Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADANY. L DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA


DIRUANG ASTERRSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

OLEH :

INDAYATI. M. DEWI
NIM : 2022 – 14 – 1409 – 029

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM KHUSUS PROFESI NERS
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:

Nama : Indayati. M. Dewi

NIM : 2022 – 14 – 1409 – 029

Program Studi : Profesi Ners

Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dengan


Diagnosa Medis Anemia Di Ruang Aster RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya

Telah menyelesaikan laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan sebagai


persyaratan untuk menempuh Praktik Stase Keperawatan Dasar Profesi Pada
Program Khusus Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lahan,

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep Oktariani I., S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena


atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “ Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Dengan Diagnosa Medis Anemia Di Ruang Aster RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna memenuhi tugas Profesi
Ners.
Laporan Pendahuluan initidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku,ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku pembimbing akademik dan
ketua program studi Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
3. Ibu Oktariani I., S.Kep., Ners selaku, pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan selama proses penyelesaian asuhan
keperawatan.

Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan


dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 10 November2022

Penulis
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
1.1 Konsep Penyakit ..................................................................................................
1.1.1 Definisi ..........................................................................................................
1.1.2 Anatomi Fisiologi ..........................................................................................
1.1.3 Etiologi ..........................................................................................................
1.1.4 Klasifikasi .....................................................................................................
1.1.5 Patofisiologi (WOC).......................................................................
1.1.6 Manifestasi Klinis (tanda dan gejala) ............................................................
1.1.7 Komplikasi ....................................................................................................
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................
1.1.9 Penatalaksanaan Medis .................................................................................
1.2 Kebutuhan Dasar Manusia (Gangguan Rasa Nyaman) .......................................
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan .......................................................................
1.3.1 Pengkajian Keperawatan ...............................................................................
1.3.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................................
1.3.3 Intervensi Keperawatan .................................................................................
1.3.4 Implementasi Keperawatan ...........................................................................
1.3.5 Evaluasi Keperawatan ...................................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN .....................................................................
2.1 Pengkajian ...........................................................................................................
2.2 Diagnosa ..............................................................................................................
2.3 Intervensi .............................................................................................................
2.4 Implementasi .......................................................................................................
2.5 Evaluasi ...............................................................................................................
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKAN
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi Anemia

Tabel 1.1 Anemia


Myelodysplastic Syndrome ( MDS ) adalah suatu gangguan kolonal
selsystem hematopoietic dengan ditandai adanya dysplasia,sitopenia yang
cenderung bertransformasi keleukemiamyeloidakut (AcuteMyeloblasttic leukemia
/ AML ). Diplasia dapat terjadi pada > 1 seri selmyeloid yang dapat menyebabkan
hematopoiesis infeksi di darah tepi dandi sumsum tulang dengan jumlah sel blast
<20 %(Neli Agustin &Maani,2019).

Anemia yaitu suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam


tubuh.Hemoglobin yaitu metaloprotein didalam seldarah merah yang mengandung
zat besi yang fungsinya sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh
tubuh (Malikus saleh,2019).

Anemia adalah suatu gangguan kekurangan seldarah merah, sedangkan sel


darah merah berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Dan
apabila seldarah merah dalam tubuh rendah,maka jumlah oksigen dalam tubuh
juga rendah. Gejala anemia disebabkan oleh kurangnya kadar oksigen yang
mengalir ke jaringan dan organ tubuh. Sel darah merah diukur berdasarkan jumlah
hemoglobin dalam tubuh. Sebab,hemoglobin sendiri suatu protein kaya zat besi
dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru- paru keseluruh tubuh,
selain itu , haemoglobin juga membawa seldarah merah yang jenuh dengan
karbondioksida kembali keparu-paru yang dikeluarkan (Yamadaetal.,2017).

1.1.2 Anatomi Fisiologi

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia
hasilmetabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan katahemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah
memiliki warna merah yang berasal darikandungan oksigendan karbondioksida
didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas,dan
zatinisangatbergunapadaperistiwapembakaran/metabolisme di dalam tubuh.
Viskositas/kekentalandarahlebihkentaldaripadaairyangmempunyaiBJ1,041-
1,067,temperature38°C,dan pH7,37-7,45(Dwi Arista,2014).

Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merahtua kebiruan,


tergantung pada kadar oksigen yang di bawa seldarah merah. Darah pada tubuh
manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah
(darah padat). Jumlah darah pada tubuh orang dewasa sebanyak kira-kira 1/13 dari
berat badan atau sekitar 4-5 liter. Jumlah darah tersebut pada setiap orang
berbeda-beda.Tergantung kepumur,ukuran tubuh,dan berbanding terbalik dengan
jumlah jaringan adiposa pada tubuh (DwiArista,2014).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh.Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah (Dwi Arista,2014).
1) FungsiDarah
Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia menurut (DwiArista,2014):

a) Alat pengangkut air dan menyebarkannya keseluruh tubuh

b) Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya keseluruh tubuh


c) Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya keseluruh tubuh

d) Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi

e) Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu

f) Menjaga suhu temperatur tubuh

g) Mencegah infeksi dengan seldarah putih,anti bodi dan sel darah beku

h) Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.

2) Komposisi Darah

1. Air : 91%

2. Protein: 3% (albumin,globulin,protombin,dan fibrinogen)

3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam


fosfat,magnesium,kalsium,dan zat besi)

4. Bahan organic : 0,1% (glukosa, lemak, asamurat, kreatinin, kolesterol


dan asam amino)

3) Bagian-bagian Darah

1. Plasma Darah
2. Macam-macam Sel Darah
- Sel Darah Merah (eritrosit)
- Sel Darah Putih (leukosit)
- Sel Pembeku Darah (trombosit) / Platelet
3. Plasma+ Sel Darah : Whole Blood
4) Plasma Darah

1. Pengertian Plasma Darah (Cairan Darah)\

Plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah yang


tidak berwarna dalam darah Di dalamnya terkandung benang-benang
fibrin/fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka.
Plasma darah juga mengandung berbagai macam zatorganik,
anorganik, dan air.
2. Komponen Penyusun Plasma Darah
a. Air:91%
b. Protein plasma darah : 7%
c. Komponen lainya
d. Asamamino,lemak,glukosa,urea,garam,0,9%
e. Hormon, Antibody.0,1%
1.1.3 Etiologi
a. Lemah,letih,lelah dan lesu
b. Pusing,dan mata berkunang–kunang
c. Pucat pada bibir, lidah, kelopak mata, kulit. Pucat tersebut diakibatkan oleh
kurangnya volume darah dan Hb,vasokontriksi.
d. Kelemahan
e. Asam folat, vitamin C, dan unsur–unsure yang dibutuhkan pada
pembentukan sel darah merah
f. Darah menstruasi yang berlebih berkurangnya zat besi yang dapat
menyebabkan anemia
g. Wanita hamil sering terjadi anemia karena dalam pertumbuhannya janin
menyerap zat besi dan vitamin.
Menurut,Kemenkes, 2019 anemia dapat disebabkan oleh barbagai factor :

1. Kekurangan asupan gizi, penyakit infeksi seperti malaria,


2. Mengalami perdarahan saat melahirkan,
3. Kebutuhan tubuh yang meningkat,akibat mengidap penyakit kronis, dan
4. kehilangan darah akibat menstruasi dan infeksi parasite (cacing).
5. Menurut hasil Riskesdas 2018, konsumsi sayur dan buah masyarakat
Indonesia masih dibawah jumlah yang dianjurkan.
1.1.4 Klasifikasi

Klasifikasi penyakit ada 3 macam klasifikasi yaitu anemia ringan , sedang


dan berat yang diukur dengan derajat WHO yaitu:

a. Anemia ringan sekali : Hb 10.00 gr%-13.00 gr%


b. Anemia ringan : Hb 8.00 gr%-9.90 gr%
c. Anemia sedang : Hb 6.000 gr%-7.90 gr%
d. Anemia berat : Hb <6.00gr%(Ainun,2019).

Jenis–jenis anemia :
a. Anemia defiensi zat besi
Jenis anemia ini yang paling umum terjadi yang disebabkan oleh
kurangnya zat besi dalam tubuh. Untuk memproduksi hemoglobin,
sumsum tulang belakang membutuhkan zat besi yang cukup.Tanpa
zatbesi yang memadai, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup
haemoglobin untuk memproduksi sel darah merah. Anemia difiensi zat
besiini juga sering dialami oleh ibu hamil, menstruasi yang tak
mengeluarkan darah, kanker, penggunaan rutin obat pereda nyeri yang
dijualbebas, seperti aspirin.
b. Anemia defisiensi vitamin
Selain zat besi, tubuh juga memerlukan vitamin B12 dan
asamfolat,yang berfungsi untuk menghasilkan seldarah merah yang
cukup.Pada orang yang menjalani diet yang dapat menyebabkan kedua
nutrisi ini mengalami penurunan produksi sel darah merah. Sebab
tubuh mereka ternyata terap tidak dapat memproses vitamin tersebut.
Kondisi ini dikenal sebagian emiapernisiosa.
c. Anemia karena penyakit kronis
Beberapa penyakit tertentu seperti kanker, HIV/AIDS,penyakit ginjal,
rheumatoid arthtritis, dan beberapa penyakit peradangan lainnya yang
dapat mengganggu produksi sel darah merah.
d. Anemiaa plastic
Anemia jenis ini jarang terjadi, penyebab anemiaa plastic ini seperti
infeksi, pemakaian obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan
paparan terhadap bahan kimia yang beracun. Anemia yang
berhubungan dengan penyakit pada sumsum tulang belakang.
Beberapa jenis penyakit seperti leukemia dan myelofibrosis,yang dapat
menyebabkan anemia yang dapat mempengaruhi produksi sel darah
merah pada sumsum tulang belakang.
e. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila hancurnya sel darah merah, lebih
cepat dari pada regenerasinya oleh sumsum tulang belakang. Kondisi
ini bias di turunkan secara genetic,maupun dialami dikemudian hari.
f. Anemia selsabit (sicklecell anemia)
Anemia jenis ini diturunkan secara genetikyang disebabkan oleh
kecacatan atau kerusakan haemoglobin yang mengakibatkan seldarah
merah berubah menjadi sabit ( sickle ). Bentuk seperti ini suatu bentuk
yang abnormal. Sel- sel abnormal ini akan mati sebelum waktunya
yang dapat menyebabkan tubuh kronis dari sel darah merah.
g. Anemia lainnya
Anemia jenis lainya seperti thalla semia dll (Malikulsaleh,2019).
1.1.5 Patofisiologi (pathway)

Gejalaumumsetiapkasusanemia, apapunpenyebabnya, timbulkarena:


1) Anoksia organ
Mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut
oksigen
2) Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada :
a) Derajat penurunan hb
b) Kecepatan penurunan hb
c) Usia
d) Adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya.

Anemia merupakan suatu penyakit yang ditandai penurunan kadar


hemoglobin ( Hb ) dan sel darah merah ( eritrosit ) dibawah normal. Priadikatakan
anemia apabila kadar Hemoglobin kurang dari14g/dl dan eritrosit kurang
dari41%. Begitu pun dengan wanita, apabila kadar hemoglobin kurang dari 12
g/dl dan eritrosit kurang dari 37 %. Anemia bukan merupakan suatu penyakit,
melainkan dari suatu bentuk pencerminan keadaan penyakit akibat adanya
gangguan fungsi tubuh yang mana hemoglobin yang berfungsi mengangkut
oksigen mengalami penurunan. Banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. Sehingga mengalami penurunan pada kapasitas sel darah merah
dalam mengangkut oksigen.

Anemia menurut (Putri,2013) mencerminkan adanya kegagalan sum-sum atau


kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum-
sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanantoksik,invasitumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek
sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan seldarah merah normal yang
menyebabkan dekstruksi sel darah merah.

Lisissel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam
sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping
prosesini,bilirubin yangterbentuk dalam fagositakan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubinplasma. Konsentrasi normal nya 1mg/dL atau
kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dLakan mengakibatkan interik pada sklera.
WOC
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah
dibawah normal akibat kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial
yang diperlukan dalam pembentukan serta prdoduksi sel-sel merah

ANEMIA

B1 (Breathing) B2 (Blood) B3 (Brain) B1 (Bladder) B5 (Bowel) B6 (Bone)

O2 ke ginjal O2 ke usus O2 ke Fe (besi)


Kadar Hb O2 dalam darah O2 ke otak
menurun menurun
menurun mengikat turun menurun

Tekanan ke tulang
O2 dalam darah O2 ke jar. Otak dan Hipoksia Tekanan ke ginjal Tekanan usus terganggu
turun perifer menurun terganggu terganggu

Pusing Kelemahan otot


Respon Fisiologis Pucat, sianosism Susah BAK MK : Kekurangan
tubuh perifer dingin, crt >3 Volume Cairan
detik MK : Gangguan
Perfusi Cerebral MK : Intoleransi
MK : Gangguan
Usaha untuk Aktivitas
Eliminasi Urin
mengikat O2
MK : Perfusi Perifer Trombositopenia/
Tidak Efektif leukositopenia Tegang/frustasi Keletihan
MK : Pola Nafas
Tidak Efektik MK : Resiko Infeksi MK : Gangguan
Sering terbangun Pola Tidur
1.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala)

Tanda- tanda anemia itu disebabkan karena jumlah sel darah merah rendah
akibatnya berkurangnya pengiriminan oksigen kesetiap jaringan pada tubuh.
Anemia bias memperburuk kondisi medis lainya yang mendasari (Poerwati,2011).

Tanda–tanda anemia sebagai berikut :

a. Lesu,lemah,letih,lalai dan lelah

b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

c. Terlihat pucat kelopak mata, bibir, lidah, ringan, kulit, telapak tangan

d. Nafsu makan menurun

e. Sesak nafas

f. Adanya keluhan seputar infeksi,seperti demam,nyeri badan

g. Riwayatterjadinyaperdarahan(AmirudinAlietal.,2012).

1.1.6.1 Gejala Umum Anemia :


1) Disebut juga sindromanemia
2) Timbulkarenaiskemia organ target
sertaakibatmekanismekompensasitubuhterhadappenurunanhb
3) Terdiridari rasa lemah, lesu, cepatlelah, tinnitus, mataberkunang-kunang,
kaki terasa dingin, sesak nafas dan dyspepsia
4) Bersifat tidak spesifik (dapat ditimbulkan oleh penyakit di luar anemia
5) Tidak sensitif (timbul setelah penurunan hb yang berat<7gldl).
1.1.6.2 Gejala Khas Anemia :
Gejala ini spesifik untuk masing-masing jenis anemia. Sebagai contoh :
1) Anemia defisiensibesi : disfagia, atrofipapillidah, stomatitisangularis, dan
koilonychia.
2) Anemia megaloblastik: glositis, gangguanneurologik padadefisiensi
vitamin B12
3) Anemia hemolitik : hepatom, hepatomegaly dan hepatomegaly
4) Anemiaaplastik : perdarahan dan tanda-tanda infeksi
1.1.6.3 Gejala Penyakit Dasar

1) Gejala yang timbul sangat bervariasi tergantung dari penyebab


2) Pada kasus tertentu sering gejala penyakit dasar lebih dominan.

1.1.7 Komplikasi
h. Gagal jantung

i. Mengalami kejang

j. Daya konsentrasi mengalami penurunan

k. Perkembangan otot memburuk (jangka lama) ( Lingga,2019).

Komplikasi anemia menurut (Sugeng,2013) adalah

a. Kelelahan berat, bila anemia mencukupi parah sesorang mungkin merasa


sangat lelah sehingga tidak bias menyelesaikan tugas sehari-hari.

b. Komplikasi kehamilan,wanita hamil dengan anemia defiensi folat mungkin


lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran premature.

c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau


ireguler (aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus
memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen
dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung membesar atau gagal jantung.

a. Kematiaņ beberapa anemia turunan, seperti anemia selsabit, bias


menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah
dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan berat dan bias berakibat fatal.
(Safira,2019).

1.1.8 Pemeriksaan Penunjang


a. Tes darah lengkap/Complete Blood Count)

b. Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengukur kadar sel darah


didalam sampel darah. Yang dilihat dari jumlah hematokrit (sel
darah merah dalam tubuh).

c. Pemeriksaan sel darah merah

d. Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan ukuran dan


bentuk sel darah merah.

e. Pemeriksaan kadar zat besi, ferritin, vitamin B12, tesdiagnostic


tambahan.
f. Pemeriksaan yang dibutuhkan berfungsi untuk menentukan
penyebab anemia.
g. Melakukan pengujian pada sampel tulang sum sum untuk
mendeteksi anemia (De Loughery,2014).
Pemeriksaan penunjang pada anemia:

a. Antibiotik pada pasien ini dengan jumlah selneutrofil yang rendah


(neutropenia), maka akan sering mengalami infeksi. Untuk itu
diperlukan anti biotic dibutuhkan untuk melawan untuk melawan
infeksi tersebut.
b. Transfusi darah
Dilakukan pada penderita anemia yang mengalami pendarahan dan infeksi
c. Imunoterapi
Anemia dapat disebabkan oleh gangguan auto imun, maka diberikan obat
untuk menekan system imun.
d. Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi ini dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang telah
rusak. Transplantasi juga metode pengobatan yang dapatbersifat
menyembuhkan. (Neli Agustin & Maani,2019).
1.1.9 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaa Anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti


darah yang hilang
a. Anemiaaplastik
1) Tranplantasi sumsum tulang
2) Peberian terapi imun osupresif dengan globulinantitimosit(ATG)
b. Anemiapadapenyakitginjal
1) Pada pasien dialysis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam
folat
2) Ketersediaan eritropeotinrekombinan
c. Anemia pada penyakit kronis
Pada anemia tidak menunjukan gejala dan memerlukan penanganan khusus.
Besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb
meningkat
d. Anemia pada defiensi besi
1) Penyebab dari defisiensi besi
2) Menggunakan preparatbesioral
e. Anemia megaloblastik
1) Difisiensi vitamin B12 dengan pemberian vitamin B12 yang dapat
diberikan dengan injeksi B12.
2) TerapiVitamin B12 diberikan pada pasien selama hidup untuk mencegah
kekambuhan anemia.
e. Anemia defisiensi asamfolat penangananya dengan diet dan penambahan
asamfolat1mg/hari,secara IM pada pasien dengan gangguan absorsi (Safira,
2019.
1.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Rasa Nyaman
1.2.1 Pengertian Kenyamanan
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau
nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati,
Pawirowiyono, &Subu, 2015). Kenyamanan menurut (Keliat dkk., 2015) dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kenyamanan fisik ; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.
2. Kenyamananlingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan lingkungannya
3. Kenyamanan social ; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman
dengan situasi sosialnya.
Rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) Kolcaba (1992, dalam
Potter & Perry, 2006).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2012).
1.2.2 Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman
Menurut Potter & Perry (2006) yang dikutip dalam buku (Iqbal Mubarak,
Indrawati, & Susanto, 2015) rasa nyaman merupakan merupakan keadaan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan
yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang
telahterpenuhi), dan transenden. Kenyamanan seharusnya dipandang secara
holistic yang mencakup empat aspek yaitu :
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
2. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
seorang yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
4. Lingkungan, berhubungan dengan latarbelakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsure ilmiah
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan.
1.2.3Pengertian Gangguan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman
dan sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan
sosialnya (Keliat dkk., 2015). Menurut (Keliat dkk., 2015) gangguan rasa nyaman
mempunyai batasan karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah, gangguan
polatidur, gatal, gejala distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan untuk
relasks, kurang puas dengan keadaan, menangis, merasa dingin, merasa kurang
senang dengan situasi, merasa hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman,
merintih, dam takut. Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana
perasaan kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam
dimensifisik ,psikospiritual, lingkungan sertasosial pada diri yang biasanya
mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).
1.2.4Jenis Gangguan Rasa Nyaman
Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, &Mulyaningrum, 2013) Gangguan
rasa nyaman dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh ketidak nyamanan dan
merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak menyenangkan selama 1 detik
sampai dengan kurang dari enam bulan.
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan
adanya sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari
enam bulan.
3. Mual Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai yang
tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau
pada seluruh bagian perut yang bias saja menimbulkan muntah atau tidak.
1.2.5 Penyebab Gangguan Rasa Nyaman
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016)
penyebab Gangguan Rasa Nyaman adalah :
1. Gejala penyakit.
2. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
3. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
4. Kurangnyaprivasi.
5. Gangguanstimulasilingkungan.
6. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
7. Gangguan adaptasi kehamilan.
1.3 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan
1.3.1 Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien :
a. Nama, Usia : yang sering terkena anemia yaitu orang dewasa.
b. JenisKelamin:yangsering dominan terkena Anemia adalah perempuan.
Agama, Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk,
No.RM,Diagnosa Medis.
c. Penanggung jawab meliputi : Nama, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan,hubungan dengan pasien.
d. Alasan masuk : Klien mengeluh pusing,lemah,gemetaran,pucat,akral
dingin.
e. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat kesehatan sekarang :

Keletihan, kelemahan,pusing,gemetaran,kemampuan beraktivitas


menurun,nyeri pada luka.
2) Riwayat kesehatan dahulu :

Pengkajian riwayat kesehatan dahulu yang mendukung dengan


melakukan serangkaian pertanyaan,meliputi :

a) Apakah sebelumnya klien pernah mengalami anemia.

b) Apakah meminum obat tertentu dalam waktu jangka panjang.

c) Apakah pernah mengalami keganasan yang tersebar seperti kanker


payudara, leukemia, dan multi plemyeloma.

f. Riwayat kesehatan keluarga :


Pengkajian riwayat keluarga yang mendukung dengan melakukan
serangkaian pertanyaan,meliputi :
1) Apakah dalam keluarga ada yang mengalami anemia
2) Apakah dalam keluarga ada riwayat
penyakitkronisataumenahun( diabetes,darah tinggi,kanker dll)
3) Apakah dalam keluarga mengkonsumsi obat- obatan dalam waktu
panjang.

2. Pemeriksaan Fisik

a) Kesadaran : composmentis
b) GCS:15(E:4V:5M:6)
c) Tanda-Tanda Vital :
 TD : Biasanya menurun
 N : Biasanya meningkat,
 RR : biasanya cepat,
 S : biasanya meningkat

d) Pemeriksaan Fisik
 Kepala
Bagaimana lesimetrisan,warna rambut, kebersihan kepala, rambut kering,
mudah pupus, menitip, sakit kepala, pusing.
 Mata
Sclera tidak iklerik,konjungtiva anemis, pupilisokor
 Telinga
Kesimetrisan telinga,dungsi pendengaran,kebersihan pada telinga
 Hidung
Kesimetrisan,fungsi penciuman, kebersihan, adanya perdarahan pada
hidung atau tidak.
 Mulut
Keadaan mukosa mulut, bibir pucat, stomatitis
 Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid/tidak, adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
 ThoraxParu–paru:
I: Pergerakan dinding dada, takipnea, orthopnea, dispnea (kesulitan
bernafas), nafas pendek, cepat lelah ketika beraktivitas yang merupakan
manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.

P: taktil premitus simestris

P : sonor

A : bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.

 Jantung

I : jantung berdebar-debar, Takhikardi dan bising jantung yang


menggambarkan suatu beban pada jantung dan curah jantung mengalami
peningkatan.

P : tidak teraba adanya massa

P : pekak

A : bunyi jantung murmursistolik.

 Genetalia Normal/abnormal

 Integumen

Mukosapucat,kering dan kulit keriput

 Ekstremitas

Kelemahan dalam beraktivitas, terdapat pucat pada membran emukosa dan


dasar kuku, kuku mudah patah

 Punggung

Kesimetrisan punggung warna kulit dan kebersihan punggung (Poerwati,


2011).

1.3.2 Diagnosa Keperawatan

Secara tioritis diagnose yang ditemukan pada klien Anemia :

a. Perfusiperifer tidak efetif berhubungan dengan penurunan konsentrasi


emoglobin.D.0009
b. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan
c. Resiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (penurunan hemoglobin).D.0056
d. Defisitnutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme (D.0019).
e. Defisit perawatan dirib/d Kelemahan (PPNI,2017).D.0109
1.3.3 Intervensi Keperawatan
Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
dengan kriteria hasil berdasarkan Standar LuaranKeperawatan Indonesia (Tim PokjaSLKI DPP PPNI, 2019) .

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi

Perfusi perifer tidak efektif Tujuan : Setelah dilakuukan tindakan Perawatan Sirkulasi
berhubungan dengan penurunan keperawatan 3x7 jam diharapkan perfusi Observasi :
konsentrasi hemoglobin. D.0009 perifer meningkat.
 Periksa sirkulasi perifer
Kriteria hasil :
 Identifikasi faktor risiko gangguan
1. Warna kulit pucat (menurun) sirkulasi
2. Edema perifer (menurun)  Monitor panas, kemerahan, nyeri atau
3. Kelemahan otot (membaik) benggkak pada ekstremitas
4. Pengisian kapiler (membaik)
Terapeutik :
 Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
 Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan pemasangan
tourniquet pada area yang cedera
 Lakukan pencegahan infeksi
 Lakukan hindrasi
Edukasi :
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolahraga rutin
Intoleransi Aktifitas berhubungan Tujuan : setelaah dilakukan tindakan Manajemen Energi
dengan kelemahan. D.0056 keperawatan 3x7 jam diharapkan toleransi Observasi :
aktivitas meningkat.
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Kriteria hasil :
yang mengakibatkan kelelahan
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas  Monitor pola dan jam tidur
sehari-hari (meningkat)  Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah
Edukasi :
(meningkat)
3. Keluhan lelah (menurun)  Anjurkan tirah baring
4. Disspnea saat aktivitas (menurun)  Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Terapeuik :
 Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
 Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
Resiko Infeksi berhubungan dengan Tujuan : setelaah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
ketidakadekuatan pertahanan tubuh keperawatan 3x7 jam diharapkan glukosa Observasi :
sekunder (penurunan hemoglobin). derajat infeksi enurun.
 Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
Kriteria hasil :
sistemik
1. Demam (menurun)
Terapeutik:
2. Kemerahan (menurun)
3. Nyeri (menurun)  Batasi jumlah pengunjung
4. Bengkak (menurun)  Berikan perawatan kulit pada daerah
5. Kadar sel darah putih (membaik) edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi :
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara memeriksa luka
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika
perlu
Defisit nutrisi berhubungan dengan Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119)
peningkatan kebutuhan keperawatan3x7 jam diarapkan
metabolisme (D.0019). ekspetasi status nutrisi membaik Observasi
Kriteria hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
 Kekuatan otot pengunyah meningkat 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
 Kekuatan otot menelan meningkat makanan
 Serum albumin meningkat 3. Identifikasi makanan yang disukai
 Verbalisasi keinginan untk 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
meningkatkan nutrisi meningkat nutrien
 Pengetahuan tentang pilihan makanan 5. Identifikasi perlunya penggunaan
yang sehat meningkat selang nasogastric
 Pengetahuan tentang pilihan minuman 6. Monitor asupan makanan
yang sehat meningkat 7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkanposisi duduk, jikamampu
2. Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis.pereda nyeri, anti
emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Defisit perawatan diri berhubungan Tujuan : setelaah dilakukan tindakan Dukungan Perawatan Diri
dengan kelemahan. D.0109 keperawatan 3x7 jam diharapkan perawatan
diri meningkat. Observasi:
Kriteria hasil :
 Identifikasi kebiasaan aktivitas
 Kemampuan mandi (meningkat) perawatan diri sesuai usia
 Kemampuan mengenakan pakaian  Monitor tingkat kemandirian
(meningkat)  Identifikasi kebutuhan alat bantu
 Kemampuan makan (meniingkat) kebersihan din. berpakaian berhias,
 Kemampuan toilet BAK/BAB danmakan
(meningkat) Terapeutik:
 Verbalisasi keinginan melakukan
perawatan diri (meningkat)  Sediakan lingkungan yangteraupetik
 Mempertahankan kebersihan mulut  Siapkan keperluan pribadi
(meningkat)  Dampingi dalam melakukan perawatan
diri sampai mandin
 Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
 Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi :
 Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
1.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan
perawat berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam
keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien.
Jenis tindakan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada implementasi ini
terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan
rujukan/ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan
masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai dengan kondisi saat ini (Desmawati,
2019).

1.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan
(Bararah & Jauhar, 2013).

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk


menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan (Manurung, 2011). Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Ainun,I.N.(2019).Dasar–Dasar Penentuan Diagnosa Dalam Asuhan


Keperawatan.
Amirudin Ali, M., Sugiyanto, Z., & Fakultas Kesehatan Univeritas Dian
Nuswantoro, A.(2012).Hubungan Inveksi Helminthiasis Dengan Kadar
Hemoglobin (Hb) Pada Siswa Sd Gedong bina Remaja Kota Semarang 2011.In
Jurna lV isikes (Vol.11,Issue2).
Anemia|Tandadan Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Cara Mencegah.
(n.d.).Retrieved April 10,2021,
Anemia Defisiensi Besi | Fitriany | Averrous: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Malikussaleh.(n.d.).Retrieved March28,2021,
Banjarnahor,soyanti.(2019).pentingnya dokumentasi dalam pengkajian
keperawatan. DeLoughery,T.G.(2014).Microcytic Anemia. New England
Journalof Medicine, 371 (14),1324–1331.
Hygeia,M. (2016). No Title. Asuhan Keperawatan Dengan Mementukan
Diagnosis Keperawatan Hiraki Maslow,kertas karya diploma.
Lingga,B.Y.S.U.(2019). Pelaksanaan Perencanaan Terstruktur Melalui
Implementasi Keperawatan.
Neli Agustin ,B., & Maani, H. (2019). Gambaran HematologiPasien
Myelodysplastic Syndrome di RSUP Dr. M. Djamil Padang. In Jurnal Kesehatan
Andalas (Vol. 8,Issue3).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi 1). 2016. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1, cetakan II). 2018. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 1, cetakan II). 2018. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR

Nama Mahasiswa : Indayati M. Dewi


NIM : 2022 – 14 – 1409 - 029
RuangPraktek : Ruang Aster
TanggalPraktek : Sabtu, 13 November 2022
Tanggal& Jam Pengkajian : 10 November 2022, jam 10.00wib.

I. PENGKAJIAN
A. IdentitasPasien
Nama : Ny. L (M)
Umur : 82Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : IbuRumahTangga
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Garuda XA No. 10, Palangka Raya
TglMRS : 05 November 2022
DiagnosaMedis : Anemia
B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan pusing dan lemas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 05 November 2022 jam 12.26 wib Ny.Ltiba di IGD RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya diantar oleh keluarganya dengan keluhan
pusing dan lemas dan keluhan saat ini masih berlanjut. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital, tekanan darah: 153/90mmHg, nadi:89x/menit, respirasi:
20x/menit, suhu: 37℃, SPO2: 98%, Terpasang stoper ditangan kanan. Sesuai
hasil pemeriksaan pasien di diagnose Anemia. Kemudian klien dianjurkan
untuk rawat inap dan langsung dipindahkan keruang Aster untuk mendapatkan
pengobatan dan penanganan lebih lanjut.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
dan tidakpernah melakukan operasi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan mempunyai penyakit keturunan yaitu hipertensi.

C. KEBUTUHAN DASAR

RASA NYAMAN NYERI

Suhu :37°C, Gelisah-,Nyeri -


Skala Nyeri : -
GambaranNyeri :-
Lokasinyeri :k-
FrekuensiNyeri :-
Durasi /Perjalaan :-
Tanda Obyektif :
Mengerutkan muka : Ya Menjaga area yang sakit: : Ya
Responemosional : -,Penyempitan Fokus : -
Cara mengatasi nyeri : Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
Lain-lain :-
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Ο Nyeri Ο Hipertermi Ο Hipotermi

OKSIGENASI 1. CAIRAN
Nadi :89x /menit, Pernapasan : 20x /mnt Kebiasaan minum : 300CC /hari,
TD: 153/90mmHg,Bunyi Nafas : vesikuler jenis : Air Putih
Respirasi :20x/menit Turgor kulit : Baik
Kedalaman :-Fremitus : - Mukosa mulut : Lembab, tidak ada
Sputum :tidakada perlukaan
Sirkulasi oksigen : Dada : - Punggung kaki : warna : normal
Oksigen : ( Tgl : …Canula /sungkup :… ltr/m Pengisiankapiler :-
WSD : ( Tgl: …… di ……… Keadaan…….) Mata cekung : tidak ada
Riwayat Penyakit :- Konjungtiva : tidak anemis
Lain – lain :- Sklera : tidak ikterik (tidak kuning)
Edema : tidakada
Distensi vena jugularis : tampak normal
Asites : tidak ada
Minum per NGT :tidak ada
Terpasang Dekompresi NGT : tidak ada
( dimulaitgl : ……..Jenis : ………
Dipasang di : ……...)
Terpasang infuse : stoper
( dimulaitgl :).Jenis :
dipasangdi :tangan kanan)
Lain –lain :-
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
 Intolerance aktivitas  Kekurangan volume cairan ,
 Pola nafas tdk efektif  Kelebihan volume cairan
 Gg pertukaran gas  Dll ....
 Penurunan Curah Jantung
 Gg Perfusi Jaringan
 dll, MK: Perfusi Perifer Tidak Efektif
2.NUTRISI 3. KEBERSIHAN
PERORANGAN
TB :- BB : - Kebiasaan mandi :2x/hari
Kebiasaan makan : 2.kali /hari Cucirambut : 1x3 /hari
( teratur /tdkteratur) Kebiasaan gosok gigi :3 x /hari
Keluhan saat ini : Kebersihan badan : Bersih/Kotor
 Tidak ada nafsu makan Keadaan rambut : Bersih/Kotor
 Mual Keadaan kulit kepala : Bersih/Kotor
 Muntah Keadaan gigi dan mulut : Bersih/Kotor
 Sakit /sukar menelan Keadaan kuku : Pendek/Panjang

 Sakitgigi Keadaan vulva perineal : bersih

 Stomatis Keluhan saat ini : tidak ada

Nyeri ulu hati /salah cerna ,berhubungan Iritasi kulit : tidak ada

dengan : Luka bakar : tidak ada

Disembuhkan oleh :- Keadaan luka : tidak ada

Pembesaran tiroid : tidak ada Lain lain :-

hernia /massa : tidak ada


Maltosa : tidak ada
Kondisi gigi/gusi : Bersih
Penampilan lidah : normal dan bersih
Bising usus: 15 x /mnt
Makanan /NGT/parental (infuse) : -
(dimulai tgl :-, J. Cairan : -
Dipasang di: -
Porsi makan yang dihabiskan :satu porsi tidak
habis
Makanan yang disukai : Buah, sayuran, ikan
Diet :tidak ada
Lain lain :-
Masalah Keperawatan Masalah keperawatan
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari  Defisit perawatan diri :
kebutuhan  Gangguan integritas kulit
 Ketidak seimbangan nutrisi :lebih dari  Dll :
kebutuhan
 Dll :

4. AKTIVITAS ISTIRAHAT 5. ELIMINASI


Aktivitas waktu luang :- Kebiasaan BAB :- x /hari
Aktivitas Hoby :- BAK :- x /hari
Kesulitan bergerak : tidak ada Meggkanlaxan :-
Kekuatan Otot : ekstremitas bawah kiri:
5(normal, gerakan otot penun melawan Meggkandiuretic :-
gravitasi dan tahanan), ekstremitas bawah Keluhan BAK saat ini :-
kanan 5 (Normal = Gerakan otot penuh Keluhan BAB saatini :
melawan gravitasi dan tahanan) Peristaltikusus : normal
Tonus Otot :- Abdomen : Nyeri tekan : -
Postur :- Lunak /keras :-
tremor :- Massa :-
Rentang gerak : terbatas Ukuran/lingkar abdomen :-
Keluhan saat ini : tidak ada Terpasang kateter urine :-
Penggunaan alat bantu :- ( dimulaitgl : ………………… di :
( tgl : ………. di …………………………. ) ………}
Pelaksanaan aktivitas : aktivitas terbatas Penggunaan alcohol :-
Jenis aktivitas yang perlu dibantu : semua Jlh /frek : ….x /hari.
aktivitas Lain-lain : -
Lain-lain :-
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
 Hambatan mobilisasi fisik  Diare
 dll…………………………….  Konstipasi
 Retensi urine
 Inkontinen urine
 Disuria
 Keseringan
 Urgensi

6. TIDUR & ISTIRAHAT 7. PENCEGAHAN TERHADAP


BAHAYA
Kebiasaan tidur : jam 19.00 wib Malam, Reflek : normal
jam 13.00wibSiang Penglihatan : Buram
Lama tidur : Malam : 6-8 jam, Siang : 1-2 Pendengaran : normal
jam Penciuman : normal
Kebiasaantidur : Perabaan : normal
Kesulitan tidur :- Lain – lain :-
Cara mengatasi :-
Lain – lain :-
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Ο Gangguan Pola Tidur Ο Resiko Trauma Fisik Ο Resiko Injuri
Ο Gangguan Persepsi Sensorik

8. NEUROSENSORI 9. KEAMANAN

Rasa Ingin Pingsan /Pusing :- Alergi /sensitifitas :-, reaksi :-


Stroke ( GejalaSisa ) : - Perubahan system imun sebelumnya : -
Kejang :-, Tife : - penyebabnya : -
Agra :-, Frekuensi : - Riwayat penyakit hub seksual( tgl /tipe : -
Status Postikal : -, Cara mengontrol : - Perilaku resiko tinggi : -, periksaan : -
Status mental : Transfusi darah /jumlah :1kolf Kapan :
Waktu : Pasien tidak mengetahui antara pagi, siang, 10/11/2022
sore dan malam. Gambaran reaksi :-
Tempat :Pasien mengetahui bahwa dirinya dirawat Riwayat cedera kecelakaan :-
di rumah sakit Fraktur /dislokasi sendi :-.
Orang : Pasien kesulitan membedakan antara Artritis /sendi tak stabil :-
keluarga dan petugas kesehatan. Masalah punggung :-
Kesadaran :Compos Menthis Perubahan pada tahi lalat :-
Memorisaatini: menurun , yang lalu : - Pembesarannodus :-
Kacamata :tidak, Kotak lensa : - KekuatanUmum :-
Alat bantu dengar :tidak ada Cara berjalan : -
Ukuran /reaksiPupil :kiri /kanan : - Rem :-
Facial Drop :- Hasil kultur, pemeriksaan system imun :-
Kaku kuduk :-
Gangguan genggam /lepas : Ki / Ka : lemah
Postur :-, Kordinasi : -
Refleks Patela Ki /Ka :lemah
Refleks tendo dalam bisep dan trisep :-
Kernig Sign : -,Babinsky : -
Chaddock :-, Brudinsky : -
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Ο Gangguan perfusi jaringan cerebral Ο Resiko Injuri Ο Gangguan Penularan
infeksi

10. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan seksual :- Aktif melakukan hubungan seksual :-
Penggunaan kondom :- Penggunaan kondom :-
Masalah – masalah /kesulitanseksual :- Masalah – masalah /kesulitan seksual :-
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat :- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : -
Wanita : Pria :
Usia Menarke :- thn, Lama siklus : - hari Rabas penis :-, Gg Prostat : -
Lokasi :- Sirkumsisi :-, Vasektomi : -
Periode menstruasi terakhir :- Melakukan pemeriksaan sendiri :-
Menopause :- Payudara test :-
Rabas Vaginal :- Prostoskopi /pemeriksaan prostat terakhir :-
Perdarahan antar periode :- Tanda( obyektif )
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri / Pemeriksaan :-
mammogram :- Payudara /penis /testis :-
Tanda( obyektif ) Kutil genatelia/test :-.
Pemeriksaan :-
Payudara /penis /testis :-
Kutilgenatelia/test :-
Masalah Keperawatan : Tidak Masalah Keperawatan
Ο Perdarahan Ο Ggcitra tubuh Ο Disfungsi Seksual Ο Gg Pemenuhan Kebtuhan seksualitas

11. KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN PSIKO SERTA INTERAKSI


SOSIAL
Lama perkawinan :-thn, Hidup dengan : anak Sosiologis :
dan cucu Perubahan bicara :Penggunaan alat bantu
Masalah /Stress :- komunikasi :
Cara mengatasi stress :berdoa Adanya laringoskopi :-
Orang pendukunglain :anak dan cucu Komunikasi verbal / non verbaldengankeluarga /
Perandalamstrukturkeluarga :ibu dan nenek orang terdekat lain :
Masalah – masalah yang berhubungan dengan komunikasilancardengankeluarga
penyakit /kondisi : -, Psikologis : - Spiritual :saat melakukan sesuatu klien tidak lupa
Keputusasaan :- untuk selalu berdoa
Ketidakberdayaan :- Kegiatan keagamaan : Ibadah keluarga
Lain – lain :- Gaya hidup :-
Perunahan terakhir :-
Lain – lain :-
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Ο Kecemasan Ο Ketakutan Ο Koping individu tidak efektif ΟI solasi diri Ο Resiko merusak diri
Ο Hambatan komunikasi verbal Ο Spiritual Distres Ο Harga diri rendah

D. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN


1. Bahasa Dominan ( Khusus ) : Dayak/Indonesia, Butahuruf : -
o Ketidakmampuan belajar (khusus )
o Keterbatasan kognitif
2. Informasi yang telah disampaikan :
o Pengaturan jam besuk
o Hak dan kewajiban klien
o Tim /petugas yang merawat
o Lain – lain :-
3. Masalah yang ingin dijelaskan
o Perawatan diri di RS
o Obat – obat yang diberikan
o Lain – lain :
o Orientasi Spesifik terhadap perawatan ( seperti dampak dari agama /kultur
yang dianut )

Obat yang diresepkan ( lingkari dosis terakhir ) :


Obat Dosis Waktu Dimininum Tujuan
Secara Teratur
Injeksi 80 mg 13.55 Wib Omeprazole bekerja
Omeprazole (Iv) dengan cara mengurangi
produksi asam lambung
Injeksi 8 mg 13.55 Wib obat yang digunakan
Ondansetron untuk mencegah serta
mengobat imual dan
muntah yang bias
disebabkan oleh efek
samping kemoterapi,
radioterapi, atau operasi

4. Faktor resiko keluarga ( tandai hubungan ) :


 Diabetes
 Tuberkulosis
 Penyakit jantung
 Stroke
 TD Tinggi
 Epilepsi
 Penyakit ginjal
 Kanker
 Penyakit jiwa
 Lain – lain
E. Pemeriksaan Fisik Lengkap Terakhir :
1. Status Mental ;
 Orientasi :
Orientasi Waktu : klien dapat membedakan waktu pagi, siang, sore dan malam
Orientasi Orang : klien dapat mengenali keluarganya dan petugas kesehatan
Orientasi Tempat : klien dapat mengetahui Ia berada di RS
 Afektifitas :-
2. Status Neurologis ;
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I :Klien dapat membedakan bau minyak kayu
putih dan bau balsem
Nervus Kranial II : Klien dapat melihat dengan baik
Nervus Kranial III : klien dapat menggerakan bola mata kearah kiri
dan kanan
Nervus Kranial IV : Klien dapat menggerakkan kedua matanya
Nervus Kranial V : Klien dapat merasakan sentuhan panas dan
dingin pada kulitnya dan klien dapat
mengunyah dengan baik
Nervus Kranial VI : Klien dapat menggerakan bola mata kearah
kanan, kiri, atas dan bawah
Nervus Kranial VII : Klien dapat membedakan rasa manis dan asin
Nervus Kranial VIII : Klien dapat mendengar dengan baik
Nervus Kranial IX : Klien dapat menelan makanan
Nervus Kranial X : Klien dapat menjulurkan lidahnya
Nervus Kranial XI : Klien dapat mengangkat bahunya
Nervus Kranial XII : Klien dapat mengatur posisi lidahnya keatas
dan kebawah.

3. Ekstermitas Superior :
a) Motorik
Pergerakan : Terbatas
Kekuatan : 2/3Gerakan otot penuh melawan gravitasi dan tahanan
b) Tonus
c) Refleks Fisiologis
- Bisep : kanan/kiri (+2)
- Trisep : kanan/kiri (+2)
- Radius : kanan/kiri (+2)
- Ulna : kanan/kiri (+2)

d) Refleks Patologis
Hoffman Tromer : normal
e) Sensibilitas
Nyeri :tidak ada
4. Ekstremitas Inferior :
a) Motorik
Pergerakan : Terbatas
Kekuatan : Ekstremitas bawah kiri 5 (Normal = Gerakan otot penuh
melawan gravitasi dan tahanan), ekstremitas bawah kanan 5
(Normal = Gerakan otot penuh melawan gravitasi dan
tahanan)
b) Tonus :
c) Refleks Fisiologis
Refleks Patella : (+1)
d) Refleks Patologis
- Babinsky : kanan (+2) / kiri(+1)
- Chaddock : kanan (+2) / kiri(+1)
- Gordon : kanan (+2) / kiri(+1)
- Oppenheim :kanan (+2) / kiri(+0)
- Schuffle : kanan (+2) / kiri(+1)

5. Rangsang Meningen
a) Kaku kuduk : (+2)
b) Brudzinksky I & II : (+2)
c) Lassaque : (+2)
d) Kernig Sign : (+2)

F. Data Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Tinggal 1 rumah
: Klien (Ny. R)
: meninggal dunia

G. Data Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik & Laboratorium )


H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Hari/Tanggal Pemberian Obat :
No. Nama Obat Dosis Pemberian Indikasi
1. Omeprazole 2x40 Mg (Iv) tukak lambung dan tukak
duodenum, tukak lambung dan
duo denum yang terkait dengan
AINS, lesi lambung dan
duodenum, regimen eradikasi H.
pylori pada tukak peptik,
refluksesofagitis, Sindrom
Zollinger Ellison.
2 Mecobalamin 1x500 Mg (Iv) Untuk suplementasi vitamin
B12. Dua kondisi klinis yang
paling sering memerlukan terapi
methylcobalamin adalah anemia
pernisiosa dan defisiensi vitamin
B12.
4. PO. Merlopon 0,5 Mg Erlopam adalah obat yang
digunakan untuk mengatasi
kecemasan kesulitan tidur
(insomnia), hingga depresi. Obat
ini dapat menimbulkan efek
tenang saat dikonsumsi

Palangka Raya,10 November 2022


Mahasiswa,

(Indayati M. Dewi)
NIM. 2022 – 14 – 1409 - 029
ANALISIS DATA

Data Subyektif Dan Kemungkinan Penyebab Masalah


Data Obyektif
Ds :
Pasien mengatakan pusing dan
lemas

Do : Eritrosit dan Hb menurun


- Pasien tampak pucat ↓
- Pasien tampak lemah Anemia
- Akral terasa dingin ↓
- Hb :6,0 g/dL Transport O2 menurun Perfusi Perifer Tidak
- TTV : ↓ Efektif
TD :153/90mmHg Aliran darah ke organ vital
N :89x/menit dan jaringan menurun
RR : 20x/menit ↓
S :37℃ Perfusi perifer tidak efektif
SPO₂ :98%
- ADL dibantu keluarga
- Transfusi darah 3 kolf
(1 kolf/24 jam)
Ds :
Pasien mengatakan mudah lelah

Do : Anemia
- Pasien tampak terbaring ↓
lemas Anoreksia
- Aktivitas dibantu ↓
keluarga Lemas
Intoleransi Aktivitas
- Hb :6,0 g/dL ↓
- TTV : Lelah
TD :153/90mmHg ↓
N :89x/menit Intoleransi Aktivitas
RR : 20x/menit
S :37℃
SPO₂ :98%
PRIORITAS MASALAH

1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi


haemoglobin ditandai dengan pasien mengatakan pusing berkunang-kunang
dibuktikan dengan pasien tampak pucat, pasien tampak lemah, akral teraba
dingin, Hasil laboratorium :Hb : 6,0g/dL TTV :TD : 153/90mmHg, N :
89x/menit, RR : 20x/menit, S : 37℃, SPO₂ : 98%, ADL dibantu keluarga,
Transfusi darah 3 kolf (1 kolf/24 jam). (D.0009)

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakcukupan energi untuk


melakukan aktivitas sehari-hari ditandai dengan pasien mengatakan
mudah lelah dibuktikan dengan pasien tampak terbaring lemas, aktivitas
dibantu keluarga, Hb :6,0g/dL TTV :TD : 153/90mmHg, N : 89x/menit,
RR : 20x/menit, S : 37℃, SPO₂ : 98%, (D.0056)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. L

RuangRawat : Aster (5)

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Perfusi perifer tidak Tujuan : Perawatan Sirkulasi
efektif berhubungan
Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin keperawatan 3x7 jam diharapkan 1. Periksa sirkulasi perifer 1. Untuk membandingkan
perfusi perifer meningkat. 2. Identifikasi factor risiko tekanan darah pada
Kriteriahasil : gangguan sirkulasi pergelangan kaki dan pada
3. Monitor panas, kemerahan, tangan
5. Warna kulit pucat (menurun) nyeri atau benggkak pada 2. Mengetahui risiko
6. Edema perifer (menurun) ekstremitas gangguan sirkulasi
7. Kelemahan otot (membaik)
3. Mengetahui adanya panas,
8. Pengisian kapiler (membaik) Terapeutik :
kemerahan, nyeri atau
1. Hindari pemasangan infuse benggkak pada ekstremitas
atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi Terapeutik :
2. Hindari pengukuran tekanan
1. Agar tidak terjadi
darah pada ekstremitas dengan
penurunan sirkulasi darah
keterbatasan perfusi
keperifer.
3. Hindari penekanan dan
2. Agar tidak terhambat
pemasangan tourniquet pada
area yang cedera
4. Lakukan pencegahan infeksi sirkulasi darah keperifer.
5. Lakukan hindrasi 3. Menghindari risiko
pecahnya sirkulasi darah
4. Pencegahan infeksi silang
Edukasi : antara pasien dan perawat
5. Untuk mendistribusikn
1. Anjurkan berolah raga rutin
oksigen ketubuh
Edukasi :
1. Untuk melancarkan
sirkulasi darah

Intoleransi aktivitas Tujuan : Manajemen Energi


berhubungan dengan
Setelaah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
ketidakcukupan energy
untuk melakukan keperawatan 3x7 jam diharapkan 1. Identifikasi gangguan fungsi 1. Untuk mempermudah
aktivitas sehari-hari. toleransi aktivitas meningkat. tubuh yang mengakibatkan proses pencegahan
Kriteria hasil : kelelahan
2. Monitor pola dan jam tidur 2. Mengetahui apakah teratur
5. Kemudahan dalam 3. Monitor kelelahan fisik dan atau tidak
melakukan aktivitas sehari- emosional 3. Agar mengetahui factor
hari (meningkat) penghambat
6. Kekuatan tubuh bagian atas Terapeuik :
dan bawah (meningkat) 1. Sediakan lingkungan nyaman Terapeutik :
7. Keluhan lelah (menurun) dan rendah stimulus
8. Disspnea saat aktivitas 2. Lakukan latihan rentang gerak 1. Agar pasien nyaman
(menuurn) pasif dan/atauaktif 2. Ajarkan ROM
3. Berikan aktivitas distraksi yang 3. Seperti mendengarkan
menenangkan musik
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat 4. Anjurkan semi fowler
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan Edukasi :
Edukasi : 1. Agar mencegah potensi
1. Anjurkan tirah baring memperburuk kondisi
2. Anjurkan melakukan aktivitas pasien
secara bertahap 2. agar menghindari
Kolaborasi : kekakuan
1. Kolaborasi dengan ahli gizi Kolaborasi :
tentang cara meningkatkan
asupan makanan 1. Agar mendapatkan gizi
yang sesuai
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Tandatangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
S:
1. Memeriksa sirkulasi perifer - Pasien mengatakan pusing berkurang
2. Mengidentifikasi factor risiko gangguan
sirkulasi O:
3. Memonitor panas, kemerahan, nyeri atau - Pasien tampak tenang
benggkak pada ekstremitas
- Pasien tampak dipucat
4. Menghindari pemasangan infuse atau
pengambilan darah di area keterbatasan - Tangan pasien terpasang stoper
perfusi - Hasil pemeriksaan TTV :
5. Menghindari pengukuran tekanan darah TD : 130/90mmHg
Jum’at, 11
pada ekstremitas dengan keterbatasan N :82x/menit
November 2022.
perfusi RR :22x/menit
07.00 wib 6. Menghindari penekanan dan pemasangan S : 36,6℃
tourniquet pada area yang cedera
7. Melakukan pencegahan infeksi A:
8. Melakukan hindrasi
- Masalah Teratasi sebagian
9. Menganjurkan berolah raga rutin
P:
- Intervensi dilanjutkan

Jum’at, 11 S:
November 2022. 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh - Pasien mengatakan sudah mulai
yang mengakibatkan kelelahan nyaman
2. Memonitor pola dan jam tidur O:
3. Memonitor kelelahan fisik dan - Pasien masih tampak berbaring
emosionaal - Hasil pemeriksaan TTV :
4. Menyediakan lingkungan nyaman dan TD : 132/80mmHg
rendah stimulus
N :70x/menit
5. Melakukan latihan rentang gerak pasif
RR : 18x/menit
dan/atau aktif
6. Memberikan aktivitas distraksi yang S : 36,6℃
10.00 wib
menenangkan - Tampak tangan pasien hanya terpasang
7. Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur, stopper
jika tidak dapat berpindah atau berjalan
8. Menganjurkan tirah baring A:
9. Menganjurkan melakukan aktivitas secara - Masalah teratasi sebagian
bertahap
10. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang P :
cara meningkatkan asupan makanan
- Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai