Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH

“TUMOR OTAK”

Dosen pengampu: Ns. Lestari Lorna Lolo, S.Kep.,M.Kep

OLEH:

RISMAWATI (12020008)
MABRUR ILIYYIN (12020011)
NURMALASARI (1202014)
RISKA AULIA (12020017)
YUNIAR PERAMA (12020021)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami masih bisa melaksanakan segala aktifitas tanpa
suatu halangan apapun. Dalam satu kesempatan ini kami selaku mahasiswa/i prodi S1
keperawatan ingin memaparkan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
berupa makalah yang berjudul “(Tumor Otak)”.
Makalah ini berisikan pendahuluan sekilas mengenai pengertian dari tumor otak
itu sendiri dan fenomena-fenomena yang berhubungan dengan tumor otak beserta data-
data yang cukup relevan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat banyak


kekurangan-kekurangan baik dari segi penggunaan kata dan bahasa yang belum
memenuhi kaidah yang tepat, maupun dari isi makalah ini sendiri. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan bantuan, kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak yang membaca makalah ini.

Sekali lagi penulis mengucapkan syukur kepada Ilahi Rabbi semoga ilmu yang
didapatkan mendatangkan makna dan manfaat dalam kehidupan. Penyusunan makalah ini
tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, walaupun makalah
ini belum sempurna tetapi saya merasa optimis terhadap hasil yang dicapai.

Palopo, oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi ......................................................................................................................... 3

B. Fisiologi ......................................................................................................................... 4

C. Pengertian Tumor Otak ...............................................................................................5

D. Etiologi ...........................................................................................................................6

E. Manifestasi Klinis.......................................................................................................... 7

F. Patofisiologi ................................................................................................................... 8

G. Pathway ..........................................................................................................................8

H. Komplikasi ...................................................................................................................10

I. Pemeriksaan Penunjang .............................................................................................11

J. Asuhan Keperawatan Teori Tumor Otak ................................................................ 13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian ...................................................................................................................13

B. Analisa Data ................................................................................................................ 17

C. Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 18

D. Asuhan Keperawatan ................................................................................................. 19

ii
E. Catatan Perkembangan ..............................................................................................23

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................................32

B. Saran ............................................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Proses Keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis
dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan
pasien / klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan
(evaluasi). Menurut Ali (1997) " (Susanti, 2017).

Sistem persarafan mengintergrasikan dan memantau aksi yang tak terbilang banyaknya
yang terjadi secara serentak di seluruh tubuh manusia. Karena itu, setiap tugas, tidak peduli
berapapun kecilnya yang dikerjakan oleh seseorang merupakan hasil langsung dari
komponen sistem saraf. Aksi-aksi ini dapat berada dalam kendali sadar, seperti menekan
tombol computer, atau dapat terjadi secara tidak sadar, seperti mencerna makanan,
melepaskan enzim dari pancreas, atau aksi sadar lainnya. (Pack, 2010).

Otak terletak di dalam rongga cranium tengkorak. Otak berkembang dari sebuah tabung
yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran : otak awal, yang disebut otak depan,
otak tengah dan otak belakang. (Pearce, 2011).

Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang (space
occupying lesion atau space taking lision) yang timbul didalam rongga tengkorak baik
didalam kompartemen supratentorial maupun intratentotrial. (Kusuma, 2015).

Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, di samping tumor
spinal dan tumor saraf perifer. Tumor otak ini dapat berupa tumor yang bersifat primer
ataupun yang merupakan metastasis dari tumor pada organ lainnya. (Hakim, 2005).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan?

2. Apa yang dimaksud dengan tumor otak?

3. Bagaimana asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien dengan tumor otak?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui mengenai tumor otak beserta askepnya.


2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat memahami anatomi dan fisiologis dari otak.

2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian tumor otak beserta apa saja etiologi,
manifestasi klinis dan komplikasi dari tumor otak.
3. Mahasiswa dapat memahami bagaimana proses patofisiologi dari tumor otak.

4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa saja pemeriksaan penunjang dari
tumor otak beserta askepnya.
BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi

Gambar 2.1 Lobus Pada Serebrum (Typoonline, 2018)

Gambar 2.2 Area Sensori Kortex Serebri (2011)


3
B. Fisiologi
Tiga rongga, yang disebut vesikula otak primer, terbentuk selama perkembangan
embrio otak. Ini adalah otak depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon), dan otak
belakang (rombensefalon). Selama perkembangan berikutnya, tiga vesikula otak primer
ini berkembang menjadi lima vesikula otak sekunder, yaitu :

1. Telensefalon yang menghasilkan serebrum (Otak besar yang mengandung korteks


serebrum, substansi putih, dan ganglia basal( fungsi motorik)).
2. Diensefalon yang menghasilkan thalamus, hipotalamus (koordinasi saraf otonom), dan
kelenjar pineal.
3. Mesensefalon menghasilkan bagian otak tengah dari batang otak.

4. Metensefalon menghasilkan bagian pons dari batang otak dan serebelum.

5. Mielensefalon menghasilkan bagian medulla oblongata dari batang otak.

Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia yang dibagi menjadi dua
belahan, yaitu hemisfer serebrum kiri dan kanan yang dipisahkan oleh fisura
longitudinalis cerebri yang keduanya masing-masing dihubungkan oleh korpus kolasum.
Hemisfer serebri dibagi atas lobus berdasarkan pada tulang di atasnya :

1. Lobus frontalis, berfungsi mengontrol emosi, kepribadian, penilaian, penaksiran,


tingkah laku yang dipelajari dan pengembangan pikiran.
2. Lobus parientalis, adalah area menerima input sensori mayor seperti nyeri, suhu,
sentuhan dan vibrasi serta posisi dari sisi kontralateral tubuh
3. Lobus oksipitalis, merupakan area visual primer yang menerima input dari sebagian
ipsilateral retina bagian temporal dan sebagian kontralateral retina bagian nasal dan
area visual sekunder yang memungkinkan kita bisa menginterpretasikan apa yang kita
lihat.
4. Lobus temporalis, berfungsi untuk menerima dan mengiterpretasi pendengaran,
pembau, rasa serta menerima dan menyimpan memori singkat, memberikan intergasi
audititory, penglihatan, memori masa lalu yang rinci, seni, musik dan rasa.
6

C. Pengertian Tumor Otak


Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang
ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh diotak, meningen dan
tengkorak (Sylvia.A. 1995:1030). Tumor
otak menyebabkan gangguan neurologis
progresif. Gangguan neurologis ini disebabkan
oleh adanya gangguan fokal oleh tumor dan
peningkatan TIK.
Gambar 2. 3 Tumor Otak (2013)

Tumor otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada otak. Banyak jenis tumor otak
yang berbeda-beda. Beberapa tumor otak bukan merupakan kanker (jinak) dan beberapa
tumor otak lainnya adalah kanker (ganas). Tumor otak dapat berasal dari otak (tumor
otak primer) atau kanker yang berasal dari bagian tubuh lain dan merambat ke otak
(tumor otak sekunder/ metastatik).

WHO membagi tumor otak primer berdasarkan asa sel tumor dan tingkat
keganasan tumor pada otak. Hingga saat ini terdapat sekitar 120 jenis tumor otak yang
telah diketahui. Namun, beberapa jenis tumor pada otak yang sering terjadi di antaranya :
1. Glioma, tumor yang tumbuh dan berkembang pada jaringan glia dan saraf tulang
belakang.
2. Meningioma, tumor yang menyerang jaringan selaput otak pada otak kecil dan otak
besar yang tidak bersifat kanker.
3. Adenoma pituitary, tumbuh dan berkembang pada permukaan kelenjar pituitary.

4. Tumor neuroma, tumor yang berasal dari pelindung serat saraf, baik didalam
tengkorak maupun pada tulang belakang.
5. Limfoma sistem saraf pusat, tumor yang terjadi pada sistem limfatik yang terdiri dari
nodus limfa. Sangat ganas dan merupakan manifestasi dari pertumbuhan tumor
lainnya pada otak.
6. Craniomapharyngioma, terjadi pada area otak yang berdekatan dengan mata atau
sekitar bagian bawah otak yang berdekatan dengan kelenjar pituitary.
7. Tumor kelenjar pineal, bermula pada kelenjar pineal yang berdekatan dengan pusat
otak.
8. Tumor metastasis (tumor otak sekunder)
7

D. Etiologi
Tidak ada factor etiologi yang jelas untuk tumor otak primer. Meskipun tipe sel
yang berkembang menjadi tumor bisa diidentifikasi namun mekanisme yang
menyebabkan sel bertindak abnormal tetap belum diketahui. Kecenderungan keluarga,
imunosupresi, dan fakto-faktor lingkungan sedang diteliti. Waktu puncak untuk kejadian
tumor otak adalah decade kelima dan ketujuh. Selain itu, pria terkena lebih seirng dari
pada wanita. Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, namun
ada beberapa factor yang perlu ditinjau (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015),
yaitu :

1. Herediter

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggotaanggota
sekeluarga. Dibawah 5% penderita glioma tuberose atau penyakit StrurgeWeber yang
dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan factor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk
memikirkan adanya factor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa sel embrional (Embryonic Cell Rest)

Ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh yang
menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu
dapat terjadi pada kraniofaringioma, terutama intracranial dan kordoma.
3. Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma.
4. Virus

Hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi karsinogenik
8

Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti


methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan
pada hewan.
6. Trauma kepala

Trauma kepala yang dapat menyebabkan hematoma sehingga mendesak massa


otak akhirnya terjadi tumor otak.

E. Manifestasi Klinis 1.Menurut lokasi tumor :

Otak manusia terbagi atas beberapa lobus yang memiliki fungsinya


masingmasing, apabila terdapat tumor di lobus tersebut maka akan mempengaruhi
fungsi pada bagian lobus yang terserang, diantaranya :
a. Lobus frontalis : gangguan mental/ gangguan kepribadian ringan : depresi,
bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argument / menilai benar atau tidak,
hemiparesis, ataksia dan gangguan bicara.
b. Korteks presentalis posterior : kelemahan / kelumpuhan pada otot-otot wajah,
lidah dan jari.
c. Lobus parasentralis : kelemahan apa ekstremitas bawah.

d. Lobus oksipital : kejang, gangguan penglihatan.

e. Lobus temporalis : tinnitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan


otot wajah.
f. Lonus parentalis : hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik,
gangguan penglihatan.
g. Cerebulum : papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia.

2.Tanda dan gejala umum :

Tanda dan gejala umum adalah tanda yang kebanyakan sering muncul pada
kasus tumor otak, yaitu :
a. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk dan membungkuk.
b.Kejang.
c. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra cranial : pandangan kabur, mual muntah,
penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
d. Perubahan kepribadian.

e. Gangguan memori dan alam perasa.

3.Trias klasik
9

Trias klasik adalah tanda atau ciri khas pada tumor otak, yang diantaranya :
a.Nyeri kepala
b. Papil eodema

c. Muntah

F. Patofisiologi
Tumor otak primer dianggap berasal dari sel atau koloni stem sel tunggal dengan
DNA abnormal. DNA abnormal menyebabkan pembelahan mitosis sel yang tidak
terkontrol. Sistem imun tidak mampu membatasi dan menghentikan aberrant,
pertumbuhan sel baru. Pada saat tumor meluas, kompresi dan infiltrasi menyebabkan
kematian jaringan otak. Tumor otak tidak hanya menyebabkan lesi pada otak, tetapi juga
menyebabkan edema otak. Tengkorak bersifat rigid dan hanya memiliki sedikit tempat
untuk ekspansi isinya. Jika perawatan tidak berhasil, tumor otak akan menyebabkan
peningkatan tekanan intracranial secara progresif yang akan menyebabkan displacement
struktur stem otak (herniasi). Tekanan pada stem otak menyebabkan kerusakan pusat vital
signs kritis yang mengontrol tekanan darah, nadi, dan respirasi yang akan memicu
kematian.

Glioma merupakan tipe tumor yang paling banyak, menginfiltrasi beberapa bagian
otak. Glikoma malignan neoplasma otak yang paling banyak terjadi, kurang lebih 45%
dari seluruh tumor otak. Glioma dibagi dalam beberapa derajat I hingga IV,
mengindikasikan derajat malignasi. Derajat tergantung pada densisitas seluler, mitosis sel,
dan penampakan. Biasanya tumor menyebar dengan menginfiltasi sekitar jaringan saraf
sehingga sulit diangkat secara total tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur vital.
10

G. Pathway

Pertumbuhan sel Tumor otak


otak abnormal

Obstruksi sirkulasi Penekanan jaringan Massa dalam otak


cairan serebrospinal otak terhadap bertambah
dari ventrikel lateral sirkulasi darah dan
ke sub arachnoid O2
Mengganggu
spesifik bagian otak
tempat tumor
Hidrochepalus Penurunan suplai O2
kejaringan otak
akibat obstruksi Timbul manifestasi
Kerusakan aliran klinik/ gejala local
sirkulasi otak
darah ke otak sesuai fokal tumor
11

(Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015)


12

H. Komplikasi
Menurut beberapa sumber salah satunya menurut Gingsberg (2008) komplikasi
yang dapat terjadi pada tumor otak antara lain :

1. Peningkatan tekanan intracranial

Peningkatan tekanan intracranial terjadi saat salah satu maupun semua factor
yang terdiri dari massa otak, aliran darah ke otak serta jumlah cairan serebrospinal
mengalami peningkatan. Peningkatan dari salah satu factor diatas akan memicu :
a.Edema serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebihan terakumulasi disekitar lesi sehingga
menambah efek massa yang mendesak.
b. Hidrosefalus

Hidrosefalus terjadi akibat peningkatan produksi CSS ataupun karena adanya


gangguan sirkulasi dan absorbs CSS. Pada tumor otak, massa tumor akan
mengobstruksi aliran CSS sehingga memicu terjadinya hidrosefalus.
c. Herniasi otak

Peningkatan tekanan intracranial dapat mengakibatkan herniasi sentra, unkus, dan


singuli. Herniasi serebellum akan menekan mesensefalon sehingga menyebabkan
hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga (okulomotor) (Fransisca,
20018).
2. Epilepsy

Epilepsi diakibatkan oleh adanya perangsangan atau gangguan di dalam


selaput otak (serebral cortex) yang disebabkan oleh adanya massa tumor (Yustinus,
2006).
3. Berkurangnya fungsi neurologis

Gejala berkurangnya fungsi neurologis karena hilangnya jaringan otak adalah


khas bagi suatu tumor ganas (Wim, 2002). Penurunan fungsi neurologis ini tergantung
pada bagian otak yang terkenan tumor.
4. Ensefalopati radiasi

5. Metastase ke tempat lain

6. Kematian
13

I. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan dan MRI

Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi


awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit
otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau
gejalagejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses
lainnya.

Gambar 2.4 Pemeriksaan CT Scan Pada Tumor Otak (Pearce, 2009)

Gambar 2.5 Hasil MRI Pada Tumor Otak (Pearce, 2009)

2. Foto polos dada

Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis


yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
14

Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).

Gambar 2.6 Pemeriksaan Lumbar Pungsi (Pearce, 2009)

4. Biopsi stereostatik

Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi serebral

Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.

Gambar 2.7 Hasil Pemeriksaan Angiografi Serebral Pada Tumor Otak (Pearce, 2009)

6.Elektroensefalogram (EEG)

Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
15

Gambar 2.8 Contoh Gambar EEG Pada Tumor Otak (Pearce, 2009)

J.Asuhan Keperawatan Teori Tumor Otak

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang menyeluruh dan akurat sangat penting dalam


merawat pasien yang memiliki masalah saraf. Perawat perlu waspada terhadap
berbagai perubahan yang kadang samar dalam kondisi pasien yang mungkin
menunjukkan perburukan kondisi.
2. Anamnesa

a. Data Demografi

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
dan penanggung biaya.
b. Keluhan utama

Biasanya klien mengeluh nyeri kepala yang hilang timbul dan durasinya makin
meningkat
c. Riwayat penyakit saat ini

Klien mengeluh nyeri kepala saat perubahan posisi dan dapat meningkat dengan
aktivitas, vertigo, muntah proyektil, perubahan mental seperti disorientasi, letargi,
papiledema, penurunan tingkat kesadaran, penurunan penglihatan atau
penglihatan double, ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia),
hilangnya ketajaman atau diplopia.
d. Riwayat penyakit dahulu

Klien pernah mengalami pembedahan kepala atau trauma kepala

e. Riwayat penyakit keluarga


16

Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan
tumor kepala.
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual

Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan


mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan
prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.

3. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )

Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik
umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a. Pernafasan B1 (Breath)

Adanya peningkatan irama pernafasan (pola napas tidak teratur) dan sesak napas
terjadi karena tumor mendesak otak sehingga hermiasi dan kompresi medulla
oblongata. Bentuk dada dan suara napas klien normal, tidak menunjukkan batuk,
adanya retraksi otot bantu napas, dan biasanya memerlukan alat bantu pernapasan
dengan kadar oksigen 2 LPM.
b. Kardiovaskular B2 (Blood)

Desak ruang intracranial akan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial


sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Selain itu terjadi
ketidakteraturan irama jantung (irreguler) dan bradikardi. Klien tidak
mengeluhkan nyeri dada, bunyi jantung normal, akral hangat, nadi bradikardi.
c. Persyarafan B3 (Brain)

1) Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau


diplopia.
2) Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal

3) Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus


frontal
17

4) Pengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau


anasthesia)

a) Afasia : Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan


ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata
komprehensif, maupun kombinasi dari keduanya.
b) Ekstremitas : Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak
seimbang, berkurangnya reflex tendon.
c) GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien,
(apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon
pasien terhadap rangsangan yang diberikan.

Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka


1– 6 tergantung responnya yaitu :

a) Eye (respon membuka mata)

• (4):Spontan

• (3):Dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

• (2):Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya


menekan kuku jari)
• (1): Tidak ada respon

b) Verbal (respon verbal)

• (5) : Orientasi baik

• (4) : Bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang)


disorientasi tempat dan waktu.
• (3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas,
namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
• (2) : Suara tanpa arti (mengerang)

• (1): Tidak ada respon

c) Motor (respon motorik)

• (6):Mengikuti perintah
18

• (5):Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat


diberi rangsang nyeri)
• (4):Withdraws (menghindar/menarik ekstremitas atau tubuh
menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
• (3):Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas
dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
• (2):Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi
tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang
nyeri).
• (1):Tidak ada respon

5) Berdasarkan Fokal

a) Tumor Lobus Frontalis

• Gangguan keperibadian dan mental seperti apatis,kesukaran dalam


pandangan ke depan, regresi dalam tingkah laku social
• Graps refleks (reflek memegang)

• Spasme tonik pada jari-jari kaki atau tangan

• Kejang fokal atau wajah

• Todd’s paralisis

• Afasia motorik

• Jika terjadi di traktus kortikospinalis :hemiparesis


sampai hemiplegia kontralateral lesi
• Sindrom foster kennedy

b) Tumor lobus temporalis

• Kejang parsial

• Movement motoric automatic

• Nyeri epigastrium
19

• Perasaan fluttering di epigastrik atau toraks

• Dejavu

c) Tumor lobus parietalis

• Astereognosis

• Antopognosis

• Hemianestesia

• Tidak dapat membedakan kanan taua kiri

• Loss of body image

d) Tumor lobus oksipitalis

• Gangguan yojana penglihatan

• Nyeri kepala di daerah oksipital

• Hemianopsia homonym

e) Tumor Serebellum

• Nyeri kepala, muntah ban pupil edema

• Ganguan gait dan gangguan koordinasi

• Bila berjalan kan jatuh ke sisi lesi

• Ataksia, tremor, nistagmus hipotonia

f)Tumor daerah thalamus

• Refleks babinsky positif, hemiparesis, hiperrefleks

• Tekanan intracranial yang tinggi

• Lama kelamaan bisa menjadi hidrosefalus

g)Tumor daerah pineal/epifise

• Tanda perinaud fenomena bell

• Fenomena puppenkoft

• Pupil argyl Robertson

• Pubertas prekoks

• Diabetes insipidus

h)Tumor batang otak


20

• Kesadaran menurun

• Gangguan N III

• Sindrom webber

• Sindrom benedict

• Sindrom claude

i)Tumor sudut sereblo pontin

• Gangguan pendengaran

• Vertigo

6) Berdasarkan PTIK

Nyeri kepala,kejang, gangguan mental, pembesaran kepala, papiledema,


sensasi abnormal di kepala, false localizing sign
d. Perkemihan B4 (Bladder)

Gangguan control sfinter urine, kebersihan bersih, bentuk alat kelamin normal,
uretra normal, produksi urin normal

e. Pencernaan B5 (Bowel)

Mual dan muntah terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial sehingga


menekan pusat muntah pada otak. Gejala mual dan muntah ini biasanya akan
diikuti dengan penurunan nafsu makan pada pasien. Kondisi mulut bersih dan
mukosa lembab

f. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)

Keterbatasan pergerakan anggota gerak karena kelemahan bahkan kelumpuhan.

Kemampuan pergerakan sendi bebas, kondisi tubuh kelelahan.

4. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan perembesan tumor: peningkatan tekanan


intrakranial.
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan medula oblongata.
21

c. Risiko ketidakefekifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan


tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.
d. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik.

e. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek


kemoterapi dan radioterapi.
f. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan sensorik dan motorik

g. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akibat tidak mampu


menggerakan leher.
5. Intervensi Keperawatan

Nyeri akut (00133) berhubungan dengan perembesan tumor: peningkatan tekanan


intrakranial.

Domain 12: Comfort

Class 1. Physical Comfort


NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan tindakan Pain Management (1400)
keperawatan selama 1x24 jam nyeri Mengurangi/menghilangkan faktor-faktor
yang dirasakan berkurang 1 atau dapat yang memimbulkan / meningkatkan
diadaptasi oleh klien dengan kriteria pengalaman nyeri
hasil :
Memilih dan mengimplementasikan satu
Klien mengungkapkan nyeri yang
jenis tindakan (farmakologi,
dirasakan berkurang atau dapat
nonfarmakologi, interpersonal) untuk
diadaptasi ditunjukkan penurunan
memfasilitasi pertolongan nyeri
skala nyeri. Skala = 2
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
22

Klien tidak merasa kesakitan. ketika memilih strategi pertolongan nyeri

Klien tidak gelisah Mendorong klien untuk menggunakan

Domain-Health Knowledge & pengobatan nyeri yang adekuat


Instruksikan pasien/keluarga untuk
Behaviour (IV)
melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri
Pain Control (1605) timbul.
Klien dapat mengenal onset nyeri Mengajarkan tehnik relaksasi dan metode
distraksi
Klien dapat menggambarkan faktor
Observasi adanya tanda-tanda nyeri non
penyebab
verbal seperti ekspresi wajah, gelisah,
Klien mengenal gejala yang
menangis/meringis, perubahan tanda vital.
berhubungan dengan nyeri (160509)
Kolaborasi: Analgesic Administration
Melaporkan kontrol nyeri (160511)
(2210)
Pain: Disruptive Effects (2101)
Menentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
Hubungan interpersonal tidak dan keparahan nyeri sebelum pengobatan
terganggu klien
Tindakan peran seperti semula Mengecek permintaan medis untuk obat,

Dapat melakukan ktivitas sehari-hari dosis, dan frekuensi dari analgesik yang
telah ditentukan (resep)
Aktivitas fisik tidak terganggu
Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan penekanan medula
oblongata.

Domain 4: Activity/Rest

Class 4. Cardiovascular/Pulmonary Responses


NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan tindakan Airway Management (3140)
keperawatan selama 1x24 jam pola Monitor status respirasi dan oksigenasi,
pernafasan kembali normal dengan yang tepat
kriteria Hasil : Pola nafas efekif Respiratory Management (3350)
GDA normal
Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
Tidak terjadi sianosis upaya pernafasan. Monitor pola pernapasan
Domain-Physiologic Health (II) Monitor tingkat saturasi oksigen dalam
23

Class-Cardiopulmonary (E) klien yang tenang

Respiratory Status (0415) Auskultasi suara napas, mencatat area

Respiraroty Rate normal penurunan ketiadaan ventilasi dan


keberadaan suara tambahan
Respiraory Rhytm normal

Kedalaman inspirasi normal

Saturasi oksigen normal

Tidak ada sianosis


Risiko ketidakefekifan perfusi jaringan serebral (00200) berhubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.

Domain 4: Activity/Rest

Class 4. Cardiovascular/Pulmonary Responses


NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan tindakan Intracranial Pressure (ICP) Monitoring
keperawatan selama 1x24 jam perfusi (2590)
jaringan klien membaik ditandai Monitor kualitas dan karakteristik dari
dengan tanda-tanda vital stabil dengan bentuk gelombang TIK
kriteria hasil : Monitor tekanan perfusi cerebral
Tekanan perfusi serebral >60mmHg, Monitor status neurologis
tekanan intrakranial <15mmHg,
Monitor TIK klien dan respon neurologis
tekanan arteri rata-rata 80-100mmHg
untuk merawat aktivitas dan stimuli
Menunjukkan tingkat kesadaran
lingkungan
normal
Monitor jumlah, kecepatan, dan
Orientasi pasien baik
karakteristik dari aliran cairan
RR 16-20x/menit serebrospinal (CSF)
Nyeri kepala berkurang atau tidak Memberikan agen farmakologi untuk
terjadi
menjaga TIK pada batas tertentu
Domain-Physiologic Health (II)
Memberi jarak waktu intervensi
Class-Cardiopulmonary (E)
keperawatan untuk meminimalkan PTIK
Perfusi Jaringan: Serebral (0406) Monitor secara berkala tanda dan gejala
Tekanan intracranial normal peningkatan TIK
24

Tekanan darah sistolik normal Kaji perubahan tingkat kesadaran, orientasi,

Tekanan darah diastolic normal memori, periksa nilai GCS

Mean Blood Pressure normal Kaji tanda vital dan bandingkan dengan

Sakit kepala hilang keadaan sebelumnya


Kaji fungsi autonom: jumlah dan pola
Tidak mengalami penurunan tingkat
pernapasan, ukuran dan reaksi pupil,
kesadaran
pergerakan otot
Tidak ada gangguan reflek neurologik
Kaji adanya nyeri kepala, mual, muntah,
papila edema, diplopia, kejang Ukur, cegah,
dan turunkan TIK
Pertahankan posisi dengan meninggikan
bagian kepala 15-300, hindari posisi
telungkup atau fleksi tungkai secara
berlebihan
Monitor analisa gas darah, pertahankan

PaCO2 35-45 mmHg, PaO2 >80mmHg

Kolaborasi dalam pemberian oksigen

Hindari faktor yang dapat meningkatkan


TIK
Istirahatkan pasien, hindari tindakan
keperawatan yang dapat mengganggu tidur
pasien
Berikan sedative atau analgetik dengan
kolaboratif.
Resiko cedera (00035) berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi
ortostatik.

Domain 11: Safety/Protection

Class 2. Physical Injury


NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan tindakan Fall Prevention (6490)
keperawatan selama 1x24 jam Identifikasi tingkah laku dan faktor yang
diagnosa tidak menjadi masalah actual
25

dengan kriteria hasil : berpengaruh pada risiko jatuh


Pasien dapat mengidentifikasikan Memberikan tanda untuk mengingatkan
klien untuk meminta tolong ketika pergi
kondisi-kondisi yang menyebabkan dari tempat tidur, yang tepat
vertigo Menggunakan teknik yang sesuai untuk
Pasien dapat menjelaskan metode mengantar klien ked an dari kursi roda,
pencegahan penurunan aliran darah di tempat tidur, toilet dan lainnya
otak tiba-tiba yang berhubungan Kaji tekanan darah pasien saat pasien
dengan ortostatik. mengadakan perubahan posisi tubuh.
Pasien dapat melaksanakan gerakan Diskusikan dengan klien tentang fisiologi
mengubah posisi dan mencegah drop hipotensi ortostatik.
tekanan di otak yang tiba-tiba. Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi
Menjelaskan beberapa episode vertigo hipotensi ortostatik
atau pusing. Untuk mengetahui pasien mengakami
Domain-Health Knowledge & hipotensi ortostatik ataukah tidak.

Behaviour (IV) Untuk menambah pengetahuan klien tentang


hipotensi ortostatik.
Class-Risk Control & Safety (T)
Melatih kemampuan klien dan memberikan
Falls Occurrence (1912)
rasa nyaman ketika mengalami hipotensi
Tidak terjadi jatuh ketika posisi ortostatik.
berdiri, berjalan, duduk dan ketika
tidur
Domain-Health Knowledge &

Behaviour (IV)

Class-Risk Control & Safety (T)

Physical Injury Severity (1913)

Cedera bedah kepala tidak ada

Gangguan mobilitas tidak ada

Penurunan tingkat kesadaran tidak


terjadi
Perdarahan tidak terjadi
26

Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan efek
kemoterapi dan radioterapi.

Domain 2: Nutrition

Class 1. Ingestion

NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan tindakan Nutrition Monitoring (1160)
keperawatan selama 1x24 Kaji tanda dan gejala kekurangan nutrisi:
jam kebutuhan nutrisi penurunan berat badan, tanda-tanda anemia,
klien dapat terpenuhi dengan tanda vital
adekuat dengan kriteria hasil: Monitor intake nutrisi pasien
Antropometri: berat badan tidak turun
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi
(stabil)
sering.
Biokimia: albumin normal dewasa
Timbang berat badan 3 hari sekali
(3,5-5,0) g/dl
Monitor hasil laboratorium: Hb, albumin
Hb normal (laki-laki 13,5-18 g/dl,
Kolaborasi dalam pemberian obat
perempuan 12-16 g/dl)
antiemetic
Clinis: tidak tampak kurus, terdapat
lipatan lemak, rambut tidak jarang dan
merah
Diet: klien menghabiskan porsi
makannya dan nafsu makan
bertambah

Nutritional Status (1004)

Intake nutrisi adekuat

Intake makanan adekuat

Intake cairan adekuat

Hidrasi
Gangguan mobilitas fisik (00085) berhubungan dengan gangguan sensorik dan motorik

Domain 4: Activity/Rest
27

Class 2. Activity/Exercise
NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam, gangguan Kaji fungsi motorik secara berkala
mobilitas dapat diminimalkan dengan
Menjaga pergelangan kaki 90 derajat
kriteria Hasil :
dengan papan kaki. Gunakan trochanter
Mempertahankan posisi fungsi yang
rolls sepanjang paha saat di ranjang
dibuktikan dengan tidak adanya Ukur dan pantau tekanan darah pada fase
akut atau hingga stabil. Ubah posisi
kontraktur. Foodtrop
secara perlahan
Meningkatkan kekuatan tidak
Inspeksi kulit setiap hari. Kaji terhadap
terpengaruh/ kompenssi bagian tubuh area yang tertekan dan memberikan
Menunjukan teknik eprilaku perawatan kulit secara teliti
yang meingkinkan dimulainya Membantu mendorong pulmonary
kembali kegiatan Mobility hygiene seperti napas dalam, batuk,
(0208) suction
Keseimbangan terjaga Kaji dari kemerahan, bengkak/ketegangan
Koordinasi terjaga otot jaringan betis

Bergerak dengan mudah


Gangguan rasa nyaman (00214) berhubungan dengan nyeri akibat tidak mampu
menggerakan leher.

Domain 12: Comfort

Class 1. Physical Comfort


NOC NIC
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam Kaji rentang gerak leher klien
memberikan kenyamanan gerak leher
Memberi helth education kepada pasien
pada klien dengan kriteria Hasil :
mengenai penurunan fungsi gerak leher
Klien dapat menggerakan leher secara
Kolaburasi dengan fisioterapi
normal
Klien dapat beraktifitas secara normal Mengetahui kemampuan gerak leher klien
Membantu pasien untuk dapat menerima
28

kondisi yang dialami


Terapi dapat membantu mengembalikan
gerak leher klien secara normal
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Ny. Cika Saraumpet Dengan Diagnosa Medis Tumor Otak Di
Ruang Anggrek

A.Pengkajian
1.Identitas

a.Identitas Pasien

Nama : Ny. Cika Saraumpet

Tanggal Lahir : Cianjur 28 Mei 1975

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Alamat : Jln. K.H Dewantara

Pekerjaan : PNS

Pendidikan Terakhir : S1

No.RM : 102709

Diagnosa Medis : Tumor Otak

Tanggal Masuk : 27 Oktober 2019 jam 08:00 WIB

Tanggal Pengkajian : 27 Oktober 2019 jam 09:00 WIB

b.Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. Usman Syarifudin

Tanggal Lahir : Garut 17 April 1970

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Alamat : Jln. K.H Dewantara

Pekerjaan : PNS

Pendidikan Terakhir : S2

Hubungan Dengan Klien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
14

a. Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri kepala

b. Keluhan Utama

Pada tgl 27 Oktober 2019 pukul 08:00 WIB pasien datang ke Rumah
Sakit diantar dengan suaminya, pasien mengeluh 3 bulan terakhir sering sakit
kepala, sakit kepala dirasa seperti dihantam oleh benda tumpul. Nyeri kepala
dirasakan diseluruh kepala dengan skala nyeri 5 dari 0-10. Nyeri dirasakan
setiap saat dan akan memburuk ketika bangun tidur ataupun membungkuk.
c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit ini, pasien pun


mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan ataupun menderita penyakit
kanker maupun TBC.
d. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit


yang serupa yaitu tumor otak ataupun penyakit parah yang lain seperti
sindrom Strurge-Webe, kanker ataupun TBC.
e. Genogram

Suami
50 Thn

Anak
17 Thn

= Meninggal pada usia 65 Tahun akibat serangan jantung

= Meninggal pada usia 40 Tahun akibat gagal ginjal


15

= Pasien berusia 45 tahun

= Tinggal serumah

3. Pengkajian Saat Ini

Tabel 2.1 Pengkajian Saat Ini

Pola Pengkajian Sebelum Sakit Selama Sakit

Pasien dapat bernafas Pasien mengatakan tidak ada


Pola Pernafasan dengan normal keluhan sesak nafas

Pasien makan 3x sehari 1 Pasien makan 1-2x sehari 1


porsi habis dan minum air porsi tidak habis dan
Pola Nutrisi
putih 5-8 gelas per hari minum air putih 4-7 gelas
per hari

BAB : 1 x sehari, lembek, BAB : 1x 3 hari, lembek


berbau dan berwarna kuning agak padat, berbau dan
kecoklatan berwarna kuning kecoklatan
Pola Eliminasi
BAK : 5-6x sehari, bau BAK : 5-6x sehari, bau khas,
khas, bening kekuningan, bening kekuningan, tidak
tidak berbusa berbusa

Pasien dapat bergerak dan Pergerakan dan


beraktivitas pada umumnya keseimbangan pasien
Pola Gerak dan tanpa dibantu sedikit terganggu karena
Keseimbangan sering mengeluh nyeri
kepala dan pandangan
kabur
16

Pasien dapat tidur 7-8 jam Pasien tidur 5-6 jam


Pola Istirahat dan perhari dengan nyenyak perhari dengan kualitas
Tidur tidur tidak nyenyak karena
sering nyeri kepala

Pasien mandi 2x sehari dan Pasien mandi 2x sehari,


Pola Personal rajin menggosok gigi kadang dibantu oleh suami
Hygiene maupun menggunting kuku
secara mandiri

Pasien beragama islam dan Pasien masih mampu untuk


sering melaksanakan ibadah beribadah namun dalam
Pola Spiritual sebanyak 5 waktu posisi duduk

Pasien tidak pernah merasa Pasien tampak lebih cemas


cemas mengenai penyakit dan takut teradap
penyakitnya, dan sering
Pola Persepsi Diri bertanya

Pasien dapat berkomunikasi Pasien sangat kooperatif


baik dengan semua anggota dengan tim kesehatan lain
Pola Peran keluarganya, lingkungan dan sering berkomunikasi
Hubungan rumah dan kerja baik dengan orang lain

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 100/80 mmHg RR : 20x/mnt

N : 60x/menit S : 37’C

BB : 50 kg TB :165 cm

5. Pemeriksaan Persistem

a. Sistem Integumen

Tidak ditemukannya luka ataupun memar pada kulit, turgor kulit sedang
dengan tekstur halus sedikit kering, peka terhadap sentuhan dan tidak
menampakan sianosis.
17

b. Sistem Neurologis

Tingkat kesadaran composmentis dengan GCS 15, tidak mengalami riwayat


trauma apapun, wajah dan leher tampak simetris.
c. Sistem Penglihatan

Tidak menggunakan alat bantu berupa kacamata, posisi mata simetris,


konjungtiva tampak merah muda dengan sclera putih, kornea jernih, pupil
isokor, pupil membesar saat diberi reflek cahaya, medan lapang pandang
sedikit menyempit, alis mata simetris, tidak pernah mederita penyakit mata
seperti katarak ataupun glikoma.
d. Sistem Saraf Pusat

Pasien mengalami kecemasan setelah tau penyakitnya, pernah sempat menarik


diri namun berkat dukungan keluarga koping stress pasien dapat teratasi,
mampu mengingat memori jangka panjang maupun pendek, psiko motor
ataksia.

e. Sistem Gastrointestinal

Mulut bersih, tidak ada karies atau karang gigi, selera makan menurun karena
mual hingga muntah, reflek menelan baik, mukosa mulut berwarna merah
muda tidak ada lesi maupun radang. Abdomen berukuran datar simetris bising
usus 12x/ menit, tidak ada nyeri.
f. Sistem Muskuloskeletal

Kesulitan dalam bergerak untuk menyeimbangkan keseimbangantubuh,


tidak ada nyeri pada tulang maupun sendi, tidak ada fraktur ataupun kelainan
tulang dan sendi.
6. Pemeriksaan Penunjang

b. Hasil CT Scan pada tgl 27 Oktober 2019 menunjukan bahwa terdapat benjolan
berdiameter 2cm pada cerebellum pasien.
c. Hasil foto rontgen dada polos pada tgl 27 Oktober 2019 menunjukan bahwa
tidak ada tanda-tanda penyakit TBC pada pasien.

B.Analisa Data
18

Tabel 3.2 Analisa Data


No. Data Etiologi Masalah
1 DS : Pasien Peningkatan tekanan intra Nyeri akut
mengatakan nyeri cranial
kepala.
Skala nyeri : 5 (0-10)
DO : Pasien terlihat
meringis kesakitan dan
tampak memegang
kepalanya N :
60x/menit
TD : 100/80 mmHg

R : 20x/menit
2 DS : Pasien Gangguan penglihatan Resiko jatuh
mengatakan (Kompresi saraf optic)
pandangannya sering
kabur

DO : Keseimbangan
pasien tampak
terganggu dengan
kekuatan otot
5 5
5 5

3 DS : Pasien mual dan Mual muntah Ketidakseimbangan


tidak nafsu makan nutrisi kurang dari
DO : Pasien tampak kebutuhan tubuh
tidak bertenaga dan
terlihat kurus dengan
IMT : 18,3
19

4 DS : Pasien Kurang informasi Ansietas


mengatakan cemas
dengan penyakitnya
DO : Pasien tampak
banyak bertanya dan
terlihat cemas
C.Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.3 Diagnosa Keperawatan
No Tanggal Diagnosa TTD
1 27 Oktober Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan

2019 tekanan intra cranial.

2 27 Oktober Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

2019 kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual


muntah.
3 27 Oktober Ansietas berhubungan dengan kurang

2019 informasi.

4 27 Oktber Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan

2019 penglihatan (Kompresi saraf optikus).


20

D.Asuhan Keperawatan
Tabel 3.4 Asuhan Keperawatan
No. DX Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
1 Nyeri akut berhubungan Tujuan :
dengan peningkatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x
tekanan intra cranial. 24 jam nyeri dapat berkurang Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
manajemen nyeri
3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
Rencana Tindakan : 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan nyeri
1.Monitor skala nyeri (09:00) diarea kepala seperti dihantam
benda tumpul. Skala nyeri 5 (0-
10)
O : Pasien tampak meringis
kesakitan dengan memegang
kepalanya
2.Ajarkan teknik relaksasi 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan nyerinya
(09:00) sedikit berkurang setelah
melakukan teknik relaksasi
Skala nyeri 4 (0-10)
21

O : Pasien tampak lebih relaks dan


sangat kooperatif
3.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan nyerinya
analgetik (09:10) sudah berangsur hilang
Skala nyeri 3 (0-10)
O : Pasien tampak lebih baik dan
tidak meringis kesakitan lagi
TD :120/80 mmHg

N : 60x/menit R
: 15x/menit
2 Ketidakseimbangan Tujuan :
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
kebutuhan tubuh 1x24 jam kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
berhubungan dengan Kriteria Hasil :
mual muntah. 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan
2. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Menunjukan peningkatan fungsi pengecap
dari menelan
Rencana Tindakan : 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan merasa
22

1.Monitor turgor kulit (09:00) lemah dan sempat muntah tadi


pagi
O : Pasien tampak tidak bertenaga
dan letih, turgor kulit sedang
2.Monitor bb pasien 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan BBnya
(09:00) turun 5 Kg semenjak 3 bulan
terakhir
O : Pasien tampak lebih kurus
BB 50 Kg
3.Berikan makanan sedikit namun sering 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan bisa
(12:00) memakannya meskipun masih ada
rasa mual
O : Pasien tampak memakannya
meskipun 5 sendok makan
4.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan suka
menu makanan yang sesuai (10:00) makanan pedas dan akan
memakannya
O : Pasien tampak bersemangat
saat menentukan menu makan
dengan ahli gizi
23

3 Ansietas berhubungan Tujuan :


dengan kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x
informasi. 24 jam ansietas dapat berkurang Kriteria Hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
2. Mengungkapkan dan menunjukan teknik
untuk mengontrol cemas
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas menunjukan
berkurangnya kecemasan.
Rencana Tindakan : 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan baru
i.Jelaskan semua prosedur dan apa yang (09:00) pertama kali dirawat di rumah
dirasakan selama prosedur sakit
O : Wajah pasien tampak lebih
tenang saat dijelaskan mengenai
prosedur yang akan diberikan
ii.Dengarkan dengan penuh perhatian 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan takut dan
(09:00) merasa khawatir dengan
pengobatan yang akan dijalankan
akibat stigma yang diketahui
pasien
24

O : Pasien tampak lebih tenang


saat setelah mengungkapkan
kekhawatirannya dengan vital
Sign stabil

4 Resiko jatuh Tujuan :


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x
gangguan penglihatan 24 jam resiko jatuh dapat diatasi Kriteria Hasil :
(Kompresi saraf 1. Keseimbangan : kemampuan untuk
optikus). mempertahankan ekuilibrium
2. Lingkungan aman
3. Tidak ada kejadian jatuh
Rencana Tindakan : 27 Oktober 2019 S : Pasien paham dan baru
1.Ajarkan pasien bagaimana jatuh untuk (13:00) mengetahui ada cara jatuh yang
meminimalkan cedera baik dan benar
O : Pasien tampak kooperatif
dengan semua penjelasan perawat
2.Mendorong pasien untuk menggunakan 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan mau untuk
25

tongkat atau alat bantu berjalan (13:00) menggunakan kursi roda


O : Pasien tampak ragu-ragu
untuk menggunakan alat bantu
berjalan meskipun pada akhirnya
mau
3.Membantu ke toilet seringkali, interval 27 Oktober 2019 S : Pasien mengatakan biar
dijadwalkan. (13:00) suaminya atau keluarganya saja
yang mengantar ke toilet
O : Pasien tampak malu saat
ditawari diantar ke toilet

Tabel 3.5 Catatan Perkembangan

E.Catatan Perkembangan
Dinas Pagi Tanggal 27 Oktober 2019
No Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi Paraf
26

1 Nyeri akut berhubungan dengan 17:00 1. Memonitoring skala nyeri S : Pasien mengatakan
peningkatan tekanan intra cranial 2. Mengajarkan teknik relaksasi kepalanya masing sering sakit,
sakit dirasakan hilang timbul
3. Berkolaborasi dengan dokter
O : Wajah pasien tampak
dalam pemberian analgetik
menahan sakit
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang 17:00 1. Memonitoring turgor kulit S : Pasien mengatakan sudah
dari kebutuhan tubuh berhubungan 2. Memberikan makanan sedikit mau makan meskipun sedikit
dengan mual muntah. namun sering O : pasien tampak lebih
bertenaga

3 Ansietas berhubungan dengan 17:00 1. Menjelaskan semua prosedur S : Pasien mengatakan masih
kurang informasi. dan apa yang dirasakan takut dengan penyakitnya
selama prosedur O : Pasien tampak sering
2. Mendengarkan dengan penuh bertanya
perhatian
4 Resiko jatuh berhubungan dengan 17:00 1. Mengajarkan pasien S : Pasien mengatakan masih
gangguan penglihatan (Kompresi bagaimana jatuh untuk sering pusing dan badannya
saraf optikus). meminimalkan cedera tidak seimbang
2. Mendorong pasien untuk O : Keseimbangan pasien
menggunakan tongkat atau terganggu
alat bantu jalan
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, di samping
tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor otak ini dapat berupa tumor yang sifatnya
primer ataupun yang merupakan metastasis dari tumor pada organ lainnya.

Permasalahan klinis pada tumor otak agak berbeda dengan tumor lain karena efek
yang ditimbulkannya, dan keterbatasan terapi yang dapat dilakukan. Kerusakan pada
jaringan otak secara langsung akan menyebabkan gangguan fungsional pada sistem saraf
pusat, berupa gangguan motorik, sensorik, panca indera, bahkan kemampuan kognitif.
Selain itu efek massa yang ditimbulkan tumor otak juga akan memberikan masalah serius
mengingat tumor berada dalam rongga tengkorak yang pada orang dewasa merupakan suatu
ruang tertutup dengan ukuran tetap (Wahjoepramono, 2006).

B.Saran
1. Mahasiswa

Untuk lebih rajin lagi mencari referensi mengenai materi terutama tumor
otak karena perkembangan ilmu pengetahuan terutama pengetahuan kesehatan itu
sangat pesat perkembangannya.
2. Pembaca

Untuk lebih mewaspadai perihal gejala-gejala tumor otak yang tidak bisa
disepelekan, dan lebih memperhatikan lingkungan sekitar apabila ada penderita
tumor otak yang tidak disadari sebelum terlambat.
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. (2016, 21 Maret). Asuhan Keperawatan Klien dengan Tumor Otak . Diakses

Pada tanggal 1 Oktober 2019 dari

https://www.academia.edu/27325844/Asuhan_Keperawatan_Klien_dengan_Tumor_O
tak_Gliosblastoma_Meningioma_dan_Cerebral_Metastase_

Academia.edu. Laporan Pendahuluan Tumor Otak. Diakses pada tanggal 5 Oktober


2019,dari
https://www.academia.edu/12864567/LAPORAN_PENDAHULUAN_TUMOROTAK

Academia.edu. A.Anatomi dan Fisiologi Otak. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2019,
darihttps://www.academia.edu/10041909/A._ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_OTAK

(2011). Retrieved from https://terapimusik.com/anatomi_otak.htm

(2013, April 11). Retrieved from https://savingeneration.wordpress.com/2011/04/13/kanker-


otak/

Amin Huda Nurarif, S., & Hardhi Kusuma, S. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta:
Percetakan Mediaction Publishing Jogjakarta.

Kusuma, A. H. (2015). APlikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction Publishing Jogjakarta.

Pack, P. E. (2010). In Anatomi dan Fisiologi (p. 122). Bandung: PT Intan Sejati.

Pearce, E. C. (2011). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Sari EDY, W. I. (2013). Karakteristik Klinik dan Histopologi Tumor Otak di Dua Rumah
Sakit di Kota Bandar Lampung , 48-56.

Susanti, D. (2017, Agustus 31). Academia.edu. Retrieved


from

https://www.academia.edu/36553842/Konsep_Dasar_Asuhan_Keperawatan_Fungsi_
Tujuan_dan_Tahapan_Penting_dalam_ASKEP_Lengkap_Dengan_Contoh_Kasus

Typoonline. (2018, Februari 21). Retrieved from


https://blog.typoonline.com/gangguankognitif-berbahasa-disekitar-kita/

28
29

Anda mungkin juga menyukai