Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TELAAH JURNAL

Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas


dan Usia

Taufik purnama

01.2018.025

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan dan
rahmat-Nya sehigga penulis mampu menyelesaikan tugas mata kuliah tata guna lahan ini
dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul makalah yang penulis buat yaitu “Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan karya tulis ini :

1. Kepada Ibu Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing mata
kuliah keperawatan maternitas I.
2. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dalam pengerjaan karya tulis
ini.
3. Kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam pengerjaan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palopo, 2 FEBRUARI 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................
KATA PEGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Tujuan …………………............................................................................................
C. Manfaat.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi anemia ......................................................................................................
B. Gejala anemia.......... ................................................................................................
C. Penyebab anemia.......... ...........................................................................................
D. Jenis anemia pada ibu hamil yang sering dialami.................................................
E. Bahaya anemia pada ibu hamil dan janin............................................................
F. Cara mencegah anemia ........................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh ,
secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8
%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika
57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan
anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil
selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi
kejadian anemia masih tinggi.
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama
bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia subur (WUS)
dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau
produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya. Asuhan pelayanan kebidanan dalam mencegah komplikasi pada
masa kehamilan maupun persalinan dilakukan dengan pemeriksaan darah yang
dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester 1 dan trimester 3.
Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis
yang terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya.
Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah
dalam tubuh meningkat sekitar 20 - 30 %, sehingga memerlukan peningkatan
kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil,
tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh
memerlukan darah hingga 30 % lebih banyak dari pada sebelum hamil.

B. Tujuan :
1. Untuk mengetahui Defenisi anemia
2. Untuk mengetahui Gejala anemia
3. Untuk mengetahui Penyebab anemia
4. Untuk mengetahui Jenis anemia pada ibu hamil yang sering dialami
5. Untuk mengetahui Bahaya anemia pada ibu hamil dan janin
6. Untuk mengetahui Cara mencegah anemia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh ,
B. Gejala anemia

Ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mendukung perkembangan
janin. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan kebutuhan ini tidak mencukupi,
sehingga oksigen yang disalurkan pada jaringan tubuh dan janin menjadi terbatas.
Yang perlu dicermati adalah, kadang-kadang gejala anemia pada ibu hamil juga
tampak mirip dengan gejala kehamilan yang umumnya dialami. Apalagi anemia ringan
mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas.
Jika anemia semakin parah, kemungkinan ibu hamil akan merasakan beberapa
gejala seperti:

 Cepat lelah dan merasa lemah


 Kulit tampak pucat
 Denyut jantung tidak teratur
 Sesak napas
 Nyeri dada dan sakit kepala.

Selain itu ada beberapa gejala yang jarang terjadi, di antaranya:

 Merasa gatal-gatal
 Perubahan pada indera perasa
 Rambut rontok
 Telinga berdenging
 Sariawan di pinggir mulut.

Untuk memastikan diagnosis anemia pada ibu hamil, maka perlu dilakukan tes darah.
Pemeriksaan darah umumnya dilakukan pada pemeriksaan kehamilan yang pertama,
kemudian dilakukan satu kali lagi selama kehamilan.
C. Penyebab anemia

Anemia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah, jauh
lebih rendah daripada batas normalnya. anemia pada ibu hamil juga bisa terjadi jika sel
darah merah tidak mengandung cukup hemoglobin yang bertugas menyalurkan oksigen
ke seluruh tubuh. Kekurangan darah merah atau anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan Anda cepat merasa lelah atau lemah karena organ dalam tubuh tidak
menerima cukup oksigen dan nutrisi. Anda juga mungkin mengalami gejala lain, seperti
sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

Anemia pada ibu hamil umumnya diakibatkan oleh masalah kekurangan


gizi. Anemia yang dialami ibu hamil juga cenderung dipengaruhi oleh perubahan hormon
tubuh yang mengubah proses produksi sel-sel darah. Beberapa kondisi kesehatan selain
anemia pada ibu hamil seperti perdarahan, penyakit ginjal, dan gangguan sistem imun
tubuh juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah.

D. Jenis anemia pada ibu hamil yang sering dialami

1. Anemia defisiensi zat besi

Seperti yang telah diuraikan di atas, anemia pada ibu hamil paling sering
disebabkan oleh masalah kekurangan zat besi. Anemia ini disebut dengan anemia
defisiensi zat besi. Zat besi diperlukan untuk membantu tubuh memproduksi sel darah
merah segar yang kaya oksigen dan nutrisi. Aliran darah, oksigen, serta nutrisi sangat
penting untuk mendukung proses tumbuh kembang janin dan memelihara kondisi
plasenta tetap optimal.

Penyebab utama dari anemia pada ibu hamil jenis ini adalah kurang makan
makanan kaya zat besi, sejak dari sebelum dan semasa hamil. Namun, mendapatkan
asupan zat besi bagi anemia pada ibu hamil dari makanan saja tidak akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan Anda sepanjang kehamilan. Kenyataannya, ketika hamil volume
darah akan bertambah hingga 50 persen untuk bisa mencukupi keperluan diri sendiri dan
janin yang sedang tumbuh. Itu kenapa kebutuhan zat besi harian tubuh juga harus
dipenuhi lewat suplemen zat besi, agar terhindari dari anemia pada ibu hamil.

2. Anemia defisiensi folat

Anemia defisiensi folat terjadi ketika tubuh kekurangan asupan asam folat
(vitamin B9) dari makanan. Anemia pada ibu hamil jenis ini juga bisa terjadi akibat
malabsorpsi. Malabsorpsi artinya tubuh tidak dapat menyerap asam folat secara efektif
sebagaimana mestinya. Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan pencernaan, seperti
penyakit celiac.

Asam folat adalah vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan agar


menghindari anemia apda ibu hamil. Fungsi asam folat adalah untuk membentuk protein
baru di dalam tubuh yang menghasilkan sel darah merah dan membentuk DNA pada
janin. Mencukupi kebutuhan asam folat dapat mencegah risiko bayi terlahir mengalami
cacat tabung saraf seperti spina bifida dan anencephaly hingga 72 persen.

3. Anemia defisiensi vitamin B12

Vitamin B12 diperlukan tubuh untuk membantu produksi sel darah merah. Jika
ibu hamil kurang mengonsumsi makanan tinggi vitamin B12, gejala anemia pada ibu
hamil bisa muncul sebagai akibatnya. Gangguan pencernaan seperti penyakit celiac dan
Crohn juga dapat mengganggu kerja tubuh menyerap vitamin B12 dengan baik. Selain
itu, kebiasaan minum alkohol saat hamil juga dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil
jenis defisiensi vitamin B12.

E. Bahaya anemia pada ibu hamil dan janin

Anemia pada ibu hamil adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi
pada ibu hamil, tapi tidak boleh disepelekan. Penyakit yang sering disebut dengan istilah
darah rendah ini bukanlah kondisi yang bisa sembuh dengan sendirinya. Apabila jumlah
sel darah merah dalam tubuh terlalu sedikit, ibu dan janin dapat kekurangan gizi dan
oksigen yang akan membahayakan keselamatan mereka.  Anemia pada ibu hamil yang
parah di trimester pertama dilaporkan dapat meningkatkan berbagai masalah seperti:

 Risiko janin lambat atau tidak berkembang dalam kandungan


 Lahir prematur
 Memiliki berat badan rendah saat lahir (BBLR)
 Nilai APGAR score yang rendah

Anemia pada ibu hamil yang parah juga bisa menyebabkan kerusakan organ vital
seperti otak dan jantung hingga kematian. Selain itu, anemia juga dikaitkan dengan risiko
keguguran meski belum benar-benar ada penelitian valid yang bisa memastikannya.
Kondisi anemia pada ibu hamil yang dibiarkan terus berlanjut tanpa pengobatan akan
memperbesar risiko ibu kehilangan banyak darah selama melahirkan. Ini dapat berakibat
serius pada keselamatan ibu. Kemungkinan besar ibu akan memerlukan donor
darah selama persalinan atau mengalami depresi pascapersalinan.

F. Cara mencegah anemia

Untuk mengatasi anemia pada ibu hamil, berikut beberapa hal yang perlu
dilakukan, yaitu:

1. Makan makanan bernutrisi khusus

Untuk mengatasi anemia pada ibu hamil, dokter mungkin menyarankan agar Anda
mengonsumsi makanan bernutrisi dan bergizi tinggi, khususnya yang kaya zat besi dan
asam folat setiap hari.  Mulanya Anda hanya akan membutuhkan tambahan 0,8 mg zat
besi per hari di trimester pertama, hingga 7,5 mg per hari pada trimester ketiga untuk
menghindari anemia pada ibu hamil. Sementara itu, peningkatan asupan asam folat per
trimeser biasanya berkisar dari 400 – 600 mcg per hari, tergantung anjuran dokter.
Melansir dari laman American Pregnancy Association, makanan yang termasuk tinggi
zat besi untuk mengatasi anemia pada ibu hamil, yaitu:

 Daging (sapi atau unggas) rendah lemak yang dimasak matang


 Makanan laut seperti ikan, cumi, kerang, dan udang yang dimasak matang
 Telur yang dimasak matang
 Sayuran hijau, misalnya bayam dan kangkung
 Kacang polong
 Produk susu yang telah dipasteurisasi
 Kentang
 Gandum

Sementara makanan tinggi folat untuk anemia pada ibu hamil meliputi:

 Sayuran daun hijau, seperti bayam, brokoli, seledri, buncis, lobak hijau, atau selada
 Keluarga jeruk
 Alpukat, pepaya, pisang
 Kacang-kacangan, seperti kacang polong, kacang merah, kacang kedelai, kacang hijau
 Biji bunga matahari (kuaci)
 Gandum
 Kuning telur

2 . Mengonsumsi vitamin C lebih banyak

Anemia pada ibu hamil bisa diatasi dengan mengonsumsi sayur dan buah tinggi
vitamin C, seperti jeruk, stroberi, kiwi, brokoli, kembang kol, tomat, dan paprika. Vitamin
C membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan secara lebih efisien. Kebutuhan
vitamin C harian juga dapat dipenuhi dengan minum suplemen vitamin C, tapi sebaiknya
konsultasikan dulu ke dokter agar pengobatan anemia pada ibu hamil terkontrol dengan
baik. Namun, mencukupi asupan gizi dari makanan saja mungkin tidak akan cukup buat
ibu hamil. Maka, Anda perlu melakukan langkah selanjutnya untuk mengurangi risiko
anemia pada ibu hamil.

3. Minum suplemen

Sebagai langkah awal pengobatan anemia pada ibu hamil, dokter akan
menyarankan Anda untuk mulai minum suplemen zat besi, vitamin B12, dan asam folat
sebagai tambahan vitamin prenatal. Minum dosis pertama suplemen sebaiknya di pagi hari
agar tidak memperparah sensasi mual muntah karena morning sickness, ditambah akibat
anemia pada ibu hamil. Jika harus diminum setelah makan, tunggu satu jam dulu baru
telan vitamin Anda agar tidak merasa mual. Ibu hamil juga bisa minum suplemen sebelum
tidur untuk mengurangi risiko mual setelahnya. Jangan lupa minum banyak air setelah
menelan vitamin untuk mengurangi anemia pada ibu hamil. CDC merekomendasikan, ibu
hamil yang memiliki anemia untuk mengonsumsi suplemen besi sebanyak 30 mg per hari
sejak cek kandungan pertama kali untuk mencegah anemia defisiensi besi. Sementara
untuk suplemen folat anemia pada ibu hamil, WHO dan Kemenkes RI merekomendasikan
minum dosisnya sebanyak 400 mcg/hari. Sebaiknya hal ini dilakukan sesegera mungkin
begitu akan merencanakan kehamilan dan terus dilanjutkan sampai 3 bulan setelah
melahirkan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh ,
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama
bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia subur
(WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan
kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari
anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan
akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya

.
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/penyebab-anemia-pada-ibu-hamil/

https://media.neliti.com/media/publications/217394-kejadian-anemia-pada-ibu-hamil-
ditinjau.pdf

Anda mungkin juga menyukai