Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Maternitas II”
Dosen : Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep.,M.Kep,Sp.Mat
DISUSUN OLEH :
Selfia (12020019)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul " Anemia"
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dari mata kuliah Maternitas II
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang anemia bagi para pembaca dan
juga bagi saya
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................................................
B ETIOLOGI ANEMIA.................................................................................................................................
E PATOFISIOLOGI .....................................................................................................................................
F PENATALAKSAAN ..................................................................................................................................
2.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologik
dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma
sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi
volume plasma mulai pada minggu ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24
kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma
sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Akibatnya,
volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi
dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (hemodilusa). Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut
berkaitan dengan kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima
sempurna (Manuaba, Manuaba & Manuaba, 2007)
World Health Organization (WHO) memperkirakan 35 - 75% ibu hamil di negara berkembang dan 18%
ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Namun, banyak diantara ibu hamil yang telah mengalami
anemia pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil
di negara berkembang dan 12% di negara yang lebih maju.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi hemoglobin
menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama
kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap
kehilangan darah
WHO mendefinisikan anemia dalam kehamilan sebagai kadar Hb kurang dari 100g/dL, walaupun definisi
kadar Hb kurang dari 10,5g/dL lebih banyak digunakan secara luas pada trimester kedua, saat
hemodilusi fisiologis mencapai nilai maksimal (Strong, 2006).
Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dalam darahnya dibawah 11gr%
pada trimester satu dan tiga atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5gr% pada trimester kedua
(Saifuddin, 2002)
B. ETIOLOGI ANEMIA
a. Kekurangan zat yang dibutuhkan, seperti zat besi, folat, vitamin B12
b. Syndrom HELLP
c. Sferositosis herediter
1. Pada anemia ringan sering tidak memberikan gejala. Tapi kemungkinan mengeluh kelelahan dan
dispnea setelah latihan jasmani
2. Pada anemia berat gejalanya antara lain pusing, nyeri kepala, sinkop, gelisah dan sulit tidur /
konsetrasi pada sebagian pasien, juga dapat timbul gejala saluran cerna seperti anoreksia, nausea,
konstipasi / diare, stomatis (keringat dingin), gelisah, sesak nafas.
D. KLASIFIKASI ANEMIA
Anemia dalam kehamilan yang sering dujumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini
dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi
gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya perdarahan.
Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir. Apabila masuknya
besi tidak ditambah dan kehamilan, maka mudah terjadi kehamilan anemia defisiensi besi, lebih-lebih
pada kehamilan kembar.
a.diagnosis
diagnosis anemia defisiensi besi yang berat tidak sulit karena ditandai ciri-ciri yang khas bagi defisiensi
besi, yakni mikrositosis dan hipokkromasia. Anemia yang ringan tidak selalu menunjukan ciri-ciri khas
itu, bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom. Hal itu disebabkan karena defisiensi besi
dapat berdampingan dengan defisiensi asam folik. Yang terakhir menyebabkan anemia megaloblastik
yang sifatnya makrositer dan hiperkrom.
b.Komplikasi
defisiensi zat besi dapat mengganggu fungsi vital tubuh, menyebabkan mordibilitan dan mortalitas,
termasuk:
1) palpasi
2) keletihan
3) iritabilitas
4) depresi
5) sesak nafas
6) ingatan buruk
7) nyeri otot
8) nafsu makan buruk
9) gagal jantung
10) kerentanan meningkat jika terjadi kehilangan darah dalam jumlah kecil
c.Terapi
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per OS. Biasanya di berikan garam besi sebanyak 600-
1000 mg sehari, seperti sulfas – ferrosus atau glukonas ferrosus, Hb di naikan sampai 10 g / 100 ml atau
lebih asal masih ada cukup waktu sampai janin lahir. Terapi parenteral baru di perlukan apa bila
penderita tidak tahan akan obat besi per OS. Besi parenteral di berikan dalam bentuk ferri, secara
intramuskulat dapat di suntikan dekstran besi (imferon) atau sorbitol besi (jectoferon).
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik (pteroylglutamic acid)
a. Diagnosis
Diagnosis Anemia megaloblastik dibuat apabila di temukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah
atau sumsum tulang
b. Komplikasi
Penderita harus diobati dengan vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram sehari, apabila
pengobatan dengan obat tidak berhasil maka diperlukan tranfusi darah.
3. Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu dalam membuat sel baru. Etiologi
Anemia hipoplastik belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan sebsis, sinar roenetgen,
racun atau obat-obatan. Terapi yang diberikan adalah transpusi darah
4. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancurkan sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik menjadi hamil. Apabila ia hamil, animianya menjadi
berat.Pengobatannya tergantung pada jenis dan berat anemianya. Transpusi darah diberikan berulang
ulang kali pada anemia berat.
E. PATOFISIOLOGI
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara lain; kurang zat besi; kehilangan
darah yang berlebihan; proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya; peningkatan
kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo,
2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin
darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi.
Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal
sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin
(Prawirohardjo, 2010). Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik
puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus
menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %,
yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah
eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit
menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase
peningkatan volume plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah
18%, dan hemoglobin 19%.
Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usigestasi 6 minggu dan selanjutnya laju
peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada
trimester III (Pratami, 2016).
F. PENATALAKSAAN
1) Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada trimester III untuk
mengetahui apakah kadar Hb ibu dibawah 11 g'%.
2) Pemenuhan kalori 300 kalor/hari dan suplemen zat besi 60 mg/hari.
3) Pada anemia defisiensi besi yaitu dengan preparat besi : fero sulfat, fero gluconat atau Na-feri
bisitrat. Pemberian prefarat 60 mg/hari.
4) Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang perlunya mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi dan perlunya minum tablet zat besi.
5) Sarankan ibu hamil untuk tetap minum tablet zat besi I xl per hari.
Pada askep anemia, beberapa hal yang penting untuk dikaji antara lain:
Dalam melaksanakan askep anemia, riwayat Penyakit dan Pemeriksaan fisik memberikan data penting
tentang jenis anemia yang terlibat, tingkat dan jenis gejala yang ditimbulkannya, dan dampak gejala
tersebut pada kehidupan pasien.
2. Riwayat pengobatan
Beberapa obat dapat menekan aktivitas sumsum tulang, menginduksi hemolisis, atau mengganggu
metabolisme folat.
Riwayat akurat asupan alkohol termasuk jumlah dan durasi harus diperoleh.
5. Penilaian nutrisi
Dalam askep anemia, Mengkaji status gizi dan kebiasaan penting karena dapat mengindikasikan
defisiensi zat gizi esensial seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan.
D. EVALUASI
Menurut Dion dan Betan (2013) evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan keluarga. Evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai
tujuan
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dalam darahnya dibawah 11gr%
pada trimester satu dan tiga atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5gr% pada trimester kedua
(Saifuddin, 2002) Anemia untuk wanita hamil apabila Hb kurang dari 10,0gr/dL (Varney,2007).
Adapun klasifikasi dari anemia pada ibu hamil yaitu anemia defisiensi zat besi ialah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan
makanan, karena gangguan resorpsi gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi
keluar dari badan, misalnya perdarahan., anemia megaloblastik karena defisiensi asam folik
(pteroylglutamic acid), anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu dalam
membuat sel baru, dan anemia hemolistik disebabkan penghancurkan sel darah merah berlangsung
lebih cepat dari pembuatannya
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Gede Manuaba, Ida. (2012). Obstetri & Ginekologi Sosial. Jakarta: Trans Info
Media
Llewellyn, Derek. (2001). Dasar-Dasar Obstetri & Genekologi edisi 6. Jakarta:
Hipokrates
PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2019. Standart I Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta