Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

DOSEN PEMBIMBING :
IBUK. Hj. Lili Dariani, SKM, M.Kes

DI BUAT OLEH :

RISKI SUKMA DEWI


214210414
TINGKAT-1B

JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI
POLTEKES KEMENKES RI PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul ”PRINSIP DIET IBU HAMIL DENGAN ANEMIA” tepat
waktu. Makalah ini guna memenuhi tugas Mk Gizi Kespro dari Dosen IBUK. Hj. Lili Dariani,
SKM, M.Kes. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Gizi Kespro.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. saya
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 09 april 2022

RISKI SUKMA DEWI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ................................................................................................................... 4
2.2. Penyebab Anemia ...................................................................................................... 5
2.3. Patofisiologi anemia pada ibu hamil .......................................................................... 5
3.4. Etilogi ......................................................................................................................... 6
3.5 Gejalak Klinis ............................................................................................................ 6
3.6 Derajat anemia ........................................................................................................... 6
3.7 Dampak anemia .......................................................................................................... 7
2.8 Pencegahan Anemia ................................................................................................... 8
2.9 Prinsip Anemia Pada Ibu Hamil ................................................................................. 8
2.10 Menu makanan anemia ................................................................................. 8

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada
saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan
dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu
hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi
Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan
bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai
kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang
lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil
normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit
karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang
dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan
yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.
Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena
rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah
perilaku dan lain sebagainya (Depkes RI, 1998).

Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada
ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin
dan anak yang akan dilahirkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengaruh
1
gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi
ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari
prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia.
Kekurangan zat besi (anemia) dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR,
anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu
dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita
anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,
kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Untuk memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi
gizi yang baik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi
makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb, dan
pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Pengertian ?

2. Bagaimana Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil ?

3. Bagaimana Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan ?

4. Bagaimana Etiologi Anemia Pada Kehamilan ?

5. Bagaimana Gejala Klinis ?

6. Bagaimana Derajat Anemia ?

7. Bagaimana Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan ?

8. Bagaimana pencegahan anemia ?

9. Bagaimana Prinsip Diet Pada Ibu Hamil Dengan Anemia ?

C. Tujuan

2
1. Untuk mengetahui Pengertian anemia pada ibu hamil

2. Untuk mengetahui Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

3. Untuk mengetahui Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan

4. Untuk mengetahui Etiologi Anemia Pada Kehamilan

5. Untuk mengetahui Gejala Klinis

6. Untuk mengetahui Derajat Anemia

7. Untuk mengetahui Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan

8. Untuk mengetahui Pencegahan Anemia

9. Untuk mengetahui Prinsip Diet Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

BAB II
3
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Ibu hamil dengan Anemia

Menurut WHO, anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar


hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan dan kurang dari 10 g/dl selama masa
post partum.Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan
bagi ibu dan janin. Pada ibu hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
postpartum. Bila terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan
prematur. Etiologi anemia dalam kehamilan sama seperti yang terjadi pada wanita yang tidak
hamil. Semua anemia yang terdapat pada wanita usia reproduktif dapat menjadi faktor
penyulit dalam kehamilan. Penyebabnya antara lain :
1. Makanan yang kurang bergizi.

2. Gangguan pencernaan dan malabsorpsi,

3. Kurangnya zat besi dalam makanan.

4. Kebutuhan zat besi yang meningkat.

Sedangkan faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia adalah status gizi yang buruk
dengan defisiensi multivitamin, dimana hal ini masih banyak terjadi di negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia.

Secara umum klasifikasi anemia dalam kehamilan dibagi menjadi :

1. Anemia Defisiensi Besi sebanyak 62,3%

2. Anemia Megalobalstik sebanyak 29%

3. Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteroy lgluta micacid)
dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.
4. Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%

5. Anemia disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-

4
seldarah baru.
6. Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
daripada pembuatannya.
Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak disebabkan oleh
kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan vitamin B12. Pemberian makanan atau diet
pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak
mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.

2.2 PENYEBAB ANEMIA PADA IBU HAMIL

 Kekurangan zat besi

 vitamin B12 atau asam folat

 Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal

 Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan

 Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)

 Infeksi HIV

 Kekurangan zat besi

 Perdarahan

 Genetik

 Kekurangan vitamin B12

 Kekurangan asam folat

 Pecahnya dinding sel darah merah Gangguan sumsum tulang

2.3 PATOFISIOLOGIS PADA KEHAMILAN

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan


sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume
5
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi
pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem
serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma
seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

2.4 ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:

a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.

b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

c. Kurangnya zat besi dalam makanan.

d. Kebutuhan zat besi meningkat.

e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

2.5 GEJALA KLINIS

Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi


sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang
menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit
dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuru muskular, lesu, lemah, lelah,
disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila
kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala- gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

2.6 DERAJAT ANEMIA

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal
(≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan
hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar
11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil
6
Zat Gizi Tidak Hamil Hamil
Energi (Kal) 1900 ± 285
Protein (g) 44 ± 12
Vitamin A (RE) 500 ± 200
Vitamin C (mg) 30 ± 10
Asam folat (mcg) 150 ± 50
Niasin (mg) 8,4 ± 1,3
Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2
Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2
Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3
Kalsium 600 ± 400
Fosfor 450 ± 200
Iodium 150 ± 25
Besi 25 ± 20
Zinc 15 ±5

2.7 DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILAN

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh


tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di
samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang
anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir
kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa
nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infek¬si dan stress kurang, produksi ASI
rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
7
perinatal, dan lain-lain).

2.8 PENCEGAHAN ANEMIA

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan


asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh
dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada
daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah
30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk
ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65
mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam
folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga
diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.

2.9 Prinsip Diet Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah, hati sapi, hati
ayam, bayam, brokoli, kacang-kacangan, kerang, ikan sarden, rumput laut, tahu, tempe.
Kebutuhan zat besi saat hamil adalah 30-60 mg/hari. Zat besi dari makanan hewani lebih
mudah diserap tubuh daripada makanan nabati.
Mengkonsumsi vitamin C karena dapat membantu penyerapan zat besi di usus. Makanan
yang dapat membantu penyerapan zat besi yaitu daun singkong, daun katuk, bayam, jeruk,
jambu, tomat.
Hindari mengkomsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti
teh, kopi, susu, obat-obatan. Sebaiknya beri jarak waktu mengkonsumsinya sekitar 2-4 jam.
Minum suplemen penambah zat besi dengan resep dokter.
Ibu mempunyai cadangan FE tidak mencukupi untuk masa hamil karena bertambahnya
volume darah & adanya kebutuhan janin. FE berfungsi untuk mencegah.
Adapun prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia yaitu :

8
1. makan bahan makanan sumber FE : hati, daging, kuning telur, udang, serealia,
kacang- kacangan & sayuran hijau
2. Bila sumber FE dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C

3. Penggunaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan

4. FE diinum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup cairan
atau jus jeruk

2.10 Menu Makanan Untuk Ibu Hamil Anemia.

Waktu Menu
sarapan Nasi
Tumis Brokoli Wortel
Selingan pagi Pink smoothies
Siang Nasi
Beef Teriyaki
Sup Miso shiru
Selingan siang Green Smoohies
Malam Mie Bayam

BAB III
PENUTUP

9
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi
ibu dan janin. Pada ibu hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
postpartum. Bila terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan
prematur. Sedangkan faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia adalah status gizi yang
buruk dengan defisiensi multivitamin, dimana hal ini masih banyak terjadi di negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman


Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Enargi Kronis. Jakarta.
 Depkes RI. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
 Jumirah, dkk. 1999. Anemia Ibu Hamil dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Serta Dampaknya pada Berat Bayi Lahir di Kecamatan Medan Tuntungan
Kotamadya Medan. Laporan Penelitian. Medan
 Kardjati, S. 1999. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.
 Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan.
PT Gramedia. Jakarta.
 Manik, R. 2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status Gizi
Ibu terhadap Kejadian BBLR, Studi Kasus di RSIA Sri Ratu Medan. Skripsi
Mahasiswa FKM USU. Medan.
 Sarimawar, D., dkk. 1991. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Anemia Kehamilan.
Buletin Penelitian Kesehatan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai