DOSEN PEMBIMBING :
IBUK. Hj. Lili Dariani, SKM, M.Kes
DI BUAT OLEH :
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI
POLTEKES KEMENKES RI PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul ”PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN ANEMIA” tepat
waktu. Makalah ini guna memenuhi tugas Mk Gizi Kespro dari Dosen IBUK. Hj. Lili Dariani,
SKM, M.Kes. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Gizi Kespro.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. saya
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada
saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan
dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu
hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi
Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan
bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai
kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang
lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil
normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit
karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang
dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan
yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena
rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah
perilaku dan lain sebagainya (Depkes RI, 1998).
Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada
ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin
dan anak yang akan dilahirkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengaruh
1
gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi
ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari
prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia.
Kekurangan zat besi (anemia) dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR,
anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu
dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita
anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,
kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Untuk memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi
gizi yang baik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi
makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb, dan
pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian ?
C. Tujuan
2
1. Untuk mengetahui Pengertian anemia pada ibu hamil
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Sedangkan faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia adalah status gizi yang buruk
dengan defisiensi multivitamin, dimana hal ini masih banyak terjadi di negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia.
3. Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteroy lgluta micacid)
dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.
4. Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%
5. Anemia disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-
4
seldarah baru.
6. Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
daripada pembuatannya.
Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak disebabkan oleh
kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan vitamin B12. Pemberian makanan atau diet
pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak
mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.
Infeksi HIV
Perdarahan
Genetik
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal
(≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan
hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar
11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil
6
Zat Gizi Tidak Hamil Hamil
Energi (Kal) 1900 ± 285
Protein (g) 44 ± 12
Vitamin A (RE) 500 ± 200
Vitamin C (mg) 30 ± 10
Asam folat (mcg) 150 ± 50
Niasin (mg) 8,4 ± 1,3
Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2
Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2
Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3
Kalsium 600 ± 400
Fosfor 450 ± 200
Iodium 150 ± 25
Besi 25 ± 20
Zinc 15 ±5
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah, hati sapi, hati
ayam, bayam, brokoli, kacang-kacangan, kerang, ikan sarden, rumput laut, tahu, tempe.
Kebutuhan zat besi saat hamil adalah 30-60 mg/hari. Zat besi dari makanan hewani lebih
mudah diserap tubuh daripada makanan nabati.
Mengkonsumsi vitamin C karena dapat membantu penyerapan zat besi di usus. Makanan
yang dapat membantu penyerapan zat besi yaitu daun singkong, daun katuk, bayam, jeruk,
jambu, tomat.
Hindari mengkomsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti
teh, kopi, susu, obat-obatan. Sebaiknya beri jarak waktu mengkonsumsinya sekitar 2-4 jam.
Minum suplemen penambah zat besi dengan resep dokter.
Ibu mempunyai cadangan FE tidak mencukupi untuk masa hamil karena bertambahnya
volume darah & adanya kebutuhan janin. FE berfungsi untuk mencegah.
Adapun prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia yaitu :
8
1. makan bahan makanan sumber FE : hati, daging, kuning telur, udang, serealia,
kacang- kacangan & sayuran hijau
2. Bila sumber FE dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C
4. FE diinum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup cairan
atau jus jeruk
Waktu Menu
sarapan Nasi
Tumis Brokoli Wortel
Selingan pagi Pink smoothies
Siang Nasi
Beef Teriyaki
Sup Miso shiru
Selingan siang Green Smoohies
Malam Mie Bayam
BAB III
PENUTUP
9
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi
ibu dan janin. Pada ibu hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
postpartum. Bila terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan
prematur. Sedangkan faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia adalah status gizi yang
buruk dengan defisiensi multivitamin, dimana hal ini masih banyak terjadi di negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA