Oleh:
VIRGO MANDALA PUTRA
NIM. 2019.C.11a.1033
1
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :
Nama : Virgo Mandala Putra
NIM : 2019.C.11a.1033
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
pada Ny.S Dengan Diagnosa Medis Pneumonia
Di Ruang Gardenia RSUD Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan
untuk menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program
Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya.
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Ny.S Dengan Diagnosa Medis Pneumonia Diruang Gardenia RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangkaraya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas Praktik Praklinik Keperawatan III (PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Ika Paskaria, S.Kep., Ners selaku Koordinator PPK III.
4. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Ibu Erika Sihombing, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Lahan di RSUD Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya yang telah memberikan iji ditempat.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 Konsep Dasar Pneumonia............................................................................4
2.1.1 Definisi.............................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi.............................................................................4
2.1.3 Etiologi.............................................................................................5
2.1.4 Klasifikasi........................................................................................6
2.1.5 Patofisiologi.....................................................................................8
2.1.6 Manifestasi Klinis..........................................................................11
2.1.7 Komplikasi.....................................................................................12
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.................................................................12
2.1.9 Penatalaksanaan Medis..................................................................13
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan.............................................................13
2.2.1 Pengkajian keperawatan.................................................................13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................15
2.2.3 Intervensi Keperawatan..................................................................16
2.2.4 Implemenrasi Keperawatan............................................................20
2.2.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................20
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................21
3.1 Pengkajian Keperawatan............................................................................21
3.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................29
3.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................32
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan..................................................35
SAP........................................................................................................................37
iii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dihirup), atau dengan cara penularan langsung yaitu percikkan droplet yang
dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara langsung terhirup oleh
orang disekitar penderita. Banyak kasus yang berpengaruh terhadap meningkatnya
kejadian pneumonia pada balita, baik dari aspek individu anak, orang tua (ibu),
maupun lingkungan. Kondisi fisik rumah yang tidak sehat dapat meningkatkan
resiko terjadinya berbagai penyakit yang salah satunya pneumonia. Rumah yang
padat penghuni, pencemaran udara dalam ruangan akibat penggunaan bahan bakar
pada (kayu bakar/arang), dan perilaku merokok dari orang tua merupakan faktor
lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia
(Anwar, 2014).
Dari masalah yang diatas maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan
perawat untuk penyakit pneumonia adalah perawat menjadi educator, membantu
orangtua untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit pneumonia pada
anaknya, dengan cara memberikan penjelasan tentang gejala pada penyakit
pneumonia, serta tindakan-tindakan yang diberikan dan menghindari faktor resiko
dari penyakit pneumonia agar tidak mengalami pneumonia berulang, sehingga
terjadi perubahan prilaku dari orangtua klien setelah dilakukan pemberian
pendidikan kesehatan.
2
2. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S
dengan pneumonia di Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya
3. Mahasiswa mampu membuat perencanaan keperawatan pada Ny. S dengan
pneumonia di Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya
4. Mahasiswa mampu membuat implementasi keperawatan pada Ny. S
dengan pneumonia di Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya
5. Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada Ny. S dengan
pneumonia di Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiwa
Mahasiswa mampu mengetahui dan paham mengenai pemberian asuhan
keperawatan mengenai pneumonia
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mampu memahami mengenai pneumonia dan mampu
meningkatkan derajat kesehatan mereka.
1.4.3 Bagi Institusi
Institusi mampu mengembangkan dan memperbaiki pembuatan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Pneumonia dan juga mampu mengembangkan
ilmu untuk dibagi kepada institusi/mahasiswa pada institusi tersebut sehingga
dapat membuat institus semakin berkembang menjadi lebih baik.
1.4.4 Bagi IPTEK
IPTEK mampu mengembangkan lebih dalam lagi mengenai pengetahuan
di bidang kesehatan khususnya pada asuhan keperawatan pada pasien pneumonia
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang, dipisahkan
oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk
menyaring dan menghangatkan udara.
2. Faring
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, terdapat
di dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut setelah dapat ruas tulang
leher. Terdapat epiglotis yang berfugsi menutup laring pada waktu menelan
makanan.
3. Laring (pangkal tenggorokan)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara terletak
di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam
trakea di bawahnya.
4. Trakea (batang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari laring yang di bentuk oleh 16- 20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (hurup
C).sebelah dala diliputi oleh sel bersilia yang berfungsi untk mengeluarkan benda-
benda asing yang masuk bersama- sama dengan udara pernafasan. Percabangan
trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina
5. Bronkus (cabang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada ketinggian
vertebra torakalis IV dan V.
6. Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung hawa (alveoli).Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangan luas permukaannnya kurang lebih 90 meter persegi, ada lapisan inilah
terjadi pertukaran udara.
2.1.3 Etiologi
Pneumonia dikenal dengan istilah radang paru-paru berkaitan dengan
berbagai mikroorganisme dan dapat menular dari komunitas atau dari rumah sakit
(nosocomial). Klien dapat menghisap bakteri, virus, parasit, atau agen iritan, atau
klien dapat menghirup cairan atau makanan. Klien dapat juga memproduksi
5
banyak mukus dan pengentalan cairan alveolar sebagai akibat pertukaran gas
terganggu. Semua ini dapat mendorong kepada radang jalur udara bagian bawah.
Organisme yang secara umum dikaitkan dengan infeksi meliputi
Staphylococcus aureus, Streptococus pneumoniae, Haemophilus influenza,
Mycoplasma pneumoniae, Legionella pneumonia, Chlamydia pneumoniae
(parasit), dan Pseudomonas aeruginosa.
Pneumonia bisanya disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah :
1. Bakteri (Pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, H. influenza, klebsiela
mycoplasma pneumonia).
2. Virus (Virus adena, virus para influenza, virus influenza).
3. Jamur atau fungi (Kandida abicang, histoplasma, capsulatum, koksidiodes).
4. Protozoa (Pneumokistis karinti).
5. Bahan kimia (Aspirasi makan atau susu atau isi lambung, keracunan
hidrokarbon sepertiminyak tanah atau bensin).
Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti:
a. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.
b. Virus: virus influenza, dll
c. Micoplasma pneumonia
d. Jamur: candida albicans
e. Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit
menahun, trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik
yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)
2.1.4 Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi berdasarkan anatomi
dan etiologis dan berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui
usia :
a. Pembagian anatomis
6
1) Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal sebagai pneumonial
bilateral atau ganda.
2) Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk
bercak konsulidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga
pneumonia lobularis.
3) Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di dalam
dinding alveolar (interstinium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.
b. Pembagian etiologis
1) Bacteria: Diploccocus pneumonia, pneumococcus, streptokokus
hemolytikus, streptococcus aureus, Hemophilus infuinzae, Bacilus
Friedlander, Mycobacterium tuberculosis.
2) Virus: Respiratory Syncytial Virus, Virus Infuinza, Adenovirus.
3) Jamur: Hitoplasma Capsulatum, Cryptococus Neuroformans, Blastornyces
Dermatitides
4) Aspirasi: Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion,benda
asing
5) Pneumonia Hipostatik
6) Sindrom Loeffler
Menurut Riyadi, (2011) “klasifikasi pneumonia adalah sebagai berikut”:
1. Berdasarkan klinis dan epidemologi.
a. Pneumonia yang didapatkan dimasyarakat (CAP) disebabkan
pneumokokus.
b. Pneumonia yang di dapat di RS (Hospital Acquaired Pneumonia atau
Nosokomial Pneumonia) biasanya disebabkan bakteri gram negatif dan
angka kematian lebih tinggi.
c. Pneumonia aspirasi, sering pada bayi dan anak.
d. Pneumonia berulang, terjadi bila punya penyakit penyerta.
2. Berdasarkan kuman penyebab.
a. Pneumonia bakterialisatau topikal, dapat terjadi pada semua usia,
beberapa kuman tendensi menyerang seseorang yang peka, misal:
7
1) Klebsiela pada orang alkoholik.
2) Stapilokokus pada influenza.
b. Pneumonia atipikal, sering mengenai anak dan dewasa muda dan
disebabkan oleh mycoplasma, clamidia dan coxlella.
c. Pneumonia karena virus, sering pada bayi dan anak.
d. Pneumonia karena jamur, sering disertai infeksi sekunder terutama pada
orang dengan daya tahan lemah dan pengobatan lebih sulit.
3. Berdasarkan prediksi infeksi.
a. Pneumonia lobaris mengenai satu lobus atau lebih, disebabkan karena
obstruksi bronkus, misalnya aspirasi benda asing, proses keganasan.
b. Bronkopneumonia, adanya bercak-bercak infiltrat pada paru-paru dan
disebabkan virus atau bakteri.
Menurut penulis Riyadi klasifikasi pneumonia terdiri dari berbagai jenis,
utamanya diklasifikasikan menurut epidemologi yang dibagi menjadi empat yaitu
pneumonia yang didapat di masyaraikat, pneumonia yang didapat di rumah sakit,
pneumonia aspirasi, dan pneumonia berulang.
8
terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah
besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sisten
limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru
menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran
darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-
to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia.
Kerja jantung menjadi meningkat karenapenurunan saturasi oksigen dan
hiperkapnia (Nugroho.T, 2011).
9
WOC Bakteri, Virus, Jamur,
Protozoa
Terhirup/ respirasi
Masuk ke paru-paru
Proses peradangan
Pneumonia
Bersihan Meningkatnya
jalan napas Pola napas med inflamasi
tidak efektif tidak efektif
Histamin, P9
10
Hipertermia
2.1.6 Manifestasi Klinis
Menurut Corwin (2001), gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua
jenis pneumonia, tetapi terutama mencolok pada pneumonia yang disebabakan
oleh bakteri. Gejala-gejala mencakup:
1. Demam dan menggigil akibat proses peradangan
2. Batuk yang sering produktif dan purulen
3. Sputum berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah
muda (untuk staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk
pseudomonas aeruginosa)
4. Krekel (bunyi paru tambahan).
5. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan edema.
6. Biasanya sering terjadi respons subyektif dispnu. Dispnu adalah peasaan
sesak atau kesulitan bernafas yang dapat disebabkan oleh penurunan
pertukaran gas-gas.
7. Mungkin timbul tanda-tanda sianosis
8. Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mucus, yang dapat
menyebabkan atelektasis absorpsi.
9. Hemoptisis, batuk darah, dapat terjadi akibat cedera toksin langsung pada
kapiler atau akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler.
2.1.7 Komplikasi
Menurut Suyono (2003) komplikasi pneumonia antara lain Efusi pleura
dan emfisema. Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada infeksi bakterial
akut berupa efusi para pneumonik gram negatif sebesar 60%, staplilococus aureus
50%, S. Pneumoniae 40-60%, kuman anaerob 35%. Sedang pada mycoplasma
pneumoniae sebesar 20%. Cairannya transudat dan sterill, Komplikasi sistemik,
dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa menungitis. Dapa juga
terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksi kronik, peningkatan
ureum dan enzim hati, Hipoksemia akibat gangguan difusi, Pneumonia kronis
yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat
kuman anaerob s. Aureus dan kuman gram (-), Bronkietaksis. Biasanya terjadi
karena pneumonia pada masa anakanak tetapi dapat juga oleh infeksi berulang di
11
lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau hipogamaglobulinemia,
tuberkolosis, atau pneumonia nekrotikans.
12
Darah Lengkap, Tes Serologi, LED (laju endapan darah), Pemeriksaan Fisik Paru,
Elektrolit, dan Bilirubin.
13
a. Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak produktif,
tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mukus
purulen kekuning-kuningan, kehijauhiajuan, kecokelatan atau kemerahan,
dan serring kali berbau busuk. Klien biasanya mengeluh mengalami demam
tinggi dan menggigil (onset mungkin tiba-tiba dan berbahaya). Adanya
keluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas, peningkatan frekuensi
pernapasan, dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit
seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni
seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap
beberapa oba, makanan, udara, debu.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tand vital:
- TD: biasanya normal
- Nadi: takikardi
- RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
- Suhu: hipertermi
4) Kepala: tidak ada kelainan
Mata: konjungtiva nisa anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
Paru:
- Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan
otot bantu napas
14
- Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah
yang terkena.
- Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
- Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
6) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
7) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan
15
2.2.3 Intervnesi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Bersihan jalan nafas Bersihan Jalan Nafas SLKI Manajemen jalan napas
tidak efektif (D.0001) (L.03032) SIKI (I.01011)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x7 jam - Monitor pola napas
pertemuan diharapkan - Monitor bunyi napas
Bersihan Jalan Nafas - Monitor sputum
meningkat dengan KRITERIA Terapeutik
HASIL : - Posisikan semi-fowler
1. Batuk efektif meningkat atau fowler
2. Produksi sputum menurun - Berikan minum air
3. Frekuensi napas meningkat hangat
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
- Kolaborator pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Pola nafas tidak efektif Pola napas SLKI (L.01004) Pemantauan respirasi
(D.0005) Setelah dilakukan tindakan (I.01014)
keperawatan selama 3x7 jam Observasi
pertemuan diharapkan Pola - Monitor frekuensi,
napas membaik meningkat irama, kedalaman dan
16
dengan KRITERIA HASIL : upaya napas
1. Dispnea menurun - Monitor pola napas
2. Penggunaan otot bantu - Monitor adanya
napas menurun sumbatan jalan napas
3. Frekuensi napas membaik - Auskultasi bunyi napas
Terapeutik
- Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemeriksaan, jika perlu
Defisit nutrisi (D.0019) Status nutrisi SLKI Manajemen nutrisi
(L.03030) (I.03119)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x7 jam - Identifikasi status
pertemuan diharapkan Status nutrisi
Nutrisi membaik dengan - Identifikasi alergi dan
KRITERIA HASIL : intoleransi makanan
1. Frekuensi makan membaik - Identifikasi kebutuhan
2. Nafsu makan membaik kalori dan jenis
3. Bising usus membaik makanan
Terapeutik
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu sesuai
- Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen
makan, jika perlu
17
Edukasi
- Ajarkan diet yang
diperlukan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Gangguan pertukaran Pertukaran gas SLKI Terapi oksigen (I.01026)
gas (D.0003) (L.01003) Observasi
Setelah dilakukan tindakan - Monitor aliran terapi
keperawatan selama 3x7 jam oksigen secara periodik
pertemuan diharapkan dan pastikan fraksi
Pertukaran Gas meningkat yang diberikan cukup
dengan KRITERIA HASIL : - Monitor tanda-tanda
1. Dispnea menurun hipoventilasi
2. Bunyi napas tambahan - Monitor tanda dan
menurun gejala toksikasi oksigen
3. PO2 membaik dan atelektasis
4. Pola napas membaik Terapeutik
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
- berikan oksigen
tambahan, jika perlu
- Tetap berikan oksigen
saat pasien ditransfotasi
Edukasi
- Ajarkan pasien dan
18
keluarga cara
menggunakan oksigen
Kolaborasi
- Kolaborasi penetuan
dosis oksigen
- Kolaborasi penggunaan
oksigen saa aktivitas
dan/ atau tidur
Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas SLKI Manajemen Energi SIKI
(D.0056) (L.05047) (I.05178)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x7 jam - Identifikasi gangguan
pertemuan diharapkan fungsi tubuh yang
Toleransi aktivitas meningkat mengakibatkan
dengan KRITERIA HASIL : kelelahan
1. Dispnea saat aktivitas - Monitor pola dan jam
menurun tidur
2. Frekuansi napas membaik Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
- Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
19
Defisit pengetahuan Tingkat Pengetahuan SLKI Edukasi Kesehatan
(D.0111) (L.12111) (I.12383)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x7 jam - Identifikasi kesiapan
pertemuan diharapkan Tingkat dan kemampuan
pengetahuan meningkat dengan menerima informasi
KRITERIA HASIL : Terapeutik
1. Kemampuan menjelaskan - Sediakan materi dan
pengetahuan tentang suatu media pendidikan
topik meningkat kesehatan
2. Persepsi terhadap masalah - Berikan kesempatan
menurun untuk ditanyakan
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
20
ASUHAN KEPERAWATAN
21
3. Riwayat penyakit sebleumnya
Pasien mengatakan mengatakan memiliki riwayat penyakit paru-paru
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun
Genogram keluarga :
Keterangan :
: hubungan keluarga
: tinggal serumah
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: pasien
22
Penampilan pasien cukup rapi, pasien duduk dan berbaring di bantu oleh
keluarga.
3. Tanda-tanda Vital :
Ketika pengkajian tanda-tanda vitla didapakan hasil pengkajian suhu tubuh
pasien 36,2oC, Nadi 94 x/menit, Pernapasan 17 x/menit, dan tekanan darah
pasien 110/60 mmHg
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada pasien simetris, pasien batuk-batuk sejak 2 bulan yang lalu
menurut keluarga pasien, pada wadah sputum didapatkan sputum berwarna
putih, tipe pernapasan dada dan perut, suara napas vesikuler, terdengar suara
napas tambahan (ronchi), pasien mengalami nyeri dan sesak pada dada saat
banyak bergerak.
Maslah Keperawatan : Pola Napas tidak efektif
5. Cardiovasculer (Bleeding) :
Ketika dikaji didapatkan hasil capillary refill kurang dari 2 detik, tidak
terdapat kram kaki, tidak terdapat sianosis, serta tidak terdapat odema
6. Persyarafan (Brain) :
Ketika dikaji pasien mampu merespon petugas kesehatan dengan baik dan
benar, kesadaran pasien compos mentis, Pupil Isokor, Refleks Cahaya
Kanan Positif, Kiri Positif.
Nervus Kranial I (Olfaktori) : Pasien dapat mencium aroma minyak
kayu putih
Nervus Kranial II (Optik) : Pasien mampu melihat orang-orang
disekitar dengan baik
Nervus Kranial III (Okulomotor) : Pupil pasien dapat berkontraksi saat
melihat cahaya
Nervus Kranial IV (Troklear) : Pasien mampu menggerakkan bola mata
keatas dan bawah
Nervus Kranial V (Trigeminal) : Pasien mampu mengunyah buah yang
tersedia
Nervus Kranial VI (Abdusen) : Pasien dapat menggerakkan mata kesemua
sisi
23
Nervus Kranial VII (Fasialis) : Pasien dapat mengerutkan dahi dan
mengangkat alis
Nervus Kranial VIII Pasien mampu mendengar dengan jelas
(Vestibulocochlear) :
Nervus Kranial IX Pasien dapat membedakan pahit, asam,
(Glossofaringeal) : dan manis
Nervus Kranial X (vagus) : Pasien dapat berbicara dengan baik dan
jelas
Nervus Kranial XI (aksesorius) : Pasien mampu menoleh kekanan dan kiri
Nervus Kranial XII (hipoglosus) : Pasien dapat menggerakkan lidah dengan
baik
24
Tidak dikaji
13. Sistem Reproduksi
Tidak dikaji
3.1.5 Sosial-spritual
25
1. Kemampuan berkomunikasi :
Pasien mambu berkomuniasi dengan baik
2. Bahasa sehari-hari :
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa dayak
3. Hubungan dengan keluarga :
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik dan tidak ada maslah
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Pasien dapat bekerjasama dengan petugas kesehatan saat dikaji
5. Orang berarti/terdekat :
Orang terdekan daengan pasien adalah anak dan cucunya
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Pasien mengatakan menggunakan waktu luang untuk beristirahat
7. Kegiatan beribadah
Pasien mengatakan sering beribadah saat sebelum sakit
3.1.6 Data penunjang
1. Hasil pemerikasaan EKG pada tanggal 11 Maret 2022 Pukul 15.24 WIB
[uV] P+ P- Q R S R’ S’ T+ T- ST STs
[mV [o]
]
I 64 - - 485 -34 - - 64 - 0 2
II 107 - - 719 - - - 322 - 0,07 14
262
III 82 - -66 198 -100 156 - 268 - 0,07 11
254
aVR 128 -67 -96 - -595 - - - -190 0,03 -28
aVL 122 -26 - 167 -73 - - - -99 0,03 -10
aVF 94 - - 475 - - - 295 - 0,07 12
258
V1 26 - - 59 -1017 - - 156 - 0,11 16
164
V2 44 - - 982 -948 - - 392 - 0,2 41
152
26
V3 47 - - 1135 -968 - - 417 - 0,22 42
190
V4 65 - - 1541 -697 - - 428 - 0,21 43
132
V5 51 - - 1390 -305 - - 374 - 0,16 34
144
V6 - - - 1255 - - - 568 - 0,36 15
188
Pengukuran
HR : 119 /min
RR : 504 ms
QRS : 92 ms
QT/QTc : 324/ 456 ms
P/PQ9PR) : 120/ 134 ms
P/QRS/T : 75o/ 37o / 82o
27
P-LCR 0.17 – [%]
PCT
NEUT 8,17 + [10^3/uL] (1,50 – 7,00)
IG 0,17 [10^3/uL]
NEUT% 73,0 + [%] (37,0 – 72,0)
28
bawah, infeksi saluran
kemih, meningitis,
Injeksi Lanzoprazole 1 x 30 mg untuk mengatasi kondisi
yang berkaitan dengan
peningkatan asam
lambung.
Mahasiswa,
Suhu : 36,2oC
Nadi : 94 x/mnt Peningkatan usaha nafas
RR : 17 x/mnt
Dyspnea
TD : 110/60 mmHg
29
SPO2 : 96 %
Pola napas tidak efektif
DS : Pelepasan neurotransmitter Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri di (histamine, bradikinin,
sekitar dada ketika banyak prostaglandin)
bergerak
DO : Berikatan dengan reseptor
- Nyeri muncul saat nyeri
banyak bergerak, nyeri
seperti di tekan, nyeri Impuls nyeri masuk ke
- TTV :
Suhu : 36,2oC
Nadi : 94 x/mnt
RR : 17 x/mnt
TD : 110/60 mmHg
SPO2 : 96 %
30
PRIORITAS MASALAH
31
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan pola napas ditandai dengan
batuk dan dispena
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis ditandai dengan Nyeri
muncul saat banyak bergerak, nyeri seperti di tekan, nyeri berada di area lapang
dada, skala nyeri 5, nyeri kadang-kadang muncul
32
3.3 Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Ny.S
Ruang Rawat : Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
1. Pola napas tidak efektif Pola napas SLKI (L.01004) Pemantauan respirasi
berhubungan dengan keletihan Setelah dilakukan tindakan (I.01014)
otot pernafasan yang ditandai keperawatan selama 1x4 jam Observasi
dengan batuk dan dispena pertemuan diharapkan pola - Monitor frekuensi, irama,
napas membaik dengan kedalaman dan upaya napas
KRITERIA HASIL : - Monitor pola napas
1. Dispnea menurun - Monitor adanya sumbatan
2. Penggunaan otot bantu jalan napas
napas menurun - Auskultasi bunyi napas
3. Frekuensi napas membaik Terapeutik
- Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
33
- Informasikan hasil
pemeriksaan, jika perlu
2. Nyeri akut berhubungan Tingakt Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I. 08238)
dengan agen pencidera Setelah dilakukan tindakan Observasi
fisiologis ditandai dengan Nyeri keperawatan selama 1x4 jam - Identifikasi lokasi,
muncul saat banyak bergerak, pertemuan diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
nyeri seperti di tekan, nyeri nyeri membaik dengan frekuensi, kualitas,
berada di area lapang dada, KRITERIA HASIL : intensitas nyeri
skala nyeri 5, nyeri kadang- 1. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
kadang muncul 2. Pola napas membaik - Identifikasi respon nyeri
non verbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
34
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Edukasi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
35
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/ Tanggal Jam Impelentasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan Nama
Perawat
Selasa, 15 Maret 2022 pukul 1. Melaskan tujuan dan 1. Setelah dijelaskan, pasien
14.0 WIB prosedur pemantauan tampak memahami tujuan
2. Memonitor frekuensi, irama, dan prosedur pemantauan
kedalaman dan upaya napas 2. RR : 20 x/menit, irama napas
3. Memonitor pola napas naik turun,
4. Memonitor adanya 3. Pola napas masih belum VIRGO MANDALA PUTRA
sumbatan jalan napas stabil, kadang-kadang pasien
5. Mengauskultasi bunyi napas masih merasa sesak
4. Terdapat sumbatan pada jalan
napas
5. Terdengar suara ronchi
Selasa, 15 Maret 2022 Pukul 1. Mengidentifikasi lokasi, 1. Lokasi nyeri berada di area
14.30 WIB karakteristik, durasi, lapang dada, nyeri seperti
frekuensi, kualitas, ditekan, nyeri hilang timbul
intensitas nyeri 2. Skala nyeri 4 VIRGO MANDALA PUTRA
2. Mengidentifikasi skala nyeri 3. Pasien tampak meringis saat
36
3. Mengidentifikasi respon terjadi nyeri
nyeri non verbal 4. Nyeri terasa sangat berat saat
4. Mengidentifikasi faktor pasien banyak bergerak
yang memperberat dan 5. Setelah diajarkan, pasien
memperingan nyeri tampak memahami teknik
5. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
nonfarakologis, terknik
relaksasi napas dalam
37
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
OLEH :
38
LAMPIRAN
A. Topik
Pendidikan
B. Sasaran
Pasien
C. Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, pasien dan keluarga mampu
memahami dan mampu menjelaskan tentang Teknik Relaksasi Napas Dalam
Tujuan Instruksi Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu :
1. Menyebutkan pengertian teknik relaksasi nafas dalam.
2. Menyebutkan jenis-jenis teknik relaksasi nafas dalam
3. Menyebutkan tujuan relaksasi nafas dalam
4. Menjelaskan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam
D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi Teknik Relaksasi Napas dalam
F. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Selasa, 15 Maret 2022
2. Pukul : 11.30-12.00 s/d
3. Alokasi : 20 Menit
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan: 5 menit - Menjawab salam
- Mendengarkan
- Memberi salam dan
39
- Menjawab
memperkenalkan diri
pertanyaan
- Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan
- Melakukan evaluasi vadilasi
2. Penyajian: 7 menit - Mendengarkan
dengan seksama
- Menjelaskan
- Mengajukan
pengertianteknik relaksasi
pertanyaan
nafas dalam
- Menjelaskan tujuan
relaksasi nafas dalam
- Menjelaskan manfaat
relaksasi nafas dalam
- Menjelaskan
penatalaksanaan relaksasi
nafas dalam.
3. Evaluasi: 5 menit - Menjawab
- Mendemonstrasi
- Memberikan pertanyaan
akhir dan evaluasi
4. Terminasi : 5 menit - Mendengarkan
- Menjawab salam
- menyimpulkan bersama-
sama hasil kegiatan
penyuluhan
- menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
40
1) Pasien dan keluarga ada di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,
ruang 5 Gardenia
2) Penyelenggaraan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, ruang 5
Gardenia
2. Evaluasi Proses
1) Pasien antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang “Teknik
Relaksasi Napas Dalam”
2) Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan secara benar tentang
materi penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
1. Pasien dan keluarga sudah mengerti dan memahami tentang
“Pengertian Teknik Relaksasi Napas Dalam”.
2. Pasien dan keluarga sudah mengerti dan memahami tentang “Tujuan
Teknik Relaksasi Napas Dalam”.
3. Pasien dan keluarga sudah mengerti dan mehamai tentang “Manfaat
Teknik Relaksasi Napas Dalam”.
4. Pasien dan keluarga sudah mengerti dan mehamai tentang
“Penatalaksaan Teknik Relaksasi Napas Dalam”.
41
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang
mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi
menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan
ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada
klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi
ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah
menghebatnya stimulus nyeri.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan
metode efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya
yang menghentikan siklus nyeri.
B. Tujuan Nafas Dalam
Smeltzer & bare menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi nafas dalam
adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi setres
baik setres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan.
C. Manfaat Relaksasi Nafas Dalam
42
3. Menurunkan dan mengatasi kecemasan
4. Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5. Meningkatkan penampilan kerja dan social
D. Penatalaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
4. Usahakan tetap rileks dan tenang
5. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
6. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
7. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
8. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
9. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
10. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
11. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
12. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
13. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
14. Lakukan evaluasi
15. Cuci tangan
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Leaflet
45
LEMBAR KONSULTASI
46
2. Sabtu, 19 1. Melaksanakan bimbingan askep
2. Perbaiki sitematika penulisan
Maret 3. Tambahkan data pengkajian
2022 4. Perbaiki diagnosa, intervensi, dan
evaluasi
Tingkat 3A Keperawatan is inviting you to a Virgo Mandala
scheduled Zoom meeting. Putra
Topic: Conference LP & ASKEP kelompok 2
Time: Mar 19 , 2022 09:00 AM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/96618798262?
pwd=YllHMkJQM0FQVCtxbFE4NG1QcG0
3QT09
Meeting ID: 966 1879 8262
Passcode: vyd3Bv
47
3 Sabtu, 90 1. Post conference
Maret Ahmad Junaidi is inviting you to a scheduled
Zoom meeting.
2022
Topic: konsultasi Askep Kelompok 2
Virgo Mandala
Time: Mar 19, 2022 04:15 PM Jakarta
Putra
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/7721905390?
pwd=bDIvcVR4U09zTVRBeHlVWkpEWE1
Gdz09
Meeting ID: 772 190 5390
Passcode: 123456
48
49