Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

SAKIT KEPALA, NYERI EPIGESTRIUM DAN


PENGLIHATAN KABUR

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Andini (PO.71.24.1.18.002)
2. Deska Lorensia (PO.71.24.1.18.009)
3. Marini Manly Karua (PO.71.24.1.18.023)
4. Risnanda Utami (PO.71.24.1.18.031)

Tingkat : II Reguler A
Dosen Pembimbing : Aprilina, SST., M.Keb

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Asuhan
Kebidanan Nifas, dengan judul “Sakit kepala, nyeri epigastrik dan rabun jauh”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikianlah makalah yang kami susun, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Palembang, 13 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................
i
Daftar Isi..............................................................................................................................
ii

i
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1
A. Latar Belakang..........................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
2
C. Tujuan........................................................................................................................

2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
3
A. Sakit kepala ..............................................................................................................
3
B. Nyeri Epgastrium......................................................................................................
4
C. Penglihatan Kabur.....................................................................................................
5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
9
A. Kesimpulan...............................................................................................................

9
B. Saran..........................................................................................................................

9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komplikasi pada masa nifas biasanya jarang ditemukan selama pasien
mendapat asuhan yang berkualitas, mulai dari masa kehamilan sampai dengan
persalinannya. Jika pasien sering bertatap muka dengan bidan melalui
pemeriksaan antenatal maka bidan mempunyai lebih banyak kesempatan
untuk melakukan penapisan terhadap berbagai kemungkinan komplikasi yang
mungkin mucul pada masa in partu dan nifas. Komplikasi masa nifas adalah
keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-
kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan (Sulistyawati, 2009).
Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai chephadilalgia atau
dilapangan chephalgia adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam
kepala, kadang sakit di belakang leher atau punggung bagian atas atas disebut
juga sebagai sakit kepala. Jenis penyakit ini termasuk dalam keluhan-keluahan
penyakit yang sering diutarakan. Sakit kepala adalah masalah universal,
dengan prevalensi hampir 90% dan merupakan alasan paling umum untuk
rujukan neurologis.Nyeri kepala pada saat nias dapat merupakan gejala
preeklamsia, jika tidak dapat diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat
disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir
pada penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti
jantung, paru dan lain-lain. Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda
hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya
terjadi pada. triwulan ke-3 kehamilan. Sedangkan eklampsia merupakan
penyakit lanjutan preeklamsia, yakni gejala di atas ditambah tanda gangguan
saraf pusat, yakni terjadinya kejang hingga koma, nyeri frontal, gangguan
penglihatan, mual hebat, nyeri epigastrium, dan hiperrefleksia.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang

1
mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan
kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) , berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda
yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.
Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan
di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh
darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala
yang hebat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian sakit kepala, nyeri epigestrim dan rabun jauh?
2. Apa saja tanda dan gejala dari sakit kepala, nyeri epigestrim dan rabun
jauh?
3. Apa saja hal-hal yang perlu dilakukan untuk penanganan sakit kepala,

nyeri epigestrim dan rabun jauh?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian sakit kepala, nyeri epigestrim, dan rabun

jauh.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari sakit kepala, nyeri epigestrim

dan rabun jauh


3. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk penanganan
sakit kepala, nyeri epigestrim dan rabun jauh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sakit kepala
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika
tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan
kematian.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
1.Sakit kepala hebat

2
2. Sakit kepala yang menetap
3.Tidak hilang dengan istirahat
4.Depresi post partum
Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya
resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan
kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.
Gejala :
1. Tekanan darah naik atau turun 8. Kesepian yang tidak dapat
2. Lemah digambarkan; merasa bahwa
3. Anemia tidak seorang pun mengerti
4. Napas pendek atau cepat 9. Serangan cemas
5. Nafsu makan turun 10. Merasa takut
6. Kemampuan berkonsentrasi 11. Berpikir obsesif
kurang 12. Hilangnya rasa takut
7. Tujuan dan minat terdahulu 13. Control terhadap emosi hilang
hilang; merasa kosong 14. Berpikir tentang kematin

Penanganan
1. Informed consent
2. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga.
3. Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari
4. Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik
5. Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6. Ukur keseimbangan cairan
7. Persiapan rujukan
8. Periksa Hb
9. Periksa protein urine
10. Observasi tanda-tanda vital
11. Lebih banyak istirahat

B. Nyeri epigastrium
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat
disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir

3
pada penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti
jantung, paru dan lain-lain.
Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-
3 kehamilan. Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan preeklamsia,
yakni gejala di atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya
kejang hingga koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri
epigastrium, dan hiperrefleksia. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu
daripada tanda-tanda lain karena terjadi reimplantasi amnion ke dinding
rahim pada trimester ke-3 kehamilan. Pada keadaan ibu yang tidak sehat atau
asupan nutrisi yang kurang, reimplantasi tidak terjadi secara optimal sehingga
menyebabkan blokade pembuluh darah setempat dan menimbulkan hipertensi.
Diagnosis hipertensi dapat dibuat jika kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg
atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan atau mencapai 140 mmHg
atau lebih, dan tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau
menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan tekanan darah ini dilakukan minimal
2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Edema ialah
penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan, dan muka. Kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Edema juga
terjadi karena proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang
melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif
menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1g/liter atau lebih dalam air kencing yang
dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali
dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada
hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda
yang cukup serius.
Tanda dan Gejala
1. Kira-kira 90 persen pasien terdapat lelah,
2. 65 persen dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah
3. 31 persen dengan sakit kepala.
Penanganan :
1. Informed consent
2. Mengobservasi TTV

4
3. Persiapan rujukan
4. Pemeriksaan darah rutin
5. Tes fungsi hati.
6. Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia),
7. Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan
infus 2 g per jam.
8. Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v.
9. Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas
160/110 mmHg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis inisial
5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai atau
kombinasi nifedipin dan MgSO4.

C. Penglihatan kabur
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan
kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) , berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-
tanda yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada
eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme
pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan
sakit kepala yang hebat.
Pada preeklamsia tampak edema retina, spasmus setempat atau
menyeluruh pada satu atau beberapa arteri. Skotoma, diplopia, dan ambliopia
pada penderita preeklamsia merupakan gejala yang menunjukkan akan
terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah
dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina. Perubahan pada
metabolisme air dan elektrolit menyebabkan terjadinya pergeseran cairan dari
ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini akan diikuti dengan
kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum dan sering bertambahnya
edema, menyebabkan volume darah berkurang, viskositas darah meningkat,
waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di
berbagai bagian tubuh berkurang, dengan akibat hipoksia. Elektrolit,
kristaloid, dan protein dalam serum tidak menunjukkan perubahan yang nyata
pada preeklamsia. Konsentrasi kalium, natrium, kalsium, dan klorida dalam
serum biasanya dalam batas-batas normal. Gula darah, bikarbonat dan pH pun

5
normal. Kadar kreatinin dan ureum pada preeklamsia tidak meningkat,
kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan
albumin globulin dan tekanan osmotic plasma menurun pada preeklamsia.
Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat dengan nyata dan
kadar tersebut lebih meningkat lagi pada preeklamsia.
Tanda dan Gejala :
1. Peningkatan tekanan darah yang cepat
2. Oliguria
3. Peningkatan jumlah proteinuri
4. Sakit kepala hebat dan persisten
5. Rasa mengantuk
6. Penglihatan kabur
7. Mual muntah
8. Nyeri epigastrium
9. Hiperfleksi
Faktor resiko :
1. Primigravida
2. Wanita gemuk
3. Wanita dengan hipertensi esensial
4. Wanita dengan kehamilan kembar
5. Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion
6. Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan
Sebelumnya
7. Riwayat keluarga eklamsi
Peran Bidan :
1. Mendeteksi terjadinya eklamsi
2. Mencegah terjadinya eklamsi
3. Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter
4. Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi
Penanganan :
1. Informed consent
2. Segera rawat
3. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya
4. Persiapan rujukan
5. Jika pasien tidak bernafas
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan oksigen
 Intubasi jika perlu
6. Jika pasien tidak sadar atau koma :
 Bebaskan jalan nafas
 Baringkan pada satu sisi
 Ukur suhu
 Jika pasien syok atasi dengan penanganan syok
 Jika ada perdarahan atasi penanganan perdarahan
7. Jika kejang :

