Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“TEORI DOROTHY E. JHONSON”

KELOMPOK 4 :

1. A.MUH.FARID

2. WIDYA RATNA SARI LOMBAN TOBING

3. RATNA RIA PALILING

4. SRI INDA MAYASARI

5. PIKA PAGENO

6. RAHMIWATI

DOSEN MATA KULIAH : Ns. LESTARI LORNA LOLO, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
SEPTEMBER, 2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat

dan karunia-Nya dengan disertai do’a dan restu, akhirnya penyusun dapat

menyelesaikan tugas Konsep Dasar Keperawatan yang berjudul “ Konsep dan

Teori Dasar Keperawatan Menurut Dorothy E.Johnson”.

Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah penelitian ini

serta dari referensi buku-buku sumber dan media internet yang berkaitan dengan

penelitian ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para mahasiswa-mahasiswi, dan lingkungan

sekitar kampus. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna ,

baik dalam penyusunannya maupun dalam tata bahasa yang dipergunakann serta

isinya, mengingat terbatasnya pengetahuan yang penyusun miliki. Dalam

penelitian ini penyusun telah berusaha sebaik-baiknya, namun tidak luput dari

kekurangan-kekurangan. Penyusun dengan senang hati menerima kritik dan saran

yang membangun dari pembaca.

Palopo,06 September 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstark

yang dapatdiorganisir menjadi symbol- symbol yang nyata, sedangkan konsep

keperawatan merupakan suatu ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual

atau model keperawatan.Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang

membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskansuatu

proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta- fakta yang telah

diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang bukti secara langsung. Penelitian

dan pengajaran.Oleh karena itu model harus diperkenalkan untuk memperkuat

profesi perawat khususnya dalam mengoreksi pemikiran yang salah tentang

profesi perawatan, bahwa perawat merupakan pembantu dokter dan tidak sedikit

yang berfikiran bahwa perawat hanya mengikuti perintah dokter.

Pengembangan dan perluasan pengetahuan perawa tuntuk meningkatkan

keterampilan perawat akan menjadi hal yang cukup pentingdalam proses- proses

keperawatan yang akandilakukan, terutama teori- teori dan konseptual

keperawatan yang akan memberikan panduan terhadap hal praktek, pendidikan

dan penelitian keperawatan.

Karenai tulah, teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dan

diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan praktek keperawatan.Semua model

menggambarkan 4 konsep yang sama, yaitu:

1. Orang yang menerimaasuhankeperawatan

2. Lingkungan/ masyarakat
3. Kesehatan (sehat/ sakit, kesehatandanpenyakit).

4. Keperawatandanperanperawat (tujuan/ sasaran, perandanfungsi)

Teori- teori keperawatan dibangun atas konsep tersebut untuk

menghasilkan suatu model keperawatan. Model keperawatan digunakan dalam

praktek, penelitian dan pengajaran.

B.Rumusan masalah

1. bagaimanakah definisi dan konsep utama teori keperawatan Jhonson?

2. bagaimanakah gambar dari teori keperawatan jhonson?

3. bagaimanakah aplikasi dari teori keperawatan jhonson?

C. Tujuan

Dalampenyusunanmakalahini, adabeberapatujuan yang ingindicapaiyaitu:

1. TujuanUmum

2. Untukmengetahuiteorikeperawatan model Jhonson

3. Tujuan Khusus

4. Untuk menjelaskan tentang:

a. Pandangan Dorothy E. Jhonson mengenai konsep dan teori

keperawatan

b. Konsep utama dan beberapa definisi dalam konteks teori

keperawatan

c. Model konsep dan teori keperawatan Jhonson

d. Beberapa asumsi dalam teori tingkah laku Jhonson


D. Manfaat

Beberapa manfaat yang dihasilkan setelah membaca makalah ini, yaitu

bisa mengetahui :

a. Pandangan Dorothy E. Jhonson mengenai konsep dan teori keperawatan

b. Konsep utama dan beberapa definisi dalam konteks teori keperawatan

c. Model konsep dan teori keperawatan Jhonson

d. Beberapa asumsi dalam teori tingkah laku Jhonson


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah

Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di Savannah,

Georgia. Pada tahun1933 Johnson memperoleh gelar A.A.dari Armstrong junior

College di Savannah, Georgia. Pada tahun1949-1978 Johnson menjadi instruktur

dan asistenprofesor dalam perawat kesehatan anak-anak (pediatric nursing) di

Vanderbilt University School of Nursing. Pada tahun1955-1956 Johnson menjadi

penasehat pediatric nursing yang ditugaskan di Sekolah kesehatan Kristen bidang

Keperawatan di Vellore, India Selatan. Dan Johnson mendapatkan Penghargaan

yang paling dibanggakan yaitu Faculty Award. Pada tahun 1975 mendapatkan

penghargaan kembali sebagai Lulu Hassenplug Distinguished Achievement

Award dari Asisi. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan

Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk

mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus

berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang spesifik.

Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi

dan etnologi untuk membangun teorinya . ia menyandarkan sepenuhnya pada toeri

sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport,R. Chin

dan W.Buckley. struktur teori sistem perilaku dipolakan sesudah model sistem;

sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi

bersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson


mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah

observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia

merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah

hasil gangguan sistem biologi.

Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis

bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada

pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin

ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi

perilaku, untuk mengembangkan teorinya.

Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan lain

yaitu bahwa manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut

adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku didukung

dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur empiris mendukung dugaan bahwa

sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam sistem

biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan

keseluruhan sistem.

B. Konsep teori

KETERGANTUNGAN INGESTIF ELIMINASI

SEKSUAL AGRESIF GABUNGAN ATAU


TAMBAHAN

PENCAPAIAN
1. Ketergantungan

Ketergantungan merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam

mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Johnson

mencirikan subsistim ketergantungan dari lampiran atau subsistem affiliative.

Hasil dari perilaku ketergantungan adalah persetujuan, perhatian atau bantuan

pengenalan dan fisik.Sulit untuk memisahkan subsistem ketergantungan dari

affiliative atau subsistem lampiran karena tanpa seseorang diinvestasikan atau

terlampir keperorangan untuk menjawab ke individu itu merupakan perilaku

ketergantungan, subsistem ketergantungan harus menghidupkan lingkungan yang

berfungsi atau berguna.

2. Ingestif

Ingestif yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya

makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku. Sumber dalam

memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian pengakuan

dari lingkungan. Subsistem ingestif

Berhubungan keperilaku mengepung masukan dari makanan. Ini berhubungan

kesistembiologi. Bagaimana punpenekanan untuk keperawatan dariperspektifnya

Johnson adalah berart idan struktur dari peristiwa sosial untuk memperoses

makanan ketikamakanandim akan .Perilaku berhubungan ke proses pencernaan

dari makanan mungkin berhubungan lebih untuk menginginkan secara sosial bisa

diterima pada satu budaya tertentu dibandingkan kekebutuhan biologi dari

perorangan. Ingestif mengambil dari lingkungan sumber-sumber yang diperlukan

untuk mempertahankan integritas, mencapai kepuasan, dan menginternalisasi

lingkungan eksternal (Gruubs, 1980).


3. Eliminasi (eliminative)

Eliminasi merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah atau

barang yang tidak berguna secara biologisataudapatdikatakanbahwaeliminasi

mengeluarkan produk-produk sisa biologis dari sistem.Subsistem eliminasi

berhubungankeperilakumengepungeksresidarisisabuangandaritubuh.Johnson

mengakuiinimungkinsulitterpisahdarisatuperspektifsistembiologi.Bagaimanapun,

sepertidengan proses pencernaan sekitar perilaku darima kanan, ada secara sosial

perilaku bisa diterima untuk waktu dan tempat untuk manusia ke eksresi dari

limbah, telah mendefinisikan berbeda secara sosial perilaku yang dapat diterima

untuk eksresi dari limbah, tetapi keberadaan dari hal itu pola yang tersisa dari

budaya kebudaya.

4. Seksual

Seksual digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai.

Maka hilang dan terpenuhinya kebutuhan ini juga akan memberikan pengaruh

yang cukup besar dalam proses keperawatan. Seksual menciptakan dan

memuaskan perasaan tertarik dan mengasihi orang lain. Subsistem seksual

mencerminkan tingkah laku berhubungan keprokreasi. Biologi berdua dan

pengaruh faktor kemasyarakatan perilaku pada subsistimseksual. Perilaku juga

akan bervariasi sesuai dengan genus dariperorangan. Kunci adalah itu merupakan

suatu masukan pada semua masyarakat yang mempunyai hasil yang sama perilaku

bisa diterima oleh masyarakat luas.


5. Agresif

Agresif merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dari

berbagai ancaman yang ada di lingkungan sekitar. Agresif melindungi diri dan

orang lain dari benda-benda, orang, ide-ide yang memiliki potensi mengancam

serta berfungsi sebagai mekanisme perlingdungan diri.

Subsistem

agresifberhubungankeperilakumengaitkandenganperlindungandanpenyelamatan.

Johnson

melihatsubsistimagresifsepertisesuatubahwamenghasilkantanggapanbertahandarip

eroranganketikahidupatauwilayahdiancam.Subsistimagresiftidakmeliputiperilakuit

udengansatupenggunaan primer untukmelukaiindividu lain.

6. Gabungan atau Tambahan

Gabungan atau tambahan merupakan pemenuhan kebutuhan tambahan dalam

mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan

sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup. Tujuannya adalah mencapai inklusi

sosial, keakraban, dan ikatan sosial yang kuat untuk amanah dan akhirnya untuk

bertahan.

Akhirnya, subsistem perampungan menimbulkan perilaku coba itu untuk

mengontrol lingkungan. Intelektual, fisik, kreatif, mekanik, dan perampungan

keterampilan sosial adalah beberapa area yang Johnson kenali. Area lain dari

pemenuhan pribadi atau sukses juga boleh diliputi di subsistem ini.


7. Pencapaian (Achievement)

Achievementmerupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan

yang kreatif dalam perilaku kehidupan seseorang.Pencapaian menguasai atau

mengendalikan diri atau lingkungan melalui pencarian beberapa standar

kesempurnaan, seperti keterampilan fisik, sosial, atau kreatif.

Masing-masing subsistem mengharuskan bahwa kebutuhan-kebutuhan

fungsi harus dipenuhi dan mekanisme pengaturan tetap utuh untuk

mempetahankan kestabilan dan keseimbangan. Kebutuhan fungsi dipenuhi

melalui upaya individual sendiri atau melalui bantuan dari lingkungan. Kebutuhan

ini mencangkup perlindungan, pemeliharaan, dan stimulasi.

Masing-masing sistem dan subsistem mengembangkan respon respon yang

berpola, berulang dan bertujuan untuk membentuk suatu unit fungsional yang

terorganisasi dan terintegrasi. Respon-respon yang berpola ini menentukan

interaksi dari subsistem, system, dan lingkungan. Pola perilaku menetapkan

hubungan system atau orang dengan benda- benda, peristiwa, dan situasi dalam

lingkungan. Pola-pola ini teratur, bertujuan dan dapat diprediksi yang

mempertahankan efesiensi sistem.

Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah mempertahankan,

memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku klien.

Jika sistem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan dengan tekanan

lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai kekuatan pengatur

eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau memandu kebutuhan

fungsi guna memulihkan kestabilan.


C. Teori aplikasi

Perawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan

pemecahan masalah didalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

Metode ini dilaksanakan dengan cara menggunakan proses keperawatan dalam

semua aspek keperawatan. Untuk dapat menerapkan proses keperawatan maka

perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan, tindakan diagnosa

keperawatan, memformulasi rencana, dan melaksanakan tindakan keperawatan

secara membuat evaluasi.

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan pengkajian

fisik dalam keperawatan pada dasarnya dapat diperoleh dengan jalan : inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik pada prinsipnya dikembangkan

berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada prinsipnya dikembangkan

berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan

pasien akibat adanya masalah kesehatan atau pengkajian fisik keperawatan harus

mencerminkan diagnosa klien yang meliputi fisik / bio - psiko - sosio dan spiritual

tindakan untuk mengafosinya.


BAB III

RISET APLIKASI TEORI JHONSON DALAM KEPERAWATAN

Perawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan

pemecahan masalah ( problem solving approach ) didalam memberikan asuhan

keperawatan kepada klien. Metode ini dilaksanakan dengan cara menggunakan

proses keperawatan dalam semua aspek keperawatan. Untuk dapat menerapkan

proses keperawatan maka perawat harus mempunyai pengetahuan dan

keterampilan, tindakan diagnosa keperawatan, memformulasi rencana, dan

melaksanakan tindakan keperawatan secara membuat evaluasi.

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan

pengkajian fisik dalam keperawatan pada dasarnya dapat diperoleh dengan jalan :

inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik pada prinsipnya

dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada prinsipnya

dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada respon yang

ditimbulkan pasien akibat adanya masalah kesehatan atau pengkajian fisik

keperawatan harus mencerminkan diagnosa klien yang meliputi fisik / bio - psiko

- sosio dan spiritual tindakan untuk mengafosinya.

Untuk mendeterminasi tujuan pengkajian fisik dari keperawatan kita harus

yakin bahwa data yang akan kita kumpulkan benar - benar kita butuhkan dan kita

mempunyai alternatif tindakan terhadap masalah yang muncul pada data tersebut.

Tetapi bila pegkajian fisik tersebut bertujuan hanya untuk bahan laporan kepada

tim medis yang lain (dokter) sebaiknya perawat menyerahkan bagian tersebut

pada tim medis tersebut


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan :

Ditinjau dari kebutuhan keperawatan maka ruang lingkup pengkajian fisik

keperawatan dapat dikembangkan berdasarkan keperawatan. Untuk menentukan

model yang dapat diterapkan di Indonesia, maka perlu diadakan suatu pengkajian

tentang masalah kesehatan di Indonesia, sistem pelayanan kesehatan, sosial

budaya peran perawat yang diharapkan.

Diharapkan dengan mempelajari dan memahami pengkajian keperawatan yang

optimal perawat dapat memberikan pelayanan secara profesional baik dalam

bentuk pemberian pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.


KASUS DEPRESI (SRI INDA MAYASARI)

Tuan caesar adalah seorang bapak berusia pertengah 30-an.ia datang

berkonsultasi ke psikiater atas anjuran dari salah seorang rekannya.saat datang

untuk pertama kalinya, terlihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak

bersemangat dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiantrik, suaranya

pelan,gerak-geriknya menimal, dan ia sering menanyakan ulang pertanyaan yg

ditanyakan oleh psikiater pemeriksa dan ia juga mengkonsumsi obat-obatan tuan

caesar menceritakan bahwa ia sudah merasa sedih berkempanjangan di mana

hampir tak ada satu hari pun ia merasa bahagia selama 1bulan terkhir dan

aktivitasnya terbatas didalam rumah saja.satu bulan lalu ternyata ia baru saja di

PHK dari pekerjaannya.

Rasa sedihnya membuat berat badannya turun 3-4kg karena hilangnya

nafsu makan dan semangat melakukan aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan dari kasus depresi yang dialami tuan caesar jika dikaitkan

dengan jhonson maka ia termasuk dalam point pertama yaitu ketergantungan

akibat di PHK dari pekerjaannya. Untuk mengatasi masalah depresi ini maka kita

harus jujur dengan perasaan sendiri, tidak menyalahkan diri sendiri.


KASUS KANKER PAYUDARA (RATNA RIA PALILING)

Riany seorang wanita 38tahun dengan karsinoma metastik kambuhan.

Riany awalnya didiagnosis dengan kanker payudara sisi kiri 8 tahun yang lalu dan

menjalani masectomi dengan ajuan kome terapi. Kanker tersebut menyerang

reseptor estrogen dan progesteron riany sekarang memiliki benjolan pada dadanya

dan mengalami metastasis sternal. Dari pemeriksaan patalogi spesimen baru

diketahui riani mengalami subtipe kanker yang sama dan human epidermal

growth factor receptor -2/ ncu receptornya positif

Pada diagnosis awal, riany menerima komi terapi ajuan selama 6 bulan

dengan cyclofosfamide, doxorubisin,dan fluorourasil. Dosis doxorubisin yang

digunakan adalah 300 mg.m2. riany mengalami muntah-muntah dan diopname

sekali untuk infeksi saluran kemih.

Apabila dikaitkan dengn teori jhonson kasus ini masuk dalam analisa

ingestif yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan,cara,dan banyaknya makan

dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.subsistem ingestif berhubungan

keperilakuan mengepung masukan dari makanan.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A.Aziz alimul.2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.

Gaffar,Ade jumadi. Pengantar Keperawatan Profesional

Morriner,Ann. Teori Ilmu Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai