Di Susun Oleh:
LISNAWATIE
NIM: 2019.C.11a.1015
PEMBIMBING PRAKTIK
Lisnawatie
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit ...............................................................................................4
2.1.1 Definisi....................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisologi.....................................................................................4
2.1.3 Etiologi....................................................................................................9
2.1.4 Klasifikasi..............................................................................................10
2.1.5 Fatofisiologi (WOC) .............................................................................12
2.1.6 Manifestasi Klinis .................................................................................13
2.1.7 Komplikasi ...........................................................................................13
2.1.8 Pemerikasaan Penunjang ......................................................................14
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .........................................................................15
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ..................................................................16
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................................21
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................25
2.2.3 Intervensi Keperawatan ..........................................................................25
2.2.4 Implementasi Keperawatan ....................................................................27
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................27
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ......................................................................................................28
3.2 Diagnosa .........................................................................................................40
3.3 Intervensi ........................................................................................................41
3.4 Implementasi ..................................................................................................45
3.5 Evaluasi ..........................................................................................................45
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................48
4.2 Saran ............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SAP
LEAFLET
BAB 1
PENDAHULUAN
Pneumonia
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Breathing Blood Brain Bladder Bowel Bone
Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan intervensi, maka diharapkan Manajemen Hipertermia (I.15506)
dengan berhubungan dengan suhu tubuh berada pada rentang normal. Observasi
proses penyakit (L.14134) 1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi
Dengan kriteria hasil: terpapar lingkungan panas penggunaan incubator)
1. Hipoksia menurun 2. Monitor suhu tubuh
2. Suhu tubuh membaik 3. Monitor kadar elektrolit
3. Suhu kulit membaik 4. Monitor haluaran urine
4. Tekanan darah membaik Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)
7. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
8. Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Nyeri akut berhubungan Selah dilakukan intervensi, maka diharapkan Manajemen Nyeri (I. 08238)
dengan agen pencedraan tingkat nyeri membaik. (L.08066) Observasi
fisiologis Dengan kriteria hasil: 1. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
2. Gelisah menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Frekuensi nadi membaik 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Pola napas membaik 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan intervensi, maka diharapkan Manajemen Hipovolemia (I.03116)
dengan kekurangan intake kondisi volume cairan intravaskuler/intraselular Observasi
cairan membaik. (L03028) 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
Dengan kriteria hasil: frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
1. Turgor kulit meningkat’ tekanan darah menurun, tekanan nadi
2. Dispnea menurun menyempit,turgor kulit menurun, membrane
3. Suara napas tambahan menurun mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
4. Perasaan lemah menurun meningkat, haus dan lemah)
5. Keluhan haus menurun 2. Monitor intake dan output cairan
6. Intake cairan membaik Terapeutik
1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan posisi modified trendelenburg
3. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin,
plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian produk darah
Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakukan intervensi, maka diharapkan Manajemen Nutrisi (I. 03119)
dengan Faktor psikologis keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi Observasi
kebutuhan metabolism membaik. (L.03030) 1. Identifikasi status nutrisi
Dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat 3. Identifikasi makanan yang disukai
2. Frekuensi makan membaik 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
3. Nafsu makan membaik 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui selang
nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi, maka diharapkan Terapi Oksigen (I.01026)
berhubungan dengan respon fisiologis terhadap aktivitas yang Observasi
ketidakseimbangan antara membutuhkan tenaga meningkat (L.05047). 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
suplai dan kebutuhan oksigen Dengan kriteria hasil : 2. Monitor posisi alat terapi oksigen
1. Frekuensi nadi meningkat 3. Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan
2. Saturasi oksigen meningkat fraksi yang diberikan cukup
3. Keluhan lelah menurun 4. Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri,
4. Dispnea saat aktivitas menurun analisa gas darah ), jika perlu
5. Dispnea setelah aktivitas menurun 5. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat
6. Perasaan lemah menurun makan
7. Frekuensi napas membaik 6. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
7. Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
8. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
9. Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
1. Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trachea,
jika perlu
2. Pertahankan kepatenan jalan nafas
3. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
4. Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
5. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat
tingkat mobilisasi pasien
Edukasi
1. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
2.2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah tahap keempat yang merupakan tahap
pelaksanaan dari berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan. Dalam
tahap implementasi keperawatan, petugas kesehatan harus sudah memahami
mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Suatu koordinasi dan
kerja sama sangatlah penting untuk dijaga dalam tahap implementasi keperawatan
sehingga ketika terjadi hal yang tidak terduga, maka petugas kesehatan akan
berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lainnya untuk saling bekerjasama
dalam pemecahan masalah. Tahap implementasi keperawatan dilakukan untuk
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan guna membantu mengatasi
masalah yang dialami pasien (Prabowo, 2018).
2.2.5 Evaluasi
Tahap evaluasi keperawatan ini dapat menilai sejauh mana keberhasilan
yang dicapai dan seberapa besar kegagalan yang terjadi. Dari hasil evaluasi,
tenaga kesehatan dapat menilai pencapaian dari tujuan serta dari hasil evaluasi ini,
tenaga kesehatan akan menjadikan hasil evaluasi ini sebagai bahan koreksi dan
catatan untuk perbaikan tindakan yang harus dilakukan (Prabowo, 2018).
Evaluasi keperawatan disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional,
seperti :
a. S (Subjektif) adalah ungkapan perasaan maupun keluhan yang disampaikan
pasien
b. O (Objektif) adalah pengamatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
melalui sikap ibu ketika dan setelah dilakukan tindakan keperawatan
c. A (Assesment) adalah analisa tenaga kesehatan setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif yang dibandingkan dengan tujuan dan kriteria hasil
yang ada pada rencana keperawatan
d. P (Planning) adalah perencanaan untuk tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah melakukan analisa atau assesmen.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Pada pengkajian hari senin 18 maret 2022 pukul 14:00 wib, nama pasien Ahmad
Syahril, umur 43 tahun, jenis kelamin laki-laki, suku/bangsa dayak/indonesia, agama
Islam, pekerjaan swasta, pendidikan SLTA sederajat, status perkawinan menikah,
alamat jl. Desa Sukui, Teweh baru, tgl mrs 13 April 2022, dengan diagnosa medis
pneumonia.
Klien mengatakan keluhan sesak napas disertai batuk selama kurang lebih 7 hari,
Pada tanggal 13 April 2022 Pasien dirujukan dari RS Kasongan ke IGD RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan keluhuhan penurunan kesadaran, sesak
napas, demam, dan batuk. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan klien
tampak batuk, sesak,dan demam dengan kesadaran composmentis. Hasil
pemeriksaan TTV didapatkan Nadi: 116x/menit, S:37,0◦C, RR : 22x/menit
TD:168/114 mmHg, SPO2:98% dan diberikan terapi inf. Nacl 0,9% 16 tpm, O2
NRM. Kemudian pada tanggal 14 April 2022 klien dilakukan swab antigen dan
didapati hasil negatif, setelah itu klien juga dilakukan Swab RT-PCR yang kedua
pada tanggal 15 April 2022 dan didapati pula hasil negatif, setelah itu Tn.A
dipindahkan ke ruang Wijaya Kusuma 4 (WK 4) untuk dilakukan perawatan
secara intensif. Kemudian pada tanggal 15 April 2022 Tn.A dipindahkan ke
ruang Gardenia dengan diagnosa Medis Pneumonia, saat dilakukan pengkajian
Klien tampak sesak napas, lemas, klien tampak gelisah, Terpasang infus Nacl
0,9% 16 tpm pada tangan kanan. Dengan hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD:
150/90 mmHg, Nadi : 80x/menit S: 37,2◦C RR : 22x/menit SPO2:96%
Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang
sama seperti yang pasien derita saat ini dan tidak memiliki riwayat penyakit
seperti hipertensi,DM, TB paru, serta penyakit menular lainnya.