6
 Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit
untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntah/darah
 Bebaskan jalan nafas
 Pasang spatula lidah untuk menghindari tergigitnya lidah

Wanita yang baru melahirakan sering mengeluh sakit kepala hebat atau
penglihatan kabur. Penanangan terhadap gangguan ini:
1. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah dan pernafasan
2. Jika ibu tidak bernafas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan
balon. Lakukan intubasi jika perlu, dan jika pernafasan dangkal periksa
dan beri jalan nafas beri oksigen 4-6 liter per menit.
Jika pasien tidak sadar/koma, bebaskan jalan nafas, baringkan miring, ukur
suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.
(sumber: Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Bahiyatun, S.Pd,
S.Si.T.2009.Jakarta:EGC)

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai chephadilalgia atau
dilapangan chephalgia adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di
dalam kepala, kadang sakit di belakang leher atau punggung bagian atas
atas disebut juga sebagai sakit kepala. Jenis penyakit ini termasuk dalam
keluhan-keluahan penyakit yang sering diutarakan. Nyeri kepala pada
saat nias dapat merupakan gejala preeklamsia, jika tidak dapat diatasi
dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut,
dapat disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa
khawatir pada penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam
dada seperti jantung, paru dan lain-lain. Preeklamsia ialah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul
karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan.
Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan preeklamsia, yakni
gejala di atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya
kejang hingga koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat,
nyeri epigastrium, dan hiperrefleksia.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang.

B. Saran
Kami penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

8
Daftar Pustaka

Bahiyatun .2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal .Jakarta:EGC

Nurjanah, Siti Nunung, et al. 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum.


Bandung: Refika Aditama.

Saifuddin, Abdul Bari. 2013. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sulistyawati, Ari.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.


Yogyakarta: Andi Offset.

9
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. “H”
DI KLINIK BERSALIN AS - SYIFA KEL. SEKIP KEC SEKIP JAYA
KOTA PALEMBANG TAHUN 2019

No.Medrec : 10.79.79.81
Waktu pengkajian : 11 November 2019, Pukul 20.00
Pengkajian oleh : Deska Lorensia

BIODATA
Nama Ibu : Ny “ H ” Nama Suami : Tn “A”
Umur : 27 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa: Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
Telp : 087832245176 Telp : 089834477788
Alamat : jl. Inspektur Yazid no. 4 rt.12 rw 05 Sekip Jaya

I. DATA SUBJEKTIF
C. Alasan Datang/Keluhan Utama
Ibu datang mengatakan habis melahirkan spontan 5 jam yang lalu, anak
pertama, dengan keluhan sakit kepala, peglihatan kabur dan nyeri pada
bagian perut sebelah kanan atas.
D. Riwayat Perkawinan
Kawin : Kawin
Umur waktu kawin : 25 tahun
Lamanya : 2 tahun
E. Riwayat Persalianan Sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Tanggal : 11 November 2019
Ketuban pecah : Di Pecahkan
Perenium : Episiotomi
Jenis kelamin : Perempuan ; PB : 50 cm; BB : 3000 gram
Plasenta : Lengkap; Panjang tali pusat :
Kala 1 : 50 cc
Kala II : 100 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 30 cc
Tindakan : Heting
Jumlah perdarahan : 280 cc
F. Riwayat KB
Pernah menjadi akseptor kb : Belum pernah
Jenis kb :-
Lamanya :-
Jika tidak ada alasannya : Karena ingin mempunyai anak
G. Riwayat Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga :Harmonis
Tanggapan ibu suami dan keluarga terhadap kelahiran bayi :Bahagia
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Musyawarah
Kebiasaan yang di lakukan dan mempengaruhi nifas : Tidak ada
H. Data Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi :
a. Pola Makan
- Pagi : Nasi 1 piring +Lauk(tahu/tempe)1 potong + Sayur
(bayam/katu/kangkung) 1 mangkuk + Buah
(Jeruk/pepaya)
- Siang : Nasi 1 piring +Lauk(tahu/tempe/ikan/ayam)1 potong
+ Sayur (bayam/katu/kangkung) 1 mangkuk + Buah
(Jeruk/pepaya)
- Malam : Nasi 1 piring +Lauk(tahu/tempe/ikan) 1 potong +
Sayur (bayam/katu/kangkung) 1 mangkuk + Buah
(Jeruk/pepaya)
b. Pola Minum
- Air putih : ± 8 gelas/hari
- Susu kedelai : 1 gelas/hari

2. Pola eliminasi .
 BAK : Belum bisa BAK 5 jam
 BAB : Belum
3. Pola istirahat/tidur : 1 jam
4. Aktivitas : Merawat bayi
5. Pola menyusui : Menyusui tanpa jadwal
 Kesulitan dalam menyusui : Asi belum keluar
 Rencana menyusui :Menyusui sendiri(asi eskelusif)
6. Personal hygiene :
 Mandi :1x
 Ganti Pembalut :1x
 Gosok Gigi :1x
I. Perawatan Bayi
Perawatan bayi : Sendiri
Perawatan tali pusat : Kasa steril

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik TB : 160 cm
Kesadaran : Compos mentis BB : 55 kg
Tanda-tanda vital :
Nadi : 80x/m TD : 150/90mmHg
Suhu : 37o c RR : 20 x/m
B. Pemeriksaan fisik khusus
1. Inspeksi
Muka : Udem/Tidak,Pucat/Tidak,Cyanosis/Tidak.
Mata : Sclera :Ikterik/Tidak, Kongjutiva :Merah Muda /Pucat
Mulut : Bibir: Pucat/Tidak, Gigi : Caries,Berlobang/tidak
Leher : Pembesaran Kelenjar Tiroid/tidak, Pembesaran Vena
Jugularis/tidak
Payudara : Putting Susu Menonjol / Tidak, Lecet/Tidak,
Asi (+)(-),Kolostrum(-/+), Bengkak/Tidak,
Benjolan/Tidak.
Abdomen : Luka Bekas Oprasi, tidak ada
Ektermitas : Varises/Tidak, Oedem/Tidak,Tanda Homan’s
Genetalia : Lochea rubra
Perenium : Luka Episiotomi Keadaan Luka Jahitan baik
Anus : Haemoroid Ada/Tidak.
2. Palpasi
Kandung kemih : Penuh
Abdomen : Kontraksi uterus(baik), tfu(dua jari di bawah
pusat), konsistensi(keras)
Ektermitas : Tanda Homan’s(-)
3. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
Protein Urine: +1 Glukosa Urine: -
Hb : 12 %
 Pemeriksaan penunjang lainnya : Tidak dilakuakan

III. ANALISIS
Diagnosa: P1A0 pp 5 jam spontan dengan pre eklamsia ringan post partum

IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan keadaan umum ibu dengan tanda vital
Nadi : 80 x/m TD : 150/90mmHg
Suhu : 37o c RR : 20 x/m
2. Menjelaskan kepada ibu jika sedah dilakukan observasi tetesan infus RL
20 tetes permenit
3. Memberi tahu kepada ibu dan keluarga bahwa telah dilakukan kolaborasi
dengan dokter kandungan dalam pemberian obat oral, yaitu:
Supramox 3 x 500 gr, sudah diminum
Metilat 3 x 500 gr, sudah dimakan
Metronidazol 3 x 500 gr, sudah dimakan
Nifidipi 3 x 10 gr, sudah dimakan
4. Menjelaskan kepada ibu untuk istirahat dan tidur yang cukup
5. Mejelaskan kepada keluarga klien untuk selalu mendukung masa nifas ibu,
baik secara fisik atau mental
6. Menjelaskan kepada ibu untuk mengganti pembalut minimal 2 x sehari dan
luka ditutup dengan kasa steril

Anda mungkin juga menyukai