Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MATERNITAS I

TELAAH JURNAL : Pengaruh Masase pada Punggung


Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Persalinan Pada
primigravida

WIDYA RATNA SARI LOMBAN TOBING

01.2018.026

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pujisyukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat a selesai.
Dalam penyusunan makalh ini tidak sedikit mengalami hambatan dan kesulitan. Namun
berkat bantuan,bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras .alhamdulillah
makalah ini dapat selesai atas bantuan bimbingan serta bantuan,penulis ucapkan terimakasih
kepada dosen yang telah membimbing, serta teman teman yang telah membantu penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari enyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna baik dalam segi isi
maupun penlis. untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi
perbaikkan makalah kedepannya penulis juga berharap semoga juga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palopo, 07 JANUARI 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang
mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarok,
2007). Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan)
otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan
menjalar kearah paha. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim
dan servik serta adanya ischemia otot rahim. Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan
intensitas nyeri yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri
tergantung dari sensasi keparahan nyeri itu sendiri. Intensitas rasa nyeri persalinan bisa
ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri. Contohnya,
skala 0-10 (skala numerik), skala deskriptif yang menggambarkan intensitas tidak nyeri
sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan gambar kartun profil wajah dan
sebagainya. Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif digambarkan dengan skala
VAS sebesar 6-7 sejajar dengan intensitas berat pada skala deskriptif (Judha, dkk, 2012).
Nyeri selama persalinan umumnya terasa hebat, dan hanya 2-4% yang mengalami
nyeri ringan elama persalinan. Nyeri pada saat persalinan menempati 2
skor 30-40 dari 50 skor yang ditetapkan Wall dan Mellzack. Skor tersebut lebih tinggi
dibandingkan syndrome nyeri klinik seperti nyeri punggung kronik, nyeri akibat kanker,
nyeri tungkai dan lainnya (Fraser, dkk, 2009). Nyeri dan ketakutan menyebabkan stress.
Stress berakibat meningkatkan sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi
pembuluh darah sehingga suplai oksigen pada janin menurun. Penurunan aliran darah juga
menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan.
Nyeri persalinan yang lama menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga frekuensi
pernafasan dapat mencapai 60-70 kali per menit, menurunkan kadar PaCO2 ibu dan
meningkatnya pH. Apabila kadar PaCO2 ibu rendah maka kadar PaCO2 janin juga rendah
sehingga menyebabkan deselerasi denyut jantung janin (Fraser, dkk, 2009).

Nyeri menyebabkan aktivitas uterus tidak terkoordinasi dan akan menyebabkan


persalinan lama yang akhirnya dapat mengancam kehidupan ibu dan janin, dan ibu serta
menyebabkan meningkatnya tekanan darah sistolik sehingga berpotensi terhadap adanya
syok kardiogenik (Mender, 2003). Nyeri menyebabkan berkurangnya motilitas usus serta
vesika urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat
menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri yang
dapat berakibat kematian ibu saat melahirkan. Selain itu inersia uteri menyebabkan ibu
sangat kesakitan dan terjadi fetal distress sehingga meningkatkan kematian bayi, 3
kemungkinan infeksi bertambah ibu kehabisan tenaga dan dehidrasi. Inersia uteri juga
menyebabkan kala I lebih panjang (Uswah, 2009).
B. TUJUAN
1. Tujan umum
Tujuan dari topic pembahasan ini yaitu untuk mengetahui adanya nyeri persalinan kala I
pada primigravida .
2. Tujuan khusus
 Mengidentifikasi apa itu masase
 Mengidentifikasi apa itu nyeri ,nyeri persalinan
 Mengidentifikasi primigravida

2. manfaat

1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang perbedaan
efektifitas massage abdominal lifting dan aromaterapi lavender terhadap intensitas
nyeri persalinan kala I fase aktif pada primigravida. 12
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan dan memperkaya ilmu kebidanan khususnya dalam penanganan
nyeri persalinan pada ibu bersalin.
3. Bagi Rumah Bersalin
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya memberikan pelayanan atau
intervensi kebidanan pada wanita yang sedang mengalami nyeri dalam menghadapi
persalinannya.
4. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan masukan dan informasi pada masyarakat tentang system atau cara
mengurangi nyeri pada primigravida kala I fase aktif persalinan fisiologis dengan
teknik yang sederhana.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masase
Menurut Tjipto Soeroso (1983: 3) masase adalah suatu seni gerak tangan yang
bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan memelihara kesehatan. Gerak tangan
secara mekanis ini akan menimbulkan rasa tenang dan nyamam bagi penerimanya.
Ahmad Rahim (1988: 1) mendefinisikan pemijatan (masase) sebagai suatu perbuatan
melulut tubuh dengan tangan (manipulasi) pada bagian-bagian yang lunak, dengan
prosedur manual atau mekanik yang dilaksanakan secara metodis dengan tujuan
menghasilkan efek fisiologis, profilaktif, dan terapeutik bagi tubuh.
Tjipto Soeroso (1983: 9) dalam bukunya yang berjudul Ilmu Lulut Olahraga (Sports
Massage) menyatakan bahwa dalam perkembangannya, masase dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Sport massage adalah masase yang khusus diberikan kepada orang yang sehat
badannya, terutama olahragawan karena pelaksanannya memerlukan terbukanya
hampir seluruh tubuh.
b. Segment massage adalah masase yang ditujukan untuk membantu penyembuhan
terhadap gangguan atau kelainan-kelainan fisik yang disebabkan oleh penyakit
tertentu. Ada beberapa macam segment massage salah satunya adalah masase terapi.
c. Cosmetic massage adalah masase yang khusus ditujukan untuk memelihara serta
meningkatkan kecantikan muka serta keindahan tubuh berserta bagian-bagiannya.
d. Masase yang lain seperti; shiatshu, refleksi, tsubo, dan erotic massage.
Macam-macam manipulasi dalam masase dan pengaruhnya. Manipulasi yang
dimaksud adalah cara menggunakan tangan untuk melakukan masase pada daerah-
daerah tertentu serta untuk memberikan pengaruh tertentu pula.
1) Teknik masase
Teknik massage punggung salah satu metode untuk mengurangi rasa nyeri
persalinan.Tujuan penelitian untuk mengetahui tehnik massage punggung
terhadap perubahan nyeri pada ibu bersalin kala I. Jenis penelitian adalah quasi
eksperimen dengan desain non equivalent control group, sampel penelitian ini
adalah 21 ibu bersalin di BPS Tri Handayani Gebog Kabupaten Kudus, yang
diambil secara total sampling. Instrumen yang digunakan lembar observasi untuk
menngukur nyeri persalinan. Tehnik analisa data bivariat menggunakan uji Mc.
Nemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
sebelum dan setelah dilakukan massage punggung terhadap nyeri persalinan kala
I. Manfaat penelitian untuk mengetahui bahwa penerapan tehnik massage
punggung memengaruhi nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin. Maka dari itu,
disarankan pada petugas kesehatan terutama bidan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan persalinan dengan menggunakan tehnik massage punggung
untuk mengurangi nyeri persalinan kala I.
Tehnik yang dipakai untuk mengurangi nyeri persalinan kala I di BPS Tri
Handayani Gebog Kabupaten Kudus diterapkan metode masase punggung dengan
effluerage yaitu mengurangi nyeri dengan cara pijatan pada punggung di gunakan
untuk membantu relaksasi dan menurunkan nyeri melalui peningkatan aliran
darah pada daerah-daerah yang terpengaruh, merangsang reseptor-reseptor raba
kulit sehingga merilekskan otot-otot, mengubah suhu kulit dan secara umum
memberikan perasaan yang nyaman yang berhubungan dengan keeratan hubungan
manusia (Asrinah.

2) Fisiologis Masase

Fisiologi rasa nyeri sendiri terdiri dari jalur rasa nyeri, fisiologi nyeri
persalinan, patofisiologi nyeri, serta reseptor nyeri. Sebab terjadinya partus
sampai kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor humoral,
pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan
nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dan berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-
otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu
sebelum partus dimulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15
hingga aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus yang bisa
menyebabkan rasa nyeri pada waktu persalinan (Prawirohardjo, 2007).

B. NYERI
a. Pengertian nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan


akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan
utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi
bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan
diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih
Intensitas nyeri gambaran seberapa parah nyeri ysng dirasakan individu.
Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan individual, dan kemungkinan
nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang
berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan obyektif yang paling mungkin
adalah menggunkan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri (Tamsuri,
2006).
b. Klasifikasi Nyeri
Menurut Smeltzer (2001), nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Nyeri akut 

Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera
telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar
terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang
secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan
tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan
terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan
biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat
dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam
bulan.

b. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap


sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan
penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan
yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena biasanya
nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting
bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya
menjadi masalah dengan sendirinya.

c. Nyeri persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
Menurut Asri (2010) empat tahapan dalam persalinan: Kala 1 (kala pembukaan),
Kala 2 (kala pengeluaran janin), Kala 3 (kala uri),dan Kala 4 (kala pengawasan).
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis.
Nyeri persalinan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi
selama proses persalinan. Nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks.
Makin lama nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase
aktif, dimana pembukaan lengkap sampai 10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan
mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan janin
(Potter & Perry, 2005). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat
primitif, persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju
7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa
nyeri.
Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif sangat
penting, Karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat menjalani
persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan adanya penyulit
yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat (Sarwono, 2003). Tindakan non
farmakologis dalam manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat
dikembangkan dan merupakan metode alternatif dapat digunakan pada ibu untuk
mengurangi nyeri persalinan. Metode non farmakologis dapat memberikan efek
relaksasi kepada pasien dan dapat membantu meringankan ketegangan otot dan emosi
serta dapat mengurangi nyeri persalinan (Astuti, 2009). Metode non farmakologis
juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol
perasaannya dan kekuatannya. Nyeri persalinan dapat memengaruhi kontraksi
uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang dapat memengaruhi
durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak
terkoordinasi dan akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan
yang berat dan lama dapat memengaruhi verifikasi sirkulasi maupun metabolisme
yang harus segera ditangani karena dapat menyebabkan kematian janin (Mander,
2004).

d. Penyebab terjadinya nyeri persalinan

Pada saat proses persalinan, kebanyakan wanita mengalami rasa nyeri


yang cukup hebat, terkadang hingga melebihi dugaan anda sebelumnya. Menurut
beberapa ahli rasa sakit yang terjadi pada proses persalinan tersebut terjadi akibat
terdapat kerusakan jaringan nyata. Rasa sakit pada proses persalinan ini akan
melewati beberapa tahapan. Seperti tahap yang pertama ialah pembukaan,
biasanya rasa sakit yang terjadi pada tahap ini disebabkan oleh terjadinya
kontraksi pada rahim serta peregangan pada mulut rahim. Pada tahap kedua ialah
kelahiran, pada tahap ini rasa sakit yang timbul disebabkan oleh peregangan dasar
pada panggul serta pengguntingan perineum atau bibir kewanitaan jika hal ini di
perlukan. Pada tahap ketiga ini yaitu rasa sakit yang terjadi disebabkan oleh
pelepasan pkasenta. Dan pada tahap yang terakhir ini rasa nyeri ditimbulkan oleh
penjahitan pada luka perineum. Pada umumnya, rasa sakit yang terjadi dimulai
pada bagian bawah area punggung, dan kemudian menyebar pada bagian di
bawah perut anda termasuk pada kaki anda. Selain itu rasa sakit saat melahirkan
normal ini dimulai dengan rasa seperti tertusuk hingga mencapai puncak dan
kemudian hilang dengan sendirinya. Beberapa wanita merasakan hal ini sama
seperti kram pada saat haid yang cukup parah dan gangguan pada saluran
pencernaan seperti diare. Menurut para medis, rasa sakit akibat kontraksi ini dapat
dikategorikan seperti bersifat tajam juga panas (somatic sharp and burning). Rasa
sakit yang terjadi ketika kepala bayi anda muncul di area kewanitaan anda.
Jaringan di antara area kewanitaan dengan anus atau perineum ini terentang
dengan kencang yang di sebabkan kepala bayi tersebut mendorongnya hingga
terbuka. Sakit yang dirasakan oleh ibu yang melahirkan.
Faktor keadaan fisik. Pada saat persalinan dilakukan dengan episitomi,
induksi serta penggunaan beberapa alat bantu seperti forsep ataupun vacum agar
bayi dapat di keluarkan, pemutaran posisi bayi yang diakibatkan oleh posisi bayi
sungsang. Dengan begitu ibu akan merasakan lapar dan juga haus akibat
kelelahan. 2. Faktor psikologis, misalnya ketika anda melakukan persalinan
sendiri tanpa di dampingi oleh suami atau keluarga biasanya anda akan merasakan
ketakutan terhadap sesuatu yang belum anda ketahui tentang persalinan. Dengan
begitu anda akan terus menerus memikirkan tentang rasa sakit, merasakan
kecemasan, tegang hingga stres. 3. Faktor tenaga medis. Tenaga medis yang tidak
bersahabat, kurang memahami tentang prosedur persalinan atau tidak memahami
untuk menggunakan alat.

C. PRIMIGRAVIDA
a. Pengertian primigravida
Primigravida adalah keadaan di mana seorang wanita mengalami masa
kehamilan untuk pertama kalinya (Manuaba, 2007).Dengan kemungkinan risiko tinggi,
sehingga dibutuhkan perawatan antenatal, natal dan postnatal (Nargis et al., 2010).
Perbedaan mendasar kehamilan primigravida dengan multigravida yaitu pada
primigravida, ostium uteri internum belum terbuka dan akan terbuka lebih dahulu,
sehingga serviks akan mendatar dan menipis kemudian ostium uteri internum baru akan
membuka. Sedangkan pada multigravida, ostium uteri internum dan ostium uteri
eksternum sudah sedikit terbuka (Prawirohardjo, 2009).Pengawasan pada ibu hamil
dengan usia di bawah 18 tahun perlu diperhatikan karena pada saat itu sering terjadi
risiko anemia, hipertensi menuju preeklamsia/eklamsia, persalinan dengan berat bayi
lahir rendah, kehamilan disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan
tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah
kehamilan yang belum diinginkan, kecanduan obat dan atau perokok, dan antenatal
care yang kurang diperhatikan. Dalam era modern, wanita karir dan berpendidikan
banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karir sehingga kemungkinan akan terlambat
menikah dan hamil di atas usia 35 tahun (Manuaba, 2007).

b. Usia Primigravida

Usia terbaik seorang wanita untuk hamil adalah 20 tahun hingga 35 tahun.
Apabila seorang wanita mengalami primigravida (masa kehamilan pertama kali)
di bawah usia 20 tahun, maka disebut primigravida muda. Sedangkan apabila
primigravida dialami oleh wanita di atas usia 35 tahun, maka disebut primigravida
tua. Bukti menunjukkan bahwa patofisiologi primigravida dengan preeklamsia
berbeda dari observasi pada multigravida, yang menunjukkan bahwa risiko
preeklamsia pada primigravida lima belas kali lebih besar daripada multigravida
(Barden et al., 1999).Beberapa peneliti menggunakan istilah “advanced maternal
age” pada ibu hamil usia 35 tahun atau lebih, tanpa melihat paritas. Atau Older
woman atau Gravida tua atau Elderly gravid (Cunningham, 1995). Sedangkan
dalam Jurnal Naqvi et al. (2004) menyebut older primigravida pada ibu yang
hamil pertama pada usia 35 tahun atau lebih.

c. PrimigravidaTua

Primigravida tua (older primigravida) adalah seorang wanita dimana mengalami


kehamilan pertama pada usia lebih dari 35 tahun.

Seorang primigravida tua memiliki risiko preeklamsia lebih tinggi oleh karena
adanya perbedaan elastisitas dan kemunduran sistem kardiovaskuler, selain itu
seorang primigravida tua memiliki kecenderungan mengalami masalah obesitas
lebih tinggi dibanding primigravida muda (Naqvi et al., 2004).

Banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita mengalami primigravida tua.


Selain oleh karena faktor alami biologis, kini wanita karir dan terdidik banyak
yang ingin hidup mandiri untuk mengejar karir sehingga akan terlambat menikah
dan hamil di atas usia 35 tahun. Pengawasan perlu diperhatikan karena dapat
terjadi hipertensi karena stres pekerjaan yang kemudian hipertensi ini dapat
menjadi pemicu preeklamsia, Diabetes Melitus, perdarahan antepartum, abortus,
persalinan prematur, kelainan kongenital, dan ganggguan tumbuh kembang janin
dalam rahim (Manuaba, 2007).

d. Komplikasi

Baik primigravida muda maupun primigravida tua memiliki Kehamilan Risiko


Tinggi (KRT), yaitu keadaan di mana jiwa ibu dan janin yang dikandungnya dapat
terancam, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Namun pada primigravida
muda memiliki risiko lebih rendah, karena dianggap memiliki ketahanan tubuh
lebih baik daripada primigravida tua (Manuaba, 2007).

Hal ini diperkuat oleh suatu penelitian yang membandingkan antara primigravida
muda dan primigravida tua. Didapatkan pada kehamilan primigravida tua
memiliki risiko komplikasi lebih berat, seperti hipertensi kronis, superimposed
hypertension, tingkat persalinan dengan operasi caesar yang lebih tinggi,
persalinan dengan bantuan bila dibandingkan primigravida muda (Shehadeh,
2002). Juga ditemukan adanya kelainan pertumbuhan intrauterin dan malformasi
kongenital (Naqvi et al., 2004).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nyeri persalinan adalah bagian dari proses normal munculnya nyeri yakni sekitar
hasil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan,
nyeri yang muncul adalah bersifat akut memiliki tenggang waktu yang singkat, munculnya
nyeri secara intermitten dan berhenti jika persalinan sudah berakhir. Penyebab nyeri dalam
persalinan salah satunya adalah pada kala 1, kejadian nyeri kala 1 diawali dengan adanya
kontraksi uterus yang menyebar dan membuat abdomen kram. Nyeri dikala 1 disebabkan
oleh meregangnya uterus dan terjadinya eficement (pendataran) dan dilatasi serviks.
Intensitas nyeri kala 1 bervariasi sesuai kemajuan dilatasi serviks yaitu kala 1 fase laten
pembukaan 0-3 cm nyeri dirasakan sakit dan tidak nyaman, kala 1 fase aktif pembukaan 4-7
cm nyeri menusuk, dan pembukaan 7-10 cm nyeri menjadi lebih hebat, menusuk dan kaku
(Menurung, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG. Obstetri Williams, Volume 1. Jakarta: EGC; 2013


2. Reeder SJ, Martin LL, Koniak-Griffin D. Keperawatan maternitas: kesehatan
wanita, bayi &keluarga. Jakarta: EGC; 2011.
3. Rohani, Saswita R, Marisah. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta:
Salemba Medika;2011.
4. Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MG, Perry SE. Buku ajar
keperawatamaternitasEdisi ke-4. Jakarta: EGC; 2004
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Asuhan persalinan normal. Jakarta:
Depkes RI; 2008
6. Walsh D. Evidence – based care for normal labour and birth: a guide for midwife.
Francis: Routledge;2007.
7. Nurasiah A, Rukmawati A, Badriah DL. AAsuha persalinan normal bagi
bidan.BandungRefika Aditama; 2012.
8. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran buku ajar. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;
2007.
9. Budiarti KD. Hubungan akupresur dengan tingkat nyeri dan lama persalinan kala i
pada ibu primipra di Garut (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia;2011.
10. Mander R. Nyeri persalinan. Jakarta: EGC; 2003.
11. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. konsep klinisproses – proses penyakit.
Jakarta: EGC; 2006.

Anda mungkin juga menyukai