GENOGRAM KELUARGA :
Susunan genogram 3 (tiga) generasi
Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien (Tn.A)
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak sesak napas dan lemah, terpasang O2 4 lpm, kesadaran pasien
composmenthis, Terpasang infus Nacl 0,9% 16 tpm pada tangan kiri, pasien
tampak gelisah dengan posisi terbaring terlentang.
2. Status Mental :
3. Tanda-tanda Vital :
Pada saat dilakukan pengkajian TTV didapatkan TD: 150/90 mmHg, Nadi :
80x/menit S: 37,2◦C RR : 22x/menit SPO2:96%
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk dada simetris kanan dan kiri serta tidak ada edem, meniliki kebiasaan
merokok dan menghabiskan ±15 batang/hari, sesak napas dan batuk sejak 7 hari
yang lalu, sputum berwarna kuning, sesak nafas saat inspirasi dan saat
aktivitas , type pernafasan dada dan perut, irama pernafasan tidak teratur, suara
nafas bronchovesikuler, terdapat suara nafas tambahan ronchi.
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif dan pola napas
tidak efektif
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Tidak ada nyeri dada,dan pusing , tidak ada oedem , ictus cordis tidak terlihat
vena jugularis meningkat, suara jantung normal tidak terdengan suara tambahan.
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Penilaian kesadaran pada Ny. S didapatkan nilai GCS, E : 4 (spontan membuka
mata), V : 5 (berbicara dengan baik dan jelas), M : 6 (mengikuti perintah
pemeriksa dengan baik) Total Nilai GCS : 15. Kesadaran Compos Menthis, Pupil
Isokor, Refleks Cahaya Kanan Positif, Kiri Positif.
Uji Syaraf Kranial : Nervus Kranial I (Olfaktorius) :Pasien dapat mencium aroma
minyak kayu putih, Nervus Kranial II (Optikus): Pasien mampu melihat orang-
orang disekitar dengan baik, Nervus Kranial III (Okulomotorus) : Pupil pasien
dapat berkontraksi saat melihat cahaya, Nervus Kranial IV (Troklearis) : Pasien
mampu menggerakkan bola mata keatas dan bawah, Nervus Kranial V
(Trigeminus) : Pasien mampu mengunyah buah yang tersedia, Nervus Kranial VI
(Abdosen) : Pasien dapat menggerakkan mata kesemua sisi, Nervus Kranial VII
(Fasialis) : Pasien dapat mengerutkan dahi dan mengangkat alis, Nervus Kranial
VIII (Vestibuloakustikus) : Pasien kurang mampu mendengar dengan jelas,
Nervus Kranial IX (Glosafaringus) : Pasien dapat membedakan pahit, asam, dan
manis, Nervus Kranial X (Vagus) : Pasien dapat berbicara dengan baik dan jelas,
Nervus Kranial XI (Aksesorius) : Pasien mampu menoleh kekanan dan kiri,
Nervus Kranial XII (Hipoglosus): Pasien dapat menggerakkan lidah dengan baik
Koordinasi Ekstrimitas Atas Jari ke jari Positif, Jari ke hidung Positif, Ekstrimitas
Bawah Tumit ke jempul kaki Positif, Uji Kestabilan Tubuh Positif, Refleks Bisep
Kanan dan Kiri Skala +2 Trisep, Kanan dan Kiri Skala +2. Brakioradialis Kanan
Kiri Skala +2, Refleks BabinskiKanan Kiri skala +2.
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik
2. Bahasa sehari-hari
Dalam kesehariannya pasien mengatakan menggunakan bahasa siang dan bahasa
Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik dan terjalin sangat erat serta
harmonis
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Pasien dapat bekerjasama dengan petugas kesehatan,teman,dan orang lain
5. Orang berarti/terdekat
Orang yang paling dekat dengan Ny. S adalah anaknya
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang
Pasien menggunakan waktu luang dengan beristirahat
7. Kegiatan beribadah
Untuk kegiatan beribadah pasien hanya bisa beribadah dengan berdoa diatas
tempat tidur agar segera diberi kesembuhan
F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM, PENUNJANG
LAINNYA)
Hasil Laboratorium tanggal 17 April 2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
WBC 13,06 4,50-11,00 10^3/ul
RBC 3,93 4.00-6.00 10^6/ul
Natrium (Na) 130 135-148 mmol/l
Kalium (K) 3,4 3,5-5,3 mmol/l
Calcium (Ca) 1,17 0,98-1,2 mmol/l
Gukosa puasa 209 65-100 mg/dl
Kreatinin 0,82 0,82 mg/dl
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi Tanggal 18 April 2022
No Jenis obat/nama obat Dosis Indikasi
1. Inf. Nacl 0,9% 1000/24 jam untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang, mengoreksi ketidakseimbangan
elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik
2. Inj. Lansoprazole 3x50 mg Lansoprazole adalah obat untuk
mengatasi kondisi yang berkaitan
dengan peningkatan asam lambung
3. Inj. Moxifoxacin 1x400 mg Moxifloxacin diindikasikan sebagai
antibakteri spektrum luas yang efektif
terhadap bakteri gram positif, bakteri
gram negatif, dan patogen
atipikal. Obat ini umumnya diberikan
pada keadaan pneumonia, sinusitis
bakterial akut, bronkitis kronik
eksaserbasi akut, infeksi kulit, dan
infeksi intraabdomen.
4. Inj. Antrain 3x1 amp Antrain digunakan untuk menurunkan
demam, dan meringankan rasa sakit,
seperti: sakit gigi, sakit kepala, nyeri
sendi, nyeri otot
5. Po Paracetamol 3x500 mg Indikasi paracetamol adalah untuk
meredakan gejala demam dan nyeri
pada berbagai penyakit seperti demam
dengue, tifoid, dan infeksi saluran
kemih.
6. Inj. MP 2x625 mg Methylprednisolone adalah obat untuk
meredakan peradangan pada berbagai
kondisi, termasuk radang sendi, radang
usus, asma, psoriasis, lupus, hingga
multiple sclerosis.
Mahasiswa
Lisnawatie
ANALISIS DATA
DATA SIBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Inflamasi bakteri dan virus Bersihan jalan napas tidak
- Pasien mengatakan batuk efektif
serta sesak napas sejak 7
hari yang lalu Penongkatan produksi
DO: sputum
- Pasien tampak lemah dan
gelisah Akumulasi jalan napas
- Pasien tidak mampu batuk terhambat
efektif
- Batuk dan sesak napas
sejak 7 hari yang lalu Jalan napas terhambat seckret
- Produksi sputum berlebih
berwarna kuning
- Suara napas tambahan Bersihan jalan napas tidak
ronchi efektif
- Type pernapasan dada dan
perut
- Irama perpnapasan tidak
teratur
- WBC 13,06 10^3/ul
TTV
Suhu : 37,2◦C
Nadi : 80x/menit
RR :22x/menit
TD : 150/90 mmHg
SPO2 : 98 %
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi (I.01014)
berhubungan dengan hambatan selama 1x4 jam maka diharapkan Observasi
upaya napas inspirasi/ekspirasi yang memberikan 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
ventilasi adekuat membaik (L.01004) 2. Monitor pola napas
Dengan kriteria hasil : 3. Monitor kemampuan batuk efektif
1. Tekanan ekspirasi meningkat 4. Monitor adanya produksi sputum
2. Tekanan inspirasi meningkat 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
3. Dispnea menurun 6. Auskultasi bunyi napas
