Oleh:
Pembimbing:
dr. Marcus Anthonius, Sp.KFR
Referat dengan judul Low Back Pain telah diperiksa dan disetujui sebagai
salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di RSAL Dr. Ramelan
Surabaya.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas berkat
rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penulisan referat yang
berjudul “Low Back Pain”.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk kelulusan pada program pendidikan profesi dokter pada Fakultas
Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya yang dilakukan di RSAL Dr.
Ramelan Surabaya. Penulisan referat ini tidak akan terwujud dengan baik
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penulisan referat ini, terutama kepada dr. Marcus
Anthonius, Sp.KFR selaku dokter pembimbing yang telah membimbing
dan memberi saran pada penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan referat ini. Penulis berharap semoga referat ini bermanfaat
dan menambah pengetahuan bagi para pembaca serta bagi
perkembangan ilmu kedokteran.
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................6
1. 1. Latar Belakang................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................8
Anatomi...............................................................................................8
Definisi...............................................................................................14
Etiologi...............................................................................................15
Faktor resiko......................................................................................20
Patofisologi........................................................................................22
Manifestasi Klinis...............................................................................24
Diagnosa...........................................................................................25
Tata laksana......................................................................................31
Pencegahan......................................................................................36
BAB III KESIMPULAN................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................39
DAFTAR GAMBAR
1. 1. Latar Belakang
Low back pain merupakan gejala yang paling sering timbul di
masyarakat kita. Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk dunia pernah
mengalami paling tidak satu periode nyeri punggung bawah selama
hidupnya tanpa mengenal perbedaan umur dan jenis kelamin. 1
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut
bawah kosta sampai lumbosakral. Nyeri bisa menjalar ke daerah lain
seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. Low back pain (LBP)
merupakan salah satu gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh
aktivitas tubuh yang kurang baik. Gejala yang dirasakan pada penderita
low back pain bermacam-macam seperti nyeri rasa terbakar, nyeri
tertusuk, hingga kelemahan pada tungkai. 1
Low back pain dapat menyebabkan penderita mengalami suatu
disabilitas atau keterbatasan fungsional dalam menjalani aktivitas sehari-
hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama dalam usia produktif. 2
Dibeberapa negara maju, low back pain merupakan penyebab
terbesar hilangnya produktifitas pada pekerja. Di Amerika Serikat LBP
merupakan keluhan yang sangat umum dikeluhkan 4 dari 5 orang yang
merupakan salah satu penyebab dari ketidakhadiran pekerja. 1
Prevalensi LBP di Indonesia sebesar 18%. Prevalensi LBP
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan paling sering terjadi
pada usia dekade tengah dan awal dekade empat. Penyebab LBP
sebagian besar (85%) adalah nonspesifik, akibat kelainan pada jaringan
lunak, berupa cedera otot, ligamen, spasme atau keletihan otot. Penyebab
lain yang serius adalah spesifik antara lain, fraktur vertebra, infeksi dan
tumor.3
Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah di Indonesia
merupakan masalah kesehatan yang nyata.Kira-kira 80% penduduk
seumur hidupnya pernah sekali merasakan nyeri punggung bagian
bawah.Insidensi nyeri punggung bagian bawah dibeberapa negera
6
berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar
merupakan nyeri punggung bagian bawah akut maupun kronik termasuk
tipe benigna.
Prevalensi LBP di Indonesia sebesar 18%. Prevalensi LBP
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan paling sering terjadi
pada usia dekade tengah dan awal dekade empat. Penyebab LBP
sebagian besar (85%) adalah nonspesifik, akibat kelainan pada jaringan
lunak, berupa cedera otot, ligamen, spasme atau keletihan otot.
Penyakit Low Back Pain menjadi kasus yang sangat serius dan
terus meningkat sepanjang tahun pada masyarakat barat. Telah diketahui
faktor-faktor penyebab, patofisiologi, biomekanik, psikologis, dan faktor
sosial tetapi teori yang memuaskan tentang patogenesis belum
seluruhnya diketahui.25
Penyebab Low Back Pain bermacam-macam dan multifaktorial;
banyak yang ringan, namun ada juga yang berat yang harus ditanggulangi
dengan cepat dan tepat. Sebagian besar Low Back Pain dapat sembuh
dalam waktu singkat, sehingga keluhan ini sering tidak mendapat
perhatian yang cukup mendalam. Oleh karena itu, kemungkinan penyebab
yang lebih serius tidak dikenali sedini mungkin. Dengan anamnesis an
pemeriksaan yang teliti serta analisis perasaan nyeri yang seksama dapat
didiagnosis dengan tepat sedini mungkin. 6 Sebagian besar penderita
Low Back Pain mengalami hernia nucleus pulposus (HNP) dimana terjadi
penekanan saraf spinal pada foramen intervertebrale sehingga
menimbulkan rasa nyeri segmental serta kelumpuhan partial dari otot yang
diurus segmen tersebut.9
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Tulang belakang merupakan susunan terintegrasi dari jaringan
tulang, ligament, otot, saraf dan pembuluh darah yang terbentang mulai
dari dasar tengkorak (basis cranii), leher, dada, pinggang bawah, hingga
panggul dan tulang ekor. Tulang belakang manusia tersusun atas ruas-
ruas tulang pendek dari atas ke bawah, diantara ruas-ruas tersebut
dihubungkan dengan tulang rawan yang disebut cakram sehingga tulang
belakang dapat tegak dan membungkuk, disebelah depan dan
belakangnya terdapat kumpulan serabut kenyal. Tulang belakang terdiri
dari 30 tulang yang terdiri atas:12
- Vertebra servicalis sebanyak 7 ruas dengan badan ruas kecil,
rendah dan berbentuk segi empat dengan lubang ruasnya
besar. Foramen vertebra berbentuk segitiga dan besar. Pada
taju sayapnya terdapat lubang saraf yang disebut foramen
transversalis yang dilalui oleh arteri dan vena vertebralis. Pada
ujung prosesus tansversus terdapat 2 buah tonjolan yaitu
tuberculum anterius dan tuberculum posterius yang dipisahkan
oleh suatu alur yaitu sulcus spinalis tempat berjalannya nervus
spinalis. Prosesus spinosusnya pendek dan bercabang dua.
Ruas pertama disebut atlas yang memungkinkan kepala
mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontoit (aksis)
yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan kekanan.
- Vertebra thorakal sebanyak 12 ruas. Badan ruasnya besar dan
kuat, taju durinya panjang dan melengkung. Facies articularis
superior menghadap ke belakang dan lateral dan facies
articularis inferior menghadap ke depan dan medial.
- Vertebra lumbalis sebanyak 5 ruas. Badan ruasnya tebal, besar
dan kuat, bersifat pasif. Prosesus spinosusnya besar dan
pendek. Facies prosesus artikularis superior menghadap ke
medial dan facies articularis inferiornya menghadap ke lateral.
Bagian ruas kelima agak menonjol disebut promontorium.
- Vertebra sacralis sebanyak 5 ruas, ruas-ruasnya menjadi satu
sehingga berbentuk baji, yang cekung di anterior. Batas inferior
yang sempit berartikulasi dengan kedua os coxae, membentuk
artikulatio sacroiliaca.
- Vertebra koksigialis sebanyak 4 ruas. Ruasnya kecil dan
membentuk sebuah tulang segitiga kecil, yang berartikulasi
pada basisnya pada ujung bawah sacrum. Dapat bergerak
sedikit karena membentuk persendian dengan sacrum.
Gambar 2. 1 Vertebra
Secara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu :
- Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang
berada diantaranya.
- Kolom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang
terdiri atas lamina, pedikel, prosesus spinosus, prosesus
transversus dan pars artikularis, ligamentum-ligamentum
supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum, serta
kapsul sendi.
Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain
oleh karena adanya dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis
di anterior. Bila dilihat dari samping, pilar tulang belakang membentuk
lengkungan atau lordosis di daerah servikal, torakal dan lumbal.
Keseluruhan vertebra maupun masing-masing tulang vertebra berikut
diskus intervertebralisnya bukanlah merupakan satu struktur yang elastis,
melainkan satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan
gerakan bergesek antar korpus ruas tulang belakang. Lingkup gerak sendi
pada vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra torakal berlingkup
gerakan yang sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks,
sedangkan vertebra lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih
besar dari torakal tetapi makin ke bawah lingkup geraknya makinkecil. 7,8
Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antar korpus
vertebra yang berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi
kortovertebralis, dan sendi sakroiliaka. Ligamentum longitudinal dan
discus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra yang
berdekatan.12
Diantara korpus vertebra mulai dari cervikalis kedua sampai
vertebra sakralis terdapat discus intervertebralis. Discus-discus ini
membentuk sendi fobrokartilago yang lentur antara dua vertebra. Discus
dipisahkan dari tulang yang diatas dan dibawanya oleh lempengan tulang
rawan yang tipis. Discus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra
satu sama lain dari servikal sampai lumbal atau sacral. Diskus ini
berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut (shock absorber).
Diskus intervertebralis terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
Annulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis:
- Lapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan
menyilang konsentris mengelilingi nucleus pulposus sehingga
bentuknya seakan-akan menyerupai gulungan per (coiled
spring)
- Lapisan dalam terdiri dari jaringan fibro kartilagenus
- Daerah transisi.
Nucleus pulposus
Nucleus pulposus adalah bagian tengah discus yang bersifat
semigetalin, nucleus ini mengandung berkas-berkas kolagen, sel
jaringan penyambung dan sel-sel tulang rawan. Juga berperan
penting dalam pertukaran cairan antar discus dan pembuluh-
pembuluh kapiler.
Vertebral endplate
Tulang rawan yang membungkus apofisis korpus vertebra,
membentuk batas atas dan bawah dari diskus.
Diskus intervertabralis berfungsi secara hidrodinamik. Tekanan
pada nucleus disebarkan ke semua arah, hal inilah yang menjaga tetap
terpisahnya vertebral end plates. Serabut-serabut annulus fibrosus
mempunyai kemampuan cukup untuk bergerak fleksi dan ekstensi
sehingga memungkinkan perubahan bentuk dari nukleus pulposus.
Fleksibilitas dari annulus fibrosus dimungkinkan oleh karena adanya (1)
kelenturan, (2) kemampuan memanjang dan (3) adanyalubrikasi atau
pelumasan dari lembaran-lemabaran annulus. 9
Nucleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari
proteoglycan (hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi
(80%) dan mempunyai sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus
berfungsi sebagai bantalan dan berperan menahan tekanan atau beban.
Diskus intervertebralis, baik annulus fibrosus maupun nukleus
pulposus adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian yang peka nyeri
adalah :
- Ligamentum longitudinal anterior
- Ligamentum longitudinal posterior
- Corpus vertebrae dan periosteumnya
- Ligamentum supraspinosum
- Fasia dan otot
Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical
yang terbentang dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui
foramen occipital magnum, masuk kekanalis sampai setinggi segmen
lumbal-2. medulla spinalis terdiri dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan
kanan) yang terdiri atas :
- 8 pasang saraf servical.
- 5 pasang saraf thorakal.
- 5 pasang saraf lumbal.
- 5 pasang saraf sacral.
- 1 pasang saraf cogsigeal.
Penampang melintang medulla spinalis memperlihatkan bagian
bagian yaitu substansia grisea (badan kelabu) dan substansia alba.
Substansia grisea mengelilingi kanalis centralis sehingga membentuk
kolumna dorsalis, kolumna lateralis dan kolumna ventralis. Kolumna ini
menyerupai tanduk yang disebut conv. Substansia alba mengandung
saraf myelin (akson).12
Sumsum tulang belakang berjalan melalui tiap-tiap vertebra dan
membawa saraf yang menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke
berbagai area tubuh. Semakin tinggi kerusakan saraf tulang belakang,
maka semakin luas trauma yang diakibatkan. Misal, jika kerusakan saraf
tulang belakang di daerah leher, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi di
bawahnya dan menyebabkan seseorang lumpuh pada kedua sisi mulai
dari leher ke bawah dan tidak terdapatsensasi di bawah leher. Kerusakan
yang lebih rendah pada tulang sakral mengakibatkan sedikit kehilangan
fungsi.8
2.2 Definisi
Low back pain adalah suatu periode nyeri di punggung bawah yang
berlangsung lebih dari 24 jam, yang didahului dan diikuti oleh 1 bulan atau
lebih tanpa nyeri punggung bawah. Sumber lain menyebutkan LBP adalah
nyeri dan ketidak nyamanan yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir
(costal margin) dan diatas lipat bokong bawah dengan atau tanpa nyeri
pada daerah tungkai. Penyebab umum yang sering terjadi adalah
regangan otot serta bertambahnya usia yang menyebabkan intensitas
berolahraga dan intensitas bergerak semakin berkurang sehingga otot-
otot pada punggung dan perut yang berfungsi mendukung tulang
belakang menjadi lemah. Sumber lain megatakan bahwa Low Back Pain
atau Nyeri punggung bawah adalah suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12
sampai dengan bagian bawah pinggul atau lubang dubur. Yang timbul
akibat adanya potensi kerusakan jaringan antara lain: dermis pambuluh
darah, facia, muskulus, tendon, cartilago, tulang ligament, intra artikuler
meniscus, bursa.8
2.3 Etiologi
Berdasarkan etiologinya, LBP mekanik dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :
a) Mekanik Statik
LBP mekanik statik terjadi apabila postur tubuh dalam keadaan
posisi statis (duduk atau berdiri) sehingga menyebabkan
peningkatan pada sudut lumbosakral (sudut antara segmen
vertebra L5 dan S1 yang sudut normalnya 30° - 40°) dan
menyebabkan pergeseran titik pusat berat badan. Peningkatan
sudut lumbosakral dan pergeseran titik pusat berat badan tersebut
akan menyebabkan peregangan pada ligamen dan kontraksi otot-
otot yang berusaha untuk mempertahankan postur tubuh yang
normal sehingga dapat terjadi strain atau sprain pada ligamen dan
otot-otot di daerah punggung bawah yang menimbulkan nyeri.
b) Mekanik Dinamik
LBP mekanik dinamik dapat terjadi akibat beban mekanik abnormal
pada struktur jaringan (ligamen dan otot) di daerah punggung
bawah saat melakukan gerakan. Beban mekanik tersebut melebihi
kapasitas fisiologik dan toleransi otot atau ligamen di daerah
punggung bawah. Gerakan-gerakan yang tidak mengikuti
mekanisme normal dapat menimbulkan LBP mekanik, seperti
gerakan kombinasi (terutama fleksi dan rotasi) dan repetitif,
terutama disertai dengan beban yang berat.
c. Nyeri Rujukan
1. Nyeri rujukan somatis
Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan
lebih dalam pada dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya
iritasi di bagian-bagian dalam dapat dirasakan di bagian lebih
superfisial.5,10
2. Nyeri rujukan viserosomatis
Adanya gangguan pada alat-alat retroperitoneum, intraabdomen
atau dalam ruangan panggul dapat dirasakan di daerah
pinggang.5,10
d. Nyeri Psikogenik
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi
saraf dan dermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan.
Nyeri punggung bawah berdasarkan sumber:
1. Nyeri punggung bawah Spondilogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebra, sendi, dan
jaringan lunaknya. Antara lain spondylosis, osteoma,
osteoporosis, dan nyeri punggung miofasial.
2. Nyeri punggung bawah Viserogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam,
misalnya kelainan ginjal, kelainan ginekologi, dan tumor
retroperitoneal.
3. Nyeri punggung bawah vaskulogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah,
misalnya aneurisma, dan gangguan peredaran darah.
4. Nyeri punggung bawah Psikogenik
Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti
neurosis, ansietas dan depresi. Nyeri ini tidak menghasilkan
definisi yang jelas, juga tidak menimbulkan gangguan anatomi
dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini superficial tetapi dapat
juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau tidak
nyata, radikuler maupun non radikuler, berat atau ringan. Lama
keluhan tidak mempunyai pola yang jelas, dapat dirasakan
sebentar ataupun bertahun-tahun.5,10
2.7 Diagnosa
Pendekatan diagnosis dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
A. Anamnesis
Dalam anamnesis perlu ditanyakan kapan dan bagaimana mulai
timbulnya, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang
diderita diawali dengan kegiatan fisik, faktor yang memperberat atau
memperingan, ada riwayat trauma sebelumnya dan apakah ada keluarga
penderita penyakit yang sama. Adanya riwayat mengangkat beban yang
berat dengan sikap tubuh yang salah dan berulangkali, kegiatan fisik atau
olahraga yang tidak biasa. Sifat nyeri yang tajam, menusuk dan
berdenyut, seringkali bersumber dari sendi, tulang dan ligamen.
Sedangkan rasa pegal, biasanya berasal dari otot. Nyeri yang disertai
dengan penjalaran ke arah tungkai menunjukkan adanya keterlibatan
radiks saraf. Sedangkan nyeri yang berpindah-pindah dan tidak wajar,
sangat mungkin merupakan nyeri psikogenik. Harus pula diperhatikan
adanya gangguan miksi dan defekasi untuk mengetahui gangguan pada
radiks saraf. Hal lain yang perlu diketahui adalah adanya demam selama
beberapa waktu terakhir untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi,
misalnya spondilitis. Riwayat penyakit terdahulu dan riwayat pekerjaan
harus diketahui untuk mempertajam penegakan diagnosis.16,17
B. Pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi
Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk. Inspeksi daerah
punggung perhatikan lurus tidaknya tulang belakang, lordosis,
kifosis, gibus, deformitas, ada tidak jalur spasme otot
paravertebral.15
2. Palpasi
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis ada tidaknya nyeri
tekan pada salah satu prosessus spinosus, atau gibus/deformitas
kecil dapat teraba pada palpasi atau adanya spasme otot
paravertebral.15
3. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah
kasus nyeri punggung bawah adalah benar karena adanya
gangguan saraf atau karena sebab yang lain. 15
4. Pemeriksaan Motorik
Apakah ada kelumpuhan, atrofi fasikulasi. Jika ada
kelumpuhan segmen mana yang terganggu.15
C. Tes-tes Provokasi:
1. Tes Laseque
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut
tetap lurus. Saraf ischiadiscus akan tertarik. Bila nyeri punggung
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung
kaki.16
17
Gambar 2.8 Tes Patrick
3. Tes Kontra Patrick
Tes kontra Patrick dilakukan saat pasien tidur terlentang,
sama halnya dengan melakukan tes Patrick akan tetapi kaki
dirotasi kedalam (internal). Tangan pemeriksa memegang
pergelangan kaki dan bagian lateral dari lutut. Setelah itu lakukan
penekanan pada sendi lutut ke rotasi dalam. Apabila nyeri timbul
(+) menunjukkan sumber nyeri di sacroiliaka.18
28
Gambar 2.9 Tes Kontra Patrick.18
4. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes Laseque. Caranya
sama seperti tes Laseque dengan ditambah dorso fleksi kaki. Bila
nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan
dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat
sampai ujung kaki.19
29
Gambar 2.11. Femoral Nerve Stretch Test (FNST).20
7. Tes Valsava
Tes ini mengakibatkan naiknya tekanan intratekal sehingga
muncul nyeri radikuler. Pasien diminta mengejan dan menahan
napas kemudian dinilai apakah ada nyeri atau tidak. 21
2.9 Pencegahan
Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah
adalah dengan olahraga secara teratur. Latihan aerobic dan olahraga
untuk meregangkan dan mengencangkan otot sangat membantu. Aerobik,
berenang, dan berjalan, memperbaiki kebugaran tubuh secara
menyeluruh dan juga memperkuat otot-otot. Latihan tertentu dapat
meregangkan dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan punggung
sehingga dapat menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa orang,
latihan peregangan dapat menambah nyeri punggung, untuk itu latihan
perlu dilakukan secara hati-hati. Secara umum, olahraga yang
menimbulkan atau menambah nyeri harus dihentikan.
2.10 Edukasi
Waktu berdiri
- Bila berdiri dalam waktu lama, selingi dengan periode
duduk sebentar.
- Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk,
tetapi menekuk lutut terlebih dahulu.
- Waktu berjalan, berjalan dengan posisi tegak rileks dan
jangan tergesa-gesa
Waktu duduk
Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, kaki
dapat sepenuhnya merapat ke lantai.
Bila duduk seluruh punggung menempel atau
bersandar pada kursi.
Waktu tidur
- Tidur dengan punggung mendatar, alas tidur sebaiknya
yang keras
Waktu bangun tidur
Saat akan bangun tidur dengan cara melipat kedua kaki
terlebih dahulu, kemudian badan dimiringkan dan kedua kak
terlebih dahulu turun dari tempat tidur kemudian diikuti
badan.