Oleh :
Roby kurniandi
2020-01-14201-072
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Diagnosa Pneumonia Aspirasi Di IGD
Indah RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun
guna melengkapi tugas Praktik Praklinik Keperawatan IV (PPK IV).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid ,S.Pd,.M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu MeilithaCarolina ,Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Kristinawaty., S.Kep., Ners, selaku penanggung jawab mata kuliah Praktik
Praklinik Keperawatan IV.
4. Ibu Isna Wiranti, S.Kep.,Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
5. Ibu Hellen Ariescacae, S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauhdari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Roby Kurniandi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................
KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................
1.1....................................................................................................Latar
Belakang……………………………………………………
1.2....................................................................................................RumusanMasala
h………………………………………………..
1.3....................................................................................................Tujuan…………
…………………………………………………
1.4....................................................................................................Manfaat………
………………………………………………….
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................
2.1Konsep Dasar Penyakit..................................................................
2.1.1 Definisi......................................................................................
2.1.2 AnatomiFisiologi.......................................................................
2.1.3 Etiologi......................................................................................
2.1.4 Klasifikasi..................................................................................
2.1.5 Patofisiologi...............................................................................
2.1.6 Manifestasi.................................................................................
2.1.7 Komplikasi.................................................................................
2.1.8 PemeriksaanPenunjang..............................................................
2.1.9 PenatalaksanaanMedis...............................................................
2.2 Asuhan Keperawatan Teori..........................................................
2.2.1 Pengkajian.................................................................................
2.2.2 DiagnosaKeperawatan...............................................................
2.2.3 Intervensi...................................................................................
2.2.4 Implementasi.............................................................................
2.2.5 Evaluasi.....................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian....................................................................................
3.2 Diagnosa.......................................................................................
3.3 Intervensi......................................................................................
3.4 Implementasi................................................................................
3.5 Evaluasi........................................................................................
BAB 4 PENUTUP.............................................................................
4.1 Kesimpulan...................................................................................
4.2 Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
GagalNafasmerupakankegagalansistemrespirasidalampertukaran gas O2
dan CO2 yang tidakadekuatterjadisecaramendadak dan mengancamjiwa,
sertamasihmenjadimasalahdalampenatalaksanaanmedis. Acute respiratory distress
syndrome (ARDS) adalah salah satupenyakitparuakut yang memerlukanperawatan
di Intensive Care Unit (ICU) dan mempunyaiangkakematian yang tinggi (Susanto
& Sari, 2012). Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan edema
pulmoner non- kardiogenik yang disebabkanbeberapafaktorrisiko dan
merupakansuatukasuskegawatdaruratan.(Masikome, Laihad, &Lalenoh, 2019).
Sindromgangguanpernapasanakut (Acute respiratory distress syndrome - ARDS)
merupakanmanifestasicederaakutparu-paru, biasanyaakibat sepsis, trauma, dan
infeksiparuberat. Secaraklinis, haliniditandaidengan dyspnea, hipoksemia,
fungsiparu-paru yang menurun yang
dapatmenyebabkanterjadinyaasidosisrespiratorikhinggaberakibat pada
gangguanpertukaran gas, dan infiltratdifus bilateral pada radiografi dada
atauterjadinyapenumpukansekret yang
berlebihansehinggamenyebabkanbersihanjalannafastidakefektif (Susanto & Sari,
2012).
Berdasarkanuraiandiatas,
sehinggapenulistertarikuntukmengangkatstudikasusdenganjudulasuhankeperawata
n pada pasiendengan ARDS di Ruang ICUdr.Doris Sylvanus.
Diharapkandenganadanyastudikasusinimasyarakatdapatmengetahuitentang ARDS,
penyebab, dan
tandagejalanya.Sehinggamasyarakatterutamarekansejawatlebihtanggapsaatmenget
ahuikejadiantersebut, sertamampumenerapkanlangkah yang
harusterusditingkatkanuntukmencegahterjadinya ARDS.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatas,
makarumusanmasalahdalamstudikasusiniialah “Bagaimana Asuhan Keperawatan
Pada Tn.Adengan ARDS di Ruang ICU dr.Doris Sylvanus Palangka Raya?
1.3 Tujuan
2.2 AnatomiFisiologi
2.2.1 Anatomi
2.2.2 Fisiologi
Pada waktumenariknafasatauinspirasimakaotot-
ototpernapasanberkontraksi, tetapipengeluaranudarapernafasandalam proses yang
pasif. Ketika diafragmamenutup, penarikannafasmelaluiisirongga dada
kembalimemperbesarparu-paru dan dinding badan bergerakhinggadiafragma dan
tulang dada menutup dan berada pada posisisemula.
Selama pernafasantenang,
ekspirasimerupakangerakanpasifakibatelastisitasdinding dada dan paru-paru. Pada
waktuototinterkostaliseksternusrelaksasi, dinding dada turun dan
lengkungdiafragma naik keataskedalamronggatoraks, menyebabkan volume
toraksberkurang. Pengurangan volume
toraksinimeningkatkantekananintrapleuramaupuntekananintrapulmonal.
Selisihtekananantarasaluranudara dan atmosfirmenjaditerbalik,
sehinggaudaramengalirkeluardariparu-parusampaiudara dan
tekananatmosfirmenjadisamakembali pada akhirekspirasi.
2.3Etiologi
Penyebabmekanis ARDS
adalahkebocorancairandaripembuluhdarahterkecil di paru-
parukedalamkantungudarakeciltempatdarahteroksigenasi. Penyebab ARDS
dapatdibedakanmenjadi dua yaitukerusakanparutidaklangsung dan
kerusakanparulangsung.
Penyebabkerusakanparusecaralangsungdiantaranyadisebabkan oleh pneumonia,
trauma inhalasi, aspirasicairanlambung, near drowning, sertakontusioparu.
Sedangkan, kerusakanparutidaklangsungdapatdisebabkankarenaadanyapasca
bypass kardiopulmonal, sepsis, transfusi, trauma (lukabakar, flail chest, trauma
kepala, multiple fracture), overdosisobat, pankreatitis (Rumende, 2018).
Penyebabutama ARDS meliputi sepsis, pneumonia berat, menghirupzatberbahaya,
episode hampirtenggelam. Kasus pneumonia yang
parahbiasanyamenyerangkelimalobusparu-paru, kecelakaan
(sepertijatuhatautabrakanmobil, bisalangsungmerusakparu-paruataubagianotak
yang mengontrolpernapasan), Corona virus Disease 2019 (COVID-19),
pankreatitis (radangpankreas), transfusidarahmasif dan lukabakar (Staff, 2020).
2.4Patofisilogi
Terdapatempattahapandalampengembangan ARDS (Rajakumari, 2017;
Thompson dan Liu, 2017). Tahappertamadikenalsebagaitahapinflamasi. Itu
terjadidalam 12 jam pertamasetelahcedera. Setiapsetelahterjadinyacedera,
baiklangsungatautidaklangsung pada paru-
parumerangsangsistemkekebalanuntukmenghasilkanneutrofil, makrofag, dan
trombosit. Sel-seltersebutmenumpuk di lokasicedera di paru-paru. Selanjutnya,
mediator selulerinimemulai mediator Substance P, Interleukin -10, Interleukin -1
Beta, Cytokines, Interleukin -6, Platelet Activating Factor (PAF), Granulocyte
Macrophage-colony Stimulating Factor, Intercellular Adhesion Molecule-1,
Chemokines, Reactive Oxygen Species And Reactive Nitrogen Species, Vasular
Endothelial Growth Factor,menyebabkankerusakan pada membrankapiler
alveolar.
Tahapkeduadisebuttahapeksudatif. Itu terjadidalam 24 jam. Pada faseeksudatif,
makrofag alveolar residendiaktifkan, yang mengarah pada pelepasan mediator
proinflamasi yang kuat dan kemokin yang mendorongakumulasineutrofil dan
monosit. Neutrofil yang teraktivasiselanjutnyaberkontribusi pada
cederadenganmelepaskan mediator beracun. Cedera pada endotelmikro-vaskular
dan sel alveoli tipe I menyebabkanpermeabilitaskapilermengalamipeningkatan
dan cairan kaya protein masukkedalam alveolar yang selanjutnyamenyebabkan
edema interstisial dan alveolar. Tumor necrosis factor (TNF) -
ekspresifaktorjaringan yang dimediasimendorongagregasi platelet dan
pembentukanmikrotrombus, sertakoagulasiintraalveolar dan
pembentukanmembranhialin. Cedera pada sel alveoli tipe II
menyebabkanproduksisurfaktanmenurun.
Surfaktanberperanbesardalammenjagakestabilandinding alveolus
denganmengurangitekanan pada permukaanparu agar tidakterjadikolaps (Satriyo,
2017). Oleh karenaitu,
penurunanproduksisurfaktandapatmenyebabkanpenurunankompliansparu yang
menyebabkankolaps alveolar. Hal tersebutdapatmemperburukhipoksemia dan
menyebabkanventilasi-perfusitidakefektif.
Tahapketigadisebuttahap fibro-proliferatif. Tahapdimulaidari 2-10 haricidera.
Proses penyembuhanberlangsung pada tahapini. Granulasiseluler dan
deposisikolagenterjadi di paru-paru. Alvelolimenjadibesar dan
bentuknyatidakteratur dan kapilerparumengalamiluka dan lenyap.
Tahapterakhirdisebuttahap remodeling/resolusi. Cairan intra-alveolar
diangkutkeluardari alveolus keinterstitium dan selalvelolarTipe II
berkembangbiak dan kembalimenghasilkansurfaktan.
2.5Komplikasi
Komplikasi yang dapatterjadi pada kasus ARDS yaitukomplikasi
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) sebanyak 30 hingga 65% yang
terjadilebihdari 5 hingga 7 harisejakpenggunaanventilasimekanik.
Komplikasitersebutterjadidimulaidenganadanyakolonisasipatogensepertienterobac
teriaceae, Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), dan batang gram
negatif pada salurannafasbawah. Komplikasi lain yang dapatterjadi pada kasus
ARDS akibatdariventilasitekananpositif pada paru yang kompliansmenurunyaitu
barotrauma (emfisemasubkutan, pneumomediastinum, pneumothorax). Kasus
barotrauma initerjadi pada ARDS kurangdari 10% (Bakhtiar dan Maranatha,
2018). Komplikasi lain yang dapatterjadidiantaranyatrombo emboli vena, anemia,
perdarahansalurancerna, multisystem organ failure, komplikasisaluran napas
seperti edema laring dan stenosis subglotis, sepsis karenagagalginjal,
miopatiterkaitblokade neuro muskular (Rumende, 2018).
2.6 PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaanpenunjang pada pasien ARDS yang dapatdilakukan(Harman,
2020), diantaranya:
a. Teslaboratorium
- Analisa gas
darahuntukmengetahuitekananparsialoksigendalamdaraharteripasien (PaO2)
dibagidenganfraksioksigen di udarainspirasi (FiO2), hasilnyaadalah 300
ataukurang. Untukpasien yang menghirupoksigen 100%, iniberarti PaO2
kurangdari 300.
- Gas daraharteri pada awalnyaseringmenunjukkan alkalosis pernapasan.
Namun, pada ARDS yang terjadidalamkonteks sepsis,
asidosismetabolikdenganatautanpakompensasipernapasandapatterjadi.
- Untukmengetahui edema parukardiogenik,
dilakukanpemeriksaanuntuknilai plasma B-type natriuretic peptide (BNP) dan
ekokardiogram. Tingkat BNP kurangdari 100 pg / mL pada pasiendenganinfiltrat
bilateral dan hipoksemiamendukung diagnosis ARDS daripada edema
parukardiogenik.
Ekokardiogrammemberikaninformasitentangfraksiejeksiventrikelkiri,
fungsiventrikelkanan, gerakandinding, dan kelainankatup.
- Kelainan lain yang diamati pada ARDS bergantung pada penyebab yang
mendasariataukomplikasiterkait dan mungkintermasuk yang berikut:
a) Hematologi - Pada pasien sepsis, leukopenia
atauleukositosisdapatditemukan. Trombositopeniadapatdiamati pada pasien sepsis
denganadanyakoagulasiintravaskulardiseminata (DIC). Faktor Von Willebrand
(VWF) dapatmeningkat pada pasiendenganrisiko ARDS dan
mungkinmerupakanpenandacederaendotel.
b) Ginjal - Nekrosis tubular akut (ATN) seringterjadiselama ARDS,
mungkindariiskemiakeginjal. Fungsiginjalharusdipantausecaraketat.
c) Hati -
Kelainanfungsihatidapatditemukanbaikdalampolacederahepatoselulerataukolestasi
s.
d) Sitokin - Beberapasitokin, seperti interleukin (IL) -1, IL-6, dan IL-8,
meningkatdalam serum pasien yang berisiko ARDS.
b. RadiografiDenganmelakukanrradiologi ARDS dapatditentukan oleh
adanyainfiltratparu bilateral. Infiltratmungkinmenyebar dan simetrisatauasimetris,
terutamajikaditumpangkan pada penyakitparu-paru yang
sudahadasebelumnyaataujikapenyebab ARDS adalah proses paru,
sepertiaspirasiataumemarparu. Infiltratparubiasanyaberkembangpesat,
dengantingkatkeparahanmaksimaldalam 3 haripertama. Infiltratdapatditemukan
pada radiografi dada segerasetelahtimbulnyakelainanpertukaran gas.
Mungkininterstisial, ditandaidenganpengisian alveolar, ataukeduanya.
c. CT-Scan Secaraumum, evaluasiklinis dan radiografi dada rutin sudahcukup pada
pasien ARDS. Namun, CT-Scan mungkindiindikasikandalambeberapasituasi. CT
scan lebihsensitifdaripadafoto polos dada
dalammendeteksiemfisemainterstisialparu, pneumotoraks dan
pneumomediastinum, efusi pleura, kavitasi, dan limfadenopati mediastinum.
Heterogenitasketerlibatan alveolar seringterlihat pada CT scan
bahkandenganadanyainfiltrathomogen yang menyebar pada fototoraks rutin.
d. Broncho-Alveolar Lavage (BAL) Analisisjenissel yang adadalamcairan BAL
dapatmembantudalam diagnosis banding pasien ARDS.
Sehinggakeberadaanorganismeintraseluler dan penggunaan kultur
kuantitatifpentinguntukmenentukaninfeksi. Misalnya, ditemukannyapersentase
yang tinggidarieosinofil (> 25%) dalamcairan BAL konsistendengan diagnosis
pneumonia eosinofilikakut.
e. Echo Cardiography Echo-cardiography umumnya normal. FraksiEjeksiVentrikel
Kiri normal. Ini
dilakukanuntukmemastikanbahwapasientidakmemilikipenyebabjantung.
Sebagaibagiandaripemeriksaan, pasien ARDS harusmenjalaniekokardiografi dua
dimensiuntuktujuanskrining. Jika temuanmenunjukkan shunting foramen ovale
paten, ekokardiografi dua
dimensiharusditindaklanjutidenganekokardiografitransesofageal. Skrining rutin
denganekokardiografi transthoracic juga
memberikaninformasitentangfungsiventrikelkanan.
Disfungsiventrikelkananterjadi pada 22-50% pasien ARDS dan
berhubungandenganpeningkatanmortalitas. Menyadariadanya dan
beratnyadisfungsiventrikelkanandapatmemanduterapidenganpengurangan volume
cairan dan penerapan vasodilator arteri pulmonal ataudukunganvasoaktif.
2.7Penatalaksanaan
Walaupuntidakadaterapispesifikuntukmenghentika
prosesinflamasi,penanganan RADS di fokuskantigahalpenting :
a. Mencegahlesiparusecaraiatrogenik
b. Mengurangicairandalamparu
c. MempertahankanoksigenasijaringanPemberianoksigen
Terapiumum :
a. Sedapatmungkinhilangkanpenyebabdengancaraantara lain
drainasepush,antibiotik,fiksasibilaada fraktur tulang Panjang
b.
Sedasidengankombinasiopiatbenzodiasepin,olehkarenapenderitaakanmemerlukan
bantuanventilasimekanikdalamjangkalama.berikandosisminimal.
c.
Memperbaikihemodinamikuntukmeningkatkanoksigenasidenganmemberikanvaira
n,obat -obatfasodilator/konstriktor,inotropik,ataudiuretikun.
TerapiVentilasi :
a. Ventilasimekanikdenganinstubasiendotrakealmerupakanterapiyangmendasar pada
penderita RADS biladitemukanlajunafas ≤ 30
xminatauterjadipeningkatankebutuhan FiO2≤60%
(denganmenggunakanmaskerwajah)untukmempertahankan PO2sekitar 70
mmHgataudilebihbeberapa jam
b. Lebihspesifiklagidapatdiberikanventilasidenganrasio I:Eterbalikdisertaidengan
PEEPuntukmengembalikancairan yangmembanjirialveolus dan
atelaktasissehinggamemperbaikiventilasi dan perfusi (V/Q)
c. Tergantungkeparahannya,makapenderitadapatdiberi nonifasisfemtilationseperti
CPAP, BIPAPatau positive
pressureventilation.Walaupunmetodeinitidakdirekomendasikanbagipenurunankesa
daranataudijumpaiadanyapeningkatanjumlahototpernafasandisertaipeningkatanlaj
unafas dan PCOdaraharteri ₂
d. Pemberian volumetidal10-15
mm/kgdapatmengakibatkankerusakanbagianbagianparu yangmasih
normalsehinggaterjadirobekanalveolus,deplesissurfaktan danlesialfeolar-capillari
inter face.Untukmenghindaridipergunakanvolume tidal 6-7 ml/kg
dengantekananpuncakinspirasi ≥35 cm H2O,plateupresureinspiratoriyaitu ≥ 30 cm
H2O danpemberian positive endekspiratoripresure (peep)antara 8-14 cm
H20untuk mencegahaktelatase dan kolapsdari alveolus
e. Penggunaan peep da FIO2 tidakadaketentusnmengenai batas maksimal.
2.8 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitaspasien, meliputinama, usia, jeniskelamin, pekerjaan, alamat, agama,
diagnosamedis)
b. Riwayat Kesehatan, meliputikeluhanutama, riwayatpenyakitsekarang,
riwayatpenyakitsebelumnya, riwayatpenyakitkeluarga, alergi.
c. Pengkajiankeperawatan, meliputipolanutrisi, polatidur dan istirahat,
polaaktivitas dan latihan,
d. Pemeriksaanfisik, khususnyabagianparu.
Pengkajian primer
a. Airway: Look (Pengembangan dada), listen (Suara pernafasan), feel
(hembusanudarasaatklienmelakukanekspirasidapatdirasakan)
b. Breathing: Inspeksi (adanyasesaknafass,
adanyapenggunaanototbantudalampernapasan, frekuensi napas), palpasi
(adanyapengembanganparu), auskultasi (adanyasuaratambahan).
c. B1 (Breath): Sesaknafasnafasdangkal dan cepat, ronkibasah,
krekelshalus di seluruhbidangparuh, wheezing, stridor
d. B2 (Blood): hipotensiterjadi pada stadium lanjutatausyok, tekanandarah
normal ataumeningkatkarenaadanyahipoksemia, sianosis, pucat
e. B3 (Brain) :tingkatkesadaran
f. B4 (Bowel) :-
g. B5 (Bladder) :-
h. B6 (Bone) :pemeriksaankulitpunggungselamaperawatantirah baring
e. Pemeriksaanpenunjang
1) Foto rontgen dada atau CT-scan, dapatditemukaninfiltratluas,
seringdisertaidengankarakteristik yang menandakanadanyapengisian alveolar.
2) Pemeriksaanlaboratorium (pemeriksaankadaroksigendarah, analisacairanparu,
analisa gas darah), dapatmenunjukkanadanyapenurunan PaO2, dengan PaCO2
yang normal ataumenurun (Amin, 2016).
2. Diagnosa
a. Gangguanventilasispontan (D.0004) b.dkelelahanototpernapasand.dtakikardi,
dipsnea, menurunnya PaO2, dan PaCO2, PO2 menurun, PCO2
meningkat/menurun
b. Gangguanpertukaran gas (D.0003)
b.dperubahanmembranalveoluskapilerd.ddipsnea, takikardia, bunyi napas
tambahan, pola napas abnormal, kesadaranmenurun, pusing, PO2 menurun,
PCO2 meningkat/menurun
c. Penurunancurahjantung (D.0008)
b.dperubahaniramajantungd.dpeubahaniramajantung (palpitasi), gambaran
EKG aritmia, takikardia
d. Risikoinfeksi (D.0142) d.defekprosedurinfvasif.
4. Intervensi
BAB 4
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
2. Bagi perawat
Perawatsebagaipetugaskesehatanhendaknyamempunyaipengetahuan dan
ketrampilan yang cukupdalammenanganimasalahgangguanpertukaran gas,
bersihanjalannafas, dan
hipervolemisertamampuberkolaborasisesamatenagakesehatandalammenyelesaikan
masalah pada pasiensertaMengembangkan dan
tingkatkanpemahamanperawatterhadapkonsepmanusiasecarakompherensifsehingga
mampumenerapkanasuhankeperawatandenganbaik.
3. Bagi Mahasiswa
Pendidikan dan
pengetahuanMahasiswasecaraberkelanjutanperluditingkatkanbaiksecara formal dan
informal khususnyapengetahuandalambidangkeperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aboet, A. A. dan T. T. Maskoen. 2018. Acute respiratory distress syndrome (ards).
Anesthesia & Critical Care. 36
Amin, Z. 2016. Acute Respiratory Distress Syndrome. Jakarta:
PerhimpunanSubspesialisRespirologi dan PenyakitKritis.
Amin, Z., H. Afifah, dan C. O. Mamudi. 2016. Short-term survival of acute
respiratory distress syndrome patients at a single tertiary referral centre in indonesia.
Acta Medica Indonesiana - The Indonesian Journal of Internal Medicine. 48
Bakhtiar, A. dan R. A. Maranatha. 2018. Acute respiratory distress syndrome.
JurnalRespirasi. 4
Bolon, C., D. Siregar, L. Kartika, A. Supinganto, S. Manurung, Y. Sitanggang, N.
Siagian, dan S. Siregar. 2020. Anatomi Dan FisiologiUntukMahasiswaKebidanan.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Darmawan, J. 2019. Epidemiologi Acute Respiratory Distress Syndrome.
https://www.alomedika.com/penyakit/icu/ards/epidemiologi#:~:text=Epidem iologi
ARDS di Indonesia sebesar,pasien ARDS dalam 10 bulan.
Diamond, M., H. L. P. Feliciano, D. Sanghavi, dan S. Mahapatra. 2020. Acute
Respiratory Distress Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436002/
Han, S. dan R. K. Mallampalli. 2015. The acute respiratory distress syndrome: from
mechanism to translation. J Immunol
Harman, E. M. 2020. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
https://emedicine.medscape.com/article/165139-overview#a5
Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor hk.01.07/menkes/413/2020 TentangPedomanPencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). 2020. Indonesia.
Pham, T. `ai dan Gordon D. Rubenfeld. 2017. The epidemiology of acute respiratory
distress syndrome a 50th birthday review. American Journal of Respiratory and
Critical Care Medicine. 195
Rajakumari, A. 2017. Acute respiratory distress syndrome: a case presentation.
Indian Journal of Continuing Nursing Education. 4
Rakhmatullah, R. dan R. W. Sudjud. 2019. Diagnosis dan tatalaksanaards. Anestesia
Dan Critical Care. 37
Rumende, C. M. 2018. Acute respiratory distress syndrome Satriyo, J. 2017. Peran
Surfaktan. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/peran-surfaktan
Staff, M. C. 2020. ARDS.
https://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/ards/symptoms-causes/syc-20355576
Syaifuddin. 2016. AnatomiFisiologiKurikulumBerbasisKompetensi. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC.
Thompson, B. T. dan K. D. Liu. 2017. Acute respiratory distress syndrome. The New
England Journal of Medicine