Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-nya
kami dapat menyelesaikan tugas patofisiologi. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, nabi muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan masalah yang menjadi tugas
patofisiologi dengan judul ‘’Tension Headache’’. disamping itu, kami mengucapkan
banyak terimakasih karena sudah menerima makalah ini dengan baik.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Surakarta 7 agustus 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................1

Daftar isi.............................................................................................................2

Bab I Pendahuluan

1.1 latar belakang..............................................................................................3

1.2 Rumusan masalah........................................................................................4

1.3 Tujuan..........................................................................................................4

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Tension Headache.......................................................................5

2.2 Penyebab Tension Headache.........................................................................6

2.3 Tanda klinis Tensioh Headache.....................................................................6

2
2.4 Perjalanan penyakit Tension Headache..........................................................7

2.5 Komplikasi / Prognosa Tension Headache.....................................................9

2.6 Tindakan akupunktur pada Tension Headache..............................................9

2.7 Penjelasan AFA.............................................................................................11

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan......................................................................................................13

Daftar pustaka........................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

3
Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di seluruh daerah
kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan
penyebabnya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri
kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan
struktur, yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri kepala
primer lainnya. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang jelas terdapat
kelainan anatomi maupun kelainan struktur dan bersifat kronis progresif, antara lain
meliputi kelainan non vaskuler.

Nyeri kepala merupakan masalah umum yang sering dijumpai dalam praktek
sehari- hari. Nyeri kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bagian tubuh di
wilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bukan hanya masalah fisik
semata sebagai sebab nyeri kepala tersebut namun masalah psikis juga sebagai sebab
dominan. Untuk nyeri kepala yang disebabkan oleh faktor fisik lebih mudah
didiagnosis karena pada pasien akan ditemukan gejala fisik lain yang menyertai sakit
kepala, namun tidak begitu halnya dengan nyeri kepala yang disebabkan oleh faktor
psikis. Nyeri kepala yang sering timbul di masyarakat adalah nyeri kepala tanpa
kelainan organik, dengan kata lain adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh faktor
psikis.

Nyeri kepala merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan
baik struktural maupun fungsional, sehingga dibutuhkan sebuah klasifikasi untuk
menentukan jenis dari nyeri kepala tersebut. Sejak tahun 1985 International Headache
Society (IHS) mulai mengembangkan system klasifikasi dari nyeri kepala dan
akhirnya pada tahun 1988 dihasilkan klasifikasi nyeri kepala sebagai berikut : Di
presentasikan pada acara Talk Show “Dokter Anda Menyapa” yang diselenggarakan
oleh TVRI Sulawesi Selatan, tanggal 24 Januari 2010 Nyeri kepala yang paling sering
ditemukan di masyarakat adalah nyeri kepala migrenmdan nyeri kepala tegang otot
(nyeri kepala tipe tegang). Dalam pembahasan ini, kami akan membahas tentang salah
satu jenis nyeri kepala yakni nyeri kepala tegang otot (tension headache)

1.2 Rumusan masalah

4
1. Apa itu Tension Headache?

2. Apa saja penyebab Tension Headache?

3. Apa saja tanda klinis Tension Headache?

4. Bagaimana perjalanan penyakit pada Tension Headache?

5. Apa saja komplikasi / Prognosa pada Tension Headache?

6. Apa saja tindakan akupunktur yang dilakukan pada kasus Tension Headache?

7. Bagaiman penjelasan AFA dalam penyakit Tension Headache?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu Tension Headache

2. Mengetahui apa saja penyebab Tension Headache

3. Mengetahui tanda-tanda klinis pada Tension Headache

4. Mengetahui bagaimana perjalanan penyakit pada Tensioh Headache

5. Mengetahui berbagai komplikasi/prognosa pada Tension Headache

6. Mengetahui tindakan akupunktur yang dilakukakan pada Tensioh Headache

7. Mengetahui penjelasan AFA dalam penyakit Tension Headache

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tension Headache

Nyeri kepala tegang otot adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai
dan sering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stress. Orang-orang
yang cenderung menderita nyeri kepala mempunyai kepribadian yang tidak banyak
berbeda. Sebagian besar tergolong dalam kelompok yang mempunyai perasaan
kurang percaya diri, selalu ragu akan kemampuan diri sendiri dan mudah menjadi
gentar dan tegang. Karena sifat yang seperti itu, maka akan menghasilkan sikap hidup
yang serba kaku, sangat berhati-hati, sangat cermat serta menginginkan semua yang
dilakukan serba sempurna dan juga cenderung untuk mendendam. Pada akhirnya,
terjadi peningkatan tekanan jiwa dan penurunan tenaga. Pada saat itulah terjadi
gangguan dan ketidakpuasan membangkitkan reaksi pada otot-otot kepala, leher, bahu,
serta vaskularisasi kepala sehingga timbul nyeri kepala. Nyeri seperti inilah yang
disebut nyeri kepala tegang otot.

Nyeri kepala ini disebabkan oleh ketegangan otot di leher, bahu dan kepala. Nyeri
ini tersebar secara difusi dan sifat nyerinya mulai dari ringan hingga sedang. Menurut
lama berlangsungnya, nyeri kepala tegang otot ini dibagi menjadi nyeri kepala

6
episodik dan nyeri kepala kronis. Nyeri kepala tegang otot dikatakan episodik jika
perlangsungannya kurang dari 15 hari dengan serangan yang terjadi kurang dari 1 hari
perbulan (12 hari dalam 1 tahun).

Nyeri kepala ini sangat umum dan banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tidak
memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan pemberian analgetik
sedangkan apabila nyeri kepala tegang otot tersebut berlangsung lebih dari 15 hari
selama 6 bulan terakhir dikatakan nyeri kepala tegang otot kronis.

2.2 Penyebab Tension Headache

Penyebab dari nyeri kepala tegang otot ini masih belum diketahui. Diduga dapat
disebabakan oleh faktor psikis maupun fakor fisik. Secara psikis, nyeri kepala ini
dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap stress, kecemasan, depresi maupun konflik
emosional. Sedangkan secara fisik, posisi kepala yang menetap yang mengakibatkan
kontraksi otot-otot kepala dan leher dalam jangka waktu lama, tidur yang kurang,
kesalahan dalam posisi tidur dan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala
tegang otot ini. Selain itu, posisi tertentu yang menyebabkan kontraksi otot kepala dan
leher yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
peningkatan fungsi mata dalam jangka waktu lama misalnya membaca dapat pula
menimbulkan nyeri kepala jenis ini.

Selain penyebab tersebut di atas, ada pula beberapa pemicu yang dapat
menyebabkan timbulnya nyeri kepala jenis ini, antara lain konsumsi coklat, keju dan
penyedap masakan (MSG). orang yang terbiasa minum kopi juga akan mengalami
sakit kepala bila yang bersangkutan lupa untuk minum kopi. Jika nyeri kepala tegang
otot ini akibat pengaruh psikis maka biasanya akan menghilang setelah masa stress
berlalu.

7
2.3 Tanda klinis Tension Headache

1. Nyeri kepala yang menekan,mengikat,dan tidak berdenyut


2. Tidak dipengaruhi atau diperburuk oleh aktifitas fisik
3. Intensitas bersifat ringan
4. Tidak dipengaruhi mual
5. Fotofobia (takut cahaya)
6. Fonofobia (takut suara keras)
7. Malas makan
8. Sulit untuk tidur/insomnia
9. Kesulitan untuk fokus

2.4 Perjalanan penyakit Tension Headache

Beberapa teori yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala terus berkembang


hingga sekarang. Seperti, teori vasodilatasi kranial, aktivasi trigeminal perifer,
lokalisasi dan fisiologi second order trigeminovascular neurons, cortical spreading
depression, aktivasi rostral brainstem.

Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement


maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor pada struktur
peka nyeri di kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas
tentorium serebelli dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada
daerah didepan batas garis vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan
melewati puncak kepala (daerah frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini
ditransmisi oleh saraf trigeminus.

Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri dibawah


tentorium (pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan
cabang-cabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri pada daerah dibelakang
garis tersebut, yaitu daerah oksipital, suboksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri
ini ditransmisi oleh saraf kranial IX, X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan tetapi
kadang-kadang bisa juga radiks servikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan

8
menjalarkan nyerinya ke frontal dan mata pada sisi ipsilateral. Telah dibuktikan
adanya hubungan erat antara inti trigeminus dengan radiks dorsalis segmen servikal
atas. Trigemino cervical reflex dapat dibuktikan dengan cara stimulasi n.supraorbitalis
dan direkam dengan cara pemasangan elektrode pada otot sternokleidomastoideus.
Input eksteroseptif dan nosiseptif dari trigemino-cervical reflex ditransmisikan
melalui polysinaptic route, termasuk spinal trigeminal nuklei dan mencapai servikal
motorneuron. Dengan adanya hubungan ini jelaslah bahwa nyeri didaerah leher dapat
dirasakan atau diteruskan kearah kepala dan sebaliknya.

Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini
adalahkontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara
lain m. splenius capitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m.
trapezius, m. cervicalis posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan
bahwa para penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah
dan kepala yang lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih
mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu
oleh posisi tubuh yang dipertahankan lama sehingga menyebabkan ketegangan pada
otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada juga yang mengatakan bahwa pasien dengan
sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau terjadi
peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot.

Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi
otot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
sehingga aliran darah berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan
menumpuknya hasil metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.

Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat
perubahan dari zat kimia tertentu di otak – serotonin, endorphin, dan beberapa zat
kimia lain – yang membantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan

9
biokimia yang berhubungan dengan migren. Meskipun belum diketahui bagaimana
zat-zat kimia ini berfluktuasi, ada anggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri
terhadap otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi,
ketegangan otot di leher dan kulit kepala bisa menyebabkan sakit kepala pada orang
dengan gangguan zat kimia.

2.5 Komplikasi / Prognosa Tension Headache

Nyeri kepala tegang otot ini pada kondisi tertentu dapat menyebabkan nyeri yang
menyakitkan, tetapi tidak membahayakan. Nyeri ini dapat sembuh dengan perawatan
ataupun dengan menyelesaikan masalah yang menjadi latar belakangnya jika
merupakan nyeri kepala tegang otot yang timbul akibat pengaruh psikis. Nyeri kepala
ini dapat sembuh dengan terapi obat berupa analgetik. Nyeri kepala tipe tegang ini
biasanya mudah diobati sendiri. Dengan pengobatan, relaksasi, perubahan pola hidup,
dan terapi lain, lebih dari 90% pasien sembuh dengan baik.

2.6 Tindakan akupunktur pada Tension Headache

Rangsangan dari penusukan jarum akupunktur akan diteruskan ke Peri


Aqueductal Grey matter di otak tengah, kemudian melalui jalur nucleus raphe magnus
yang bersifat serotoninergik merangsang stalked cell mengeluarkan enkafalin yang
akan menghambat substansia gelatinosa untuk menyalurkan hantaran nyeri. Nucleus
paragigantocellularis di medula oblongata yang bersifat noradrenergik melalui locus

10
cereleus menghambat nyeri. Penjaruman juga akan mengaktifkan nucleus arcuatus di
hipotalamus sehingga melepaskan betaendorfin yang akan menghambat impuls nyeri
melalui jalur periaqueductal grey, selain itu beta-endorfin juga masuk sirkulasi darah
dan cairan serebrospinal sehingga menyebabkan analgesia fisiologik. Sel marginal
akan memberi cabang ke subnucleus reticularis dorsalisdi medula oblongata, yang
akan menghambat impuls nyeri

Terapi akupunktur akan menstimulasi serabut-A akan mengakibatkan modulasi


sensori pada bagian ujung dorsal di tingkat segmental yang saling terkait melalui
pelepasan met-enkefalin. Pemberian stimulus nyeri seperti jarum terhadap kontrol
inhibitor nyeri yang difus akan mengakibatkan efek analgetik yang sifatnya
heterosegmental. Jalur spinotalamus dan spinoretikular juga distimulasi pada bagian
ujung dorsal melalui otak bagian tengah, bersinap di dalam periquaduktal abu-abu,
selanjutnya menstimulasi serabut inhibitor desenden yang mempengaruhi proses
aferen. Efek analgetik heterosgmental (pada masingmasing tingkatan di seluruh tubuh)
dapat dicapai. Noradrenalin dan serotonin merupakan neurotransmitter kunci yang
bertanggung jawab terhadap modulasi nyeri. Adanya pelepasan zat enkefalin, dinorfin
dan beta-endorfin, yang memberikan stimulus reseptor opioid. Regulasi produksi
opioid endogen terhadap pengalaman sensasi perasaan nyaman dapat menciptakan
suatu mekanisme untuk menghasilkan efek yang terus-menerus atau secara permanen.

Titik -titik akupunktur yang dipakai untuk tension headache antara lain

1. Shugu BL 65 lokasinya pada posterior inferior dari kapitulum metatarsalia V,pada


batas warna kulit terang dan gelap,berfungsi untuk sakit kepala dan kekakuan leher
2. Shenting GV 24 lokasinya 0,5 cun dorsal batas ventral rambut,pada garis sagitalis
medialis, berfungsi untuk insomnia
3. Touwei ST 8 lokasinya pada sudut garis rambut,sisi temporal dari kening atau 0,5
cun dari batas rambut. Fungsinya untuk nyeri kepala sebelah
4. Zhizheng SI 7 lokasinya pada garis penghubung yanggu dan xiaohai 5 cun
proximal dari yanggu,fungsinya untuk sakit kepala
5. Houxi SI 3 lokasinya pada lekuk dibatas kulit terang dan gelap,proximal dari caput
os metacarpofalangeal V, fungsinya untuk nyeri dan kekakuan leher,sakit kepala

11
6. Yamen GV 15 lokasinya 0,5 cun kranial batas dorsal rambut pada celah antara
prosessus spinosus servikalis I dan II,fungsinya untuk sakit kepala
oksipital,pening,dan kaku pada leher.
7. Taichong LR 3 lokasinya pada lekuk distal dari pertemuan basis os metatarsal I dan
II,fungsinya untuk sakit kepala,pening,vertigo,dan insomnia
8. Yintang EX-HN 3 lokasinya pada bagian pangkal hidung,pertengahan antara kedua
alis mata, fungsinya untuk gangguan kepala,vertigo,dan insomnia

2.7 Penjelasan AFA

Sakit kepala yang utama dipicu oleh stres yang disebut dengan sakit kepala
tegang atau tension type headache (TTH). Faktor pemicu lain adalah kurangnya
istirahat, kelelahan, postur tubuh yang buruk, gangguan kecemasan, perut dalam
keadaan lapar, dan kadar rendahnya zat besi. Biasanya, pengidap sakit kepala jenis ini
akan merasakan nyeri dan tekanan di bagian belakang kepala, kanan dan kiri dahi,
leher, dan belakang bola mata.

Ketika stres melanda, tubuh membaca stres yang kamu alami sebagai sebuah
ancaman. Dalam kondisi ini, tubuh akan melepaskan sekelompok hormon stres seperti
adrenalin, norepinefrin, dan kortisol dalam jumlah banyak sebagai cara untuk

12
melindungi diri. Hormon-hormon tersebut bekerja untuk mematikan fungsi-fungsi
tubuh yang sedang tidak diperlukan.

Di saat yang sama, hormon adrenalin dan kortisol menyebabkan peningkatan


detak jantung dan pelebaran pembuluh darah untuk mengalirkan darah ke
bagian-bagian tubuh yang berguna untuk merespon secara fisik, seperti kaki dan
tangan.

Karena jantung memusatkan aliran darahnya ke bagian bawah tubuh, otak jadi
tidak mendapatkan asupan darah beroksigen yang cukup. Akibatnya fungsi orang
menurun. Inilah yang menjadi penyebab kenapa banyak orang mengalami sakit kepala
tegang saat stres.Stres juga merupakan salah satu penyebab dari sulit tidur /
insomnia,sehingga penyakit tension headache juga akan mengalami insomnia atau
sulit tidur.

Pada akupunktur terdapat 3 komponen penting dalam penyembuhan akupunktur


salah satunya endokrin. ketiga komponen ini mampu membuat syaraf - syaraf dalam
tubuh bekerja sehingga penusukkan titik akupunktur pada bagian kepala terutama
mampu menyembuhkan penyakit ini. Karena dengan penusukan ini mampu
menyeimbangkan sistem dalam tubuh dan menormalkan hormon dalam tubuh
sehingga stress dapat menurun.

Selain 3 komponen penting dalam penyembuhan akupunktur titik akupunktur


sendiri tidak memiliki struktur anatomis yang berbeda dengan jaringan sekitarnya,
pada sebagian besar titik akupunktur terdapat banyak ujung-ujung serabut syaraf
nociceptive reseptor dan mikrovascular,penelitian dengan kedokteran nuklir
membuktikan bahwa injeksi teknetium perteknetat pada titik akupunktur dapat
menunjukkan migrasi isotop melalui jalur tertentu (meridian). pada titik akupunktur
memiliki sifat kelistrikan yang berbeda dengan jaringan sekitarnya. Ditemukan
partikel Fe pada titik akupunktur dan bersifat magnetozoma

13
Titik titik akupunktur yang dipakai pada pasien tension headache adalah titik titik
yang berhubungan untuk menghilangkan stress,menghilangkan insomnia,nyeri pada
bagian leher,dan juga menghilangkan pusing atau sakit kepala

BAB III

14
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tension Type Headache merupakan salah satu jenis sensasi nyeri pada daerah
kepala akibat kontraksi terus menerus otot- otot kepala dan tengkuk (M. splenius
kapitis, M. temporalis, M. maseter, M. sternokleidomastoid, M. trapezius, M.
servikalis posterior, dan M. levator skapula). TTH disebabkan oleh kontraksi terus
menerus otot pada bahu, leher, kulit kepala, dan rahang.

Hal ini berhubungan dengan stress, depresi, atau cemas, kerja berlebihan, tidak
mendapatkan tidur yang cukup, terlambat makan, dan penggunaan alcohol serta
obat-obatan juga dpaat memicu keluhan ini. Adapun penyebab yang paling umum yaitu
aktivitas yang menyebabkan kepala tertahan pada satu posisi dalam waktu yang lama
seperti mengetik atau pekerjaan komputer lainnya, dan menggunakan mikroskop,
posisi tidur yang buruk, serta pekerjaan yang berlebihan. Titik akupunktur yang dipakai
salah satunya adalah Shugu BL 65 lokasinya pada posterior inferior dari kapitulum
metatarsalia V,pada batas warna kulit terang dan gelap,berfungsi untuk sakit kepala
dan kekakuan leher

Titik akupunktur yang digunakan pada tension headache dapat menyembuhkan


karena titik titik tersebut dapat menghilangkan stress dan menghilangkan insomnia
dan akhirnya dapat meringankan tension headache.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-1_Tensi
on-Headache.pdf

Anurogo, Dito. "Tension type headache." CDK-214 41.3 (2014): 186-191.

Anurogo, D. (2014). Tension type headache. CDK-214, 41(3), 186-191

ANUROGO, Dito. Tension type headache. CDK-214, 2014, 41.3: 186-191.

Linde, Klaus, et al. "Acupuncture for the prevention of tension‐type


headache." Cochrane Database of Systematic Reviews 4 (2016).

Linde, K., Allais, G., Brinkhaus, B., Fei, Y., Mehring, M., Shin, B. C., ... & White, A.
R. (2016). Acupuncture for the prevention of tension‐type headache. Cochrane
Database of Systematic Reviews, (4).

LINDE, Klaus, et al. Acupuncture for the prevention of tension‐type


headache. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2016, 4.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2190284/

Syafria, Rizky. "Karakteristik Derajat Anger, Derajat Stress Emosional dan Kualitas
Tidur pada Penderita Migren dan Tension-Type Headache." (2019).

Syafria, R. (2019). Karakteristik Derajat Anger, Derajat Stress Emosional dan


Kualitas Tidur pada Penderita Migren dan Tension-Type Headache.

SYAFRIA, Rizky. Karakteristik Derajat Anger, Derajat Stress Emosional dan


Kualitas Tidur pada Penderita Migren dan Tension-Type Headache. 2019.

https://www.halodoc.com/stres-sebabkan-sakit-kepala-tegang

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016

koosnadi saputra,2017.akupunktur indonesia:eirlangga university press

Mathew, Paul, and B. Lee Peterlin. "Tension-type headache." Clinician's Guide to


Chronic Headache and Facial Pain. CRC Press, 2016. 30-44.

16
Mathew, P., & Peterlin, B. L. (2016). Tension-type headache. In Clinician's Guide to
Chronic Headache and Facial Pain (pp. 30-44). CRC Press.

MATHEW, Paul; PETERLIN, B. Lee. Tension-type headache. In: Clinician's Guide


to Chronic Headache and Facial Pain. CRC Press, 2016. p. 30-44.

Waldie, Karen, et al. "Tension-type headache: A life-course review." (2015).

Waldie, K., Buckley, J., Bull, P. N., & Poulton, R. (2015). Tension-type

WALDIE, Karen, et al. Tension-type headache: A life-course review. 2015.

17

Anda mungkin juga menyukai