yang terjadi pada telinga tengah dapat mengakibatkan penyakit berlanjut menjadi
25
BAB III
KESIMPULAN
OME sering terjadi pada bayi dan anak-anak sehinggacukup sulit dalam
berinteraksi dengan anak tersebut akan menjadi informasi yang baik. Perhatian
Etiologi dan Patofisiologi OME sangat multi factorial, saling menunjang dan
saling terkait. Pada bayi dan anak, status imunologi sangat penting untuk menjaga
26
DAFTAR PUSTAKA
27