HEMIPARESE SINISTRA
ALIVIA AZIZIAH
18163053
HEMIPARESE SINISTRA
ALIVIA AZIZIAH
18163053
Puji Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan karunianya kepada saya Sehingga makalah “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Pasca
Stroke Hemiparese Sinistra” ini dapat selesai pada waktunya sesuai batas dan ketentuan
yang telah diatur oleh dosen mata kuliah sebagai mana mestinya.
tantangan dan hambatan namun dengan bantuan banyak individu hambatan tersebut
dapat dilewati. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
Penulis telah menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ditemukan dalam
proses penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis berharap kritik dari para pembaca
makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mendapatkan lebih banyak
pengetahuan.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................................1
B. Strok..........................................................................................................10
C. Problematik Fisioterapi.............................................................................14
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................32
B. Saran .........................................................................................................32
Daftar Pustaka.............................................................................................................34
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
fungsi pada tubuhnya masing – masing baik itu dikarenakan cedera secara langsung
maupun tidak, bahkan ada beberapa penyakit yang dapat menyerang seseorang
walaupun sedang tidak dalam beraktivitas, salah satu penyakit yang dapat
WHO (2015) menjelaskan bahwa stroke sebagai serangan akut mendadak dari
disfungsi otak yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih yang dikarenakanadanya
putusnya aliran pembuluh darah ke otak. Secara singkat diartikan sebagai penyakit
otak yang di sebabkan oleh terganggunya aliran darah keotak yang mengakibatkan
terjadinya obstruksi atau stroke iskemik dan menyebabkan pembuluh darah menjadi
pecah atau stroke hemoragik. Penyakit ini adalah masalah kesehatan global dengan
angka kejadian yang tinggi ada 0,2 hingga 2,5 per 1.000 penduduk setiap tahun.
Jumlah stroke iskemik kini menyumbang sekitar 87% dan stroke hemoragik 13%
secara simultan stroke menjadi masalah kesehatan yang penting, peningkatan kasus
1
munculnya stroke yaitu adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. menyebabkan
daerah tersebut mengalami penurunan karena tidak adanya aliran darah, sehingga
stroke juga akan menyebabkan gangguan pada komponen sensorik dan motorik.
stroke menunjukan bahwa sebagian besar berat badan mereka berada di sisi yang
lebih kuat (Asimetri) saat berdiri, yang dapat menyebabkan keterlambatan aktivitas
kekuatan otot, fleksibilitas pada jaringan lunak menurun, terganggunya gerakan dan
2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muh. Irfan dan Jemmi Susanti pada
tahun 2008 pada 9 orang pasien dengan kasus Pasca stroke. sehingga penulis
sesi dengan hasil adanya peningkatan keseimbangan berdiri pada pasien post stroke
sehingga penulis berminat untuk menjadikan kasus ini sebagai Karya Tulis Ilmiah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Otak
Otak adalah kata lain dari encephalon merupakan bagian intergral dari
system saraf pusat (Drake, 2012). Pada otak terdiri dari semua bagian yang
didalamnya termasuk dalam Sistem Saraf Pusat atau SSP yang berada di atas
Spinal Cord. Otak merupakan inti susunan saraf pusat dengan beberapa
pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup dari jaringan pembuluh darah, dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis sel otak termasuk sel saraf dan non
Cerebrum adalah suatu bagian terbesar dari otak. Terdapat 4 lobus yang
1) Frontal Lobe
Frontal Lobe atau lobus frontal adalah lobus paling depan dari otak dan
kemampuan untuk focus dalam menimbang baik atau buruk suatu prilaku
2) Parietal Lobe
4
Parietal Lobe atau lobus parietal terletak dibagian tengah atas otak atau
menerjemahkan informasi dari bagian otak lain adalah peran dari lobus
3) Temporal Lobe
Temporal Lobe atau lobus temporal adalah lobus yang terletak dibagian
4) Oxipital Lobe
Pada lobus ini merupakan suatu lobus yang letaknya berada dibagian
(Jones, 2011).
1 2
4
3
Keterangan:
1. Frontal Lobe
2. Parietal Lobe
3. Temporal Lobe
4. Oksipital Lobe
5
b. Otak kecil (Cerebelum)
Cerebrum. Pada otak ini terdapat dua belahan kecil yang masing –
masing belahananya terletak pada posterior pons valori dan pada inferior
6
Otak tengah adalah nama lain dari mesensefalon yang terletak
pada bagian depan dari otak kecil dan pons valori. Kemampuan
3) Pons Valori
Jembatan varol adalah nama lain dari pons varoli yang adalah
antara otak kecil bagian kanan dan kiri serta menjadi penghubung
4) Medulla Spinalis
7
Terdapat 31 pasang saraf pada medula spinalis. (Sugiritama et al.,
2015).
1
2
4 3
5
6
7
Keterangan :
1. Thalamus
2. Optic tract
3. Midbrain
4. Pons
5. Cranial nerves
6. Medula Oblongata
7. Spinal Cord
2. Sistem Vaskularisasi
Sepasang arteri vertebralis dan sepasang arteri karotis adalah dua pembuluh
darah arteri yang utama dalam mengalirkan darah keotak. Keempat arteri ini
pada permukaan inferior otak untuk membentuk circulus willisi. Arteri karotis
8
interna, arteri basilaris, arteri cerebri anterior, arteri communicans anterior, arteri
Sebagai salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia, otak memiliki
metabolisme yang paling aktif, walaupun berat otak hanya 2% sekitar dari tubuh
manusia namun otak memerlukan 20% oksigen yang diperlukan oleh tubuh serta
memerlukan setidaknya 17% dari curah jantung. Sirkulasi utama tersebut adalah
(1) sirkulasi arteri serebri anterior yang memberikan suplai pada sebagian besar
kortex serebri dan massa putih sub kartika, ganglis basalis dan kapsula interna.
Keterangan :
1. Frontral Lobe 9. Anterior Cerebral Artery
2. Optic Chiasma 10. Anterior Communicating Artery
3. Middle Cerebral Artery 11. Posterior Communicating Artery
4. Internal Carotid 12. Posterior Cerebral Artery
5. Pituitary Gland 13. Basilar Artery
6. Temporal Lobe 14. Vertebrl Artery
7. Pons 15. Cerebellum
8. Occipital Lobe
9
B. Stroke
1. Pengertian
terganggunya sistem fungsional dari otak baik secara sebagian bahkan maupun
secara menyeluruh yang biasa terjadi secara tiba – tiba dan bersifat akut,
biasanya stroke berlangsung lebih dari 1 hari atau 24 jam yang diakibatkan
adanya gangguan pada aliran darah dalam otak (Junaidi, 2011). Penyakit ini
biasanya penyebab dari penyakit ini ialah kurangnya aliran darah ke otak dan
Post Stroke merupakan fase yang di alami seseorang setelah serangan stroke
yang berdampak pada gangguan sensorik maupun motorik akibat dari gangguan
aliran darah yang mengalami cedera dan merusak system saraf otak yang
2. Etiologi
2015). Penyebab 80% dari cedera stroke terjadi sebagai akibat dari penyumbatan
arteri yang memasok otak dan 20% akibat dari pendarahan pada sistem
diabetes, dan tingginya kolestrol merupakan faktor resiko dari stroke. (Rehatta,
et al, 2019).
10
Berdasarkan WHO, stroke dibagi menjadi empat tipe berdasarkan kejadian
a. Stroke Primer, stroke ini biasanya terjadi pertama kali pada orang yang tidak
b. Stroke Ulang, stroke ini biasanya terjadi kepada seeorang yang telah
c. Stroke Non fatal, stroke ini adalah suatu kasus stroke yang biasanya ketika
seseorang terkena stroke ini, orang itu masih dapat mampu bertahan hidup
3. Patologi
Patologi dari stoke yaitu ketika otak tidak lagi mendapatkan oksigen dan sari
makanan yang memadai untuk dapat tetap bekerja sehingga otak memerlukan
pasokan oksigen dan aliran darah dalam 24 jam secara terus – menerus dan
apabila terjadinya gangguan pada aliran darah yang menyuplai oksigen yang
keotak tak tercukupi maka akan terjadinya kematian pada sel otak sehingga
darah yang mengarah ke otak, lebih tepatnya sekitar 85% peristiwa stroke
pembuluh darah dan oksigen serta nutrisi yang mengarah ke otak terputus total,
11
biasanya kejadian pecahnya pembuluh darah ini terjadi dikarenakan adanya
tekanan tinggi dari aliran darah atau hipertensi dan sobeknya aneurisma. (Irfan
4. Patofisiologi
Patofisiologi stroke yang penulis angkat yaitu patofisiologi dari stroke non
adanya sumbatan pada pembuluh darah yang mengarah keotak sehingga terjadi
diperlukan oleh otak agar dapat bekerja. Trombus adalah penyebab utama
dengan pembengkakan sel terutama pada jaringan glia dan berakibat terhadap
daerah iskemik.
Pada kasus stroke, ketika seseorang mengalami kondisi dimana seseorang itu
mengalami kelumpuhan secara tiba – tiba di salah satu sisi tubuh hingga tidak
dapat berdiri, pusing hingga pingsan, adanya mati rasa atau baal pada satu sisi
tubuh, tidak dapat berbicara dengan lancar ataupun sama sekali tidak dapat
miring ke kiri ataupun kanan, perasaan akan jatuh, mual hingga muntah, sakit
12
kepala, sulit bernapas, sulit memikirikan sesuatu atau mengingat dan
Pada penyakit stroke ini, gejala yang timbul biasanya muncul secara tiba –
tiba pada saat seseorang melakukan aktivitasnya ataupun pada saat santai dan
pada saat tidur atau bangan. Untuk gejala dari stroke ini muncul secara
akibatkan tidak adanya suplai oksigen dan nutrisi yang memadai. (Sugiritama et
al., 2015).
6. Klasifikasi Stroke
Stroke non hemoragik dan stroke hemoragik adalah 2 tipe dari penyakit
a. Stroke Hemoragik,
Sering terjadi diakibatkan oleh pembuluh darah yang pecah dan menekan
aliran darah disekitarnya dan bahkan masuk kedalan suatu daerah otak
(Pudiastuti, 2011).
keseluruhan aliran darah terhenti sehingga otak tidak menerima suplai yang
13
Terjadi gangguan fungsi lokal otak bergejala terjadi dalam waktu 24
jam ataupun kurang atau suatu serangan sementara, trombus atau emboli
Kondisi ini hampir setara dengan TIA, tapi dapat terjadi lebih lama
Kondisi ini adalah kondisi terburuk dalam penyakit stroke ini yaitu
dimana gangguan yang terjadi pada pasien sudah pada tahap permanen
sehingga kondisi ini tidak lagi tergantung pada baian otak mana yang
mengalami kerusakan.
C. Problematik Fisioterapi
1. Impairment
Namun pada Karya Tulis ini impairment yang akan penulis angkat yaitu
benar, ketidak mampuan dalam menyeimbangkan berat badan pada pada posisi
14
berdiri pada suatu titik tumpu yang dapat memungkinkan seseorang melakukan
suatu aktivitas secara baik dan efektif tanpa adanya rasa ingin jatuh atau rubuh.
gangguan pada salah satu daerah otak misalnya otak besar,otak kecil,maupun
batang otak. Penyebab gangguan keseimbangan yang terjadi memiliki ciri khas
yang berbeda pada tiap-tiap bagian otak misalnya gangguan pada persepsi
2. Functional Limmitation
sehingga pasien tidak mampu berdiri dengan bernah sehingga pasien tidak dapat
3. Participation Restriction
keseimbangan.
Intervensi terpilih yang akan penulis gunakan pada pasien stroke dengan
Relearning Progamme.
15
Motor Relearning Proggramme adalah sebuah metode berorientasi tugas
tugas, dengan focus pada peningkatan control motorik belajar kembali dari
fungsional dan identifikasi fungsi motor utama pasien. Tugas latihan apa pun
pasien tentang hal ini serta pastikan pasien melakukan latihan ini di sela
penting yang termasuk dalam tugas motorik, gerakan motorik saat pasien
dalam posisi tidur ke posisi posisi duduk disisi dari tempat tidur, posisi
berjalan, fungsi dari anggota gerak atas serta fungsi orofacial adalah hal yang
Motor Relearning Proggramme juga terdiri dari tujuh sesi yang mewakili
dikelompokan menjai : (1) fungsi ekstremitas atas, (2) fungsi orofasial, (3)
gerakan motoric saat dari tidur ke duduk di tepi tempat tidur, (4)
(7) berjalan.
16
1) Tahapan satu, pada tahapan satu kita perlu menganalisa Gerakan pasien
dan melakukan pengamatan secara terliti, dari hasil Analisa ini kita akan
abnormalitas
2) Tahapan dua, pada latihan dua sudah masuk pada tahap latihan yang
yang hilang dari pasien. Latihan yang di berikan disertai penjelasan dan
3) Tahapan tiga, pada tahapan ketika masih di mulai sama seperti tahapan
dua yaitu latihan Gerakan disertai penjelasan dari hasil identifikasi dari
balik verbal dan visual dari pasien dan bias juga di tambah dengan
Analisa apakah ada kemajuan dan telah tepat. Latihan terakhir di akhiri
17
BAB III
Adapun waktu pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan mulai tanggal 31 Mei
sampai dengan 26 Juni 2021 yang bertempat di RSUD. DR. Sam Ratulangi Tondano
1) Diagnosis Medis :
SNH
2) Catatan Klinis :
3) Obat – obatan :
Amlodhipine 10 ml
a. Anamnesis (Auto)
1) Identitas Pasien
Dengan hasil : (1) nama : Tn. S. L, (2) umur : 51 Tahun, (3) Jenis
2) Keluhan Utama
18
3) Riwayat Keluhan dan Terapi
Pada bulan Mei 2021, pasien merasakan pusing, mual dan muntah
sampai dirumah sakit pasien baru merasakan tangan dan kaki pasien sulit
pusing dan pasien merasa nyaman pada saat istrirahat. Pasien dirujuk
dari dokter saraf ke fisioterapi pada bulan pertengahan bulan mei 2020
Hipertensi.
tinggal pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Vital
Hasilnya yaitu : (1) tekanan darah; 120/80 mmHg, (2) denyut nadi;
2) Inspeksi
19
3) Palpasi
Teraba tidak ada bengkak, suhu lokal normal dan tidak ada spasme
otot.
a) Gerak Aktif :
b) Gerak Pasif
Gerakan pada semua regio anggota gerak atas dan anggota gerak
abduksi, adduksi terasa soft endfeel, fleksi elbow terasa soft endfeel,
ekstensi elbow terasa hard endfeel, palmar fleksi, dorso fleksi terasa
springy endfeel, fleksi hip terasa firm endfeel, ekstensi hip terasa
springy endfeel, fleksi knee terasa soft endfeel, dan ekstensi knee
bagian kiri dan anggota gerak bawah bagian kiri, serta tidak adanya
nyeri.
Hasil dari pemeriksaan ini yaitu (1) kognitif; kognitif pasien baik
20
sembuh. (3) interpersonal; pasien dapat berkomunikasi dengan baik
berpindah tempat.
c. Pemeriksaan Spesifik
(MMT)
Hip : Fleksor 3 5
Ekstensor 3 5
Abduktor 3 5
Adduktor 3 5
Knee : Fleksor 3 5
Ekstensor 3 5
Ankle : Plantar 3 5
Dorso 3 5
Shoulder : Fleksor 4 5
Ekstensor 4 5
Abduktor 4 5
Adduktor 4 5
Elbow : Flexor 4 5
Ekstensor 4 5
Wrist : Palmar 4 5
Dorso 4 5
21
2) Pemeriksaan Keseimbangan (Berg Balance Scale)
tingkat terendah dan fungsi "4" tingkat tertinggi fungsi. Jumlah Skor =
28. Interpretasi : (1) 21-28 = Resiko Jatuh Rendah, (2) 11-20 = Resiko
Pemeriksaan BBS 1
22
Dapat berdiri selama 30 detik tanpa penyangga 1
setelah mencoba beberapa kali
Pemeriksaan BBS 2
Pemeriksaan BBS 3
23
menggunakan tangan
Pemeriksaan BBS 4
Bagian 5 : Transfer
Pemeriksaan BBS 5
Pemeriksaan BBS 6
24
Bagian 7 : Berdiri tidak tersangga dengan kaki rapat
belas detik
Pemeriksaan BBS 7
Pemeriksaan BBS 8
25
Bagian 9 : Mengambil objek dari lantai dari posisi berdiri
Pemeriksaan BBS 9
Hanya dapat
seimbang
menoleh ke samping secara 2
Pemeriksaan BBS 10
26
360° dari arah kiri dan kanan
Pemeriksaan BBS 11
Pemeriksaan BBS 12
27
depan kaki yang lain.
Pemeriksaan BBS 13
Pemeriksaan BBS 14
28
Keterangan : Skor total : 20 skor dengan interpretasi resiko jatuh
menengah
3) Pemeriksaan Koordinasi
tungkai kanan : pasien mampu melakukann dengan tepat, (2) tungkai kiri
1. Problematik Fisioterapi
a. Impariment
b. Functional Limitation
berpindah tempat.
c. Participant Restriction
2. Program FIsioterapi
a. Tujuan
29
Setelah dilakukannya beberapa pemeriksaan seperti yang telah
b. Prognosis
menentukan prognosis dari pasien yang pada saat ini dapat disimpulkan
c. Rencana Evaluasi
Balance Scale
d. Edukasi / Homeprograme
yaitu pasien dianjurkan yaitu meminta pasien agar dapat melakukan latihan
yang sudah diajarkan oleh fisioterapis seperti latihan berdiri dari posis duduk
keluarga dirumah.
3. Pelaksanaan Fisioterapi
Adapun upaya yang akan pasien lakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai
30
menggunakan Motor Relearning Programe. Pemberian latihan ini di lakukan
al,2020).
a. Definisi
MRP adalah suatu latihan yang berorientasi pada tugas – tugas yang
sehari – hari.
b. Prosedur
4) Meningkatkan kompleksitas
31
Adapun hasil evaluasi yang telah penulis lakukan sebanyak enam kali terapi
Dengan adanya hasil evaluasi seperti ini, penulis berharap agar dapat
T1 T3 T6
8 Juni 2021 18 Juni 2021 28 Juni 2021
Berg Balance
20 22 22
Scale
Resiko jatuh Resiko jatuh Resiko jatuh
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
berharap agar pasien dapat terus melanjutkan terapi dengan menggunakan teknik
B. Saran
Kepada pasien agar tetap semangat dan bersabar dalam menjalani terapi dengan
rutin, walaupun pasien mungkin telah merasakan perubahan yang baik tapi pasien
harus hindari faktor – faktor yang dapat memperberat kondisi yang telah dialami
serta melakukan latihan – latihan dan saran yang telah di edukasikan oleh
fisioterapis.
Kepada pihak keluarga pasien disarankan agar dapat memberikan motivasi dan
semangat kepada pasien serta dapat mendampingi pasien dalam proses pemulihan.
diharapkan agar dapat memeriksakan diri atau orang lain kepada tenaga medis agar
segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi jika tidak mendapat
33
Kepada pembaca yang mungkin tertarik untuk melanjutkan studi kasus ini dan
Programme seperti yang dilakukan penulis dengan waktu yang lebih panjang
34
DAFTAR PUSTAKA
Drake, R.L., Vogi, W. & Mitchell, A.W.M. 2012. Gray’s Basic Anatomy. p.434- 437.
Elsevier, Churchill Livingstone. Philadelphia.
Drake, R.L., Vogi, W. & Mitchell, A.W.M. 2015. Gray’s Anatomy For Student Flash
Card. 3rded.p.272-273. Elsevier, Churchill Livingstone. Philadelphia.
Gazbare, P., Mahajan, T., Palekar, T., Rathi, M., & Khandare, S. (2017). Comparison of
Motor Relearning Programme with Proprioceptive Neuromuscular Facilitation on
Upper Limb Function in Stroke Patients. International Journal of Scientific
Research and Education, Vol 5 No 5.
Irfan, M., & Susanti, J. 2010. Pengaruh penerapan Motor Relearning Programme (MRP)
Terhadap peningkatan keseimbangan berdiri pada pasien stroke hemiplegi. Jurnal
Fisioterapi Indonesia Vol. 8 No. 2, Oktober 2010, 188-122.
Sugiritama, W., tianing, N. w., wibawa, a., winaya, I. m. n., andayani, n. l. n., nyoman,
a. a., nugraha, m. h. s. (2015). Perbedaan Intervensi Pendekatan Metode Bobath
dengan Intervensi Konvensional terhadap Keseimbangan Berdiri Statis pada
35
Pasien Stroke. Laporan Penelitian: Bali Program Studi Fisioterapi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
36
Lampiran – lampiran
Dokumentasi
37