4. Penggunaan otot bantu pernapasan 7. Monitor saturasi oksigen
menurun 8. Monitor hasil x-ray toraks
5. Frekuensi napas membaik Terapeutik
6. Kedalaman napas membaik 1. Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Oksigen (I.01026)
dengan ketidakseimbangan antara selama 1x4 jam maka diharapkan respon Observasi
suplai dan kebutuhan oksigen fisiologis terhadap aktivitas yang 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
membutuhkan tenaga meningkat (L.05047). 2. Monitor posisi alat terapi oksigen
Dengan kriteria hasil : 3. Monitor efektifitas terapi oksigen
1. Frekuensi nadi meningkat 4. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
2. Saturasi oksigen meningkat Terapeutik
3. Keluhan lelah menurun 1. Berikan oksigen tambahan
4. Dispnea saat aktivitas menurun 2. Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
5. Dispnea setelah aktivitas menurun 3. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat tingkat
6. Perasaan lemah menurun mobilisasi pasien
7. Frekuensi napas membaik Edukasi
1. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
OLEH :
Lisnawatie
NIM: 2019.C.11a.1015
A. Topik
Pendidikan
B. Sasaran
Pasien
C. Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, pasien dan keluarga mampu
memahami dan mampu menjelaskan tentang Latihan Batuk Efektif
Tujuan Instruksi Khusus
1. Menjelaskan pengertian Batuk Efektif.
2. Menjelaskan Tujuan Batuk Efektif.
3. Menyebutkan Indikasi Batuk Efektif
4. Menyebutkan Kontra Indikasi Batuk Efektif
5. Menyebutkan Alat dan Bahan Batuk Efektif
6. Menjelaskan bagaimana Teknik Batuk Efektif
D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi Latihan Batuk Efektif
F. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Senin, 14 Maret 2022
2. Pukul : 11.30-12.00 s/d
3. Alokasi : 20 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
.
1. Pendahuluan: 5 menit - Menjawab salam
- Memberi salam dan
- Mendengarkan
memperkenalkan diri
- Menjawab pertanyaan
- Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan
- Melakukan evaluasi vadilasi
2. Penyajian: 7 menit - Mendengarkan
dengan seksama
- Menjelaskan pengertian
- Mengajukan
Batuk Efektif.
pertanyaan
- Menjelaskan Tujuan Batuk
Efektif.
- Menyebutkan Indikasi Batuk
Efektif
- Menyebutkan Kontra
Indikasi Batuk Efektif
- Menyebutkan Alat dan
Bahan Batuk Efektif
- Menjelaskan bagaimana
Teknik Batuk Efektif
C. Indikasi
Dilakukan pada pasien seperti :COPD/PPOK, Pneumonia, Emphysema,
Fibrosis, Asma, chestinfection, pasien bedrest atau post operasi
D. Kontraindikasi
a. Tension pneumotoraks
b. Hemoptisis
c. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokardakut infark dan aritmia.
d. Edema paru
e. Efusi pleura yang luas
E. Alat Dan Bahan
a. Tissue/sapu tangan
b. Wadah tertutup berisi cairan desinfektan (air sabun / detergen, air bayclin,
air lisol) atau pasir.
c. Gelas berisi air hangat
COPD/PPOK, Pneumonia,
TEKNIK
Emphysema, Fibrosis, Asma, BATUK EFEKTIF
chestinfection, pasien bedrest atau
ALAT DAN BAHAN
a. Tarik nafas dalam 4-5 kali
post operasi Tissue b. Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas
ditahan selama 1-2 detik
c. Angkat bahu dan dada dilonggarkan
serta batukkan dengan kuat danspontan
d. Keluarkan dahak dengan bunyi
“hoek..hoek..hoek”
KONTRA INDIKASI
e. Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan
Wadah tertutup berisi cairan desinfektan
a. Tension pneumotoraks SEMOGA BERMANFAAT
b. Hemoptisi
c. Gangguan sistem kardiovaskuler
seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokardakut infark dan aritmia.
d. Edema paru
Air
e. Efusi pleura yang luas hangat